You are on page 1of 16

1

BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Konsep Dasar Kehamilan
1.1.1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap
wanita yang memiliki organ reproduksi sehat yang telah mengalami menstruasi
dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya
sehat sangat besar kemungkinannya akan mengalami kehamilan (Prawihardjo,
2008).
1.1.2. Perubahan Fisiologis Ibu Hamil
1)

Rahim atau uterus


Rahim yang besarnya sejempol atau beratnya 30gram akan

menjadi

1000gram saat akhir kehamilan (Ari Sulistyawati, 2009).


2)

Vagina (liang senggama)


Vagina dan vulva akan mengalami peningkatan pembuluh darah karena
pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan.

3)

Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus
luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya
plasenta yang sempurna pada umur kehamilan 16 minggu.

4)

Payudara
Payudara menjadi lebih besar, glandula Montgomery makin tampak, areola
payudara makin hiperpigmentasi (menghitam), putting susu makin
menonjol.

5)

Sirkulasi darah
Sel darah makin meningkat jumlahnya untuk mengimbangi pertumbuhan
janin dalam rahim. Serum darah (volume darah) meningkat sebesar 25-30%
sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%.

6)

Berat badan ibu hamil bertambah

Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama
hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar 0,5 kg/minggu.
1.1.3. Perubahan Psikologis
1)

Perubahan Psikologis Trimester I


Segera setelah konsepsi kadar hormon estrogen dan progesteron kehamilan

akan meningkat dan ini akan menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi
hari, lemah, lelah dan menyebabkan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak
sehat dan sering kali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan
kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Sering kali biasanya pada
awal kehamilannya ibu berharap untuk tidak hamil.
Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk
lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi
pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama, karena perutnya masih
kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya
pada orang lain atau dirahasiakannya (Ari Sulistyawati, 2009).
2)

Perubahan Psikologis Trimester II


Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah

terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena
hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan
sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan
energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat
merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya bagi
seorang diluar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa
kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama
dan merasakan meningkatnya libido.
3)

Perubahan Psikologis Trimester III


Trimester ketiga sering kali disebut periode menuggu dan waspada sebab

pada saat itu ibu merasa tidak sabar menuggu kelahiran bayinya. Seorang ibu
mungkin mulai merasakan takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul
pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada
trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping
itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dengan bayinya dan kehilangan

perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu
memerlukan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
1.2. Konsep Dasar Anemia
1.2.1. Definisi
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya
kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002).
Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit
lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan
Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht <37 % pada wanita. (Arif
Mansjoer,dkk. 2001).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin
dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II
(Saifudin, 2002).
Kehamilan memang rentan terhadap berbagai keluhan penyakit. Salah
satunya adalah anemia. Anemia yang diderita oleh ibu hamil atau disebut juga
anemia ibu hamil bisa menghambat serta mengganggu kesehatan ibu dan janin
yang tengah dikandung. Anemia ibu hamil memiliki keluhan yang cenderung
sama dengan anemia biasa, yang membedakan adalah waktu penyakit anemia itu
diderita.
1.2.2. Epidemiologi
Apabila seorang wanita mengalami anemia selama hamil,kehilangan darah
pada saat melahirkan ,bahkan kalaupun minimal,tidak ditoleransi dengan baik. Ia
beresiko membutuhkan transfusi darah.Sekitar 80% kasus anemia pada wanita
hamil merupakan anemia defisisiensi besi. Dan 20 % lainnya mencakup kasus
anemia herediter dan berbagai anemia didapattermesuk anemia asam folat, anemia
sel sabit, dan talasemia. Badan kesehatan duniaWHO (World Health Organitation)
melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi
sekitar 35-75% serta semakin meningkat seiring dengan pertambah usia
kehamilan. Menurut WHO 40% kematian ibu dinegara berkembang berkaitan
dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan
disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut.
1.2.3. Etiologi
1. Menurut Mochtar(1998) penyebab anemia pada umunya adalah:
1) Perdarahan.
2) Kekurangan gizi seperti zat besi, vitamin B 12 dan asam folat.

3) Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis, empiema,


dll.
4) Kelainan darah.
5) Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah.
6) Malabsorpsi.
2. Penyebab anemia pada kehamilan:
1) Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.
2) Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil.
3) Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan.
4) Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe).
5) Pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.
3. Faktor Resiko Anemia pada Ibu Hamil:
1) Umur < 20 tahun atau > 35 tahun.
2) Perdarahan akut.
3) Pekerja berat.
4) Makan < 3 kali dan makanan yang dikonsumsi kurang zat besi.
1.2.4. Patofisiologi
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena
perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan
payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II
kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000
ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah
partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta,
yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.

Sumber: Aplikasi Nanda, 2013

1.2.5. Klasifikasi
Anemia dalam kehamilan dapat dibagi sebagai berikut:

1. Anemia defisiensi besi (62,3%), dalam kehamilan yang paling sering dijumpai
ialah anemia akibat kekurangan zat besi. Kekurangan ini dapat disebabkan
karena kurang masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan
resorpsi, gangguan penggunaan, atau karena terlampau banyaknya besi ke luar
dari badan, misalnya pada pendarahan. Keperluan akan besi bertambah dalam
kehamilan,terutama pada trisemester terakhir. Apabila masuknya besi tidak
bertambah dan kehamilan, maka mudah terjadi anemia defisiensi besi, lebihlebih pada kehamilan kembar.
2. Anemia megaloblastik(29,0%), anemia megaloblastik dalam kehamilan
disebabkan karena defisiensi asam folat (pteroylglutamic acid), jarang sekali
karena difiesiensi vitamin B12(cynocobalamin).
3. Anemia Hipoblastik (8, 0%), anemia pada wanita hamil yang disebabkan
karena gangguan sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru,
dinamakan anemia hipoplastik dalam kehamilan. Darah tepi menunjukan
gambaran normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri-ciri defisiensi besi,
asam folat, atau vitamin B12. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan
hingga kini belum diketahui

dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh

sepsis, sinar Rontgen, racunatau obat-obatan.


4. Anemiahemolitikdisebakan karena pengghancuran

sel

darah

merah

berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik


sukar menjadi hamil, apabila hamil maka anemianya akan menjadi lebih berat.
Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan krisis henolitik pada
wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia. Secara umum anemia
hemolitik dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yakni:
1) Golongan yang disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler, seperti pada
sferositosis, eliptositosis, anemia hemolitik herediter , thalasemia, anemia
sel sabit, hemoglobinopatia C, D, G, H, I, dan paraxysmal noctural
haemoglobinuria.
2) Golongan yang disebabkan oleh faktor ekstrakorpuskular, seperti pada
infeksi (malaria, sepsis, dsb), keracunan arsenikum, neoarsphenamin,
timah, sulfonamid, kinin, paraquin, pimaquin, nitrofuratoin ( Furadantin),
racun ular pada defisiensi G6PD, antagonismus rhesus atau ABO,
leukemia, penyakin Hodgkin, limfasarkoma, penyakit hati, dll. (Ilmu
Kebidanan, 451-457)

1.2.6. Manifestasi Klinis


Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering
pusing,

mata

berkunang-kunang,

malaise,

lidah

luka,

nafsu

makan

turun(anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek,(pada anemia parah), dan


keluhan mual muntah pada hamil muda, palpitasi.
Gejala umum yang terjadi pada seseorang dengan anemia adalah lemas,
pusing, cepat lelah, mudah mengantuk, konsentrasi menurun, pandangan
berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk, tampak pucat. Kepucatan
dapat dilihat pada konjungtiva. (Arisman, 2004). Tanda dan gejala anemia yaitu:
1. 5 L yaitu: lesu, letih, lemah, lelah, lunglai.
2. Pusing dan pandangan mata berkunang-kunang.
3. Pucat pada kelopak mata, bibir lidah dan telapak tangan.
4. Pada ibu hamil muda keluhan mual-muntah hebat.
Untuk menegakan diagnosa anemia dalam kehamilan dapat dilakukan dengan
1.

yaitu:
Anamnesa Pada anamnesa akan didapatkan keluhan seperti tanda dan gejala

2.

anemia.
Pemeriksaan Hb Pemeriksaan Hb dapat dilakukan dengan alat sahli
Hasil pemeriksaan Hb dapat digolongkan sebagai berikut : Hb 11 gr % tidak
anemia. 9 10 gr % anemia ringan, 7 8 gr % anemia sedang, < 7 gr %
anemia berat. Pemeriksaan Hb dilakukan minimal 2x selama kehamilan yaitu

pada trimester I dan trimester III. (Wiknjosastro, 2006).


1.2.7. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksikonjungtiva, wajah pucat.
2. Palpasiturgor kulit,capillary refill, pembesaran kelenjar limfa, tinggi
fundus uteri, kontraksi uterus.
3. AuskultasiDJJ (Denyut Jantung Janin).
1.2.8. Pemeriksaan Diagnostik
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui:
1. Pemeriksaan Hb Sahli, kadar Hb < 10 mg%.
2. Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% ).
3. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik ).
4. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi.
5. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak.
1.2.9. Penatalaksanaan
1. Therapy pengobatan
1) Therapy oral
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi.
Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau
suatu

polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika

diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari,


kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi
adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar
adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan
dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna
hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya. Dan
biasanya asupan nutrisi yang mengandung zat besi cenderung lebih tinggi
pada ibu hamil daripada wanita normal. Umumnya asupan nutrisi
meningkat 2 kali lipat daripada wanita normal.Pengobatan yang lain:Asam
folik 15-30 mg per hari, Vitamin B12

(3 X 1) tablet per hari, Sulfas

ferosus (3 X 1) tablet per hari, Pada kasus berat dan pengobatan per oral
hasilnya lamban sehingga dapat diberikan transfusi darah.
2) Therapi parenteral
Diberikan jika penderita tidak tahan akan obat besi peroral ada gangguan
penyerapan penyakit saluran pencernaan atau apabila kehamilannya sudah
tua. Therapy parenteral ini diberikan dalam bentuk ferri. Secara
intramusculus dapat disuntikan dextran besi (Imferon) atau sorbitol besi.
1.2.10. Komplikasi
Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini
harus selalu diwaspadai.
1. Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat mengakibatkan :
2.

abortus, missed abortus dan kelainan kongenital.


Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan
prematur, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim,
asfiksia aintrauterin sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena

3.

infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.


Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun
sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan dengan tindakan
yang disebabkan karena ibu cepat lelah. Saat post partum anemia dapat
menyebabkan: tonia uteri, rtensio placenta, pelukaan sukar sembuh, mudah

terjadi febris puerpuralis dan gangguan involusio uteri.


1.3. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1.3.1. Pengkajian
1. Aktivitas:
1) Keletihan, kelemahan, malaise umum.

2) Kehilangan produktifitas, penurunan semangat untuk bekerja.


3) Toleransi terhadap latihan rendah.
4) Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak.
2. Sirkulasi:
1) Riwayat kehilangan darah kronis,
2) Palpitasi.
3) CRT lebih dari dua detik.
4) Integritas Ego, cemas, gelisah, ketakutan.
3. Eliminasi:
1) Konstipasi.
2) Sering kencing.
4. Makanan / cairan:
1) Nafsu makan menurun.
2) Mual/ muntah.
5. Nyeri / kenyamanan
Lokasi nyeri terutama di daerah abdomen dan kepala.
6. Pernapasan
Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifita.
7. Seksual
1) Dapat terjadi pendarahan pervagina
2) Pendarahan akut sebelumnya
3) Tinggi fundus tidak sesuai dengan umurnya.
1.3.2. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah.
2. Gangguan perfungsi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen
ke jaringan/ke sel.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan
dan suplai oksigen.
4. Risiko cedera terhadap janin.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan mengenai
anemia.
1.3.3. Rencana Asuhan Keperawatan
Dx 1 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual, muntah.
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ....x.... jam
diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria hasil:
- Berat badan klien dalam batas normal.
- Klien tidak mengalami mual-muntah.
- Klien tidak menunjukkan penurunan nafsu makan.
Intervensi
Rasional
Tentukan keadekuatan kebiasaan Kesejahteraan
janin

dan

ibu

asupan mutrisi dulu/sekarang dengan tergantung pada nutrisi ibu selama

10

menggunakan

batasan

24

ja. kehamilan sebagaimana selama 2

Perhatikan kondisi rambut kuku dan tahun sebelum kehamilan.


kulit.
Dapatkan riwayat kesehatan; catat Remaja

dapat

cenderung

usia (khususnya kurang dari 17 malnutrisi/anemia, dan klien lansia


tahun, lebih dari 35 tahun).
Pastikan

mungkin

cenderung

obesitas/diabetesgestasional.
penegetahuan Menentukan
kebutuhan
belajar

tingkat

tentang kebutuhan diet.

khusus. Pada periode pranatal, laju


basal

metabolik

meningkatkan

(khususnya pada kehamilan lanjut)


karena peningkatan aktivitas tiroid
yang

berhubungan

dengan

pertumbuhan fetus dan jaringan pada


ibu,

menjadi

potensial

risiko

terhadap klien dengan nutrisi buruk.


Penambahan

800

mg

zat

besi

diperlukan selama kehamilan untuk


perkembangan jaringan ibu/janin dan
kondisi janin di dalam rahim. Selama
trismester

ketiga,

kebutuhan

terhadap zat besi minimal, dan diet


seimbang
Berikan

informasi

dengan

peningkatan

kebutuhan kalori biasanya adekuat.


tertulis/verbal Materi
referensi
yang
dapat

yang tepat tentang diet pranatal dan dipelajari

dirumah

kemudian

suplemen vitamin/zat besi setiap meningkatkan kemungkinan klien


hari.
Evaluasi

motivasi/sikap

memilih diet seimbang.


dengan Bila klien telah termotivasi untuk

mendengar keterangan klien dan emmperbaiki diet, evaluasi lebih


meminta

umpan

balik

tentang lanjut atau intervensi lain mungkin

informasi yang telah diberikan.


dapat diindikasikan.
Tanyakan keyakinan berkenaan Dapat menunjukkan motivasi untuk
dengan diet sesuai budaya dan hal- mengikuti anjuran pemberi layanan

11

hal yang tabu selama kehamilan.

kesehatan. Sebagai contoh beberapa


budaya menolak zat besi, meyakini
bahwa ini mengeraskan tulang ibu

dan emmbuat sulit melahirkan.


Tinjau ulang frekuensi dan beratnya Mual/muntah trimester pertama
mual/muntah.

dapat berdampak negatif pada status


nutrisi pranatal, khususnya pada

Pantau

kadar

periode kritis perkembangan janin.


hemoglobin Mengidentifikasi adanya anemia dan

(Hb)hematokrit (Ht).

potensial

penurunan

kapasitas

pembawa oksigen ibu. Klien dengan


kadar Hb kurang dari 12 g/dL atau
kadar Ht kurang atau sama dengan
37 % dipertimbangkan anemia pada
trimester pertama.
Dx 2 : Gangguan perfungsi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai
oksigen ke jaringan/ke sel
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam,perfusi ke
jaringan/ke sel efektif dengan
kriteria hasil:
- Tidak terdapat perubahan karakteristik kulit (rambut, kuku, kelembaban).
- Tidak terdapat kebiruan pada kuli.
- CRT dalam batas normal (kembali dalam kurun waktu kurang dari 2 detik)
Intervensi
Rasional
Perhatikan status fisiologis ibu, Kejadian
perdarahan
potensial
status sirkulasi dan volume darah.

merusak

hasil

kemungkinan
hipovolemia

kehamilan,
menyebabkan

atau

hipoksia

uteroplasenta.
Lakukan pemeriksaan fisik CRT Keadaan capillary refill test yang
dengan menekan kuku pasien.

tidak kembali dalam waktu kurang

dari 2 dapat menandakan anemia.


Auskultasi dan laporkan DJJ, catat Mengkaji berlanjutnya hipoksia
bradikardi, atau takikardi. Catat janin. Pada awalnya janin berespon

12

perubahan

pada

aktivitas

janin pada

(hipoaktif atau hiperaktif).

penurunan

kadar

oksigen

dengan takikardia dan peningkatan


gerakan.

Bila

tetap

deficit,

bradikardia dan penurunan aktivitas


terjadi.
Catat kehilangan darah ibu mungkin Bila kontraksi uterus disertai dilatasi
dan adanya kontraksi uterus.

serviks, tirah baring dan medikasi


mungkin

tidak

efektif

mempertahankan
Kehilangan
berlebihan

darah

ddalam

kehamilan.
ibu

menurunkan

secara
perfusi

plasenta.
Anjurkan tirah baring pada posisi Menghilangkan tekanan vena kava
miring kiri

inferior dan meningkatkan sirkulasi


plasenta atau janin dan pertukaran
oksigen.

Dx 3 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara


kebutuhan dan suplai oksigen.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan
pasien dapat beraktivitas dengan baik.
Kriteria hasil:Nadi dan tekanan darah dalam batas normal (nadi 60100x/menit; TD 90/60-140/90 mmHg), Pasien tidak mengeluh lemah dan
lelah

Jelaskan

Intervensi
alasan perlunya

tirah Tindakan

Rasional
ini ditujukan

untuk

baring, penggunaan posisi rekumben mempertahankan janin jauh dari


lateral kiri/miring, dan penurunan serviks dan meningkatkan perfusi
aktivitas

uterus.

Tirah

baring

dapat

Berikan

tindakan

menurunkan peka rangsang uterus.


kenyamanan Menurunkan tegangan otot dan

seperti

gosokan

punggung, kelelahan serta meningkatkan rasa

perubahan posisi, atau penurunan nyaman.

13

stimulus

dalam

ruangan

(mis.

Lampu redup).
Berikan latihan gerak pada pasien secara Aktivitas dan latihan sangat penting
bertahap (aktif dan pasif).

bagi

pasien

yang

mengalamiintoleransi

aktivitas

karena kurang

latihan

akan

menyebabkan otot menjadi atrofi.


Kelompokkan

aktivitas

sebanyak Meningkatkan

kesempatan

klien

mungkin, seperti pemberian obat, untuk beristirahat lebih lama diantara


tanda vital, dan pengkajian
interupsi untuk tindakan berikutnya
Berikan periode tanpa interupsi Meningkatkan istirahat, mencegah
untuk istirahat/tidur.

kelelahan, dan dapat meningkatkan

relaksasi.
Berikan aktivitas pengalihan, seperti Membantu

klien

dalam

koping

membaca, mendengarkan radio, dan dengan penurunan aktivitas.


menonton televisi, atau kunjungan
dengan teman yang dipilih atau
keluarga
Dx 4 : Risiko cedera terhadap janin
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .x.diharapkan
risiko cedera pada janin dapat tertanggulangi, dengan
kriteria hasil:
- Denyut jantung bayi dalam batas normal (120-160 x/menit).
- Hasil USG tidak menunjukan tanda-tanda abnormalitas.
- Tinggi fundus arteri sesuai umur kehamilan.
Intervensi
Rasional
Perhatikan kondisi ibu yang Faktor yang mempengaruhi atau
berdampak pada sirkulasi janin.

menurunkan sirkulasi/oksigenasi ibu


mempunyai dampak yang sama pada
kadar oksigen janin/plasenta. Janin
yang

tidak

oksigen

mendapatkan
untuk

cukup

kebutuhan

14

metabolisme
menghasilkan
Ajari

ibu

untuk

anaerob
asam

yang

laktat

yang

menimbulkan kondisi asidosis.


mengobservasi Secara normalnya dalam kandungan

gerakan janin

janin bergerak dan merupakan tanda


yang sehat pada janin. Jika janin
tidak bergerak perlu diwaspai terjadi
cedera pada janin akibat kekurangan

Kaji

terhadap

nutrisi.
mual/muntah Memajankan perkembangan janin

berlebihan.

pada status asidotik dan malnutrisi


dan dapat memperberat IUGR dan

pertumbuhan otak yang buruk.


Bantu dalam screening dan kelainan Kelainan seperti anemia sel sabit
genetik.

mengharuskan tindakan yang khusus


untuk mencegah efek negatif dalam

Diskusikan

efek

negatif

pada pertumbuhan janin.


yang Retardasi
pertunbuhan

potensial terjadi akibat kelainan intrauterus/pascanatal,


genetik
Pantau DJJ selama krisis sel sabit

malformasi

dan retardasi mental dapat terjadi.


Asidosis/hipoksia ibu, khusus pada
trimester

ketiga

dapat

mengakibatkan kelainan SSP janin.


Krisis berulang mempredisposisikan
klien dan janin pada peningkatan
mortalitas dan laju morbiditas.
Lakukan pemeriksaan leofold untuk Tinggi fundus sesuai usia kehamilan
mengetahui keadaan janin terutama merupakan
mengukur tinggi fundus.

satu

tanda

bahwa

pertumbuhan janin dalam kandungan


ibu tidak mengalami gangguan

Dx 5 ; Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan


mengenai anemia.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan

15

pengetahuan pasien mengenai anemia menjadi adekuat.


Kriteria hasil:
- Dapat menjelaskan kembali mengenai pengertian anemia.
- Dapat mengikuti instruksi dan prosedur perawatan.
- Dapat menunjukkan prilaku kesehatan yang positif untuk menanggulangi
anemia.
Intervensi
Kaji kesiapan klien untuk belajar.

Rasional
Faktor-faktor seperti ansietas atau
kurang kesadaran tentang kebutuhan
terhadap

informasi

mempengaruhi
belajar.

kesiapan

Penyerapan

dapat
untuk
informasi

ditingkatkan bila klien termotivasi


Libatkan

orang

terdekat

proses belajar-mengajar.

dan siap untuk belajar.


dalam Dukungan dari orang terdekat dapat
membantu menghilangkan ansietas
yang nantinya menguatkan prinsip-

prinsip belajar dan mengajar.


Berikan informasi tentang perawatan Klien mungkin perlu kembali untuk
tindak lanjut bila klien pulang.

keteraturan

pemantauan

dan/atau

tindakan
Anjurkan periode istirahat reguler 2 Tingkatkan relaksasi dan kurangi
sampai 3 kali sehari pada posisi kelelahan. Bila klien bangun dan
miring kiri setelah pulang. Bila tirah bergerak, istirahat di kamar tidur
baring dilanjutkan, anjurkan klien dapat

memaksimalkan

istirahat.

menggunakan sebagian waktu dalam Namun, klien yang sepenuhnya tirah


sehari di tempat tidur

baring dapat merasa terisolasi dan

bosan tanpa perubahan pandangan.


Anjurkan pemberian intake yang Intake nutrisi yang adekuat dapat
adekuat,

banyak

nutrisi

kebutuhan ibu dan janin.

untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan


janin terutama zat besi, asam folat,
vit. B 12, dll. Dan berikan informasi
kepada pasien tentang dampak obatobatan terutama SF yang dapat

16

menyebabkan mual dan muntah oleh


karena itu ajarkan cara memakan
obat

dengan

benar

misalnya

mengkonsumsi buah-buahan yang


mengandung

vitamin

untuk

membantu mempercepat reabsorpsi


obat dan menganjurkan pasien untuk
tidak meminum kopi atau teh selama
meminum

obat

karena

akan

memperlambat reabsorpsi obat.


1.3.4

Implementasi
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang

telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal.
Implementasi adalah pengolahan dari perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perencanaan.
1.3.5 Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana
tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan
cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dengan tenaga kesehatan
lainnya.

You might also like

  • Woc Tuna Netra
    Woc Tuna Netra
    Document1 page
    Woc Tuna Netra
    Ferina Kristi Hawini
    No ratings yet
  • Askep Autis
    Askep Autis
    Document35 pages
    Askep Autis
    Ferina Kristi Hawini
    100% (1)
  • Woc CP
    Woc CP
    Document2 pages
    Woc CP
    Ferina Kristi Hawini
    No ratings yet
  • ASKEP Autis
    ASKEP Autis
    Document29 pages
    ASKEP Autis
    Ferina Kristi Hawini
    No ratings yet
  • From Everand
    No ratings yet
  • From Everand
    No ratings yet