Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Nanda Alvani
120110130106
Josua Martua S
120110130142
Chaerunnisa
120110130147
Rifda Noviandini
120110130153
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini ditujukan
sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pengendalian
Manajemen. Dalam menyelesaikan makalah ini kami ucapkan terima kasih atas dukungan
dan bimbingan, khususnya dari Dosen Mata Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen yaitu
Bapak Dr. H Harry Suharman, S.E.,M.Si.,Ak.,CSRS dan Bapak Dede Abdul Hasyir
S.E.,M.Ak.,CSRS.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan baik bagi penulis maupun pembaca, khususnya dalam studi kasus pada
perusahaan Atlanta Home Loan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penulis
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada akhir 2002, Albert Fiorini yang selanjutnya akan disebut Al, merasa semakin
depresi dan frustasi. Pada september 2002 Al meninggalkan perusahaannya yaitu Atlanta
Home Loan untuk mendapatkan gelar MBA di California dan mengutus salah satu
karyawannya sekaligus partnernya yaitu Wilbur untuk menjalankan perusahaan. Namun
ternyata hal yang tak disangka sangka terjadi, wilbur dan karyawan-karyawannya membuat
skema untuk mengambil alih perusahaannya, Al yang jauh dari perusahaan tidak dapat
menghentikan mereka untuk mengambil alih perusahaan tersebut. Al berfikir apa yang salah
dari semua ini dan dia harus melakukan sesuatu untuk mencegah ini terjadi lagi.
Rumusan Masalah
Dari uraian di atas timbul beberapa pokok permasalahan berkaitan dengan
Sistem Pengendalian Manajemen, yaitu:
Bagaimana pengendalian yang akan ditempuh oleh Albert Fiorini untuk dapat
mengatasi permasalahan yang ada pada perusahaannya yaitu Atlanta Home Loan.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
Dapat mengetahui penyebab masalah dari kasus Atalanta Home Loan dan
mengetahui bagaimana kontrol pada perusahaan tersebut.
Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen
dan meningkatkan pemahaman dan kemampuan kami dalam menganilisis
sebuah studi kasus.
PEMBAHASAN
untuk keuntungan, kepuasan pelanggan atau cacat produk. Dimensi ini akan membantu
perusahaan dalam mencapai target perusahaan.
2. Mengukur kinerja dari dimensi-dimensi tersebut. Unsur pengukuran yang melibatkan
pengangkaan ke obyek (kuantitas), adalah elemen penting dari sebuah sistem kontrol hasil.
Al akan mengukur kinerja perusahaan setelah mendefinisikan dielemen pertama. Mungkin
banyak hasil pengukuran yang berbeda- beda yang dapat dikaitkan dengan imbalan. Al
dapat menghitung keuangan seperti pendapatan bersih, laba per saham dan laba atas aset
atau dalam ukuran non keuangan seperti pangsa pasar, pertumbuhan, kepuasan pelanggan
dan pencapaian tepat waktu tugas-tugas tertentu. Selain itu, Al dapat menggunakan
pengukuran yang melibatkan penilaian subyektif. Misalnya evaluator mungkin diminta
untuk menilai apakah manager adalah menjadi pemain tim atau mengembangkan
karyawan secara efektif dan untuk memahami penilaian pada skala, pengukuran ordinal
mentah.
3. Menetapkan target kinerja bagi karyawan untuk berusaha lebih. Target-target kinerja atau
standar yang lain adalah hasil lain yang penting dari elemen sistem pengendalian. Dalam
sistem pengendalian, sasaran harus ditentukan untuk dimensi dari setiap kinerja yang
diukur. Dalam hal ini Al dapat memilih dua cara yang dapat mempengaruhi perilaku.
Pertama, mendorong tindakan dengan menanamkan kesadaran kepada setiap pegawainya
untuk berjuang tetapi kebanyakan orang lebih memilih untuk diberikan target tertentu
untuk dicapai, atau yang kedua, AL dapat memungkinkan karyawannya untuk menafsirkan
kinerja mereka sendiri, sehingga Al dapat menjalankan bisnis nya dengan menetapkan
target kinerja bagi karyawan untuk mencapainya.
4. Memberikan penghargaan untuk memberikan semangat kepada karyawan. Penghargaan
termasuk dalam kontrak insentif yang berupa kenaikan gaji, bonus, promosi, keamanan
kerja, penugasan kerja, kesempatan pelatihan, kebebasan, pengakuan dan kekuasaan. Al
dapat menghargai karyawan dengan apa yang karyawan anggap penting sebagai usaha
dalam menghargai mereka dari upaya yang mereka berikan kepada perusahaan. Dan juga
menjadi tegas apabila karyawannya melakukan kesalahan.
Selain dari unsur-unsur kontrol yang dibahas diatas, Al harus mengambil
pengendalian tindakan sebagai bentuk yang paling langsung dari pengendalian manajemen
karena pengendalian tindakan melibatkan pengambilan langkah-langkah untuk memastikan
bahwa karyawan bertindak dalam kepentingan terbaik organisasi dengan membuat tindakan
mereka sendiri fokus pada pengendalian. Pengendalian tindakan terdiri dari empat bentuk
dasar.
Bentuk yang pertama adalah behavioural constraints. Ini merupakan bentuk negatif
dari pengendalian tindakan. Mereka membuat sesuatu menjadi lebih sulit bagi karyawan
untuk melakukan hal-hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Dalam kasus ini, constraint
dapat diterapkan secara fisik atau administratif. Sebagai contoh, AI menggunakan beberapa
bentuk dari kendala fisik seperti password komputer dan kunci meja. Jadi tidak semua orang
dapat mengakses area yang bernilai tersebut tanpa sepengetahuan dari AI. Untuk kendala
administratif juga dapat digunakan untuk menempatkan batas pada kemampuan karyawan
untuk melakukan seluruh atau sebagian dari tindakan tertentu. Dengan menggunakan
constraint ini, AI dapat melakukan pembatasan dalam pengambilan keputusan kewenangan
untuk karyawannya sehingga mereka tidak bisa mengambil tindakan untuk keuntungan
mereka sendiri .
Selanjutnya me-review pra tindakan yang melibatkan pengawasan dari rencana aksi
karyawan yang dikendalikan. Pengulas dapat menyetujui atau menolak tindakan yang
diusulkan, meminta modifikasi atau meminta lebih banyak rencana yang telah disusun secara
seksama sebelum memberikan persetujuan akhir. Di AHL, Al dapat membentuk ulasan pra
tindakan selama proses perencanaan dan penganggaran yang ditandai dengan beberapa
tingkat ulasan tentang tindakan yang direncanakan dan anggaran di tingkat organisasi yang
lebih tinggi.
Selanjutnya bentuk dasar dalam pengendalian tindakan adalah akuntabilitas tindakan.
Bentuk ini melibatkan pemegangan tanggung jawab karyawan atas tindakan yang mereka
ambil. Implementasi dari akuntabilitas tindakan memerlukan penjelasan tindakan apa yang
dapat diterima atau tidak dapat diterima, pengkomunikasian penjelasan tersebut kepada
karyawan, pengawasan terhadap apa yang terjadi, dan pemberian reward atau hukuman atas
tindakan karyawan. Al dapat mengambil pengendalian tindakan kepada karyawan dari empat
implementasi. Al mungkin perlu berkomunikasi dengan karyawannya secara tertulis ataupun
sosial. Komunikasi dengan cara tertulis berisi penggunaan aturan kerja, kebijakan dan
prosedur, kontrak provisi dan kode etik perusahaan. Tindakan yang diinginkan tidak perlu
dikomunikasikan secara tertulis namun dapat dikomunikasian secara langsung dalam rapat
atau secara privat dengan karyawannya. Tindakan karyawan dapat diamati secara langsung
dan berkelanjutan selama dilakukan oleh supervisor. Selain itu, Al juga dapat melacak dengan
memeriksa bukti dari tindakan yang dilakukan seperti activity report atau expense
documentation. Akuntabilitas tindakan biasanya diimplementasikan dengan penguatan
negatif. Dengan begitu, AI mungkin dapat lebih sering dikaitkan dengan punishment
daripada reward kepada karyawannya.
karena
pekerjaannya
dapat
dikerjakan
dari
rumah
masing-masing