Professional Documents
Culture Documents
Namun sehubungan dengan hal tersebut masih terdapat mahasiswa yang tidak
disiplin dalam belajar, dengan bukti yang ada seperti pada waktu jam mata kuliah sedang
berlangsung ada mahasiswa yang terlambat masuk, ada mahasiswa vang tidak hadir, ada
pula yang hanya bermain, bercerita, dan ada pula mahasiswa yang tidak memasukan
tugas.
Unimed menjadikan disiplin
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah diatas, Maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Bagaimana penerapan disiplin belajar Mahasiswa semester genap
Jurusan Administrasi Pendidikan konsentrasi Kepengawasan Kelas AW2 Stambuk 2015?
3. Landasan Teori
2
1. Pengertian Disiplin
Disiplin dalam pengertian yang amat dasar ada dua yaitu:
1) Ketaatan pada tata tertib
2) Latihan batin dan watak dengan maksud akan mentaati peraturan .
jadi arti disiplin adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan tata tertib,
karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada hatinya. Dilihat dari sudut
pandang sosiologis dan psikologis, disiplin adalah suatu proses belajar mengembangkan
kebiasaankebiasaan, penugasan diri, dan mengakui tanggung jawab pribadinya terhadap
masyarakat.
Disiplin adalah sikap patuh terhadap peraturan yang berlaku, sikap disiplin sangat
penting dalam kegiatan perkuliahhan di kampus. Sikap tersebut dapat menciptakan
suasana perkuliahhan yang nyaman dan kondusif, dengan bersikap disiplin mahasiswa
dapat mencapai tujuan perkuliahhan. Sikap disiplin merupakan salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi prestasi perkuliahhan. Apabila seorang mahasiswa memiliki sikap
disiplin dalam kegiatan perkuliahhan, maka kepatuhan dan ketekunan perkuliahhan akan
terus meningkat sehingga membuat prestasi kuliah meningkat juga.
Unsur-unsur yang terkandung dalam pengertian disiplin mencakup beberapa hal,
diantaranya:
1.
Taat, artinya selalu patuh pada peraturan yang berlaku. Ketaatan didalam
disiplin belajar diperlukan supaya setiap waktu yang ada dapat digunakan secara
seimbang. Disiplin belajar bukanlah menggunakan semua waktu yang ada hanya
untuk belajar akan tetapi diimbangi dengan kegiatan lain.
2. Tertib, berarti mengerjakan kegiatan dengan kesadaran secara sistematis
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Didalam kuliah mahasiswa
secaara sistematis (terarah) yaitu didalam kegiatan perkuliahhan sebaiknya
mahasiswa menentukkan arah dan tujuan dari perkuliahhan sehingga dengan
Menurut Hurlock (1999: 82) disiplin yaitu suatu cara masyarakat untukmengajar
anak perilaku moral yang disetujui kelompok. Tujuan seluruhdisiplin adalah
membentuk perilaku sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran peran
3. Macam-macam Disiplin
Pendidikan memiliki peranan dalam mengembangkan sumberdaya manusia yang
berkualitas, terutama masalah kedisiplinan. Menurut Sahertian (1994) disiplin terbagi
menjadi tiga macam yaitu:
1. Disiplin Tradisional adalah disiplin yang bersifat menekan, menghukum,
mengawasi, memaksa dan akibatnya merusak penilaian.
2. Disiplin Modern adalah disiplin yang memungkinkan terciptanya situasi dimana
anak didik dapat mengatur dirinya, situasi yang akrab, hangat, bebas dari rasa takut
sehingga dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
3. Disiplin Liberal adalah disiplin yang diberikan seorang anak sehingga anak
memimili kebebasan tanpa batas.
Pada dasarnya disiplin terbagi dua yaitu disiplin internal dan disiplin eksternal.
Disiplin internal adalah disiplin diri yang berbentuk pengendalian. Pengendalian diri
merupakan kemampuan dalam mencapai kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang
antara hak dan kewajibanya sebagai individu dalam kehidupan keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara. Sedangkan disiplin eksternal adalah disiplin yang membutuhkan
pengawasan dari orang lain.
Disiplin tidak terbentuk dengan sendirinya tetapi memerlukan proses untuk
menumbuhkannya. Oleh karena itu Disipin harus dimulai dengan melakukan secara
6
berulang-ulang atau terus menerus sehingga menjadi kebiasaan dan yang pada akhirnya
akan menjadi kepribadian.
4. Pentingnya Disiplin
Disiplin sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Disiplin merupakan
kegiatan yang didasari dengan kesadaran dan keikhlasan terhadap perintah, peraturan dan
keharusan yang berlaku dalam lingkungan organisasi ataupun lembaga pendidikan.
Dalam lembaga pendidikan, Disiplin menjadi syarat dalam pembentukan sikap dan
prilaku siswa.
Brow dan Brow dalam Les (2010) mengemukakantentang pentingnya disiplin
dalam pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Rasa hormat terhadap otoritas atau kewenangan, disiplin akan mengajarkan
setiap siswa terhadap kedudukannya baik dikelas atau diluar kelas.
2. Upaya untuk menanamkan kerjasama disiplin dalam proses belajar mengajar
dapat dijadikan sabagai usaha untuk menanamkan kerjasama, baik antar siswa,
siswa dengan guru ataupun siswa dengan lingkungannya.
3. Kebutuhan untuk berorganisasi, disiplin dapat dijadikan sebagai uapaya untuk
menanamkan dalam diri setiap siswa mengenai kebutuhan berorganisasi.
4. Rasa hormat terhadap orang lain, dengan adanya dan dijunjung tinggi disiplin
dalam proses belajar mengajar, setiap siswa akan tahu dan memahami tentang
hak dan kewajibannya, serta dapat menghormati dan menghargai hak dan
kewajiban orang lain.
5. Kebutuhan untuk melakukan hal yang tidak menyenangkan; dalam kehidupan
selalu dijumpai hal-hal yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Melalui
7
disiplin siswa dipersiapkan untuk mampu menghadapi hal-hal yang kurang atau
tidak menyenangkan dalam kehidupan pada umumnya dan daa proses belajar
mengajar pada khususnya
6. Memperkenalkan contoh prilaku tidak disiplin; dengan memberikan contoh
prilaku tidak disiplin diharapkan siswa dapat menghindari atau dapat
membedakan mana prilaku disiplin dan tidak disipin.
Dengan demikian disiplin dapat menjadi pendamping siswa menghantarkannya
membentuk kepribadian, mengebangkan potensi, meraih apa yang diinginkan dan
menjadikannya mandiri serta bertanggung jawab tanpa ada rasa minder, takut, pesimis
dengan apa yang dilakukan, karena dia memahami betul disiplin sebagai sesuatu yang
menyenangkan bukan sesuatu yang harus ditakuti atau dihindari. Disiplin juga akan
membiasakan siswa untuk hidup teratur, dengan adanya keteraturan dalam hidup
diharapkan mampu mengendalikan diri, dengan memiliki pengendalian diri tersebut
maka ia tidak akan meakukan pelanggaran terhadap aturan yang sudah ditetapkan.
1. Konsep diri, untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat
berprilaku disiplin, guru disarankan untuk bersifat empatik, menerima
hangat dan terbuka
2. Keterampilan berkomunikasi, guru terampil berkomunikasi yang efektif
sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong kepatuhan siswa.
3. Konsekwensi-konsekwensi logis dan alami; guru disarankan dapat
menunjukan secara tepat perilaku yang salah, sehingga dapat membantu
siswa dalam mengatasinya dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan
alami dari perilaku salah.
4. Klarifikasi nilai; guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaannya
sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk nilainya sendiri
5. Analisis Transaksional; Guru disarankan belajar menjadi orang dewasa
terutama berhadapan dengan siswa yang menghadapi masalah.
6. Terapi Realitas; Sekolah harus berusaha mengurangi kegagalan dan
meningkatkan keterlibatan. Guru perlu bersikap positif dan bertanggung
jawab.
7. Disiplin yang terintegrasi; metode ini menekankan pengendalian penuh
oleh guru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan.
8. Tantangan bagi disiplin; guru diharapkan cekatan, sangat terorganisir dan
dalam pengendalian yang tegas. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa
siswa akan menghadapi berbagai keterbatasan pada hari-hari pertama di
sekolah dan guru perlu membiarkan mereka untuk mengetahui siapa yang
berada dalam posisi sebagai pemimpin.
9
10
cenderung membuat anak menjadi binggung dan merasa tidak aman. Pengalaman yang
terbatas dan letidak matangan mental menghambat mereka mengambil keputusankeputusan tentang perilaku yang akan memenuhi harapan social. Mereka tidak
mengetahui apa yang boleh dan yang tidak boleh mereka lakukan, Akibatnya mereka
merasa ketakutan, cemas dan agresif
3. Disiplin Demokratis.
Disiplin demokratis iniberusa mengembangkan disiplin yang muncul atas
kesadaran diri, sehingga seseorang dapat memiliki disiplin diri yang kuat. Konsep
disiplin ini menekankan aspek edukatif bukan aspek hukuman. Sanksi dan hukuman
dapat diberikan kepada yang melanggara tata tertib, akan tetapi hukuman dimaksudkan
sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan mendidik.
Cara ini menumbuhkan penyesuaian pribadi dan social yang baik, serta
menghasilkan kemandirian dalam berfikir, inisiatip dalam bertindak, dan konsep diri
yang sehat dan positif serta rasa percaya diri yang direfelksikan dalam perilaku yang
aktif, terbuka dan spontan. Yang merupakan cirri disiplin demokrasi tampak pada
kerjasama yang baik, ketekunan yang lebih besar dalam menghadapi hambatan,
pengendalian diri yang lebih baik, kreatifitas yang besar dan sikap yang ramah terhadap
orang lain.
Dalam upaya menanamkan disiplin pada siswa, cara demokratis harus menjadi
pilihan utaman. Tetapi mengingat keadaan pribadi dan tahapan perkembangan siswa,
maka kedua cara tersebut terdahulu terkadang perlu digunakan daloam kondisi dan
situasi tertentu.
4. SIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:
11
5. REKOMENDASI
12
6. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
13
Metode Penelitian
A. Setting Penelitian
1.
2.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian pada penelitian mini ini adalah seluruh mahasiswa Universitas
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Negeri Medan
B. Metodologi Penelitian
Dalam Penelitian mini ini penulis menggunakan metode analisis deskripsi yaitu
mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya sehingga dapat
memberikan gambaran yang jelas tentang situasi yang terjadi dilapangan. Penelitian
deskripsi pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara
sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat. Metode ini
banyak dilakukan oleh peneliti karena dua lasan; pertama dari pengamatan empiris
didapat bahwa sebagian besar laporan dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua metode
deskriptif berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan
bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.
15
f
x 100
N
Keterangan:
P
= Angka Persentase
HASIL PENELITIAN
16
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya salah satu teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
angket yang diberikan kepada Mahasiswa Kelas AW 1 Jurusan Administrasi Pendidikan
Konsentrasi Kepengawasan stambuk 2015. Berdasrkan data yang didapat, penulis
mengelompokan data tersebut menjadi empat dimensi yaitu: Pembiasaan, Keteladanan,
Pengawasan dan Penyadaran.
1. Dimensi Pembiasaan
Dimensi pembiasaan ditunjukan pada item 1 dan 2 yang ditampilkan sebagai
berikut:
Tabel 1
Nasehat Kepada Mahasiswa Yang Malas Mengikuti Perkuliahan
No
1
2
3
4
Alternatif Jawaban
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Tidak Pernah
Jumlah
Jumlah
8
2
10
2
22
Persentase
36,36
9,09
45,45
9,09
100,00
Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 8 Mahasiswa (36.36%) yang
menjawab selalu, 2 (9.09%) Mahasiswa yang menjawab sering, 10 Mahasiswa (45.45%)
yang menjawab Kadang-kadang dan 2 Mahasiswa (9.09%) yang menjawab tidak pernah.
Dengan demikian diketahui 45.45% mahasiswa, menyatakan bahwa dosen kadangkadang memberikan nasehat kepada mahasiswa yang malas mengikuti perkuliahan.
Tabel 2
Penyampaian tata tertib Perkuliahan kepada Mahasiswa
No
1
2
3
4
Alternatif Jawaban
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
TidakPernah
Jumlah
7
11
4
0
Persentase
31,82
50,00
18,18
0,00
17
Jumlah
22
100,00
Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 7 Mahasiswa (31.82%) yang
menjawab selalu, 11 Mahasiswa (50.00%) yang menjawab sering, 4 Mahasiswa
(18.18%) yang menjawab kadang-kadang dan tidak ada Mahasiswa (0.00%) yang
menjawab tidak pernah. Dengan demikian diketahui 50.00% mahasiswa, menyatakan
bahwa Dosen sering menyampaikan tata tertibperkuliahan kepada mahasiswa.
Alternatif Jawaban
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
TidakPernah
Jumlah
Jumlah
15
5
2
0
22
Persentase
68,18
22,73
9,09
0,00
100,00
Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 15 Mahasiswa (68.18%) yang
menjawab selalu, 5 Mahasiswa (22.73%) yang menjawab sering, 2 Mahasiswa (9.09%)
yang menjawab kadang-kadang dan tidak ada Mahasiswa (0.00%) yang menjawab tidak
pernah. Dengan demikian diketahui 68.18% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen selalu
berlaku sopan dan ramah kepada mahasiswa
Tabel 4
Dosen mengucapkan salam waktu masuk ruang perkuliahan
No
1
2
3
Alternatif Jawaban
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Jumlah
14
6
2
Persentase
63,64
27,27
9,09
18
TidakPernah
Jumlah
0
22
0,00
100,00
Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 14 Mahasiswa (63.64%) yang
menjawab selalu, 6 Mahasiswa (27.27%) yang menjawab sering, 2 Mahasiswa (9.09%)
yang menjawab kadang-kadang dan tidak ada Mahasiswa (0.00%) yang menjawab tidak
pernah. Dengan demikian diketahui 63.64% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen selalu
berlaku sopan dan ramah kepada mahasiswa
Tabel 5
Dosen masuk lebih awal sebelum perkuliahan
No
1
2
3
4
Alternatif Jawaban
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
TidakPernah
Jumlah
Jumlah
10
8
4
0
22
Persentase
45,45
36,36
18,18
0,00
100,00
Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 10 Mahasiswa (45.45%) yang
menjawab selalu, 8 Mahasiswa (36.36%) yang menjawab sering, 4 Mahasiswa (18.18%)
yang menjawab kadang-kadang dan tidak ada Mahasiswa (0.00%) yang menjawab tidak
pernah. Dengan demikian diketahui 45.45% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen selalu
masuk lebih awal sebelum perkuliahan
Tabel 6
Dosen berpakaian rapi dan sopan saat perkuliahan
No
1
2
3
4
Alternatif Jawaban
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
TidakPernah
Jumlah
Jumlah
16
6
0
0
22
Persentase
72,73
27,27
0,00
0,00
100,00
19
Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 16 Mahasiswa (72.73%) yang
menjawab selalu, 6 Mahasiswa (27.27%) yang menjawab sering, dan yang menjawab
kadang-kadang dan tidak pernah yaitu tidak ada (0.00%). Dengan demikian diketahui
72.73% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen selalu berpakaian rapi dan sopan saat
perkuliahan
3. Dimensi Pengawasan
Dimensi Pengawasan ditunjukan oleh angket Item 7, 8, 9, 10 yang ditampilkan
pada table berikut:
Tabel 7
Teguran Kepada mahasiswa yang mengobrol saat perkuliahan
No
1
2
3
4
Alternatif Jawaban
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
TidakPernah
Jumlah
Jumlah
9
8
3
2
22
Persentase
40,91
36,36
13,64
9,09
100,00
Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 9 Mahasiswa (40.91%) yang
menjawab selalu, 8 Mahasiswa (36.36%) yang menjawab sering, 3 Mahasiswa (13.64%)
yang menjawab Kadang-kadang dan 2 Mahasiswa (9.09%) yang menjawab tidak pernah.
Dengan demikian diketahui 40.91% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen Selalu
memberikan teguran kepada mahasiswa yang mengobrol saat perkuliahan
Tabel 8
Teguran Kepada mahasiswa yang menyontek saat ujian
No
1
2
3
4
Alternatif Jawaban
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
TidakPernah
Jumlah
9
8
3
2
Persentase
40,91
36,36
13,64
9,09
20
Jumlah
22
100,00
Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 9 Mahasiswa (40.91%) yang
menjawab selalu, 8 Mahasiswa (36.36%) yang menjawab sering, 3 Mahasiswa (13.64%)
yang menjawab Kadang-kadang dan 2 Mahasiswa (9.09%) yang menjawab tidak pernah.
Dengan demikian diketahui 40.91% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen Selalu
memberikan teguran kepada mahasiswa yang menyontek saat ujian
Tabel 9
Teguran kepada mahasiswa yang keluar ruangan saat perkuliahan
No
1
2
3
4
Alternatif Jawaban
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
TidakPernah
Jumlah
Jumlah
16
6
0
0
22
Persentase
72,73
27,27
0,00
0,00
100,00
Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 16 Mahasiswa (72.73%) yang
menjawab selalu, 6 Mahasiswa (27.27%) yang menjawab sering, dan yang menjawab
kadang-kadang dan tidak pernah yaitu tidak ada (0.00%). Dengan demikian diketahui
72.73% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen selalu memberikan teguran kepada
mahasiswa yang keluar ruangan saat perkuliahan.
Tabel 10
Memanggil mahasiswa yang melakukan pelanggaran
No
1
2
3
4
Alternatif Jawaban
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Tidak Pernah
Jumlah
Jumlah
8
2
10
2
22
Persentase
36,36
9,09
45,45
9,09
100,00
21
Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 8 Mahasiswa (36.36%) yang
menjawab selalu, 2 Mahasiswa (9.09%) yang menjawab sering, 10 Mahasiswa (45.45%)
yang menjawab kadang-kadang dan 2 Mahasiswa (9.09%) yang menjawab tidak pernah.
Dengan demikian diketahui 36.36% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen kadang-kadang
memanggil mahasiswa yang melakukan pelanggaran
4. Dimensi Penyadaran
Dimensi Penyadaran ditunjukan oleh angket Item 11, 12 yang ditampilkan pada
table berikut:
Tabel 11
Hukuman Bagi Mahasiswa Yang Terlambat
No
1
2
3
4
Alternatif Jawaban
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
TidakPernah
Jumlah
Jumlah
10
9
3
0
22
Persentase
45,45
40,91
13,64
0,00
100,00
Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 10 Mahasiswa (45.45%) yang
menjawab selalu, 9 Mahasiswa (40.91%) yang menjawab sering, 3 Mahasiswa (13.64%)
yang menjawab kadang-kadang dan tidak ada Mahasiswa (0.00%) yang menjawab tidak
pernah. Dengan demikian diketahui 45.45% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen selalu
memberikan hukuman bagi mahasiswa yang terlambat
Tabel 12
Pujian Bagi Mahasiswa yang rajin
No
1
2
3
4
Alternatif Jawaban
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
TidakPernah
Jumlah
7
4
9
2
Persentase
31,82
18,18
40,91
9,09
22
Jumlah
22
100,00
Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat 7 Mahasiswa (31.82%) yang
menjawab selalu, 4 Mahasiswa (18.18%) yang menjawab sering, 9 Mahasiswa (40.91%)
yang menjawab kadang-kadang dan 2 Mahasiswa (9.09%) yang menjawab tidak pernah.
Dengan demikian diketahui 40.91% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen kadang-kadang
memberikan pujian bagi mahasiswa yang rajin
Interpretasi Data
Berdasarkan hasil perhitungan statistic diskriptif, maka penulis emberikan
interpretasi data dengan menggunakan pedoman interpretasi data berikut ini:
1.
2.
3.
4.
Dimensi
Penelitian
Pembiasaan
Contoh/Tauladan
129
311
Nilai
Harapan
2x4=8
4 x 4 = 16
Pengawasan
278
4 x 4 = 16
Penyadaran
133
2x4=8
Rata-rata
Skor
Nilai Skor
129 : 22 = 5.86
311 : 22 = 14.14
278 : 22 =
12.64
133 : 22 = 6.04
Persentas
e NS
73.29
88.35
Keteranga
n
Cukup Baik
Baik
78.98
Baik
75.57
79.05
Cukup Baik
Baik
23
24
3. Pengawasan
Dimensi Pengawasan dapat dilihat pada angket dengan item 7, 8, 9 dan 10. Pada
angket No.7 diketahui 40.91% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen Selalu memberikan
teguran kepada mahasiswa yang mengobrol saat perkuliahan, Pada angket No. 8
diketahui 40.91% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen Selalu memberikan teguran
kepada mahasiswa yang menyontek saat ujian, Pada angket No. 9 diketahui 72.73%
mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen selalu memberikan teguran kepada mahasiswa
yang keluar ruangan saat perkuliahan, dan pada angket No.10 diketahui 36.36%
mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen kadang-kadang memanggil mahasiswa yang
melakukan pelanggaran.
Berdasarkan pada rumusan diatas maka dapat dikatakan bahwa Pengawasan yang
dilakukan Bapak/Ibu dosen di program pascasarjana Unimed Kelas AW 2 Jurusan
Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan Stambuk 2015 berada pada interval
78.98 % yang berarti termasuk kedalam kategori Baik.
4. Penyadaran
Dimensi penyadaran dapat dilihat pada angket dengan item 11 dan 12. Pada
angket No 11 diketahui 45.45% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen selalu
memberikan hukuman bagi mahasiswa yang terlambat, dan pada angket No.12 diketahui
40.91% mahasiswa, menyatakan bahwa Dosen kadang-kadang memberikan pujian bagi
mahasiswa yang rajin
Berdasarkan pada rumusan diatas maka dapat dikatakan bahwa penyadaran yang
dilakukan Bapak/Ibu dosen di program pascasarjana Unimed Kelas AW 2 Jurusan
Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan Stambuk 2015 berada pada interval
75.57 % yang berarti termasuk kedalam kategori Cukup Baik.
25
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian pada mahasiswa pada program pascasarjana Unimed
Kelas AW 2 Jurusan Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan Stambuk 2015
kendala yang dihadapi dalam penerapan disiplin mahasiswa adalah tingkat kepatuhan
terhadap aturan kelas yang masih rendah, keluar pada saat pelajaran berlangsung, tidak
mengerjakan tugas (PR), tidak menyimak dan memperhatikan penjelasan dosen,
kurangnya partisifasi Mahasiswa dalam diskusi.
Disiplin sangatlah penting perananya dalam menentukan sukses atau tidaknya
sebuah pendidikan, karena sikap disiplin akan memungkinkan Mahasiswa untuk
memperoleh prestasi, khususnya prestasi belajar. selain itu dengan adanya tiap individu
yang memiliki kesadaran akan disiplin yang baik, proses belajar mengajar diPerguruan
tinggi pun akan berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Sesuai dengan nilai rata-rata yang dihitung dengan rumus kategori dari ke empat
dimensi (dimensi pembiasaan, dimensi contoh atau tauladan, dimensi pengawasan dan
dimensi penyadaran) yang merupakan dimensi penerapan disiplin mahasiswa pada
program pascasarjana Unimed Kelas AW 2 Jurusan Administrasi Pendidikan Konsentrasi
Kepengawasan Stambuk 2015 termasuk dalam kategori Baik yaitu dengan skor sebagai:
Ratarata=
SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis memberikan saran-saran sebagai
berikut:
26
1. Kepada bapak/Ibu dosen diharapkan untuk dapat meningkatkan pembiasaanpembiasaan yang diatur bisa menjadi kebiasaan yang dilakukan dengan sendirinya
tanpa harus dihukum.
2. Kepada para mahasiswa diharapkan mampu memahami akan pentingnya penerapan
disiplin, memelihara dan menjaga suasana dan kenyamanan dalam ruang
perkuliahan agar terwujudnya suasana dan menyenangkan dalam kegiatan
perkuliahan.
Instrumen Penelitian
ANGKET
Petunjuk Pengisian:
1. Bacalah setiap pertanyaaan dengan seksama
2. berilah tanda cek list (V) untuk setiap pertanyaan yang diberikan pada kolom yang
tersedia
3. Pilihlah jawaban:
27
SS
SR
: Selalu
: Sering
KK
: Kadang-kadang
TP
: Tidak Pernah
JAWABAN
NO
PERTANYAAN
SL
10
11
SR
KK
TP
12
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Jumlah
1
4
2
4
2
4
2
4
1
4
2
2
4
1
2
2
4
3
3
4
2
3
4
2
3
3
2
4
3
3
4
3
4
3
4
4
4
3
4
2
4
2
4
2
4
2
2
3
3
2
2
4
4
4
4
4
4
4
60
3
4
3
3
3
69
79
Jumlah
10
4
2
2
4
2
4
2
4
2
2
4
2
2
2
3
2
1
4
4
1
4
3
60
11
3
4
4
2
4
3
4
3
4
4
3
4
3
4
2
4
4
3
3
3
2
12
3
2
3
3
2
2
3
4
1
2
4
1
2
2
4
2
4
4
2
2
4
4
73
60
40
38
39
38
41
36
42
39
38
38
36
38
36
41
35
42
39
38
41
36
40
40
851
29