You are on page 1of 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

DERMATITIS

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III/TINGKAT II.B

1.
2.
3.
4.
5.

AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN BUTON


TAHUN AKADEMIK 2008/2009

Keperawatan Anak 1

Page 1

BAB 1
KONSEP MEDIS
A. DEFINISI
Dermatitis merupakan epidermo-dermitis dengan gejala subyektif pruritus.
Obyektif tampak inflamasi eritema, vesikulasi, eksudasi, dan pembentukan
sisik. Tanda-tanda polimorfi tersebut tidak selalu timbul pada saat yang
sama. Penyakit bertendensi residif dan menjadi kronis.
Sinonim
Unitaris :eczema dan dermatitik dianggap sinonim.aggapan ini,yang
berasal dari comtinen eropa,tidak dianut lagi.
Dualistis :eczema dan dermatitis merupakan nama yang tidak
sinonim.semua kelainan dianggap dermatitis dan dengan demikian di
cari faktor-faktor penyebab.yang dulu disebut eczema ialah salah satu
bentuk dermatitis yakni yang dinamakan dermatitis atopic.
B. ETIOLOGI
Penyebab dermatitis kadang-kadang tidak diketahui. Sebahagian besar
merupakan respons kulit terhadap agen-agen seperti zat kimia, protein,
bakteri, dan fungus. Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi.
Reaksi alergi terjadi atas dasar interaksi antara antigen dan antibody.karena
banyaknya agen penyebab,ada anggapan bahwa dermatitis digunakan sebagai
nama catch basket term.banyak penyakit alergi yang di sertai tanda tanda
polimorfi disebut dermatitis.
C. HISTOPATOLOGI
Pada dermatitis akut kelainan di epidermis berupa vesikel atau
bula,spongiosis,edema
entrasel
dan
eksositosis
terutama
sel
mononuclear.kadang-kadang tampak krusta menutupi epidermis.dermis
sembab ,pembuluh dara melebar,disekitar terdapat sebukan sel radang
mononuclear.klainan pda stadium subakut hamper seperti pada stasium
akut;jumlah vesikel sedikit dan lebih kecil,spongiosis masih jelas;kelainan di
dermis menyerupai stadium akut.

Keperawatan Anak 1

Page 2

D. PATOFISIOLOGI

Multifaktor
(zat kimia, protein, fungus, alergi)

Terjadi reaksi antigen dan antibody

Terjadi erupsi pada kulit


Timbulnya eritema, papula vesikel,

Pustula, dan
krusta

Frekuensi garukan
meningkat

Gangguan pola Tidur

Pruritus

Gatal

Pecahnya krusta pada kulit

Timbulnya lesi kulit

Kerusakan Integritas kulit


perubahan
morfologi kulit
Resiko
gangguan citra diri

E. MANIFESTASI KLINIS
Menurut perjalanan penyakit dermatitis di bagi menjadi stadium :
1. Akut : di tandai dengan gambaran klinik eritema, edema, vesikel, dan
eksudasi.
2. Subkutan : eritema tidak begitu menonjol, terdapat krusta, erosi,
ekskoriasi pada penyembuhan tampak krusta mulai melepas, terdapat
skuama dan kulit mulai mongering.
3. Kronik ditandai likenifikasi, hiperpigmentasi/hipopigmentasi.
Atas dasar etiologi dermatitis dibedakan atas penyebab endogen dan
ekstrogen :
a. Penyebab endogen, misalnya : dermatitis statis, neorodermatitis dan
dermatitis karena penyakit sistemik.
b. Penyebab ekstrogen, misalnya : dermatitis kontak, dermatitis
medikamentosa dan sebagainya.
Keperawatan Anak 1

Page 3

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Scanbe Scrapping
b. Percobaan Asetikom
G. PENATALAKSANAAN
Pada umumnya pengobatan didasarkan kepada etiologinya serta stadium
penyakit pada saat penderita berobat berat ringan penyakit, lokalisasi,
dangkal atau dalamnya kelainan.
Systemik
Pada kasus Dermatitis ringan diberi antihistamin atau kombinasi
antihistamine, antiserotonim, antibradikinin, anti-SRS-A, dsb. Pada kasus
berat dapat dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.
Topikal
Prinsip umum terapi topikal diuraikan dibawah ini :
1. Dermatitis basah (madidans) harus diobati dengan kompres terbuka.
Dermatitis kering (sika) diobati dengan krim atau salep.
2. Makin berat atau akut penyakitnya, makin rendah persentase obat
spesifik.
3. Bila dermatitis akut, diberi kompres. Bila sub akut diberi locion (bedak
kocok), pasta, krim, atau linimentum (pasta pendingin). Bila kronik diberi
salep.
4. Pada dermatitis sika, bila superficial diberi bedak, locion, krim atau
pasta. Bila kronik diberi salep. Krim diberikan pada daerah berambut,
sedangkan pasta pada daerah yang tidak berambut. Penetrasi salep
lebih besar dari pada krim.

Keperawatan Anak 1

Page 4

BAB II
PROSES KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data

Klien mengeluh gatal pada daerah yang terserang.


Klien mengatakan ada benjolan pada kulitnya
Orang tua mengatakan kulit anaknya kasar
Orang tua klien mengatakan anaknya susah tidur.
Tampak Eritema
Tampak Vesikel
Tampak Papula
Klien tampak Sering menggaruk
Klien nampak Gelisah
Klien nampak sering menggaruk
2. Klasifikasi Data
Data Subyektif :
Klien mengeluh gatal pada daerah yang terserang.

Klien mengatakan ada benjolan pada kulitnya


Orang tua mengatakan kulit anaknya kasar
Orang tua klien mengatakan anaknya susah tidur.
Data Obyektif :
Tampak Eritema
Tampak Vesikel
Tampak Papula
Klien tampak Sering menggaruk
Klien nampak Gelisah
Klien nampak sering menggaruk

Keperawatan Anak 1

Page 5

3. Analisa Data

No
1.

Symptom
Ds :

Klien mengeluh gatal


pada daerah yang
terserang.
Klien mengatakan ada
benjolan pada kulitnya.
Orang tua mengatakan
kulit anaknya kasar

Do :

2.

Tampak Eritema
Tampak Vesikel
Tampak Papula
Klien tampak Sering
menggaruk

Ds :
Orang tua klien
mengatakan anaknya
susah tidur.
Do :
Klien nampak Gelisah
Klien nampak sering
menggaruk

Etiologi
Terjadi erupsi pada kulit

Problem
Kerusakan
Integritas
Kulit

Timbulnya eritema, papula


vesikel, Pustula, dan krusta.
Pecahnya krusta pada kulit
Timbulnya lesi pada kulit

Kerusakan integritas kulit

Timbulnya erupsi pada kulit

Gangguan Pola
Tidur

pruritus
Frekuensi garukan

gelisah

gangguan pola tidur

Keperawatan Anak 1

Page 6

3.

Ds :--Do :---

Kerusakan integritas kulit

Perubahan morfologi kulit

Resiko
gangguan citra
diri

Resiko gangguan citra diri

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan timbulnya eritema, papula
vesikel, Pustula, dan krusta yang ditandai dengan :

Ds :
Klien mengeluh gatal pada daerah yang terserang.
Klien mengatakan ada benjolan pada kulitnya.
Orang tua mengatakan kulit anaknya kasar
Do :

Tampak Eritema
Tampak Vesikel
Tampak Papula
Klien tampak Sering menggaruk

2.Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan meningkatnya frekuensi


garukan yang ditandai dengan :
Ds :
Orang tua klien mengatakan anaknya susah tidur.
Do :
Klien nampak Gelisah
Klien nampak sering menggaruk

Keperawatan Anak 1

Page 7

3. Resiko Gangguan citra diri yang berhubungan dengan lesi pada kulit yang
ditandai dengan :

Ds :--Do :--C. INTERVENSI KEPERAWATAN


Diagnosa 1
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan timbulnya eritema, papula
vesikel, Pustula, dan krusta.
Tujuan :
Klien akan menunjukan kerusakan integritas kulit teratasi, dengan kriteria :
Keadaan kulit tampak utuh
Warna kulit normal
Tidak gatal pada area yang terserang
Intervensi :
1. Kaji kulit setiap hari, catat warna, turgor, sirkulasi, dan lesi. Deskripsikan
lesi dan amati perubahan.
R/ : Menentukan garis dasar dimana perubahan pada status dapat
dibandingkan dan melakukan intervensi yang tepat.
2. Pertahankan atau anjurkan dalam hygiene kulit misalnya membasuh
kemudian mengerinkannya dengan hati-hati dan melakukan masase dengan
menggunakan krim atau lotion.
R/ : Pertahankan kebersihan karena kulit yang kering dapat menjadi barier
inveksi pembasuhan kulit kering sebagai ganti menggaruk,menurunkan
resiko trauma dermal yang kering,masase meningkatkan serkulasir kulit.
3. Tutupi luka tekan yang terbuka dengan pembalut steril atau bariel
proktektif.
R/ : Dapat mengurangi kontaminasi bakteri , meningkatkan proses
penyembuhan.
4. Berikan health education kepada klien agar tidak menggaruk kulit yang
gatal.
R/ : Menurunkan resiko kerusakan kulit.
5. Kolaborasi dengan tim medis untuk melindungi lesi dengan salep 8ntibiotic.
R/ : Melindungi area ulserasi dari kontaminasi dan meningkatkan
penyembuhan.

Keperawatan Anak 1

Page 8

Diagnosa 2
Gangguan pola tidur berhubungan dengan meningkatnya frekunsi garukan .
Tujuan :
Klien akan menunjukan pencapaian tidur yang nyeyak dengan criteria :
Mencapai pola tidur yang nyenyak 6-8 jam perhari.
Mengalami pola tidur yang memuaskan.
Melaporkan peredaaan rasa gatal
Intervensi
1. Kaji pola tidur klien
R/ : Untuk menentukan tindakan selanjutnya
2. Menjaga kulit agar selalu lembab
R/ : Tindakan ini mencegah kulit kering yang gatal
3. Oleskan kulit dengan lotion atau cream segera sesudah mandi sementara
kulit masih lembab
R/: Semua tindakan ini akan memelihara kelembaban kulit
4. Menasehati klien dan keluarga untuk menjaga kamar tidur agar tetap
memliki ventilasi dan kelembaban yang baik
R/: Udara yang kurang membuat kulit yang terus gatal
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam memberikan obat-obatan
R/: obat topical mengurangi rasa gatal dan menjaga kelembaban kulit .
Diagnosa 3
Resiko Gangguan citra diri berhubungan dengan lesi pada kulit .
Tujuan :
klien dapat menunjukan perubahan struktur atau fungsi dari bagian tubuh
dengan criteria :
Klien mengatakan tidak malu dengan keadaannya sekarang.
Klien sudah Nampak percaya diri
Klien tidak melihat/menyentuh bagian tubuh yang terganggu
Menyembunyikan bagian tubuh secara berlebihan.
Intervensi :
1. Kaji adanya gangguan citra diri
R/: Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit atau keadaan
yang tampak bagi pasien
2. Indentifikasi koping atau penanganan situasi stress sebelumnya
R/: Perilaku masa lalu yang berhasil dapat di gunakan untuk membantu
menerima apa yang terjadi.

Keperawatan Anak 1

Page 9

3. Berikan lingkungan terbuka dimana paien akan merasa aman untuk


mendiskusikan perasaan atau menahan diri untuk berbicara.
R/: Membantu pasien untuk merasa diterima pada kondisi sekarang
tanpa perasaan di hakimi dan meningkatkan perasaan harga diri.
4. Izinkan klien untuk mengexpresikan perasaannya.
R/: Penerimaan perasaan akan membuat klien dapat menerima situasi.
5. Berikan informasi yang dapat dipercaya dan konsisten juga dukungan
dari orang terdekat
R/: Menciptakan interaksi interpersonal yang lebih baik.
6. Dorong pengungkapan atau interaksi dengan keluarga atau orang yang
terdekat
R/: Mengurangi perasaan terisolasi dan meningkatkan rasa percaya
diri.
7. Libatkan klien dalam menyusun rencana pengobatan dan perawatan
R/: Klien dapat menerima dan menjalankan rencana tindakan.

Keperawatan Anak 1

Page 10

DAFTAR PUSTAKA
1. Arnold HL, Odom RB,James WD. Andrews Diseases of The Skin Clinical

Dermatologi. Eighth edition. Philadelphia: W.B. Sauders Company,1990.


2. Budimulja U. Mikosis. Dalam : Djuanda S, Hamzah M, Aisah S, editor. Ilmu

Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-2. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI,
1993.
3. Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.

Penerbit: EGC, Jakarta.


4. Doenges, Marilynn E, et all. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.
Penerbit: EGC, Jakarta.
5. Profesor Dr.Marwati harahap (1998) ilmu penyakit kulit Hipokrates:Jakarta
6. Sehelley WB dan ED Shelley (1992) aAdvaneed dermatologic
diagnosis.philadelphia,WB saunders.
7. Sularsito, Dr. Sri Adi, Et all. 1986. Dermatologi Praktis. Edisi I. Penerbit:
Perkumpulan Ahli Dermato-Venereologi Indonesia, Jakarta.

Keperawatan Anak 1

Page 11

Keperawatan Anak 1

Page 12

You might also like