Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
NAMA : GITA GRAYESA
NPM
: 1526040102.P
KELAS : A2 DIV KEBIDANAN
DOSEN PENGAMPUH :
VIOLITA SISKA MUTIARA, S.ST, M.Kes
ini tepat pada waktunya yang berjudul Manajemen dan Pengendalian Mutu
Pelayanan Kebidanan.
Selesainya makalah ini berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dipahami dan diterapkan oleh semua pihak
yang membacanya dan dapat berguna dalam kegiatan perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca terhadap makalah ini. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan
107
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
93
jasa,
manusia,
proses,
dan
lingkungan
yang
memenuhi
F.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
H.
A. Teori Manajemen Mutu oleh Para Ahli
1.
Konsep Mutu Philip B. Crosby
G.
I.
a.
b.
pemborosan, dan penundaan waktu, serta semua hal yang tidak bermutu
lainnya bisa dihilangkan jika institusi memiliki kemauan untuk ini. Ini
adalah gagasan tanpa cacat yang kontroversial. Kedua ide tersebut sangat
menarik jika diterapkan dalam dunia pendidikan.
M. Dua ide Philip Crosby yang sangat menarik dan kuat dalam mutu.
Yang pertama adalah bahwa mutu adalah gratis. Terlalu banyak
pemborosan dalam sistem saat mengupayakan mutu. Yang kedua adalah
ide bahwa kesalahan, kegagalan, pemborosan, dan penundaan waktu serta
semua hal yang tidak bermutu lainnya bisa dihilangkan jika institusi
memiliki kemauan itu. Ini adalah gagasan tanpa cacat yang kontroversial.
Kedua ide tersebut sangat menarik jika diterapkan dalam dunia
pendidikan. Gagasan bahwa peningkatan mutu dapat membantu organisasi
menghilangkan kegagalan, khususnya kegagalan pelajar yang seringkali
diabaikan oleh sebagian besar institusi.
N. Pendekatan Philip Crosby dapat diterapkan sebagai rencana
kegiatan yang sangat praktis. Philip Crosby berperdapat bahwa sebuah
langkah sistematis untuk mewujudkan mutu akan menghasilkan mutu yang
lebih baik. Penghematan sebuah institusi akan datang dengan sendirinya
ketika institusi tersebut melakukan segala sesuatunya dengan benar.
Pemikiran lain Philip Crosby yang utama dan kontroversial tentang mutu
adalah tanpa cacat dalam konteks bisnis akan meningkatkan keuntungan
dan dengan penghematan biaya.
O. Philip B. Crosby telah berusaha keras menekankan bahwa tanpa
cacat adalah sebuah hal yang dapat diwujudkan, meskipun memang sulit.
Program peningkatan mutu Crosby adalah salah satu dari bimbingan atau
dan praktis.
Dalam bukunya,
yang
pelajar
dan
murid
dapat
memperoleh
kesuksesan
dan
10
b.
c.
d.
mereka.
Menghitung biaya mutu. Setiap mutu dari suatu produk/jasa dihitung
termasuk didalamnya antara lain: kalau terjadi pengulangan pekerjaan
e.
f.
g.
h.
i.
j.
11
k.
l.
m.
profesional
akan
berkelanjutan.
Lakukan berulangkali, karena program mencapai mutu tak pernah akan
berakhir.
Konsep Mutu Willian E Demming
S. Menurut
Deming
konsep
mutu
terdiri
dari
dua
tingkat
12
3.
4.
5.
6.
Tingkatkan produktifitas,
Menangkap pangsa pasar dengan mutu bagus dan harga lebih rendah.
Tetap dalam koridor bisnis,
Tingkatkan cara kerja. Bila semua orang mau meningkatkan dan
mengembangkan sistem yang efisien akan dapat menghasilkan mutu
yang lebih tinggi dengan beaya yang rendah.
U. Dalam buku yang berjudul Out of the Crisis, W. Edwards Deming
13
pekerjaannya
dengan
baik
misalnya,;
membina,
14
15
1.
2.
suatu produksi
Pengendalian mutu: mengevaluasi kinerja untuk mengidentifikasi
3.
dan
team
untuk
16
manajemen modern yang berusaha untuk memberi kan respon secara tepat
terhadap setiap perubahan yang ada, baik yang didorong oleh kekuatan
eksternal maupun internal organisasi. Dasar pemikiran peiunya TQM
sangatlah sederhana, yakni bahwa cara terbaik agar dapat bersaing unggul
dalam persaingan global adalah dengan menghasilkan kualitas yang
terbaik.
AC.
17
AE.
keputusan.
Manajemen Berdasarkan Fakta
AG. Perusahaan kelas dunia berorientasi paa fakta. Maksudnya
bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar
pada perasaan (feeling). Ada dua konsep pokok berkaitan dengan hal
ini. Pertama, prioritasi yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat
dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat
keterbatasan sumber daya yang ada.
d.
Perbaikan Berkesinambungan
AH. Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan
proses
secara
sistematis
dalam
melaksanakan
perbaikan
18
3.
pusat dan arah perhatian. Saat ini manajer sadar axioma yang
menyatakan mudah dijual plus hasil produktivitas sama dengan
19
data yang akurat shingga orang lain pun dapat menarik kesimpulan
20
yang sama berdasar fakta obyektif itu. Dari fakta obyektif itu pula dapat
diketahui gambaran atau situasi atau persoalan yang ada lebih jelas.
Untuk maksud tersebut diperlukan pengetahun tentang analisi data dan
piranti dasar statistik. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
dalam meningkatkan mutu terus menerus , berdasar data dan fakta
obyektif bukan opini atau pendapat pribadi maupun orang banyak.
g.
dan teknologi tang tepat, baik yang berkaitan dengan teknik profesi
maupun metode statistik.
h.
produktivitas
yang
tinggi
dibanding
sebelumnya.
Proses
21
j. Benchmarking
AT.
setiap
orang
dapat
mengakibatkan
22
proses
menghantarkan
mutu (The
quality
delivery
23
4.
24
bentuk
kedudukan
organisasi
yang
bertanggung
jawab
25
BK.
26
suatu wilayah kerja tertentu dan untuk kepentingan tertentu dibentuk suatu
organisasi diluar institusidan bertanggung jawab menyelenggarakan
program menjaga mutu.
BM.
Misalnya suatu badan penyelenggara program asuransi
kesehatan, untuk kepentingan programnya membentuk suatu unit menjaga
mutu guna memantau, menilai serta mengajukan saran-saran perbaikan
mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh berbagai institusi
pelayanan
kesehatan
yang
tergabung
dalam
program
yang
tangan
pihak
luar
untuk
pelayanan
kesehatan
yang
Ini akan
27
perubahan dan zen artinya baik. Di Cina kaizen bernama gaishan di mana
gai berarti perubahan/perbaikan dan shan berarti baik/benefit.
BP.
Kaizen merupakan suatu filosofi dari Jepang yang
memfokuskan diri pada pengembangan dan penyempurnaan secara terus
menerus atau berkesinambungan dalam perusahaan bisnis. Kaizen
28
KAIZEN
Orientasi Umum
Orientasi pada Manusia
Perhatian pada
Pendalaman
4.
Dibangun dengan
Tenologi yang ada.
5.
Informasi terbuka,
dibagikan
6.
Kelompok Kerja
BS.INOVASI
1.
2.
3.
4.
5.
BT.
8.
Quality Control
BU. Quality Control adalah suatu kegiatan meneliti, mengembangkan,
merancang dan memenuhi kepuasan konsumen, memberi pelayanan yang
baik dimana pelaksananya melibatkan seluruh kegiatan dalam perusahaan
mulai dari pimpinan teratas sampai karyawan pelaksana (Dr. K. Ishikawa).
BV. Quality Control adalah suatu sistem yang efektif untuk
mengintegrasikan kegiatan kegiatan pemeliharaan dan pengambangan
mutu dalam suatu organisasi sehingga dapat diperoleh produksi dan servis
dalam tingkat yang paling ekonomis dan memuaskan konsumen
(Feightboum).
BW.Quality Control adalah akrivitas memelihara dan memperbaiki
produk dan service yang ditawarkan kepada perusahaan, quality control
29
bukan hanya menjadi tanggung jawab begian quality control saja, tetapi
seluruh karyawan atau pihak menjadi satu kesatuan memecahkan masalah
ini (Ishita Nobuyuki).
BX.
30
kecacatan dari produk cacat yang tidak dapat diterima (tidak dapat dirilis),
contohnya seperti keretak atau kecacatan permukaan. Kualitas dari output
akan beresiko mengalami kecacatan jika salah satu dari tiga aspek tersebut
tidak tercukupi.
CA.
Penekanan QC terletak pada pengujian produk untuk
mendapatkan produk yang cacat. Dalam pemilihan produk yang akan diuji,
biasanya dilakukan pemilihan produk secara acak (menggunakan teknik
sampling). Setelah menguji produk yang cacat, hal tersebut akan dilaporkan
kepada manajemen pembuat keputusan apakah produk dapat dirilis atau
ditolak.
CB.
upaya untuk meningkatkan dan menstabilkan proses produksi (dan prosesproses lainnya yang terkait) untuk menghindari, atau setidaknya
meminimalkan, isu-isu yang mengarah kepada kecacatan-kecacatan di
tempat pertama, yaitu pabrik. Untuk pekerjaan borongan, terutama
pekerjaan-pekerjaan yang diberikan oleh instansi pemerintah, isu-isu
pengendalian mutu adalah salah satu alasan utama yang menyebabkan tidak
diperbaharuinya kontrak kerja.
CC.
diperhatikan.
Secara
garis
besar,
pengendalian
31
selama
proses
dikurangi
penyimpangan-penyimpangan
yang
mungkin terjadi.
CD.
Pada mulanya sistem untuk memonitor dan
memanager kualitas hanya berupa pengukuran (inspection),
yang akhirnya banyak mengalami perkembangan sehingga
dikenal
dengan
adanya
sistem
pengendalian
kualitas
Management (TQM).
mengintegrasikan
semua
Dimana
level
di
atas
TQM
ini
menjadi
satu
a.
Ethics / etika
b.
Integrity / integritas
c.Trust / kepercayaan
d.
Training /diklat
e.Teamwork / kerja sama
f. Leadership / kepemimpinan
g.
Recognition / akredibilitas
h.
Communication / komunikasi
CF.
mutu
yang
didapat
dari
kekuatan
kepemimpinan,
32
Ethics adalah suatu bentuk kedisiplinan akan menjalankan hal- hal yang
dianggap baik oleh perusahaan dan menghindarkan diri dari tindakantindakan yang dianggap buruk. Ada dua jenis etika perusahaan, yaitu
yang berkaitan dengan etika bisnis dan etika personal, etika dari
2)
33
hendaknya mampu menilai apa yang konsumen harapkan dan apa yang
3)
1)
Training
CJ.
Teamwork
CK. Kekuatan tim akan lebih hebat dari individu. Dengan tim
permasalahan akan lebih cepat diselesaiakan dengan lebih banyak solusi
yang dapat saling mengisi. Tim juga akan mampu mingimprovisasi
34
proses dan pelaksanaan TQM. Ada tiga tipe tim yang disarankan dalam
TQM, yaitu sebagai berikut.
a) Problem Solving Teams (PSTs)
CL. Tim ini juga bersifat temporer dengan tugas menyelesaikan
permasalahan yang juga spesifik dan mengidentifikasi serta
menangani penyebab permasalahan dengan kurun waktu satu
minggu sampai dengan tiga bulan. Dengan tingkat permasalahan
yang lebih rendah daripada permasalahan yang dihadapi QITS.
b) Natural Work Teams (NWTs)
CM.
jawab
sendiri-sendiri
yang
dibagi
berdasarkan
Leadership
CN. Bisa dikatakan sebagai kunci utama dalam TQM. Sosok
kepemimpinan dalam TQM hendaknya yang memiliki visi ke depan
dan mampu menginspirasi anggotanya. Pemimpin di sini juga berarti
mampu membuat arah strategi yang dapat dipahami oleh semua
komponen yang ada dengan nilai-nilai yang mewakili seluruh
35
dijunjung
tinggi
Communication
36
Recognition
CV.
Recognition adalah elemen terakhir dari TQM. Seharusnya
elemen ini mampu memberikan sugesti dan achivement bagi tim dan
karyawan individual. Dengan seseorang memperoleh suatu pengakuan,
akredibilitas, maka secara otomatis akan terjadi perubahan yang luar biasa
37
dalam kepercayaan diri, self esteem, produktivitas, dan kualitas kerja yang
sesuai dengan mutu yang diharapkan perusahaan.
CW.
Secara tidak langsung hal inilah yang pada akhirnya akan
memberikan kepuasan kepada konsumen berupa produk dengan mutu yang
tinggi sebagai hasil dari pemberdayaan SDM yang berkualitas. Pengakuan
atau kredibilitas dapat terjadi dengan cara, terjadi pada tempat serta terjadi
pada waktu, antara lain sebagai berikut.
1) Cara : Berupa sertifikat penghargaan, trofi, plakat, dan sebagainya.
2) Tempat : Penampilan yang baik dapat dilihat dari kondisi kerja
departemen, panitia, tim, dan top manajemen. Pengakuan di sini terjadi
di kalangan departemen, top manajemen, ataupun di kalangan
karyawan
3) Waktu : Pengakuan dapat diberikan pada waktu tertentu, seperti rapat
staf, penghargaan yang sifatnya rutin, dan sebagainya.
CX.
C. Analisis Konsep Total Quality Management dalam Kebidanan
CY.
38
CZ.
Kepuasan Pelangan
DB.
diperluas. Kualitas
tidak
tetapi
kualitas
untuk
memuaskan
pelanggan.
Untuk
dapat
39
tersendiri
Dengan
bernilai.
Oleh
40
4.
Perbaikan Berkesinambungan
DG.
Konsep
perbaikan
yang
berlaku
terdiri
dari
yang
terus
mengalami
perubahan.
Oleh
23)
DJ.
menentukan kualitas
sedangkan
41
atau melebihi
apa yang ditentukan tersebut. Hal ini berarti bahwa semua sivitas
akademik pada setiap level berusaha melaksanakan setiap aspek
pekerjaannya berdasarkan perspektif bagaimana kita dapat melakukannya
dengan lebih baik? Bila suatu organisasi terobsesi dengan kualitas, maka
berlaku prinsip good enough is never good enough.
3.
Pendekatan Ilmiah
DM.
TQM, terutama
pengambilan
untuk
keputusan
mendesain
dan
pekerjaan
pemecahan
didesain tersebut.
dan
dalam
proses
demikian
data
TQM
merupakan
suatu
paradigma
baru
dalam
melaksanakan bisnis. Untuk itu dibutuhkan budaya rumah sakit yang baru
pula. Oleh karena itu komitmen jangka panjang sangat penting guna
mengadakan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses.
42
5.
Setiap
produk
dan/
atau
jasa
dihasilkan
dengan
43
apalagi
dalam
era
persaingan
dan
pemberdayaan
tersebut
merupakan
hasil
dari
dan
mereka
pula
yang
berusaha
44
9.
Kesatuan Tujuan
DV.
ini
tidak
berarti
bahwa
harus
selalu
ada
Keterlibatan
dan
pemberdayaan
sivitas
akademik
untuk
efektif
karena
juga
mencakup
45
WHO
mendefinisikan Continuous
Quality
46
EC.
anggota
perawatan
kesehatan
untuk
terus-menerus
bertanya:
47
48
dari waktu ke waktu. Kejahatan kerah putih yang dilakukan karyawan yang
berperilaku buruk ini semakin banyak terjadi meskipun telah banyak alat,
metode dan prosedur yang diterapkan untuk mencegah tindakan negatif
karyawan terhadap perusahaan.
EJ.Tiga sumber utama penyebab perilaku buruk dalam organisasi.
Pertama, yang bersifat intrapersonal, yakni karakteristik personal bawaan si
karyawan yang memang pada dasarnya buruk, misalnya memiliki sifat
pemarah, malas dan sebagainya. Kedua, yang bersumber dari sesuatu yang
bersifat interpersonal yang muncul akibat tidak adanya pengelolaan
hubungan yang baik antarkaryawan di tempat kerja. Ketiga, yang bersifat
organisasional, yakni struktur organisasi yang ada memang berpotensi
melahirkan karyawan yang pada akhirnya memiliki karakter buruk yang
kemudian bisa merusak organisasi sedikit demi sedikit.
EK.
Pada dasarnya manusia adalah inti dari sebuah organisasi.
Dia yang menggerakkan organisasi untuk tumbuh dan berkembang. Perilaku
oranglah yang membuat sebuah organisasi dapat berjalan efektif dan
menguntungkan sehingga pada akhirnya organisasi mencapai hasil yang
diinginkan. Sementara proses, alat atau struktur hanya membantu organisasi
dan personel di dalamnya untuk dapat bekerja yang efektif.
EL.
Proses, struktur dan alat yang dimiliki organisasi hanya
membantu personel untuk melakukan tugasnya, bukan menggantikannya.
Maka, jika terdapat manusia jahat dalam suatu organisasi akan rusaklah
organisasi itu. Pertumbuhan perusahaan tergantung pada keberadaan orangorang baik dalam perusahaan dan kehancurannya disebabkan oleh adanya
orang-orang jahat yang menggerogoti organisasi itu. Maka, organisasi
49
hasil atau produk dari kombinasi faktor lingkungan dan faktor diri pribadi
orang yang melakukan kejahatan, bukan merupakan hasil dari satu faktor
saja. Maka, ketika ditemukan kasus korupsi di dalam organisasi, yang
dilakukan tidak hanya membuang si koruptor, melainkan juga harus
mengubah budaya organisasi di tempat itu.
EP.
EQ.
50
3.
51
52
(provider
satisfaction),
pada
institusi
pelayanan
yang
a.
b.
manajemen kesehatan.
FG.
Aplikasi COC :
Sebelum klien masuk RS.
Saat klien masuk RS.
c. Di RS.
d. Sebelum pulang dari RS.
e. Pada saat pulang dari RS.
53
FH.
Pihak yang terlibat dalam COC :
a. Profesi kesehatan lainnya CX: dokter, ahli gizi, dll
b. Puskesmas
c. Organisasi Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan (PPK) atau
d.
e.
f.
g.
FI.
54
4)
c.
55
FV.
yaitu :
a. Unsur-Unsur Filosofis
1) Fokus strategis : Misi, nilai dan sasaran yang berarti proses
peningkatan kinerja dirancang, diprioritaskan dan diterapkan.
2) Fokus konsumen : Kepuasan konsumen (pasien, provider, pembayar)
dan perkembangan kesehatan sebagai alat ukur kinerja.
3) Sudut pandang sistem : Analisis sistem secara menyeluruh dalam
menyediakan layanan atau mempengaruhi perkembangannya.
4) Analisis berdasarkan data (berbasis fakta) : Pengumpulan dan
penggunaan data objektif pada operasi sistem dan performa sistem.
5) Keterlibatan pelaksana : Keterlibatan para pemilik dari seluruh
komponen sistem untuk membentuk pemahaman bersama dalam
proses penyampaiannya.
6) Berbagai penyebab :
Identifikasi
bermacam-macam
akar
56
57
dan
yang
diberikan
oleh
manusia
dalam
waktu
pada
kepercayaan,kemampuan
dan
prioritas
anggota
organisasi.
FX.
58
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
GB.
adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan
fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan
penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat.
Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan
pusat penelitian medik.
GD.
Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang
rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi
pelayanan
kesehatan
yang
menyelenggarakan
pelayanan
kesehatan
59
GE.
Pelayanan medis
Pelayanan dan asuhan keperawatan
Pelayanan penunjang medis dan nonmedis
Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan
Pendidikan, penelitian dan pengembangan
Administrasi umum dan keuangan
GF.
pelayanan
kesehatan
mempunyai
banyak
60
pelanggan
potensial.
Harapan
mereka
harus
diidentifikasi
dan
dapat
mendukung
peningkatan
mutu.
Untuk
dapat
61
GM.
a.
dengan struktur dan uraian tugas yang tidak tumpang tindih, dan jalinan
hubungan kerja yang jelas dengan berpegang pada prinsip organization
through the function.
b.
Pengkajian
secara
komprehensif
terhadap
berbagai
peraturan perundangan yang telah ada dan diikuti dengan regulasi yang
mendukung pelaksanaan kebijakan tersebut di atas.
c.
Pemantapan jejaring
GP.
Standarisasi
GQ.
Luaran
yang
diharapkan
juga
harus
distandarisasi.
62
Quality Assurance
GS.
63
GW.
b.
Tanggung jawab
HA.
kuat.
c.
Komunikasi
HD.
informasi, maka petugas atau staf merasa diabaikan dan tidak dihargai.
HE.
64
f.
Pengembangan
staf
dan
pelatihan
berhubengan
dengan
pengakuan kepada visi pelayanan dan nilai sehingga individu maupun tim
mendapat insentif untuk melakukan pekerjaan dengan baik.
i.
tanggung jawab.
j.
diberikan.
HK. Mekanisme peningkatan mutu pelayanan menurut Trilogi Juran
adalah sebagai berikut:
a. Quality Planning, meliputi:
1) Menentukan pelanggan.
2) Menentukan kebutuhan pelanggan.
3) Mengembangkan gambaran produk
sesuai
dengan
kebutuhan
pelanggan.
4) Mengembangkan proses yang mampu menghasilkan produk sesuai
dengan gambaran produk.
65
mendiagnosis
penyebab,
menstimulasi
perbaikan,
dan
pelayanan.
Lingkungan
pemerintah
yang
bersih
dan
66
sebagai
pendekatan
berorientasi
pelanggan
yang
67
HR.
yang
mencoba
kualitas
dan
produktivitas
dengan
menggunakan
68
dan puskesmas.
Pokok Pikiran TQM di Dinkes Provinsi
HW.
Peran Dinas Kesehatan Provinsi dalam konteks otonomi
daerah selama ini memiliki peran yang sangat vital sebagai institusi
pelaksana teknis, 22 dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan
jauh kedepan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran
tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah
melalui sistem perencanaan yang matang dan realisasi, tata laksana kegiatan
yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat.
HX.
Rangkaian manajerial diatas bermanfaat dalam penentuan
skala prioritas daerah dan sebagai bahan kesesuaian dalam menentukan
RAPBD yang berorientasi pada kepentingan masyarakat. Selain itu, Dinas
Kesehatan Provinsi juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi
informasi
terkait
upaya
peningkatan
pelayanan
kesehatan
secara
69
HZ.
kewenangan
yang
kedudukan
organisasi
yang
bertanggung
jawab
70
71
6) Dari dua bentuk organisasi yang dapat dibentuk ini, yang dinilai
paling baik adalah bentuk yang kedua, karena sesungguhnya yang
paling bertanggung jawab menyelenggarakan Program Menjaga Mutu
seyogyanya bukan orang lain melainkan adalah mereka yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan itu sendiri
b. Program Menjaga Mutu Eksternal
IH.
kesehatan
yang
tergabung
dalam
program
yang
tangan
pihak
luar
untuk
pelayanan
kesehatan
yang
72
IK.
Sosialisasi
73
3.
74
suasana
lingkungan
kerja
yang
nyaman
dan
kemampuan
dan
75
potensi
pengetahuan
dan
keterampilan
mutu
teknis
professional mereka yang sebelumnya tak terlihat, didukung oleh pirantipiranti statistic ilmiah, para supervisor atau fasilitator mengeluarkan
kemampuan mereka untuk membimbing, meningkatkan semangat dan
mendorong kemauan teman sejawatnya, mengkoordinasikan dan
menyelesaikan persoalan bersama. Disini diperlukan praktek-praktek
kepemimpinan yang baik, saling belajar dan mengajar serta menhargai
4.
76
77
dapat
dicapai
(Attainable),
realistis/masuk
akal
78
79
80
JU.
81
kolom
yang
82
83
7.
yang sedang dihadapi oleh GKM merpakan siklus PDCA yaitu Plan
(rencana), Do (mengerjakan), Check (memeriksa), Action (tindakan). Hal
ini dapat dilihat pada gambar dibawah :
KN.
Langkah 1 : Menentukan Tema Masalah
KO. Tema merupakan kejadian atau masalah yang perlu ditanggulangi
oleh GKM yang diambil dari masalah yang berkembang di lingkungan kerja
GKM. Cara penentuan tema bisa dilakukan 2 cara :
Mengambil salah 1 masalah tema) yang menjadi prioritas dari beberapa
a.
masalah yang ada di lokasi kerja gugus. Hal-hal yang mendasari prioritas
ini misalnya masalah tersebut mempunyai peluang besar kontribusinya
terhadap mutu usaha (cost, kualitas produk, safety, dsb).
Mengambil 1 masalah (tema) yang ada di lokasi kerja gugus yang
b.
KP.
masalah) :
a.
b.
(perusahaan).
Mampu dipecahkan oleh gugus, terutama pada awal terbentuknya gugus,
c.
KQ.
KR.
84
a.
b.
diselesaikan)
KS. Alat-alat
a.
b.
c.
d.
KT.
KU. Menentukan
a.
b.
1)
85
2)
Jika
penyebab-penyebab
tersebut
pengaruhnya
tidak
bisa
KW.
pemecahan
untuk
86
LC.
87
LI.
Pada
dasarnya
merencanakan
langkah
berikutnya
adalah
a.
b.
LK.
LM.
a.
Fase Persiapan
1) Membentuk Total-Quality Steering Committee
2) Membentuk tim
3) Pelatihan TQM
4) Menyusun pernyataan visi dan prinsip sebagai pedoman
88
Fase Perncanaan
1) Merencanakan Pendekatan Implementasi, kemudian Menggunakan
Siklus Plan/Do/Check/Adjust
Identifikasi Proyek
Komposisi Tim
Pelatihan Tim
c. Fase Pelaksanaan
1) Penggiatan Tim
2) Umpan Balik kepada Steering Committee
3) Umpan Balik dari Pelanggan
4) Umpan balik dari Karyawan
5) Memodifikasi Infrastruktur
2)
3)
4)
LN.
LO.
LP.
LQ.
Secara garis besar proses implementasi TQM mencakup :
a. Manajemen puncak harus menjadikan TQM sebagai prioritas utama
organisasi, visi yang jelas dan dapat dicapai, menyusun tujuan yang
agresif bagi organisasi dan setiap unit, dan terpenting menunjukkan
komitmen terhadap TQM melalui aktivitas mereka.
b. Budaya organisasi harus diubah sehingga setiap orang dan setiap proses
menyertakan konsep TQM. Organisasi harus diubah paradigmanya, focus
pada konsumen, segala sesuatu yang dikerjakan diselaraskan untuk
memenuhi harapan konsumen.
c. Kelompok kecil dikembangkan pada keseluruhan organisasi untuk
memahami kualitas, identifikasi keinginan konsumen, dan mengukur
kemajuan dan kualitas. Masing-masing kelompok bertanggung jawab
89
2.
dari
Total
QualityManagement,
maka
90
untuk
keahlian
dan
pengetahuan
yang
akan
kesan cambukan
SDM
kebutuhan
karyawan
dan
baik
sumber
dan
daya
mereka
berhenti
untuk
meningkatkan
91
(OM),
dengan
kata
lain
divisi
kemampuan
TQM
untuk
input, proses, output, outcome dan impact serta lingkungan dengan asumsi
bahwa hasil akhir yang baik tergantung pada mutu struktur dan mutu proses
disuatu organisasi pelayanan kesehatan.
LW.
Proses kendali mutu
LX. Secara sederhana proses kendali mutu (quality control) dimuali
dari
menyusun
standar-standar
mutu,
mengukur
kinerja
dengan
teknis medis tetapi juga dari sudut pandang social dan system pelayanan
kesehatan secara keseluruhan. Dr Avedis Donabedian menyatakan mutu
adalah suatu keputusan yang berhubungan dengan proses pelayanan yang
92
out come. Proses pelayana kesehatan dibagi dua dimensi utama yaitu :
Pelayanan teknis (medis)
Manajemen hubungan interpersonal antara praktisioner dan klien.
LZ. Mutu pelayanan kesehatan dapat dipandang dari dua sudut yaitu
sudut pandang pasien dan provider.
MA.
Sudut Pandang Pasien
MB.
Sussman et.al (1961) memberikan gambaran pasien tantang mutu
klinik
Dokter terlatih baik
a. Melihat dokter yang sama setiap visite
b. Perhatian pribadi dokter terhadap pasien
c. Privacy dalam diskusi penyakit
d. Ongkos klinik terbuka
e. Waktu tunggu dokter yang singkat
f. Informasi dari dokter
g. Ruang istirahat yang baik
h. Staf yang menyenangkan
i. Ruang tunggu yang nyaman
MC.Ware dan Snyder (1973) mendesain aspek dari perilaku dokter dan
atribut-atribut dari system pelayanan kesehatan yaitu :
a. Tingkah laku dokter
b. Fungsi "pengobatan/penyembuhan (caring)
1) Pemberian informasi
2) Ukuran-ukuran preventif
3) Tenggang rasa
4) Perawatan lanjutan
5) Kebijaksanaan
c. Fungsi pemeliharaan/perawatan (caring)
1) Menentramkan hati
2) Penuh perhatian
3) Sopan santun, resfek
d. Tersedianya (availability sarana dan prasarana)
1) Mempunyai RS
2) Mempunyai spesialis
3) Mempunyai dokter
e. Kelangsungan suatu hal yang dapat menyenangkan (convenience)
1) Kelangsungan perawatan
2) Dokter keluarga yang teratur
3) Ketenteraman pelayanan
f. Akses
93
1)
2)
3)
4)
5)
MD.
Biaya perawatan
Perawatan gawat darurat
Mekanisme pembayaran
Cakupan asuransi kesehatan
Kemudahan medical check up
Sudut pandang provider
ME. Menurut Donabedian, provider pemeliharaan atau perawatan
94
95
MK.
96
pada
pengendalian
kualitas
ini
dilakukan
yang
dikaitkan
dengan
standar
spesifikasi
terjadinya
penyimpangan,
sebagai
dasar
untuk
organisasi,
NI.
NJ.
B. Saran
NK.
97
NR.
Rivai,dkk. 2010 . Education Management. Jakarta: Rajawali press.
NS. Supranto, M.A. 2011. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta :
Rineka Cipta.
NT.
NU.
NX.
NY.