You are on page 1of 9

Laporan Kasus

SKABIES

BAGIAN PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
RSUD Dr. DJASAMEN SARAGIH
PEMATANG SIANTAR
2016

BAB I
PENDAHULUAN
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei,yang termasuk
dalam kelas Arachnida. Tungau ini berukuran sangat kecil, berbentuk bundar dan mempunyai
empat pasang kaki dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Penyakit ini disebut juga The
itch, Seven year itch, Norwegian itch, gudikan, gatal agogo, budukan, kudis, penyakit
ampera. Penyakit ini mudah menular dari manusia ke manusia dari hewan ke manusia dan
sebaliknya.
Penyakit ini terjadi hampir disemua negara dengan prevalensi 6 sampai 27%. Banyak
dijumpai pada anak-anak, dewasa muda, tetapi dapat menegenai semua umur.Usia tertinggi 514 tahun. Indonesia merupakan negara yang masih cukup tinggi, terendah di Sulawesi Utara
dan tertinggi di jawa barat. Amiruddin dalam penelitian scabies skabies di Rumah Sakit dr.
Soetomo Surabaya, menemukan insidensi penderita scabies selama 1983-1984 adalah 2,7%.
Abu dalam penelitian di RSU Dadi Ujung Pandang mendapatkan insidensi scabies 0,67%
(1987-1988)
Pada Scabies gejala yang khas adalah gatal pada malam hari dan saat berkeringat
dengan predileksi terdapat

pada kulit yang tipis dengan kelembaban tinggi serta

hangat seperti, umbilikus, pergelangan tangan, sela genital, sela-sela jari tangan, sela ketiak,
sela bokong, sela paha, sela siku fleksor, sela lipat telapak tangan, sela lipatan nadi, lipat
mame, telapak kaki.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan insidensi meningkat antara lain, higiene
yang jelek, kepadatan, kemiskinan, mobilitas, depresi, promiskuitas seksual dan ras.
Penularan terjadi dengan dua cara yaitu, kontak langsung dan kontak tidak langsung, sering
semua anggota keluarga terkena, sehingga dalam pengobatannya harus dilakukan secara
serentak dan menyeluruh pada semua orang dan lingkungan pada komunitas yang terserang
scabies, karena apabila dilakukan pengobatan secara individual maka akan mudah tertular
kembali penyakit scabies.

BAB III
LAPORAN KASUS

I. Identitas Pasien
Nama

: Sena Rusianna Siallagan

Jenis kelamin

: perempuan

Umur

: 18 tahun

Agama

: Kristen

Alamat

: Parapat, Jln. Haranggaol

Pekerjaan

: mahasiswa

Tanggal masuk : Senin, 23 Mei 2016


No. RM

: 30-01-75

II. Anamnesis
Keluhan Utama

: Bintik-bintik merah yang terasa gatal 3 bulan yang lalu terutama


pada malam hari

Telaah

: Awalnya bintik-bintik kemerahan disertai rasa gatal semakin hebat


terutama pada malam hari. Os pergi berobat ke klinik dan di beri
injeksi dan obat oral, namun tak kunjung membaik. Os berinisiatif
membeli obat salep di apotek namun tetap tidak ada perubahan dan
semakin menyebar ke seluruh tubuh

RPT

: -

RPO

: -

RPA

: Alergi suhu

RPK

: Teman kos

III.Status Dermatologis

Ruam

: papul eritem, skuama

Lokasi

: seluruh badan

IV. Diagnosa Banding


-

Skabies
Dermatitis atopik

V. Diagnosa Sementara
Skabies
VI. Terapi
VII.

Permetrin 500 mg
Skabimite cream
JF Sulfur atau Dettol
Gambar Lokasi Ruam

BAB IV

PEMBAHASAN
A. Resume
Seorang pasien perempuan, umur 18 tahun datang ke poliklinik Kulit dan Kelamin
RSUD dr. djasamen Saragih dengan bintik-bintik merah yang terasa gatal 3 bulan yang lalu
terutama pada malam hari.
Awalnya bintik-bintik kemerahan disertai rasa gatal semakin hebat terutama pada
malam hari. Os pergi berobat ke klinik dan di beri injeksi dan obat oral, namun tak kunjung
membaik. Os berinisiatif membeli obat salep di apotek namun tetap tidak ada perubahan dan
semakin menyebar ke seluruh tubuh. Kemudian OS datang ke poliklinik Kulit dan Kelamin
RSUD dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar.
Pada pemeriksaan status dermatologis ditemukan papul eritem, skuama pada seluruh
badan.
B. Diskusi
N
O
1

Status Pasien
Pasien

datang

dengan

Pembahasan
keluhan Salah satu tanda utama scabies adalah

bintik-bintik merah yang terasa gatal Pruritus nokturnal yaitu rasa gatal terasa
3 bulan yang lalu terutama pada lebih hebat pada malam hari karena

malam hari.

meningkatnya aktivitas tungau akibat suhu

RPK : teman kos

yang lebih lembab dan panas


Penyakit ini menyerang manusia secara
kelompok, sehingga biasanya mengenai
seluruh anggota keluarga. Begitu pula dalam
sebuah

pemukiman

yang

padat

penduduknya, skabies dapat menular hampir


3

Ruam : papul eritem, skuama

ke seluruh penduduk.
Lesi yang timbul berupa eritema, krusta,
ekskoriasi, papul, dan nodul.Erupsi eritem
atous dapat tersebar di bagian badan sebagai
reaksi hipersensitivitas terhadap antigen

Terapi :
-

Permetrin 500 mg
Skabimite cream

tungau
- Pengobatan skabies dapat berupa topikal
maupun oral. Pada pasien dewasa,
skabisid topikal harus dioleskan di
4

JF Sulfur atau Dettol


-

seluruh permukaan tubuh.


Pengobatan skabisid topikal

yang

diberikan dioleskan di seluruh kulit,


kecuali wajah, sebaiknya dilakukan pada
-

malam hari sebelum tidur.


Permetrin 5% krim merupakan terapi lini
pertama dioleskan selama 8-14 jam,
diulangi selama 7 hari

BAB V
KESIMPULAN

1. Skabies merupakan penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
terhadap sarcoptes scabei var. Yang dapat menyerang siapa saja, terutama anak-anak dan
dewasa muda, yang bersifat gatal pada kulit.
2. Lokasi ruam dapat menyeluruh diseluruh tubuh terumata daerah lipatan.
3. Transmisi berupa kontak langsung dan kontak tak langsung.
4. Kelainan kulit ini tidak hanya disebabkan oleh fak tor skabies,tetapi dapat berupa
kelainan dermatitis akibat luka gesekan pada proses garukan.
5. Gejala utama pada skabies, pruritus nokturna, berkelompok,adanya trowongan dan
menemukan tungau
6. Penatalaksanaan dengan antihistamin, antiinsektisida dan kortikosteroid.

DAFTAR PUSTAKA
1. Handoko RP, Djuanda A, Hamzah M. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.4. Jakarta:
FKUI; 2005. 119-22.
2. Binic I, Aleksandar J, Dragan J, Milanka L. Crusted (Norwegian) Scabies Following
Systemic And Topikal Corticosteroid Therapy. J Korean Med Sci; 25: 2010. 88-91.
3. Orkin Miltoin, Howard L. Maibach. Scabies and Pediculosis Fitzpatricks Dermatology in
General Medicine, 7th. USA: McGrawHill; 2008. 2029-31.
4. Siregar RS, Wijaya C, Anugerah P. Saripati Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.3. Jakarta:
EGC; 1996. 191-5.
5. Habif TP, Hodgson S. Clinical Dermatology. Ed.4. London: Mosby; 2004. 497-506.
6. Chosidow O. Scabies. New England J Med. 2006. July : 354/ 1718-27.

You might also like