You are on page 1of 36

Laporan Praktikum

Asuhan Keperawatan Keluarga


Community Nursing Program 2

Disusun oleh:
Ulfah Nasti Wiliastuti

220110130022

Zihan Rahminabillah

220110130055

Fakultas Keperawatan
Universitas Padjadjaran
2016

DAFTAR ISI

Daftar Isi .................................................................................................................

BAB 1 (Pendahuluan) .............................................................................................

1.1 Latar Belakang.........................................................................................


1.2 Tujuan ......................................................................................................
1.3 Manfaat ....................................................................................................

2
3
3

BAB 2 (Isi)...............................................................................................................

BAB 3 (Penutup).....................................................................................................

22

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................

22

3.2 Lesson Learned ........................................................................................

22

Daftar Pustaka..........................................................................................................

23

Lampiran 1...............................................................................................................

24

Lampiran 2...............................................................................................................

37

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan Komunitas merupakan suatu cabang ilmu keperawatan yang
sasarannya adalah masyarakat. Tujuan adanya keperawatan komunitas ini adalah
untuk memelihara kesehatan masyarakat dengan cara pemberdayaan masyarakat
melalui potensi yang dimiliki dalam tindakan pencegahan terhadap penyakit yang
kemungkinan terjadi di masyarakat sehingga bisa meningkatkan tingkat kesehatan
bagi masyarakat itu sendiri. Salah satu bagian dari masyarakat yang disorot disini
adalah keluarga sebagai unit terkecil dari suatu tatanan masyarakat.
Menurut Friedman pada tahun 1998, menyatakan bahwa keluarga adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan
emosional dimana individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian
dari keluarga. Dengan demikian yang dimaksud dengan keluarga mencakup beberapa
aspek, diantaranya:
1. Keluarga terdiri dari orang orang yang disatukan dalam ikatan perkawinan, darah dan
ikatan adopsi
2. Para anggotanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga
3. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan yang lain dalam peranperan sosial keluarga
4. Keluarga menggunakan kultur yang sama.
Dalam hal ini, perawatan keluarga berfokus pada peningkatan kemampuan
keluarga dalam hal perawatan kesehatan keluarga sebagai salah satu fungsi keluarga.
Setelah dilakukan proses keperawatan keluarga, diharapkan keluarga mampu
meningkatkan fungsi perawatan kesehatan keluarga dengan baik dan mencegah
penyakit yang berisiko terjadi di lingkungan keluarga.
Dalam Praktikum kali ini, penulis memilih keluarga Tn. A dalam melakukan
asuhan keperawatan sebagai keluarga binaan karena keluarga tersebut berisiko dalam
menurunkan penyakit degeneratif, yakni Hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit
yang harus diwaspadai terutama jika salah satu dari kedua orang tua memiliki
penyakit tersebut. Menurut data WHO, angka kejadian hipertensi terbilang tinggi di

Negara berkembang yang salah satunya Indonesia. Itulah sebabnya penulis


memutuskan untuk membuat asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn. A.
1.2

Tujuan
1.2.1

Tujuan Umum:
Mampu membantu keluarga dalam mencegah resiko terjadinya penyakit dan

menjaga kesehatan anggota keluarga.


1.2.2

1.3

Tujuan Khusus
Mampu melakukan pengkajian keperawatan kesehatan keluarga.
Mampu menegakkan diagnosa keperawatan kesehatan keluarga.
Membuat merencanakn intervensi yang tepat untuk keluarga.
Mampu menginplementasikan keperawatan kesehatan keluarga.
Mampu melakukan evaluasi keperawatan kesehatan keluarga.
Mampu melatih kemampuan komunikasi dalam proses keperawatan
Menjalin silaturahmi dengan keluarga
Manfaat

Manfaat dari praktikum asuhan keperawatan keluarga adalah mempersiapkan


mahasiswa dalam proses keperawatan keluarga sebelum terjun langsung ke dalam
lingkup masyarakat. Dalam hal ini, peningkatan pola komunikasi dengan orang yang
baru dikenal, peningkatan kepercayaan diri, mencari tahu cara membangun trust
dengan klien agar klien dapat menerima dan memahami apa tujuan yang ingin
disampaikan dalam setiap pertemuan, bisa didapatkan dalam praktikum ini. Selain itu,
mahasiswa bisa menerapkan ilmu yang dipelajari selama ini untuk membantu
keluarga menemukan masalah yang ada baik aktual, risiko, maupun potensial yang
ada di sekitar lingkungan keluarga.

BAB II
ISI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA
2.1 PENGKAJIAN KELUARGA
I. DATA UMUM
1. Data Umum Keluarga
Tanggal pengkajian
: 17 Mei 2016
Nama keluarga
: Tuan W
Umur
: 48 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: Sarjana
Pekerjaan
: PNS
Suku/bangsa
: Jawa/Indonesia
Alamat
: Perum. Taman Firdaus Indah blok D/78 Rt 04 Rw 010
Desa Ciluluk, Kec. Cikancung Kab. Bandung
2. Daftar anggota keluarga
NO
1.
2.
3.
4.

Nama anggota
keluarga
Wawang
Purnomo
Sri M
Angga
Purnomo
Anggi
Purnomo

5.

Amara

Dhito Four
Prunomo

Hubungan
keluarga

L/P

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

Agama

Kondisi
kesehatan

Ayah

48 thn

Sarjana

PNS

Islam

Sehat

Ibu
Anak
Kandung
Anak
Kandung
Anak
Kandung
Anak
Kandung

48 thn

SMA

IRT

Islam

Sakit

22 thn

Diploma

Mahasiswa

Islam

Sehat

22 thn

Sarjana

Mahasiswa

Islam

Sehat

13 thn

SMP

Pelajar

Islam

Sehat

9 thn

SD

Pelajar

Islam

Sehat

3. Genogram

Simbol-simbol yang bisa digunakan :

Laki-laki

Cerai

Perempuan

Identifikasi - klien

Anak angkat

Aborsi

Meninggal

Kembar

Menikah

Pisah

Tinggal dalam 1

rumah

4. Data khusus keluarga


a. Tipe keluarga
Keluarga Inti
b. Suku
Jawa
c. Status sosial ekonomi keluarga
Hubungan orang lain
Kegiatan organisasi sosial :
1. kepala keleuarga aktif dalam ikut serta kegian masyarat di RW nya
contohnya beliau adalah panitia dalam pembangunan masjid di RW nya
2. Ibu sri aktif berkumpul dengan ibu-ibu tetangga dalam arisan
3. Anak 1 dan ke 2 aktif sebagai anggota Karang Taruna
Keadaan ekonomi
Penghasilan Tn. W : > 5 jt
d. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Tn. W sering menonton TV bersama, saat pengkajian keluarga W habis
rekreasi bersama.
5. Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga
a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga Tn. W mempunyai4 orang anak, anak pertama dan kedua berumur
22 tahun anak ke tiga berumur 13 tahun dan anak terakhir berumur 9 tahun, maka
keluarga Tn. W berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan usia anak
dewasa tapi belum meninggalkan rumah.
b. Tugas Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi

Persiapan anak untuk hidup mandiri sebagai keluarga baru dimasyarakat


belum terpenuhi, terkendala oleh faktor dari anak pertaman kedua yang telat lulus
kuliah.
c. Riwayat keluarga inti
Riwayat penyakit : Ny. S mengalami kanker payudara
Sumber pelayanan kesehatan : BPJS
d. Riwayat keuarga sebelumnya
Riwayat penyakit keturunan :
Nenek dari Tn. W memiliki riwayat hipertensi
Nenek dari Ny. S memiliki riwayat hipertensi dan kolesterol
6. Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah
- Denah Rumah
U
A

E
Lt. 2

Lt. 1

Keterangan:
F
A : Garasi
B : Teras
C : Ruang tamu
D : Ruang shalat
E : Kamar mandi

G
F : Ruang
keluarga
G : Dapur
H : Kamar anak
I : Kamar utama

b. Karakteristik tetangga dan komunitas


Budaya daerah setempat antara tetangga memiliki nilai kebersamaan yang
baik dan komunikasi yang baik
c. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. W tidak berpindah pindah rumah
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Interaksi keluarga Tn. W dengan masyarakat baik
e. Sistem pendukung keluarga
Jumlah keluarga yang sehat 5 orang, fasilitas yang menunjang kesehatan
kendaraan (motor dan mobil) untuk akses ke rumah sakit, dorongan dari keluarga
baik Tn. W anak pertama dan anak kedua bergantian mengantar Ny. S untuk
berobat.
7. Struktur keluarga
a. Struktur peran
Ayah
Ibu
Anak 1 & 2
Anak 3 & 4

: kepala keluarga, pencari nafkah


: Ibu Rumah Tangga
: mahasiswa nanum memiliki usaha sendiri
: masih menjadi seorang pelajar
6

b. Nilai dan norma keluarga


Di dalam keluarga Tn. W, tidak menganut nilai atau norma khusus, seperti
mitos dan lain sebagainya yang diterapkan terutama dalam masalah kesehatan,
namun setiap individu anggota mengetahui peran dan tanggung jawab setiap
individu dalam keluarga, anak-anaknya patuh pada kedua orang tua, sehingga
jarang terjadi konflik pada keluarga Tn. W.
c. Pola komunikasi keluarga
Sistem Komunikasi secara terbuka
d. Struktur kekuatan keluarga
Pengambilan keputusan ada di tangan kepala keluarga yaitu Tn. W melalui
musyawarah
8. Fungsi keluarga
a. Fungsi afeksi
Menjalankan peran sesuai dengan Perannya.
b. Fungsi ekonomi
Sandang pangan papan keluarga Tn. W terpenuhi
Keluarga Tn. W memamfaatkan lahan sekitar rumah untuk berkebun sehingga
membatu peningkatan stautus kesehatan keluarga di masyarakat
c. Fungsi sosialisasi
Keluarga saling berinteraksi dengan baik antar sesama anggota keluarga
maupun ke lingkungan sekitar
d. Fungsi perawatan kesehatan
Mengenal penyakitnya
Ny S menyadari penyakit kanker payudaranya sejak tahun 2014
Mengambil keputusan
Ny S. dibantu dengan anggota keluarga pergi ke Rumah Sakit di

Semarang, biasanya Ny S. melakukan check up rutin setiap 3 minggu sekali.


Perawatan keluarga yang sakit
Semua anggota keluarga turut serta dalam merawat salah satu anggota
keluarganya yang sakit. Sebagai contoh, apabila Ny S harus check up 3
minggu sekali ke rumah sakit di Semarang, anggota keluarga bergatian
mengantar Ny S ke rumah sakit hingga perawatan selesai dan anak ke 4 selalu
ikut apabila Ny. S ke rumah sakit di semarang. Untuk perawatan di rumah,

keluarga Tn. W sangat sigap merawat Ny. S.


Modifikasi lingkungan
Keluarga memodifikasi rumah agar tidak banyak barang-barang yang
berbahaya yang tergeletak dimanapun. Lingkungan rumah yang luas dan

banyak tanaman membuat rumah menjadi nyaman dan sejuk.


Memanfaatkan pelayanan kesehatan

Ny. S menggunakan Rumah Sakit sebagai pelayanan kesehatan utama,


karena kurang nyaman dengan pelayanan puskesmas sekitar rumah.
e. Fungsi reproduksi
- Jumlah anak
Tn W dan Ny S memiliki 4 orang anak yang terdiri dari 1 laki-laki, 2 anak
-

kembar dan 1 perempuan.


Perencanaan jumlah anggota keluarga
Tn W dan Ny S tidak lagi mengikuti program pemerintah melalui program

KB (Keluarga Berencana) sejak 1 tahun yang lalu.


Metode dalam pengendalian jumlah anggota keluarga
Ny S sebelumnya memilih program KB Pil tetapi tidak dilanjutkan satu tahun

yang lain karena kontra indikasi dengan obat kemoterapi.


f. Fungsi religius
Tn W dan Ny S menerapkan pada anak-anaknya untuk melakukan ibadah
sesuai dengan aturan agamanya dengan baik
g. Fungsi Ekonomi
Tn W memiliki pendapatan > UMR.
h. Fungsi rekreasi
Keluarga Tn. W selalu berkumpul dan menonton tv bersama setiaap hari
9. Stres dan koping keluarga
a. Stresor jangka panjang dan jangka pendek
Stresor jangka panjang
Tn A dan Ny S memikirkan pendidikan jangka panjang anak-anaknya
yang masih kuliah. Selain itu, memikirkan penyakit Ny. S yang harus dijaga
seiring dengan usia yang sudah tidak muda lagi.
Stresor jangka pendek
Tn W dan Ny S memikirkan biaya pengobatan yang harus dilakukan
setiap 3 minggu sekali di rumah sakit.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor
Pola komunikasi terbuka yang diterapkan keluarga Tn A sangat efektif
sehingga jika ada stressor masalah yang terjadi akan segera dibicarakan dalam
forum keluarga dan segera diselesaikan.
c. Strategi koping yang digunakan
- Setiap anggota merencanakan pendidikan dengan baik melalui diskusi dengan
anak mengenai pendidikan selanjutnya
- Setiap anggota sudah berada di rumah sebelum malam tiba
d. Strategi adaptif disfungsional
Tidak ada masalah
2.2 PEMERIKSAAN FISIK
NO. Pemeriksaan
1.
Penampilan

Ny. S
Normal

Anak Aa
Normal

Anak Ai
Normal
8

NO. Pemeriksaan
Kesadaran
2.

3.

4.

5.

6.

7.

Tanda tanda vital


Tekanan darah
Nadi
Respirasi
Suhu
Kepala
Bentuk
Kulit kepala
Rambut
Warna
Kebersihan
Ada kerontokan
Mata
Bentuk
Konjunctiva
Sclera
Alis
Reflex mengedip
Hidung
Bentuk
Fungsi penciuman

Ny. S
Compos

Anak Aa
Compos

Anak Ai
Compos

mentis

mentis

mentis

120/80
88 x/mnt
16 x/mnt
-

120/90
72 x/mnt
18 x/mnt

120/80
60 x/mnt
16 x/mnt

Normal
Normal

Normal
Normal

Normal
Normal

Hitam
Normal
Normal

Hitam
Normal
Normal

Hitam
Normal
Normal

Normal
Simetris
Normal
Normal
Normal
(-)

Normal
Simetris
Normal
Normal
Normal
(-)

Normal
Simetris
Normal
Normal
Normal
(-)

Normal
Normal

Normal
Normal
Hidung

Normal
Normal
kiri

ada sumbatan
8.

9.

10.

Telinga
Bentuk
Fungsi
pendengaran
Mulut
Bentuk
Bibir
- Mukosa
- Warna
Gigi
- Jumlah
- Karies
- Berlubang
Leher
Bentuk
KGB
Pergerakan

Normal
Normal

Normal
Normal

Normal
Normal

Simetris, kecil

Simetris, kecil

Simetris, kecil

Merah muda
Merah muda

Merah muda
Merah muda

Merah muda
Merah muda

Simetris
Tidak

Simetris
ada Tidak

Simetris
ada Tidak

ada

pembengkakan pembengkakan pembengkakan


Normal
Normal
Normal
9

NO. Pemeriksaan
Dada
Pergerakan
11. Bunyi napas
Bunyi jantung

12.

13.

Ekstremitas
Atas
- Bentuk
- Kelengkapan
- Pergerakan
- Kekuatan otot
- CRT
Bawah
- Bentuk
- Kelengkapan
- Pergerakan
- Kekuatan otot

Sekresi
BAB

BAK

Ny. S
Anak Aa
Op. Payudara
Normal
kanan
Normal
Normal
Normal

Anak Ai

Simetris
Lengkap
Normal

Simetris
Lengkap
Normal

Simetris
Lengkap
Normal

5 (baik)
< 3 detik

5 (baik)
< 3 detik

5 (baik)
< 3 detik

Simetris
Lengkap
Normal
5 (baik)

Simetris
Lengkap
Normal
5 (baik)

Simetris
Lengkap
Normal
5 (baik)

1x/hari

1x/hari

1x/hari

3-4x hali/hari

3-4x hali/hari

3-4x hali/hari

Normal
Normal
Normal

2.3 HARAPAN KELUARGA


Keluarga berharap semua anggota keluarga tetap sehat. Selain itu, harapan
keluarga pada sistem pelayanan kesehatan di Puskesmas adalah petugas pelayanan
kesehatan diharapkan bisa lebih ramah dan sigap dalam menghadapi pasien,
sehingga pasien bisa mendapatkan pelayanan terbaik yang seharusnya diberikan oleh
petugas kesehatan kepada pasien dan keluarga.

2.4 PENGKAJIAN KELUARGA MANDIRI


NAMA KK : Tn. W
Tanggal

Masalah

Kesehatan
22 Mei Peran
2016

Masalah
Keperawatan
Ketidakmampuan

Kriteria Keluarga Mandiri


2 3 4 5 6 7 8 9 10

v V -

v v -

v v v

Kategori/
Simpulan
KM III

Keluarga

10

Kriteria
Keluarga dapat menyebutkan pengertian dan tanda gejala dari masalah
Keluarga dapat menyebutkan penyebab masalah
Keluarga dapat menyebutkan faktor yang mempengaruhi masalah
Keluarga mempunyai persepsi positif terhadap masalah
Masalah kesehatan dirasakan keluarga.
Keluarga dapat menyebutkan atau mengungkapkan akibat dari masalah
Keluarga dapat membuat keputusan yang tepat tentang penanganan
masalah
Keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber daya dan fasilitas
pelayanan kesehatan.
Keluarga terampil mampu melaksanakan perawatan pada anggota
keluarga (preventif, promotif, dan kuratif).
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan.
Keluarga Mandiri I (KM I)
Keluarga Mandiri II (KM II)
Keluarga Mandiri III (KM III)

1
V
V
V
V
V

V
V
V

: jumlah/skornya 1-4
: jumlah /skornya 5-7
: jumlah skornya 8-10

11

Skala untuk Menentukan Prioritas


Asuhan Keperawatan Keluarga
(Bailon dan Maglaya, 1978)
1. Ansietas berhubungan ketidaktahuan dalam ancaman aktual atau persepsi ancaman
terhadap integritas biologis, sekunder : penyakit
Sk

Bo

ala

bot

Skala : Tidak/kurang sehat/aktual

3/3x1 = 1

Kemungkinan
diubah

1/2x2 = 1

2/3x1 = 2/3

2/2x1 = 1

No
Kriteria
1.

2.

Skoring

Pembenaran

Sifat masalah :

masalah

dapat

Skala : Sebagian
3.
Potensial masalah untuk dicegah
Skala : Cukup
4.
Menonjol masalah
Skala : Masalah berat, harus
segera ditangani
Total

3 2/3

12

2. Ketidakmampuan dalam menjalankan peran keluarga berhubungan dengan perubahan


dalam proses keluarga (dampak adanya orang yang sakit terhadap keluarga)
Sk

Bo

ala

bot

Skala : Tidak/kurang sehat/aktual

3/3x1 = 1

Kemungkinan
diubah

2/2x2 = 2

3/3x1 = 1

2/2x1 = 1

No
Kriteria
1.

2.

Skoring

Pembenaran

Sifat masalah :

masalah

dapat

Skala : Mudah
3.
Potensial masalah untuk dicegah
Skala : Tinggi
4.
Menonjol masalah
Skala : Masalah berat, harus
segera ditangani
Total

13

2.5 ANALISA DATA


No
Data
Etiologi
1. DO: ketidaktahuan dalam
DS: Ny. S mengatakan bahwa penyakitnya memerlukan
aktual atau persepsi
terapi 1 kali dalam 3 minggu di rs semarang dengan
terhadap
integritas
diantar oleh anak AA dan anak AI
sekunder : penyakit
2.
Fasilitator dan motivator

Masalah
ancaman Ansietas
ancaman
biologis,

DO: Ketidakmampuan dalam


DS: AA dan AI mengatakan bahwa mereka bergantian
menjalankan peran keluarga
untuk mengantar Ny. S berobat sehingga waktu kuliah

perubahan dalam proses


keluarga (dampak adanya
orang yang sakit terhadap
keluarga)

dan waktu untuk mengerjakan tugas akhir terpakai


Masalah kognitif sebagian
Anak aa dan ai mengatakan mampu memanage waktu
mengantar bergantian, mulai menyusun skripsi kembali
mengemblikan peran sebagai anak
O = anak aa dan ai tampak termotivasi untuk merubah
A = masalah afektif teratasi sebagian
Masalah anak belum lulus
P = memantau kembali, bagaimana dan sejauh mana anak
a lulus taun ini

2.6 DIAGNOSA

14

1. Ansietas berhubungan ketidaktahuan dalam ancaman aktual atau persepsi ancaman terhadap integritas biologis, sekunder :
penyakit
2. Ketidakmampuan dalam menjalankan peran keluarga berhubungan dengan perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya
orang yang sakit terhadap keluarga)
2.7 PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA

NO
1

DIAGNOSA

TUJUAN
Tujuan Umum
Tujuan Khusus

dilakukan Menjelaskan

Ansietas berhubungan

Setelah dilakukan

Setelah

ketidaktahuan dalam

tindakan

kunjungan sampai

ancaman aktual atau

keperawatan,

1 hari selama 30

persepsi ancaman

diharakan klien

menit,

mampu

klien

menyatakan

menurunkan

peningkatan

mengendalikan

kenyamanan

ansietas

terhadap integritas
biologis, sekunder :
penyakit

STANDAR

dan

pola

INTERVENSI

ansietas
kopingnya

sendiri

diharapkan Menggunakan
mampu
dan

mekanisme

koping

yang efektif

Ketidakmampuan dalam
menjalankan peran
keluarga berhubungan
dengan perubahan dalam

Mengkaji tingkat ansietas:

2.

Ringan, Sedang, Berat, Panik


Berikan kenyamanan dan

3.

ketentraman hati
Menyingkirkan stimulasi yang

4.

berlebih
Ajarkan penghenti ansietas yang
dapat diterapkan jika situasi
yang menimbulkan stress tidak

psikologis dan
fisiologis
Setelah di lakukan
tindakan
diharapkan
keluarga
mengetahui
perubahan fungsi

1.

dapat dihindari
Setelah di lakukan Mengetahui
kunjungan sampai
1 hari selama 30
menit

diharapkan

tentang

setiap anggota keluarga

tugas

1. Mengkaji tingkat perkembangan


keluarga
2. Memberikan penjelasan tentang
fungsi dan tugas tiap anggota
keluarga sesuai dengan tahap
perkembangan keluarga.
15

proses keluarga (dampak


adanya orang yang sakit
terhadap keluarga)

setiap anggota
keluarga sesuai
tahap
perkembangan

keluarga

mampu

memahami

3. Mengkaji dan memodifikasi peran


budaya keluarga Tn. A dalam tugas
perkembangan keluarga
4. Melakukan konseling bersama
keluarga.
5. Mengajarkan teknik berkomunikasi
yang benar dalam berkeluarga.
6. Mengkaji tingkat pengetahuan
keluarga mengenai pertumbuhan
dan perkembangan bio-psiko-sosial
pada anak remaja serta masalahnya
7. Memberikan penkes tentang tugas
perkembangan psikososial pada
keluarga
8. Mengkaji tingkat pengetahuan setelah

tugas,

fungsi dan peran


setiap

anggota

keluarga di dalam
keluarga

dilakukan penkes

2.8 IMPLEMENTASI
DIAGNOSA

NO

Ketidakmampuan dalam
1.

menjalankan peran
keluarga berhubungan
dengan perubahan dalam
proses keluarga (dampak
adanya orang yang sakit
terhadap keluarga)

TANGGAL
PELAKSANAAN

Minggu, 22 Mei
2016

IMPLEMENTASI

Memotivasi
keluarga
untuk
mengembalikan peran keluarga, dengan
cara :
Tetap membantu ibu mengantar tapi tidak
melepaskan
kewajibannya
dalam
menyelesaikan kuliah
Mengenakan
fasilitas
kesehatan
yang
ada
dilingkungan keluarga.

RESPON

Keluarga
menyimak

Tn

PARAF

informasi

yang diberikan dan dapat


di ajak kerjasama

16

2. Ansietas berhubungan

Minggu, 22 Mei

ketidaktahuan dalam

2016

ancaman aktual atau


persepsi ancaman
terhadap integritas
biologis, sekunder :
penyakit

Membantu
keluarga
menggunakan
fasilitas
kesehatan yang ada.
Menemani dan mengantar
keluarga yang sakit ke
pelayanan kesehatan

1. Mendampingi klien
Ny. S mengungkapkan
2. Tidak menuntut atau meminta perasaannya dan dapat
klien untuk membuat keputusan
diajak kerjasama
3. Duduk di hadapan klien
4. Berbicara dengan perlahan dan
tenang menggunakan kalimat
yang pendek dan sederhana
5. Mewaspadai ansietas timbal balik
6. Mengajari
klien
untuk
mengendalikan pernapasannya
7. Mendengarkan keluhan klien
8. Tidak menyela klien ketika
berbicara

2.9 EVALUASI

NO.

DIAGNOSA

TANGGAL
PELAKSANAAN

EVALUASI

17

Ketidakmampuan dalam menjalankan

Rabu, 25 Mei 2016

S: anak AA dan anak AI mengatakan sudah bisa mengatur

peran keluarga berhubungan dengan

waktu antara

perubahan

bergantian

dalam

proses

keluarga

kuliah dan mengantar ny. S secara

(dampak adanya orang yang sakit

O: anak AA dan anak AI antusias setelah diberi motivasi

terhadap keluarga)

A: fungsi afektif teratasi sebagian


P: meninjau kembali hasil dari implementasi apakah anak
AA dan anak AI akan

2 Ansietas berhubungan ketidaktahuan


2.

Rabu, 25 Mei 2016

lulus sesuai waktu yang

ditargetkan
S: Ny S mengatakan merasa lebih baik setelah bercerita

dalam ancaman aktual atau persepsi

O: Ny S terlihat terbuka saat bercerita

ancaman terhadap integritas biologis,

A: fungsi afektif teratasi sebagian

sekunder : penyakit

P: -

18

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Keluarga Tn. W merupakan keluarga inti yang menganut adat jawa. Seluruh

keluarga sehat, namun terdapat masalah pada Ny. S yang memiliki penyakit kanker
payudara. Dalam merawat Ny. S keluarga sangan mendukung, mengantar Ny. S secara
bergantian berobat di Semarang, 3 minggu sekali Ny S harus melakukan checkup ke RS
di Semarang diantar oleh anak-anaknya hal ini menyebabkan anak aa dan anak ai telat
lulus kuliah, sehingga penulis mengabil diagnosa Ketidakmampuan dalam menjalankan
peran keluarga berhubungan dengan perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya
orang yang sakit terhadap keluarga). Intervensi sudah dilakukan yaitu dengan cara
memotivasi anak AA dan AI.
.
3.2

Lesson learned
Pelajaran besar yang bisa saya ambil dari praktikum ini adalah saya bisa belajar
bagaimana caranya berkomunikasi yang baik dengan orang yang baru saya kenal. Selain
itu, saya juga dapat mengenal lebih jauh mengenai masalah yang ada dalam suatu
keluarga secara langsung, mengaplikasikan asuhan keperawatan keluarga, sehingga bisa
menerapkan ilmu yang telah didapat saat lecture dan tutorial.

19

DAFTAR PUSTAKA
Lynda Juall Carpenito-Moyet. Diagnose keperawatan: buku saku/ Lynda Juall CarpenitoMoyet;alih bahasa,Fruriolina Ariani, Estu Tiar; editor edisi bahasa Indonesia, Eka Anisa
Mardella[et al.] Ed.13 Jakarta: EGC. 2012
Setiadi. 2008. Konsep dan proses keperawatan keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu
Debora, Ina. 1995. Keperawatan keluarga teori dan praktik E/3. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

LAMPIRAN 1 (Evidence based practice)

PENGALAMAN CAREGIVER KELUARGA DALAM


MERAWAT PASIEN KANKER PAYUDARA
Kadek Ana Dwijayanti, Ns. I Made Sukarja, S.Kep., M.Kep. (pembimbing 1), Ns. Ni Mas Ayu
Gandasari, S.Kep. (pembimbing 2).
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
20

Abstract. Breast cancer is the disease that was the first largest case of cancer in Indonesian
woman. Breast cancer make a very complex impact for patient and their family. Family
caregivers has a duty to care for patient, especially in the case of breast cancer. This study is a
qualitative study with phenomenological approach that aims to explore family caregivers
experience in caring for breast cancer patient. In this study, participants were selected by
purposive sampling method. There are six participants join in this study. The data were collected
using in depth interview technique. The data were analyzed by using Collaizis technique. This
study indentified 7 themes, that are: 1) lack of knowledge about breast cancer, 2) caregivers
reactions, 3) caregivers task, 4) changes in responsibilities, 5) changes in economic function of
the family, 6) complaints against the health care, and 7) caregivers expectation. The result show
that family caregivers can adapt to changes that occur in the family. Family caregivers were
able to perform their tasks in caring the patient by providing support to the patient for fulfill
biological, psychosocial, spiritual, and financial needs.
Keywords : experience, family caregiver, breast cancer.
PENDAHULUAN

21

Kanker adalah penyakit dari sel-sel


tubuh yang berkembang secara abnormal
yang melibatkan kerusakan pada sel-sel
DNA (Deoxyribonucleic Acid). Penyakit
ini juga dinamakan neoplasia malignan
(Kowalak, dkk, 2011). Kanker payudara
terjadi apabila pertumbuhan sel yang tidak
normal terjadi pada jaringan payudara
(Nugroho, 2011). Menurut statistik rumah
sakit dalam Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS) tahun 2007, jumlah kasus kanker
payudara

tercatat

8.227

kasus

dan

menempati urutan pertama pada pasien


rawat inap di seluruh Indonesia (Rasjidi,
2010). Data yang ditemukan di Rumah
Sakit Umum Pusat Sanglah tercatat pada
tahun 2012-2013 terdapat sebanyak 466
kasus kanker payudara dengan angka
kematian sebanyak 62 kasus.
Kanker payudara menimbulkan
dampak sangat kompleks pada pasien.
Seseorang dengan penyakit kronis akan
terganggu

kemampuannya

dalam

melanjutkan gaya hidup normal mereka.


Dampak psikososial yang akan muncul
berupa perasaan cemas, takut, sedih,
menarik diri, dan depresi. Mereka juga
membutuhkan bantuan dari orang lain
dalam melakukan perawatan diri sehingga
menimbulkan

perasaan

tidak

berdaya

(Potter & Perry, 2005). Pada situasi


demikian pasien membutuhkan dukungan
dari dokter, perawat, para survivor cancer

dan

orang-orang

terdekat

terutama

keluarga (Anggraeni, 2010).


Keluarga sebagai suatu kelompok
individu yang tinggal bersama dan saling
ketergantungan mempunyai peran utama
dalam pemeliharaan kesehatan seluruh
anggota keluarga dan bukan individu itu
sendiri yang mengusahakan tercapainya
kesehatan yang diinginkan (Sudiharto,
2007). Selama pasien menderita sakit,
keluarga harus menggantikan peran dan
kewajiban pasien. Saat pasien menerima
keadaan sakitnya dan bergantung pada
pelayanan kesehatan, keluarga sebagai
caregiver memberikan perawatan serta
dukungan kepada pasien untuk memenuhi
semua

kebutuhan

pasien

(Anggraeni,

2010).
Keluarga yang berperan sebagai
caregiver dalam merawat pasien dengan
kanker bukan merupakan sesuatu yang
mudah. Berbagai masalah akan muncul
seperti

masalah

psikologis

berupa

kecemasan, marah, menangis, masalah


keuangan dan terjadinya perubahan dalam
kebiasaan

sosial

(Padila,

2012:12).

Keluarga juga merasakan beban fisik


berupa kelelahan dan beban biaya terkait
dengan pengobatan kanker yang cukup
mahal.
Keluarga dalam merawat pasien
kanker di rumah dengan membantu pasien
dalam memenuhi kebutuhan dari aspek
22

biologis, psikologis, sosial dan spiritual.

Peneliti

melakukan

proses

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik

penemuan data pasien kanker payudara di

untuk

bagaimana

RSUP Sanglah di bagian Ruang Rawat

pengalaman caregiver keluarga dalam

Inap Angsoka III. Proses pengambilan data

memberikan

dilakukan di tempat yang disepakati atau

meneliti

tentang

perawatan

pada

pasien

dengan kanker payudara. Selain itu, pokok

ditunjuk oleh partisipan.

masalah yang dialami keluarga belum


banyak dibahas secara mendalam di
Indonesia dan literatur tentang pengalaman
keluarga dalam merawat pasien kanker
masih terbatas di Indonesia.

Prosedur Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian ini melalui tiga tahap.
Tahap pertama adalah tahap persiapan.
Pada tahap ini peneliti mengurus ijin
penelitian di Institusi Program Studi Ilmu

METODE PENELITIAN

Keperawatan Universitas Udayana dan

Jenis dan Pendekatan Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif

dengan

pendekatan

fenomenologi, yang memungkinkan untuk


menggali

lebih

dalam

pengalaman

partisipan dalam merawat pasien kanker


payudara.

RSUP Sanglah. Setelah mendapat ijin


peneliti mencari calon partisipan untuk
diajak

berpartisipasi

dalam

penelitian

dengan menjelaskan inform consent dan


sekaligus melakukan kontrak waktu dan
tempat untuk mengambil data.
Tahap kedua adalah tahap proses.
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data

Partisipan

yang

Populasi dari penelitian adalah

dilakukan

dengan

wawancara

mendalam dengan menggunakan pedoman

anggota keluarga pasien kanker payudara

wawancara

di RSUP Sanglah. Pemilihan sampel

observasi

menggunakan metode purposive sampling.

penelitian ini dilakukan, peneliti telah

Jumlah

penelitian

melakukan uji coba wawancara terlebih

Pengambilan

dahulu terhadap seorang anggota keluarga

partisipan dilakukan sampai data mencapai

pasien kanker payudara.


Tahap yang terakhir adalah tahap

partisipan

sebanyak

enam

dalam
orang.

titik jenuh.

dan
kepada

sekaligus
partisipan.

melakukan
Sebelum

terminasi. Pada tahap ini wawancara


Tempat dan Waktu Penelitian

diakhiri setelah tidak ditemukan kembali


informasi baru dari hasil wawancara dan
dilanjutkan pada tahapan analisa data.
23

ketujuh tema ini menjawab tujuan khusus


Analisis Data
Teknik yang

digunakan

dalam

menganalisis data hasil penelitian yang


dilakukan, menggunakan langkah-langkah

penelitian.
Tema 1. Kurang Pengetahuan tentang
Kanker Payudara
a. Kurang Pemahaman

dari Colaizzi.

Kurang
HASIL PENELITIAN

kanker

Karakteristik Partisipan
Partisipan

pada

ini

kelamin partisipan yaitu tiga orang lakilaki yang merupakan suami pasien dan tiga
orang perempuan yang merupakan anak
kandung pasien. Distribusi umur partisipan
dari rentang 22 - 45 tahun. Tingkat
pendidikan partisipan sebanyak lima orang
adalah lulusan SMA (Sekolah Menengah
Atas), dan satu orang masih berstatus
mahasiswa. Semua partisipan merupakan
keluarga inti pasien kanker payudara yang
melakukan perawatan di Rumah Sakit
Hindu.

Semua

partisipan

beragama

Pekerjaan dari partisipan, tiga

orang tidak bekerja, seorang wiraswasta,


seorang karyawan swasta, dan satu orang
tukang bangunan. Partisipan berasal dari
Kodya

payudara

Denpasar, Kabupaten

Badung,

Tabanan, dan Karangasem. Karakteristik


partisipan bersuku Bali.

terjadi

pada

mengetahui definisi kanker payudara serta


tanda gejalanya. Partisipan juga tidak
mengerti bagaimana kanker payudara bisa
terjadi. Hal ini dapat dilihat dari ungkapan
berikut:
Bapak tidak tahu, apa artinya sakit
kanker payudara (P1).
gejalanya itu dah saya gak ngerti
juga. Apakah tersumbat atau bagaimana
saya pikir-pikir darimana, saya bingung
kenapa bisa sakit begini (P3).
b. Pengetahuan yang Salah
Pengetahuan yang salah peneliti
temukan

dari

salah

partisipan

satu

pernyataan

mengenai

penyebab

pembengkakan pada payudara. Berikut


pernyataannya:
membengkak

payudaranya

karna

dipencet-pencet juga sama alatkarna


disuntik, trus karna ke alternatif (P2).
Ungkapan yang salah mengenai
penyebaran

Analisis Tematik
Berdasarkan

yang

mengenai

partisipan terlihat dari partisipan tidak


penelitian

berjumlah enam orang. Perbandingan jenis

Sanglah.

pemahaman

kanker

payudara

juga

ditemukan oleh peneliti. Hal ini dilihat dari


pernyataan

dari

partisipan selama proses pengumpulan


data maka didapatkan 7 tema. Temuan

pernyataan:
berkembang secara bertahap melalui
sel-sel darah (P4).
24

mungkin kayak penyakit DB gitu ya,

Respon positif partisipan dapat

bisa berpindah, trus menjamur dimana-

dilihat dari respon ikhlas dan pasrah dalam

mana (P3).

menghadapi situasi yang terjadi. Berikut

Peneliti juga menemukan ungkapan


yang salah mengenai penyebab kanker

ungkapan beberapa partisipan:


saya ikhlas payudara istri

saya

diangkat (P4).
ya, pokoknya saya jalani saja cobaan

payudara. Berikut ungkapannya:


mungkin ada kotoran yang tersumbat
pada payudara sehingga menyebabkan

ini (P1, P4, P5).


ini memang perjalanan hidup yang

kanker (P3, P6).

saya harus jalani. Ya kita jalani saja

mungkin

semacam

virus

penyebabnya (P3).

kita berserah kepada beliau. Nah, sampai

Tema 2. Reaksi Caregiver

sekarang begini dah keadaanya. Sudah

a. Respon Psikologis
Respon psikologis yang peneliti
temukan dari partisipan diantaranya panik,
takut, kecewa, bingung, dan sedih. Berikut
ini

merupakan

dengan tidak mengeluh. (P4).


yang diatas yang mengatur, pokoknya

ungkapan

yang

disampaikan:
Setelah disini, bapak panik (P1).
Saya kan juga takut. Saya kan sempet
juga baca informasi tentang kanker di
internet (P5).
pokoknya sedih banget dah, kita gak
terima kondisi waktu itu. Kecewa deh
pokoknya (P5).
Partisipan juga

pasrah dan menerima. (P1).


Keluarga juga berusaha untuk tidak
mengeluh

dan

tidak

memperlihatkan

kesedihannya di depan pasien. Berikut


ungkapan partisipan:
Tapi emang kita gak berani nangis di
depan ibu. Biar ibu enggak tambah
sedih (P5).
c. Respon Fisik
Respon fisik dimunculkan dari
temuan

peneliti

mengenai

keluhan

mengungkapkan

partisipan yang mengalami peningkatan

mengalami kebingungannya saat pertama

tekanan darah yang dapat terjadi karena

kali

kanker

pengaruh beban fisik, psikologis dan

bingung

finansial yang harus ditanggung selama

mengetahui

payudara.

Partisipan

diagnosa
juga

mengenai dimana mereka harus mengobati

merawat

pasien. Hal ini dilihat pada ungkapan:


Bingung saya berpikir jadinya,

partisipan:

kemana dibawa berobat? (P1, P3, P5).


b. Respon Positif

pasien.

Berikut

pernyataan

bapak aja yang mikirin masalah biaya.


Bapak cek tensi terakhir sampe 150 tensi
bapak (P1).
Tema 3. Tugas Caregiver
25

a. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


Partisipan
pemenuhan

berespon

dadanya.

Berikut

pernyataan partisipan:
saya beliin juga di kemeja yang

memberikan

longgar, jadi enggak keliatan dadanya

makanan khusus, meningkatkan jumlah

longtorsonya saya isiin saputangan

asupan makanan, menyiapkan makanan,

kebayanya sekarang udah enggak pernah

memaksa makan dan merayu pasien untuk

pakai kebaya brokat, pakainya yang

makan. Fenomena ini dapat dilihat dari

bordiran

pernyataan berikut:

keliatan (P5).

dengan

nutrisi

pada

pasien

adalah

kebutuhan

terhadap

saputangan

berupaya

dibeliin sama bapak makanan apa

aja.

Keluarga

Biar

enggak

juga

terlalu
berupaya

yang lagi dia pengen. Biar meningkat

menyamarkan kebotakan pasien dengan

selera makannya. Tak paksa dia makan

membelikan rambut palsu serta topi yang

dikit-dikit. Trus jus buah juga saya

nantinya dapat digunakan pasien sehingga

bikinin (P5).

pasien tidak merasa malu jika bepergian.

Ketika pasien merasa mual akibat


efek

samping

kemoterapi

keluarga

Hal ini

diungkapkan

oleh partisipan

sebagai berikut:

berusaha untuk mengurangi efek mual

Saya beliin dia wig jadi kalau ke luar

tersebut, tetap mendorong pasien untuk

rumah itu pakai wig atau topi (P1, P3,

tetap makan dan memberikan makanan

P4, P5).

khusus

c. Perawatan Pasien Pasca Operasi


Partisipan
juga
menceritakan

setiap

setelah

menerima

kemoterapi. Ungkapan yang disampaikan

pengalaman mereka dalam merawat pasien

oleh partisipan:
kalau dia mual, tetep dia saya suru
makan dikit-dikit saya kasi dia minum
air sedikit-sedikit, air gula yang hangat
dikit Kalau makan pasti yang lembut
saya kasi, kayak bubur. Tiap habis kemo
itu pasti selalu saya kasi bubur (P3).
b. Pemenuhan Kebutuhan Penampilan
Partisipan
berpakaian

membantu
untuk

pasien

menyamarkan

penampilan fisik akibat mastektomi. Hal


ini dilakukan dengan mengenakan kemeja
yang

longgar

dan

menggenakan

selama post operasi mastektomi. Berikut


merupakan ungkapan dari salah seorang
partisipan:
karena sifat kemoterapi itu panas, jadi
saya enggak ngasi dia mandi air dingin.
Jadinya saya washlap dengan air hangat
mau dia jalan-jalan, saya temenin
Saya latih istri saya miring kanan, miring
kiri sesuai kemampuan dia. Saya ajarin
dia duduk Sudah bisa duduk, saya latih
tangannya dia (P4).
d. Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan
26

Tugas keluarga lainnya khususnya


sebagai

caregiver

dalam menjalankan

semangatin, bapak bilang kalau rambut


rontok itu gak jadi masalah (P6).

tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga

kita itu harus memberikan motivasi

berupaya dalam memanfaatkan fasilitas

(P3, P4, P5).

kesehatan. Fenomena ini terungkap dari

saya sama bapak sama-sama ngingetin

pernyataan berikut:

jadwal kontrol (P5, P6).

Saya antar ibu ke dokter di rumah

untuk saat ini ibu jangan dulu angkat

sakit (P1,P5,P6).

yang berat-berat (P3, P4, P5).

Keluarga

juga

memanfaatkan

biar enggak bosen kadang saya ajak

fasilitas kesehatan untuk berkonsultasi

juga jalan-jalan (P5).

mengenai

f. Pemenuhan Kebutuhan Spiritual

perawatan

pasien.

Berikut

ungkapan dari partisipan:

Keluarga membantu pasien dalam

bukan satu dokter, dua dokter saya

pemenuhan kebutuhan spiritual dengan

singgahi dan saya tidak lelah, saya ajak

cara mengingatkan pasien untuk berdoa

konsultasi saya tanya dokternya gimana

meminta perlindungan kepada tuhan dan

caranya biar lancar drainnya (P4).

mengantarkan ke tempat ibadah. Hal ini

e. Memenuhi Kebutuhan Afektif

dilihat dari ungkapan partisipan :

Keluarga

memenuhi

kebutuhan

mohon perlindungan kepada tuhan,

afektif dalam hubungan mereka dengan

semoga beliau memberkati (P1).

pasien yaitu dengan cara memberikan

saya anterin ke pura, sering dia

motivasi, perhatian, dan hiburan. Hal ini

mesesangi biar lancar pengobatannya

dilakukan

dengan

(P6).

dukungan

dan

cara

memberikan

semangat

untuk

Tema 4. Perubahan Tanggung Jawab

kesembuhan, saling mengingatkan jadwal

Kondisi sakit ini menyebabkan

kontrol, mengingatkan untuk beristirahat,

keterbatasan yang dialami oleh anggota

menemani saat di rumah sakit, serta

kaluarga yang sakit, sehingga perannya

mengajak

dalam keluarga digantikan oleh anggota

jalan-jalan.

Berikut

contoh

ungkapan dari partisipan :


Dia

takut

rambutnya

keluarga

juga

karena

bakalan

rontok,

dibilang
tapi

dia

pengen juga sembuh. Terus kok saya coba


semangatin

dia.

Bapak

juga

lainnya

baik

peran

lingkungan

keluarga

atau

masyarakat.

Berikut

ungkapan

dalam

pun

di
dari

partisipan:

nyoba

27

saat dia mulai kemoterapi, saya terus

biaya banyak keluar, buat beli perban

sampai sekarang yang masak, yang jadi

dan lainnya IHC juga harus kirim ke

chef di rumah. (P4).

Jakarta. Jadi kita harus bayar. (P2).

biasanya kalo sebelum sakit kan dia

b. Penyediaan Finansial

masak, nyapu, trus bikin kerajinan juga

Ketika

menghadapi

permasalah

kayak ate. Tapi kan setelah sakit bener-

finansial yang terjadi pada keluarga,

bener gak kerja dia. Semua kerjaan ibu di

keluarga berupaya untuk mendapatkan

rumah saya yang gantiin dan kalau dulu

cara

pas belum sakit, kalau ada nikahan,

tersebut. Hal ini dilihat dari dukungan

ngaben sering ibu nguopin. Tapi semenjak

anggota

keluarga

sakit enggak pernah. Jadi semuanya

finansial

untuk

digantikaan sama saya. (P6).

Penyediaan

Tema 5. Perubahan Fungsi Ekonomi

keluarga dengan cara tetap bersemangat

Keluarga

untuk bekerja serta menggunakan bantuan

a. Perubahan Finansial

asuransi

Peningkatan kebutuhan khususnya

dalam

mengatasi

permasalahan

untuk

menyediakan

pengobatan

finiansial

kesehatan

ini

dari

pasien.
dilakukan

pemerintah.

Fenomena ini tercermin dalam pernyatan

pada keadaan sakit merupakan penyebab

partisipan berikut:

perubahan finansial yang dirasakan pada

bapak

beberapa partisipan. Perubahan finansial

semangat bekerja walaupun sampe

yang

ngutang,

disampaikan

oleh

partisipan

tidak

merasa

pokoknya

berat,
bapak

tetap
terus

dikelompokkan ke dalam tiga kategori

memperjuangkan kesembuhan ibu. (P1,

yaitu berkurangnya jumlah pencari nafkah

P3).

dalam

yang

masih berobat pake BPJS, kebetulan

berkurang, serta penambahan biaya dari

semua ditanggung. Kemoterapi, operasi,

rumah sakit karena harus membayar

obat-obatan ditanggung. (P2, P4, P6).

kemoterapi dan

Tema 6. Keluhan akan Pelayanan di

keluarga,

Chemistry).

pemasukan

IHC (Immuno Histo

Berikut

ungkapan

dari

partisipan:

Rumah Sakit
a. Pelayanan yang Lambat

kalau dari pemasukan jelas anjlok.


Dimana

pemasukan

kita

berkurang,

Peneliti juga menemukan keluhan


partisipan terhadap pelayanan di rumah

sedangkan pengeluaran kita bertambah

sakit

yaitu

mengenai

keterlambatan

dan berlebih. (P4).

pemberian obat kemoterapi dan lamanya


proses interpretasi hasil dari IHC. Temuan

28

ini

peneliti

dapatkan

dari

ungkapan

berwenang

untuk

mungkin

partisipan berikut:

diperbaiki. (P4, P5).

telat dapet obat kemoterapinya

b. Harapan untuk Keluarga

(P2, P3, P5).

bisa

Harapan akan kesembuhan tidak

Lama keluar hasil IHCnya(P2).

hanya menjadi cita-cita pasien tetapi juga

seperti kemarin, lama dapet obatnya.

menjadi keinginan dari seluruh anggota

Senin udah disini, kamis baru masuk obat,

keluarga. Tercapainya kesembuhan pasien

baru dapet (P1).

akan membuat keluarga bahagia, tetap

b. Kurang Fasilitas

utuh dan dapat hidup bersama-sama lebih

Sub tema ini terbentuk dari dua


kategori

yaitu

kurangnya

kapasitas

lama.

Berikut

dan keluarganya.

Fenomena

yang

dikeluhkan

oleh

dua

pernyataan

partisipan mengenai harapan untuk pasien

ruangan dan rusaknya alat yang tersedia.


ini

beberapa

penting

sembuh.

Mudah-

partisipan. Berikut ungkapannya:

mudahan tuhan melindungi kita berdua.

sering susah dapet kamarnunggu dari

(P1).

pagi, sore baru dapet kamar alatnya di

saya juga tiap berdoa, selalu minta

farmasi itu rusak, jadi telat dapet obat

kesembuhan buat ibu saya (P5).

kemonya (P5).

saya ingin keluarga saya utuh sampe

telat obatnya datang. Mungkin kurang

anak-anak sukses. Saya ingin saya sama

koordinasi juga. Trus pernah saya bawa

istri

kio ke depo katanya lagi rusak alatnya.

kesempatan untuk bisa hidup walaupun

(P3).

dengan penuh penderitaan (P4).

mudah-mudahan

masih

diberi

Tema 7. Harapan Caregiver


a.

Harapan

terhadap

Pelayanan

Kesehatan

PEMBAHASAN
Caregiver memiliki tanggung jawab

Partisipan

juga

mengungkapkan

terhadap perawatan pasien. Elseiver (2009)

harapannya terhadap pelayanan kesehatan

mengatakan

terkait dengan pembenahan alat serta

berkewajiban memberikan bantuan medis,

ketepatan

ekonomi, dan sosial kepada individu yang

waktu

pemberian

obat

bahwa seorang caregiver

kemoterapi. Berikut ungkapan partisipan:

mengalami ketergantungan karena kondisi

alatnya ada tapi rusak atau tidak, itu

sakit yang

dialami

individu

kan kita tidak tahu. Mungkin ke depannya

(Yuniarsih,

2010).

Tugas

kalo bisa, tiang minta tolong kepada yang

keluarga dalam memberikan perawatan

tersebut
caregiver

juga disebutkan oleh Friedman. Menurut


29

Friedman (1998) menyebutkan bahwa

berpenampilan, perawatan post operasi,

tugas

finansial,

keluarga

dalam

pemeliharaan

akses

untuk

memperoleh

kesehatan anggota keluarga dibagi menjadi

pelayanan di fasilitas kesehatan, dan

lima tugas, yaitu keluarga mengenal

memberikan

masalah kesehatan, mengambil keputusan

kasih sayang, perhatian dan motivasi yang

untuk

dapat menjadi koping untuk pasien dalam

melakukan

masalah

yang

perawatan,

tindakan
terjadi,

terhadap

memberikan

mempertahankan

suasana

mengelola

dukungan

masalah

afektif

berupa

psikologis

yang

timbul. Dalam penelitian yang dilakukan

rumah yang menguntungkan kesehatan dan

oleh

keluarga diharapkan dapat memanfaatkan

menemukan

fasilitas kesehatan. (Mubarak, 2010).

dengan peran anggota keluarga dalam

Seorang

hal

dkk

(2010)

yang

serupa

juga
terkait

harus

memberikan dukungan baik secara fisik,

memiliki

psikologis, sosial dan ekonomi kepada

pengetahuan mengenai penyakit pasien

pasien kanker post radikal mastektomi

dan prognosisnya (Lopez, et al., 2012).

yang diklasifikasikan ke dalam dukungan

Hal ini pula disebutkan oleh Orem dalam

instrumental, dukungan psikologis dan

Potter & Perry (2005) yaitu, kebutuhan

dukungan finansial.

mengenai informasi tentang penyakit dan

Selain

mendapatkan

caregiver

Anggreni,

informasi

dan

cara perawatan merupakan kebutuhan

mengalami

informasi

dalam

yang

penting

dan

harus

itu,

partisipan

juga

berbagai perubahan yang

keluarga seperti perubahan fisik,

terpenuhi oleh keluarga khususnya yang

psikologis, sosial, spiritual dan fungsi

bertindak sebagai caregiver. Informasi ini

ekonomi. Dalam artikel What It Takes To

akan membantu keluarga untuk berespon

Be Caregiver yang dipublikasikan oleh

terhadap penyakit pasien dan beradaptasi

American

terhadap segala aspek perubahan yang

menyebutkan bahwa memiliki seseorang

terjadi dalam keluarga. Kebutuhan akan

yang dicintai menderita penyakit kanker

edukasi mengenai kanker ini juga menjadi

akan menimbulkan kesedihan dan syok

hal yang belum cukup terpenuhi oleh

pada

caregiver.

merasakan kesedihan dan duka cita yang

Pengalaman

keluarga.

Society

Mereka

(2014)

juga

akan

keluarga

mendalam kepada pasien. Keluarga akan

selama merawat pasien dengan kanker

merasakan kewalahan dan frustasi dalam

payudara

Caregiver

mengatasi masalah yang muncul selama

memberikan bantuan kepada pasien dalam

merawat pasien. Caregiver juga dapat

memenuhi

merasa

sangat

caregiver

Cancer

variatif.

kebutuhan

nutrisi,

lelah,

terisolasi,

depresi

dan
30

kesulitan dalam mendapatkan bantuan.

menyebutkan, bahwa lebih dari 50%

Salah

California

caregiver membutuhkan waktu lebih dari 8

caregiver

jam perhari untuk merawat pasien yang

satu

penelitian

menyebutkan

di

seorang

membutuhkan dukungan untuk mengatasi

sedang

kecemasan

mereka

menyebabkan munculnya beban finansial,

rasakan. Ketika mereka tidak mendapatkan

ketika caregiver kehilangan waktu mereka

dukungan dalam mengatasi stress tersebut,

dalam bekerja (American Cancer Society,

maka akan muncul masalah fisik seperti

2014). Fenomena

sakit jantung, peningkatan tekanan darah,

penelitian Deshields (2012) menyebutkan

gangguan tidur, peningkatan risiko infeksi,

bahwa

depresi dan kelelahan yang akan dialami

pemasukan dalam keluarga. Caregiver

oleh seorang caregiver.


Perubahan peran dalam keluarga

dalam

dan

stress

yang

juga dirasakan oleh partisipan. Perubahan


peran

mempengaruhi

perubahan

pada

tanggung jawab anggota keluarga baik di


dalam

lingkungan

keluarga

atau

masyarakat. Kondisi sakit yang dialami


oleh pasien menyebabkan pasien tidak

kemoterapi.

kanker

Hal

ini

didukung

dapat

penelitian

ini

juga

oleh

mempengaruhi

Dashields

juga

melaporkan bahwa mereka kehilangan


waktu untuk bekerja. Keadaan ini mulai
terjadi

saat

pertama

kalinya

pasien

terdiagnosis kanker. Berkurangnya waktu


mereka

untuk

bekerja

menyebabkan

berkurang pula pemasukan ekonomi dalam

dapat melakukan aktivitas seperti saat

keluarga.
Terkait dengan pelayanan kesehatan

dalam keadaan sehat sehingga aktivitasnya

di rumah sakit partisipan mengeluhkan

akan digantikan oleh anggota keluarga

mengenai jadwal pemberian kemoterapi

lainnya. Fenomena serupa juga terjadi

yang terkadang dirasa harus menunggu 2

pada penelitian yang dilakukan oleh

hingga 4 hari untuk mendapatkan obat. Hal

Lopez, et al., (2012) memaparkan bahwa

ini dikeluhkan oleh partisipan karena

suami menggantikan istri mereka yang

mereka merasa waktu mereka terbuang.

menderita

melakukan

Oleh karena itu, partisipan mengharapkan

pekerjaan rumah tangga.


Jika dilihat dari fungsi ekonomi

adanya kebijakan dari pihak rumah sakit

kanker

untuk

penelitianini

dalam pembenahan fasilitas.


Harapan lain yang disampaikan

menggungkapkan bahwa terjadi perubahan

keluarga adalah mengenai kesembuhan

pada fungsi ekonomi yang diakibatkan

pasien. Harapan ini muncul sebagai suatu

oleh karena keterbatasan waktu yang

respon

keluarga,

temuan

dalam

atas

tindakan

dan

upaya

dimiliki oleh caregiver. Sebuah penelitian


31

pengobatan yang telah dilakukan keluarga

dalam

untuk pasien.
Menurut Notoatmojo, (2005 dalam

mengenai kanker payudara. Oleh karena

Kardiyudiani, 2012) menyebutkan bahwa


komponen dasar harapan adalah individu
yang berespon terhadap informasi baru
tentang

suatu

menghasilkan

tindakan

suatu

dengan

keyakinan

dari

tindakan tersebut. Pada kasus pasien


dengan kanker disebutkan dalam Mattioli,
(2008) menyatakan bahwa harapan akan
selalu hadir pada pasien kanker terlepas
dari apapun tahapan penyakit pasien. Hasil
dari

temuan

penelitian

mengklarifikasi

bahwa

ini

juga

ternyata

tidak

hanya pasien yang mengharapkan untuk


sembuh dari kanker tetapi keluarga juga
mengharapkan kesembuhan untuk pasien
sehingga nantinya mereka dapat hidup
bersama lebih lama.

itu,

tema

kurangnya

diharapkan

agar

pengetahuan

perawat

dapat

memberikan penyuluhan mengenai kanker


payudara

dan

perawatannya

serta

penyuluhan mengenai deteksi dini kanker


payudara. Informasi yang perawat berikan
harus lengkap dan informatif, memberikan
gambaran menyeluruh mengenai kondisi
pasien

dan

perawatan

yang

dapat

dilakukan oleh keluarga. Hasil penelitian


ini

juga

menjabarkan

bantuan

yang

diberikan keluarga yang terinci dalam


tema tugas caregiver, perubahan tanggung
jawab dan perubahan fungsi ekonomi.
Caregiver
dalam

keluarga

memenuhi

membantu

pasien

kebutuhan

fisik,

psikologis, sosial, spiritual dan ekonomi


pasien. selain itu, terdapat partisipan yang
mengungkapkan

keluhannya

terkait

dengan fasilitas kesehatan di rumah sakit.

KESIMPULAN DAN SARAN

Partisipan juga menyampaikan harapan


Temuan

dari

memberikan

penelitian

informasi

ini

mengenai

pengalaman caregiver keluarga dalam


merawat pasien kanker payudara. Dalam
menjalankan

peran

sebagai

caregiver

mengenai perbaikan fasilitas agar rumah


sakit dapat memberikan perawatan yang
optimal

kepada

pasien

dan

harapan

mengenai kesembuhan untuk pasien agar


dapat hidup lebih lama bersama keluarga.

keluarga, partisipan mengalami perubahan


psikologi yang terungkap dalam tema
reaksi caregiver. Partisipan juga sempat
mengalami kebingungan saat merawat
pasien. Hal ini terjadi karena kurangnya
informasi

yang

dimiliki

partisipan

mengenai kanker payudara yang tergambar

DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society. (2014). What It
Takes to Be a Caregiver (online),
(http://www.cancer.org/acs/groups/cid/
documents/webcontent/003199-pdf.pdf
, diunduh tanggal 1 Juni 2014).

32

Anggraeni, M.D., dkk. (2010). Peran


keluarga dalam memberikan dukungan
terhadap pencapaian integritas diri
pasien kanker payudara post radikal
mastektomi. Jurnal Keperawatan
Soedirman.
Deshields, T.L., et al. (2012). Psychosocial
aspects of caregiving: perceptions of
cancer patients and family caregivers.
Support Care Cancer. 20:349-356.
Kardiyudiani,
N.K.
(2012).
Studi
Fenomenologi:
Harapan
Pasien
Kanker Payudara yang Mendapat
Kemoterapi
Tentang
Dukungan
Keluarga di Rumah Sakit Kanker
Dharmais
Jakarta.
Tesis
tidak
diterbitkan. Depok Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia.
Kowalak, J.P. dkk. (2011). Buku Ajar
Patofisiologi. Diterjemahkan oleh
Andry Hartono. Jakarta: EGC.
Lopez, V., et al. (2012). Male caregivers of
patients with breast and gynecologic
cancer. Cancer Nursing. 35(6):402410.
Mattioli, J.L., et al. (2008). The meaning
of hope and social support in patients
receiving chemotherapy. Oncology
Nursing Forum. 355(2).822.

Mubarak, W.I., dkk. (2010). Ilmu


Keperawatan Komunitas 2: Konsep
serta Aplikasi dengan Pendekatan
Asuhan Keperawatan Komunitas,
Keluarga dan Gerontik. Jakarta:
Salemba Medika.
Nugroho, T. (2011). ASI dan Tumor
Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika.
Padila. (2012). Buku Ajar: Keperawatan
Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika.
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Buku
Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4.
Volume 1. Diterjemahkan oleh Renata
Komalasari, dkk. Jakarta: EGC.
Rasjidi, Imam. (2010). Epidemiologi Pada
Kanker. Jakarta : EGC.
Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan
Keluarga
dengan
Pendekatan
Keperawatan Transkultural. Jakarta:
EGC.
Yuniarsih, W. (2009). Pengalaman
Caregiver Keluarga dalam Konteks
Asuhan Keperawatan Pasien Stroke
Tahap Paska Akut di RSUP
Fatmawati. Tesis tidak diterbitkan.
Depok Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia.

33

LAMPIRAN 2 (Dokumentasi)

34

35

You might also like