Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Pembagian investasi dalam aset riil:
1. Aset riil yang hanya mampu memberikan capital gain atau
keuntungan pada saat dijual.
Contoh: emas, barang antik (lukisan, koin, perangko), dan tanah.
2. Aset riil yang memberikan arus kas periodik dan sering tidak
dimaksudkan untuk dijual kembali tetapi tetap dimiliki atau
digunakan dalam usaha (aset riil produktif).
Contoh: usaha, pabrik, waralaba (franchise), mesin baru untuk
meningkatkan
efisiensi
dan
kapasitas
produksi,
rumah/apartemen/toko/ruko, kendaraan/angkutan umum untuk
disewakan, meluncurkan produk baru, dan lainnya.
2
CF1
CF2
1+ k 1+ 1+ k 2
CFn
I
1 k n 0
dengan:
Io
= investasi awal
k
CFi
Contoh 14.1
Seorang pengusaha sedang mempertimbangkan membuka usaha
warnet di sebuah ruko. Harga ruko, komputer, jaringan, dan semua
perlengkapan yang diperlukan untuk investasi ini adalah Rp 400 juta.
Sedangkan kas bersih yang dapat diperoleh dari usaha ini adalah Rp 5
juta per bulan terus menerus. Jika tingkat return yang digunakan
adalah 12% p.a., hitunglah NPV usaha ini dan tentukan apakah proyek
ini sebaiknya diterima atau ditolak?
Jawab:
k
= 12% p.a. atau 1% per bulan
CFi = A = Rp 5 juta per bulan
I0 = Rp 400 juta
NPV
=
= PV I0
A
I0
k
Rp 5 juta
Rp 400 juta
1%
= Rp 100 juta
Jawab:
I0
= Rp 1 miliar
k
= 14%
CF1 = Rp 300 juta
CF2 = Rp 400 juta
CF3 = CF4 = CF5 = Rp 500 juta
CF1
CF2
CF3
CF4
CF5
I0
1
2
3
4
5
1 k 1 k 1 k 1 k 1 k
NPV =
1
2
3
1 0,14
1 0,14
1 0,14
1 0,14 4
Rp 500 juta
Rp 1 miliar
5
1 0,14
Rp 464.155.135
Tingkat Diskonto
Kesulitan penggunaan kriteria NPV adalah investor atau manajer keuangan harus
mendapatkan tingkat diskonto yang representatif untuk setiap proyek investasi.
Untuk investor perusahaan, tingkat diskonto adalah rata-rata tertimbang dari biaya
dana atau weighted average cost of capital (WACC) atau rata-rata tertimbang dari
struktur modal perusahaan itu.
Untuk investor individu, tingkat diskonto yang relevan adalah biaya bunga pinjaman
atau biaya modal sendiri atau rata-rata tertimbang dari kedua biaya ini.
k = wm km + wu ku
dengan wm = persentase pendanaan dari modal sendiri
wu
= persentase pendanaan dari utang
km = bunga modal sendiri
ku = bunga utang bersih setelah pajak
wm + wu = 1 atau wu = 1 - wm
Contoh 14.3
Sebuah proyek pendirian pabrik baru akan didanai 60% dari utang, dan
sisanya dari modal sendiri. Untuk itu, perusahaan akan mengeluarkan obligasi
berkupon 15%. Pajak penghasilan diketahui 30%. Jika bunga modal sendiri
diketahui 18%, hitunglah tingkat diskonto yang akan digunakan untuk
investasi ini.
Jawab:
wm
= 40%
wu
= 60%
km = 18%
ku = (1 30%)(15%)
= 10,5%
k = wm km + wu ku
= 40% (18%) + 60% (10,5%)
10
= 13,5%
...
I 0 0 atau
1
2
n
1 IRR 1 IRR
1 IRR
CF1
CF2
CFn
...
I0
1 IRR 1 1 IRR 2
1 IRR n
terima
tolak
11
Contoh 14.5
Sebuah proyek memerlukan investasi awal Rp 1 miliar dan mampu
menghasilkan kas bersih selama lima tahun yaitu Rp 300 juta di tahun
pertama, Rp 400 juta di tahun kedua, dan Rp 500 juta setiap tahun
untuk tiga tahun berikutnya. Apakah sebaiknya proyek ini diterima
atau ditolak jika return yang diinginkan adalah 15%?
Jawab:
I0
= Rp 1 miliar
CF1
= Rp 300 juta
CF2
= Rp 400 juta
CF3
= CF4 = CF5 = Rp 500 juta
k
= 15%
12
Pencarian IRR:
CF1
CF2
CF3
CF4
CF5
I0 0
1
2
3
4
5
1 IRR 1 IRR 1 IRR 1 IRR 1 IRR
Rp 300 juta Rp 400 juta Rp 500 juta Rp 500 juta Rp 500 juta
Rp 1 miliar 0
1
2
3
4
5
1 IRR
1 IRR
1 IRR
1 IRR
1 IRR
Dengan trial and error, IRR = 30,23%. Proyek diterima karena IRR >
15%
Keunggulan kriteria IRR adalah angka ini mudah dipahami dan sudah
memperhitungkan investasi awal atau memberikan hasil secara relatif.
Kriteria NPV dan IRR akan menghasilkan keputusan yang sama selama
arus kas berpola konvensional yaitu investasi awal dilakukan di muka
dan sekali saja yang diikuti serangkaian arus kas bersih positif setelah
itu.
13
15
Contoh 14.7
Tentukan peringkat dua proyek mutually exclusive berikut berdasarkan NPV
dan IRR. Asumsikan tingkat return yang diharapkan investor adalah 10%.
Proyek
A
B
Jawab:
Proyek NPV
Rp 8 miliar
Investasi Awal
Rp 5 miliar
Rp 30 miliar
Rp 5 miliar
1 10%
= Rp
2,273 miliar
Rp
40 miliar
Rp 30 miliar
1 10%
= Rp 6,364 miliar
18
Proyek
A= 0
B
IRR
Rp 8 miliar
Rp 5 miliar
1 IRR
IRR = 60%
Rp 40 miliar
Rp 30 miliar
1 IRR
=0
IRR = 33,33%
19
NPV
-n
1
(1
k)
=
k
Contoh 14.9
Seorang manajer keuangan sedang mempertimbangkan dua buah
proyek mutually exclusive yang berbeda jangka waktunya. Proyek 1
hanya memerlukan waktu 5 tahun, memerlukan investasi awal Rp 1
miliar, dan setiap tahun selama 5 tahun ke depan dapat menghasilkan
kas sebesar Rp 400 juta. Sedangkan proyek 2 berjangka waktu dua
kalinya, memerlukan investasi awal Rp 1,5 miliar dengan arus kas
bersih sebesar Rp 350 juta setiap tahun selama 10 tahun. Menurut
Anda, proyek mana yang lebih menguntungkan pada tingkat diskonto
12%?
21
Jawab:
Proyek 1
n =5
A = Rp 400 juta
I0 = Rp 1 miliar
EAV
NPV
1 - (1 k) -n
k
k = 12%
1 (1 12%)
=
Rp 400 juta - Rp 1=
miliar
NPV
Rp 122.590.268
12
%
= Rp 441.910.481
Rp 441.910.481
1 - (1 12%) -5
12%
22
Proyek 2
n = 10
EAV =
A = Rp 350 juta
I0 = Rp 1,5 miliar
1 (1 12%)
NPV =
= Rp 477.578.060
Rp 477.578.060
1 - (1 12%) -10
12%
10
Contoh 14.10
Sebuah pabrik sedang mempertimbangkan pembelian sebuah mesin.
Ada dua produk tersedia di pasar. Produk pertama, katakan mesin A,
berharga Rp 10 juta dan memerlukan biaya operasional Rp 1 juta
setiap tahunnya dan harus diganti setiap dua tahun. Sedangkan mesin B
berharga Rp 14 juta dengan biaya operasional tahunan sebesar Rp 800
ribu dan dapat digunakan selama 3 tahun. Mesin mana yang sebaiknya
dibeli jika tingkat diskonto adalah 10%?
Jawab:
Present cost atau present value dari cost Mesin A
Rp 1 juta
1,1
1,1 2
25
-Rp 14 juta +
+
+
1,1
1,1
Rp 800 ribu
1,1
Present Co st A
1 - (1 k)- 2b. EAC
k
Mesin B =
- Rp 11,736 juta
1 - (1 10%) - 2
10%
Present Co st B
1 - (1 k)- 3
k
- Rp 15,989 juta
1 - (1 10%) -3
10%
Meskipun present cost Mesin A < present cost Mesin B, Mesin B yang
sebaiknya dipilih karena EACB < EACA.
26