Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
DITA FLORANITA
P.17420111010
2012/2013
Politeknik Kesehatan Kementerian Semarang
Jurusan Keperawatan Program Studi DIII Keperawatan Semarang
Jl. Tirto Agung Banyumanik Semarang 50268 Telp./Fax 024-7460274
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan yang kuasa atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dengan bentuk sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam pembelajaran kebutuhan dasar manusia.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepanya bisa menjadi lebih baik.
Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu penulis harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses luar biasa yang akan dialami oleh
setiap wanita normal. Dimana si Ibu bertanggung jawab untuk melindungi si calon
bayi dari segala bentuk ancaman baik ancaman dari dalam maupun dari luar.
Misalnya pada Ibu yang ketergantungan obat, alkohol maupun nikotin.
Penyalahgunaan dan ketergantungan zat yang termasuk dalam katagori
NAPZA pada akhir-akhir ini makin marak dapat disaksikan dari media cetak
koran dan majalah serta media elektrolit seperti TV dan radio. Kecenderungannya
semakin makin banyak masyarakat yang memakai zat tergolong kelompok
NAPZA tersebut, tidak terkecuali pada ibu hamil
BAB II
TEORITIS
A. Pengertian
Ketergantungan obat adalah kebutuhan secara psikologis terhadap
suatu obat dalam jumlah yang makin lama makin bertambah besar untuk
menghasilkan efek yang diharapkan
Menurut WHO merupakan gabungan berbagai bentuk penyalahgunaan
obat dan didefenisiskan sebagai suatu keadaan psikis maupun fisik yang
terjadi karena interaksi suatu obat dengan organisme hidup. Hal ini
Heroin
serbuk putih dan yang telah dicampur dengan soda kue/ sodium karbonat
kemudian direbus sampai airnya menguap dan tinggal kerak cokelat jenis
in lebih adiktif dan berbahaya. Kokain dengan cepat diabsorpsi dan
masuk dalam darah serta menghasilkan efek dalam 6-8 menit. Adiksi
kokain mengganggu psikologik, dan sulit diobati. Kokain diabsorbsi
dengan cepat pada semua membran mukosa dan menghambat reuptake
presinaps dari katekolaminpada neuron terminal. Akumulasi ini
menyebabkan peningkatan tonus simpatis dan vasokontriksi serta
menimbulkan euforia, peningkatan denyut jantung, hiperglikemia,
hiperpireksia, dan midridiasis. Vasokontriksi koroner akan
mengakibatkan spasme, angina pektoris, infark miokard akut, aritmia
jantung , dan bahkan kematian mendadak. Dapat pula terjadi perdarahan
subarakhnoid bila sebelumnya ada stroke hemoragik, dan nekrosis usus.
Komplikasi maternal dapat berupa hipertensi maligna , iskemia
janutng, infark miokard bahkan kematian. Bayi pemakaian kokain
dengan berat badan lahir rendah beresiko mengalami perdarahan
intraventrikuler dan keterlambatan penanganan. Ibu hamil pengguna
kokain beresiko terjadi terjadi ketuban pecah dini 20%, pertumbuhan
janin terhambat 25-30%, persalinan kurang bulan 25%, perawatan
mekonium dalam air ketuban 20% dan solusio plasenta 6-10%.
3. Alkohol
Fetal alcohol syndrome = FAS untuk menggambarkan gejala yang
berhubungan dengan pemekaian alkohol yang berat berupa: defisiensi
pertumbuhan pre dan postnatal, gangguan sistem saraf pusat
yangberpengaruh terhadap kecerdasan dan perilak, muka yang khas
ditandai dengan posisi telinga yang rendah dan tidak paralel, philtrum
yang khas yang ditandai pendek dan datar, muka yang panjang, kepala
kecil, hidung pendek, malformasi organ terutama pada jantung berupa
defek septum, dapat pula terjadi hipoplasia ginjal, divertikulum buli-buli,
a. Faktor biologic
1) Kecenderungan keluarga, terutama penyalahgunaan alcohol
2) Perubahan metabolisme alkohol yang mengakibatkan respon
fisiologik yang tidak nyaman
b. Faktor psikologik
1) Tipe kepribadian ketergantungan
2) Harga diri rendah biasanya sering berhub. dengan penganiayaan
waktu masa kanak kanak
3) Perilaku maladaptif yang diperlajari secara berlebihan
4) Mencari kesenangan dan menghindari rasa sakit
5) Sifat keluarga, termasuk tidak stabil, tidak ada contoh peran yang
positif, kurang percaya diri, tidak mampu memperlakukan anak
sebagai individu, dan orang tua yang adiksi
c. Faktor sosiokultural
1) Ketersediaan dan penerimaan sosial terhadap pengguna obat
2) Ambivalens sosial tentang penggunaan dan penyalahgunaan
berbagai zat seperti tembakau, alkohol dan mariyuana
3) Sikap, nilai, norma dan sanksi kultural
4) Kemiskinan dengan keluarga yang tidak stabil dan keterbatasan
kesempatan.
D. Penatalaksanaan untuk Semua Wanita Hamil Penyalahgunaan Zat
1.
4.
Komplikasi Kehamilan
Perdarahan pada trimester pertama dan kedua yang terjadi 3 kali
atau sering, infeksi dan abrupsio plasenta yang terjadi dengan
peningkatan frekuensi. Risiko abortus spontan pada trimester pertama
dan kedua meningkat dan aborsi habitual yang terjadi 2 kali atau sering.
Komplikasi Janin/Neonatus
Sindrom putus aklohol pada janin (fetal aklohol syndrome/FAS)
yang merupakan penyebab retardasi mental yang paling sering terjadi
pada neonatus erat berkaitan dengan asupan aklohol pada dua bulan
pertama kehamilan. FAS ditetapkan sebagai diagnosis jika janin
memperlihatkan 1 tanda dari setiap kategori yaitu IUGR, keterlibatan
SSP dan dismorfologi wajah (mikrosefalus, mikroftalmia, fisura
palpebral pendek, tulang hidung datar, dagu kecil, lipatan pada
epikantus, perkembangan filtrum yang buruk, bibir atas tipis atau area
maksilar yang datar). Kurang lebih 30-40% bayi juga mengalami defek
jantung, defek minor pada tangan dan kaki, defek tuba neural dan
kelainan kongenital lain.
Sindrom Alkohol-Janin (FAS)
Adalah sekumpulan masalah yang mempengaruhi anak-anak yang
dilahirkan oleh wanita pecandu alkohol. Sindrom lengkap terjadi pada 1
atau 2 dari setiap 1000 kelahiran.
FAS ditandai dengan retardasi pertumbuhan sebelum dan setelah
kelahiran. Kelainan pada jantung dan anggota gerak dan karateristik
wajah tak lazim seperti hidung yang pendek dan tak turun, pendataran
tulang rahang atas dan mata berbeda terjadi pada anak dengan FAS.
Anak ini mungkin mempunyai masalah perilaku, kerusakan bicara dan
kerusakan fungsi motorik kasar. FAS diperingkatkan sama seperti
kelainan tabung saraf dan sindron Down sebagai penyebab utama
retardasi mental pada bayi.
Fakta Lain tentang Penggunaann Alkohol
Minum obat dengan alkohol meningkatkan risiko kerusakan pada
janin. Obat yang menyebabkan masalah terbesar termasuk analgetik,
antidepresan, dan antikonvulsan.
B12, zat besi, asam amino, vitamin C dan folat mendapat penggantian
yang cukup dalam vitamin prenatal yang diprogramkan.
Terapi Penghentian Merokok
Tawarkan terapi penghentian merokok. Tawarkan penggantian
nikotin jika ibu merokok lebih dari 15 batang rokok sehari dan
sebelumnya pernah mengalami gejala putus rokok, yang membuatnya
tidak kembali merokok. Kemungkinan terapi penghentian merokok
ditetapkan jika manfaatnya melebihi risiko penggantian nikotin dan
pada saat yang bersamaan ibu tetap merokok. Kadar nikotin dalam
serum akan lebih rendah pada terapi penggantian nikotin dibanding
dengan ibu tetap merokok. Penggantian tersebut meliputi:
a. Permen karet nikotin
Tersedia tanpa resep dalam dosis 2 dan 4 mg. Dua miligram
digunakan untuk mengganti dua rokok. Permen karet dikunyah
selama beberapa detik sampai terasa pedas, ditempel dipipi
sampai sensasinya hilang kemudian ulangi. Permen karet ini
bertahan sampai 30 menit. Setelah satu hingga dua bulan wanita
tersebut dapat menyapihnya dengan mengurangi satu unit
dosis/minggu. Bisa terjadi iriasi mulut.
b.
Koyo nikotin
Menyebabkan kadar nikotin menjadi konstan, tersedia tanpa
resep dengan kekuatan yang bervariasi lima hingga 22 mg. Koyo
ditempel setiap pagi dan diamkan selama 16-24 jam/hari. Perokok
ringan dapat menggunakan koyo 16 jam, sedang perokok berat
dapat menggunakan koyo 24 jam, menyapih secara bertahap
hingga ke dosis yang lebih rendah dimulai pada minggu kedua
hingga keempat. Efek sampingnya meliputi iritasi kulit dan
gangguan tidur.
c.
Semprot nikotin melalui hidung
Memungkinkan kadar nikotin yang paling cepat (dalam 10
menit), tetapi menyebabkan tingkat ketergantungan yang lebih
besar dan efek sampingnya lebih banyak (iritasi hidung dan
tenggorok). Satu kali semprot dilakukan perhidung 1-2x/jam
dengan dosis tidak lebih dari 24 jam. Penyapihan
direkomendasikan
selama
bulan
ke-3
penggunaan.
Dikontaindikasikan pada wanita penderita asma dan gangguan
nasal, sinus dan bronkitis kronis.
4.
Kokain
Kokain dikonsumsi peroral, IV, atau subkutan dan dihirup atau
dihisap. Kokain menyebabkan peningkatan kadar darah yang sangat cepat
dan euforia yang membuat kecanduan. Kokain meningkatkan kadar
epineprin dan norepineprin yang menyebabkan takikardia, peningkatan
tekanan darah, vasokonstriksi, kebutuhan untuk tidur berkurang dan
penurunan aliran darah uteroplasenta.
Kompikasi Penggunaan Kokain pada Ibu
Dapat meliputi gangguan pada jantung dan paru, rintis kronis,
perforasi septum nasal, stroke, iskemia usus, hipertermia dan kematian
mendadak.
Komplikasi pada Kehamilan
Meliputi kerusakan oksigenasi janin, hipertensi pada janin, abortus
spontan (sering), pecah ketuban dini 20%, kelahiran prematur 25%,
IUGR 25-30 %, cairan amnion bercampur mekonium 29%, lahir mati
dn infark plasenta, insufisiensi atau abrupsio, kegagalan kongenital
(jantung, otak), dan manifestasi pada SSP. Bayi yang terpajan narkotik
memiliki peningkatan risiko SIDS.
Gejala Putus Zat Neonatal
Terjadi pada bayi pecandu kokain. Gejalanya meliputi: iritabilitas,
sering gemetar, masalah saluran cerna, ketidakmampuan menghisap,
dan berbagai masalah pernapasan.
Penatalaksanaan Khusus Untuk Wanita Yang Pernah Menggunakan Kokain
Detoksifikasi diindikasikan.
5.
Heroin
Heroin adalah suatu narkotik yang disuntikan, yang dikaitkan
dengan komplikasi maternal yang timbul akibat suntikan, antara lain:
pembentukan abses, hepatitis dan infeksi HIV. Perubahan paru kronis
kadang terjadi setelah kerusakan berulang akibat materi partikulat yang
masuk melalui intravena dan kontaminasi zat-zat pengisi atau oleh
jamur, bakteri atau virus (termasuk HIV) di dalam obat.
Mariyuana
Satu dari tiga wanita menggunakan mariyuana selama bertahuntahun di usia subur mereka. Dampak kebiasaan menghisap mariyuana
pada paru sama dengan kebiasaan merokok, bahkan lebih berat, yang
menyebabkan bronkitis dan peningkatan kadar karboksihemoglobin.
IUGR, letargi, hipotonia, respons tumpul terhadap stimulus, refleks
neonatus yang lebih rendah terhadap cahaya, peningkatan refleks Moro,
tremor, ketidakmaturan sistem visual, dan keterlambatan perkembangan
saraf telah dilaporkan dialami oleh bayi dari pengguna mariyuana berat.
7.
Metadon
Metadon adalah suatu narkotik opiat sintesis dengan waktu paruh
yang lebih panjang daripada heroin. Metadon digunakan untuk
penatalaksanaan wanita hamil pecandu opiat dengan tujuan mencegah
atau mengurangi gejala putus zat dan keadaan sangat menginginkan
obat, untuk mencegah mereka menggunakan kembali obat-obatan
adiktif dan menormalkan setiap fungsi fisiologs yang terganggu akibat
penggunaan obat tertentu. Namun hal ini terhambat karena banyak
wanita yang menggunakan metadon menggunakan berbagai zat lain.
Hal ini mengakibatkan angka kelahiran prematur, persalinan yang
cepat, abrupsio plasenta dan keluarnya mekonium jauh lebih tinggi
diantara ibu yang menggunakan metadon dibanding diantara mereka
yang meenggunakan heroin.
Metadon dimetabolisasi lebih cepat daripada heroin selama masa
hamil dan beberapa wanita dapat mengalami gejala putus zat. Gejala
putus zat meliputi : hiperaktivitas janin, persalinan prematur, atau
kematian janin. Heroin dapat mengurangi gejala-gejala ini.
Neonatus berisiko mengalami trombositosis dalam 4 bulan pertama
kehidupan. Sedang semua anak yang terpajan narkotik memiliki risiko
yang lebih tinggi untuk mengalami SIDS.
Sindrom putus zat pada neonatus terjadi pada 30-90 % bayi dari
ibu pecandu opiat. Gejalanya sama dengan gejala yang timbul akibat
gejala putus heroin. Gejala putus metadon berlangsung lebih lama
(hingga 3 minggu) karena waktu paruh metadon lebih lama.
BAB III
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Prinsip pengkajian yang dilakukan dapat menggunakan format
pengkajian di ruang psikiatri atau sesuai dengan pedoman yang ada di masingmasing ruangan tergantung pada kebijaksanaan rumah sakit dan format
pengkajian yang tersedia. Adapun pengkajian yang dilakukan meliputi :
1. Perilaku .
2. Faktor penyebab dan faktor pencetus.
3. Mekanisme koping yang digunakan oleh penyalahguna zat meliputi:
a. penyangkalan (denial) terhadap masalah
b. rasionalisasi
c. memproyeksikan tanggung jawab terhadap perilakunya
d. mengurangi jumlah alkohol atau obat yang dipakainya.
e. Sumber-sumber koping (support system) yang digunakan oleh klien
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi kurang volume cairan dan perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan: efek penggunaan obat-obatan
psikoaktif.
2. Resiko tinggi cedera terhadap diri sendiri, janin, atau bayi baru lahir yang
berhubungan dengan efek sensori obat
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan gaya hidup dehidrasi dan
malnutrisi metode pemberian obat / efek obat
4. Kurang perawatan diri, mandi, higyene yang berhubungan dengan efek zat
5. Penyangkalan (denial) yang berhubungan dengan kurang pemahaman
tentang proses penyakit, efek obat psikoaltif pada janin yang bertumbuh
dan kehamilan
6. Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan sistem pendukung
yang kurang, harga diri rendah, tidak adanya mekanisme sehat untuk
mengenali dan mengungkapkan kemarahan
7. Resiko tinggi kekerasan berhubungan dengan mempertahankan kebiasaan
menggunakan obat, efek zat yang digunakan.
C. Intervensi
1. Dx: Resiko tinggi cedera terhadap diri sendiri, janin, atau bayi baru lahir
yang berhubungan dengan efek sensori obat
Hasil yang diharapkan:
persalinan pasien yang prematur akan disupresi
intervensi:
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penyalahgunaan dan ketergantungan zat yang termasuk dalam katagori
NAPZA pada akhir-akhir ini makin marak. Kecenderungannya semakin makin
banyak masyarakat yang memakai zat tergolong kelompok NAPZA tersebut,
tidak terkecuali pada ibu hamil.
penting
tenaga
kesehatan
dalam
upaya
menanggulangi
DAFTAR PUSTAKA