You are on page 1of 16

BAB VI

SPESIFIKASI TEKNIS

Keterangan :
Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan
dilelangkan, dengan ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merek / produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakannya produksi dalam negeri ;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional ;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan ;
4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan ;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk ;
8. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

A. UMUM
I.

LINGKUP PEKERJAAN
1.

Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah Pembuatan Sanimasir dan MCK di


Kampung Selangan

2.

Untuk pelaksanaan tersebut Pemborong hendaknya menyediakan:


-

Tenaga kerja, tenaga ahli yang memadai sepadan dengan jenis dan lingkup
pekerjaan.

3.

Bahan, alat kerja dan segala keperluan yang berhubungan dengan


pelaksanaan pembuatan pembangunan.
Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai ketentuan yang tertera dalam uraian kerja
dan syarat-syarat, gambar bestek dan detail, gambar konstruksi serta keputusan
Direksi.

II.

SITUASI
Bangunan Fisik Pembuatan Sanimasir dan MCK di Kampung Selangan seperti pada
Pasal 1.1

III.

KETENTUAN UMUM
1.

Air yang digunakan untuk adukan dan pekerjaan beton haruslah air yang bersih,
bebas dari bahan yang merusak atau campuran yang mempengaruhi daya lekat
semen. Apabila mutu air yang digunakan diragukan, maka direksi dapat meminta
pemeriksaan laboratorium atas beban biaya Pemborong.

Air yang digunakan untuk adukan dan pekerjaan beton haruslah air yang bersih,
bebas dari bahan yang merusak atau campuran yang mempengaruhi daya lekat
semen. Apabila mutu air yang digunakan diragukan, maka direksi dapat meminta
pemeriksaan laboratorium atas beban biaya Pemborong.
2.

Pasir yang dipakai harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik
organik maupun Lumpur, tanah, karang, garam dan lain-lainnya sesuai dengan
ketentuan Peraturan Beton Bertulang Indonesia Tahun 1971. Pasir laut sama
sekali tidak boleh dipergunakan, kecuali bila dicuci dengan air tawar sampai
bersih dari garam. Bahan pengisi harus disimpan ditempat yang bersih, yang
permukaannya keras agar tidak terjadi percampuran satu sama lain pengotoran.
Untuk pekerjaan beton, hanya pasir beton yang dapat digunakan adalah pasir
sungai yang bersih dari Lumpur dan kotoran, ukuran pasir 0,35 1,50 mm.

3.

Semen yang digunakan harus disetujui dan disyahkan yang berwenang dan
memenuhi ketentuan Peraturan Beton Bertulang Indonesia Tahun 1971.
Pengangkutan harus terhindar dari air / hujan bebas dari kelembaban. Semen
harus diletakan pada ketinggian 30 cm dari permukaan tanah / lantai,
penumpukan tidak boleh lebih dari 2 meter. Dalam pengirimannya yang baru
harus dipisahkan dengan yang lama, sehingga pemakaian semen sesuai dengan
urutan pengiriman.

4.

Baja Beton harus memenuhi tegangan tarik minimal 2400 kg/cm dan maksimal
3600 kg/cm. Besi beton dalam segala hal harus memenuhi ketentuan Peraturan
Beton Bertulang Indonesia Tahun 1971. Besi Beton harus bebas karat, minyak
kotoran, cat serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Dalam
pekerjaan konstruksi harus dipasang sedemikian rupa dan sebelum / sesudah
pengecoran tidak berubah tempat dari yang direncanakan semula. Besi beton
tidak boleh ditempatkan di tanah / udara terbuka dalam waktu yang lama.

B. TEKNIS
I.

PEKERJAAN PERSIAPAN
1.

Direksi Keet
1.1.

Pemborong diwajibkan menyediakan ruang / tempat kerja untuk para


staf Direksi yang bertugas sehubungan dengan pekerjaan di lapangan
dan biaya pembangunan menjadi tanggungan Pemborong.

1.2.

Pemborong diwajibkan menyediakan gudang / kantor pemborong


untuk menyimpan bahan / barang, dan kantor sebagai ruang kerja
untuk para petugas yang ditunjuk oleh pemborong. Ukuran ditentukan
sendiri sesuai kebutuhan, tetapi letaknya harus mendapat persetujuan
Direksi / Pemberi Tugas.

1.3.

Bangunan yang dimaksud dalam Pasal 2 bila selesai bangunannya,


penggunaan selanjutnya akan dibicarakan bersama Direksi.

2.

3.

4.

Mobilisasi / Demobilisasi
2.1.

Pemborong diwajibkan menyiapkan peralatan kerja yang diperlukan


untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna
dan efisien. Demikian pula pembangkit Listrik, air bersih untuk kerja,
perlindungan tertentu terhadap fasilitas umum, dan jalan sementara
bila diperlukan. Untuk peralatan kerja, setelah selesai kegiatan,
pemborong harus segera memindahkan keluar lokasi kegiatan.

2.2.

Pemborong berkewajiban menyiapkan segala sesuatu apabila terjadi


kecelakaan, kebakaran, menjaga kesehatan karyawan dan menjaga
kebersihan lingkungan. Penggunaan kegiatan dengan cara penjagaan,
penerangan malam, pemagaran sementara dan lain-lain.

2.3.

Pemborong diwajibkan menyiapkan Mobilisasi dan Demobilisasi


Peralatan kerja, tenaga kerja dan material untuk kerja. seluruh beban
biaya mobilisasi & demobilisasi di tanggung oleh Kontraktor.

Administrasi / Dokumentasi
3.1.

Pemborong diwajibkan menyiapkan Administrasi Kegiatan, membuat


Laporan Harian, laporan mingguan dan laporan bulanan. Pemborong
juga diwajibkan membuat dokumentasi seluruh kegiatan pekerjaan.

3.2.

Pemborong diwajibkan membuat laporan uji mutu (Quality Kontrol)


terhadap mutu dari material yang dianggap perlu oleh Direksi.

3.3.

Laporan Mutu material harus dari laboratorium instansi yang dianggap


memenuhi syarat oleh Direksi.

Pekerjaan Pembersihan Lapangan


4.1.

Sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan, terlebih dahulu


Pemborong membersihkan segala macam benda, tumbuhan, sisa-sisa
akar lain pada tempat yang sesuai rencana akan dibangun
bangunan/fasilitas dan lainnya yang bebas dari pengaruh kerusakan
terhadap konstruksi. Termasuk dalam pekerjaan sesuai petunjuk
Direksi. Jalan logistik tersebut harus disiapkan sebagai jalan
penghubung sebagaimana rencana.

4.2.

Bila dalam pelaksanaan pekerjaan dalam batas rencana, rencana


konstruksi jalan atau lainnya terdapat bangunan instalasi lainnya,
pemborong tidak diperkenankan membongkar / memindahkan tanpa
persetujuan dari Direksi.

4.4.

Semua benda seperti yang tercantum dalam pasal 4.1 harus


dikeluarkan dari lokasi kegiatan, tempat pembuangan yang telah
disetujui oleh Direksi.

Pengukuran
5.1.

Pemborong diwajibkan mempelajari seluruh gambar dan uraian syarat


teknis. Bila dalam rencana tersebut ada sesuatu perbedaan ukuran
diantara gambar, maka pemborong wajib melaporkan kepada Direksi
untuk mendapat keputusan. Pemborong tidak dibenarkan memperbaiki
sendiri perbedaan ukuran yang terdapat dalam perencanaan tersebut.

diantara gambar, maka pemborong wajib melaporkan kepada Direksi


untuk mendapat keputusan. Pemborong tidak dibenarkan memperbaiki
sendiri perbedaan ukuran yang terdapat dalam perencanaan tersebut.

IV.

5.2.

Pemborong bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan


menurut ketentuan peil-peil dan ukuran yang ditetapkan dalam gambar
kerja, rencana kerja dan syarat-syarat teknis.

5.3.

Sebelum melakukan pekerjaan, pemborong terlebih dahulu mengukur


kembali ketepatan peil-peil yang tercantum dalam gambar dan syaratsyarat teknis.

5.4.

Ketepatan dalam ukuran peil mutlak diperhatikan dan jika terjadi


kesalahan yang dilakukan oleh pemborong dan tidak dapat ditolerir
maka Direksi berhak memerintahkan untuk membongkar dan akibat
tersebut menjadi tanggungan pemborong.

5.5.

Pemasangan Bouplank sekeliling bangunan yang akan di kerjakan


dengan jarak 2 meter terhadap as bangunan. Bahan bouplank dari kayu
meranti merah 2/20 dan 5/7 dengan sisi atas diketam lurus / rata, patok
bouplank dipasang dengan jarak 2 meter terpasang kuat hingga tidak
mudah tergeser sampai selesai pelaksanaan bangunan.

5.6.

Semua ketepatan ukuran dan sudut siku-siku harus terjamin dan


diperhatikan
ketelitiannya
yang
sebenar-benarnya
dengan
menggunakan alat-alat Waterpass dan theodolite. Pengukuran sudut
siku-siku dengan prisma atau benang hanya diperkenankan untuk
bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Direksi.

5.7.

Tugu patokan dasar sementara telah dibuat yang terletak ditepi area
lahan kegiatan yang terbuat dari kayu ulin. Pada tugu tersebut telah
dicantumkan peil + 0.000.

5.8.

Kontraktor harus membuat lagi tugu patokan dasar letak dan tugu
patokan dasar ditentukan oleh Direksi, dan terbuat dari beton bertulang
dengan penampang ukuran 20x20 tertanam kuat sedalam 1 meter
kedalam tanah dengan bagian yang muncul diatas Permukaan tanah
secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya sebagai titik
ikat lokasi. pada Tugu tersebut harus dicantumkan peil elevasi + 0.000

5.9.

Kontraktor bertanggung jawab atas keutuhan tugu patokan dasar


tersebut beserta seluruh tanda-tandanya. Sampai ada perintah tertulis
dari Direksi untuk membongkarnya.

PEKERJAAN BETON
1.

Persyaratan dan Ketentuan :


Semua pekerjaan beton ini harus mengikuti persyaratan-persyaratan yang ada
dalam PBI - 1971 NI - 2 / SKSNI - T-15-1991-03 sebagai persyaratan minimum
yang harus ditaati oleh Kontraktor, sejauh tidak ditentukan lain dalam pasal ini.

2.

Batasan dan lingkup Pekerjaan.

Kontraktor harus melihat sendiri ke lokasi pekerjaan untuk mengetahui sifat-sifat,


jenis, lapisan dan volume tanah sebagai dasar dalam menyusun harga penawaran.

Kontrator harus menyediakan tenaga kerja yang cakap, material dan segala
macam peralatan bantu seperti mesin aduk, pengangkat, penggetar dan
perlengkapan lain yang diperlukan untuk proses pelaksanaan pekerjaan beton
bertulang dengan cepat dan aman.
Mutu beton yang digunakan adalah K-225, mutu baja tulangan untuk diameter >
13 mm digunakan U-32 (ulir) dipakai untuk konstruksi portal {balok, kolom dan
poor plat}. Sedang diameter < 13 mm digunakan U-24 (polos standar) digunakan
konstruksi plat atap, plat lantai, kolom praktis, sloof dan ring balok. lantai kerja
digunakan campuran 1 PC : 3 Psr : 5 Krl.
Lingkup Pekerjaan Beton meliputi :
a.
Foot Plat untuk semua type
b.
Kolom, Sloof untuk semua type;
c.
Balok untuk semua type
d.
Plat lantai
e.
Semua bagian yang ada digambar.
3.

4.

Keahlian dan Pertukangan


3.1.

Semua pekerjaan tersebut, baik persiapan awal, kelengkapan yang


diperlukan dan penyelesaiannya harus dilaksanakan oleh tenaga-tenaga
ahli, berpengalaman dan yang mengerti benar akan pekerjaannya.

3.2.

Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu kerja


sebanding dengan pekerjaan ahli / standard internasional.

Standard / Mutu dan peruntukkannya


a.
b.
c.

5.

Mutu Beton K-225 sesuai PBI 1971 NI-2


FC' = 25 MPA sesuai SKSNI T - 15 - 1991 - 03
Mutu Beton K-175 untuk beton praktis
Beton tidak bertulang untuk rabat dan lantai kerja

Bahan dan Syarat Bahan :


5.1.

Semen
a. Semen yang dipakai haruslah Portland Composite Cement (PCC)
suatu merk yang disyahkan / disetujui yang berwenang dan
memenuhi syarat sebagaimana diuraikan dalam PBI - 1971. Dalam
pekerjaan ini harus menggunakan Semen Type V
b. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus
diterima dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup
rapat.
c. Kantong-kantong semen yang rusak kelihatannya dan robek-robek,
tidak diperkenankan dipergunakan kecuali untuk pekerjaan bukan
beton.

d. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong tidak boleh


dipergunakan.
e. Semen harus disimpan didalam gudang yang mempunyai cukup
panas dan tidak kena air, diletakkan pada tempat yang ditinggikan
paling sedikit 30 cm dari lantai, tidak boleh ditumpuk dengan
ketinggian melampaui 2 meter, serta setiap pengiriman baru harus
dipisahkan dan diberi tanda dengan maksud agar pemakaian semen
dilakukan menurut urutan pengirimannya.

5.2.

Bahan Pengisi (Pasir dan Split / Koral)


a. Pasir laut sama sekali tidak diperkenankan untuk dipergunakan.
b. Pasir harus bersih, dan bebas dari segala macam kotoran baik
bahan organisme maupun lumpur, tanah, karang, garam dan
sebagainya sesuai dengan syarat PBI 1971
c. Bahan Pengisi harus disimpan ditempat yang keras permukannya,
bersih dan dicegah supaya tidak tercampur dengan bahan-bahan
lainnya.
d. Pasir beton yang dapat dipergunakan harus bersih, tidak
mengandung lumpur, bahan-bahan organis, senyawa-senyawa
kimia dan kotoran-kotoran lainnya yang dapat mempengaruhi
beton. Prosentase koral / beton split sesuai dengan PBI 1971.

5.3.

Air
Air untuk adukan merawat beton harus bersih atau terbebas dari bahanbahan yang merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi
rekat semen.

5.4.

Baja Tulangan
a. Kualitas besi beton yang dipergunakan ialah U-24. Untuk
Diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm memakai besi
beton U-32 merk pabrik Krakatau.
b. Dalam segala hal baja tulangan harus memenuhi persyaratan
sesuai dengan PB. 1971 NI-2/SKSNI T-15-1991-03.
c. Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dilakukan
dalam keadaan dingin, besi beton dipotong dan dibengkokkan
sesuai gambar rencana.
d. Besi beton yang sudah dipabrikasi tidak boleh dipabrikasi ulang
e. Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling
serta bahan lainnya yang mengurangi daya rekat.
f.

Besi beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan


selama pengecoran tidak berubah tempat.

g. Baja Tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan


tidak boleh disimpan diudara terbuka untuk jangka waktu yang
panjang.
h. Kawat beton digunakan untuk mengikat besi beton / tulangan,
ikatan antara lain tulangan harus kuat agar tidak mudah lepas,
selama pelaksanaan pengecoran.

Kawat beton digunakan untuk mengikat besi beton / tulangan,


ikatan antara lain tulangan harus kuat agar tidak mudah lepas,
selama pelaksanaan pengecoran.
6.

Cetakan Beton (Bekisting) :


6.1.

Bahan :
a. Cetakan untuk beton finishing halus harus terbuat dari papan.
Tebalnya tergantung dari kualitas dan jarak rangka penguat
cetakan tersebut. Cetakan untuk beton kasar harus dari papan
terentang atau jenis lainnya dengan seijin Konsultan Pengawas.

b. Papan bekisting harus baru, rata bersih dan tidak ada retak atau pecah.
6.2.

Konstruksi :
Cetakan harus dibuat dan disanggah sedemikian rupa hingga dapat
mencegah getaran yang merusak cetakan akibat tekanan adukan beton,
serta mempermudah pemadatan pengecoran tanpa merusak konstruksi.
Kayu yang digunakan untuk menunjang harus terdiri dari kayu
bermutu baik (doken, kayu 5/7. 5/10 dll)

6.3.

Apalagi system rangka penyangga dari baja, maka harus terpasang


sedemikian rupa sehingga pada waktu pengecoran tidak terjadi
lendutan dan pada waktu pembongkaran tidak menyebabkan
terangkatnya bekisting secara paksa.

6.4.

Konstruksi dari bekisting pada daerah sambungan harus cukup rapat,


kalau diperlukan memakai seal / sejenisnya, supaya air semen tidak
bocor dari bekisting.

6.5.

Kedudukan Bekisting harus diatur sedemikian rupa sehingga kuat


menahan / menyalurkan gaya-gaya dengan tidak menimbulkan
deformasi yang terlihat.
Pemasangan bekisting harus benar-benar lurus dan siku untuk itu harus
dicek dengan waterpass.

6.6.

7.

Percobaan Pendahuluan untuk Beton


7.1.

Kontraktor harus melakukan perencanaan campuran beton / mixed


design, dengan kriteria sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.

Tegangan Tekanan karakteristik 225 kg/cm2.


Proportion Defective 5%
Deviasi Standard S = 60 kg/cm2.
Jumlah semen minimum = 340 kg/m3.

7.2.

Bahan-bahan yang dipakai adalah bahan-bahan yang dipergunakan


sebagai bahan-bahan beton struktur tersebut.

7.3.

Kubus percobaan dibuat dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm. Dan dibuat


sebanyak 20 buah dengan pencampuran paling sedikit dalam 3 proses
pengadukan yang tidak bersamaan waktunya, maupun tempat
pengambilan bahannya.

7.4.

Masing-masing item pekerjaan beton bertulang harus dibuat sample


pengujian (untuk footplat, sloof, kolom dan balok).

8.

Pemeriksaan
8.1.

Selama masa pelaksanaan mutu beton harus diperiksa secara kontinu


yaitu hasil pemeriksaan benda uji.

8.2.

Untuk pengecoran yang melebihi 60 m , paling sedikit untuk setiap 5


m3 beton dibuat 1 (satu) benda uji.
Apabila sudah terkumpul sebanyak 20 buah benda uji, harus diperiksa
kekuatannya dilaboratorium sudah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.

8.3.

9.

10.

11.

8.4.

Apabila hasil pemeriksaan tersebut diatas masih meragukan maka akan


dilakukan pemeriksaan ulang setempat, dengan menggunakan "palu
beton" atau kalau perlu memakai "core drilling" untuk meyakinkan
penilaian terhadap kualitas beton hasil pemeriksaan tersebut.

8.5.

Apabila hasil pemeriksaan tersebut tidak memenuhi standard / syaratsyarat tersebut diatas,maka pekerjaan tersebut harus segera dibongkar.

Bahan Pembantu "Additive"


9.1.

Secara umum bahan-bahan "additive" tidak dibenarkan untuk dipakai.


Jika penggunaan Additive masih dianggap sangat perlu karena alasan
tertentu, maka untuk itu Kontraktor diharuskan memberitahukan secara
tertulis baik alasan maupun rencana penggunaannya.

9.2.

Bahan pembantu dapat digunakan oleh Kontraktor setelah disetujui


oleh Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas secara khusus dan tertulis.

9.3.

Penggunaan bahan pembantu, tidak boleh menjadi alasan untuk


mengurangi bahan PC (semen) yang seharusnya digunakan.

9.4.

Kontraktor harus memberikan bukti-bukti dan data-data lengkap


mengenai analisa fisik dan kimiawinya, serta bukti penggunaannya
yang telah lebih dari 5 tahun.

Beton Decking
10.1.

Beton decking / ganjal harus dibuat / disediakan / dicetak lebih dahulu


dengan adukan 1 PC : 3 Psr dicetak semacam "tahu" lengkap dengan
tali kawatnya, sesudahnya mengeras dan mengering direndam dalam
air.

10.2.

Ketebalan beton decking untuk kolom dan balok adalah 3 cm dipasang


3 buah untuk tiap 1 m2. Ketebalan beton decking untuk plat adalah 2
cm sebanyak 5 buah untu tiap 1 m2.

10.3.

Selain beton decking, juga harus dipasang ganjal-ganjal dari bahan


tulangan dua baris atau lebih diganjal dengan diameter tulangan, untuk
plat beton dengan tulangan rangkap (atas dan bawah) harus diganjal
dengan cakar ayam sebanyak 3 buah untuk tiap 1m2.

Adukan
Adukan beton yang dibuat setempat (site mixing). Adukan yang dibuat setempat
didalam site, harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut :

11.1.

Berdasarkan hasil mix Design yang menghasilkan mutu beton K-225


(sesuai dengan perencanaan), adukan beton dibuat dengan mengadakan
alat pengaduk mesin (batch mixer). Type kapasitas harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.

11.2.

Kecepatan pengaduk sesuai dengan rekomendasi dari pembuat mesin


tersebut.

11.3.

Jumlah Adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.

11.4.

12.

Lama pengadukan tidak kurang dari 5 menit sesudah semua bahan


berada dalam mesin pengaduk.

Pekerjaan Pengecoran Beton


12.1.

Proporsi semen, pasir dan kerikil adalah minimal, jadi tidak diijinkan
untuk dikurangi.

12.2.

Sebelum adukan beton dicor, kayu-kayu bekisting harus bersih dari


kotoran seperti serbuk gergaji, minyak, tanah dan lain-lain serta harus
diadakan tindakan-tindakan untuk menghindari berkumpulnya air
pembasah tersebut pada sisi bawah.

12.3.

Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian


utama dari pekerjaan, Kontraktor harus memberitahukan kepada
Konsultan Pengawas dan mendapat persetujuannya.
Jika tidak ada pemberitahuan yang semestinya atau persiapan
pengecoran tidak disetujui oleh Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas.
Maka semua resiko akan menjadi tanggungan Kontraktor.

12.4.

Pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk (beton


molen) sekurang-kurangnya 5 menit setelah semua bahan dimasukkan
kedalam drum pengaduk, adukan harus memperlihatkan susunan dan
warna yang merata / sama.

12.5.

Adukan beton harus sudah dicor dalam waktu 1 (satu) jam setelah
pengadukan dengan air dimulai. Bila adukan digerakkan secara terus
menerus jangka waktu ini dapat diperpanjang hingga 2 (dua) jam.

12.6.

Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan


tanpa henti dan tidak boleh terputus tanpa adanya persetujuan dari
Konsultan Pengawas. Tidak dibenarkan mengecor pada waktu hujan,
kecuali jika Kontraktor mengambil tindakan pencegahan kerusakan
yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas.

12.7.

Adukan harus dipadatkan dengan baik dan memakai alat penggetar


(vibrator) yang berfrekuensi dalam adukan paling sedikit 3.000 getaran
dalam 1 (satu) menit. Penggetaran harus dimulai pada waktu adukan
dimasukkan dan dilanjutkan dengan adukan berikutnya.

12.8.

Dalam permukaan yang vertikal, Vibrator harus dekat kecetakkan


tetapi tidak menyentuhnya tidak boleh menggetarkan pada 1 (satu)
bagian adukan lebih dari 20 detik.

12.9.

Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus tulangan ke


bagian-bagian yang sudah mengeras. Kecepatan menaruh adukan harus
disesuaikan dengan kapasitas vibrator.

12.10.

Adukan beton harus diangkat sedemikian rupa sehingga dapat dicegah


adanya pemisahan bagian-bagian dan tidak boleh dijatuhkan dari
ketinggian lebih dari 1,5 meter.

12.11.

Apabila ada pertemuan dengan beton yang sudah dicor, bidang


pertemuan harus disiram dengan air semen kental + calbond.

13.

Pemasangan Angker
Pada semua sambungan-sambungan tegak dari kolom beton dengan dinding.
Harus dipasang batang tulangan dari baja yang diameternya 8 mm panjang 50
cm. dibengkokkan ujung yang dimasukkan kedalam beton dan satunya lagi
panjangnya 35 cm dibiarkan menjorok untuk dimasukkan kedalam sambungan
dinding tembok.
Angker-angker ini harus ditempatkan dengan jarak 35 cm - 150 cm - 250 cm dan
seterusnya diukur dari atas sloof pondasi beton bertulang. Pemasangan angker
harus dilaksanakan sebelum kolom-kolom dicor, jadi angker tidak boleh dipasang
dengan cara membobok kolom yang sudah dicor.

14.

Lubang dan Balok Klos


Kontraktor harus menentukkan tempat dan memasang lubang-lubang dengan
kayu-kayu keras, untuk paku, untuk klos-klos angker dsb, yang diperlukan
ditempat pipa bersilang. Memasang rangka atau lain-lain pekerjaan kayu halus.
Alat-alat yang salah menempatkan harus disingkirkan jika memang diperintahkan
oleh Pemberi Tugas / konsultan Pengawas.

15.

Toleransi-toleransi

16.

17.

15.1

Toleransi pada beton cetakan kasar :


Toleransi pada besi beton cetakan kasar 1 cm

15.2

Toleransi pada beton cetakan Halus :


Toleransi pada beton cetakan halus 0,6 cm untuk posisi masing-masing
bagian.

Pipa - pipa
16.1.

Pipa listrik dan lain-lainnya serta bagian-bagiannya yang harus


tertanam didalam ataupun bersinggungan dengan beton harus dari
bahan yang tidak mudah rusak.

16.2.

Pipa dan bagian-bagiannya yang terbuat dari aluminium tidak boleh


tertanam dalam beton, kecuali bila ditutup dengan lapisan efektif
dapat mencegah reaksi kimia antar aluminium dengan baja.

16.3.

Pipa yang ditanam dalam beton tidak boleh mempunyai diameter yang
lebih besar dari pada 1/3 tebal beton tempat pipa tersebut tertanam.

16.4.

Pipa yang menembus beton harus mempunyai ukuran dan letak yang
tidak mengurangi kekuatan konstruksi.

Perlindungan Beton
Untuk melindungi beton dicor dari cahaya matahari angin dan hujan, sampai
beton mengeras dengan baik dan untuk mencegah pengeringan terlalu cepat harus
diambil tindakkan :
17.1.

Semua cetakan yang diisi adukan beton harus dibasahi terus menerus
sampai cetakan dibongkar.

17.2.

Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari


berturut-turut.

18.

19.

Pembongkaran Cetakan
18.1.

Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu kekuatan


kubus yang cukup untuk memikul 2 x beban sendiri. Bilamana akibat
pembongkaran cetakan pada bagian-bagian konstruksi akan bekerja
beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka cetakan
tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap berlangsung.

18.2.

Perlu ditekankan bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi


beton seluruhnya terletak pada Kontraktor dan mengenai
pembongkaran cetakan mengikuti PBI 1971 dalam pasal yang
bersangkutan.

18.3.

Kontraktor harus memberitahu Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas


bilamana ia (Kontraktor) bermaksud membongkar cetakan bagainbagian konstruksi yang utama dan meminta persetujuannya, tapi
dengan adanya persetujuan itu tidak berarti Kontraktor lepas dari
tanggung jawab.

Cacat Pada Beton


Meskipun pada pengujian kubus-kubus memuaskan Pemberi Tugas / Konsultan
Pengawas mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat
sebagai berikut :

V.

19.1
19.2

Konstruksi yang keropos


Konstruksi beton tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau
posisinya tidak sesuai dengan Gambar Rencana.

19.3
19.4

Konstruksi beton yang tidak lurus atau seperti yang direncanakan.


Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.

PEKERJAAN KAYU
UMUM
1.1.

Uraian
Spesifikasi ini meliputi persyaratan untuk pekerjaan kayu pada proyek-proyek yang
melibatkan pekerjaan konstruksi kayu.
Kayu yang dipakai harus kayu yang memiliki Surat Angkut Kayu Olahan (SAKO)
yang dikeluarkan oleh instasi terkait

1.2.

Perubahan Spesifikasi
Setiap perubahan material dan atau pekerjaan yang menyimpang dari spesifikasi
ini harus dengan persetujuan tertulis Direksi.

1.3.

Pengawasan Kwalitas
Kwalitas bahan yang disediakan, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dimonitor
dan diawasi sebagaimana dirinci dalam standard rujukan.

2.

BAHAN (MATERIAL)
2.1.

Kayu yang diterima untuk proyek ini adalah harus jenis kayu yang baik dan
memenuhi syarat, tidak pecah-pecah, bengkok, dan tidak banyak mata.

2.2.

Untuk pekerjaan konstruksi jembatan yang meliputi gelagar balok, kolom,


braching atau yang tidak ditentukan lain harus memakai kayu kwalitas terbaik
kelas I Kayu Ulin, dan sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.

2.3.

Bentuk dan Ukuran Kayu.


Bentuk dan ukuran kayu yang digunakan adalah yang sesuai dengan gambar rencana.
Kayu yang diterima oleh tim proyek sudah sampai di lokasi proyek atau tempat
yang ditentukan oleh Direksi.

2.4.

Pemeriksaan Kayu
a. Penerima kwalitas kayu di lapangan disesuaikan dengan ketentuan sebagai berikut :
Untuk kayu bentangan
- 1 s/d 99 batang diperiksa 100 %
- 100 s/d 999 batang diperiksa 100
batang (random)
- 1000 batang diperiksa minimum 10 %
b. Toleransi
Untuk pemeriksaaan kayu ini diberi toleransi sebagai berikut :
- 1 s/d 99 batang toleransi 0 % dari
jumlah batangan
- 100 s/d 999 batang toleransi 10 batang
- 1000 batang toleransi 3 % dari jumlah
batang

3.

2.5.

Kadar air
Pada waktu penyerahan di lapangan, kayu hanya boleh mengandung kadar air
maksimum 30 % untuk bahan kayu tebal lebih dari 7 cm, dan kadar air
maksimum 22 % untuk bahan kayu setebal kurang atau sama dengan 7 cm.

2.6.

Penyimpangan Ukuran
Ukuran kayu yang sudah diterima harus diteliti kembali, apabila terdapat
penyimpangan terhadap gambar rencana, maka Kontraktor harus membuat
gambar kerja untuk disetujui Direksi sebelum dikerjakan. Toleransi
penyimpangan bentuk dan ukuran penampang kayu maksimum sebesar 1 (satu)
centimeter dari bentuk dan ukuran penampang kayu yang tercantum dalam
gambar rencana.

2.7.

Penyimpanan Kayu
Dalam penyimpanan material kayu harus tersusun dengan rapi dan diberi alas,
untuk mencegah dari rayap. Kayu selalu terlindung dari sinar matahari dan hujan
yang menyebabkan kayu menjadi rusak.

PELAKSANAAN PEKERJAAN
A.

Pekerjaan Konstruksi Kayu


Seluruh pekerjaan konstruksi kayu harus sesuai dengan Peraturan Umum Bahan
Bangunan Indonesia (NI-3) dan Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (NI-5).

B.

Pekerjaan Tiang Kolom Kayu Ulin.


1. Seluruh konstruksi dipakai kayu ulin jenis kayu terbaik dan diserut halus rata,
sudutnya dibentuk agar supaya tidak runcing.
2. Bagian yang akan ditanam cor beton diberi anchor 16 mm.
3. Pekerjaan ini meliputi seluruh pen dan lubang untuk sambungan.

C.

Pekerjaan Kayu
1. Bagian ini meliputi pekerjaan rangka struktur kayu yang menggunakan kayu ulin.
2. Pada pekerjaan ini kayu harus diserut halus dan rata dengan serutan harus siku
sesuai dengan kebutuhan.

D.

Pekerjaan Sambungan
1. Pada sambungan rangka kayu harus baik dan diberi pelat pengaku tebal 10
mm, serta dibaut dengan mur 12 mm atau mengikuti petunjuk dari Direksi.
2. Pertemuan sambungan untuk ring balok harus tertumpu pada tiang kolom,
sambungan diberi pelat dan baut 10 mm.
3. Seluruh baut yang dipakai harus dicoating anti korosi/karat atau di galvanis

E.

Pengendalian Lapangan
Pengendalian lapangan dan pemeriksaan pekerjaan akan dilakukan setiap hari
selama pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin dipatuhinya persyaratan
spesifikasi ini, dengan mengacu khusus pada batas-batas toleransi, kondisi
lapangan pekerjaan dan penanganan.

F.

Pengukuran dan Pembayaran


- Pekerjaan kayu akan diukur pembayaran dalam meter persegi sebagai volume
normal pekerjaan terselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume teoritis
ditentukan yang disetujui bentuk dan panjangnya.
- Setiap bahan yang terpasang yang melebihi volume teoritis yang disetujui,
tidak boleh diukur atau dibayar.

G.

VI.

Dasar Pembayaran
Volume yang ditentukan sebagaimana tersebut diatas, akan dibayar sesuai dengan
harga kontrak persatuan pengukuran untuk item pembayaran yang ditentukan
dibawah ini, dan ditunjukan dalam daftar penawaran, yang mana harga dan
pembayaran tersebut akan merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
pemasangan semua bahan-bahan, untuk semua pekerjaan konstruksi tersebut dan
untuk semua biaya lainnya yang diperlukan atau yang bisa bagi penyelesaian
pekerjaan-pekerjaan yang diuraikan sebelumnya dalam spesifikasi ini.

PEKERJAAN PLUMBING/PERPIPAAN
I. U M U M
1.1.

Pekerjaan yang dimaksud disini adalah penyediaan bahan-bahan, tenaga


perabotan-perabotan yang perlu agar seluruh instalasi penyediaan dan
pembuangan air dapat dipasang, diuji dan siap untuk digunakan dengan kualitas
bahan dan kualitas pengerjaan/pemasangan yang terbaik, sesuai dengan gambargambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam perencanaan ini.

pembuangan air dapat dipasang, diuji dan siap untuk digunakan dengan kualitas
bahan dan kualitas pengerjaan/pemasangan yang terbaik, sesuai dengan gambargambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam perencanaan ini.

1.2

Lingkup pekerjaan ini meliputi :


- Sistem pipa dipasang sampai ke fixture-fixture, lengkap dengan sambungansambungan tikungan-tikungan dan perlengkapan-perlengkapan lain yang
diperlukan.
- Semua fixture yang direncanakan lengkap dengan perlengkapan lain yang
diperlukan.

1.3

Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus sesuai dengan peraturanperaturan yang berlaku mengenai plumbing.

1.4

Kontraktor harus mempelajari dan memahami gambar-gambar dan spesifikasispesifikasi perencanaan untuk pekerjaan Arsitektur, Struktur, Electrical, agar
dapat mengetahui hal-hal yang akan mengganggu/mempengaruhi pekerjaan
plumbing ini. Apabila timbul persoalan, kontraktor wajib mengajukan saran
penyelesaian paling lambat 1 minggu sebelum bagian pekerjaan itu seharusnya
dilaksanakan.

1.5

Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan-perencanaan ini merupakan satu


kesatuan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Apbila ada sesuatu bagian pekerjaan
atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan
baik, dan hanya dinyatakan dalam salah satunya gambar perencanaan atau
spesifikasi perencanaan saja, kontraktor harus tetap melaksanakan tanpa ada
biaya tambahan.

1.6

Kontraktor bertanggung jawab atas pengawasan yang ketat terhadap skedul atau
urutan pekerjaannya, sehingga tidak menggangu penyelesaian proyek ini secara
keseluruhan pada waktu yang ditetapkan.

1.7

Kontraktor harus menyediakan peralatan, alat-alat pengatur dan alat-alat


pengaman tambahan yang diwajibkan oleh ketentuan-ketentuan dan peraturanperaturan yang berlaku di Indonesia.

1.8

Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukan semua pipa,


fittings, katup-katup dan fixture secara terperinci. Semua bagian-bagian tersebut
diatas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifik harus
disediakan dan dipasang oleh kontraktor, apabila diperlukan agar instalasi ini
lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan pelaksanaan yang wajar
berlaku untuk pekerjaan plumbing pada umumnya dan memenuhi kepuasan
pemilik.

1.9

Setelah daftar tersebut diatas disetujui, dan sebelum melakukan pembelian atas
bahan-bahan dan alat-alat kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas daftar
yang lengkap dari peralatan-peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan
dalam instalasi ini, lengkap dengan brosur-brosur dan/atau gambar kerja dari
pabrik/perusahaan yang membuatnya.

1.10

Sesuatu bahan, peralatan atau fixtures yang akan digunakan dan tidak disebutkan
dalam spesifikasi ini hanya diperbolehkan apabila disetujui secara tertulis oleh
Pengawas dan biaya pengujian bahan/peralatan/fixtures tersebut (apabila diminta
oleh Direksi) ditanggung Kontraktor.

1.11

1.12

Apabila diperlukan pengujian atas bahan-bahan/perlatan/fixtures, harus


dilakukan oleh badan-badan atau lembaga-lembaga yang ditentukan oleh Direksi
dan dengan cara-cara standart tidak ada. Pengawas berhak menentukan prosedur
pengujiannya.
Kontraktor ini harus membuat dan menyerahkan gambar-gambar kerja yang
mendetail untuk bagian-bagian dari sistem pipa atau sistem distribusi lainnya
yang diterangkan dalam spesifikasi ini, yang secara nyata merupakan bagian yang
cukup komplek atau membutuhkan koordinasi yang ketat dengan bagian-bagian
pekerjaan lainnya dari penyelesaian proyek ini.

II. B A H A N
II.1

Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pemasangan fixture-fixture seperti yang


diperlihatkan dalam gambar atau disebutkan spesifikasinya oleh Direksi.

II.2

Bahan-bahan, peralatan-peralatan dan peralatan-peralatan tambahan yang


disediakan harus baru dan dapat diterima.
Fiting-fiting untuk PVC harus merupakan cetakan pabrik dengan bahan
penyambungan (perekat / lem PVC) seperti direkomendasikan oleh pabrik
pembuatnya.

II.3

II.4

Seluruh pipa fitting-fitting harus dari PVC Type AW Kualitas I

III. PENGUJIAN
III.1

Seluruh sistem pembuangan dan vent harus mempunyai lubang-lubang yang


dapat ditutup rapat sementara, sehingga seluruh sistem tersebut dapat diisi
dengan air sampai pipa tegak vent yang tertinggi.

III.2

Sistem ini harus mampu menahan air selama 30 menit dengan penurunan muka
air tidak lebih dari 4 inchi.

III.3

Apabila pemilik menganggap diperlukan pengujian lain, misalnya dengan udara


atau asap, pada sistem pembuangan ini kontraktor harus tetap melaksanakannya
tanpa menunjukan kebocoran sedikitpun.

III.4

Setelah "Roughing-in" diselesaikan dan sebelum perlengkapan sanitasi dipasang,


seluruh bagian jaringan ini harus diuji pada tekanan 1 2 kali tekanan kerja dalam
jaringan tersebut dan tanpa menunjukan kebocoran sedikitpun.

III.5

Apabila sesuatu bagian jaringan pipa akan tertutup dinding/lantai, atau


tersembunyi oleh bagian bangunan lainnya, maka bagian jaringan pipa tersebut
harus diuji secara terpisah dengan tekanan uji seperti untuk seluruh sistem,
dengan disaksikan oleh Direksi.

You might also like