Professional Documents
Culture Documents
DERMATITIS
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III/TINGKAT II.B
1.
2.
3.
4.
5.
Keperawatan Anak 1
Page 1
BAB 1
KONSEP MEDIS
A. DEFINISI
Dermatitis merupakan epidermo-dermitis dengan gejala subyektif pruritus.
Obyektif tampak inflamasi eritema, vesikulasi, eksudasi, dan pembentukan
sisik. Tanda-tanda polimorfi tersebut tidak selalu timbul pada saat yang
sama. Penyakit bertendensi residif dan menjadi kronis.
Sinonim
Unitaris :eczema dan dermatitik dianggap sinonim.aggapan ini,yang
berasal dari comtinen eropa,tidak dianut lagi.
Dualistis :eczema dan dermatitis merupakan nama yang tidak
sinonim.semua kelainan dianggap dermatitis dan dengan demikian di
cari faktor-faktor penyebab.yang dulu disebut eczema ialah salah satu
bentuk dermatitis yakni yang dinamakan dermatitis atopic.
B. ETIOLOGI
Penyebab dermatitis kadang-kadang tidak diketahui. Sebahagian besar
merupakan respons kulit terhadap agen-agen seperti zat kimia, protein,
bakteri, dan fungus. Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi.
Reaksi alergi terjadi atas dasar interaksi antara antigen dan antibody.karena
banyaknya agen penyebab,ada anggapan bahwa dermatitis digunakan sebagai
nama catch basket term.banyak penyakit alergi yang di sertai tanda tanda
polimorfi disebut dermatitis.
C. HISTOPATOLOGI
Pada dermatitis akut kelainan di epidermis berupa vesikel atau
bula,spongiosis,edema
entrasel
dan
eksositosis
terutama
sel
mononuclear.kadang-kadang tampak krusta menutupi epidermis.dermis
sembab ,pembuluh dara melebar,disekitar terdapat sebukan sel radang
mononuclear.klainan pda stadium subakut hamper seperti pada stasium
akut;jumlah vesikel sedikit dan lebih kecil,spongiosis masih jelas;kelainan di
dermis menyerupai stadium akut.
Keperawatan Anak 1
Page 2
D. PATOFISIOLOGI
Multifaktor
(zat kimia, protein, fungus, alergi)
Pustula, dan
krusta
Frekuensi garukan
meningkat
Pruritus
Gatal
E. MANIFESTASI KLINIS
Menurut perjalanan penyakit dermatitis di bagi menjadi stadium :
1. Akut : di tandai dengan gambaran klinik eritema, edema, vesikel, dan
eksudasi.
2. Subkutan : eritema tidak begitu menonjol, terdapat krusta, erosi,
ekskoriasi pada penyembuhan tampak krusta mulai melepas, terdapat
skuama dan kulit mulai mongering.
3. Kronik ditandai likenifikasi, hiperpigmentasi/hipopigmentasi.
Atas dasar etiologi dermatitis dibedakan atas penyebab endogen dan
ekstrogen :
a. Penyebab endogen, misalnya : dermatitis statis, neorodermatitis dan
dermatitis karena penyakit sistemik.
b. Penyebab ekstrogen, misalnya : dermatitis kontak, dermatitis
medikamentosa dan sebagainya.
Keperawatan Anak 1
Page 3
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Scanbe Scrapping
b. Percobaan Asetikom
G. PENATALAKSANAAN
Pada umumnya pengobatan didasarkan kepada etiologinya serta stadium
penyakit pada saat penderita berobat berat ringan penyakit, lokalisasi,
dangkal atau dalamnya kelainan.
Systemik
Pada kasus Dermatitis ringan diberi antihistamin atau kombinasi
antihistamine, antiserotonim, antibradikinin, anti-SRS-A, dsb. Pada kasus
berat dapat dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.
Topikal
Prinsip umum terapi topikal diuraikan dibawah ini :
1. Dermatitis basah (madidans) harus diobati dengan kompres terbuka.
Dermatitis kering (sika) diobati dengan krim atau salep.
2. Makin berat atau akut penyakitnya, makin rendah persentase obat
spesifik.
3. Bila dermatitis akut, diberi kompres. Bila sub akut diberi locion (bedak
kocok), pasta, krim, atau linimentum (pasta pendingin). Bila kronik diberi
salep.
4. Pada dermatitis sika, bila superficial diberi bedak, locion, krim atau
pasta. Bila kronik diberi salep. Krim diberikan pada daerah berambut,
sedangkan pasta pada daerah yang tidak berambut. Penetrasi salep
lebih besar dari pada krim.
Keperawatan Anak 1
Page 4
BAB II
PROSES KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
Keperawatan Anak 1
Page 5
3. Analisa Data
No
1.
Symptom
Ds :
Do :
2.
Tampak Eritema
Tampak Vesikel
Tampak Papula
Klien tampak Sering
menggaruk
Ds :
Orang tua klien
mengatakan anaknya
susah tidur.
Do :
Klien nampak Gelisah
Klien nampak sering
menggaruk
Etiologi
Terjadi erupsi pada kulit
Problem
Kerusakan
Integritas
Kulit
Gangguan Pola
Tidur
pruritus
Frekuensi garukan
gelisah
Keperawatan Anak 1
Page 6
3.
Ds :--Do :---
Resiko
gangguan citra
diri
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan timbulnya eritema, papula
vesikel, Pustula, dan krusta yang ditandai dengan :
Ds :
Klien mengeluh gatal pada daerah yang terserang.
Klien mengatakan ada benjolan pada kulitnya.
Orang tua mengatakan kulit anaknya kasar
Do :
Tampak Eritema
Tampak Vesikel
Tampak Papula
Klien tampak Sering menggaruk
Keperawatan Anak 1
Page 7
3. Resiko Gangguan citra diri yang berhubungan dengan lesi pada kulit yang
ditandai dengan :
Keperawatan Anak 1
Page 8
Diagnosa 2
Gangguan pola tidur berhubungan dengan meningkatnya frekunsi garukan .
Tujuan :
Klien akan menunjukan pencapaian tidur yang nyeyak dengan criteria :
Mencapai pola tidur yang nyenyak 6-8 jam perhari.
Mengalami pola tidur yang memuaskan.
Melaporkan peredaaan rasa gatal
Intervensi
1. Kaji pola tidur klien
R/ : Untuk menentukan tindakan selanjutnya
2. Menjaga kulit agar selalu lembab
R/ : Tindakan ini mencegah kulit kering yang gatal
3. Oleskan kulit dengan lotion atau cream segera sesudah mandi sementara
kulit masih lembab
R/: Semua tindakan ini akan memelihara kelembaban kulit
4. Menasehati klien dan keluarga untuk menjaga kamar tidur agar tetap
memliki ventilasi dan kelembaban yang baik
R/: Udara yang kurang membuat kulit yang terus gatal
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam memberikan obat-obatan
R/: obat topical mengurangi rasa gatal dan menjaga kelembaban kulit .
Diagnosa 3
Resiko Gangguan citra diri berhubungan dengan lesi pada kulit .
Tujuan :
klien dapat menunjukan perubahan struktur atau fungsi dari bagian tubuh
dengan criteria :
Klien mengatakan tidak malu dengan keadaannya sekarang.
Klien sudah Nampak percaya diri
Klien tidak melihat/menyentuh bagian tubuh yang terganggu
Menyembunyikan bagian tubuh secara berlebihan.
Intervensi :
1. Kaji adanya gangguan citra diri
R/: Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit atau keadaan
yang tampak bagi pasien
2. Indentifikasi koping atau penanganan situasi stress sebelumnya
R/: Perilaku masa lalu yang berhasil dapat di gunakan untuk membantu
menerima apa yang terjadi.
Keperawatan Anak 1
Page 9
Keperawatan Anak 1
Page 10
DAFTAR PUSTAKA
1. Arnold HL, Odom RB,James WD. Andrews Diseases of The Skin Clinical
Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-2. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI,
1993.
3. Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.
Keperawatan Anak 1
Page 11
Keperawatan Anak 1
Page 12