You are on page 1of 15

CASE BASED DISCUSSION

KASUS PSIKOTIK

Oleh:
Ardiani Okky Novitasari
Arif Agung Wibowo
Asih Rahmawati
Ave Marya Pamilih

01.208.5608
01.208.5612
01.208. 5614
01.208.5615

Pembimbing:
Dr. Damasus Widiantoro, Sp.KJ
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA
RSJD PROF DR SOEROYO MAGELANG
PERIODE 25 Februari 23 Maret 2013
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2013

Lembar Pengesahan
Kasus Psikotik
Telah Diterima dan Disetujui
Pada Maret 2013
Oleh Pembimbing Sebagai Salah Syarat Menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. DR.
Soerojo, Magelang
Mengetahui
Magelang, Maret 2013

Dr. Damasus Widiatmoko, Sp. KJ

No. Rekam Medis


Tanggal Kunjungan

: 4146
: 15 Maret 2013

I.

IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. S
Usia
: 27 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
:DS Growong kec tempuran magelang
Suku
: Jawa
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Status Pernikahan
: Tidak menikah
Tanggal Masuk RS :14 januari 2013
No. CM
: 4146

II.

ANAMNESIS RIWAYAT PSIKIATRI


Didapat dari data alloanamnesis dari keluarga:
Nama
:Tn.J
Usia
:45 tahun
Jenis Kelamin
:Laki-laki
Alamat
: Ds Growong kec tempuran Magelang
Suku
: Jawa
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
:Petani
Status Pernikahan
:Menikah
Hubungan dengan Pasien
:paman pasien
1. Keluhan Utama
2

CASE BASED DISCUSSION


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

Pasie datang ke IGD RSJS Magelang dengan keluhan mengamuk hingga merusak pintu
dapur tanpa sebab yang diketahui.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSJS Magelang diantar oleh keluarga pasien (paman pasien ),
dengan keluhan mengamuk hingga merusak pintu dapur dirumah pamannya. Pasien baru
saja keluar dari RSJ Magelang sekitar satu bulan yang lalu. Sebelumnya pasien sudah
berulang kali keluar masuk rumah sakit jiwa dengan keluhan yang sama.
Pada satu bulan yang lalu pasien saat pasien keluar dari rumah sakit kondisinya
sudah lebih baik dan pasien mulai bisa diajak komunikasi dengan baik. Namun, beberapa
hari kemudian pasien mulai menunjukkan lagi perilaku yang aneh yaitu suka marahmarah tanpa sebab. Jika pasien sedang marah pasien sering merusak barang- barang yang
ada di sekitarnya hingga pernah mencoba untuk melukai orang lain. Saat pasien sedang
sendirian pasien seringkali berbicara sendiri hingga tertawa sendiri. Menut pengakuan
paman pasien, akhir akhir ini pasien sering bertindak sesuka hati hingga pernah
membenturkan kepalanya ke batu. Pasien mulai sering keluyuran keliling kampung,
kegiatan di waktu luang hanya bermalas-malasan di rumah. Pasien hanya mandi jika
disuruh oleh kakeknya. Pasien juga sering sekali tidak bisa memulai tidur, kalaupun bisa
tidur pasien pasti akan bangun di tengah malam dan mulai gelisah hingga pagi hari. Hal
ini timbul diperkirakan karena pasien tidak minum obat secara teratur karena tidak ada
yang bisa mengawasi minum obat dirumah , mengingat pasien tinggal dengan kakeknya
dan pamannya yang tinggal tak jauh dari rumah kakeknya juga harus pergi bekerja.
Pada tahun 2004 pasien pertama kali mondok di RSJS dengan keluhan yang sama.
Keluhan pertama kali muncul pada saat pasien bekerja di Batam. Pada saat itu pasien
merasa syok karena pasien tertipu oleh seorang agen jasa pekerjaan yang membawanya
ke Batam. Selama 6 bulan bekerja di Batam, pasien dipekerjakan sebagai pembantu dan
tidak mendapatkan gaji.

Selain itu, pasien juga mengalami rasa kecewa karena

mengetahui pacarnya yang bernama Bowo telah selingkuh. Sejak saat itu pasien merasa
telah gagal. Pasien merasa ada orang- orang yang sangat tidak suka kepadanya dan ingin
menghancurkan masa depannya. Dengan banyaknya masalah yang menimpa pasien saat
itu, pasien mulai putus asa dan tidak punya lagi nafsu makan. Pasien mulai sakit dan
mengalami panas tinggi hingga mengalami kejang. Setelah kondisi tubuhnya tidak stabil
pasien mulai memperlihatkan tingkah laku yang tidak wajar. Keadaan pasien mulai
3

CASE BASED DISCUSSION


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

bertambah parah dan pasien diantar oleh orang batam menuju jakarta ditempat saudara
dan ibu pasien tinggal. Pada saat di jakarta pasien telah dibawa ke dua orang psikiater
namun belum menunjukan perbaikan. Melihat keadaan seperti itu akhirnya pasien dibawa
oleh keluarga pulang ke magelang. Sesampainya di magelang pasien jadi orang yang
sangat mudah sekali tersinggung, pasien akan marah jika ada sesuatu yang tidak berkenan
dengan dirinya. Jika pasien marah semua barang barang yang ada didekatnya bisa
dirusak. Pasien merasa dirinya sangat kesulitan untuk mengendalikan dirinya sendiri
ketika sedang marah. Pasien juga sangat sulit diajak berkomunikasi, pasien lebih sering
tertawa dan berbicara sendiri. Waktu luang pasien hanya digunakan untuk melamun.
Pasien sudah mulai tidak memperhatikan perawatan dirinya. Pasien mulai sulit tidur dan
gelisah. Sejak keluhan pasien tak kunjung hilang di tahun 2004 pasien mulai mondok
untuk yang pertama kali di RSJ magelang.
Saat ditanya perasaan pasien saat ini, pasien merasa sangat menyesal karena tidak
bisa seperti teman-temannya yang sekolah sampai S2. Pasien mengaku sadar dirinya
dibawa ke RSJS. Pasien mengaku dibawa ke RSJS untuk berobat karena pasien merasa
jika dirinya sering dikendalikan oleh orang lain, dikendalikan untuk marah marah dan
merusak semua barang. Pasien juga merasa pikirannya dimasuki pikiran orang lain agar
dirinya bunuh diri. Selain itu pasien sering sekali mendengar suara - suara yang pasien
tidak bisa menunjukan sumber suara tersebut. Pasien juga mengaku melihat bayangan
bayangan yang hanya pasien yang mampu melihatnya. Dengan kondisi pasien saat ini
pasien mengaku yakin jika dirinya sering dibicarakan oleh orang disekitar rumahnya.
Saat

pasien ditanya apakah mendengar secara langsung atau tidak, pasien hanya

menjawab bahwa ia tahu sedang dibicarakan.


3. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat Psikiatrik
Pasien berulang kali mondok di RSJS Magelang dengan keluhan yang sama sejak
tahun 2004 dan sekarang kembali mondok dengan keluhan mengamuk dirumah
hingga merusak pintu dapur. Hal ini dikarenakan pasien tidak mau minum obat
secara teratur.
Tahun 2004 : pasien mondok 2 kali
Tahun 2005 : pasien mondok 3 kali
4

CASE BASED DISCUSSION


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

Tahun 2006 : pasien mondok 2 kali


Tahun 2007 : pasien mondok 2 kali
Tahun 2010 : pasien mondok 1 kali
Tahun 2011 : pasien mondok 1 kali
Tahun 2012 : pasien mondok 1 kali
b. Riwayat Medis Umum
Menurut keluarga, pasien pernah menderita sakit asma, TB dan epilepsi.
c. Riwayat Obat obatan dan Alkohol
Menurut keluarga, pasien tidak pernah memiliki riwayat pemakaian obat-obatan
terlarang dan alkohol atau rokok.
4. Riwayat Pribadi
a. Riwayat kehamilan dan persalinan
Tidak ada keluhan pada saat ibu pasien hamil, pasien lahir dalam keadaan normal dan
dibantu kelahirannya oleh dukun desa
b. Riwayat masa anak-anak awal (0-3 tahun)
Psikomotor
Pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan umur, seperti: pertama kali
mengangkat kepala, berguling, duduk, merangkak, berdiri, berjalan-berlari,
memegang benda-benda di tangannya, meletakkan segala sesuatu di mulutnya

dan memegang benda-benda di tangannya.


Psikososial
Psikoseksual Pasien berkembang sesuai usia mengenai pasien mulai
tersenyum saat melihat wajah orang lain, dikejutkan oleh suara, ketika tertawa
pertama pasien atau menggeliat ketika diminta untuk bermain atau bertepuk

tangan dengan orang lain.


Komunikasi
Pasien mulai dapat berkomunikasi selayaknya anak-anak seusianya, seperti:

mulai mengucapkan kata-kata seperti ibu dan ayah


Emosi
Keadaan emosional pasien sesuai dengan anak seusianya seperti ketika
bermain, takut dengan orang asing, ketika mulai menunjukkan kecemburuan

atau daya saing terhadap lainnya dan pelatihan menggunakan toilet.


Kognitif
Pasien dapat mengikuti objek, mengakui ibunya, mengenali anggota
keluarganya.

CASE BASED DISCUSSION


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

c. Riwayat masa anak-anak tengah (3-11 tahun)


Pasien masuk SD saat berusia 6 tahun. Pasien tidak pernah tinggal kelas.
Hubungan pasien dengan guru dan teman-temannya tidak pernah ada masalah yang
serius. Pasien merupakan anak yang mudah bergaul dan memiliki banyak teman di
sekolah. Namun pasien saat kelas 2 SD mengalami permasalahan dirumahnya karena
kedua orangtuanya bercerai.
d. Riwayat masa anak-anak akhir (11-18 tahun)
Pasien melanjutkan sekolah sampai jenjang SMA. Pasien tidak pernah tinggal
kelas. Sewaktu sekolah di SMA paien selalu mendapat peringkat pertama. Hubungan
pasien dengan temannya sangat baik dan pasien memiliki punya banyak teman di
sekolah.
e. Riwayat masa dewasa
i. Riwayat keagamaan
Pasien beragama islamdan mendapat ilmu keagamaan dari orangtuanya.
Pasien merupakan anak yang rajin beribadah serta sholat 5 waktu.
ii. Riwayat pendidikan
Pasien hanya sekolah sampai SMA kelas 3 dan pasien selalu mendapat
peringkat pertama semasa sekolah.
iii. Riwayat pekerjaan
Setelah lulus dari SMA pasie bekerja ikut saudara ibunya bekerja di
tempat fotocopy di jakarta. Setelah itu pasien mulai bosan dan akhirnya ikut
agen jasa pekerjan untuk bekerja di batam
iv. Riwayat pernikahan
Pasien belum pernah menikah
v. Riwayat aktivitas sosial
Sebelum ada gangguan jiwa dan pada saat tidak kambuh, pasien dikenal
sebagai orang yang mudah bergaul dengan tetangga.
vi. Riwayat hukum
Pasien tidak pernah berurusan dengan pihak kepolisian.
vii. Situasi hidup sekarang
Pasien tinggal dengan kakek dan nenek tirinya.
Kesan ekonomi kuran karena kakeknya bekerja hanya bekerja jika kondisi
sang kakek sedang sehat..
f. Riwayat keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pasien sejak SD tinggal
bersama kakek dan neneknya. Dalam keluarga pasien ayah dan satu saudara laki-laki
dari ayah pasien memiliki riwayat dengan keluhan yang sama dengan pasien.
Genogram
6

CASE BASED DISCUSSION


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: pasien
: meninggal
------ : tinggal serumah
III.

STATUS MENTAL
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 15 Maret 2013 di RSJS Magelang.
1. Gambaran Umum
a. Penampilan
Tampak seorang perempuan, sesuai umur, rawat diri baik, berpakaian bersih
b. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
c. Tingkah laku
normoaktif
2. Mood dan Afek
a. Mood
eutimik
b. Afek
Luas
c. Kesesuaian
Inappropriate
d. Emosi lain
3. Bicara
a. Kualitas dan kuantitas
: meningkat
b. Gagguan bicara
:4. Gangguan persepsi
a. Ilusi
:b. Halusinasi
: auditorik , visual
c. Depersonalisasi
: + ada
d. Derealisasi
:5. Proses pikir
a. Bentuk pikir
: Non Realistik
b. Arus pikir
: talk active, banyak ide
c. Isi pikir:
7

CASE BASED DISCUSSION


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

a. Thought insertion: +
b. Waham curiga +, delusion of control, delusion of
influence
6. Sensorium dan Kognisi
a. Kesadaran neurologis
: Composmentis (GCS 15)
psikiatri
: Jernih
b. Orientasi Waktu
: baik
Tempat: baik
Situasional
: baik
c. Daya ingat Segera
: baik
Jangka pendek: baik
Jangka panjang:baik
d. Konsentrasi
: baik
e. Perhatian
: mudah ditarik, mudah dicantum
f. Kemampuan baca tulis : baik
g. Kemampuan visuospasial : tidak dilakukan pemeriksaan
h. Pikiran abstrak
: baik
7. Pengendalian impuls
: baik
8. Tilikan
: true insight
9. Reliabilitas: Alloanamnesis : dapat dipercaya
Autoanamnesis : dapat dpercaya.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Internus
1. Kesadaan umum : Kesan gizi cukup
2. Kesadaran
: composmentis (GCS 15)
3. Tanda vital
:
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Pernafasan
: 20x/menit
Suhu
:36.7C
1. Kepala ( mata dan THT )
Kepala
: Normocephali
Mata
: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/Telinga
: Normotia/normotia, sekret -/Mulut
: Sianosis (-)
Tenggorokan
: Faring hiperemis (-)
Leher
: Pembesaran KGB (-)
Hidung
: Kavum nasi lapang/lapang, sekret -/2. Thorax
a. Jantung
Inspeksi
: Iktus kordis tidak teraba
Palpasi
: Iktus kordis teraba di ICS 5-6
Perkusi
: Batas jantung normal
8

CASE BASED DISCUSSION


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

Auskultasi
b. Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
3. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
4. Urogenital
5. Ekstremitas :

: Suara jantung I/II reguler, murmur (-), gallop (-)


: Pergerakan dinding dada simetris
: Vokal fremitus kanan=kiri
: Sonor kanan=kiri
: Bunyi nafas dasar vesikuler.
: Perut tampak datar
: Bising usus (+) normal
: Supel, Nyeri tekan (-)
: tympani (+)
: Dalam batas normal

Oedem
Sianosis
Akral
Cappilary refill test
Deformitas

Superior
-/-/hangat/ hangat
<2detik
-/-

B. Status Neurologis
1. GCS: E4V5M6=15
2. Kaku kuduk: (-)
3. Nn.craniales: tidak ada kelainan
4. Pemeriksaan motorik:
Superior
Kekuatan
5/5
Gerakan
bebas/bebas
Tonus
N/N
Trofi
eu/eu
Refleks Fisiologis
+/+
Refleks Patologis
-/5. Pemeriksaan Sensibilitas
+/+

Inferior
-/-/hangat/hangat
<2 detik
-/-

Inferior
5/5
bebas/bebas
N/N
eu/eu
+/+
-/+/+

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium
: tidak dilakukan pemeriksaan
b. Foto Thoraks
: tidak dilakukan pemeriksaan
VI. RESUME
Onset
: 1 bulan SMRS
Gejala
: Mengamuk tanpa sebab, mudah tersinggung, sulit tidur, dan sering bicara sendiri
Hendaya
: Penderita tidak bisa bersosialisasi dengan tetangga sekitar, menjadi malas
bekerja susah tidur dan susah untuk makan
9

CASE BASED DISCUSSION


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

Onset
Gejala

: 1 hari SMRS
: pasien mengamuk, sering bicara sendiri, tertawa sendiri, melempar barang-

Hendaya

barang, menendang pintu dapur sehingga pintu rusak,


: Penderita tidak bisa bersosialisasi dengan tetangga, tidak mau bekerja, perawatan
diri buruk, sulit tidur.

Riwayat Medis Umum


Menurut keluarga, pasien pernah menderita sakit asma, TB dan epilepsi.
Riwayat Keluaga
Dalam keluarga pasien ayah dan satu saudara laki-laki dari ayah pasien memiliki
riwayat dengan keluhan yang sama dengan pasien.
Pemeriksaan Status Mental
Tingkah laku : normoaktif
Mood
: eutimik
Afek
: inppropriate
Halusinasi
: auditorik ,olfaktori
Bentuk pikir : non realistik
Arus pikir
: talk active, banyak ide
Isi Pikir
: thought insertion: +, waham curiga +, delusion of control, delusion of
influence
Tilikan

VII.

: true insight

DIAGNOSIS BANDING
F 20.0Skizofrenia paranoid
Pedoman diagnostik menurut PPDGJ III
Pada pasien ini
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
Terpenuhi
Sebagai tambahan:
Terpenuhi
- Halusinasi dan/atau waham harus menonjol:
a) suarasuara halusinasi yang mengancam pasien atau
memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa
bentuk

verbal

berupa

bunyi

pluit

(whistling),

mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing);


b) halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau
bersifat

seksual,

atau

lain-lain

perasaan

tubuh;

halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol;


c) waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi
10

CASE BASED DISCUSSION


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi


(delusion of influence), atau passivity (delusion of
passivity), dan keyakinan dikejarkejar yang beraneka
-

ragam, adalah yang paling khas;


Gangguan
afektif,
dorongan

kehendak

dan

pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak


nyata/tidak menonjol

F 06.0 Halusinasi Organik


Pedoman diagnostik menurut PPDGJ III
Pada pasien ini
- Kriteria umum F06
Terpeuhi
- Adanya halusinasi dalam segala bentuk ( biasanya Terpenuhi
visual atau auditorik) biasanya menetap atau
-

berulang.
Kesadaran yang jernih tidak berkabut
Tidak ada penurunan fungsi intelek

bermakna
Tidak ada gangguan afektif yang menonjol
Tidak jelas adanya waham

F25.0 Skizoafektif tipe campuran

Terpenuhi
Tidak terpenuhi
yang
Tidak terpenuhi
Tidak terpenuhi

Pedoman diagnostik menurut PPDGJ III


Pada pasien ini
Gangguan dengan gejala gejala skizofrenia F 20. Berada Terpenuhi
secara bersama- sama dengan gejala gejala afektif bipolar
campuran F 31.6
VIII.

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AKSIS I
: F20.0 Skizofrenia paranoid
AKSIS II
: Tidak ada diagnosis (none)
AKSIS III
:
J00-J99 Penyakit sistem pernapasan (asma)
G00- G99 Penyakit susunan saraf
AKSIS IV
: Masalah pekerjaan ( ditipu oleh agen jasa pekerjaan di batam)
AKSIS V
:GAF 70-61 Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum masih baik

IX.

TERAPI
11

CASE BASED DISCUSSION


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

A.

Non Farmakologis
Rawat inap
Terapi Suportif
Terapi suportif diberikan oleh terapis dengan tujuan agar pasien mempunyai kepercayaan
diri dan mau meningkatkan kemampuan untuk menjalani kehidupannya, mendapat
dukungan untuk sembuh serta bersemangat dalam menghadapi tantangan kehidupan di
waktu-waktu yang akan datang. Kepada pasien juga disarankan untuk melakukan
kegiatan yang dapat menenangkan atau membuat santai, misalnya mengembangkan hobi
pasien. Diperlukan adanya motivasi dari diri pasien sendiri untuk bisa sembuh, minimal
sembuh sosial dan adanya kemampuan pasien untuk dapat bekerja sama secara aktif
dengan dokter sehinggan tercapai tujuan terapeutik. Tetapi berorientasi terhadap masalah
sekarang dan pemecahannya.Ditekankan pengertian pada pasien bahwa terapi ini juga

digunakan bersama-sama dengan mengkonsumsi obat.


Edukasi Keluarga
Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien mengenai keadaan pasien dan rencana

terapi yang akan diberikan kepada pasien.


Meminta keluarga untuk tetap memberikan dukungan dan perhatian kepada pasien dalam

menghadapi masalah.
Menerangkan tentang gejala penyakit pasien yang timbul akibat cara berpikir yang salah,

mengatasi perasaan dan sikapnya terhadap masalah yang dihadapi.


Memberikan penjelasan mengenai obat yang akan diminum, waktu pemberian dan efek
samping dari obat yang digunakan, agar pemberian obat dapat secara teratur oleh
keluarga serta memotivasi pasien agar meminum obat secara teratur dan mau kembali
kontrol dengan teratur sesuai dengan anjuran dokter.
Meminta keluarga untuk tidak mengucilkan pasien, melainkan harus terus mendukungnya

dan memberikan pekerjaan-pekerjaan ringan agar dapat dikerjakannya.


Farmakoterapi
Antipsikotik tipikal:

Haloperidol
Clorpromazine

Anti kolinergic :

12

triheksilphenidil

CASE BASED DISCUSSION


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

X.

PROGNOSIS

Faktor Resiko

Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga (+)


Dukungan keluarga dan lingkungan (-)
Status sosial ekonomi: kurang
Stressor: (+)

Kepribadian premorbid: introvert

Onset usia : 18 tahun


Perjalanan penyakit: kronis
Jenis penyakit: skizofrenia paranoid
Penyakit organik: (+)
Regresi: (+)
Respon terapi (obat-obatan)
Kepatuhan minum obat (-)

Prognosis
Ad Vitam
Ad Fungsionum
Ad Sanationam
XI.

Buruk
Buruk
Buruk
Baik
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk

: Dubia ad bonam
: Dubia Ad malam
: Ad malam

DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan dan Sadock. Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku dan Psikiatri Klinis.
Edisi Ketujuh.Jakarta: Binarupa Aksara.1997. h: 685-729.
2. Maslim R. Panduan Praktis, Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Cetakan III. PT Nuh.
Jakarta.2007. h:14-22.
3. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III. Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Jakarta.2003. h: 46-9
LAMPIRAN FOTO

13

CASE BASED DISCUSSION


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

14

CASE BASED DISCUSSION


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

15

CASE BASED DISCUSSION


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

You might also like