You are on page 1of 4

TESTPIT

Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun tanah. Warna

tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total campuran warna yang
dipantulkan permukaan tanah. Warna humus, besi oksida dan besi hidroksida menentukan
warna tanah. Besi oksida berwarna merah, agak kecoklatan atau kuning yang tergantung

derajat hidrasinya. Besi tereduksi berwarna biru hijau. Kuarsa umumnya berwarna putih.
Batu kapur berwarna putih, kelabu, dan ada kala berwarna olivehijau.

Feldspar berwarna merah. Liat berwarna kelabu, putih, bahkan merah. Penyebab perbedaan
warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik.
Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap.

Tanah yang berada pada lahan berlereng curam lebih peka terhadap terjadinya erosi, karena

infiltrasi yang terjadi lebih rendah dan aliran permukaan (run off) lebih besar, sehingga daya

rusak air hujan dan aliran permukaan lebih tinggi. Tanah yang terbentuk pada lereng yang
lebih curam akan lebih dangkal, karena terkikis secara terus menerus saat terjadi hujan.
Sedangkan tanah yang berada pada lahan yang berlereng landai sampai datar terbentuk

lebih dalam, karena memiliki laju infiltrasi dan laju perkolasi yang lebih besar serta proses
pembentukan horison berkembang lebih lanjut, sehingga membentuk profil tanah yang
lebih dalam.

Relief atau bentuk permukaan tanah dapat dikelompokkan menjadi:

berbentuk cembung yang terdapat pada puncak bukit atau gunung

berbentuk cekungan dan datar pada kaki dan dasar bukit.

berbentuk lereng yang curam yang terdapat pada punggung bukit dan gunung

Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur tanah
ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat

seperti bahan organik, oksida-oksida besi, dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan kecil (struktur
tanah) ini mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda.
Struktur tanah dikelompokkan dalam 6 bentuk seperti yang disajikan dalam Gambar 15.
Keenam bentuk tersebut adalah:

1. Granular, yaitu struktur tanah yang berbentuk granul, bulat dan porous, struktur ini
terdapat pada horison A.

2. Gumpal (blocky), yaitu struktur tanah yang berbentuk gumpal membuat dan gumpal
bersudut, bentuknya menyerupai kubus dengan sudut-sudut membulat untuk
gumpal membulat dan bersudut tajam untuk gumpal bersudut, dengan sumbu
horisontal setara dengan sumbu vertikal, struktur ini terdapat pada horison B pada
tanah iklim basah.

3. Prisma (prismatic), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertical lebih besar daripada

sumbu horizontal dengan bagian atasnya rata, struktur ini terdapat pada horison B
pada tanah iklim kering.

4. Tiang (columnar), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertical lebih besar daripada

sumbu horizontal dengan bagian atasnya membuloat, struktur ini terdapat pada
horison B pada tanah iklim kering.

5. Lempeng (platy), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertikal lebih kecil daripada
sumbu horizontal, struktur ini ditemukan di horison A2 atau pada lapisan padas liat.

6. Remah (single grain), yaitu struktur tanah dengan bentuk bulat dan sangat porous,
struktur ini terdapat pada horizon A.

Konsisteni tanah diketahui dengan pengamatan langsung dilapangan. Pada kondisi kering,
konsistensi tanah dibedakan berdasarkan tingkat kekerasan tanah. Konsistensi kering dinilai

dalam rentang lunak sampai keras, yaitu meliputi: lepas, lunak, agak keras, keras, sangat
keras, dan ekstrim keras.

Cara penetapan konsistensi untuk kondisi lembab dan kering ditentukan dengan meremas

segumpal tanah. Apabila gumpalan tersebut mudah hancur, maka tanah dinyatakan
berkonsistensi gembur untuk kondisi lembab atau lunak untuk kondisi kering. Apabila

gumpalan tanah sukar hancur dengan cara remasan tersebut maka tanah dinyatakan

berkonsistensi teguh untuk kondisi lembab atau keras untuk kondisi kering. Dalam keadaan
basah ditentukan mudah tidaknya melekat pada jari, yaitu kategori: melekat
atau tidak melakat.

Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah

basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang
meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai berikut:

1. apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola
dan gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir.

2. apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi
mudah sekali hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir Berlempung.

3. apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah
hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Berpasir.

4. apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak

teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah
tersebut tergolong bertekstur Lempung.

5. apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan
dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung
Berdebu.

6. apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat

digulung dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur


Debu.

7. apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat

dibentuk gulungan yang agak mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong
bertekstur Lempung Berliat.

8. apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk

bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur, maka tanah tersebut
tergolong bertekstur Lempung Liat Berpasir.

9. apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, serta

dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut


tergolong bertekstur Lempung Liat Berdebu.

10. apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh,
dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat Berpasir.

11. apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan
mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat Berdebu.

12. apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan
mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat.

Pengertian dari beberapa istilah penamaan horison dalam profil tanah adalah sebagai
berikut:

1. Horison O adalah horison tanah yang tersusun dari serasah atau sisa-sisa tanaman
(Oi) dan bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah (Oa),

2. Horison A adalah horison yang tersusun dari bahan mineral berkandungan bahan
organik tinggi sehingga berwarna agak gelap.

3. Lapisan Eluviasi atau Horison Eluviasi adalah horison yang telah mengalami proses
eluviasi (pencucian) sangat intensif sehingga kadar bahan organik tanah, liat silikat,

Fe dan Al rendah tetapi kada pasir dan debu kuarsa (seskuoksida) serta mineral
resisten lainnya tinggi, sehingga berwarna agak terang.

4. Horison B adalah horison illuvial atau horison pengendapan sehingga terjadi


akumulasi dari bahan-bahan yang tercuci dari horison diatasnya.

5. Horison C adalah lapisan tanah yang bahan penyusunnya masih serupa dengan
batuan induk (R) atau belum terjadi perubahan.

6. Batuan induk tanah (R) merupakan bagian terdalam dari tanah dan masih berupa

batuan. Lapisan tanah atas (top soil) terdiri dari: (1) horison O, dan (2) horison A.

Lapisan tanah bawah (sub soil) terdiri dari: (1) horison E, dan (2) horison B. Solum
tanah meliputi: (1) lapisan tanah atas, dan (2) lapisan tanah bawah.

You might also like