Dokumen tersebut membahas enam penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat dan perifer, yaitu: 1) Ensefalomielitis diseminata akuta yang timbul setelah infeksi virus dan menyebabkan gejala seperti meningismus dan gangguan motorik; 2) Sklerosis multipleks yang ditandai dengan lesi saraf berupa "plaque sklerotique" yang menyebabkan gangguan sensorimotorik yang berulang kambuh; 3) Sindrom Guillain-Barre yang dimulai
Dokumen tersebut membahas enam penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat dan perifer, yaitu: 1) Ensefalomielitis diseminata akuta yang timbul setelah infeksi virus dan menyebabkan gejala seperti meningismus dan gangguan motorik; 2) Sklerosis multipleks yang ditandai dengan lesi saraf berupa "plaque sklerotique" yang menyebabkan gangguan sensorimotorik yang berulang kambuh; 3) Sindrom Guillain-Barre yang dimulai
Dokumen tersebut membahas enam penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat dan perifer, yaitu: 1) Ensefalomielitis diseminata akuta yang timbul setelah infeksi virus dan menyebabkan gejala seperti meningismus dan gangguan motorik; 2) Sklerosis multipleks yang ditandai dengan lesi saraf berupa "plaque sklerotique" yang menyebabkan gangguan sensorimotorik yang berulang kambuh; 3) Sindrom Guillain-Barre yang dimulai
Penyakit ini timbul setelah mengidap penyakit infeksi virus atau setelah mendapatkan imunisasi, sehingga secara klinis dapat disebut juga para-ensefalomielitis. Penyakitpenyakit yang mendahuluinya antara lain influenza, tampek, rubella, parotitis epidemika, cacar air, herpes zoster, pertusis, tetanus dan mononucleosis infeksiosa. Gejala-gejala ensefalomielitis terdiri dari meningismus, fotofobia, sakit kepala, paraparesis atau monoparesis, diplopia, gangguan miksi, demam dengan manifestasi organic brain syndrome. 2. Sklerosis multipleks Penyakit ini mempunyai kaitan dengan penyakit infeksi yang ditinjau dari segi geografisnya. Lesi yang ditemukan di seluruh susunan saraf pusat dan perifer terdiri dari plaque sklerotique yaitu daerah kecil yang merupakan jaringan parut yang berkembang setelah terjadi demielinisasi. Ciri khas dari penyakit ini yaitu adanya perbaikan dan kemunduran pada perjalanan penyakit yang senantiasa mundur secara progresif. 3. Sindrom Guillain-Barre-Strohl Gejala awal yang dirasakan adalah parestesi pada kaki dan tangan dengn kelemahan yang progresif dari tungkai dahulu dan kemudian disusul dengan kelemahan dari tangan. Paralisis dari tungkai dan lengan memperlihatkan tanda LMN. 4. Neuropatia karsinomatosis Neuropati pada penyakit ini sudah muncul lebih dahulu dari karsinoma. Defisit sensorik dan motorik merupakan gejala neuropati, dapat ringan sekali bahkan bisa sampai berat. Ataksia merupakan manifestasi dari penyakit ganas ini. 5. Miastenia gravis Gejala tunggal utamanya adalah kelemahan otot setelah mengeluarkan tenaga yang sembuh kembali setelah istirahat. Saraf otak cranial yang sering terkena adalah wajah dan otot-otot penelan. 6. Polimiositis Polimiositis adalah istilah yang diberikan kepada kelompok penyakit infeksi otot dengan gejala-gejala yang terdiri dari kelemahan dan nyeri otot. Keluhan awal pada penyakit ini adalah sukar memanjat tangga atau sukar untuk bangun dari sikap duduk atau jongkok. Gejala utamanya adalah kelemahan otot eksremitas bagian proksimal. Otot-otot yang terkena semuanya terasa nyeri, pegal, atau sengal juga otot-otot larings ikut terkena sehingga diagnosis laryngitis dapat dibuat. Eritema dan eksantema dapat melengkapi gambaran penyakit tersebut.
Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis dasar. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat;