You are on page 1of 5

1

Studi Transportasi Multimoda : Studi Kasus Pengiriman


Kopi Lampung Jawa Timur
Arryanda Maulani, Hamim Tafshil Shovi, Arrazi Rustam, Sandy Risda Pratama, Achmad Mustakim,
S.T. M.BA

Jurusan Transportasi Laut, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh


Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

Abstrak Pemilihan moda yang merupakan salah


satu model yang digunakan dalam suatu perencanaan
transportasi angkutan umum. Hal ini terjadi
dikarenakan peran kunci dalam upaya meningkatkan
perbaikan dan pelayanan dari moda transportasi yakni
ketepatan dalam pemilihan moda. Penelitian ini menitik
beratkan pada transportasi angkutan umum yang
mengangkut komoditi perkebunan yakni kopi yang
dikirim dari Lampung ke Jawa Timur antara moda
transportasi laut dan transportasi darat. Adapun moda
transportasi laut yang dimaksud adalah kapal general
cargo Caraka Jaya Niaga III-2 dengan kapasitas 3600
ton, sedangkan moda transportasi darat yang digunakan
adalah truk dengan kapasitas 15 ton/unit. Tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik
pengguna moda, menentukan faktor faktor yang
mempengaruhi pemilihan moda, memperoleh suatu
model pemilihan moda yang dapat menjelaskan
probabilitas pelaku perjalanan dalam memilih moda
serta untuk mengetahui sensitivitas model dari respon
individu pelaku perjalanan dalam menentukan pilihan
seandainya terjadi perubahan pada setiap atribut
perjalanan. Dalam pengerjaan tugas ini, jumlah truk
yang digunakan dalam moda transportasi darat maupun
laut sebanyak 10 unit dengan masing masing
mengangkut muatan maksimal yakni 15 ton. Adapun
rute yang digunakan untuk moda transportasi laut
yakni gudang kopi Bandar Lampung Pelabuhan
Panjang Pelabuhan Tanjung Perak PT. SJA,
sedangkan untuk moda transportasi darat yakni gudang
kopi Bandar Lampung Pelabuhan Bakauheni
Pelabuhan Merak Stasiun Merak Stasiun Sidotopo
PT. SJA. Adapun hasil dari pengerjaan tugas ini adalah
perbandingan dari unit cost tiap moda, yakni pada moda
transportasi darat unit cost yang dihasilkan sebesar Rp
273.747,28 / ton , sedangkan unit cost yang dihasilkan
dari moda transportasi laut sebesar Rp 388.803,- / ton.
PENDAHULUAN
Kopi merupakan komoditi perkebunan yang masuk
dalam kategori komoditi strategis di Indonesia. Indonesia

adalah produsen kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brazil


dan Vietnam dengan menyumbang sekitar 6% dari produksi
total kopi dunia, dan Indonesia merupakan pengekspor kopi
terbesar keempat dunia dengan pangsa pasar sekitar 11% di
dunia (Raharjo, 2013). Produksi kopi Indonesia telah
mencapai 600.000 ton pertahun dan lebih dari 80% berasal
dari perkebunan rakyat. Devisa yang diperoleh dari ekspor
kopi dapat mencapai US $ 824,02 juta (2009), dengan
melibatkan 1,97 juta KK yang menghidupi 5 juta jiwa
keluarga petani. (Dirjen Perkebunan, 2011).
Potensi ekonomi yang dimiliki tanaman kopi
membuat pemerintah sadar akan pentingnya komoditas
perkebunan tersebut. Pemerintah mulai menunjukkan
dukungannya terhadap komoditas perkebunan kopi sehingga
mulai terjadi peningkatan ekspor kopi di indonesia. Potensi
ekonomi yang dimiliki tanaman kopi membuat pemerintah
sadar akan pentingnya komoditas perkebunan tersebut.
Pemerintah mulai menunjukkan dukungannya
terhadap komoditas perkebunan kopi sehingga mulai terjadi
peningkatan ekspor kopi di indonesia. bahwa volume dan
nilai devisa ekspor kopi Indonesia mengalami fluktuasi.
Pada tahun 2001 volume ekspor kopi Indonesia menurun
menjadi 250.818 ton dari tahun sebelumnya 2000 sebanyak
340.887 ton. Hasil ekspor komoditas kopi yang cukup tinggi
terjadi tahun 2009 dengan volume 510.898 ton dengan
pendapatan devisa sebesar US $ 824,015. Nilai ekspor kopi
Indonesia berfluktuatif tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor tersebut diantaranya adalah harga kopi yang
fluktuatif di pasar dunia
Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra
produksi kopi di Indonesia yang memiliki potensi untuk
memajukan pembangunan ekonomi dengan meningkatkan
produktivitas kopi. Provinsi Lampung memiliki luas areal
yang besar dan produksi yang cukup tinggi untuk
perkebunan kopi sehingga kopi mempunyai prospek yang
baik untuk kedepannya dalam membantu perekonomian
Lampung.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Moda Transportasi
Moda transportasi merupakan istilah yang digunakan
untuk menyatakan alat angkut yang digunakan untuk

2
berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain. Moda
yang biasanya digunakan dalam transportasi dapat
dikelompokkan atas moda darat, moda laut dan moda udara.
Untuk moda darat masih bisa dikelompokkan lagi atas moda
jalan dan moda kereta api. Moda transportasi dibagi menjadi
3 diantaranya :
1. Moda Darat
Moda darat dapat menggunakan truk, kereta api dan
juga kendaraan lainnya yang disesuaikan dengan
jenis muatan dan jumlahmuatannya
2. Moda Laut
Moda laut yang digunakan adalah kapal laut
tergantung dengan jenis muatan dan juga jumlah
muatannya. Dengan muatan yang lebih banyak dan
jarak yang jauh, biaya yang dikeluarkan akan jah
lebih murah
3. Moda Udara
Moda udara yang digunakan adalah pesawat. Kargo
yang diangkut sedikit dan biaya tinggi dengan waktu
yang jauh lebih cepat dari 2 moda lainnya.
B. Transportasi Multimoda
Pengembangan pelayanan transportasi penumpang
dan barang dari pintu ke pintu diarahkan pada keterpaduan
jaringan pelayanan dan jaringan prasarana transportasi
antarmoda/multimoda yang efektif dan efisien dalam bentuk
interkoneksi pada simpul transportasi yang berfungsi
sebagai titik temu yang memfasilitasi alih moda yang dapat
disebut sebagai terminal antarmoda (intermodal terminal)
yang memberikan nilai tambah pada sektor lain (Buku Putih
Tentang ManajemenTransportasi, 2008).
Jaringan
pelayanan
transportasi
antarmoda/multimoda diwujudkan melalui keterpaduan
antar trayek/lintas/rute angkutan jalan, kereta api, sungai dan
danau, penyeberangan, laut dan udara, dengan
memperhatikan keunggulan moda berdasarkan kesesuaian
teknologi dan karakteristik wilayah layanan. Pengembangan
jaringan prasarana antarmoda untuk penumpang dan atau
barang, dilakukan dengan memperhatikan keunggulan
masing-masing moda transportasi, didasarkan pada konsep
pengkombinasian antara moda utama, moda pengumpan dan
moda lanjutan.
C. Penyelesaian Optimasi
Linier Programming

Transportasi

dengan

Optimasi adalah proses kolektif untuk mendapatkan


sekelompok keadaan yang diinginkan dalam mencapai suatu
hasil terbaik berdasarkan kondisi yang ada. Ada banyak
kasus optimasi model yang dibentuk dari sederetan data
seringkali tidak berharga. Hal ini terjadi karena data tidak
akurat atau asumsi yang yang diinginkan dalam mencapai
suatu hasil terbaik berdasarkan kondisi yang ada. Ada
banyak kasus optimasi model yang dibentuk dari sederetan
data seringkali tidak berharga. Hal ini terjadi karena data
tidak akurat atau asumsi yang digunakan dalam menyusun

model tidak tepat dan seringkali terlalu disederhanakan


(Fewidarto, 2000).
Hal-hal penting dalam optimasi menurut Fewidarto (2000)
adalah sebagai berikut:
a.) Tujuan
Suatu problema yang dikaji dengan analisis optimisasi
memiliki tujuan untuk memperbaiki sistem. Paling sedikit
ada satu solusi yang ingin diperoleh.
b.) Hubungan atau pengaruh
Karakteristik dari suatu problema memberi Gambaran
adanya suatu pengaruh yang saling berlawanan. Sebagai
contoh, suatu proses dapat dilakukan oleh sejumlah besar
karyawan dengan bayaran murah, namun sering dihasilkan
produk dengan kualitas lebih rendah dan sulit dikendalikan.
Dari contoh tersebut tampak adanya pengaruh atas
hubungan yang berlawanan antara bayaran (biaya) dengan
kualitas (penerimaan).
c.)Pembatas
Pembatas-pembatas ini akan mempengaruhi pengaruh atau
variabel dalam menghasilkan solusi yang terbaik.
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan
model yaitu dengan menggunakan program linier dan
program non linier. Metode program linier dapat digunakan
untuk merumuskan masalah dengan jelas dengan
menggunakan sejumlah informasi yang tersedia. Sesudah
masalah terumuskan dengan baik, maka langkah berikutnya
adalah menerjemahkan masalah ini ke dalam bentuk model
matematika (Siagian, 1987).
Metode transportasi adalah suatu teknik kuantitatif
yang digunakan untuk menentukan cara menyelenggarakan
transportasi dengan biaya seminimal mungkin. Persoalan
transportasi melibatkan pengangkutan barang dari berbagai
sumber dengan jumlah penawaran tetap ke tujuan tujuan
tertentu dengan jumlah permintaan yang tetap pula dengan
biaya serendah mungkin (Russel dan Taylor, 2003). Menurut
Dimyati (2003) menyatakan bahwa model transportasi
merupakan salah satu bentuk khusus atau variasi dari
program linier yang dikembangkan khusus
untuk
memecahkan
masalah-masalah
yang
berhubungan
dengan transportasi dan distribusi produk dari berbagai
sumber (titik suplai) ke berbagai tujuan (titik permintaan).
Ciri khusus dari suatu persoalan transportasi ini adalah :
Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan
tertentu.
Kuantitas
komoditas
atau
barang
yang
didistribusikan dari setiap sumber dan yang diminta
oleh setiap tujuan, besarnya tertentu.
Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu
sumber ke suatu tujuan besarnya sesuai dengan
permintaan dan atau kapasitas sumber.
Biaya pengangkutan komoditas dari suatu sumber
ke suatu tujuan, besarnya tertentu.
Persoalan transportasi merupakan persoalan linier
programming. Bahkan aplikasi dari teknik linier
programming pertama kali ialah dalam merumuskan

3
persoalan transportasi dan memecahkannya. Misalnya ada m
buah sumber (pemasok) dan n buah tujuan (permintaan).
Masing-masing sumber mempunyai kapasitas ai, dengan i =
1,2,...,m. Masing-masing tujuan membutuhkan komoditas
sebanyak bj, dengan j = 1,2,..., n. Dengan demikian, maka
formulasi program liniernya menurut Supranto (2005)
adalah sebagai berikut:
Meminimumkan
dimana Z = biaya total
Cij = biaya pengiriman per unit
Xij = jumlah satuan yang dikirim

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Fungsi kendala:

A. Kopi Lampung

n
Xij ai;i 1,2,..., m
j 1
n
Xij bj; j 1,2,..., n
i1
Dan Xij 0, untuk seluruh i dan j

METODOLOGI PENELITIAN

1. Pengumpulan Data
Pada penelitian ini dibutuhkan data-data yang menjadi
pendukung

untuk

pengerjaan

penelitian

Peneliti

menggunakan data sekunder sebagai perhitungan. Data


sekunder yang dibutuhkan sebagai berikut :
a. Daerah asal dan tujuan
b. Data demand kopi di PT. SJA
c. Karakteristik dari angkutan truk, kereta, dan kapal
2. Analisis dan Perhitungan
Ada beberapa analisis yang akan dilakukan untuk
menjawab tujuan dari penelitian. Berikut adalah gambaran
analisis dalam penelitian ini.

Kopi Lampung cukup pantas dikategorikan sebagai


salah satu kopi terbaik Indonesia karena keistimewaan
aroma dan rasanya yang khas. Jenis kopi yang
dibudidayakan oleh kebanyakan petani kopi di daerah
lampung adalah jenis Kopi Robusta. Sebagian besar
perkebunan kopi Lampung di dataran tinggi Lampung
merupakan perkebunan rakyat yang terpusat di daerah
Lampung Tengah, Lampung Barat dan daerah Tanggamus.
Kawasan perkebunan Lampung Barat merupakan
contoh perkebunan terbaik di Provinsi Lampung dalam hal
peningkatan produksi dan mutu kopi, daerah ini juga telah
menjadi lahan Perkebunan kopi percontohan bagi Provinsi
Lampung dan Nasional. Komoditas kopi telah menjadi mata
pencaharian bagi sebagian besar masyarakat tidak hanya
yang tinggal di Lampung Barat, melainkan hamper seluruh
Provinsi Lampung.
Dalam data Dinas Perdagangan Provinsi Lampung,
disebutkan bahwa ekspor biji kopi robusta daerah itu
menuju beberapa negara, terutama di kawasan Eropa dan
Asia.Negara itu antara lain Alzajair, Armenia, Belgia,
Bulgaria, Republik Ceko, Mesir, Georgia, Jerman, Yunani,
Hong Kong, India, Italia, Jepang, Malaysia, Maroko,
Portugal, Rusia, Singapura, Swiss, Inggris, Afrika Selatan,
Rumania, Iran, Amerika Serikat, dan Swedia.
Tabel 1. Luas areal dan produksi kopi robusta per
kabupaten/kota di Provinsi Lampung tahun 2012

4
Tabel 1. menunjukan bahwa Kabupaten Lampung Barat
merupakan sentra produksi kopi di Provinsi Lampung
dengan jumlah produksi kopi 61.215 ton. Hal ini
menunjukkan bahwa Provinsi Lampung mempunyai potensi
untuk mengembangkan agroindustri kopi karena didukung
dengan adanya ketersediaan bahan baku biji kopi. Cukup
melimpahnya sumberdaya domestik di wilayah ini didukung
dengan jaringan pemasaran yang luas diharapkan dapat
mempercepat pertumbuhan agribisnis kopi di Provinsi
Lampung.

Pasar Turi, dan moda truk dari stasiun Pasar Turi ke PT.
SJA.
Adapun data awal dari moda transportasi kereta
yakni sebagai berikut.

B. PT. Santos Jaya Abadi


PT Santos Jaya Abadi adalah perusahaan
multinasional yang memproduksi minuman yang tergabung
dalam Kapal Api Group. Perusahaan ini pertama kali
memulai usahanya dari rumah dan menghasilkan kopi bubuk
pada tahun 1927 di Jalan Panggung No 9, Surabaya. Karena
pesatnya pertumbuhan perusahaan serta dituntut fasilitas
produksi yang lebih besar, akhirnya pada 1979 pindah ke
Santos Jaya Abadi Gilang Jalan 159, Taman Sepanjang,
Sidoarjo. PT Santos Jaya Abadi mempunyai pengalaman
lebih dari tujuh puluh tahun dalam produksi kopi.
Perusahaan ini menempatkan profesionalisme di atas tanpa
mengabaikan budaya kekeluargaan.Kemajuan perusahaan
dari awal didirikan sampai saat ini adalah hasil dari tiga
generasi evolusi. Setiap generasi mempengaruhi dan
berkontribusi untuk peningkatan kinerja perusahaan yang
signifikan.

Gambar 1 Logo PT. Santos Jaya Abadi


Generasi pertama merupakan pengusaha yang mem
punyai gagasan memulai industri rumahan dalam bisnis
kopi. Semuanya dilakukan oleh keluarga, dari memproduksi
kopi untuk menjualnya ke pasar. Pada generasi kedua mulai
mengembangkan bisnis dengan membawa mesin modern
dan peralatan produksi. Selain itu, strategi pemasaran
dikembangkan melalui melakukan promosi produk dengan
menggunakan poster, spanduk, iklan, pasar dan media
elektronik. Dan terakhir pada generasi ketiga
membawa
perbaikan sebelumnya dan memimpin perubahan Menjadi
perusahaan kelas dunia. PT Santos Jaya Abadi Kapal Api
menghasilkan kopi dan minuman lain dengan merek ABC,
Good Day, Sublime, Kapten, Ya dan Ceremix sereal.

C. Perhitungan

Moda
Menggunakan Kereta

Transportasi

Darat

Dalam perhitungannya, digunakan tiga tahap


perhitungan karena rute transportasi yang digunakan dibagi
menjadi tiga bagian, antara lain; moda truk dari Lampung ke
Stasiun Merak, moda kereta dari Stasiun Merak ke Stasiun

Selain itu, diketahui data awal untuk moda truk dari Lamung
ke Stasiun Merak.

Adapun kapasitas truk yang digunakan maksimal


membawa mauatan sebesar 15 ton. Dari tabel di atas,
didapatkan roundtrip tiap truk yang digunakan sebanyak 18
dengan menggunakan 10 moda truk.

Adapun jarak tempuh sepanjang 248 km, sehingga


didapatkan waktu yang dibutuhkan untuk satu moda dalam
perjalanannya selama 16,52 jam atau 1,38 hari.

D. Perhitungan Moda Transportasi Darat Menggunakan


Truk
E. Perhitungan Moda Trnasportasi Laut Menggunakan
Kapal
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA

You might also like