You are on page 1of 29

PENERAPAN DISIPLIN MAHASISWA

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN KONSENTRASI KEPENGAWASAN


KELAS AW 2 STAMBUK 2015
1. Latar Belakang
Sehubungan dengan unpaya meningkatkan mutu dan kualitas intelektual
mahasiswa Unimed, mahasiswa di tuntut agar mempunyai sikap disiplin tinggi terutama
disiplin dalam belajar. Disiplin belajar penting diterapkan di bangku perkuliahhan oleh
dosen dan mahasiswa. Disiplin merupakan pengaruh yang dirancang untuk membantu
mahasiswa dalam menghadapi lingkungan. Disiplin tumbuh dari kebutuhan menjaga
keseimbangan antara kecenderungan keinginan individu untuk berbuat agar memperoleh
sesuatu dengan pembatasan atau peraturan yang diperlukan oleh lingkungan terhadap
dirinya.
Disiplin merupakan suatu sikap yang menunjukkan kesediaan untuk menepati
atau mematuhi dan mendukung ketentuan, tata tertib peraturan, nilai serta kaidah-kaidah
yang berlaku. Dengan demikian, disiplin bukanlah suatu yang dibawa sejak awal, tetapi
merupakan sesuatu yang dipengaruhi oleh faktor ajar atau pendidikan. Perilaku disiplin
bagi mahasiswa adalah salah satu kunci sukses untuk dapat meraih prestasi yang
maksimal. Fungsi utama disiplin adalah untuk mengajar mengendalikan diri dengan
mudah menghormati dan mematuhi aturan Oleh karena itu, seseorang yang disiplin
dalam kehidupannya, akan dengan mudah mencapai keberhasilan. Dalam prakteknya,
kedisiplinan memerlukan konsistensi dari setiap individu dalam melaksanakannya.
Disiplin memerlukan pemahaman yang mendalam bagi seseorang untuk mencapai
kesuksesan, karena di dalam disiplin terkandung unsur-unsur yang harus dipenuhi atau
dijalankan.

Namun sehubungan dengan hal tersebut masih terdapat mahasiswa yang tidak
disiplin dalam belajar, dengan bukti yang ada seperti pada waktu jam mata kuliah sedang
berlangsung ada mahasiswa yang terlambat masuk, ada mahasiswa vang tidak hadir, ada
pula yang hanya bermain, bercerita, dan ada pula mahasiswa yang tidak memasukan
tugas.
Unimed menjadikan disiplin

sebagai syarat dalam pembentukan sikap dan

prilaku Mahasiswa. Dengan disiplin akan tumbuh kepatuhan, kemandirian, keteraturan,


menubuhkan sikap percaya diri, peka dan peduli terhadap kepentingan orang lain.
Disiplin juga dapat membuat mahaMahasiswa menjadi lebih tertib dan mengatur dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari.
Keadaan Mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan konsentrasi Kepengawasan
Kelas AW 2 Stambuk 2015 semester genap masih ditemukan Mahasiswa yang tingkat
kepatuhan terhadap aturan kelas yang masih rendah, keluar pada saat peajaran
berlangsung, tidak mengerjakan tugas (PR), tidak menyimak dan memperhatikan
penjelasan dosen, kurangnya partisifasi Mahasiswa dalam diskusi. Dengan demikian
penulis beranggapan bahwa pada Mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan
konsentrasi Kepengawasan Kelas AW 2 Stambuk 2015 semester genap masih ada
pelanggaran yang dilakukannya.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah diatas, Maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Bagaimana penerapan disiplin belajar Mahasiswa semester genap
Jurusan Administrasi Pendidikan konsentrasi Kepengawasan Kelas AW2 Stambuk 2015?

3. Landasan Teori
2

1. Pengertian Disiplin
Disiplin dalam pengertian yang amat dasar ada dua yaitu:
1) Ketaatan pada tata tertib
2) Latihan batin dan watak dengan maksud akan mentaati peraturan .
jadi arti disiplin adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan tata tertib,
karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada hatinya. Dilihat dari sudut
pandang sosiologis dan psikologis, disiplin adalah suatu proses belajar mengembangkan
kebiasaankebiasaan, penugasan diri, dan mengakui tanggung jawab pribadinya terhadap
masyarakat.
Disiplin adalah sikap patuh terhadap peraturan yang berlaku, sikap disiplin sangat
penting dalam kegiatan perkuliahhan di kampus. Sikap tersebut dapat menciptakan
suasana perkuliahhan yang nyaman dan kondusif, dengan bersikap disiplin mahasiswa
dapat mencapai tujuan perkuliahhan. Sikap disiplin merupakan salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi prestasi perkuliahhan. Apabila seorang mahasiswa memiliki sikap
disiplin dalam kegiatan perkuliahhan, maka kepatuhan dan ketekunan perkuliahhan akan
terus meningkat sehingga membuat prestasi kuliah meningkat juga.
Unsur-unsur yang terkandung dalam pengertian disiplin mencakup beberapa hal,
diantaranya:
1.

Taat, artinya selalu patuh pada peraturan yang berlaku. Ketaatan didalam

disiplin belajar diperlukan supaya setiap waktu yang ada dapat digunakan secara
seimbang. Disiplin belajar bukanlah menggunakan semua waktu yang ada hanya
untuk belajar akan tetapi diimbangi dengan kegiatan lain.
2. Tertib, berarti mengerjakan kegiatan dengan kesadaran secara sistematis
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Didalam kuliah mahasiswa
secaara sistematis (terarah) yaitu didalam kegiatan perkuliahhan sebaiknya
mahasiswa menentukkan arah dan tujuan dari perkuliahhan sehingga dengan

begitu akan tercapai hasil yang efektif dan efesien, dan


3. Tanggung Jawab, adalah kegiatan yang dikerjakan dengan penuh rasa
memiliki dan rasa memiliki dan rasanya menjaganya agar setiap kegiatan yang
dikerjakan betul-betul dapat dipercaya kebenaranya. Pada saat kuliah diperlukan
adanya rasa tanggung jawab dari dalam diri mahasiswa supaya pada saat kulia
menumbuhkan rasa memiliki kewajiban untuk belajar sehingga akan membuat
mahasiswa lebih terfokus pada pelajaran yang dipelajari dan bukan pada hal lain.
Jadi apabila mahasiswa memiliki sikap disiplin yang tinggi dalam kegiatan kuliah
tentunya prestasi belajar yang diperoleh menjadi baik. Sebaliknya jika mahasiswa tidak
memiliki sikap disiplin dalam belajar maka kegiatan belajarnya tidak terencana dengan
baik sehingga kegiatan belajarnya tidak teratur dan membuat prestasi belajar akan
menurun.
1.

Menurut Hurlock (1999: 82) disiplin yaitu suatu cara masyarakat untukmengajar
anak perilaku moral yang disetujui kelompok. Tujuan seluruhdisiplin adalah
membentuk perilaku sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran peran

yang ditetapkan kelompok budaya, tempat individu itu diidentifikasinya.


2. Prijodarminto, (1994: 23). Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan
terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai
ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Nilai-nilai tersebut
telah menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu tercipta melalui
proses binaan melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman.
3. Menurut Gerakan Disiplin Nasional (GDN 1996:29-30) menyatakan disiplin
adalah alat untuk menciptakan perilaku dan tata tertib manusia sebagai pribadi
maupun sebagai kelompok masyarakat. Disiplin disini berarti hukuman atau
sanksi yang berbobot mengatur dan mengendalikan perilaku.
4. Menurut Rachman (1999:168) menyatakan Disiplin sebagai upaya
mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam

mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib


berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya.
5. Effendi dan Praja (985: 102) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses
usaha atau interaksi yang dilakukan individu untuk memperoleh kebiasaan,
pengetahuan, sikap dan sesuatu yang baru sebagai hasil pengalaman yang
dilaluinya.
6. Slameto (2003:2) menyatakan belajar adalah proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
2. Ciri-ciri Disiplin
Disiplin selain mendidik, juga dapat membuat siswa tahu dan dapat membedakan
hal-hal yang seharusnya dilakukan dan yang sepatutnya tidak dilakukan. Disiplin yang
telah menyatu dengan diri, maka perbuatan yang dilakukan tidak dirasa sebagai beban
dan keterpaksaan, melainkan kewajiban yang harus dilakukan.
Adapun ciri-ciri Disiplin yang ada di sekolah atau lembaga pendidikan menurut
Durkheim (1990) adalah sebagai berikut:
1. Patuh terhadap aturan sekolah
2. Melaksanakan Tugasnya (belajar)
3. Teratur masuk kelas
4. Harus tiba pada waktu yang telah ditetapkan
5. Tidak Membuat onar dikelas
6. Mengerjakan pekerjaan Rumah

Dengan demikian diharapkan kedisiplinan yang ada tersebut akan membentuk


kedisiplinan diri tanpa aturan tertulis. Sehingga kemanapun dan dimanapun dia berada
akan selalu tentram pada pribadi anak, karena dengan kesadaran yang timbul dari diri
sendirilah disiplin yang sebenarnya.

3. Macam-macam Disiplin
Pendidikan memiliki peranan dalam mengembangkan sumberdaya manusia yang
berkualitas, terutama masalah kedisiplinan. Menurut Sahertian (1994) disiplin terbagi
menjadi tiga macam yaitu:
1. Disiplin Tradisional adalah disiplin yang bersifat menekan, menghukum,
mengawasi, memaksa dan akibatnya merusak penilaian.
2. Disiplin Modern adalah disiplin yang memungkinkan terciptanya situasi dimana
anak didik dapat mengatur dirinya, situasi yang akrab, hangat, bebas dari rasa takut
sehingga dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
3. Disiplin Liberal adalah disiplin yang diberikan seorang anak sehingga anak
memimili kebebasan tanpa batas.
Pada dasarnya disiplin terbagi dua yaitu disiplin internal dan disiplin eksternal.
Disiplin internal adalah disiplin diri yang berbentuk pengendalian. Pengendalian diri
merupakan kemampuan dalam mencapai kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang
antara hak dan kewajibanya sebagai individu dalam kehidupan keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara. Sedangkan disiplin eksternal adalah disiplin yang membutuhkan
pengawasan dari orang lain.
Disiplin tidak terbentuk dengan sendirinya tetapi memerlukan proses untuk
menumbuhkannya. Oleh karena itu Disipin harus dimulai dengan melakukan secara
6

berulang-ulang atau terus menerus sehingga menjadi kebiasaan dan yang pada akhirnya
akan menjadi kepribadian.

4. Pentingnya Disiplin
Disiplin sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Disiplin merupakan
kegiatan yang didasari dengan kesadaran dan keikhlasan terhadap perintah, peraturan dan
keharusan yang berlaku dalam lingkungan organisasi ataupun lembaga pendidikan.
Dalam lembaga pendidikan, Disiplin menjadi syarat dalam pembentukan sikap dan
prilaku siswa.
Brow dan Brow dalam Les (2010) mengemukakantentang pentingnya disiplin
dalam pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Rasa hormat terhadap otoritas atau kewenangan, disiplin akan mengajarkan
setiap siswa terhadap kedudukannya baik dikelas atau diluar kelas.
2. Upaya untuk menanamkan kerjasama disiplin dalam proses belajar mengajar
dapat dijadikan sabagai usaha untuk menanamkan kerjasama, baik antar siswa,
siswa dengan guru ataupun siswa dengan lingkungannya.
3. Kebutuhan untuk berorganisasi, disiplin dapat dijadikan sebagai uapaya untuk
menanamkan dalam diri setiap siswa mengenai kebutuhan berorganisasi.
4. Rasa hormat terhadap orang lain, dengan adanya dan dijunjung tinggi disiplin
dalam proses belajar mengajar, setiap siswa akan tahu dan memahami tentang
hak dan kewajibannya, serta dapat menghormati dan menghargai hak dan
kewajiban orang lain.
5. Kebutuhan untuk melakukan hal yang tidak menyenangkan; dalam kehidupan
selalu dijumpai hal-hal yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Melalui
7

disiplin siswa dipersiapkan untuk mampu menghadapi hal-hal yang kurang atau
tidak menyenangkan dalam kehidupan pada umumnya dan daa proses belajar
mengajar pada khususnya
6. Memperkenalkan contoh prilaku tidak disiplin; dengan memberikan contoh
prilaku tidak disiplin diharapkan siswa dapat menghindari atau dapat
membedakan mana prilaku disiplin dan tidak disipin.
Dengan demikian disiplin dapat menjadi pendamping siswa menghantarkannya
membentuk kepribadian, mengebangkan potensi, meraih apa yang diinginkan dan
menjadikannya mandiri serta bertanggung jawab tanpa ada rasa minder, takut, pesimis
dengan apa yang dilakukan, karena dia memahami betul disiplin sebagai sesuatu yang
menyenangkan bukan sesuatu yang harus ditakuti atau dihindari. Disiplin juga akan
membiasakan siswa untuk hidup teratur, dengan adanya keteraturan dalam hidup
diharapkan mampu mengendalikan diri, dengan memiliki pengendalian diri tersebut
maka ia tidak akan meakukan pelanggaran terhadap aturan yang sudah ditetapkan.

5. Strategi Penerapan Disiplin


Menurut KBBI (2005) Strategi adalah seni dan ilmu mengembangkan dan
menggunakan berbagai kekuatan dalam berbagai keadaan yang mendukung pencapaian
tujuan yang ditetapkan, atau rencana yang cermat untuk mencapai sasaran khusus.
Sedangkan penerapaan adalahsuatu proses atau cara seseorang dengan mempraktekan
atauran yang ditetapkan. Maka dapat disimpulkan bahwa Strategi penerapan disiplin
adalah suatu rencana tentang tata cara yang akan digunakan untuk melaksanakan
peraturan sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Raisman dan Pyne dalam Les (2010) mengemukakan strategi umum dalam
merancang disiplin siswa yaitu:
8

1. Konsep diri, untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat
berprilaku disiplin, guru disarankan untuk bersifat empatik, menerima
hangat dan terbuka
2. Keterampilan berkomunikasi, guru terampil berkomunikasi yang efektif
sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong kepatuhan siswa.
3. Konsekwensi-konsekwensi logis dan alami; guru disarankan dapat
menunjukan secara tepat perilaku yang salah, sehingga dapat membantu
siswa dalam mengatasinya dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan
alami dari perilaku salah.
4. Klarifikasi nilai; guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaannya
sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk nilainya sendiri
5. Analisis Transaksional; Guru disarankan belajar menjadi orang dewasa
terutama berhadapan dengan siswa yang menghadapi masalah.
6. Terapi Realitas; Sekolah harus berusaha mengurangi kegagalan dan
meningkatkan keterlibatan. Guru perlu bersikap positif dan bertanggung
jawab.
7. Disiplin yang terintegrasi; metode ini menekankan pengendalian penuh
oleh guru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan.
8. Tantangan bagi disiplin; guru diharapkan cekatan, sangat terorganisir dan
dalam pengendalian yang tegas. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa
siswa akan menghadapi berbagai keterbatasan pada hari-hari pertama di
sekolah dan guru perlu membiarkan mereka untuk mengetahui siapa yang
berada dalam posisi sebagai pemimpin.
9

Dengan adanya strategi-strategi yang digunakan dalam menumbuhkan disiplin


siswa, diharapkan bias membawa siswa kearah yang lebih baik. Semua itu tidak dapat
dilakukan dengan sendiri tetapi harus dilakukan secara bersama-sama dan melibatkan
seluruh komponen sekolah, dengan demikian tujuan yang diharapkan akan tercapai
semaksimal mungkin.
Menurut Hurlock (1978) ada tiga cara menentukan disiplin, yaitu:
1. Disiplin Otoriter
Disiplin Otoriterian dapat berkisar antara pengendalian perilaku anak dari yang
tidak wajar sampai yang kaku dan tidak member kebebasan bertindak, kecuali sesuai
dengan standar yang ditentukan. Disiplin Otoriter selalu berarti mengendalikan melalui
kekuatan eksternal dalam bentuk hukuman, terutama hkuman badan.
Peraturan dan pengaturan yang keras untuk memaksa perilaku yang diinginkan
menandai semua jenis disiplin otoriter. Tekniknya mencakup hukuman berat ketika
terjadi kegagalan, dan tidak ada pujian atau penghargaan apabila anak mendapat hasil
yang diharapkan.
Orang yang sadar dalam lingkungan disiplin ini diminta mematuhi, mentaati
peraturan yang telah disusun dan berlaku ditempat itu, disiplin ini tidak mendorong anak
untuk mandiri dengan mengambil keputusan-keputusan yang berhuvungan dengan
tindakan mereka. Mereka mengatakan apa yang harus mereka kerjakan dan tidak
menjelaskan mengapa hal tersebut harus dilakukan, sehingga anak kehilangan
kesempatan untuk belajar bagaimana mereka mengendalikan perilaku mereka sendiri.
2. Disiplin Permissive
Dalam Disiplin Permissive anak diberi kebebasab penuh, mereka tidak diberi
batas-batas yang mengatur apasaja yang boleh mereka lakukan , mereka diizinkan untuk
mengambil keputusan dan berbuat

sekehendak mereka sendiri. Disiplin Permissive

10

cenderung membuat anak menjadi binggung dan merasa tidak aman. Pengalaman yang
terbatas dan letidak matangan mental menghambat mereka mengambil keputusankeputusan tentang perilaku yang akan memenuhi harapan social. Mereka tidak
mengetahui apa yang boleh dan yang tidak boleh mereka lakukan, Akibatnya mereka
merasa ketakutan, cemas dan agresif
3. Disiplin Demokratis.
Disiplin demokratis iniberusa mengembangkan disiplin yang muncul atas
kesadaran diri, sehingga seseorang dapat memiliki disiplin diri yang kuat. Konsep
disiplin ini menekankan aspek edukatif bukan aspek hukuman. Sanksi dan hukuman
dapat diberikan kepada yang melanggara tata tertib, akan tetapi hukuman dimaksudkan
sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan mendidik.
Cara ini menumbuhkan penyesuaian pribadi dan social yang baik, serta
menghasilkan kemandirian dalam berfikir, inisiatip dalam bertindak, dan konsep diri
yang sehat dan positif serta rasa percaya diri yang direfelksikan dalam perilaku yang
aktif, terbuka dan spontan. Yang merupakan cirri disiplin demokrasi tampak pada
kerjasama yang baik, ketekunan yang lebih besar dalam menghadapi hambatan,
pengendalian diri yang lebih baik, kreatifitas yang besar dan sikap yang ramah terhadap
orang lain.
Dalam upaya menanamkan disiplin pada siswa, cara demokratis harus menjadi
pilihan utaman. Tetapi mengingat keadaan pribadi dan tahapan perkembangan siswa,
maka kedua cara tersebut terdahulu terkadang perlu digunakan daloam kondisi dan
situasi tertentu.

4. SIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:

11

1. Disiplin sangatlah penting perananya dalam menentukan sukses atau tidaknya


sebuah pendidikan, karena sikap disiplin akan memungkinkan Mahasiswa untuk
memperoleh prestasi, khususnya prestasi belajar. selain itu dengan adanya tiap
individu yang memiliki kesadaran akan disiplin yang baik, proses belajar mengajar
diPerguruan tinggi pun akan berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang
diinginkan.
2. Ciri-ciri Disiplin yang ada di sekolah atau lembaga pendidikan menurut Durkheim
(1990) adalah sebagai berikut: patuh terhadap aturan sekolah, melaksanakan
Tugasnya (belajar), teratur masuk kelas, harus tiba pada waktu yang telah
ditetapkan, tidak Membuat onar dikelas, dan mengerjakan pekerjaan rumah.
3. Pada dasarnya disiplin terbagi dua yaitu disiplin internal dan disiplin eksternal.
Disiplin internal adalah disiplin diri yang berbentuk pengendalian. Pengendalian
diri merupakan kemampuan dalam mencapai kehidupan yang selaras, serasi dan
seimbang antara hak dan kewajibanya sebagai individu dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan disiplin eksternal adalah disiplin yang
membutuhkan pengawasan dari orang lain.
4. Disiplin merupakan kegiatan yang didasari dengan kesadaran dan keikhlasan
terhadap perintah, peraturan dan keharusan yang berlaku dalam lingkungan
organisasi ataupun lembaga pendidikan
5. Strategi umum dalam merancang disiplin siswa yaitu: Konsep diri, Keterampilan
berkomunikasi, Konsekwensi-konsekwensi logis dan alami; Klarifikasi nilai;
Analisis Transaksional; Terapi Realitas; Disiplin yang terintegrasi; Tantangan bagi
disiplin; guru diharapkan cekatan, sangat terorganisir dan dalam pengendalian yang
tegas.

5. REKOMENDASI

12

Berdasarkan uraian diatas problematika yang dihadapi mahasiswa AW 1 Jurusan


Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan yang dihadapi sangatlah kompleks.
Keadaan Mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan konsentrasi Kepengawasan Kelas
AW 2 tahun ajaran 2015/2016 semester genap masih ditemukan Mahasiswa yang tingkat
kepatuhan terhadap aturan kelas yang masih rendah, keluar pada saat peajaran
berlangsung, tidak mengerjakan tugas (PR), tidak menyimak dan memperhatikan
penjelasan dosen, kurangnya partisifasi Mahasiswa dalam diskusi. Dengan demikian
penulis beranggapan bahwa pada Mahasiswa semester genap Jurusan Administrasi
Pendidikan konsentrasi Kepengawasan Kelas AW 2 tahun ajaran 2015/2016 masih ada
pelanggaran yang dilakukannya. Oleh karena itu diperlukan Penerapan Disiplin pada
Mahasiswa Kelas AW 2 Jurusan Administrasi Pendidikan konsentrasi Kepengawasan.
Penerapan disiplin dalam pendidikan bukan hanya adanya kesediaan untuk memenuhi
peraturan-peraturan yang berlaku. dikarenakan adanya tekanan-tekanan,akan tetapi yang
lebih penting adalah kepatuhan yang didasari oleh adanya kesadaran dari diri sendiri
untuk mematuhi peraturan yang berlaku. Oleh karena itu disini peranan guru sangat
penting dalam pelaksanaan disiplin di Perguruan Tinggi. peranan guru tidak hanya
sebatas menegakkan peraturan-peraturan dan memberi sanksi kepada pelanggar saja,akan
tetapi guru seharusnya dapat menjadi contoh dan suri tauladan yang baik bagi muridmuridnya dalam berdisiplin. guru juga diharapkan dapat memberikan pemahaman yang
baik kepada muridnya tentang pentingnya berdisiplin,dan menymbuhkan kesadaran dari
tiap individu untuk mematuhi peraturan yang ada. Pendekatan personal juga perlu di
lakukan.

6. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
13

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional


Tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas
Durkeim Emile. 1990. Pendidikan Moral Suatu studi Teori dan aplikasi Sosiologis
Pendidikan. Jakarta: Erlangga
Ernavita. 2004. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Kurikulum
2004. Jakarta: Dirjendikdasmen.
Hurlock B. Elizabeth. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Koswara, H Soeharni, Nuryantini, Ade Yeti. 2004. Manajemen Lembaga Pendidikan .
Bandung: Patragading
Les Gallay. 2010. Disiplin Siswa di Sekolah. Tersedia di www.yahoo.com
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Suhertian Piet. 1994. Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan Disekolah. Surabaya:
Usaha Nasional
Syah, M. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Prijodarminto, Soegeng. (1994). Disiplin Kiat Menuju Sukses. Cetakan
keempat. Jakarta: PT Abadi
Rachman,Maman.,1999.StrategidanLangkahLangkahPenelitian.Semarang:CV.
IKIPSemarangPress

Metode Penelitian
A. Setting Penelitian
1.

Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian mini ini dilaksanakan di Universitas Negeri Medan, hal ini dikarenakan

Disiplin belajar pada kelas AW 1 Jurusan Administrasi Pendidikan Konsentrasi


Kepengawasan sangat rendah. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 Minggu, pada bulan
Juni 2016.
14

2.

Subyek Penelitian
Subyek penelitian pada penelitian mini ini adalah seluruh mahasiswa Universitas

Negeri Medan kelas AW 1 Jurusan Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan


yang berjumlah 22 Mahasiswa.
3.

Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Negeri Medan

kelas AW 1 Jurusan Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan, sebagai subjek


penelitian. Data yang dikumpulkan dari mahasiswa meliputi data dari hasil observasi dan
angket.

B. Metodologi Penelitian
Dalam Penelitian mini ini penulis menggunakan metode analisis deskripsi yaitu
mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya sehingga dapat
memberikan gambaran yang jelas tentang situasi yang terjadi dilapangan. Penelitian
deskripsi pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara
sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat. Metode ini
banyak dilakukan oleh peneliti karena dua lasan; pertama dari pengamatan empiris
didapat bahwa sebagian besar laporan dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua metode
deskriptif berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan
bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.

C. Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik
dengan instrument pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi

15

Observasi yaitu mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis


terhadap kondisi yang diteliti. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui perilaku mahasiswa sehari-hari, keadaan kelas, serta pelaksanaan tata
tertib kelas pada mahasiswa.
2. Angket
Angket yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti tentang
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui dan disertai dengan pilihan
jawaban yang sudaj disediakan. Dalam penelitian mini ini digunakan skala likert dengan
4 alternatif jawaban yaitu: Selalu, sering, kadang-kadang dan tidak pernah. Angket
diberikan kepada Mahasiswa untuk mengetahui tingkat disiplin mahasiswa kelas AW 2
Jurusan Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan Stambuk 2015.

D. Teknik Analisis Data


Merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan atau datadata yang diperoleh, agar data-data tersebut dapat dipahami, bukan saja bagi peneliti
tetapi bagi orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian tersebut. Dalam menghitung
data yang didapat penulis menggunakan rumus persentase sebagai berikut:
P=

f
x 100
N

Keterangan:
P

= Angka Persentase

= Frekuensi yang sedang dicari persentasenya.

= Number of Cases ( Jumlah frekuensi/banyaknya individu)

HASIL PENELITIAN
16

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya salah satu teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
angket yang diberikan kepada Mahasiswa Kelas AW 1 Jurusan Administrasi Pendidikan
Konsentrasi Kepengawasan stambuk 2015. Berdasrkan data yang didapat, penulis
mengelompokan data tersebut menjadi empat dimensi yaitu: Pembiasaan, Keteladanan,
Pengawasan dan Penyadaran.
1. Dimensi Pembiasaan
Dimensi pembiasaan ditunjukan pada item 1 dan 2 yang ditampilkan sebagai
berikut:
Tabel 1
Nasehat Kepada Mahasiswa Yang Malas Mengikuti Perkuliahan
No
1
2
3
4

Alternatif Jawaban
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Tidak Pernah
Jumlah

Jumlah
8
2
10
2
22

Persentase
36,36
9,09
45,45
9,09
100,00

Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 8 Mahasiswa (36.36%) yang
menjawab selalu, 2 (9.09%) Mahasiswa yang menjawab sering, 10 Mahasiswa (45.45%)
yang menjawab Kadang-kadang dan 2 Mahasiswa (9.09%) yang menjawab tidak pernah.
Dengan demikian diketahui 45.45% mahasiswa, menyatakan bahwa dosen kadangkadang memberikan nasehat kepada mahasiswa yang malas mengikuti perkuliahan.
Tabel 2
Penyampaian tata tertib Perkuliahan kepada Mahasiswa
No
1
2
3
4

Alternatif Jawaban
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
TidakPernah

Jumlah
7
11
4
0

Persentase
31,82
50,00
18,18
0,00

17

Jumlah

22

100,00

Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 7 Mahasiswa (31.82%) yang
menjawab selalu, 11 Mahasiswa (50.00%) yang menjawab sering, 4 Mahasiswa
(18.18%) yang menjawab kadang-kadang dan tidak ada Mahasiswa (0.00%) yang
menjawab tidak pernah. Dengan demikian diketahui 50.00% mahasiswa, menyatakan
bahwa Dosen sering menyampaikan tata tertibperkuliahan kepada mahasiswa.

2. Dimensi contoh atau teladan


Dimensi contoh atau teladan ditunjukan pada angket item 3, 4, 5, 6 yang
ditampilkan pada table berikut:
Tabel 3
Dosen berlaku sopan dan ramah
No
1
2
3
4

Alternatif Jawaban
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
TidakPernah
Jumlah

Jumlah
15
5
2
0
22

Persentase
68,18
22,73
9,09
0,00
100,00

Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 15 Mahasiswa (68.18%) yang
menjawab selalu, 5 Mahasiswa (22.73%) yang menjawab sering, 2 Mahasiswa (9.09%)
yang menjawab kadang-kadang dan tidak ada Mahasiswa (0.00%) yang menjawab tidak
pernah. Dengan demikian diketahui 68.18% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen selalu
berlaku sopan dan ramah kepada mahasiswa
Tabel 4
Dosen mengucapkan salam waktu masuk ruang perkuliahan
No
1
2
3

Alternatif Jawaban
Selalu
Sering
Kadang-Kadang

Jumlah
14
6
2

Persentase
63,64
27,27
9,09

18

TidakPernah
Jumlah

0
22

0,00
100,00

Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 14 Mahasiswa (63.64%) yang
menjawab selalu, 6 Mahasiswa (27.27%) yang menjawab sering, 2 Mahasiswa (9.09%)
yang menjawab kadang-kadang dan tidak ada Mahasiswa (0.00%) yang menjawab tidak
pernah. Dengan demikian diketahui 63.64% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen selalu
berlaku sopan dan ramah kepada mahasiswa
Tabel 5
Dosen masuk lebih awal sebelum perkuliahan
No
1
2
3
4

Alternatif Jawaban
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
TidakPernah
Jumlah

Jumlah
10
8
4
0
22

Persentase
45,45
36,36
18,18
0,00
100,00

Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 10 Mahasiswa (45.45%) yang
menjawab selalu, 8 Mahasiswa (36.36%) yang menjawab sering, 4 Mahasiswa (18.18%)
yang menjawab kadang-kadang dan tidak ada Mahasiswa (0.00%) yang menjawab tidak
pernah. Dengan demikian diketahui 45.45% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen selalu
masuk lebih awal sebelum perkuliahan
Tabel 6
Dosen berpakaian rapi dan sopan saat perkuliahan
No
1
2
3
4

Alternatif Jawaban
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
TidakPernah
Jumlah

Jumlah
16
6
0
0
22

Persentase
72,73
27,27
0,00
0,00
100,00

19

Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 16 Mahasiswa (72.73%) yang
menjawab selalu, 6 Mahasiswa (27.27%) yang menjawab sering, dan yang menjawab
kadang-kadang dan tidak pernah yaitu tidak ada (0.00%). Dengan demikian diketahui
72.73% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen selalu berpakaian rapi dan sopan saat
perkuliahan

3. Dimensi Pengawasan
Dimensi Pengawasan ditunjukan oleh angket Item 7, 8, 9, 10 yang ditampilkan
pada table berikut:
Tabel 7
Teguran Kepada mahasiswa yang mengobrol saat perkuliahan
No
1
2
3
4

Alternatif Jawaban
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
TidakPernah
Jumlah

Jumlah
9
8
3
2
22

Persentase
40,91
36,36
13,64
9,09
100,00

Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 9 Mahasiswa (40.91%) yang
menjawab selalu, 8 Mahasiswa (36.36%) yang menjawab sering, 3 Mahasiswa (13.64%)
yang menjawab Kadang-kadang dan 2 Mahasiswa (9.09%) yang menjawab tidak pernah.
Dengan demikian diketahui 40.91% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen Selalu
memberikan teguran kepada mahasiswa yang mengobrol saat perkuliahan
Tabel 8
Teguran Kepada mahasiswa yang menyontek saat ujian
No
1
2
3
4

Alternatif Jawaban
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
TidakPernah

Jumlah
9
8
3
2

Persentase
40,91
36,36
13,64
9,09

20

Jumlah

22

100,00

Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 9 Mahasiswa (40.91%) yang
menjawab selalu, 8 Mahasiswa (36.36%) yang menjawab sering, 3 Mahasiswa (13.64%)
yang menjawab Kadang-kadang dan 2 Mahasiswa (9.09%) yang menjawab tidak pernah.
Dengan demikian diketahui 40.91% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen Selalu
memberikan teguran kepada mahasiswa yang menyontek saat ujian
Tabel 9
Teguran kepada mahasiswa yang keluar ruangan saat perkuliahan
No
1
2
3
4

Alternatif Jawaban
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
TidakPernah
Jumlah

Jumlah
16
6
0
0
22

Persentase
72,73
27,27
0,00
0,00
100,00

Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 16 Mahasiswa (72.73%) yang
menjawab selalu, 6 Mahasiswa (27.27%) yang menjawab sering, dan yang menjawab
kadang-kadang dan tidak pernah yaitu tidak ada (0.00%). Dengan demikian diketahui
72.73% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen selalu memberikan teguran kepada
mahasiswa yang keluar ruangan saat perkuliahan.
Tabel 10
Memanggil mahasiswa yang melakukan pelanggaran
No
1
2
3
4

Alternatif Jawaban
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Tidak Pernah
Jumlah

Jumlah
8
2
10
2
22

Persentase
36,36
9,09
45,45
9,09
100,00

21

Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 8 Mahasiswa (36.36%) yang
menjawab selalu, 2 Mahasiswa (9.09%) yang menjawab sering, 10 Mahasiswa (45.45%)
yang menjawab kadang-kadang dan 2 Mahasiswa (9.09%) yang menjawab tidak pernah.
Dengan demikian diketahui 36.36% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen kadang-kadang
memanggil mahasiswa yang melakukan pelanggaran

4. Dimensi Penyadaran
Dimensi Penyadaran ditunjukan oleh angket Item 11, 12 yang ditampilkan pada
table berikut:
Tabel 11
Hukuman Bagi Mahasiswa Yang Terlambat
No
1
2
3
4

Alternatif Jawaban
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
TidakPernah
Jumlah

Jumlah
10
9
3
0
22

Persentase
45,45
40,91
13,64
0,00
100,00

Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 10 Mahasiswa (45.45%) yang
menjawab selalu, 9 Mahasiswa (40.91%) yang menjawab sering, 3 Mahasiswa (13.64%)
yang menjawab kadang-kadang dan tidak ada Mahasiswa (0.00%) yang menjawab tidak
pernah. Dengan demikian diketahui 45.45% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen selalu
memberikan hukuman bagi mahasiswa yang terlambat
Tabel 12
Pujian Bagi Mahasiswa yang rajin
No
1
2
3
4

Alternatif Jawaban
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
TidakPernah

Jumlah
7
4
9
2

Persentase
31,82
18,18
40,91
9,09

22

Jumlah

22

100,00

Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 7 Mahasiswa (31.82%) yang
menjawab selalu, 4 Mahasiswa (18.18%) yang menjawab sering, 9 Mahasiswa (40.91%)
yang menjawab kadang-kadang dan 2 Mahasiswa (9.09%) yang menjawab tidak pernah.
Dengan demikian diketahui 40.91% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen kadang-kadang
memberikan pujian bagi mahasiswa yang rajin

Interpretasi Data
Berdasarkan hasil perhitungan statistic diskriptif, maka penulis emberikan
interpretasi data dengan menggunakan pedoman interpretasi data berikut ini:
1.
2.
3.
4.

Baik, Jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76-100%


Cukup Baik, Jika nilai yang diperoleh berada pada interval 56-75%
Kurang Baik, Jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40-55%
Tidak Baik, Jika nilai yang diperoleh berada pada interval kurang dari 40%
Dari hasil penyebaran angket kepada 22 responden diperoleh data mengenai

penerapan Disiplin mahasiswa pascasarjana Unimed Kelas AW 2 Jurusan Administrasi


Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan Stambuk 2015, yang terdiri dari empat dimensi
yaitu (1) dimensi Pembiasaan terdiri dari 2 item dengan skor 129 (2) dimensi contoh dan
tauladan terdiri dari 4 item dengan skor 311, (3) dimensi pengawasan terdiri dari 4 item
dengan skor 278, (4) dimensi penyadaran terdiri dari 2 item dengan skor 133. Lebih
jelasnya dapat diihat pada tabel berikut:
N
O
1
2

Dimensi
Penelitian
Pembiasaan
Contoh/Tauladan

129
311

Nilai
Harapan
2x4=8
4 x 4 = 16

Pengawasan

278

4 x 4 = 16

Penyadaran

133
2x4=8
Rata-rata

Skor

Nilai Skor
129 : 22 = 5.86
311 : 22 = 14.14
278 : 22 =
12.64
133 : 22 = 6.04

Persentas
e NS
73.29
88.35

Keteranga
n
Cukup Baik
Baik

78.98

Baik

75.57
79.05

Cukup Baik
Baik

23

Berdasarkan perhitungan data statistik sederhana diatas, maka penerapan Disiplin


mahasiswa pascasarjana Unimed Kelas AW 2 Jurusan Administrasi Pendidikan
Konsentrasi Kepengawasan Stambuk 2015 dapat diketahui sebagai berikut:
1. Pembiasaan
Dimensi pembiasaan dapat dilihat pada angket dengan item 1 dan 2. Pada angket
No 1 diketahui 45.45% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen kadang-kadang
memberikan nasehat kepada mahasiswa yang malas mengikuti perkuliahan. Sedangkan
pada angket No 2 diketahui 50.00% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen sering
menyampaikan tata tertibperkuliahan kepada mahasiswa.
Berdasarkan pada rumusan diatas maka dapat dikatakan bahwa pembiasaan yang
dilakukan Bapak/Ibu dosen di program pascasarjana Unimed Kelas AW 2 Jurusan
Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan Stambuk 2015 berada pada interval
73.29 % yang berarti termasuk kedalam kategori Cukup Baik.
2. Contoh atau Teladan
Dimensi Contoh atau Teladan dapat dilihat pada angket dengan item 3, 4, 5 dan 6.
Pada angket No 3 diketahui 68.18% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen selalu berlaku
sopan dan ramah kepada mahasiswa. Pada Angket No. 4 diketahui 63.64% mahasiswa,
menyatakan bahwa Dosen selalu berlaku sopan dan ramah kepada mahasiswa. Pada
angket No. 5 diketahui 45.45% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen selalu masuk lebih
awal sebelum perkuliahan. Dan pada angket No.6 diketahui 72.73% mahasiswa,
menyatakan bahwa Dosen selalu berpakaian rapi dan sopan saat perkuliahan.
Berdasarkan pada rumusan diatas maka dapat dikatakan bahwa contoh atau
tauladan yang dilakukan Bapak/Ibu dosen di program pascasarjana Unimed Kelas AW 2
Jurusan Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan Stambuk 2015 berada pada
interval 88.25 % yang berarti termasuk kedalam kategori Baik.

24

3. Pengawasan
Dimensi Pengawasan dapat dilihat pada angket dengan item 7, 8, 9 dan 10. Pada
angket No.7 diketahui 40.91% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen Selalu memberikan
teguran kepada mahasiswa yang mengobrol saat perkuliahan, Pada angket No. 8
diketahui 40.91% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen Selalu memberikan teguran
kepada mahasiswa yang menyontek saat ujian, Pada angket No. 9 diketahui 72.73%
mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen selalu memberikan teguran kepada mahasiswa
yang keluar ruangan saat perkuliahan, dan pada angket No.10 diketahui 36.36%
mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen kadang-kadang memanggil mahasiswa yang
melakukan pelanggaran.
Berdasarkan pada rumusan diatas maka dapat dikatakan bahwa Pengawasan yang
dilakukan Bapak/Ibu dosen di program pascasarjana Unimed Kelas AW 2 Jurusan
Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan Stambuk 2015 berada pada interval
78.98 % yang berarti termasuk kedalam kategori Baik.
4. Penyadaran
Dimensi penyadaran dapat dilihat pada angket dengan item 11 dan 12. Pada
angket No 11 diketahui 45.45% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen selalu
memberikan hukuman bagi mahasiswa yang terlambat, dan pada angket No.12 diketahui
40.91% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen kadang-kadang memberikan pujian bagi
mahasiswa yang rajin
Berdasarkan pada rumusan diatas maka dapat dikatakan bahwa penyadaran yang
dilakukan Bapak/Ibu dosen di program pascasarjana Unimed Kelas AW 2 Jurusan
Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan Stambuk 2015 berada pada interval
75.57 % yang berarti termasuk kedalam kategori Cukup Baik.

25

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian pada mahasiswa pada program pascasarjana Unimed
Kelas AW 2 Jurusan Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan Stambuk 2015
kendala yang dihadapi dalam penerapan disiplin mahasiswa adalah tingkat kepatuhan
terhadap aturan kelas yang masih rendah, keluar pada saat pelajaran berlangsung, tidak
mengerjakan tugas (PR), tidak menyimak dan memperhatikan penjelasan dosen,
kurangnya partisifasi Mahasiswa dalam diskusi.
Disiplin sangatlah penting perananya dalam menentukan sukses atau tidaknya
sebuah pendidikan, karena sikap disiplin akan memungkinkan Mahasiswa untuk
memperoleh prestasi, khususnya prestasi belajar. selain itu dengan adanya tiap individu
yang memiliki kesadaran akan disiplin yang baik, proses belajar mengajar diPerguruan
tinggi pun akan berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Sesuai dengan nilai rata-rata yang dihitung dengan rumus kategori dari ke empat
dimensi (dimensi pembiasaan, dimensi contoh atau tauladan, dimensi pengawasan dan
dimensi penyadaran) yang merupakan dimensi penerapan disiplin mahasiswa pada
program pascasarjana Unimed Kelas AW 2 Jurusan Administrasi Pendidikan Konsentrasi
Kepengawasan Stambuk 2015 termasuk dalam kategori Baik yaitu dengan skor sebagai:
Ratarata=

(73.29 +88.35 +78.98 +75.57 )


=79.05
4

SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis memberikan saran-saran sebagai
berikut:

26

1. Kepada bapak/Ibu dosen diharapkan untuk dapat meningkatkan pembiasaanpembiasaan yang diatur bisa menjadi kebiasaan yang dilakukan dengan sendirinya
tanpa harus dihukum.
2. Kepada para mahasiswa diharapkan mampu memahami akan pentingnya penerapan
disiplin, memelihara dan menjaga suasana dan kenyamanan dalam ruang
perkuliahan agar terwujudnya suasana dan menyenangkan dalam kegiatan
perkuliahan.

Instrumen Penelitian
ANGKET
Petunjuk Pengisian:
1. Bacalah setiap pertanyaaan dengan seksama
2. berilah tanda cek list (V) untuk setiap pertanyaan yang diberikan pada kolom yang
tersedia
3. Pilihlah jawaban:
27

SS
SR

: Selalu
: Sering

KK

: Kadang-kadang

TP

: Tidak Pernah
JAWABAN

NO

PERTANYAAN
SL

10

11

SR

KK

TP

Bapak/Ibu dosen memberikan


nasehat kepada mahasiswa yang
malas belajar
Bapak/Ibu dosen menyampaikan dan
memberikan pengarahan mengenai
tata tertib atau disiplin kelas
Bapak/Ibu dosen berlaku sopan dan
ramah
Bapak/Ibu dosen mengucapkan
salam ketika masuk ruangan
perkuliahan
Bapak/Ibu dosen masuk ruangan
lebih awal sebelum perkuliahan
dilakukan
Bapak/Ibu dosen berpakaian rapi
pada saat memberikan perkuliahan
(proses belajar mengajar)
Bapak/Ibu dosen menegur
mahasiswa yang mengobrol saat
perkuliahan berlangsung
Bapak/Ibu dosen menegur
mahasiswa yang menyontek saat
ujian berlangsung
Bapak/Ibu dosen menegur
mahasiswa yang keluar saat jam
perkuliahan berlangsung
Bapak/Ibu dosen memanggil
mahasiswa yang melakukan
pelanggaran aturan
Bapak/Ibu dosen memberikan
hukuman mahasiswa yang terlambat
datang saat perkuliahan
28

12

Bapak/Ibu dosen memberikan pujian


kepada mahasiswa yang rajin

Terima Kasih Atas Partisifasinya

Hasil Olahan Data

Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Jumlah

1
4
2
4
2
4
2
4
1
4
2
2
4
1

2
2
4
3
3
4
2
3
4
2
3
3
2
4

3
3
4
3
4
3
4
4
4
3
4
2
4
2

4
2
4
2
2
3
3
2
2

4
4
4
4
4
4
4

60

3
4

3
3

3
69

79

Skor Butir Pertanyaan


4
5
6
7
8
9
4
3
4
3
4
3
3
4
3
4
2
4
4
3
4
1
4
4
3
4
3
4
3
3
4
3
4
3
4
4
3
4
3
4
2
3
4
2
4
4
4
4
3
4
3
4
2
3
4
2
4
4
4
4
3
4
4
3
3
4
4
2
4
1
4
3
3
4
4
3
3
4
4
4
4
3
3
4
2
4
4
4
4
4
4
2
4
2
1
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
1
4
2
3
4
2
4
3
4
3
3
4
3
4
4
3
4
2
3
4
4
3
3
4
3
4
4
3
4
3
3
4
78 72 82 68 68 82

Jumlah
10
4
2
2
4
2
4
2
4
2
2
4
2
2
2
3
2
1
4
4

1
4
3

60

11
3
4
4
2
4
3
4
3
4
4
3
4
3
4
2
4
4
3
3
3
2

12
3
2
3
3
2
2
3
4
1
2
4
1
2
2
4
2
4
4
2
2

4
4

73

60

40
38
39
38
41
36
42
39
38
38
36
38
36
41
35
42
39
38
41
36
40
40
851

29

You might also like