You are on page 1of 15

MYELORADICULOPATHY & PSYCHOGENIC PAIN

Mr Setiawan, 30 th
- Back pain radiating to inguinal fold 6 bln lalu. Nyeri semakin parah jika berjalan, duduk /berbaring.
-

Semakin parah jika batuk, bersin & defekasi.


Kaki kanan melemah 4 bln lalu & harus diseret ketika berjalan.
Kaki kiri melemah sejak 2 bln lalu.
Sulit berjalan 1 bln yg lalu & perlu bantuan.
Sulit buang air kecil & besar 1 minggu yang lalu
Past History
Tidak ada trauma dan TB paru serta adanya penurunan BB (3kg dlm 4 bln)
Neurological Exam
Motor strength

: upper 5 5 lower 2 3

Muscle tone : flaccid


Sensory system

: Hypesthesia dari dermatome L1-L2 dan ke bawah

Physiological reflex : BTR +/+, patellar reflex /, achiles reflex /


Pathological reflex : babinski +/+
Anal reflex

: /

Sadle anesthesia

:+

Cremasteric reflex: /
Lumbar MRI
Tumor extramedular, intradural menekan radix darn spinalis, isiointense to the cord, surrounded
by low signal CSF.
Tumor dikirim ke PA Departement, hasil Konklusi : neurinoma type A
Setelah operasi dan rehabilitasi, pasien membaik & 1,5 bln kemudian pasien mendapat kenaikan
pangkat dan membuat stress pasien. 2 bln kemudian, nyeri punggung kembali terasa & semakin
memburuk. Pasien melakukan konsultasi dengan depatremen Psychiatry.
Mental Status Exam
Appearance : anxious
Emotion

: distress

Psychiatric Diagnosis (Multi Axial)


AI

: Psychogenic pain

AII

:-

AIII

: myeloradiculopathy e.c Neurinoma type A

AIV

: stressful job

AV

: 70-80

Management
Cognitive behaviour therapy & Lorazepam 0,5 mg 1-0-0

MEDULLA SPINALIS
Medulla spinalis berawal dari foramen magnum hingga vertebra setinggi L12, dan dilanjutkan hingga conus medullaris &
fillum terminale. Dimana terdapat 2 buah pembesaran, yaitu:
1 Pembesaran cervical (pada MS segmen C4 T1)
2 Pembesaran lumbosacral (pada MS segmen T11 S1)
Spinal cord dilindungi oleh vertebra, meninges dan csf.
Panjang spinal cod orang dewasa 42-45 cm (16-18 inci)
Diameter sekitar 2cm (0,75 inci) di bagian mid thoracic.
3
VASKULARISASI MEDULLA SPINALIS
Arteri pada medulla spinalis berjalan dari brainstem hingga conus medullaris.
1 A.Spinalis anterior (penyatuan cabang dari A.Vertebralis)
2 Sepasang A.Spinalis posterior (cabang dari A.Vertebralis atau A.Cerebellaris posteroinferior)
3 A.Medullaris segmental anterior et posterior (memberikan suplai darah pada daerah yang paling banyak membutuhkan
4

darah, yaitu pada pembesaran cervical & lumbosacral)


A.Medullaris segmental anterior magna / Adamkiewicz (65% terletak pada sisi kiri medulla spinalis, memvaskularisasi

pembesaran lumbosacral & 2/3 bagian medulla spinalis)


A.Radicularis anterior et posterior (memvaskularisasi radix anterior et posterior nervus spinalis)

Vena medulla spinalis,


1 3 buah V.Spinalis anterior
2 3 buah V.Spinalis posterior
3 V.Medullaris anterior et posterior & V.Radicularis
4 Semua vena akan bermuara pada plexus venosus vertebra interna (pada spasium spinal epidural), kemudian mengalir hingga
sinus venosus duralis. Selain itu plexus venosus vertebra interna juga memiliki hubungan dengan plexus venosus vertebra
externa.
SPINAL NERVE
Berkembang dari serangkaian akar saraf yang berkumpul lateral sebagian akaar dorsal, terdiri atas akar sensorik (dorsal) dan akar
motorik (ventral) yang membentuk saraf spinal.
o
o

Akar sensorik muncul pada bagian korda bagian posterolateral


Akar motorik muncul pada bagian korda anterolateral

Terdapat 31 pasang saraf spinal berawal dari korda menuju radiks dorsal dan radiks ventral.
Saraf spinal dinamakan menurut daerah columna vertebralis:

8 cervical
12 thoracic
5 lumbar
1 cocygea

Radiks anterior -> terdiri atas berkas berkas serabut saraf (neurofibra) yang membawa impuls saraf keluar dari ssp disebut
serabut eferen yang akan menuju otot rangka dan menimbulkan kontraksi merupakan serabut motorik
Radiks posterior -> terdiri dari berkas berkas serabut saraf yaitu serabut aferen yang membawa impuls saraf menuju ssp yang
fungsinya menghantarkan informasi seperti sensasi raba, nyeri, suhu, dan getar. Merupakan serabut sensorik.
Saraf spinal keluar melalui foramen intervertebralis dan terbagi empat cabang utama:
1.
2.
3.
4.

Cabang meningeal, memasuki kanal vertebra; meningens, pembuluh darah korda, ligament intervetebra dan vetebra.
Cabang posterior mensuplai otot dan kulit di daerah punggung.
Cabang anterior mensuplai otot dan kulit bagian depan, sisi tubuh dan ekstremitas.
Cabang viscera mensuplai serat serat sistem saraf otonom.

Kemudian cabang cabang ini bertemu kembali untuk membentuk kompleks jaringan saraf yang disebut pleksus.
3 pleksus utama:
1.
2.

Pleksus servikalis: mensuplai otot dan kulit leher dan bercabang membentuk saraf phrenik yang menginervasi diafragma
Pleksus brakhial: mempersarafi anggota depan, mensuplai otot dan kulit bahu, aksila, lengan tangan, tangan kemudian

3.

bercabang membentuk saraf ulnar, median dan aksila.


Pleksus lumbo sakral: mempersarafi anggota belakang/tungkai bawah, mensuplai impuls sensorik dan motorik ke otot
dan kulit perineum , regio gluteal, paha dan kaki.

VERTEBRA

Vertebrae terbagi menjadi 5 region, yaitu:


-7 cervical
-12 thoracic
-5 lumbar
-5 sacral
-4 coccygeal

Secara umum struktur pembentuk dari vertebrae sama tiap regionnya walaupun berbeda dari ukuran
dan karakteristik setiap region yang terdiri dari vertebral body, vertebral arch, dan processes.
Cervical vertebrae
Cervical vertebrae terletak diantara cranium dan thoracic vertebrae. Dari struktur pembentuk cervical
vertebra, vertebrae C1 dan C2 memiliki karekteristik yang berbeda dengan vertebrae C3-C7.
Vertebrae C1 dinamakan atlas, C1 ini tidak mempunyai body ataupun spinous process. Bentuk dari
altas ini seperti ring-shaped ini membuat atlas dapat menyokong cranium yang berbentuk bulat.
Vertebrae C2 dinamakan axis, axis ini merupakan cervical vertebrae yang paling kuat, karena dia ini
berfungsi untuk menahan beban atau berat dari cranium.
Vertebrae C3-C7 memiliki struktur yang hampir sama
DERMATOME
Dermatome ini berasal dari posterior rami. Dimana setiap sarafnya akan menginnervasi satu bagian
spesifik dari kulit. Dermatome ini berfungsi untuk melihat adanya lesi pada posterior root atau spinal
nerve.
SPINAL CORD

White Matter
- Mengandung bundle dari neuron yang mempunyai axon bermyelin
- Mengandung primarily oligodendrosit
- Mempunyai regio : anterior white column,lateral white column dan posterior white column yang
pada setiap columnnya terdapat distinct bundle of axon

Gray Matter
- Mengandung abundant astrosyte dan large neuronal cell bodies
- Mempunyai region :
a.Posterior gray horn (cell bodies dan axon)
b.Anterior gray horn (somatic motor nuclei)
c.Lateral gray horn (autonomic motor nuclei)

Nerve fiber

- Terdapat axon yang dilapisi schwann cell (neurolemmocyte)


- Sheath (pelapis) ada yang bermyelin dan ada yang tidak (tergantung myelinnya)
- Axon dengan diameter kecil : unmyelinated nerve fiber
- Axon dengan diameter besar : myelinated nerve fiber
-

Myelinated

nerve

fiber

membentuk nodus ranvier

membentuk

nodus

ranvier,sedangkan

untuk

unmyelinated

tidak

Connective Tissue

- Lapisan paling dalam (membungkus axon yang bermyelin atau tidak) dinamakan endoneurium
berisi loose connective tissue dengan collagen tipe IV,laminin dan protein yang diproduksi sel
schwann
- Lapisan tengah yaitu connective tissue lebih tipis (membungkus 1 bundle fasciculus) dan disebut
perineurium dan berisi axon dan sel schwann.
- Lapisan paling luar (menyatukan 1 fasciculus dengan fasciculus lain) yang disebut epineurium yang
berisi irregular fibrous coat

FISIOLOGI
Pain
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang telah terjadi atau
yang akan terjadi atau yang digambarkan dengan kata-kata kerusakan jaringan.
1)
Berdasar Lokasi: Skin Pain, Deep Pain (Visceral & Skeletomuscular), Reffered Pain
2)
Berdasar Kecepatan :
a.
Fast Pain : 0,1 detik setelah stimulus , dibawa oleh myelinated fiber type A-
b.
Slow Pain : 1 detik/lebih setelah stimulus, dibawa oleh unmyelinated fiber type C
Reseptor untuk rasa nyeri adalah free nerve endings, tersebar di seluruh permukaan jaringan kulit dan
bisa juga di organ dalam seperti periosteum, dinding arteri, permukaan sendi dan seluruh organ dalam
lainnya.
Nyeri dapat distimulus dengan 3 cara, yaitu : Mechanical, Thermal (<10 0 C dan > 450 C), Chemical
(bradykinin, serotonin, histamine, potassium, asam laktat, acetylcholine dan enzim proteolitic)

Pathway Nyeri
Neospinothalamic Tract
M
e

tract untuk transmisi nyeri cepat terutama untuk


stimulus mekanis dan panas yang akut. Ketika
stimulus muncul, akan dikonduksikan masuk ke tract of lissauer pada posterior gray horn dari spinal
cord. Selanjutnya 1st order neuron akan bersinap dengan 2nd order neuron di area lamina marginalis.
Kemudian akan menyilang dan masuk ke anterolateral column lalu akan naik ke batang otak. Di
seluruh batang otak, stimulus akan disebarkan ke seluruh bagian batang otak dikenal juga dengan
reticular formation. DIlanjutkan ke area thalamus tepatnya di ventrobasal complex dan masuk ke
somatosensory area di cortex. Untuk pathway ini menggunakan serabut A. Neurotransmiter yang
digunakan adalah glutamat.
Paleospinothalamic Tract
Merupakan transmisi sinyal untuk jenis stimulasi lambat. Biasanya menggunakan serabut C. 1 st
order neuron akan bersinaps dengan 2 nd order neuron di laminae II dan III di posterior horn gray mater.
Area iin dikenal juga dengan nama substansia gelatinosa. Biasanya akan bersinaps lagi dengan neuron
pendek di lamina V. Kemudian akan menyilang dan
masuk ke anterolateral column. Sinyal akan berakhir
di tiga area utama, yaitu (1) di reticular nuclei di
medula, pons dan mesensephalon, (2) area tectal di
mesenchepalon atau (3) periaqueductal gray region
mengelilingi

aqueduct

of

Sylvius.

Pathway

ini

menggunakan neurotransmiter substansi P untuk aksi


lambatnya,

sedangkan

menggunakan glutamat.

untuk

aksi

cepat

akan

SOMATIC SENSORY PATHWAY


Somatic Sensory Pathway menyampaikan informasi reseptor sensorik somatic ke daerah
primary somatosensory di cerebral cortex dan ke cerebellum. Pathway menuju ke cerebral cortex terdiri
dari ribuan set dari tiga neuron, yaitu :
1. First-Order Neurons : impuls dari reseptor somatic ke otak atau spinal cord. Impuls dari wajah,
gigi dan mata sampai ke batang otak melalui cranial nerves. Sedangkan yang dari leher, dada, kaki
dan tangan, impuls sampai ke batang otak melalui spinal nerves.
2. Second-Order Neurons : impuls dari batang otak dan spinal cord ke thalamus. Kemudian axon
tersebut menyilang yang disebut juga Decussate, pada batang otak atau spinal cord sebelum ventral
posterior nucleus di thalamus.
3. Third-Order Neurons : impuls dari thalamus ke area primary somatosensoris pada cortex. Sensory
somatic memasuki spinal cord kemudian naik ke cerebral cortex melalui dua pathway yaitu :
a. Posterior Coloumn-Medial Leminiscus Pathway
Dinamakan PCML karena ada dua white-matter tract yang menghantarkan impulsnya, posterior
coloumn pada spinal cord dan medial leminiscus pada batang otak.
First-Order Neuron menyampaikan impuls dari reseptor sensorik di dada dan limb ke spinal cord
dan kemudian meneruskannya ke medulla oblongata di sisi yang sama pada tubuh. Cell bodies
pada First-Order Neuron ini terletak pada posterior (dorsal) akar ganglia pada spinal nerves. Di
spinal cord, akson-aksonnya membentuk posterior (dorsal) column, yang mengandung Gracile
Fasciculus dan Cuneate Fasciculus. Terminal akson bersinaps dengan Second-Order Neuron yang
memiliki cell bodies yang terletak di Gracile nucleus atau Cuneate nucleus pada medulla. Impulas
dari leher, upper limb dan upper trunk disebarkan melalui axon di Cuneate Fasciculus dan sampai
di Cuneate Nucleus. Sebagian besar akson sensory mengangkut impuls dari wajah.
Akson pada Second-Order Neuron menyilang di medulla dan memasuki medial leminiscus tract
yang sangat tipis yang menyerupai pita yang memanjang dari medulla ke ventral posterior
nucleus di thalamus. Terminal akson pada Second-Order neuron bersinaps dengan Third-Order
Neuron yang meneruskan impuls ke somatosensory area di cerebral cortex.
Impuls

dikonduksi

sepanjang

Posterior

Coloumn-Medial

Leminiscus

Pathway

memberikan

beberapa sensasi, yaitu :


a. Fine touch adalah kemampuan untuk mengenal informasi spesifik pada sensasi menyentu
seperti mengetahui di bagian tubuh mana yang di sentuh serta bentuk, ukuran dan teksturnya.
b. Stereognosis adalah kemampuan untuk mengenali ukuran, bentuk dan tekstur suatu objek
dengan merabanya tanpa melihat. Contoh : membaca Braille.
c. Proprioception adalah kemampuan memperkirakan ketepatan posisi tubuh.
Kinesthesia adalah kemampuan untuk mengarahkan pergerakan tubuh.
d. Vibratory sensations timbul ketika adanya stimuli sentuhan yang fluktuasi.

b. Anterolateral/Spinothalamic Pathway
Seperti pada Posterior coloumn-Medial Leminiscus pathway, anterolateral atau spinothalamis
pathway tersusun atas tiga neuron-set. First-Order Neuron menghubungkan reseptor dileher,
dada atau limbs dengan spinal cord. Cell bodies pada First-Order Neuron ada pada posterior akar
ganglia. Terminal akson First-Order Neuron bersinapsis dengan Second-Order Neuron, dimana cell
bodiesnya terletak di posterior gray horn pada spinal cord.
Axon pada second-order neuron menyilang pada spinal cord. Kemudian akson melalui batang
otak, juga melalui lateral spinothalamic tracts atau anterior spinothalamic tract. Lateral
spinothalamic menghantarkan impuls sensoris untuk temperature dan nyeri sedangkan anterior
spinothalamic tract menghantarkan impuls untuk geli, gatal, sentuhan kasar dan tekanan. Akson
pada second-order neuron berakhir diventral posterior nucleus pada thalamus, dimana akson ini
bersinaps dengan Third-Order Neuron. Akson pada third-order neuron menyampaikan impuls ke
primary somatosensory area pada sisi yang sama antara cerebral cortex dengan thalamus

MYELORADICULOPATHY
Definisi :
Istilah umum dari penyakit kerusakan spinal nerve dan nerve roots (nerve yang kontak dengan spinal
cord), dapat temporer atau mengarah ke disfungsi permanen . Disebut juga Radiculomyelopathy.
Etiologi :
-Viral infection (herpes virus)
-Penyebaran bakteri Tuberculosis ke spinal cord dan brain (autoimmune)
-Kompresi mechanical nerve roots (trauma) , contoh : slipped disk/HNP, tumor
Epidemiologi :
-15-50 kasus per 1.000.000 orang
-Banyak terjadi pada usia 20-24 tahun
-Ratio laki-laki dan perempuan 4:1
Sign & Symptoms :
-Lower/ lumbar limb pain
-Flaccid muscle
-Sensory loss / lower body / cord level
-Hypesthesia
-Tendon reflex menurun, refleks fisiologis
-Bowel and bladder retention
-Babinski (+) , refleks patologis
Diagnostic : MRI
Treatment :
-Bladder cateteiztaion untuk urinary retensi
-Pemberian obat antibiotik (jika terdapat inflamasi/infeksi)
-Terapi radiasi/kemoterapi (untuk tumor)
-Operasi (untuk pengangkatan tumor)
-Support kontrol dan proteksi terhadap injury selanjutnya
-Methyilprednisolone, bolus 30 mg/kgBB over 15 menit, dilanjutkan dengan dosis 5,4 mg/kgBB over 23
jam untuk memperbaiki fungsi neurologis (spinal cord)
Prognosis :
Pengobatan dan diagnosis sedini mungkin akan ke arah yang baik (fungsi-fungsi organ atau saraf yang
terkena akan kembali normal)
Komplikasi :
Keterlambatan treatment dapat mengakibatkan irreversible physical disabilities sampai kematian.
NEURINOMA
Definisi
Merupakan tumor jinak yang timbul dari neural crest, derivate dari sel Schwann dan berkaitan dengan
neurofibromatosis tipe 2.
Etiologi
Riwayat keluarga neurofibromatosis, kelainan genetic.
Epidemiologi
-8-10% terjadi pada intracranial, 25-30% merupakan tumor spinal
-Dapat berkembang pada semua umur, dengan puncak kejadian pada umur 20-50 tahun, 5% pada masa
kecil dan remaja
-Mortalitas dan morbiditas : neurinnoma intraspinal, sacral dan intracranial memiliki tingkat
kekambuhan lebih tinggi, dengan plexiform bervariasi
-Ras : tidak ada ras khusus untuk penyakit ini.

Patogenesis
Mutasi inaktivasi gen NF 2 pada kromosom 22
Tidak ada produksi MERLIN
(berfungsi sebagai control pertumbuhan EGFR)
Faktor pertumbuhan EGFR tidak terkontrol
Hiperproliferasi sel Schwann
Neurinoma

Patofisiologi
Neurinoma
Menekan cerebral pontine

menekan nerve

displaced brain stem

Large trunk pain


Mendesak cranial nerve

sensory root

motoric root

VIII

less sensory

LMN UMN

VII

IX

Impaired balance
Hearing loss
Tinnitus

hypestesia flaccid

CSF obstruksi

spastic

*neurinoma mungkin mendesak daerah sekitar yang dijelaskan di atas.


Tanda dan Gejala
-

Headache

Impaired balance

Facial pain

Hearing loss

Pain

Hypesthesia

Weakness

Jalan tidak stabil

Diagnosis
Neuroimaging :

Ditemukan well delineated, isodense, massa bulat atau lonjong yang terang pada
segmen T2. Perubahan cystic dan hemorrhage terlihat dengan pola heterogen pada
segmen T1 T2. Massa biasanya < 2,5 cm (CT Scan atau MRI).
Treatment
-

Radiosurgery stereotatic : agar tumor berhenti tumbuh

Operasi pengangkatan tumor : bila tumor dapat menyebabkan kerusakan permanen


pada saraf atau struktur yang terkait.

Differential Diagnosis
Astrocytoma,

ependinoma,

fibrous

meningioma,

lemyoma,

neurofibromatosis,

subependyma.
Prognosis
Setelah complete resection : tidak akan kambuh, hasilnya jangka panjang sangat baik,
rasa sakit cepat hilang.
Bisa terjadi perubahan ganas tetapi rasionya jarang, jika ada dapat terjadi pada
pasien dengan diagnosis awal neurofibromatosis.
Komplikasi
Neuropraksia

Morfologi
a. Mikroskopis
-

Jaringan Antoni A : sel bundle terkemas rapat.

Jaringan Antoni B : region miksoid longgar.

Di daerah yang lebih padat, nucleus cell membentuk pagar, disebut badan
Verocay

Sering terdapat nucleus hiperkromatik yang membesar dan tanpa aktivitas


mitotic.

b. Makroskopis
-

Berbatas tegas, massa multinodular atau globular berkaitan dengan saraf


atau nerve root

Berlokasi di dalam brain atau parenkim spinal cord yang kurang encapsulated
dan berhubungan dengan saraf induk

Pada potongan permukaan, light tan to yellow, cystic dan sebagian


hemorrhage.

SOMATOFORM DISORDER

Definisi: gangguan somatoform adalah gangguan mental yang ditandai dengan


gejala fisik yang menunjukkan penyakit fisik atau cedera - gejala yang tidak
dapat dijelaskan sepenuhnya oleh kondisi medis, efek langsung suatu zat, atau
disebabkan oleh gangguan mental lain (gangguan panik misalnya).
Klasifikasi:
Conversion disorder
Somatization disorder
Hypochondriasis
Body dysmorphic disorder
Pain disorder
Undifferentiated somatoform disorder
Somatoform disorder Not Otherwise Specified (NOS)

PAIN DISORDER
Definisi : Adanya nyeri di satu tempat anatomis atau lebih yang menjadi keluha
utama pasien.
Epidemiologi:

- Wanita > laki-laki (2:1)

- 7-8 juta orang di amerika mengeluhkan back pain


- Puncak onsetnya di umur 40 dan 50 tahu.
- Buruh lebih sering terkena penyakit ini.
Etiologi :

- Psikodinamika faktor:
Konflik bawah sadar atau keinginan yang diubah menjadi suatu gejala

somatik.
Nyeri

dapat berfungsi

sebagai

metode

untuk

mendapatkan

cinta,

hukuman atas kesalahan, dan penebusan bagi rasa bawaan kejahatan.


- Behavioral factor:
Perilaku sakit diperkuat ketika dihadiahi dan terhambat ketika diabaikan
atau dihukum.
- Interpersonal factor:
Sakit keras hanya manipulasi dan memperoleh keuntungan dalam
hubungan interpersonal.
- Biological factor:

Korteks serebral dapat menghambat penjalaran serat nyeri aferen.


Neurotransmitter

endorpin

(jika

kekurangan)

akan

meningkatkan

rangsangan sensoris yang masuk.


Diagnosis
DSM-IV untuk gangguan nyeri mengharuskan adanya keluhan nyeri yang bermakna
secara klinis
Gambaran klinis
-nyeri heterogen : nyeri punggung bawah,nyeri kepala,nyeri pelvic kronis
-nyeri bisa disebabkan traumatic,neuropatik,neurologis
-gangguan nyeri seringkali memiliki riwayat perawatan medis & bedah yang panjang
Diagnosis Banding
-nyeri fisik yang murni mungkin sulit dibedakan dari nyeri psikogenik yang
murni,khususnya karena tidak benar terpisah
-nyeri fisik berfluktuasi dalam intensitasnya dalam sangat peka terhadap pengaruh
emosional,kognitif,perhatian & situasional
-nyeri psikogenik : nyeri tidak bervariasi & tidak peka
Perjalanan penyakit & prognosis
-nyeri biasanya mulai secara tiba-tiba & meningkat keparahannya selama beberapa
minggu / bulan selanjutnya
Prognosis : bervariasi
Terapi :
-pengobatan harus di tujukan pada rehabilitasi
-klinisi

harus

membicarakan

masalah

faktor

psikologis

pada

awal

pengobatan,memcerita secara jelas pada pasien bahwa faktor-faktor tersebut adalah


penting dalam penyebab & akibat nyeri fisik & psikogenik
Farmakoterapi
-antidepresan-seperti
( sinequan )
Terapi perilaku

amitriptyline

evavil),imipramine

(tofranil

&

doxepin

-biofeedback dapat membantu dalam pengobatan gangguan nyeri kususnya pada


nyeri migraine,nyeri miofasial,keadaan ketegangan otot,sperti nyeri kepala
Psikoterapi
Langkah :
-mengembangan suatu ikatan terapeutik yang kuat dengan berempati terhadap
penderitaan pasien
-klinis tidak boleh menentang pasien yang bersomatisasi dengan komentar tertentu
bagi pasien nyeri adalah nyata,& klinisi menyadari realitas nyeri
-petunjuk penting kearah aspek emosional dari nyeri adalah dengan memeriksa
percabangan nyeri intrapersonal dengan kehidupan pasien dengan menggali masalah
perkawinan
-programmengendalikan nyeri
-untuk mengeluarkan pasien dari lingkungan biasanya & menempatkan mereka dalam
program pengendalian rawat inap yang menyeluruh
Cara: terapi kognitif,perilaku & kelompok
Cara ini membiasakan pembiasaan fisik yang luas melalui terapi fisik dan latihan &
menawarkan pemeriksa rehabilitas
PSYCHIATRY DIAGNOSIS
Axis I
Terdapat daftar clinical disorder yang menjadi focus untuk diperhatikan
psyciatri.
Axis II
Terdapat daftar gangguan personalitas dan retardasi mental.
Axis III
Terdapat daftar dari penyakit atau gangguan fisik atau keadaan fisik yang
umum pada suatu pasien.
Axis IV
Terdapat daftar untuk gangguan atau masalah yang berhubungan dengan
psycososial dan lingkungan tempat pasien.
Axis V
Terdapat skala penilaian untuk pasien dilihat dari fungsi seseorang. Dimana fungsi
yang dinilai adalah fungsi sosial, okupasi dan psycological.

You might also like