You are on page 1of 21

HALAMAN PENGESAHAN

Nama

: Chusna Helmia

Nim

: 01.209.5853

Universitas

: Universitas Islam Sultan Agung

Fakultas

: Kedokteran Umum

Tingkat

: Progam Pendidikan Profesi Dokter

Bagian

: Ilmu Penyakit Gigi Dan Mulut

Periode kepaniteraan

: 29 Juli 2013 16 Agustus 2013

Judul

: Pulpitis Kronis

Diajukan

: 14 Agustus 2013

Pembimbing

: drg. Rusdima Udi, Sp.BM

Telah diperiksa dan disahkan tanggal :


.

Mengetahui,
Pembimbing

drg. Rusdima Udi, Sp.BM

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN 1
DAFTAR ISI 2
BAB I . DESKRIPSI KASUS ..
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .7
2.1 Definisi
7

2.2 Klasifikasi .
7

2.3 Etiologi .
8

2.4 patogenesis
11

2.5 Manifestasi klinis


11

2.6 Diagnosis
12

2.7 penatalaksaan
13

2.8 komplikasi.
17

BAB III. PEMBAHASAN . 19


DAFTAR PUSTAKA ..20

BAB I
DESKRIPSI KASUS
Status Pasien Gigi Dan Mulut
Bagian Ilmu Penyakit Gigi Dan Mulut RSISA

I.

II.

IDENTITAS
Nama
Jenis kelamin
Umur
Alamat
No. CM
Tanggal periksa
Jenis Pasien

:
:
:
:
:
:

Tn. Ridwan
laki-laki
42 tahun
Lemah Gempal 3/226 Semarang
184419
12 Agustus 2013
: UMUM

KELUHAN SUBYEKTIF
Anamsesa
1. Motivasi datang
2. Keluhan utama

: Atas keinginan sendiri


: pasien merasa nyeri di

gigi geraham kanan atas


3. Riwayat penyakit sekarang

: gigi geraham kanan atas

sejak 1 minggu yang lalu. Sakitnya terasa cekot-cekot,


timbul spontan terutama saat malam hari dan terasa tidak
nyaman saat makan, lidah seperti nyangkut. Jika makanan
masuk gigi terasa sakit, untuk sikat gigi juga sakit.
Keluhan dirasakan semalam sebelum periksa. Pasien tidak
bisa secara spesifik menunjukan rasa sakit
4. Riwayat penyakit lain
a. Gigi dan mulut
: Belum pernah tambal
b. Sistemik
:
i. diabetes.
: Disangkal
ii. riwayat alergi
: Disangkal
iii. riwayat hypertensi : Disangkal
iv. riayat penyakit Jantung : Disangkal
v. riwayat lain
: Disangkal
III.

PEMERIKSAAN OBYEKTIF
1. KEADAAN UMUM

Kesadaran
Keadaan gizi
Tekanan darah
Nadi
Suhu
RR
2. EXTRA ORAL
Pipi
Bibir
Wajah
Kel. Limfe

: composmentis
: cukup
: TD 120 / 70
: 88x / menit
: tidak diukur
: 20x/ menit
:
:
:
:

tidak
tidak
tidak
tidak

ada
ada
ada
ada

3. INTRA ORAL
a. Jaringan lunak
a. Asimetris muka :
b. Tanda-tanda radang

kelainan
kelainan
kelainan
kelainan

: kalor (-), rubor (-), dolor

(-), tumor (-), fungsiolesa (-)


c. Fluktuasi (-)
d. Trismus (-)
e. Pingpong phenomena (-)
b. Jaringan keras
a. Tulang rahang : tidak ada kelainan
b. Gigi geligi
inspeksi
: 1.7 caries + , kalkulus
disemua region, tidak ada perubahan
warna
Sondage

: + kedalaman profunda,

vital
Perkusi
:+
Tekanan
:+
Palpasi
: Termal
:+
c. Ginggiva : warna merah
d. Mukosa : Tidak ada kelainan
e. Lidah
: Tidak ada kelainan
f. Palatum : tidak ada kelainan
IV.

ORAL HYGIENE
Kurang baik, ditemukan kalkulus di semua regio

V.

DIAGNOSA KELUHAN UTAMA


1.7 pulpitis akut totalis

VI.

DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Pulpitis Akut Totalis
Pulpitis Akut Parsialis
Periodontitis

VII.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Lab : 2. Foto : tidak dilakukan

VIII.

TERAPI
1.7 pro conservasi dengan perawatan urat syaraf
Pro medikamentosa
Amoxycilin tab 500 mg 3.d.d.1
Pamol tab 500 mg 3.d.d.1
Dexametason tab 3.d.d.1
Tindakan : Penambalan sementara
Eduksasi : menjaga oral hygiene, kembali lagi 1 minggu lagi

untuk dilakukan penambalan ke 2

IX.

NOMENKLATUR WHO
X.

5
1

4
1

3
1

2
1

1
1

1
2

2
2

3
2

4
2

5
2

8
4

7
4

6
4

5
4

4
4

3
4

2
4

1
4

1
3

2
3

3
3

4
3

5
3

6
3

7
3

8
3

5
8

4
8

3
8

2
8

1
8

1
7

2
7

3
7

4
7

5
7

Keterangan :
1.7 pulpitis Akut Totalis

XI.

SUMMARY
Seorang pria berumur 42 tahun dating dengan keluhan gigi
geraham kannan atas sakit cekot- cekot sejak 1 minggu yang

lalu

terutama

dirasakan

saat

malam

hari

sehingga

mengganggu tidur. Pasien juga mengeluhkan gigi terasa sakit


apabila terkena makanan atau minuman dingin, pasien tidak
dapat secara spesifik menunjukan rasa sakit. Saat dilakukan
pemeriksaan didapatkan tekanan darah 120/70 mmHg, nadi
88x/ menit, RR 20x/ menit, dan pada inspeksi didapatkan
karies gigi pada geraham kanan atas, perkusi (+), sondase
(+) profunda, palpasi (-), tekanan (+), perkusi (+), termal test
(+)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Pulpitis adalah suatu peradangan atau inflamasi dari pulpa
dental sebagai suatu akibat dari karies yang tidak terawat,
trauma, atau restorasi gigi yang menyebabkan pulpa dapat

terpapar infeksi bakteri, yang ditandai dengan gejala utama


berupa rasa sakit pada gigi.
Pulpitis adalah peradangan pada pulpa gigi yang dapat
disebabkan oleh karies yang sudah masuk ke dalam pulpa gigi,
menyebabkan infeksi, atau saat patogen masuk ke dalam pulpa
karena adanya fraktur pada gigi. (Menurut DUC HUU NGUYEN,
DO. from University of California at Irvine Family Health Center,
Anaheim, California dan JAMES T. MARTIN, Dr.rer.nat., College of
Osteopathic Medicine of the Pacific, Western University of Health
Sciences, Pomona, California.)
Pulpitis akut adalah infeksi pada pulpa gigi yang ditandai
dengan rasa sakit yang timbul spontan dan terus menerus.
Pulpitis akut parsialis adalah peradangan sebagian (dalam
cavum dentin) dari pulpa karena kuman dari karies, juga dapat
karena sebab-sebab kimiawi, thermis dan mekanis.

2.2 Klasifikasi Pulpitis


Pada umumnya klasifikasi pulpitis adalah sebagai berikut:
I. Berdasarkan lamanya perjalanan penyakit (Menurut Prof.
Knap) :
a. Pulpitis akut
b. Pulpitis kronis
II. Berdasarkan luasnya kerusakan pulpa :
a. Pulpitis parsialis
b. Pulpitis totalis
III. Berdasarkan sifat eksudat:
a. Serosa
b. Purulenta
IV. Menurut Kantorowics :

a.

Pulpitis Clausa (Pulpa tertutup)

b.

Hyperemia pulpa
Pulpitis simplex
Pulpitis purulent

Pulpitis Aperta (Pulpa terbuka)

Pulpitis ulserosa
Pulpitis granulomatosa

2.3 Etiologi
Faktor-faktor penyebab kelainan pulpa dapat dibagi atas 2
kelompok besar berdasarkan ada tidaknya hubungan dengan
prosedur dentistry (Tarigan, 2009):
I.

Penyebab yang tidak berhubungan dengan prosedur

dentistry
a.

Bakteri

Penyebab utama karies adalah mikroorganisme beserta


produk-produknya. Menurut Branstorm dan Lind (1995) juga
Langcland (1968), reaksi pulpa dapat terjadi pada lesi dini dentin
dan dengan berlanjutnya proses karies walaupun pulpa belum
terkena sel-sel inflamasi akan mengadakan penetrasi melalui
dentin yang terbuka, sehingga apabila karies sudah meluas
mengenai pulpa maka terjadilah suatu inflamasi yang kronis.
Juga pada penyakit periodontal baik adanya saku yang dalam
maupun pada saku yang kurang dalam tetapi disertai saluran
akar lateral dapat menyebabkan inflamasi pulpa. Ada dugaan
lain bahwa mikroorganisme dapat mencapai pulpa melalui aliran
darah.
Ada dua tipe mekanisme dari bakteri yang menyebabkan
infeksi pada pulpa, yaitu:

1.

Berasal dari toksin yang berhubungan dengan proses

2.

Berasal dari invasi kuman yang langsung masuk ke

karies
pulpa
Bakteri

golongan

anaerob

gram

negatif

potensial

menimbulkan pulpitis. Bakteri anaerob adalah bakteri yang tidak


menggunakan oksigen untuk pertumbuhan dan metabolismenya,
namun mendapatkan energi dari reaksi fermentasi. Bakteri
tersebut mengurangi kadar O2 untuk pertumbuhannya dan gagal
tumbuh pada permukaan media padat yang mengandung 10%
CO2 pada lingkungan udaranya. Bakteri anaerob ditemui pada
seluruh bagian tubuh manusia, yakni di kulit, permukaan
mucosal, dan dalam konsentrasi tinggi pada mulut dan saluran
gastrointestinal sebagai bagian dari flora normal. Infeksi yang
ditimbulkan oleh

bakteri

anaerob

seringkali

terjadi

secara

polimikrobial, dimana bakteri tersebut ditemukan bergabung


dengan bakteri lain di rongga mulut (mix infection). Ciri khas dari
infeksi bakteri anaerob adalah adanya pembentukan pus/nanah
yang berbau busuk yang disebabkan oleh asam lemak rantai
pendek dari metabolisme anaerob, abses, dan kerusakan pada
jaringan.
Bakteri anaerob penyebab infeksi pada rongga mulut:

b.

Bacteroides
Prevotella
Fusobacteria
Clostridium
Streptococcus mutans
Mekanis

Cedera terhadap pulpa oleh karena atrisi, abrasi atau


trauma. Trauma dapat terjadi karena jatuh atau pukulan pada
wajah dengan atau tanpa disertai fraktur. Apabila pulpa terbuka,
kuman akan mengadakan penetrasi ke dalam dan menyebabkan
9

inflamasi

pulpa.

Sealin

itu

dapat

juga

terjadi

kerusakan-

kerusakan karena banyak digunakan (atrisi, abrasi) serta karena


perubahan-perubahan tekanan udara (aerodalgia).
c.

Kimiawi

Kerusakan pulpa dapat disebabkan oleh erosi bahan-bahan


yang bersifat asam ataupun uap.
II.

Penyebab yang berhubungan dengan dentistry

a.

Mekanis

Pengambilan jaringan dentin selama preparasi kavitas


dapat menyebabkan cedera pulpa terutama pada pemakaian bor
dengan kecepatan tinggi. Salah satu faktor yang memegang
peranan penting dalam cedera pulpa adalah kekebalan dentin,
dimana main dalam kavitas, iritasi akan makin besar. Dengan
pendinginan / semprotan air, kerusakan pulpa dapat lebih
dihindari.

Pada

saat

pembuangan

jaringan

karies

apabila

pemakaian instrumen yang kurang hati-hati, kadang-kadang juga


dapat menyebabkan terbukanya pulpa yang diikuti dengan
kontaminasi kuman. Mikroorganisme juga dapat terdorong ke
pulpa oleh karena tekanan selama preparasi kavitas. Penyebab
yang lain misalnya karena adanya restorsi yang menyebabkan
traumatik oklusi.
b.

Thermis

Cedera pulpa selama preparasi kavitas selain disebabkan


oleh faktor mekanis juga oleh faktor thermis kecuali gigi
memperoleh pendinginan yang cukup oleh semprotan air.
Pemakaian bor intan biasanya lebih panas dibandingkan bor
karbid. Transmisi panas yang tinggi juga dapat terjadi sewaktu
memoles restorsi logam atau pemakaian pelapik / semen yang
mempunyai reaksi eksotermis, terutama pada kavitas yang
dalam, mengerasnya semen - ada pembentukan panas. Pelapik

10

yang tidak akurat di bawah restorsi logam memungkinkan


transmisi panas atau dingin ke pulpa.
c.

Kimiawi

Reaksi pulpa biasanya terjadi pada restorsi yang berkontak


langsung dengan dasar kavitas. Reaksi pulpa ini juga tergantung
pada kedalaman kavitas. Bila kavitas dangkal biasanya akan
terbentuk dentin reparative, tetapi bila kavitas dalam cenderung
menyebabkan inflamasi pulpa. Iritasi kimia disebabkan antara
lain oleh:

Semen silikat karena keasamannya


Semen seng fosfat karena keasamannya
Komposit
Akrilik karena toksisitasnya
Bahan sterilisasi (fenol, argentum nitrat)

2.4

Patogenesis Pulpitis

Patogenesis pulpitis diawali dari terjadinya karies yang


disebabkan oleh daya kariogenik dari bakteri yang timbul karena
adanya produksi asam laktat akibat pH cairan di sekitar gigi
tersebut menjadi rendah atau bersifat asam. Kondisi tersebut
cukup kuat melarutkan mineral-mineral pada permukaan gigi,
sehingga gigi menjadi erosi. Jika karies sudah mencapai emaildentin, karies akan menyebar ke segala arah dentin yang lebih
luas, dan akhirnya sampai ke pulpa.
Setelah karies sampai ke pulpa, maka terjadilah proses
inflamasi pada pulpa. Kemudian, terjadi pelepasan histamin dan
bradikinin

yang

menyebabkan

vasodilatasi,

sehingga

permeabilitas kapiler meninggkat, terjadi akumulasi PMN dan


peningkatan cairan interstitial di sekitar area inflamasi (edem
lokal). Edem lokal ini menyebabkan peningkatan tekanan di
dalam pulpa sehingga dapat menekan syaraf-syaraf yang ada di

11

dalam pulpa dan jaringan sekitarnya. Gejala proses penekanan


ini dapat menyebabkan rasa nyeri ringan sampai sangat kuat
tergantung keparahan inflamasinya yang dipengaruhi juga oleh
virulensi kuman, daya tahan tubuh, serta pengobatan yang
diberikan.
Pulpitis merupakan patofisiologi dari hiperemi pulpa, yaitu
bakteri telah menggerogoti jaringan pulpa. Menurut Ingle, atap
pulpa mempunyai persyarafan terbanyak dibandingkan bagian
lain pada pulpa. Jadi, saat melewati saraf yang banyak ini,
bakteri akan menimbulkan peradangan awal dari pulpitis akut
(Tarigan. 2009).
Pulpitis akut dibagi menjadi pulpitis akut parsialis yang
hanya mengenai jaringan pulpa bagian kamar saja dan pulpitis
akut totalis jika telah mengenai saluran akar (canal) (Tarigan,
2009).

2.5

Manifestasi Klinis

o Rasa sakit spontan, terutama pada waktu tidur.


o Nyeri terlokalisir dengan baik, sehingga pasien dapat
menunjukkan gigi yang menjadi penyebab sakit.
o Nyeri pada rangsangan dingin,asam, manis dimana
rasa nyeri terus setelah rangsangan dihilangkan
kadang-kadang sampai 15 menit.
2.6

Diagnosa

A. Keluhan Subjektif :

12

1. Nyeri pada dingin, kadang-kadang pada panas,


pada makanan yang asam atau manis, atau kalau
pasien menghisap cavitas dengan pipi atau lidah.
2. Nyeri berlangsung terus setelah rangsangan
hilang, kadang-kadang sampai 15 menit.
3. Nyeri spontan, terutama pada waktu tidur.
4. Sikap membungkuk, berbaring. Perubahan sikap
badan menyebabkan eksaserbasi dari nyerinya,
karena kongesti pembuluh-pembuluh darah dalam
pulpa.
5. Nyerinya terlokalisir dengan baik, pasien dapat
menunjukkan gigi yang menjadi penyebab sakit.

B.

Diagnosis Objektif :

Terdapat suatu karies profunda, lapisan dentin


tipis sekali di atas pulpa atau ada tambahan

logam atau silikat yang besar dan dalam.


Tes sondasi :
o Dengan sonde, pada gigi yang sakit dilakukan
pemeriksaan dari tepi caries sampai ke bagian

tengah secara perlahan-lahan.


o Hasil : (+)
Tes perkusi :
o Dengan pangkal sonde, pasien kita ketok gigi
yang sakit secara ringan, lalu kita bandingkan

dengan gigi yang lainnya.


o Hasil : (+)
Tes thermis :
o Dengan menggunakan rangsang dingin, kita
tempelkan

di

gigi

yang

sakit,

lalu

kita

bandingkan dengan gigi yang lainnya. Nyeri

hilang jika rangsang dihentikan.


o Hasil : (+)
Tes Mobility:

13

o Dengan gagang sonde dan istrumen yang lain,


gigi pasien yang sakit kita gerakan dengan
salah satu ujung instrument , lalu kita lihat
apakah

ada

pergeseran

ke

arah

ujung

instrument yang di depannya.


o Hasil : (-)/(+)
C.

Diagnosis Banding
o Pulpitis Akut Totalis
o Pulpitis Akut Parsial
o Periodontitis

2.7

Penatalaksanaan (Tarigan, 2009)

Penatalaksanaan seluruh kasus pulpitis adalah pemberian


analgetik, menghilangkan factor penyebab dengan pulpektomi,
dan perawatan saluran akar.

A.

Medikamentosa

Pemberian antibiotik dan analgetik. Peradangan akan


mereda jika penyebabnya diobati. Analgesik adalah golongan
obat yang dapat menghilangkan rasa nyeri seperti nyeri kepala,
gigi, dan sendi. Obat golongan analgesik umumnya

juga

mempunyai efek antipiretik, yakni mampu menurunkan suhu


tubuh,

sehingga

biasa

disebut

obat

golongan

analgesik-

antiperitik, seperti aspirin, parasetamol, dan antalgin.

14

B.

Perawatan Pulpa

Perawatan saluran akar merupakan prosedur perawatan


gigi yang bermaksud mempertahankan gigi dan kenyamanannya
agar gigi yang sakit dapat diterima secara biologik oleh jaringan
sekitarnya, tanpa simtom, dapat berfungsi kembali dan tidak ada
tanda-tanda

patologik.

Gigi

yang

sakit

bila

dirawat

dan

direstorasi dengan baik akan bertahan seperti gigi vital selama


akarnya terletak pada jaringan sekitarnya yang sehat.
Pulpotomi
Pulpotomi adalah pengambilan jaringan pulpa pada bagian
koronal gigi yang telah mengalami infeksi, sedangkan jaringan
pulpa yang terdapat dalam saluran akar ditinggalkan. Atau dapat
diartikan pembuangan pulpa vital dari kamar pulpa, dengan
meninggalkan jaringan pulpa pada saluran akar (sulcus pulpa)
dalam keadaan sehat dan vital. Kemudian diikuti penempatan
medikamen di atas orifice yang akan menstimulasikan perbaikan
atau memfiksasi sisa jaringan pulpa pada saluran akar.
Akibat

pulpotomi

adalah

awalnya

terjadi

perubahan-

perubahan degenerative yang kemudian akan mengakibatkan


kalsifikasi saluran akar. Saluran akar gigi-gigi tersebut akan tidak
memungkinkan

untuk

perawatan

endodontic

jika

nantinya

diperlukan karena adanya kelaianan periapeks. (Bence 1990)


Terbagi dua, yaitu pulpotomi vital dan pulpotomi devital
(mumifikasi) :
a. Pulpotomi vital
Indikasi :
1. Pulpa vital, bebas dari supurasi ataupun tanda-tanda
lain dari nekrosis.

15

2. Pulpa terbuka oleh karena faktor mekanis selama


preparasi kavitas yang kurang hati-hati atau tidak
disengaja.
3. Oleh karena trauma dimana pulpa sudah terbuka
lebih dari 2 jam tetapi tidak lebih dari 24 jam dan
infeksi dari periapikal belum ada.
4. Gigi masih dapat diperbaiki dan minimal didukung
lebih dari 2/3 panjang akar.
5. Tidak ada kehilangan tulang bagian interradikal.
6. Pada gigi posterior dimana ekstirpasi pulpa sulit
dikeluarkan.
7. Apeks akar belum tertutup sempurna.
8. Usia tidak melebihi 20 tahun.
Kontraindikasi :
1. Sakit bila diperkusi atau dipalpasi.
2. Adanya radiolusen pada daerah periapikal atau
interradikulermobiliti patologik.
3. Adanya pus pada pulpa yang terbuka.
4. Pada penderita yang kesehatannya kurang baik.
5. Pada penderita lebih dari 20 tahun.
Langkah-langkah:
Dilakukan pada fraktur gigi pulpaterbuka akibat trauma
1.
2.
3.

Gigi dianasthesi
Desinfektir daerah kerja
Jaringan caries dibuang dan dilakukan preparasi

4.

cavitas
Buka atap cavum dentis dan jaringan pulpa
dibagian

cavum

dentis

dibuang.

Daerah

5.

dibersihkan dari kotoran dan dikeringkan


Aplikasi calcyl pada pulpa yaitu pada muara

6.
7.
8.

saluran akar
Tutup dengan semen fosfat
Tumpatan sementara dengan Fletcher
Kalau satu minggu tidak ada gejala klinis, dapat
dilakukan tambal permanent.

16

a.

Gigi anterior dengan silikat filling

b. Gigi posterior dengan amalgam filling


b. Pulpotomi devital (mumifikasi)
Pulpotomi devital adlah pengambilan jaringan pulpa yang
terdapat

dalam

didevitalisasi,

kamar

kemudian

pulpa

yang

dengan

sebelumnya

pemberian

telah

obat-obatan,

jaringan pulpa dalam saluran akar ditinggalkan dalam keadaan


aseptik dan diawetkan.
Indikasi :
1.

Gigi sulung dengan pulpa vital yang terbuka karena

2.

karies atau trauma.


Pasien dengan perdarahan yang abnormal, misalnya:

3.

hemofilia.
Bila perawatan

vital

suka

dilakukan,

misalnya:

kesukaran untuk melakukan penyuntikan / anestesi


4.

lokal.
Pada gigi yang akarnya bengkok, atau lokasi gigi sukar
untuk dilakukan suatu pulpektomi.

Langkah-langkah:
Kunjungan pertama:
1.

Cavitas dibersihkan dari jaringan caries oleh

2.
3.
4.

dokter gigi
Cavitas dikeringkan
Aplikasi dengan arsen + eugenoi
Tumpatan sementara dengan Fletcher,

diberi

resep analgetik
Kunjungan kedua (setelah 2/3 hari)
1.

Tumpatan sementara dibuang


17

2.
3.

Preparasi cavitas sampai cavum dentis


Bagian pulpa dalam cavum dentis dibuang dengan

4.
5.

excavator
Aplikasi obat CHKM pada muara saluran akar
Tumpatan sementara dengan Fletcher

Kunjungan kedua (setelah 1 minggu)


1.
2.
3.

Bila gigi bereaksi normal tumpatan sementara


dibuang tanpa melepaskan cementbase
Desinfaktir cavitas
Tambal dengan tambalan tetap
o
Gigi anterior dengan silikat filling
o
Gigi posterior dengan amalgam filling

Kunjungan ketiga (setelah 1 minggu)


1. Gigi diblokir
2. Tambalan sementara dibuka
3. Aplikasi dengan pasta amputasi (putrex) sampai
dasar cavum dentis
4. Di atas pasta amputasi diletakkan cement Zn
Fosfat
5. Tumpatan sementara dengan Fletcher
Kunjungan keempat (setelah 1 minggu)
Kalau tidak terdapat gejala-gejala klinis gigi dapat ditambal
dengan tambalan tetap:
o Gigi anterior dengan silikat filling
o Gigi posterior dengan amalgam filling

2.8 Komplikasi
Komplikasi infeksi dari pulpitis meliputi periodontitis apical,
periapikal abses, selulitis dan osteomielitis tulang rahang.

18

Penyebaran dari gigi maksila dapat menyebabkan sinusitis


purulen, meningitis, abses otak, selulitis orbital, dan trombosis
sinus

cavernosus.

Penyebaran

dari

gigi

mandibula

dapat

menyebabkan Angina Ludwig, abses parafaringeal, mediastinitis,


pericarditis, empiema, dan thrombophlebitis jugular.

19

BAB III
PEMBAHASAN
Pasien

datang

ke

poliklinik

gigi

dan

mulut

Puskesmas

Pandanaran kota Semarang pada tanggal 12 Agustus 2013 atas


keinginan sendiri dengan keluhan nyeri pada gigi belakang kanan atas
sejak seminggu sebelum periksa dan nyeri masih dirasakan sampai
semalam sebelum periksa.
Pada pemeriksaan obyektif ekstra oral pada pipi, bibir dan wajah
tidak ditemukan kelainan, kelenjar submandibula kanan dan kiri tidak
ada pembengkakan maupun pembesaran. Pada pemeriksaan intra oral,
mukosa mulut, lidah, ginggiva dan palatum tidak ditemukan kelainan.
Oral hygiene pada pasien ini kurang baik, karena ditemukan kalkulus di
semua region..
Pada pemeriksaan obyektif gigi geligi 1.7 caries. Kemudian
dilakukan pemeriksaan sondage dan pasien merasakan nyeri dan
didapatkan kedalaman caries profunda. Pada gigi tersebut juga
dilakukan perkusi dan hasilnya positif karena pasien merasa nyeri.
Pada tekanan , pasien merasa nyeri. Palpasi pada gigi tersebut tidak
didapatkan luksasi dan pasien tidak merasa nyeri. Pada termal tes,
pasien merasa sedikit ngilu. Dari hasil pemeriksaan didapatkan
diagnose gigi 1.7 adalah pulpitis Akut Totalis
Rencana terapi

yang dilakukan pada pasien ini adalah pro

conservasi dengan perawatan urat syaraf gigi. Untuk terapi sementara,


pasien diberi tindakan arsen+caviton dan medikamentosa analgetik,
antibiotic, dexametason

20

DAFTAR PUSTAKA
drg. Ny. M. Tjenol Poeger dkk, 1993. Prosedur Tetap Pelayanan Medis Penyakit
Gigi dan Mulut, Unit Pelayanan Fungsional/Laboratorium Ilmu Penyakit
Gigi dan Mulut RS DR. Kariadi/Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro Semarang
Grossman,L.I., Oliet.,Rio,C,1995. Ilmu kedokteran dalam praktek edisi ke
sebelas. EGC, Jakarta : 71-75
Suryantoro, Rio, 2012. Pulpitis kronis. Dikutip dari Rio.Suryantoro@gmail.com
accessed at May 29, 2012.
Tarigan, Prof. DR. Drg. Rasinta. 2009. Perawatan Pulpa Gigi Endodonti Edisi 2.
Jakarta: EGC.
Mansjoer, arif, dkk.2001.Kapita selekta kedokteran. FKUI. Edisi ketiga. Media
Aesculapius. Jakarta
Putri,M,H., Herujuliati, R., Nurjannah N, 2002. Ilmu Pencegahan Penyakit
Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung. EGC: Jakarta: 21-23
Widodo T,2005, Respon Imun Humoral pada Pulpitis. Dalam : Jurnal.Unair.ac.id
dikutip tanggal 12 agustus 2013

21

You might also like