Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
membanjirnya buku-buku baru produk mereka di pasar. Ada yang cukup menyita
http://www.depag.go.id/index.php?a=artikel&id2=pendudukagama
Dalam kasus Islam dan masyarakat muslim Indonesia, dalam dua dekade
terakhir, penerbitan Islam di Indonesia begitu pesat pertumbuhannya.3 Fenomena
buku-buku Islam sangat terkait dengan beberapa faktor. Pertama, tingkat
pendidikan semakin maju, masyarakat semakin sadar kebutuhannya akan ilmu di
era informasi kini. Kedua, kondisi masyarakat Islam Indonesia yang semakin
meningkat dalam hal kesadaran beragama. Hal ini dikarenakan orang Indonesia
ingin menemukan akar budayanya, yaitu Islam. Sejak dulu mereka beragama
Islam tetapi belum sempat mendalaminya.4 Kegairahan baru masyarakat terhadap
agama yang dimanifestasikan terhadap buku-buku keagamaan sebenarnya bukan
merupakan persoalan baru. Bahkan, fenomena ini tidak hanya terjadi pada
kalangan Muslim, tetapi sudah menjadi gejala umum. Tahun 1974, misalnya,
Alvin Toffler menerbitkan buku yang menjelaskan kegairahan baru orang
Amerika terhadap agama, dengan munculnya lebih dari 1.000 paguyuban kultuskultus.5 Memang tidak dimungkiri bahwa kemunculan penerbit Islam turut
memperkaya khazanah intelektualitas khalayak Muslim di negeri ini. Sejarah
kemunculan dan keberadaan penerbitan literatur Islam di negeri ini membuktikan
semua itu. Di Indonesia, perkembangan literatur Islam mulai dirasakan sejak
2
Buku-buku Keislaman yang Fenomenal. Dialog Jumat dalam Republika,17 Maret 2006
3
Watson, CW, Islamic Books and Their Publishers: Notes On The Contemporary Indonesian Scene, dalam Journal of
Islamic Studies 16:2, 2005, p. 177
4
Prof. DR. Komaruddin Hidayat dalam wawancara yang dimuat dalam Dialog Jumat (tabloid Republika), 17 Maret 2006
5
Haidar Bagir (Direktur Utama Penerbit Mizan) dalam wawancara yang dimuat di Buku, Islam, Kekayaan dan
Keragaman Wacana Intelektual. http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0311/15/pustaka/688310.htm tanggal akses 13
Juli 2008
tahun 1970-an. Terkait dengan hal ini, Nurcholish Madjid memandangnya sebagai
salah satu konsekuensi dari fenomena lahirnya kaum terpelajar (sarjana) dari
kalangan Muslim santri.6
Di Indonesia sendiri, selain munculnya kalangan intelektual santri yang
memacu pertumbuhan buku-buku bertemakan Islam, terdapat pula kebutuhan
yang dirasakan oleh masyarakat kelas menengah akan makanan rohani. Dari sisi
ekonomi, bisa jadi kalangan ini sudah mampu mencapai kemakmuran. Namun,
kebahagiaan tampaknya belum melekat sepenuhnya. Kalangan demikian
tampaknya mengalami gejala kekosongan spiritual, seperti yang dialami
masyarakat negara maju. Ini menjadi salah satu penyebab, yang menurut Haidar
Bagir, untuk menjelaskan bahwa konsumen terbesar buku-buku terbitan Mizan
berasal dari kalangan menengah yang mengalami kegairahan baru terhadap
agama.
Kondisi penerbitan di Indonesia memang banyak diwarnai oleh penerbitan
yang bernuansa keagamaan terutama agama Islam. Berdasarkan data yang
diperoleh dari IKAPI diketahui bahwa hingga tahun 2008 jumlah anggota IKAPI
adalah 691 penerbit. Dari jumlah tersebut 137 penerbit di antaranya adalah
penerbit yang terbitan utamanya adalah buku-buku keagamaan. Penerbit buku
agama (umum) berjumlah 36 penerbit, penerbit buku agama Islam berjumlah 86,
penerbit buku agama Kristen/Katolik berjumlah 11, dan penerbit buku agama
Hindu/Budha berjumlah 4 penerbit.
http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0311/15/pustaka/688310.htm
7
Sumber ini diperoleh dari keterangan Iwan Setiawan, Wakil Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) DKI Jakarta, dalam
www.republika.co.id
ini karena peredaran buku secara bebas melalui perpustakaan, otomatis akan
mempertinggi penjualan buku, karena bertambahnya jumlah pembaca baru yang
akan dikembangkan oleh perpustakaan. (Smith, 1985)
Begitupula dengan adanya peningkatan penerbitan buku-buku Islam
selama 25 tahun belakangan ini, tentu saja memperkaya khazanah intelektual
muslim khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Kekayaan tersebut
tentu harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan secara khusus adalah umat Islam Indonesia. Oleh karena
itu khazanah intelektual tersebut juga harus terpelihara dan dilestarikan
keberadaannya, dan informasi tentangnya juga harus disebarluaskan bagi seluruh
masyarakat. Upaya pelestarian dan penyebarluasan khazanah tersebut salah
satunya adalah melalui pengawasan bibliografi (bibliographic control).8
Siti Maryam dalam Tesis Sikap penerbit buku Islam di Jakarta terhadap UU No.4 tahun 1990 dan hubungannya dengan
pengawasan bibliografi buku-buku Islam di Indonesia, Program Pasca Sarjana FIB UI, 2007
Pada tingkat nasional lembaga yang paling bertanggung jawab dalam hal
pengawasan bibliografi adalah Perpustakaan Nasional. Dalam melaksanakan
tugasnya Perpustakaan Nasional didukung oleh Undang-undang RI. No. 4 Tahun
1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. Melalui undangundang tersebut setiap penerbit diwajibkan menyerahkan dua kopi dari setiap
bahan (buku) yang diterbitkannya ke Perpustakaan Nasional sebagai koleksi
nasional.
Pelaksanaan
undang-undang
tersebut
diatur
dengan
Peraturan
Ada beberapa pendekatan atau sudut pandang yang akan digunakan dalam
skripsi ini. Pertama, perkembangan dan tumbuhnya banyak publikasi dan buku
Islam adalah fenomena baru yang tampak sebagai fakta, tetapi kita tidak dapat
menjelaskan hal itu tanpa mengetahui awal mula dan perkembangan kemunculan
fenomena itu. Di sini dibutuhkan pendekatan sejarah, dalam arti perlu melihat
bagaimana sejarah perkembangan buku Islam di Indonesia, dari awal mula
pertumbuhan.
Kedua,
belum
adanya
penghitungan
secara
kuantitatif
perkembangan buku-buku Islam, dilihat dari jumlah judul buku Islam yang
diterbitkan, jenis terbitan terjemahan atau asli karangan pengarang Indonesia,
Islam
10