Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah kesehatan terus berkembang mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta masyarakat yang dinamis, semakin
memacu tenaga kesehatan untuk terus meningkatkan kuantitatif dan
pelayanan dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan (Muchtar
R.1998)
Derajat
kesehatan
keluarga
dan
masyarakat
ditentukan
oleh
anak
lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus (Harry Oxorn,1990). Akan
tetapi, persalinan melalui Sectio Caesaria bukanlah alternatif yang lebih
aman karena di perlukan pengawasan khusus terhadap indikasi di
lakukannya Sectio Caesaria maupun perawatan ibu setelah tindakan Sectio
Caesaria, karena tanpa pengawasan yang baik dan cermat akan berdampak
pada kematian ibu (Wiknjosastro, 2005).
Namun dewasa ini, Sectio Caesaria jauh lebih aman dari pada dulu
berkat kemajuan dalam antibiotika, transfusi darah, anestesi, dan tekhnik
operasi yang lebih sempurna. Karena itu saat ini ada kecenderungan untuk
melakukan operasi tanpa dasar indikasi yang cukup kuat. (Muchtar.R, 1998).
Operasi caesar hanya boleh bila : Ari-ari menutup jalan lahir, bayi besar, letak
bayi melintang atau sungsang, dan proporsi panggul ibu dan kepala bayi
yang tidak pas sehingga di khawatirkan persalinan akan macet (www.
Republika. Co. Id/koran. Detail).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa persalinan
dengan bedah caesar adalah sekitar 10-15 % dari semua proses persalinan
di negara-negara berkembang. Di Indonesia sendiri, presentasi operasi
caesar sekitar 5 %.
Di samping itu sumber lain mengatakan bahwa Sectio Caesaria
berhubungan dengan peningkatan 2 kali lipat resiko mortalitas ibu
dibandingkan pada persalinan Vaginal. Kematian ibu akibat operasi caesar itu
sendiri menunjukkan angka 1 per 1.000 persalinan. Menurut Bensons dan
Pernolls, angka kematian pada operasi caesar adalah 40-80 tiap 100.000
kelahiran hidup. Angka ini menunjukkan risiko 25 kali lebih besar di banding
Tujuan Penulisan
B.1.
Tujuan Umum
Memperoleh gambaran dan pengalaman nyata dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan pada klien dengan post operasi Sectio Caesaria dengan
indikasi letak lintang di Ruang Bagi Gau II RSUD Labuang Baji
Makassar,Tanggal 3-5 Oktober 2007
B.2.
Tujuan Khusus
2.a.
analisis data dan perumusan diagnosa keperawatan pada klien dengan Post
Sectio Caesaria dengan indikasi letak lintang
2.b.
Memperoleh
pengalaman
nyata
dalam
Manfaat Penulisan
C.1.
C.2.
Metode Penulisan
D.1.
tanggal 3 - 5 Oktober 2007 di ruang Perawatan Baji Gau RSUD Labuang Baji
Makassar.
D.2.
2.a.
2.b.
Studi Kepusatakaan
Penulis memperoleh informasi tambahan berkaitan dengan kasus klien
E.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :
BAB I :
PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan
BAB II :
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini berisikan yang mendasari pengalaman penulis yang terdiri dari
:
A.
A.1.
Pengertian Nifas
A.2.
A.3.
A.4.
A.5.
A.6.
A.7.
A.8.
A.9.
A.10.
B.
B.1.
Pengkajian Keperawatan
B.2.
Diagnosa Keperawatan
B.3.
Intervensi keperawatan
B.4.
Implementasi
B.5.
Evaluasi keperawatan
Pengkajian
B.
Data Fokus
C.
Analisa Data
D.
Diagnosa Keperawatan
E.
Catatan Perkembangan
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
A.1.
Konsep Dasar
Konsep Dasar Masa Nifas
a. Pengertian Nifas
1.1)
c.1)
untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu
persalinan
mempunyai
komplikasi.
Waktu
untuk
sehat
sempurna
Early
post
partum
masa
setelah hari pertama post partum sampai dengan minggu pertama post
partum.
a.3)
Late
post
partum
masa
psikologik
d.2)
d.4)
Untuk
mempercepat
pemulihan
kembali
alat-alat
Bayi lahir
Plasenta lahir
1 minggu
2 minggu
6 minggu
: Bertambah kecil
8 minggu
: Sebesar normal
a.b)
darah besar yang tersumbat oleh trombus. Biasanya luka yang demikian
sembuh dengan menjadi parut hal ini disebabkan karena dilepaskan dari
dasar dengan pertumbuhan endometrium baru di bawah pemukaan luka.
a.c)
Lochia
Yaitu sekret dari kavum uteri dan vagina pada masa nifas. Lochia
Lochia rubra/cruenta
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks
kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari pasca persalinan.
(c.2)
Lochia sanguinolenta
Berwarna merah dan kuning berisi darah dan lendir, hari 3-7 pasca
persalinan.
(c.3)
Lochia serosa
Lochia alba
Lochia Purulenta
Lochiostatis
Serviks
Setelah persalinan, bentuk serviks akan menganga seperti corong
Ligamen-ligamen
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis merenggang pada waktu
persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih
kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi
rertofleksi, karena ligamentum rotundum menjadi kendor.
e.2)
Sistem Endokrin
Setelah plasenta dilahirkan penurunan produksi hormone dan organ
tersebut terjadi dengan cepat. Hormon hipofise anterior yaitu prolaktin yang
tadinya dihambat oleh estrogen dan progesteron yang tinggi di dalam darah
kini dilepaskan. Prolaktin akan mengaktifkan sel-sel kelenjar payudara untuk
memproduksi ASI.
e.3)
Sistem Cardiovaskuler
Pada dasarnya tekanan darah sedikit berubah atau tidak berubah
e.4)
Sistem Urinaria
Selama proses persalinan, kandung kemih mengalami trauma yang
perubahan
ini
menyebabkan,
tekanan
yang
berlebihan
dan
kekosongan kandung kemih yang tidak tuntas, hal ini bisa mengakibatkan
terjadinya infeksi. Biasanya ibu mengalami kesulitan BAK sampai 2 hari post
partum.
e.5)
Sistem Gastrointestinal
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan anak. Hal ini
Sistem Muskulokeletal
a.a)
Otot
abdomen
terus-menerus
Sistem Integumen
Penurunan melanin setelah persalinan menyebabkan berkurangnya
Hyperpigmentasi
mammae
dan
linea
nigra
mungkin
menghilang
pada
sempurna
aerola
sesudah
melahirkan.
A.f.
f.1)
f.2)
Diet
Makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya makan
Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya, kadangkadang wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh
kepala janin dan juga karena bila kandung kemih penuh dan wanita sulit
kencing, sebaiknya dilakukan kateterisasi.
f.4)
Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih
sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat diberikan
obat laksans peroral atau perrektal. Jika masih belum bisa dilakukan klisma.
f.5)
Perawatan payudara
Perawatan mamma dilakukan sejak wanita hamil supaya puting susu
lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.
Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara :
a.a)
Pembalutan
mamma
sampai
tertekan
a.b)
Laktasi
Untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan
telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamma yaitu :
a.a)
Hipervaskularisasi
pada
Setelah
persalinan,
pengaruh
Perubahan Psikologi
a.a)
pertum
a.b)
lain
a.c)
1.b.
Secara
bertahap
tenaga
ibu
mulai
memerlukan bantuan
1.d.
Fase Letting Go
1.a.
1.b.
1.c.
2.
2.a.
1)
Sectio
Caesaria
adalah
suatu
pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomnen dan
uterus (Harry Oxorn, 1990).
3)
4)
buatan dimana janin dilahirkan melalui insisi pada dinding perut dan dinding
rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500
gram (Prawiharto, 1994).
5)
Sectio
Caesaria
adalah
proses
persalinan yang dilakukan dengan cara mengiris perut hingga rahim seorang
ibu untuk mengeluarkan bayi (www. Republika.co.id/koran-detail)
6)
2.b.
1)
a.a)
Sectio
Caesaria
klasik
atau
Sectio
Caesaria
ismika
atau
2.c.
1)
2)
Panggul sempit
3)
4)
Partus lama
5)
6)
7)
Keadaan
dimana
usaha-usaha
untuk
melahirkan
anak
pervasinam gagal
8)
Kematian janin
9)
2.d.
1)
1.a)
Ringan :
bila
ada
kenaikan
suhu
Sedang :
Berat
nanah, bengkak
2)
2.a)
2.b)
Atonia uteri
2.c)
3)
4)
2.e.
Penatalaksanaan
medis post-sp
Sectio
2)
3)
4)
5)
Kateterisasi
6)
7)
3.
3.a.
1.1)
sudut tegak lurus dengan sumbu memanjang janin. (Harry Oxorn, 1990).
3.b.
1.3)
1.4)
Kelainan uterus
1)
Lli I
: kepala di kiri
2)
Lli II
: kepala di kanan
3.d.
7.1)
7.2)
7.3)
7.4)
4. Penyimpangan KDM
Nifas
Lletak lintang
Perubahan fisiologi
Pembatasan gerak
Perubahan fisiologi
BAK
ADL (-)
Kontaminasi berkelanjutan
Tidak ada rangsangan pada kelenjar ptuitari
Thalamus
Mikroorganisme berkembang biak di dalam jaringan
Merangsang pci reseptor ke korteks
serebri
Infeksi
Ke tempat sumber
Feses keras
Konstipasi
B.
4.1.
Pengkajian Keperawatan
1.a.
jawab meliputi :
Nama,
umur,
pendidikan,
agama,
pekerjaan,
suku/bangsa,
status
perkawinan, alamat
1.b.
Keluhan
utama,serta
riwayat
keluhan
utama meliputi:
P (Provokatif/paliatif) : Apakah yang menyebabkan gejala?
Q (Kualitas/kuantitas) : Bagaimana gejala dirasakan,sejauh mana gejala di
rasakan?
R (Regional/area radiasi) : Dimana gejala terasa?apakah menyebar?
S (Skala keparahan) : Seberapakah keparahan dirasakan?dengan skala 1
sampai dengan 10
T (Timing) : Waktu,kapan gejala mulai timbul?
1.c.
1)
Tanggal operasi
2)
Jenis operasi
3)
Lama operasi
4)
5)
Penyulit persalinan
6)
Jenis kelamin
7)
Apgar score
B.d.
tanggal berapa haid terakhir klien dan tanggal tafsiran persalinan. Apakah
klien pernah mendapat suntikan imunisasi.
B.e.
B.f.
B.g.
yang diderita oleh klien, hal ini dikaji berdasarkan oleh tiga generasi,
biasanya ada riwayat dalam keluarga.
B.h.
1)
Kebutuhan nutrisi
2)
3)
Eliminasi (BAK/BAB)
4)
5)
B.i.
1)
2)
Payudara
Observasi
kebersihan
areola
mammae/puting
susu,
bagaimana
Abdomen/uterus
Observasi luka bekas operasi, bagaimana kontraksi uterus, posisi serta tinggi
fundus uteri, observasi adanya tanda-tanda infeksi.
4)
Genital
Observasi warna lochea, apakah ada varices vulva, udema vulva, serta
apakah ada tanda-tanda reeda.
5)
Anus
Haemorrhoid ada/tidak
6)
Ekstremitas bawah
Apakah ada udema, varises, apakah ada nyeri tekan, refleks patella.
4.2.
a.
Diagnosa Keperawatan
Risiko tinggi terjadi kekurangan voilume cairan berhubungan
dengan pendarahan
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
gerak.
4.3.
Rencana Keperawatan
2.a.
Risiko
tinggi
terjadi
kekurangan
volume
cairan
Rasional
Membantu mengevaluasi
cairan
Memberikan perkiraan
kebutuhan akan penggantian volume
cairan dan keefektifan pengobatan
Kolaborasi pemeriksaan
Hb/Ht
2.b.
Tujuan : Klien akan menunjukkan fungsi usus normal dengan kriteria klien bisa B.A.B
dengan lancar, peristaltik usus normal.
Intervensi
Rasional
h.1.
Auskultasi bising
2.1.
usus
kembalinya fungsi
gastrointestinal
mungkin
terlambat
Adanya
bunyi
abnormal
Menurunkan
Anjurkan
bila
masukan
diberikan
oralmerangsang
Perlu
peristaltik
untuk
dengan
h.3.
Kolaborasi
Rasional
Kaji
9.1.
Membantu menentukan
dirasakan klien.
a.2.
nyeri berkurang.
9.4.
Analgetik dapat
Tujuan : Infeksi tidak terjadi dengan kriteria tidak terjadi tanda-tanda radang seperti
merah, bengkak dan panas
Intervensi
d.1.
tanda-tanda radang
Rasional
Kaji
4.1.
Tand
untuk
menentukan
tindakan
selanjutnya.
4.2.
d.2.
kan
Men
tindakan
denganinfeksi
baik
digunakan
melalui
atau
alat
melalui
yang
tangan
perawat.
d.3.
kan
Anjur
4.3.
klien
untuk
Men
d.4.
Kola
4.4.
Anti
biotik
dapat
menghambat
pertumbuhan mikroorganisme
2.e.
Intervensi
Kaji tingkat kecemasan
Rasional
Perawat memperoleh
Produksi
ASI
tidak
efektif
berhubungan
dengan
Intervensi
Lakukan perawatan
payudara
Rasional
5.1.
Perawatan payudara
menyusui bayinya
Meningkatkan
2.g.
terus menerus
Tujuan : Klien akan mengungkapkan pola istirahat tidur yang terpenuhi dengan kriteria
klien dapat tidur dengan nyenyak, klien tidak mudah terbangun, konjungtiva
tidak anemis.
Intervensi
Rasional
2.h.
Personal
hygiene
kurang
berhubungan
dengan
keterbatasan gerak
Tujuan : Klien akan mengungkapkan personal hygiene terpenuhi dengan kriteria klien
nampak bersih dan rapi intervensi dan rasional
Intervensi
Kaji tingkat ketergantungan
klien
Rasional
Ketergantungan fisik
menyebabkan klien di dalam
memenuhi kebutuhan harus dibantu.
Membantu klien di dalam
Mandikan klien
4.
Implementasi
Pemberian tindakan keperawatan (implementasi) berdasarkan pada rencana
tindakan.
5.
Evaluasi
Adapun kriteria hasil yang perlu dikaji adalah :
5.a.
5.b.
5.c.
5.d.
5.e.
5.f.
5.g.
5.h.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I.
Biodata
I.A.
Identitas Klien
Nama
: Ny. N
Umur
: 39 tahun
Agama
: Islam
Suku / Bangsa
: Bugis/Indonesia
Pendidikan
: S2
Pekerjaan
: PNS
:1
Lamanya
: + 3 tahun
Alamat
I.B.
: Tn. D
Umur
: 38 tahun
Agama
: Islam
Suku / Bangsa
: Bugis / Indonesia
Pendidikan
: S1
Pekerjaan
: Wiraswasta
:1
Lamanya
: + 3 tahun
Keluhan Utama
Oktober 2007. Nyeri dirasakan oleh klien hilang timbul dengan skala nyeri
sedang (5). Nyeri terjadi akibat tindakan operasi dan nyeri tersebut akan
C.1.
G:1
P : II
C.2.
Haid terakhir
A:0
: 29 Oktober 2006
C.4.
Imunisasi TT
II.D.
: Tidak diberikan
D.1.
D.2.
letak lintang
D.3.
Lamanya persalinan
3.a.
Kala I
3.b.
Kala II
3.c.
Kala III
: + 15 menit
3.d.
Kala IV
D.4.
cc
D.5.
5.a.
a.1)
a.2)
a.3)
a.4)
5.b.
b.1)
1.a)
1.b)
Vilivion 2 x 1
1.c)
Fito ASI 3 x 1
1.d)
Cefadroxil 2 x 500 mg
1.e)
Metronidazole 3 x 500 mg
D.6.
Penyakit
persalinan
tidak
ada
penyakit
yang
menyertai persalinan
D.7.
D.8.
D.9.
Apgar Score : -
II.E.
E.1.
Menarche : 12 tahun
E.2.
E.3.
Lamanya haid
E.4.
E.5.
E.6.
Baunya
E.7.
: 5 6 hari
: Amis
E.8.
Disymenhore
II.F.
: Tidak ada
Persalinan
Anak
Anak
Kompli
ke
kasi
Umur
kehamilan
Penyulit
+ 9 bulan
+ 9 bulan
II.G.
Jenis
Sectio
Caesaria
Sectio
Caesaria
Penolong
Dokter
Dokter
bayi besar
Posisi lintang
KU Skr
Jenis
BB
PB
4,1
51
Baik
2,6
45
Baik
Penyulit
G.1.
Melaksanakan KB : Ya
G.2.
G.3.
yang lalu
G.4.
II.H.
Riwayat Kesehatan
H.1.
penyakit maag
H.2.
operasi Sectio Caesaria + 1 tahun yang lalu pada anak pertama klien karena
bayi yang melintang serta ukuran bayi yang besar.
H.3.
3.a.
Riwayat Keluarga
Genogram
GI
G II
G III
38
G IV
38
2hr
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
?
II.I.
Frekuensi
makanan
Sebelum sakit
Saat sakit
3 x / hari
3 x / hari
Baik
Baik
Nafsu makan
Makanan pantang
Banyak
minum
sehari
+ 2500 cc
+ 2500 cc
Mual
2.
Masalah
mengunyah/menelan
Eliminasi
1x
BAB
a.1)
Kuning
Frekuensi
a.2)
Warna
a.3)
Diare
a.4)
Keluhan
Kuning
+ 4 x / hari
Klien menggunakan
kateter saat dikaji
sehingga tidak
diketahui frekuensi
BAK
Sebelum Sakit
Kuning
Saat Sakit
Kuning
BAK
b.1)
No.
b.2)
Frekuensi
Jenis Kegiatan
Warna
b.3)
Jumlah
+ 1.000 cc
+ 200 cc
b.4)
Riwayat
penyakit ginjal
b.5)
Adanya kateter
3. Kebersihan diri
Mandi sehari
2 x / hari
Menyikat gigi
2 x / hari
Cuci rambut
+ 4 x / minggu
Mengganti pakaian
2 x / hari
sedikit kusut
Baik
Cara berpakaian
Bau badan
Bersih
Bersih
-
Adanya kutu
4. Aktivitas
Kegiatan dalam
pekerjaan
No.
Jenis Kegiatan
Hobby
Aktivitas kehidupan
Sebelum Sakit
Membaca
Saat Sakit
-
Mandiri
Dibantu
Baik
Baik
11.00 04.30
10.00 05.00
sehari-hari
Kekuatan
5. Istirahat (tidur)
Waktu malam
Waktu siang
13.00 14.00
Lokasi nyeri
Area abdomen
Kualitas
Sedang
Faktor pencetus
Operasi
Wajah meringis
Ya
Durasi
Hilang timbul
Bagaimana hilangnya
Istirahat/berbaring
Obat
Rokok
Minuman keras
6. Nyeri / ketidaknyamanan
7. Ketergantungan
8. Hubungan seksual
Keluhan
9. Rekreasi / keluarga
II.J.
J.1.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum / Kesadaran
V5 : Orientasi baik
J.2.
TTV :
TD : 110/80 mmHg
P
: 22 x/i
: 84 x/i
: 36 oC
J.3.
Rambut
3.a.
mudah tercabut
3.b.
4.a.
4.b.
4.c.
4.d.
J.5.
Mulut
5.a.
3 2 1 2
3 2 1 2
5.b.
5.c.
stomatitis
J.6.
Leher
6.a.
6.b.
J.7.
Buah dada
7.a.
7.b.
Konsistensi : lembek
7.c.
7.d.
7.e.
Kebersihan : Baik
7.f.
7.g.
7.i.
7.j.
J.8.
8.a.
8.b.
8.c.
8.d.
8.e.
8.f.
8.g.
8.h.
J.9.
Genitalia
9.a.
Lochea : Rubra
9.b.
9.c.
9.d.
9.e.
vulva
9.f.
J.10.
Anus
Ekstremitas bawah :
11.a.
11.b.
11.c.
11.d.
J.12.
Pemeriksan Diagnostik
Hasil
12.a.
Nilai normal
Hb
12,3 g/dl
Pr : 12 14 g/dl
Lk : 13 16 g/dl
12.b.
Bekuan (CT)
5 45
6
12.c.
Perdarahan (BT)
2 00
3
III.
Data Psikososial
A.1.
satu orang anaknya, serta klien merasa senang karena rumahnya akan
bertambah ramai dengan kehadiran sang bayi.
A.4.
A.6.
memuaskan.
A.7.
Komunikasi
verbal/nonverbal
dengan
orang
terdekat/keluarga, serta perilaku pola interaksi klien dengan orang lain sangat
baik.
IV.
Data Spiritual
V.A.
Yang Membuat
( Fitriani Ali )
DATA FOKUS
: 39 Tahun
Ruangan
Data Objektif
Ekspresi wajah klien
tampak
Tidak
klien
mengatakan
nyeri
bila
bayinya
belumbekas operasi
pernah disusui
dari sendok
lahir
Klien
tampak
dan
Pos-Op Hari II
TTV :
lebih
jarang
sekali
bekas operasi
Klien
mengatakan
sama
adanya ASI
bergerak/beraktivitas
mengatakan
nampak
sering
melakukan
TD : 110/80 mmHg
N : 89 x/i
S : 22 x/i
P : 36 oC
ANALISA DATA
: 39 Tahun
Ruangan
NO.
DATA
1. DS :
Klien
nyeri
mengatakan
pada
daerah
abdomen
ETIOLOGI
MASALAH
Nyeri
Caesaria
Terputusnya kontinuitas
Klien
mengatakan
nyeri
bila
bergerak/beraktivitas
jaringan
Merangsang serabut
DO :
saraf efferent
Ekspresi wajah klien mengeluarkan mediator
nampak meringis
Pada
abdomen
kimia (histamin,
daerah
terdapat
luka
bekas operasi
Tampak
verband
pada
bekas operasi
bradikinin,
prostaglandin)
ada
daerah
Nociceptor
Kortex serebri
TTV
TD : 110/80 mmHg
Nyeri dipersepsikan
N : 89 x/i
S : 22 x/i
Nyeri
P : 36 oC
NO.
2
DATA
ETIOLOGI
DS :
semenjak
mengatakan
lahir,
ASInya
belum
ada
efektif
Rangsangan saraf-saraf
Klien
bayinya
belum
pernah
disusui
DO :
Penurunan produksi
prolaktin
MASALAH
Produksi ASI
kurang
NO.
3
DATA
DS :
ETIOLOGI
MASALAH
Post-Op Sectio
Risiko infeksi
Caesaria
Do :
Pada
area
abdomenterdapat
luka
abdomen
bekas operasi
Tampak
verband
pada
ada
abdomen
(daerah Post-Op).
Port de entry
mikroorganisme
dan
jarang
beraktivitas
ke dalam tubuh/
jaringan
Post-Op Hari II
TTV
Mikroorganisme
TD : 110/80 mmHg
berkembang dalam
N : 89 x/i
jaringan
S : 22 x/i
P : 36 oC
Risiko infeksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
: 39 Tahun
Ruangan
No.
Diagnosa Keperawatan
Tanggal
Tanggal Teratasi
Dan Data
Ditemukan
1. Nyeri
b/d
terputusnya 03 Oktober 2007 05 Oktober 2007
kontinuitas jaringan akibat
Sectio Caesaria ditandai
dengan :
DS :
Klien
mengatakan
nyeri pada daerah abdomen
Klien
mengatakan
nyeri
bila
bergerak/beraktivitas
DO :
Ekspresi wajah klien
nampak meringis
Pada
daerah
abdomen
terdapat
luka
bekas operasi
Tampak ada verband
pada daerah bekas luka
operasi
TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 89 x/i
S : 22 x/i
P : 36 oC
No.
Diagnosa Keperawatan
Tanggal
Dan Data
Ditemukan
2. Produksi Asi kurang b/d03 Oktober 2007
isapan bayi yang kurang
Tanggal Teratasi
05 Oktober 2007
mengatakan
lahir
bayinya
mengatakan
No.
3
Diagnosa Keperawatan
Tanggal
Tanggal Teratasi
Dan Data
Ditemukan
Resiko terjadinya infeksi b/d 03 Oktober 2007 05 Oktober 2007
adanya
luka
post-operasi
Sectio Caesaria
Ditandai dengan :
DS :
-
DO :
Pada
abdomen
daerah
terdapat
luka
bekas operasi
Tampak ada verband
pada
abdomen
(daerah
Post-Op)
Klien tampak sering
berbaring
dan
jarang
beraktivitas
Post-Op Hari II
TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 89 x/i
S : 22 x/i
P : 36 oC
INTERVENSI KEPERAWATAN
: 39 Tahun
Ruangan
Diagnosa
No Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
dan Data
1. Nyeri
b/dSetelah dilakukan
c.1.
terputusnya
tindakan
Kaji tingkat nyeriSebagai indikator untuk
kontinuitas
keperawatan 3 x 7
mengetahui sejauh
jaringan akibatjam
diharapkan
mana
nyeri
Sectio Caesaria nyeri
yang
dipersepsi
dirasakan
oleh
c.2.
klin
berkurang
Observasi tandaatau
hilangtanda vital Memantau
dengan kriteria :
perkembangan
Klien
klien
untuk
mengatakan nyeri
mengantisipasi
yang dirasakajn
dengan
cepat
berkurang
atau
c.3.
kelainan
yang
hilang
Ajarkan
teknikterjadi
Ekspresi relaksasi (nafas
wajah rileks
dalam)
Menciptakan suasana
TTV dalam
rileks terhadap ototbatas normal c.4.
otot yang dapat
Berikan posisi yangmengurangi nyeri.
nyaman
Diharapkan
dengan
posisi yang nyaman
akan
mengurangi
rasa
nyeri
dan
perasaan nyaman
dan rileks pada
pasien
c.5.
Kolaborasi dalam
pemberian obat
Pemberian
obat
analgetik
analgetik
dapat
mengurangi
rasa
nyeri
yang
dirasakan klien.
Diagnosa
No Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
dan Data
2. Produksi
AsiSetelah dilakukan
Ajarkan i.1.
kurang
b/dtindakan
teknik massage
Dengan
massage
kapan bayi yangkeperawatan 3 x 7pada payudara payudara
dapat
kurang efektif jam
diharapkan
merangsang
agar
Ajarkan
produksi ASI
gangguanmenyus teknik
ui teratasi denganperawatan i.2.
kriteria :
puting susu Perawatan puting susu
Klien
dapat
mengatakan
Ajarkan
memaksimalkan
Asinya
sudahteknik menyusuiproduksi ASI
lancar
dan keuntungan
Klien
menyusui bayi
i.3.
mengatakan
Tekhnik
menyusui
bayinya
sudah
dengan benar dapat
disusui
memaksimalkan
pemberian
ASI
pada
bayi,
keuntungan
menyusui bayi perlu
diketahui oleh ibu
Anjurkan
agar lebih sering
untuk
memberi Asi pada
mengkonsumsi bayinya
sayur-sayuran
dan
kacangi.4.
kacangan Dengan
mengkonsumsi
kacang-kacangan
Kolaborasi dan sayur-sayuran
dalam
dapat merangsang
pemberian obat produksi ASI
i.5.
Kolaborasi
dilakukan
guna mempercepat
produksi ASI
Diagnosa
No Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
dan Data
3. Risiko terjadinyaSetelah dilakukan
Panta
i.1.
infeksi
b/dtindakan
u tanda-tanda
Suhu malam hari yang
adanya
lukakeperawatan 3 x 7vital, terutamamemuncak kembali
post-op
jam
diharapkanpada
normal pada pagi
tidak
terjadipeningkatan
hari
adalah
infeksi
dengansuhu
karakteristik infeksi.
kriteria :
Selain itu demam
Tidak
dengan suhu 38 oC
terjadi
tandasegera
setelah
tanda infeksi
pembedahan dapat
TTV dalam
menandakan infeksi
batas normal
f.2.
Dengan
mengetahui tandaKaji tanda infeksi lebih
adanya tanda-dini
akan
tanda infeksi
memudahkan
menentukan
intervensi
berikutnya
f.3.
Mobilisasi
dapat
memperlancar
Lakuk peredaran
darah,
an
mobilisasisehingga sirkulasi
pada
kliendarah ke area luka
secara bertahap baik, yang dapat
mempercepat
penyembuhan luka
f.4.
Personal
hygiene yang baik,
khususnya
pada
Anjur kebersihan badan
kan
kepadadapat
klien
untukmemperlancar
menjaga
peredaran
darah
personal
sehingga
hygiene
mencegah
(kebersihan
terjadinya infeksi
badan)
Diagnosa
No Keperawatan
dan Data
Tujuan
Intervensi
Rasional
Penat
Pemberia
alaksanaan
n obat diharapkan
pemberian obat agar
dapat
mencegah
terjadinya infeksi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
: 39 Tahun
Ruangan
Jam
09.00
: 22 x/i
: 84 x/i
09.15 S
: 36 oC
Mengkaji
skala
nyeri klien
2
09.30 Hasil :
Nyeri sedang dengan skala 5
Melakukan dan
mengajarkan tehnik perawatan puting
10.15 susu
Hasil :
Puting susu tampak bersih
10.30
Melakukan
pembersihan vulva
Hasil :
Tampak lochea rubra
12.30
Menganjurkan
kepada klien untuk sering bergerak
10.00
Hasil :
Klien menyanggupi
Pemberian obat
analgetik
Hasil :Asam mefenamat 1 tab
-
Jam
09.20
Aff kateter
Implementasi Dan Hasil
Mengajarkan
tehnik relaksasi
Hasil :
Klien mengulang apa yang sudah
diajarkan, yaitu menarik nafas dalam
melalui hidung, tahan beberapa detik
kemudian hembuskan melalui mulut.
Kamis /
04 -10 - 2007
07.00
Mengkaji
vital
Mengkaji
skala
sign
Hasil :
TD : 110/80 mmHg
: 20 x/i
: 82 x/i
07.15 S
: 36 oC
nyeri
3
07.30 Hasil :
Nyeri sedang dengan skala 5
Penatalaksanaa
n pemberian obat
Hasil :
Asam mefenamat 1 Tab
08.45 Hasil :
Setelah
dimandikan
klien
tampak
segar
Melakukan
pembersihan vulva
Hari/Tanggal No. NDX
3
untuk
menjaga
kebersihan
dirinya
Hasil :
3
tanda infeksi
Hasil :
1
10.05 Klien
melakukan
teknik
relaksasi
dengan benar
Membantu klien
memilih posisi yang nyaman
Hasil :
2
Klien menyanggupi
Jam
Implementasi Dan Hasil
07.30
Mengkaji
sign
Hasil :
TD : 110/80 mmHg
P : 20 x/i
N : 82 x/i
07.45 S : 36 oC
vital
Mengkaji
skala
nyeri
1, 2, 3
08.00 Hasil :
Nyeri ringan dengan skala 3
Penatalaksanaa
n pemberian obat
Asam mefenamat 1 tab
Fito ASI 1 tab
2
09.00 Cefodroxil 1 tab
Metronidazole
Penyuluhan
serta demonstrasi massage payudara
Hasil :
Klien dapat mengulang apa yang
2
09.45 sebelumnya dilakukan oleh perawat
Mereview
kembali
cara
klien
melakukan
perawatan payudara.
Hasil :
3
09.55 Klien melakukan perawatan puting
susu dengan benar
Kaji
adanya
tanda-tanda infeksi
2
10.00 Hasil :
Tidak terdapat adanya tanda-tanda
infeksi
Menganjurkan
untuk mengkonsumsi sayur-sayuran
dan kacang-kacangan
Hasil :
Klien menyanggupi
EVALUASI KEPERAWATAN
: 39 Tahun
Ruangan
Hari/Tgl.
Rabu /
03-10-2007
A: -
P: -
Lanjutkan intervensi
Kaji TTV
Kaji skala nyeri
Ajarkan teknik relaksasi
Bantu klien memilih paster yang
nyaman
Penatalaksanaan pemberian
analgetik
S: -
O: -
A:-
P:-
Lanjutkan intervensi
Berikan tekhnik massage pada
payudara
Hari/Tgl.
No. NDX
Jam
Evaluasi
Ajarkan tekhnik perawatan
putting susu
Ajarkan tekhnik menyusui dan
keuntungan menyusui bayi
Anjurkan untuk mengkonsumsi
sayur-sayuran dan kacang-kacangan
Penatalaksanaan pemberian
obat
S :O:-
P: -
Pertahankan intervensi
Pantau
TTV
Kaji
adanya tanda-tanda infeksi
Lakukan
mobilisasi pada klien
Penatalaks
anaan pemberian obat
S: Kamis /
04 -10-2007
14.10
O:-
Hari/Tgl.
No. NDX
Jam
Evaluasi
A : - Masalah belum teratasi
P:-
Lanjutkan intervensi
Kaji TTV
Kaji skala nyeri
Penatalaksanaan pemberian
analgetik
S14.15
: - Klien mengatakan ASI-nya belum ada
keluar
O:-
P:-
Lanjutkan intervensi
Berikan tekhnik massage
payudara (08-10-2007), rencananya
akan diberikan penyuluhan tekhnik
massage payudara).
Ajarkan tekhnik perawatan
putting susu
Ajarkan untuk mengkonsumsi
sayur-sayuran dan kacang-kacangan
Penatalaksanaan pemberian
obat
S:-
O:-
3
Hari/Tgl.
No. NDX
14.20
Jam
Evaluasi
A : - Risiko infeksi tidak terjadi
P:-
Pertahankan intervensi
Pantau TTV
Kaji adanya tanda-tanda infeksi
Dorong agar klien terus
melakukan mobilisasi
penatalaksanaan pemberian
obat.
S:Jumat /
05 -10-2007
A:
Masalah teratasi
P:
Pertahankan intervensi.
S:2
11.40 keluar
O:-
P:
Masalah teratasi
Pertahanakan infeksi
S: -
O: 3
11.30
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
A:
P:
Pertahanakan intervensi
(Ket. Pasien diizinkan pulang, karena
kondisi pasien yang sudah pulih).
BAB IV
PEMBAHASAN
Pengkajian
Pada pengkajian secara teori pada pasien Post-Op Sectio Caesaria
dapat ditemukan pada saat operasi, adanya demam, bayi malas menetek,
adanya konstipasi, klein susah tidur, klien susah bergerak, personal hygiene
kurang, nyeri tekan uterus, ekspresi wajah meringis.
Sedangkan pada sat pengkajian kasus klien Ny. N, didapatkan
keluhan nyeri pada abdomen, serta bayi klien malas menetek.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka didapatkan kesenjangan
antara kasus nyata dengan teori, dimana pada saat pengkajian hari kedua
post operasi tidak didapatkan perdarahan, demam begitu pula dengan gejala
konstipasi karena klien mengaku sudah BAB, serta tidak ditemukan gejala
susah tidur.
B.
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil bahwa diagnosa yang sering muncul pada Post
Operasi Sectio Caesaria adalah sebagai berikut :
B.1.
B.2.
B.3.
operasi
B.4.
B.5.
B.6.
B.7.
B.8.
2.
3.
1.
2.
3.
Gangguan pola tidur b/d rasa nyeri terus menerus. Diagnosa ini
sengaja penulis tidak angkat karena pada saat pengkajian kebutuhan
istirahatnya terpenuhi.
4.
5.
C.
Intervensi keperawatan
Pada pembahasan ini, penulis hanya membahas rencana intervensi
pada diagnosa yang ada pada kasus sebagai berikut :
C.1.
operasi
Intervensi yang ada pada teori yaitu :
1.a.
1.b.
1.c.
nyeri muncul
1.d.
bertahap
1.e.
b.
c.
d.
e.
C.2.
2.b.
2.c.
2.d.
payudara sendiri
2.e.
b.
c.
d.
Anjurkan
untuk
mengkonsumsi
sayur-sayuran
dan
kacang-
kacangan
e.
C.3.
3.a.
3.b.
antiseptik
3.c.
basah
3.d.
b.
c.
d.
Anjurkan
kepada
klien
untuk
menjaga
personal
hygiene
(kebersihan badan)
e.
D.
Impelemnetasi Keperawatan
Pada dasarnya intervensi yang dibuat dipublikasikan ke dalam tahap
pelaksnaan implementasi keperawatan yang diberikan pada klien Ny.
Ndengan kasus post operasai Sectio Caesaria yang merupakan pengkajian
dari seluruh tindakan keperawatan yang dibuat sebelumnya.
D.1.
operasi
1.a.
1.b.
1.c.
1.d.
1.e.
D.2.
2.a.
2.b.
2.c.
Mengajarkan
tehnik
menyusui
dan
keuntungan
menyusui bayi
2.d.
kacang-kacangan
2.e.
Kolaborasi
dalam
pemberian
untuk
meperlancar
produksi ASI
D.3.
3.a.
Memantau TTV
3.b.
3.c.
3.d.
Vulva hygiene
b.
Memandikan klien
c.
Aff kateter
E.
Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan.
Evaluasi ini merupakan hasil dari proses kasus yang dilakukan dari tanggal 35 Oktober 2007 untuk menunjang adanya kemajuan atau keberhasilan dalam
menghadapi masalah yang dihadapi oleh klien.
1.a.
teratasi pada hari ketiga dari proses keperawatan yang dilakukan. Hal ini
nampak dari wajah klien yang sudah tidak tampak meringis lagi, serta
pengakuan dari klien sendiri yang menyatakan bahwa nyerinya sudah mulai
hilang
1.b.
ini nampak dari klien yang mengatakan sudah menyusui bayinya, serta sudah
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian penulis tentang pelaksanaan Askep pada klien Ny N
dengan kasus Sectio Caesaria dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
A.1.
Pengalaman
seorang
perawat
dalam
melakukan
suatu
B.
Saran
B.1.
yang telah dilakukan sehingga ada pengertian dari tindakan yang diberikan
B.5.
DAFTAR PUSTAKA
Yayasan
Bina
HALAMAN PENGESAHAN
Pustaka.
Sarwono
Karya tulis ilmiah ini telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Gema Insan Akademik Makassar pada tanggal
..
Tim Penguji
1.
2.
3.
Mengetahui :
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gema Insan Akademik Makassar
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimbing,
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimbing,
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimbing,
HALAMAN PERSETUJUAN
Pembimbing,