You are on page 1of 7

ASUHAN KEPERAWATAN VERTIGO

A. PENGKAJIAN

1. Identitas
Data klien, mencakup ; nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan,
suku bangsa, status perkawinan, alamat, diagnosa medis, No RM/CM, tanggal masuk,
tanggal kaji, dan ruangan tempat klien dirawat.
Data penanggung jawab, mencakup nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan,
suku bangsa, hubungan dengan klien dan alamat.
2. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Pada umumnya klien dengan gangguan sistem Persarafan akibat vertigo berupa
pusing seperti berputar.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Merupakan pengembangan dari keluhan utama dan data yang menyertai dengan
menggunakan pendekatan PQRST, yaitu :
P:

Paliatif / Propokative: Merupakan hal atau


faktor yang mencetuskan terjadinya
penyakit, hal yang memperberat atau
memperingan. Pada klien dengan vertigo
biasanya klien mengeluh pusing bila klien
banyak bergerak dan dirasakan berkurang

Q:

bila klien beristirahat.


Qualitas: Kualitas dari suatu keluhan atau
penvakit yang dirasakan. Pada klien
dengan vertigo biasanya pusing yang

R:

dirasakan seperti berputar.


Region : daerah atau tempat dimana keluhan
dirasakan. pada klien dengan vertigo
biasanya lemah dirasakan pada daerah

S:

kepala.
Severity :derajat keganasan atau intensitas
dari keluhan tersebut. Pusing yang
dirasakan seperti berputar dengan skala

T:

nyeri (0-5)
Time : waktu dimana keluhan dirasakan, time
juga menunjukan lamanya atau
kekerapan. Keluhan pusing pada klien

dengan vertigo dirasakan hilang timbul.


Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Riwayat penyakit terdahulu, baik yang berhubungan dengan system persyarafan
maupun penyakit sistemik lainnya.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit-penyakit keluarga perlu diketahui terutama yang menular dam merupakan
penyakit turunan.
Riwayat Psikososial
Apabila mengkaji pasien dengan gangguan system persyarafan perhatikan juga
lingkungan rumah dan pekerjaan yang bersangkutan, ketegangan yan g bersumber
dari rumah, adanya kontak terhadap bahan toksik tertentu dan pemahaman akan
kondisi psikososial klien penting untuk dikaji.
3. Data Biologis dan Fisiologis
Meliputi hal-hal sebagai berikut :

Pola Nutrisi
Dikaji mengenai makanan pokok, frekuensi makan, makanan pantrangan dan
napsu makan, serta diet yang diberikan. Makanan yang mengandung kolesterol
tinggi, biasanya pada klien dengan vertigo terdapat mual-mual selama fase akut
yang diakibatkan karena peningkatan TIK (Tekanan Intra Kranial).
Pola Eliminasi
Dikaji mengenai pola BAK dan BAB klien, pada BAK yang dikaji mengenai
frekuensi berkemih, jumlah, warna, bau serta keluhan saat berkemih, sedangkan
pada pola BAB yang dikaji mengenai frekuensi, konsistensi, warna dan bau serta
keluhan-keluhan yang dirasakan.
Pola Istirahat dan Tidur
Dikaji pola tidur klien, mengenai waktu tidur, lama tidur, kebiasaan
mengantar tidur serta kesulitan dalam hal tidur. Biasanya klien dengan
vertigo akan mengalami gangguan istirahat tidur karena adanya nyeri
kepala yang hebat.

Pola Aktivitas
Dikaji perubahan pola aktivitas klien, klien dengan vertigo akan merasa kesulitan
untuk melakukan aktivitas karena kelemahan, kehilangan sensasi atau paralisis
serta merasa mudah lelah, susah beristirahat karena nyeri kepala.
Pola Personal Hygiene
Dikaji kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene (mandi,
oral hygiene, gunting kuku, keramas). Klien dengan vertigo akan tergantung
pada orang lain dalam memenuhi personal hygiene karena adanya keterbatasan
aktivitas fisik atau kelemahan.

4.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum
Dikaji mengenai tingkat kesadaran. Klien dengan vertigo biasanya akan
mengalami kesadaran, kadang tampak lemas.
Pemeriksaan Persistem
1). Sistem Persarafan
Pada system pesarafan yang dikaji adalah tingkat kesadaran diorientasi orang,
waktu, dan tempat, perubahan tanda-tanda vital, kemampuan klien mengingat
kejadian sebelum dan sesudah sadar.
Pada klien dengan vertigo biasanya ditemukan adanya gangguan kesadaran
dimana klien sadar dapat terlihat linglung atau tidak dapat mempertahankan
keseimbangan tubuh.
2.) Sistem kardiovaskuler
Ditemukan perubahan yaitu tekanan darah menurun kecuali apabila terjadi
peningkatan tekanan intracranial, maka tekanan darah meningkat, denyut nadi
bradicardi, dan kemudian takikardi dan iramanya tidak terarah.
3).

Sistem Pernafasan
Pada klien dengan vertigo biasanya terjadi pola napas umumnya klien
sesak karena terjadi penyumbatan trakeo brokial karena adanya secret
pada trakeogrankeolus irama nafas tidak teratur nutrisi kedalam
maupun frekuensi cepat dan dangkal.

4.)

Sistem musculoskeletal
Pada klien dengan vertigo biasanya ditemukan terjadinya gangguan fungsi
motoris yang dapat berakibat terjadinya mobilisasi, pusing atau kerusakan pada
motor neuron mengakibatkan perubahan pada kekuatan otot tonus otot dan

aktifitas reflek .
5). Sistem musculoskeletal
Pada klien dengan vertigo biasanya ditemukan terjadinya gangguan fungsi
motoris yang dapat berakibat terjadinya mobilisasi, pusing atau kerusakan pada
motor neuron mengakibatkan perubahan pada kekuatan otot tonus otot dan
aktifitas reflek .
6). Sistem eliminasi
Pada klien dengan vertigo sistem eliminasi akan terdapat referensi atau trikontinen
dalam BAB dan BAK, terdapat ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, dimana
terdapat hiporat remia atau sipokalemia.
5. Data Psikologis
Menurut (Keliat, 2006 : 77) konsep diri terdiri atas lima komponen yaitu :
a) Citra tubuh

Sikap ini mencakup persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang
disukai dan tidak disukai. Biasanya klien dengan vertigo menyadari akan
keterbatasan aktivitasnya.
b) Ideal diri
Persepsi klien terhadap tubuh, posisi, status, tugas, peran, lingkungan dan
terhadap penyakitnya. Klien dengan vertigo berharap akan sembuh seperti
sedia kala.
c) Harga diri
Penilaian/penghargaan orang lain, hubungan klien dengan orang lain.
Biasanya klien dengan vertigo mengalami penurunan harga diri.
d) Identitas
Status dan posisi klien sebelum dirawat dan kepuasan klien terhadap status
dan posisinya. Biasanya klien dengan vertigo merasa terganggu dengan
keadaannya karena fungsinya tidak bisa berjalan dengan baik.
e) Peran
Seperangkat perilaku/tugas yang dilakukan dalam keluarga dan kemampuan
klien dalam melaksanakan tugas. Biasanya klien dengan vertigo merasa
terganggu dalam melaksanaan tugas dan peran tersebut karena penyakitnya
sekarang.
6) Data Sosial dan Budaya
Dikaji mengenai hubungan atau komunikasi klien dengan keluarga,
tetangga, masyarakat dan tim kesehatan termasuk gaya hidup, faktor sosio
kultural dan support sistem (Keliat, 2006 :78)
7) Stresor
Setiap faktor yang menentukan stress atau menaganggu keseimbangan.
Seseorang yang mempunyai stresor akan mempersulit dalam proses suatu
penyembuhan penyakit.
8) Koping Mekanisme
Suatu cara bagaimana seseorang untuk mengurangi atau menghilangkan
stres yang dihadapi (Keliat, 2006 :78).
9) Harapan dan pemahaman klien tentang kondisi kesehatan Perlu dikaji
agar tim kesehatan dapat memberikan bantuan dengan efisien
10) Data Spiritual

spiritual ini menyangkut masalah keyakinan terhadap tuhan Yang Maha


Esa, sumber kekuatan, sumber kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan
dan kegiatan keagamaan yang ingin dilakukan selama sakit serta harapan
klien akan kesembuhan penyakitnya (Keliat, 2006 :78).
a) Aktivitas / Istirahat
Letih, lemah, malaise, keterbatasan gerak, ketegangan mata, kesulitan
membaca, insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala, sakit
kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau karena
perubahan cuaca.
b) Sirkulasi
Riwayat hypertensi, denyutan vaskuler, misal daerah temporal, pucat, wajah
tampak kemerahan
c) Integritas Ego
Faktor faktor stress emosional/lingkungan tertentu, perubahan
ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi, kekhawatiran,
ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala, mekanisme refresif/dekensif
(sakit kepala kronik)
d) Makanan dan cairan
Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju,
alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG
(pada migrain), mual/muntah, anoreksia (selama nyeri), penurunan berat
badan
e) Neurosensoris
Pening, disorientasi (selama sakit kepala), riwayat kejang, cedera kepala yang
baru terjadi, trauma, stroke, aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus, perubahan
visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis, parastesia,
kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore, perubahan pada pola
bicara/pola pikir, mudah terangsang, peka terhadap stimulus, penurunan
f)

refleks tendon dalam, papiledema.


Nyeri/ kenyamanan
Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain,
ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis, nyeri, kemerahan,
pucat pada daerah wajah, fokus menyempit, fokus pada diri sendiri, respon
emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah, otot-otot daerah

g)

leher juga menegang, frigiditas vokal.


Keamanan

Riwayat alergi atau reaksi alergi, demam (sakit kepala), gangguan cara
berjalan, parastesia, paralisis, drainase nasal purulent (sakit kepala pada
h)

gangguan sinus).
Interaksi sosial
Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan

i)

dengan penyakit
Penyuluhan/ Pembelajaran
Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga, penggunaan
alkohol/obat lain termasuk kafein, kontrasepsi oral/hormone, menopause.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul :
1. Resiko jatuh b/d pusing ketika menggerakkan kepala
2. Nausea b/d penyakit menierre, labirintitis
3. Deficit self care toileting, bathing, feeding
4. Deficit pengetahuan ttg penyakit pengobatan dan perawatan b/d kurangnya paparan
informasi
5. Perfusi jaringan tidak efektif; serebral b/d aliran arteri terhambat

You might also like