You are on page 1of 40

NORMAL, ANESTESI LOKAL

PERINEUM, PERAWATAN
LUKA PERINEUM, SERTA
MANAJEMEN LAKTASI

Oleh :
Adriyan Sikumalay 1110312056

Preseptor :
dr. Pom Harry Satria, Sp.OG (K)
dr. Syahrial Syukur, Sp.OG

ASUHAN PERSALINAN NORMAL


Asuhan persalinan normal (APN) adalah asuhan yang
bersih dan aman dari setiap tahapan persalinan yaitu
mulai dari kala satu sampai dengan kala empat dan
upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan
pasca persalinan, hipotermi serta asfiksia pada bayi
baru lahir.
Asuhan persalinan normal memiliki tujuan yaitu
mengupayakan kelangsungan hidup dan memberikan
derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya

MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA


II
1. Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan
Kala Dua.(Dor-ran, tek-nus, Per-joL, VuL-ka)

MENYIAPKAN PERTOLONGAN
PERSALINAN

2. Memastikan kelengkapan peralatan, bahan, dan


obat-obatan
3. Memakai celemek plastik.
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yg
dipakai, mencuci tangan
5. Menggunakan sarung tangan DTT
6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang
bersarung tangan DTT dan steril, isi dengan oksitosin

MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN


KEADAAN JANIN BAIK
7. Membersihkan vulva dan perineum,
8. Melakukan periksa dalam
9. Dekontaminasi sarung tangan
10. Memeriksa DJJ setelah kontraksi uterus selesai/saat relaksasi

MENYIAPKAN IBU DAN KEL. U/ MEMBANTU


PROSES BIMBINGAN MENERAN
11. Memberi tahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik, dan bantu ibu dalam menemukan posisi
nyaman dan sesuai keinginannya.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran
13. Melakukan bimbingan meneran saat ibu mempunyai
dorongan yang kuat untuk meneran.
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil

PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI


15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di
perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan
diameter 5 6 cm.
16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong
ibu
17. Buka tutup partus set dan memperhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
Lahirnya kepala
19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 6
cm, lindungi perineum dg satu tangan yg dilapisi kain bersih dn
kering. tangan yg lain menahan kepala bayi u/ menahan posisi
defleksi dan membantu lahirya kepala.
20. Memeriksa kemunkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil
tindakan yg sesuai jk hal tsb terjadi, dan segera lanjutkn proses
kelahiran bayi.
21. Menunggu hingga kepala bayi selesai melakukan putaran

lahirnya bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi.
Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu
depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas
dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
lahirnya badan dan tungkai
23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu
untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku
sebelah atas.
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan atas menelusuri
punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang
tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri diantara kedua mata
kaki janin)

PENANGANAN BBL
25. Melakukan penilaian selintas :
a. Apakah bayi menangiS kuat dan atau bernapas tanpa
kesulitan?
b. Apakah bayi bergerak aktif ?
(JIKA bayi tdk menangis, tdk bernapas/megap2, lakukan
lgkah resusitasi (lanjt k lgkah resusitasi pd asfiksia BBL)
26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan
bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan
handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi di atas perut ibu.
27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada
lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal).
28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar
uterus berkontraksi baik.

29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM
(intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikan oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kirakira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan
jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat. Dengan satu tangan. Pegang
tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan
pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut. ikat tapus dg benang
DTT/steril pd satu sisi keudian melngkarkn kmbali benang tsb dan
mengikatnya dg simpul kunci pd sisi lainnya, lepaskan klem dan
masukkan dlm wadah yg tlh disediakan.
32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi ( letakkan bayi
tengkurap di dada ibu. luruskn bahu bayi, usahakan kepala bayi berada
di antara payudara ibu dg posisi lbh rendah dr puting payudara ibu.
33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di
kepala bayi.

PENATALAKSANAAN MANAJEMEN AKTIF


KALA III

34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10


cm dari vulva
35. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi
atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan
tali pusat.
36. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat
dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan
uterus dengan hati-hati kearah doroskranial
mengeluarkan plasenta.
37. Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial
hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil
penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan
kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap
lakukan tekanan dorso-kranial) 15 menit brkutnya, jk plasnta
tdk lhir dlm 30' stlh bayi lahir/bila tjd perdarahan, segera

38. Saat plasenta tampak pada introitus vaginae,


teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu
(terasa ada tahanan), pegang dan putar plasenta dengan
kedua tangan hingga selaput ketuban terpilin kemudian
lahirkn dan tmpatkn plasenta di tempat yg tlh disediakn.
Rangsangan taktil (massase) uterus
39. Segera setelah plasenta&selaput ketuban lahir,
melakukan masase pada fundus uteri dan lakukan
massase fundus uteri secara sirkuler dengan lembut
hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
lakukan tindakan yg diperlukan jika uterus tidak
berkontraksi setelah 15''

MENILAI PERDARAHAN
40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal
plasenta dengan tangan kanan untuk
memastikan bahwa seluruh kotiledon dan
selaput ketuban sudah lahir lengkap dan
utuh, dan masukan kedalam kantong
plastik/tempat khusus yang tersedia.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada
vagina dan perineum. Melakukan penjahitan
bila laserasi menyebabkan perdarahan. bila
ada robekan yg menimbulkan perdarahan
aktif, segera lakukan penjahitan.

MELAKUKAN PROSEDUR PASCAPERSALINAN


42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak
terjadi perdarahan pervaginam.
43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di
dada ibu paling sedikit 1 jam. (sebagian besar IMD berhasil
30-60 menit. menyusu pertama biasanya sekitar 10-15 menit.
bayi ckp menyusu dr 1 payudara, biarkn bayi berada di dada
ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu
44. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi,
beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg
intramaskuler di paha kiri anterolateral.
45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan
imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.(letakkan
bayi dlm jangkauan ibu agar sewaktu2 bisa disusukan,
letakkan kembali bayi di dada ibu bila blm berhasil menyusu 1
jam pertama dan biarkan smpai berhasil menyusu.

evaluasi
46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah
perdarahan pervaginam. (jika uterus tdk berkontrasi dg baik,
lakukan asuhan penatalaksanaan atonia uteri)
47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus
dan menilai kontraksi.
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap
15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap
30 menit selama jam kedua pasca persalinan. (periksa suhu
ibu sekali tiap jam selama 2 jam pertama pascapersalinan)
50. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik (40-60 x/menit)serta suhu tubuh normal
(36,5-37,5).

kebersihan dan keamanan


51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
53. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai pakaian bersih dan
kering.
54. Memastikan ibu merasa nyaman.bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
keluarga u/ memberi ibu minuman dan makanan yg diinginkannya
55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
56. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan
sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit.
57. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
dokumentasi
58. Melengkapi partograf. (hal. depan dan belakang), periksa tanda vital dan
asuhan kala IV

ANESTESI LOKAL PERINEUM


merupakan asuhan sayang ibu

Prosedur:
Jelaskan pada ibu apa yang akan anda lakukan dan bantu ibu merasa
santai.
Ambil 10 ml larutan lidokain 1% ke dalam alat suntik sekali pakai ukuran
10 ml (tabung suntik yang lebih besar boleh digunakan jika diperlukan).
Jika lidokain 1% tidak tersedia, larutkan 1 bagian 2% dengan 1 bagian
normal salin atau air steril yang sudah disuling dengan perbandingan
1:1.
Tusukkan jarum ke ujung atau pojok laserasi atau sayatan lalu tarik jarum
sepanjang tepi luka (ke arah bawah ke arah mukosa dan kulit perineum).

Aspirasi (tarik pendorong tabung suntik) untuk


memastikan bahwa jarum tidak berada di dalam pembuluh
darah. Jika darah masuk ke dalam tabung suntik, jangan
masukkan lidokain dan tarik jarum seluruhnya. Pindahkan
posisi jarum dan suntikkan kembali. Alasan: ibu bisa
mengalami kejang dan kematian bisa terjadi jika lidokain
disuntikkan ke dalam pembuluh darah
Suntikan anesthesia sejajar dengan permukaan luka pada
saat jarum suntik ditarik perlahan-lahan. Tarik jarum
hingga sampai ke bawah tempat dimana jarum tersebut
disuntikkan.

Arahkan lagi jarum ke daerah di atas tengah luka dan


ulangi langkah ke-4, dan sekalilagi ulangi langkah ke-4
sehingga tiga garis di satu sisi luka mendapatkan
anestesilokal. Ulangi proses proses ini di sisi lain dari
luka tersebut. Setiap sisi luka akan memerlukan kurang
lebih 5 ml lidokain 1% untuk mendapatkan anestesi
yang cukup.
Tunggu selama 2 menit dan biarkan anestesi tersebut
bekerja dan kemudian uji daerah yang dianastesi
dengan cara dicubit dengan forcep atau disentuh
dengan jarum yang tajam. Jika ibu merakan jarum atau
cubitan tersebut, tunggu 2 menit lagi dan kemudian uji
kembali sebelum menjahit luka.

PERAWATAN LUKA PERINEUM


Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan
untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi
vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara
kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ
genetik seperti pada waktu sebelum hamil

Tujuan Perawatan Luka Perineum


Mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan
penyembuhan jaringan.
Pencegahan terjadinya infeksi pada saluran reproduksi
yang terjadi dalam 28 hari setelah kelahiran anak atau
aborsi.

cara membersihkan luka perineum adalah sebagai berikut :


Siapkan alat-alat cuci seperti sabun yang lembut, air, baskom, kasa,
dan pembalut wanita yang bersih.
Cuci tangan di kran atau air yang mengalir dengan sabun.
Lepas pembalut yang kotor dari depan ke belakang.
Semprotkan atau cuci dengan betadin bagian perineum dari arah
depan ke belakang.
Keringkan dengan waslap atau handuk dari depan ke belakang.
Setelah selesai, rapikan alat-alat yang digunakan pada tempatnya.
Cuci tangan sampai bersih.
Catat, jika ada prubahan-perubahan perineum, khususnya tanda
infeksi.
Lakukan tidur dengan ketinggian sudut bantal tidak boleh lebih dari 30
derajat.

Perawatan luka perineum menurut APN adalah sebagai


berikut :
Menjaga agar perineum selalu bersih dan kering.
Menghindari pemberian obat trandisional.
Menghindari pemakaian air panas untuk berendam.
Mencuci luka dan perineum dengan air dan sabun 3 4
x sehari.
Kontrol ulang maksimal seminggu setelah persalinan
untuk pemeriksaan penyembuhan luka.

MANAJEMEN LAKTASI
Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang
dilakukan untuk membantu ibu mencapai keberhasilan
dalam menyusui bayinya.
dilakukan terhadap ibu dalam 3 tahap, yaitu
pada masa kehamilan (antenatal),
sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah
sakit (perinatal),
pada masa menyusui selanjutnya sampai anak berumur
2 tahun (postnatal)

Tanda Bayi Mendapat Cukup ASI

Bayi akan tampak puas setelah menyusu dan sering kali tertidur pada saat
menyusu, terutama pada payudara yang kedua.
Frekuensi buang air kecil (BAK) bayi > 6 kali/hari.
Frekuensi buang air besar (BAB) > 4kali/hari dengan volume paling tidak 1
sendok makan
Feses berwarna kekuningan dengan butiran-butiran berwarna putih susu
diantaranya (seedy milk)
Puting payudara akan terasa sedikit sakit pada hari-hari pertama menyusui.
Bila sakit bertambah dan menetap setelah 5-7 hari, dan bila disertai lecet ini
merupakan tanda bahwa bayi tidak melekat dengan baik saat menyusu. Bila
tidak hal ini tidak dibenarkan posisinya maka akan menurunkan produksi ASI.
Berat badan (BB) bayi tidak turun lebih dari 10 % dibanding berat lahir.

Kontraindikasi Pemberian ASI

Bayi yang menderita galaktosemia. Pada keadaan ini, bayi tidak memiliki enzim
galaktase, sehingga galaktosa tidak dapat dipecah. Bayi juga tidak boleh minum
susu formula.
Ibu dengan HIV/AIDS yang dapat memberikan PASI (Pengganti ASI)/Susu formula
yang memenuhi syarat AFASS (Acceptable, Feasable, Affordable, Sustainable, and
Save).
Ibu dengan penyakit jantung yang apabila menyusui dapat terjadi gagal jantung.
Ibu yang memerlukan terapi dengan obat-obat tertentu (antikanker).
Ibu yang memerlukan pemeriksaan dengan obat-obat radioaktif perlu
menghentikan pemberian ASI kepada bayinya selama 5x waktu paruh obat.
Setelah itu, bayi boleh menyusu lagi. Sementara itu, ASI teteap diperah dan
dibuang agar tidak mengurangi produksi (McKenna JJ. Mosko SS.,Richard CA.1997).

LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. NAD
No. MR : 140139
Umur : 24 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jorong Tabek Pamatang, Sikabau, Dharmasraya
Agama : Islam
Suku : Minang
Status Menikah : Menikah
Tanggal Masuk RS : 13 Juni 2016
Jam Masuk RS : 14.30 WIB

ANAMNESIS
Seorang pasien wanita umur 14 tahun datang ke IGD
RSUD Sungai Dareh Dharmasraya tanggal 13 Juni 2016
pukul 14.30 WIB, rujukan dari Bidan dengan
Keluhan Utama
Tekanan darah 150/90 mmHg
Riwayat Penyakit Sekarang
Sebelumnya pasien pergi ke bidan dan didapatkan
tekanan darah 150/90 mmHg.
Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari sejak 2 hari yang lalu,
hilang timbul, makin lama makin meningkat.
Keluar air-air dari kemaluan sejak 1 hari yang lalu.

Keluar darah bercampur lender (-).


Pasien hamil anak pertama.
Tidak haid sejak 9 bulan lalu.
Gerak anak dirasakan sejak 5 bulan lalu.
HPHT : 30 Agustus 2015 TP: 7 Mei 2016
Sakit kepala (+)
Nyeri ulu hati (-)
Pandangan kabur (-)

Riwayat Kehamilan/ Nifas/ KB/ Ginekologi:


Pasien hamil anak pertama setelah satu tahun menikah.
ANC ke bidan sekali dalam sebulan dan tidak pernah
ditemukan tekanan darah tinggi.
Menstruasi mulai usia 12 tahun, setiap bulan semakin
cepat, 2-3 kali ganti pembalut tiap hari, dan menstruasi
berlangsung selama 5-9 hari. Sekali-sekali menstruasi
tidak muncul dalam sebulan, dan kadang muncul 2 kali
dalam sebulan.
Tidak pernah menggunakan kontrasepsi.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak pernah menderita penyakit jantung, paru, hati,
ginjal, diabetes militus, dan hipertensi.

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada riwayat keluarga yang menderita penyakit
keturunan, menular, dan kejiwaan.

Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi, Kejiwaan &


Kebiasaan
Riwayat Perkawinan : 1 kali tahun 2015
Riwayat Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Riwayat Kebiasaan : minum alkohol (-), narkoba (-),
merokok (-)

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis kooperatif
Vital Sign
TD

: 150/90 mmHg

HR

: 92 x/menit

RR

: 20 x/menit

T : 36,7 oC
Berat Badan : 65 kg
Tinggi Badan : 158 cm

Status Generalisata
Kepala : normocepal
Rambut

: hitam, tidak mudah rontok

Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),


pupil isokor ka=ki, refleks cahaya (+/+)
Hidung : dalam batas normal
Telinga : dalam batas normal
Mulut

: dalam batas normal

Leher

: JVP 5-2 cm H2O

Kelenjar tiroid tidak membesar

Thorax
Paru
I : paru simetris kiri dan kanan dalam keadaan statis dan dinamis
Pa: fremitus kiri = kanan
Per: sonor
Au : vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
I : iktus kordis tidak terlihat
Pa : iktus kordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Per : batas jantung atas: RIC II, kanan: LSD, kiri: 1 jari medial
LMCS RIC V
Au : irama teratur, bising (-), murmur (-)

Aksila
: tidak ada pembesaran KGB
Abdomen
: Status Obsetrikus
Genitalia
: Status Obsetrikus
Anus : tenang
Inguinal
: tidak ada pembesaran KGB
Ekstremitas : akral hangat, CRT<2 detik, udem (-/-),
varises (-/-),
refleks patella (+/+), refleks patologis
(-/-)

Status Obstetri
Abdomen :
Inspeksi: perut tampak membuncit sesuai usia kehamilan, strie
gravidarum (+)
Palpasi
L1: FUT 2 jari di bawah procesus xypoideus,
teraba masa besar, lunak, noduler.
L2: Teraba tahanan terbesar di sebelah kiri, dan teraba bagian
kecil sebelah kanan.
L3: Teraba masa bulat terfiksir.
L4: konvergen. HI-II

Auskultasi
DJJ : 140-141x/menit
TFU : 29cm
HIS : (+) 0-1/10/S
Genitalia
Inspeksi
VT

: V/U tenang, PPV (-)

: 2-3, Ketuban (+), promontorium tidak teraba.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hb
: 10,9 g/dl
Trombosit :
168.000/mm
GDS
: 100mg/dl
Protein urin: (+)
USG

DIAGNOSA KERJA
G1P0A0H0 parturian aterm 37-38 minggu kala I fase laten
+ PEB
PENATALAKSANAAN
IVFD RL 500cc + amp oksitosin
IVFD RL + MgSO4 8gr 28tpm
Dopamet 3x500mg
Inj dexametason 10mg
Inj cefotaxim 2x1gr
Folley catt
Ikuti persalinan

You might also like