You are on page 1of 64
eur 00} 004 SKRIPSI ANALISIS K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) DALAM KEGIATAN PEMANENAN HUTAN DI HPHTI PT. MUSI HUTAN PERSADA (MHP) PROPINS| SUMATERA SELATAN Oleh : Dewi Ratna Juwita £02497067 JURUSAN TEKNOLOGI HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2002 RINGKASAN Dewi Ratna Juwita, £02497067. Analisis K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Dalam Kegiatan Pemanenan Hutan di HPHTI PT. Musi Hutan Persada Propinsi Sumatera Selatan. Di bawah bimbingan Ir. Gunawan Santosa, MS. Leen ee ee eee SSS Pemanenan hutan merupakan salah satu kegiatan dalam bidang Kehutanan yang memiliki resiko kecelakaan Kerja tinggi karena berkaitan dengen penggunaan alatalat berat serta lingkungan alam yang sulit diramalken, Di samping itu, fektor manusia merupakan salah satu elemen yang menjadi penyebab utama kecelakaan kerja. Dari hasil penelitian yang dilekukan oleh Strechlke dalam [cris dan Soemamo (1988) dinystakan bahwa pekerja di bidang pemanenan kayw di dacrah tropis di Asia Tenggara dan Aftika Barat dapat mengalami Kkecelakean dua kali dalam setahun dan solama masa ‘kerjanya satu dari lima pekerja meninggal karena kecelakean, ‘Akibat dari kecelakaan Kerja dapat mempengeruhi ekonomi, Kehilangan wakta kerja, Kerusakan alat, Kematian, Kelainan atau cacat, kekacauan organisasi, dan Keluhan atax kesedihan Dengan woktu Kerja yang terbuang menyebabkan Kkerugian bagi perusahean dan pekerja itu sendii Perusahaan akan Kehilangan produksi (Joss production) yang seharusnya diperolch perusahaan, Sedangkan bagi pekerja akan Kehilangan pendapatan scbesar waktu hilang akibat Kecelakaan, Schingga perlu adanya upaya pencegahan kecelakean melalui penerapan K3 di lingkungan perusahaan, ‘Namun selama inj baik pemerintah maupun Perusahaan HPH atau HTL belum sepenhnya ‘menerapkan sistem K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di lingkungan kerja. Hel ini diketahui dengan tidak adanya data-data Kecelakaan yang akurat. Selsin itu, masih banyak pula tenage kerja sikep keselamatan dan Kesehatan Kerja, Padahal upaya pencegahan Kecelakean yang belum mem dapat tervayjud jika ada interaksi yang baik antara pemerintah, pengusaha den pekerja di camping pula ddidukung oleh lingkungan kerja yang harmonis. ‘Tujuan dasi penelitian ini adalah mengetahui tingkat Kecelakaan kerja dan STS, mengetahui tingkat persepsi pekerja techadap K3 di lingkungan kerja, menganalisa secara deskriptif kondisi K3 di perusehiaan, dan menghitung nilai kehilangan produkst (loss production). Penelitian dilaksanakan di HPHTI PT. Musi Hutan Persade, Unit Supporting Logging 1 Subanjeriji, Sumatera Selatan . Peleksenaan pengambilan data di lapangan dilaksanakan selama 2 ‘minggu dari tanggal 23 September sampai dengan 12 Oktober 2001. ‘Alat-alat yang digunakan dalam penelitin ini antara stop watch, jam tangan, kalkulator, kamera serta perangket komputer. Sesaran utama dalam penelitian adaich seluruh kegiatan dalam unit produksi di HPH PT, MHP, Unit Supporting Logging 1 ain yaitu : alat tulis, blanko kuisioner, Subanjetiji, Sumatera Selatan yang meliputi kegiatan perencanaan, pencbengen, penyaradan, muat ‘bongkar, transportasi, dan perbengkelan, Data yang dibutubken dalam penelitie ‘yang dibutubken antara Iain ; Keadaan umum lokasi penelitian, jumlah tenaga Kerja, kasus kecelakaan dalah data sekunder dan primer. Data sekunder kerja, dan absensi tenaga kerja. Sedangkan data primer yang dibutuhkan adalah kuisioner K3 vntuk. pperusahan dan kontraktor, kuisioner pekerja terhadap K3, produktifitas penebangan dan penyaradan. Sistem pemenenan yang digunakan oleh perusabaan adalah sistem semi mekanis dimana egiatan penebangan menggunakan chain saw dan penyaradan menggunakan forwarder jenis timberjack, Kegiatan ini dilaksanakan sepenuhnya oleh kontraktor sebagai mit Pengamatan kegiatan penebangan dilakukan pada satu regu kerja yang terdii dari 1 operator dan 3 helper, dari hasil perhitungan diperoieh bahwa produktfitas sebesar 22,022 m° per hari. Sedangkan pengamatan kegiatan penyaradan pada satu operator Timberjack dengan hasil produktifitas sebesar 92,71 m? per har Kondisi K3 di PT. Musi Hutan Persada termasuk cukup baik, bal ini terlinat dari adanya data- data kecelakaan Kerja, memiliki organisasi K3, penyedizan fasilitas Kesehatan dan keselamatan serta Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK). Namun kondisi ini tidak kontraktor, Padahal dari 81 orang pekerja yang mengalami kecelakaan, 56 orang pekerja merupakan pekerja kontraktor dan 25 orang lainnya merupaken tenaga kerja perusaaan. Selama kurun waktu tiga tahun (1999-2001) Angka Frekuensi Kecelakaan Kerja mengalami ecenderungan penorunan sebesar 27,91 sempei dengan 2,97. Sedangkan Angka Keparahan Kecelakaan Kerja mengalami peningkatan, Kondisi ini disebabkan oleh sistem manajemen K3 yang bolum optimal, sikap pekerja techadap K3 belum maksimal, serta kondisi lingkungan yang tidak: terdugs. Namun Kondisi kecelakaan di perusahean telah mengalami perubaban membsik yang ‘menunjulkkan behwa pengelolzan K3 cukup berhasil meneken jumlah kecelakean setiap tahunnya. Persentase kecelakaan kerja yang paling tinggi terjadi pada pekerja berusia antara 23 - 25 tahun dengan persentase (94) sebesar 34,75%, Pada usia ini pekerja tergolong produktif sehingga lebih ‘mementingkan pencapaian target dibandingkan dengan keselamatannya. Untuk usia tua yaitu > 38 tahun persentase kecelakaan sebesar 3,7%, Pekerja yang berusia kurang dari 18 tahun memiliki ersentase Kecelakaan kerja yang paling rendah (1,23%). Pada pekerja yang berusia 19 ~ 22 tahun, 26 = 29 tahun, 30 ~ 33 tahun, dan 34 — 37 tahun memiliki persentase Kecelakaan Kerja berturut-turut sebesar 13,58% , 27,16% , 8,64% , dan 11,119. Persentase kecelakean Kerja yang paling tinggi yaitu 67,99% terjadi pada pekerje yang memiliki pengalaman kerja sekitar 0 ~ 2 tahun, Sedangkan persentase kecelakean kerja yeng paling rendah terdapat pada pekerja yang memiliki pengalaman kerja sekiter 2~ 4 tahun (3,7%). Pada pekerja ‘yang berpengalaman 4 ~ 6 tahun dan > 6 tahun memiliki persontase kecelakaan Kerja berturut-turut sebesar 14,81% dan 13,589. kerja perusahean. jimbangi dengan pengembangan K3 pada kgistan penebangan memiliki persentase kecelaksan paling tinggi sebesar 68,67% dibandingkan dengan kegiatan Iainaya, Penyebab utama terjadinya kecelakaan Kerja dalam kegiatan penebangen adalah kick back, Selain itu penyebab Kecelakaan dalam penebangan yaitu medan yang brat atau tertimpa pohon atau dahan akibat angin atau benturan dengan pohon yang ditebang. Berdasarkan perhitungan dengan Skala Likert diperoleh bahwa pekerja di HPHTI PT. Must Hiotan Persada termasuk dalam kategori cukup atau sedang. Hal ini berarti para pekerja meriliki sikap ‘yang cukup baik dalam menerima sistem K3. Dari hasil kuisioner pada 44 orang responden diketahui bahwa 7 orang dalam tahap pendengaran terganggu, dan 37 orang masih dalam keadsan normal. Penyebab ulamanya adalah kkebisingan dari chainsaw, dari 44 orang responden tidsk menggunakan penutup telinga schingge rmenambah keparahan penyakit pendengaran para pekerja. Selain itu pada 44 orang responden dapat Analisa Data HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kegiatan Pemanenan Kayu. B. Kondisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja C.. Statistik Kecelakaan.. D. Penyebaran Kecelakaan Berdasarkan Usia Pekerja, Pengalaman Kerja dan Jenis Kegiatan . E._Persepsi Pekerja Terhadap K3 F. Penyakit Akibat Kerja. G. Loss Production (Nilai Kehilangan Produkst)... KESIMPULAN DAN SARAN, DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL Teks Hai Kondisi Kecelakaan Kerja dalam Kegiatan Kehutanan 0. ee Angka Frekuensi Kecelakaan dan Safe -T - Score Tahun 199-2001 di HPHTI PT, Musi Hutan Persada, Palembang, wo 16 Angka Keparahan Kecelakean Kerja (AKK) di HPHTL PT, Masi Hutan Persada, Palembang... Ww Loss Procluction Kegiatan Penebangen 24 Loss Production Kegiatan Penyaradan... 25 iti DAFTAR GAMBAR No Toks 1. Kegiatan Penebangan.... ae Kegiatan Penyaradan, Struktur Organisasi K3, Fasilitas Olahraga, Kantor Commite Safety . ‘Spanduk “ Utamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja” Papan “ Utamakan Keselametan dan Kesehatan Kerja” Grafik Penyebaran Kecelakaan Berdasarkan Usia Pekerja Grafik Penyebaran Kecelakaan Kerja Berdasarkan Pengalaman Kerja 10. Grafik Penyebaran Kecelakean Berdasarkan Jenis Kegiatan.. 11, Grafik Tingkat Persepsi Pekerja Terhadap K3 Berdasarkan Usia Pekerja Hal un 12 13 14 14 1s Is W Is 19 2 No 4, |. Prestasi Kerja Kegiatan Penyaradannsenn . Rekapitulasi Kuisioner K3 sr . Penilaian Kuisioner Persepsi Pekerja Terhadap K3. 5. Struktur Organisasi HPHTI PT, Musi Hutan Persada (MHP) Palembang wr DAFTAR LAMPIRAN Teks Kuisioner Mengenai Keselamatan dan Keschatan Kerja dalam Kegiatan Pemanenan Hutan untuk Keryawan Kuisioner Mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja Untuk Perusahaan/Kontraktor. Kuisioner Mengenai Persepsi Karyawan Tethadap K3 uu Penggolongan Data Jumlah Kecelakaen dalam Kegiatan Pemanenan Hutan Tahun 1999, nest oe Penggolongan Data Jumlah Kecelakaan dalam Kegiotan Pemanenan ‘Hutan Tainan 2000. Penggotongan Data Jumlsh Keoelakaan dalam Kegiatan Pemanenan Hatan Tabun 2001 no eed Pengelompokkan Kecelakaan Kerja Berdasarkan Umur dan Mesa Kerja Tahun 199: Pengelompokkan Kecelakasn Kerje Berdasarkan Umur dan Masa Kerja Tahun 2000. Pengelompokkan Kecelakaan Kerja Berdasarkan Umur dan Masa Kerja Tabun 2001 .. Prestasi Kerja Kegiatan Penebangat..n2icnnesnssnen Penentuan Jumish hari Hilang, 37 38 39 a 2 43 4s 46 48 30 SI 1. PENDAHULUAN A, Latar Belakang Pemanenan hutan merupaken salzh satu Kegiatan dalam bidang kehutanan yang memiliki resiko kecelakaan kerja tinggi karena berkaitn dengan penggunsan alat-alat berat serta lingkungan alam yang sulit diramalkan. Di samping itu, faktot manusie merupakan salah sata elemen yang, menjadi penyebab utama kecelakaan kerja, Dari berberapa hasil pengamatan dan penelitian di lepangan memunjukkan bahwa kegiatan pemanenan bhutan merupakan kegiatan yang memiliki jumlsh kecelakaan yang paling besar dibandingkan dengan Kegiaten lainnya di bidang kehutanan, Hal ini dapat ditihat dalam tabel berikut abel 1. Kondisi Kecelakaan Kerja Dalam Kegiatan Kehutanan “Pemanenan kutan Penggergajian 19310 Moulding, 9.513 Kayu lapis 19.050 Wood treatment 1.543 Furniture 69.221 Suanber : ILO 1981) Kondisi di atas diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Strechlkc dalam Idris dan Socmamo (1988) dinyatakan bahwa pekerja i bidang pemancnan kayu di daerah tropis di Asia ‘Tenggara dan Aftika Berat dapat mengelami kecelakaan dua kali dalam setahun dan selama masa kerjanya satu dari lima pekerja meninggal kerena kecelakean, Akibat dari Kecelakaan Kerja dapat mempengeruhi ekouomi, ehilangan waktu kerja, Kerusakan alat, kematian, Kelainan atau cacat, kekacauen organisasi, dan keluhan atau kesediban, Dengan waktu kerja yang terbuang menyebabkan kerugian bagi peruschaan dan pekerja itu sendiri, Perusahaan akan kehilangan produksi (loss production) yang seharusnya diperolch perusshoan. Sedangkan bagi pekerja akan Kehilangan pendapetan sebesar waktu hilong akibat kecelakean, Schingga perl adanya upeya pencegahan kecelakaan melalui penerapan kesehetan dan keselamatan kerja (K3) di lingkungan perusahaan, ‘Namun selama ini baik pemerintzh maupun Perusahaan HPH / HT belum sepenuhays menerapkan sistem K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) di lingkungan kerja, Hal ini diketabui dengan tidak adanya data-data Kecelakaan yang ekurat, Selain itu, masih banyak pula tenage kerja yang belum memiliki sikap keselamatan dan kesehatan Kerja. Padahal upaya pencegahan kecelakaan dapat terwujud jika ada interaksi yang baik antara pemerintah, pengusaha dan pekerja di samping pula diduleung oleh lingkungan kerja yang harmonis. ‘Sejalan dengan kemajuan teknologi, komunikasi dan industri saat ini maka bidang kehutanan dituntut harus semakin meningkatkan peshatiannya terhadap Kkeselamatan dan kesehatan kerja (K3) kkarena dapat menciptakan situasi kerja yang aman, ayaman, dan schat schingga produktifitas kerja semakin tinggi yang pada akhimya dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja dan perusahaan. B. Tujuan ‘Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : ‘Mengetahui tingkat kevelekaan kerja dan safe —T — score. Mengetahui tingkat persepsi pekerja techadap K3 di lingkungan kerja, Menganalisa secara deskriptif kondisi K3 di perusahaan, Menghitung nilai Kehilangan produksi (lass produetion). II, KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Status Areal HPHTI PT. Masi Hutan Persada merupakan perusahaan patungan antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Departemen Kehiutanan, PT. Inhutani V dan PT. Enim Musi Lestari Barito Pasific Group), yang berusaha di bidang pengusahaan hutan / pembangunan Hutan Tanaman Industri dengan tanaman utamanya edalah Acacia mangivm. Dalam rangka realisasi PP 7 tahun 1990 tentang Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri (APHT!), Departemen Kehutanan melalui SX Menteri Kehutanan No. 1175/Menhut/V/i989, tanggal 8 Desember 1989 telah memberikan ijin penanaman percobaan (IPP) HT! kepada PT. Musi Hutan Persada dengan realisasi seluas 27.928 Ha, ‘Atas kebethasilan IPP tersebut Menteri Kehutanan dengan SK No. 205/Kpts — 1/1991 tanggal 13 April 1991 yang diperbaharui dengan SK No. 316/Kpts ~ I/1991 tanggal 17 Juni 1991 dan SK No. 626/Kps ~ 11/1992 tanggal 18 Juni 1992 telah memberiken Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri kepada PT. Musi Hutan Persada seluas 300.000 Ha, Berdasarkan SK Menteri Xehutanan No. 38/Kpts- 11/1996 ditetapkan luasnya sebesar 296.400 Ha, B. Leta Areal Areal kerja HPHTI PT. Musi Hutan Persada terbagi menjadi tiga kelompok htan yaitu Kelompok Hutan Benakat, Kelompok Hutan Subanjeriji dan Kelompok Hutan Martapura, Secara geografisletak kelompok — kelompok hutan tersebut adalah: a. Kelompok Hutan Benakat, terletak antara (03°10 - 104°00" BT dan 3°00 - 3°40" LS b. Kelompok Hutan Subenjerji terletak antara 103°50" - 10415" BT dan 3°30” - 4°00" LS. ¢, Kelompok Huten Martapura, trletak antara 104°15? - 104°30” BT dan 4°05" — 4°20" LS ‘Menurut administrasi pengelolaan hutan areal tersebut termasck KPS/CDK Lahat, Musi Tlir, Ogan Komering, Ulu, Muara Enim, Musi Rawas pada Dinas Kehutanan Propinsi Dati I Sumatera Selatan, Berdasarkan adminitrasi pemerintahan areal kerja HPHTI PT. Musi Hutan Persada termasuk dalam beberapa Kabupaten yaitu Kabupaten OKU, Kabupaten Muara nim (Kecamatan Tanjung ‘Agung, Rambang Dangku, Rambang Lubai, Muara Enim, Gunung Megang, Talang Ubi), Kabupaten Lahat (Keeamatan Kota Agung, Kikim), Kabupaten Banyuasth dan Kabupaten Musi Rawas (Kecamatan Rupit), Propinsi Dati I Sumatera Selatan, C. Topografi,Tktim dan Jenis Tanah Areal Kelompok hutan Subanjerii ini terletak pada ketinggian 80 ~ 100 mdpl. Kemiringan Jahan daerah ini relatif datar sampai dengan bergelombang. Lafan dengan kemiringan landai (8 — 159%) menempati Iuasan erbesar i areal ini yaitu sebesar 70,54% dati keseluruban areal Kelompok Htan Subanjerij. Suhu udara rata-rata setiap harinya sebesar 29°C, Subu udara rata-rata bulanan tertinggi pada bbulan Juni sebesar 33,8°C sedangkan terendah pada bulan Oktober sebesar 22,8°C. Cura hujan rata- rata pertahun sebesar 2900 mm, Hari hujan rate-rata tahunannya adalah 142 hari dan bulanan adalah 11,8 hari, Curah hujan rata-rta relatifrendch (<100 mm per bulan) terjadi pada bulan Juni Berdasarkan Klasifikasitipe iklim Schmidt ferguson, sebagian beser wileyeh Kelompok Huten, Subanjeriji termasuk dalam tipe iklim A dengan nilai Q sebesar 0 — 14,296, Sedangkan berdasarkan sistem Klasifikasi Iklim Koppen, iklim di wilayah ini termasuk tipe Alfa dan menurut Sistem Oldemen ‘termasuk ke dalam zona agroklimat D2 yang dicirikan oleh bulan basah (CH >200 mm) berturst-turut 3 ~ 4 bulan dengan periode bulan kering (CH < 100 mm) berturut-turut 2 ~ 3 bulen, Jenis tandh di HPHTI PT. Musi Hutan Persada tergolong podsolik merah kuaing yang tersebar di seluruh wilayah hhutan Subanjeriji, D, Penduduk, Mata Peneaharian dan Pendidikan Berdasarkan pethitungan penduduk yang dilakukan oleh pemerintah desa Subanjeij, jumlah penduduk desa Subajeriji adalah 3025 jiwa yang terdisi dari 1270 jiwa laki-laki dan 1755 jiwa perempuan dengan jumlah Kepala Keluarge 586 KK. Sebagian besar penduduk desa sedangkan sebagian Iainnya bermata pencaharian di Pendidikan penduduk di Subanjeriji ini sebagian besar adalah tamatan Sckolah Dasar, dan hanya sebagian kecl saja yang bisa menamatkan tingkat pendidikan yang lebih tinggi. memiliki mata pencaharian sebagai buruh tebang, idang pertanian, terutama karet, E. Struktur Organisasi COrganisasi penguschaan HPHTI PT. Musi Hutan Persada terdiri dari Dewan Direksi dan pelaksana operasional. Adapun straktur organisasinya dapat dilihet pada Lampiran 15. Untuk menangani masalch pemancnan kayu pada bulan Oktober 1998 dibentuklah suatu unit logging yang langsung bertanggung jawab kepada Dewan Direksi, Dengan demikian pemusatan kegiatan pemanenan secara Iangsung dilakukan di Unit Supporting Logging yang dipegang oleh ‘Manajer Unit Supporting. Sedangkan pelaksanaan kegiatan pemanenan dilakukan oleh kepala-kepala seksi yang bertanggung jawab langsung kepada Manajer Produksi. Unit Supporting Loguing yang ada i PT. MHP terdiri dari tiga unit yattu Supporting Unit I (Subanjeriji), Supporting Unit II (Pendopo) <éan Supporting Unit IU (Lematang). I, METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penel Penelitian dilaksanakan di HPHTI PT. Musi Hutan Persada, Unit Supporting Logging 1 Subanjeriji, Sumatera Selatan . Polaksansan pengambilan data di lapangan dilaksanakan selma 2 sminggu dari tanggal 23 September sampai dengan 12 Oktober 2001. B. Alat dan Sasaran Penelitian Alatalat yang digunakan dalam peneitian ini antara Iain yaitu: alt tlis, blanko kuisioner, ‘stop watch, jam tangan, kalkulator, kamera seta perangkat komputer. Sasaran utama dalam penelitian adalah seluruh kegiatan dalam unit produksi di HPHTI PL, MHP, Unit Supporting Logging I Subanjeriji, Sumatera Selatan yang meliputi kegiatan perencanaan, penebangan, penyaradan, moat bongkar, transportasi, dan perbengkelan, ©. Jenis Data 1, Data Sckunder ‘Data ini diperoleh dari catatan-catatan atau arsip perusahaan yang terdiri dari: ~ Kondisi umum lokast penelitian (ltak dan luas, kondisi vegeta, tanah dan geolo iki) ~ Juma tenaga kerja ~ Kasus kecelakaan kerja, penyebab dan akibatnya dari tahun 1999 — 2001 ~ Data prestasi kerja ~ Absensi tenaga kerja ~ Data lainnya yang menunjang penelitian 2. Data Primer Data ini diperoleh di fapangan dengan cara wawancara, pengisian kuisioner dan pengematan Jangsung di lapangan yang terdiri dari: = Karaktecisik pekerja mengenai kesclamatan dan kesehatan kerja (Lampiran 1) ~ K3 untuk perusihan etau kontraktor (Lampiran 2) = Audit manajemen K3 = Persepsi pekerja terhadap K3 (Lampiran 3) - Produktifitas penebangan dan penyaradan; volume, wakta kerja (Lampiran 10 dan 11) D. Prosedur Pengumpulan Data Produktifitas Penebangan + Pengambilan sample diskukan pada kegiatan penebangen dengan ulangan sebanyak 30 kali untuk satu regu kerja, Pengambilan sample dilakukan sesuei dengan kondisi Kegiatan penebangan di Japengan, ~ Pengukuran volume, data yang diperlukan adalah sebagai berikut: panjang sortimen, diameter pangkal den ujung. Perhitungan volume dengan rumus : V=%XxXD*, = Pengukuran waktu dilaicukan dengan menggunakan metode nullstop untuk setiap elemen kerja penebangan yang meliputi waknu kerja efektif dan tidak efektif: Blemen kerja penedangan sebagai berikut : 1. Jalan 2. Pembersihan pangkal Pembersihan ranting Penebangan ‘Trimming Bar terjepit Operasional delay Mekanika delay Pengisian BBM 10. Personal delay Produktifitas Penyaradan = Pengambilan sample penyaradan menggunakan ulangan sebanyak 12 kali dan disesuatkan dengan kegiatan penyadan di lapengan. - Pengukuran volume dilekukan dengan menggunsken staple meter, jike diubsh ke meter maka hharus dikalikan dengan 0,511. = Pengukuran waktu dilakukan pada setiap elemen Kerja yang meliputi waktu Kerja efektif dan tidak efektif, Blemen kerja penysradan meliputi 1, Jalan Mat Pindah muat Jalan mut Bongkar Jalan kosong Delay Annalisa Data Dari data kecelakaan kerja, dihitung angka-angka statistik keeelakaan, yait ‘Angka frekuensi Kecelakaan Kerja (Frequency Rate) Jumlah Kasus Kecelakaan x1,000,000 Tumilah Jam Kerja Orang FR = dimana: FR(a) _: angka frekwensi kecelakaan kerja kini FR(a-1) _: angka frekvensi kecelakaan kerja masa lampau Safe —T — Score adalah angka yang tidak memniliki dimensi; arti angka S-T-8 positif menunjukkan kkeadaan yang memburuk, sedangkan sebaliknya angka S-T-S negatif' memunjukkan keadaan membaik. = S-T-S antara +2,00 dan -2,00 tidak menunjulcken perubahan yang berarti - STS diatas +2,00 menunjukkan keadaan memburuk + STS di bawal-2,00 menunjukan keadaan yang membaik ‘Angka Keparahan Kecelakean Kerja (Saverity Rate) gr = JumlahJam Kerja yang Hilangx 1.000.000 JumiahJam Kerja Manusia dimana Jumlah hari kerja yang hilang ditentukan dengan menggunakan Standar Nasional Indonesia yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja RI Tahun 2001 (Lampiran 14). Data ineagenai persepsi pekerja techadap Kesehatan dan kesclamatan kerja dianzlisis dengan menggunakan skala likert. Slamet, Y (1993) menentakan skala likert dengan point yang bergerak dari ckstrim negatif sampai dengan ckstrim positif. Langkah-lengkah dalam membuat skala likert adalah sebagai berikut: + Ditentukan dahalu point yang akan digunakan, penelitian ini menggunakan dua point yaitu ‘yang berekstrim negatif (tidak setuju) dan point yang berekstrim positif (setuju) dengan nilai +1 untuk yang berekstrim posif dan 0 (nol) untuk yang berekstrim negatif, = Menjumlabkan seluruh nilai dati masing-masing pemnyatean untuk setiap responden, = Menentukan Kategori penilaian responden menjadi 3 (tiga) kategori yaitu Kategori rendah, sedang dan tinggi. = Dengan perbedaan selangnya menggunakan rurmus sebagai berikut : Range IntrvalKelas = Oe +t dimana: Range nilai tertinggi nilai terendah Jumlah kelas = jumlsh Kategori (rendah, sedang dan tinggi berarti ada 3 kategori) ~ -Menganalisahasil pechitungan di atas Data mengenai kecelakaan Kerja akan dikelompokkan berdasarkan jenis Kecelakean, penyebab kecelakaan, dan jenis Kkegiatan dalam pemanenan hutan, Selanjumya akan dianalisa secara deskriptif tentang Kondisi K3 di lingkungan perusahaan. Jenis Kecelakaan kerja dikelompokan ‘menjadi 3 jenis kecelakean yaitu: (Idris dan Soemarno, 1988) a, Kecelakaan kecil, yaita jenis kecelakaan yang mengakibatkan pekerja tidak dapat masuk kerja Kurang dari 3 hari b. Kecelakaan besar, yaitu jenis kecelskzan yang mengakibatkan pekerja tidak dapat masuk lebih dari 3 hari cc. Kecelakean yang menyebabkan meninggal. ‘Menghibung nilai Kehilangan produksi (loss production) dengan rumus sebagai berikut : loss production = produbtifitas x jumlah hari kerja yang hilang x harga kayu (Setiono, 2000), Keterangan : loss produetion rm produktifitas mari barga kayu 2 US a? Jumlah hari kerja yang hilang : hari IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kegiatan Pemanenan Kay Pemanenan Hutan didefinisikan sebagai suata rangkaian kegiatan kehutanan yang merubah pohon atau biomassa lainnya sehingge bermanfaat bagi kehidupan ekonomi dan kebudayaan mesyarakat (Suparto, 1979), Menurut United Tractors (1993), sistem pemanenan hasil hutan itinjau dari derajat smekanisesi yang dipakal dibagi menjadi tiga macem yaita : 3. Sistem manual Sistem ini hanya mungkin diterapkan bagi pekerjean yang volumenya kecil. Sejak proses penebangan, pemangkasan cabang dan ranting, pemotongen batang-batang pohon menjadi wlcuran. tertentu, penyaradan hasil penebangan ke TPa, serta pemuatan ke atas truk dilakuken dengan tenaga manusia, . Sistem semi mekanis Merupakan cara konvensional yang diterapkan peda logging operation di lokasi HPH. Dalam sistem ini proses penebangan, pemangkasan cabang dan ranting serta pembagian batang dilakukan dengan menggunakan chainsaw, sedangkan penyaradan dan pengengkutan dilakukan secara mekanis, ©. Sistem mekanis penuh Sistem mekanis penuh berarti sejak dari tahap penebengan, pemangkasan cabang dan ranting, pembagian batang, penyaradan dan pengengkutan dilakukan secara mekanis, Sistem ini pada umumnya diterapkan pada pekerjaan yang berskela besar seperti pada proyek HTT, dimana target produksi pemanenan kay sebagai pemasok bahan baku setiap industri pulp dan paper dapat ‘mencapai jutaan meter kubik per tahunnya, PT. Musi Hutan Persada merupakan perusahaan yang mengelola Hutan Tanaman Industri sebagai pemasok bahan baku pulp and paper untuk PT, TEL. Sistem pemanenan yang digunakan adalah Sistem semi mekanis, untuk Kegiatan penebangan menggunakan chainsaw sedangkan untuk Kegiatan penyeradan menggunakan forwarder jenis Timberjack. Pada awalnya, kegiatan pemanenan dilakukan oleh gang-gang desa yang pekerjanya berstatus sebagai Karyawan kontrak. Namun, sejak akhir tahun 1999 gang-gang desa tersebut dialihkan kepada kontraktor yang memilik untuk merekrat pekerja, Kontraktor terbesar yang ada di PT. Musi Hutan Persada adalah PB (Putra Bangun Bersama). PT, Musi Hutan Persada menetapkan persyaratan yang harus dipenuh oleh setiap kkontraktor antara lain yaitu ; memiliki modal yang memadai, sanggup dan mempunyai alat-alat pelindung iri (Gafety), sanggup dan memiliki chainsaw, dan tenaga kerja harus berasal dari ak sepenuhnya ‘masyarakat sekitar hutan dan diasuransikan, ‘Kegiatan pemanenan yang dilakukan di lapangan yaitu kegiatan penebangan dan penyaradan, 1. Penebangan Penebangan merupakan langkah pertama dalam operasi pemungutan hasil hutan, meliputi semua tindakan yang diperluken untuk memotong pohon dari tunggaknya secara aman dan efisien. Penebangan biasanya cikaitkan dengan kegiatan pembagian betang. Menurut Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan (1993), penebangan adalah Kegiatan pemanenan kayu dari pohon-pobon yang diameter sama atau lebih besar dari diameter limit yang telah ditetapkan, Maksud dari kegiatan tersebut adalah melaksanakan pemanenen kay dati blok dan petak ‘tebangan yang diljinkan atas pohon-pohon yang berdiameter sama dengan atau lebih besar dati ‘diameter limit yang telah ditetapkan secara optimal. Batas diameter yang dijjinken adalah 50 cm untuk hhutan prodoksi tetap dan 60 cm untuk hutan produksi terbatas. Sebelum kegiatan penebangan dimulai, PT. Musi Huten Perseda mengadakan pelatiban ataw training kepada setiap calon operator selama Kurang lebih 2 minggu. Kegiatan penebangan diawali dengan persigpan regu tebang, peneatuan areal tebang serta persiapan peralatan tebang. Pada ‘umumnya 1 regu tebang memiliki 1 orang operator dan 3 orang helper. Penebangan pohon diiakukan satu persetu, artinya setiap pohon yang roboh harus langsung dibegi sepanjang 2,5 meter dan ditumpuk sebelum menebang pohon selanjutnya. Sise-sisa ranting atau dahan dikumpulkan di jalur sarad sedangkan tumpukan kayu diletakan di kanan-kiri jalur sarad. Selanjutnya dilakukan pengufaran diameter pangkal dan ujung setiap sortimen, Pengukuran produktiftas kegiatan ini dilakukan di Toman IN dengan I regu tebang, Produktifitas kegiatan penebangan dengan waktu Kerja efektif adalah sebesar 22,022 m°/hari dengan total waktu kerja 2,828 jam. Sedangkan produktifitas dengan adanya gangauan (Waktu kerja tidak efektif) sebesar 17,08 m3/hari. Jumlah batang den volume yang dihasilkan adalah 219 batang, ‘Volumenya 8,899 m®, Hasil tersebut menggambarken bahwa kegiatan penebangan termasuk produktif arena lebih besar daripada target perusahaan yaitu sekitar 17 - 20 misbari, Prestasi kerja ini ipengerubi oleh beberapa faktor yaitu cuaca, diameter dan volume kayu, Kondisi alat, dan keterampitan operator. HPHTIPT. Musi Hutan Persada mengutamakan keselamatan dalam kegiatan pencbangaa, arena kegiatan ini mempunyai resiko kecelakaen kerja yang sangat tinggi. Perusahaan menetapkan aturan K3 bagi setiap pekerja den Kontraktor, selain pula menyedisan alat-alat keselamatan dit Namun lambet laun penegasan aturan semakin berkurang Karena perusahaan lebili mementingken produksi yang tinggi. Sehingge banyak pekerja yang tidsk menggunakan alat-alat_petindung keselamatan dalam bekerja. Kondisi kerja dalam Kegiatan penebangan dapat dilihat pada Gamber 1. i 2, Penyaradan PT. Musi Hutan Persada menyediakan 44 unit forwarder jenis Timberjack untuk menyarad kayu, 34 unit merupakan tipe 610 B dan 10 unit merupakan tipe 1010 B. Mesing-masing unit memiliki 2 orang operator, setiap celon operator ini diberi pelatihan selama 2 minggu yang diadakan oleh PT. Musi Hutan Persada. Xegiatan penyeradan untuk pengukuran prestasi kerja dilakukan di Niru dengan alat sarad tipe Timberjack 1010 B . Kegiatan penyaradan dimulai dari tempat tumpukan yang paling jauh dengan menggunakan jalur sarad yang telah ada, Kemudian keyu-keyu tersebut ditumpuk éi TPn yang, letaknya di pinggir jalan angkutan, Prodnitifitas kegiatan penyaradan dengan total waktu kerja yang, efektif sebesar 7,87 jam adalah 92,71 m'fhari, Sedangkan produktifitas Kegiatan dengan adanya gangguan adalah 89,08 m"/hari. Jumlah bateng dan volumenya yaitu 3127 batang dengan volume sebesar 104,23 m?. Hasil ini menggambarken keadean yang kurang produktif karena kurang dari target perusahaan sebesar antara 130 ~ 140 mi/hari. Kondisi kegiatan penyaradan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor cuaca, Keterampilan operator, alatjarak sarad dan topografi Kegiatan penyaradan merupakan kegiatan yang memiliki resiko kecelakean Kerja yang sangat tinggi Karena berhubungan dengan slat sarad yeng digunakan yaitu Forwarder. Sehingga diperlukan Keterampilan yang cukup untuk mengoperasikannya selain pula dilengkepi dengan alat-lat pelindung ja dalam kegiatan penyeradan dapat ilihat pada Gambar 2. iri guna keselamatan, Kondisi Gambar 1. Kegiatan Penebengan 2 Gambar 2. Kegiatan Penyaradan B, Kondisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Memurut Suma’mur (1977) dasar pengertian Kesehatan dan Kkeselamatan Kerja adalah upaya perlingungan yang ditujukan agar pekerja terhindar dari mesin alat kerja, balan dan proses produksi, Jandasan dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan sehingga kecslakaan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah. ‘Adonya penerapan usaha untuk memelinara dan meningkatkan Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja sebagai selah satu unsur jaminan Kesejahterzen, dalam usaha meningkatkan kegairahan kerja, untuk perbaiken performa serta usiha peningkatan produltifitas (Departemen Pekerjaaan ‘Umum, 1981), Dari hasil wawancara dengan Kasie K3 diperoleh bahwa PT, Musi Hutan Persada sebagai pengelolaan Hutan Tanaman Industri telah menetapkan organisasi K3 sejak tahun 1999. Selama kurun ‘waktu tiga tahun ini, organisasi K3 telah masu'c ke dalam baglan Departemen Umum, Tethitung sampai dengan Juni 2001 jumlah anggota organisasi K3 adalah 19 orang. Penetapannya telah, disesuaikan dengan peraturan Departemen Tenaga Kerje. Pitiak perusahaan juga mengadakan pestemuan sebulan sekali sebagai periemuan rutin yang diadakan bersama dengan bagian-bagian perusahaan lainaya Berdasarkan Ketentuan yong dikeluarken oleh Departemen Tenaga Kerja (1983) yaitu : Perusahaan yang memiliki tenaga kerja lebih dari 500 orang walib membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3), maka PT. Musi Hutan Persada dengan jumlah tenaga kerja kurang lebih 1231 telah membentuk panitia pembinaan keselamaten kerja yang terdiri dari 19 orang. ‘Susunan organisesi K3 dapat dilihat pada gambar berikut: B Manager Umum Kepala Seksi K3 Kaur Subarjedj Paramedist Kaur K3 Benakat ‘Anggota Anggota aa Gamibar 3. Struktur Organisasi K3 Organisasi K3 memiliki misi dan visi yaitu memberikan perlindungan atss Keselamatan pekerja dan sumber produksi, serta keselamatan dan Kesehatan kerja harus dipahami oleh seluruh tenaga Kerja, Dengan demikian tingkat kecelekaan Kerja dapat ditekan sesuai dengan semboyan ‘Utamakan Keselamatan. ‘Tugas pokok safety commite di PT. Musi Hutan Persada diureikan sebagai berikut : ‘Menjaga pos jaga. Pemeriksaan kendaraan rental, Pemeriksaan kendaraan angkutan kayu logging truk, Mengawasi tempat BBM. ‘Membuat berita acara kecelakaan dan membuat statistik kecelakaan, ‘Mengawasi kantin perusahaan. ‘Memelihara perumahian karyawan. 8, Membuat rambu-rambu falu lintas. 9. Pemeriksaan lokast tebangan. Sebagai upaya perlindungan kesslamatan dan Kesehatan terhadap pekerja pihok perusahaan telah menyediakan faslitas Klinik beserta medist, lapangan olah raga, peribadatan, petugas keamanan, alat-alat pelindung diri seperti; helm, sepatu, pelindung mata, sarung tangan, dan pelindung telinga, serta asuransi tenaga kerja (ASTEK) bagi seluruh keryawan perusahaan. Asuransi Tenaga Kerja yang, imiliki oleh perusaaan adalah asuransi kecelaksan dan meninggal dunia Perusabaan juga telch membuat perincian teknik-teknik keselamatan bagi setiap kontraktor, i Standar Operation Procedure dalam melakukan setiap pekerjaan. Namun, pengembanganny ‘asih sangat sult dilakukan. Hal ini dikaitkan dengan peran serta Kontraktor yang memegeng peranan penting di pemanenan kayu. Pada awal kontrak Kerja dengen perusahean, para kontraktor harus menyediakan peralatan keselamatan ba kuisioner pada 44 responden diketahui persentase penggunaan alat-alat pelindung diri sebagai berikut ; Helm (36,36%), Sarung Tangan (15,91%), Sepatu (43,81%), dan Pelindung Mata (6,8%). Sedangkan dari hasil pengamatan di lapangan ditemukan banyak pekerja yang tidak menggunakan alatalat keselamatan kerja dengan alasan bahwa kontraktor tidak lagi menyediakan peralatan Keselamatan ‘bahikan pekerja tidak mengetahul tentang asuranst tenaga kerja. Hal ini sangat mempribatinkan karena dati data kecelakaan diketahui bahwa kecelakaan paling banyak terjadi pada pekesja kontraktor. Dari 81 orang pekerja yang mengalami Kecelakasn, 56 orang pekerja merupakan pekerje Konteaktor pekerja dan asuransi tenage kerja (ASTEK). Berdasarken sedangkan 25 orang lainnya merupakan tenaga kerja perusahaan, Kendala yang dihadapi oleh Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) dalam menerapkan aturan-aturan K3 adalah sistem manajemen K3 yang belum optimal serta sikap pekerja terhadap keselamatan dan keschatan kerja Gambar 5. Kantor Comite Safety 15 ae ee Gambar 7, Papan “ Utamaken Keselamatan dan Kesehatan Kerja” C. Statistik Kecelakaan Kecelakaan Kerja adalah Kecelakean atau penyakit yang diderita oleh seseorang akibat melakukan suatu pekerjaan atau ditimbulkan oleh lingkungen, Penyakit kerja adalah penyakit yang diderita seseorang melalui polusi atzu Kontaminasi lingkungan kerja. Penyebab kecelakaan kerja tidek sama begitu pula intensitas dan akibatnya (Payaman, J. S., 1997), 16 PT, Musi Hutan Persada memiliki data-date kecelakean Kerja untuk dibuat suatu statistik ecelaksan, Statistik Kecelakean akan menentukan angka ffekuensi kecelakaan, angka keparatien kecelaksan serta safe ~T — score. Statistik ini digunakan untuk mengetahui Kondisi Kecelakaan kerja di ‘nit — unit logging perusahaan. FFrokuensi Kecolakaan kerja menggambarkan frekuensi kasus Kecelakaan kerja yang rmengekibatkan meninggal dunia, cacat permenen total, cecat permanen sebagian dan tidak mampu bbekerja sementara dibandingkan dengan jam Kerje total. hasil perhitungan angka frekuensi Kecelakaan éan safe ~T- score dapat diet di bawalh ini Tabel 2. Angka Frekuensi Keoslakaan dan Safe -T— Score Tahun 1999 - 2001 di HPHT! PT. Musi Hiutan Persada, Palembang, Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat kecenderungan penurunan angka frekuensi kecelakaan kerja yang terjadi dari kurun wektu 1999 sampai dengan 2001. Angka frekuensi yang paling tinggi terjadi pada tahun 1999 sebesar 27,01 dengan kasus kecelakaan sebanyak 59, hal tersebut diduga arena pada tahun 1999 PT, Musi Hutan Persada belum mengadakan Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara optimal. Adapun besarnya angka fiekuensi kecelakaan Kerja dalam kegiaten pemanenan bhutan yang diperoleh dari penelitian ini berkisar antara 2,97 dan 27,91 untuk setiap satu jjta jam kerja manusia dalam setahun, Dengan membandingken angka frekuensi kecelakaan kerja pada saat ini dan angka frekuensi ecelakaan pada masa lampau akan menghasilkan Safe - T — Score yang menunjukkan kondis perusahaan selama kurun waktu 1999 sampai dengan 2001. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa selama kurun waktu tersebut angka safe ~T — Score berada di bawah 2,00 hal ini berarti bahwa keadaan kecelakaan semakin membaik. ‘Angka keparahan kecelakaan adalah angka yang diartikan jumiah hari kerja hilang Karena kecelakaan dalam satu juta jam orang, Untuk mengetahi besarnya angka tersebut dapat dilihat dalam abel 3 berikut, 7 ;celakaan Kerja (AKK) di HPHTI PT. Musi Hutan Persada Palembang, THIS RE sr Keparalian, 1024,54 5421,57 695,17 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa angka keparahan kecelakaan selama kurun waktu tiga tahun yaita tahun 1999 sampai dengan 2001 mengalami peningkatan, hal ini berarti kasus kecelaken yang terjadi sangat berat. Pada tahun 2000 dan 2001 terdapat tiga kasus kecelakaan yang ‘mengakibatkan meninggal dunia dengan jumlah heri hilang yang sangat tingei. Perhitungan angka statistik kecelakaan kerja secararinciterlampir pada Lampiran 4,5, dan 6, Penyebaran Kecelakaan Berdasarkan Usia Pekerja, Pengalaman Kerja dan Jenis Kegiatan Data kecelakaan kerja yang terjadi dari tahun 1999 sampai dengan 2001 dalam kegiatan pemanenan hutan di HPHTI PT. Musi Hutan Persada dikelompokkan berdasarkan usia pekerja, pengalaman kerja, dan jenis kegiatan Menurut Suma’mur (1979) untuk usia <25 tahun rentan terhadap keoelakaan, untuk usia > 40 tahun terlalu tua, lamban dan peluang kecelakaan tinggi. Sedangkan untuk usia optimal adalah 30 ~ 40 tahun kapasitas fisik sudah menura, Sebaliknya mereka yang berada di usta ini mungkin lebih berhati-hati. Dengan demikian angka beratnya Kecelakaan kerja lebih meningkat mengikuti pertambahan usia. <18 19-22 23-26 27-30 31-34 35-38 >39 Usia Pekerja (Thn) Gambar 8, Grafik Penyebaran Kecelakaan Kerja Berdasarkan usia pekerja Dati grafik di atas teclihat bahwa persentase Kecelakaan kerja yang paling tinggi terjadi pada pekerja berusia antera 23 ~ 26 tahun dengan persentase (2%) sebesar 34,75%, Hal ini diduge karena pekerja yang berusia tersebut sangat produktif untuk mengejar target dalam pekerjaannya sehingga kurang memperhatikan Kesehatan dan keselamatennya. Untuk usia tua yaitu > 39 tahun persentase kecelakaan sebesar 3,7%. Hal ini diduga karena kapasitas penglihatan, pendengaran dan kecepatan reaksi yang sudah menurun sehingga pada usia ini mereka lebih berhati-hati, Sedangkan pekerja yang. berusia kurang dari 18 tahun memiliki persentase kecelakaan kerja yang paling rendah (1,2: ‘Naiun terdapat kecenderungan bahwa beberapa jenis kecelakaan seperti terpelesetterjadi pada usia ini, Pada pekesja yang berusia 19 ~ 22 tahun, 27 ~30 tahun, 31 ~ 34 tahun, dan 35 ~ 38 tahun memiliki persentase keeslakaan kerja berturut-turut sebeser 13,58% ,27,16% , 8,64% , dan 11,11%. Keeelakaan (%) 2-4 4-6 Pengalaman Kerja (Thn) Gambar 9. Grafik Penyebaran Kecelakaan Kerja Berdasarkan Pengalaman Kerja Dari grafik di atas persentase kecelakaan kerja yang paling tinggi yaitu 67,9% terjadi pada pekerja yang memilil pengalaman sekitar 0 ~ 2 tahun, Sedangkan persentase kecelakaan Kerja yang, paling rendah terdapat pada pekerja yang memiliki pengalaman sekitar 2 ~ 4 tahun (3,7%). Pada pekerja yang berpengalaman 4 6 tehun dan > 6 tahun memiliki persentase kecelakaan Kerja berturut- turut sebesar 14,81% dan 13,58%. Dari kondisi tersebut maka diduga bahwa pengalaman untuk kewaspadaan terhadap kecelakaan Kerja bertambah baik seiting dengan pengalaman, untuk pekerja yang baru atau kurang dari dua tahun belum mengetahui seluk beluk pekerjean secara mendalam sehingga resiko kecelakaan kerja tinggi ‘Suma’mur (1979) menjelaskan bahwa pengalaman dan kewaspadaan terbadap kecelakean ‘bertambah baik sesuai dengan usia, lama kerja di perusahaen dan lamanya bekerja di tempat yang bersangkutan. Tenaga kerja baru biasanys befum mengetahui secara mendslam seluk beluk pekesjaan don keselamatan, Keterampilan Kerja meliputi pengalaman tentang cara kerja dan prakteknya serta pengenalan aspek-aspek pekerjaan secara terperinei sampai kepada hal-hal Kecil terurama keselamatannya, Tingkat keterampilan yang tinggi berkaitan dengan prakick keselamatan yang diparapkan dan mengecilnys kemungkinan-kemungkinan terjadi kecelakaan, Sebaliknya Kecelakaan- kecelakaan mudah seal terjadi pada tenaga Kerja yang tidak terampil, Meningkatnya keterampilan atas pengalaman kerja maka bahaya-bahaya kecelakaan mendapatkan perhatian dari tenaga kerja yang, bbersangkutan, Namun begiu, sekalipan keterampitan tinggi kemungkinan tetjadinya kecelakaan tetap ‘masih ada. Dengan keterampilan peketjaan difakukan secara refleks ofeh Karena terbatas sehingga segt keselamatan terabaikan, Jenis-jenis kegistan datem pemanenan huten meliputi antara lain ; perencanaan pemmanenan, penebangan, penyaradan, pengengkutan, must bongkar, mekanik/perbengkeian, dan petugas keamanan, Masing-masing kegiatan memiliki resiko kecelakean yang berbeda-beda baik besamya ‘maupun intensitasnya, Jenis Kegiatan Gambar 10. Grafik Penyebaran Kecelakaan Berdasarkan Jenis Kegiatan Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa kegiatan penebangan memiliki persentase Kecelakaan paling tinggi sebesar 68,67% dibandingken dengen kegiatan lainnya. Hal ini diduga karena pade kegiatan penebangan melibatken unsur manusia sebagai tenage kerja yang lebih banyak, sehingga resiko terjadinya kecelakaan besar. Sedangkan persentase kecelakaan kerja pada kegiatan penyaradan, pengengkutan, mekanik, perencansan pemanenan, dan satuan khusus berturutsturut sebesar 6,02% , 964% , 7.23% , 7,23% , dan 1,2%. Penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja dalam Kegiatan penebangan adalah kick bac. Kick back yaitu berbaliknyaarah bileh gergafi rantai akibst bersentuhan dengan benda keras atau terjepitnya guide bar (bilah) gergaji. Kejadian ini dapat dikurangi dengan cara melakuken teknik yang, benar dalam menebang. Selain itt penyebab Kecelakaan dalam penebangan yaita medan yang berat atau terimpa pohon atau dahan akibet angin atau benturan dengan pohon yang ditebang. 20 Kecelakaan kerja yang terjadi pada kegiatan penyaradan disebabkan oleh percikan petir yang berakibat meninggalnya dua orang pekerja. Selain itu tiroid relly yang terlepas sehingga pekerja rmengulami Iuka-iuka ringan, Sedangkan penyebad utama terjadinya kecelakaan kerja pada kegiatan pengangkutan dan mekanik adalah tabrakan {alu Tintas di areal akibat debu-debu tanah dan terkena ceagkol yang terlepas. Kejadian-kejadian ini dapat dihindari dengan mengadaken pemeriksaan sebelum kegiatan dilakuken. Penggunaan alat sarad Forwarder jenis Timberjeck yang berwama hijau sebaiknya ipertimbangkan Kembali, hal ini menyangkut keselamatan pekerja pada malam hari Karena sulit melihat adanya alat tersebut. Penggunaan wamna alatalat pemanenan hutan yang paling sesuai dan isarankan oleh pemerintah adalah kuning. E, Persepsi Pekerja Terhadap K3 Persepsi adalah pandangan atau penilaian seseorang terhadap objek tertentu yang dibasilkan oleh kemampuan mengorganisasikan indera pengamatan, Persepsi ditentakan olelt faktor dalam dirt {individu (faktor intemal) dan faktor dari Inar individu (faktor ekstemal). Faktor internal meliputt kecerdasan, minal, emosi, pendidikan, pendapatan, kapasites alat indera dan jenis kelamin, Sedangkan. yang termasuk ke dalam faktor ekstemal adalah pengaruh kelompok, pengalaman masa lalu dan perbedaan Iatar belakang sosial budaya (Kayamn, 1985), Sikep terhadap keselamatan ada dua tafsiran yaitu : tafSiran pertama adalah tingkat operasional dan meliputi keselamatan yang kompleks reaksi tenaga kerja terhadap pekerjaan dan Jingkungannya. Keseluruhan reaksi ini merupakan landasan psikologis bagi penyelenggera pekerjaan ddan mengatur tingkah lakunya. Maka dari it, sikap terhadap kesclamatan adalah hasil dari pengaruh — pengaruh yang rumit dan kadang-kadang bertentangan dan oleh Karena itu mengkin positif atau negatif tergantung dari individu-individy dan keadaan. Sikap ini dapat dimantapkan oleh usahausaha pimpinan kelompok atau petugas keselamatan kerja. Dari itu, program keselamatan harus dilandasi ppengetahuan psiko-sosial yang mendalam, agar dapat berhasil baik. Sebaikuya, sikap Keselamatan idasarkan atas suasana serasi diantara pengusaha dan tenage Kerja yeng akan lebih positf daripada usaha sepihak saja . Tafsiran kedua bertalian dengan sikap tenage Kerja terhadap keselamatan atas inamika psikologis mereka, Menorut tafsiran ini faktor-faktor seperti tekanan emosi, kelelahan, konflik-koniflik kejiwaan yang laten dan tak terselesoikan, dan Iain-lain rungkin berpengaruh secara negatif pada keselamatan (Suma’rmut, 1977). Penelitian mengenai persepsi pekerje terhadap K3 dilakukan dengan cara kuisioner pada 44 responden. Perhitungan menggunakan Skala Likert dengan juralah kategori tiga yaitu : ‘+ persepsi rendah, apabila jumlah rataan point berada antare 0-7 ‘+ persepsi cukup baik, apabila jumlah rataan point berada antera 7 — 14 ‘+ persepsi tinggi, apabila jumlah retaan point berada lebih dari 14 aa Hasil yang diperoleh dari responden tersebut adalah jumlah ratsan point sebesar 13,56. Hal ini berarti bahwa pekerja kegiatan pemanenan hutan memiliki persepsi yang cukup baik dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Perhirungan persepsi secara lengkap dapet dilthat pada Lampiran 13, Kondis ini juga dapat dilihat dari persentase penggunaan alat-alat pelindung diri yang digunakan oleh pekerja yaitu sebagai berikut : Helm (36,36%), Sarang Tangan (15,91%), Sepatu (43,81%), serta Pelindung Mate (6,8%). Sedangkan untuk pelindung telinga dan masker tidak ada satupun pekerja yang menggunakannya, z : é 3 zZ ez <18 19-2223-2627-3031-3435-38 >39 Usia Pekerja Gambar 11. Grafik ‘Tingkat Persepsi Pekerja Tethadap K3 Berdasarkan ‘Tingkat persepsi Kerja di atas ditentukan dari rata-rata point pada setiap kelompok sclang dengan penentuan Kategori tingkatnya didasarkan pada skala Likert. Dari gambar 11 diperoleh bahwa pada usia pekerja < 18 tahun memilikitingkat persepst yang ting, Usia antara 19 ~ 22 tahun, 23 - 26 tahun, 27 ~ 30 tahun, 31 ~ 34 tahun, 35 ~ 38 tahun dan > 39 tahun memiliki tingkat persepsi terhadep 3 yang cukup atau sedang, Dengan adanya kondisi Kecelakean kerja dan persepsi terhadap K3 maka timbul asumsi yang -menyatakan bahwa kecelakaan kerja yang tinggi discbabkan oleh tingkat persepsi terhadap K3 yang, rendah, Berdasarkan asumsi tersebut maka difmbungken antara tingkat kecelakaan (gambar 8) dengen tingkat persepsi pekerja (gambar 11) dengan hasil temyata pekerja yang berusia antara 23 ~ 26 tahun dengan persentase kecelakaan paling tinggi memiliki tingkat persepsi terhadap K3 yang cukup balk, ‘Namun tidak demikian halnya dengan pekerja < 18 tahun dimana persentase kecelakaan kerja paling rendah temyata memiliki tingkat persepsi yang sangat tinggi. Kedua fakta tersebut belum dapat membuktiken secara matematis asumsi yang telah ditetapkan, namun terfihat bahwa dengan tingkat persepsi terhadap K3 yang tinggi akan menekan tingkat kecelakaan kerja yang terjadi, sehingga 2 perusahaan sebaiknya mengembangkan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan kerja melalui upaya-upaya penyuluhan, pendidikan, keterampilan, dan kenyamanan kerja, F, Penyakit Akibat Kerja Mekanisasi alatalet pemanenan kayu akan menimbulkan resiko kecelakaan kerja yang sangat tinggi. Disamping itu juga memberikan pengaruh terhadap pekerja dan lingkungan. Pengerub terhadap pekerja akon menimbulkan penyakit akibat kerja. Penyebab utama dari penyakit ini adalah kebisingan ddan getaran yang muncul pada sast pengoperasien alst, Berdasarkan hasil kuisioner pada 44 orang responden liketahut bahwa 7 orang dalam tahap pendengaran terganggu, dan 37 orang masih dalam keadaan normal. Penyebab utamanya adalah Kebisingan dari chainsaw. Menurut Santosa (1992), bahwa kehilangan pendengaran merupakan peagaruh utamna dati kebisingan, hal ini tidak dirasakan langsung oleh pekerja melainkan terjadi secara bertahap dan ‘memaken wektu yang lama, sedangken pada saat bekerja pertama Kali mengalemi gengguan pendengaran (4000 Hz), pekerja tidak akan metasakan gangguan tersebut. Apabila kebisingan tersebut mencapai frekuensi berbicara (275 ~ 2500 Hz) maka pekerja mulai menyadari bahwa pendengarannya terganggu, padahal gangguan tersebut sudah pada tingkat keparaban yang tingsi dan telah lama ter serta jika tidak ditangani akan terjadi ketulian pada pekerja. Pengaruh dari Kebisingan lainnya bagi pekerja berupa kejengkelan, perubahan metabolisme dan keresahan. Dari hasil kuisioner diketahui pula bahwa 44 orang responden tidak menggonakan penutup telinga, hal ini menambeh keparahan penyakit pendengaran pada pekerja, Kontraktor tidak menyediakan penutup telinga dengan alasan pare pekerja merase terganggu. Dengan kondisi ini maka diperiukan penyuluhan lebih lanjut untuk meminimalian penyakit akibat kerja tersebut. Disamping itu pula dapat dilakukan dengan Engineering Control, yaitu memodifikesi peralatan, proses kerja dan Fingkungan kerja, Hal lain yang berpengaruh terhadap keschatan pekerja adalah getaran yang disebabkan oleh pengoperzsian alatalat pemanenan. Menurut Santosa (1992) gangguan yang disebabkan oleh getaran rmekanis dapat disusun menjadi tiga tingkat, yaitu : 1, Gangguan kenikmatan kerja 2. Terganggunya tugas den Kelelahan. 3. Baheya terhadap keschatan, Dari hasil kuisioner pada 44 orang responden dapat diketahui dampak dari getaran yang dialami oleh pekerja berupa nyeri pada pinggang yaitu 21 orang merasakan nyeri pada pingganenys, sedangkan sisanya tidak merasakan nyeri pinggang, Sedangkan ada satu orang dati responden yang, merasaken gangguan fisik lainnya yaitu mata, Sedangkan berdasarkan wawancara dengan pekerja penyaradan kayu Timberjack 1010 B diketahui adanya ganyguan pada pencemsannye, hal ini terjedi pada awal menggunakan alat, Penyakit ini dirasakan selama kurang lebih satu bulan dengan gejata skurang nafsu makan, ‘Umumnya penyakit akibat kerja tidak dapat dideteksi secara Jangsung, namun dapat dirasakan setelah mencapai suatu tingkat keparahan yang membutuhkan perawatan intensif schingga menambah biaya dan menurunkan produktifitas. Sebagei salah satu upaya pencegahannya maka peruschaan rmendirikan Klinik keschatan beserta medist. Perusahaan telah menyediakan sarana praserana Kesehatan untuk para pekerja, namun terkadang hal ini tidak dirasakan manfaatnya oleh pekerja. Sehingga dilakukan penelitian untuk ‘mengetabui variabel Kesehatan yang sangat dibutubikan oleh pekerja untuk meningkatkan kinerja dan produktifitas kerja, Penelitiannya dilaksanakan melalui kuisioner pada 44 orang responden yang hasilnya sebagai berikut ¢ 1, Peningkatan pelayanan kesehatan (61,36%) 2, -Kenyamanan lingkungan kerja (29,54%) 3, Penyedizan fasilitas olah rege (9,09%) Dari variabel-variabel tersebut diharapkan dapat mewakili keinginan pekerja agar perusahaan smeningkatkan pelayanan keschatan kepade pekerjaterutama kegiatan pemanenn haan Secara umum diketahui bahwa penyakit akibat kerja merupakan gangguan Kesehatan yang dapat dicegah dengan cara antara lain : 1, Pemeriksaan Kesehatan secara berkala, Perbaikan klinik dan pengadzan obat-obatan, Penyediaan alat-alat keselamatan kerja. PPerbaikan perumahan pekerja, Pemoliharaan kebersihon makanan dan air minwm., Penyuluhan kesehatan dan keselamatan kerja, G. Loss Production (Nilai Kehilangan Produksi) Menurut Dalih, S.A. (1985) akibat-akibat yang ditimbulkan oleh Kecelakaan Kerja adalah sebagai betikut : 1. Kerugian bidang ekonomi a, Biaya untuk pengangkutan si korban ke rumah sakit atau biaya untuk mengantarkan ke rumahnya. bb. Bigya pengobatan (perawatan) si korban, termasuk juga biays-biaya pembelian obat-obatan ddan bantuan pada pertolongan pertama sejak kecelakaan terjad ¢. Ada kemungkinan si korban meninggel dunia Karena kecelakean, hal ini petlu biaya yang idak sodikit 24 2. Masalah wekta a. Hilangnya walt kerja untuk si koran Karena mendapat kecelakaan tidak dapat bekerja b, Hilangnya waktu kerja untuk pekerja lainnya, berhenti peda wakta terjadi kecelakaan, ©. Hilangnya waktu kerja untuk para petuges dan pare pemimpin, Kerugian berikut perlengkepan lainnya. ¢. Kerugian biaya-biaya yang disebabkan hilangnya waktu Kerje oleh pekerja-pekerja atau atau alat-alat dan kerusakan bahan-bahan jaya akibat kerusakan mesin-mé kerugian biaya yang ditimbulken dengan tergangguniya program kerja, ‘Menurut ILO (1979) dijelaskan bahwa kecelakean Kerja dapet mengakibatkan meningkatnya ‘waktu kerja tidak efektif yang akan memurunkan produktifitas. Dengan demikian diesumsikan adanya nila kehilangan produksi (loss production) akibat kecelaksan, Perhitungan nilai Kehilangan produksi ditentukan dari jumfah hari kerja yang hilang dan produlctifitas kerjanya. Jumich hari kerja yang hilang adalah waktu ateu hari kerja dimana seseorang atau pekerja tidak melakukan pekerjaan sebagai akibat Kecelakaan kerja. Hari Kerja hilang ini mencakup semua hari-hari setelah Kkecelakaan Kerja yang mengakibetkan seseorang tidak bekerja, termasuk hari ibur dan pada saat perusahaan ditutup untuk sementara atau beberapa hari, Sedangkan ada beberapa ketegori yang tidak termasuk hari kerja hilang yaita : (Payamen, J. S., 1997. (0) Hari pada saat kecelakaan terjadi (2) Hari pada saat pekerja mulai masuk kerja walaupun dia terlambat iba (3) Hati dimana menurut dokter seorang pekerja sebenamya sudeh mampu bekerja akan tetapi diminea oleh dokter mengikuti pemeriksaan kesehatan lanjuten Perhitungan nilai kehilangan produksi dapat dilihat pada tabel di bewah ini abel 4, Loss Production Kegiatan Penebangan, Ta 1999 2155 : 1.119.893,16 2000 - 22,02 23,6 : 2001 18000 19.354.096,00 Jumiah 20155 10.473.589,16 28 ‘abel 5. Lass Production Kegiatan Penyaradan 2000 6003 92,71 23,6 13.134.299,87 2001 : : Tamla 6003 13.134.299,87 Nilai kehilangan produksi selama Kurun waktu tiga tahun (1999 - 2001) pada kegiatan penebangan sebesar 10.473.989,16 US, dan pada kegiatan penyaradan sebesar 13.134.299,87 US. Dengan hasil tersebut berarti perusabaan seharusnya memiliki Kesempatan untuk memperoleh euntungan nilai produksi sebesar sama dengan atau lebih dari 10.473.989,16US dan 13,134,299,87US, Nilai kehilangan produksi ini lebih besar daripada biaya pencegahan kecelakaan. yang dikeluarken perusahaan sebesar Kurang lebih Rp. 500 juta. Sehingga untuk tahun-tafun selanjutnya perusehaan sebaiknya melakukan pencegahan kecelakaan kerja agar produktifitas peruschaan dan kescjahteraan pekerja meningkat. Pencegahan kecelekean Kerja dapat dilaluken dengan menggunaken alat-alat keselamatan kerja, pemeriksaan Kesehatan pekerja secara berkala, peningkatan pelayanan Kesehatan, penyuluhan keschatan dan keselamatan kerja bagi pekerja dan kontraktor, pemasangan papan K3 dan lingkungan, dan pelatihan kerja bagi operator. 26 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1, Tingkat kecelakaen kerja di PT. Musi Hutan Persada dari tahun 1999 sampai dengan 2001 mengelami penurunan frekuensi kecelakaan dan peningkatan angka keparahan kecelakaan Kerja, Hil ini Ketena pada tahun 2000 dan 2001 Kecelakaan yang terjadi termasuk Kategori berat yang mengekibatkan meninggal dunis. 2. Persentase kecelakaan Kerja berdasarkan usia pekerja yang paling tinggt terjadi pada pekerja yang berusia antara 23 ~ 26 tabun, sedangkan yang paling rendah pada usia < 18 tahun. Persentase kecelakaan Kerja berdasarkan pengalaman kerja paling sering terjadi pada pekerja yang berpengalaman antara 0 - 2 tahun, Persentase Kecelakaen kerja berdasarkan jenis kegiatannya poling sering terjadi pada kegiatan penebangan dengan penyebab utamanya adalah kick back, 3. Persepsi pekerja tethadap K3 tenmasuk dalam Kategori cukup baik, hal ini menuajukan sikap posit pekerja dalam menerima sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). 4, Penyakit akibat kerja lebih banyek disebabken oleh kebisingan dan getaran akibat alat yeng digunakan, Pekerja lebih memilih peningkatan pelayanan Kesehatan dibandingken dengan -enyemanen lingkungan dan fasilitas olah rage. 5. Nilai kehilangan produksi (loss production) dati tahun 1999 sampai dengan 2001adalah sebesar 10.473.989,16 US pada kegiatan penebangan dan sebesar 13.134.299,87 US pada kegiatan penyaradan. B. Saran, 1, Perusahaan meninjau kembali setiap kontrak kerja dengan kontraktor secara seksama agar uraian ketetapan KG dijalankan sepenuhnya. 2. Perusahaan meningkatken pelayanan Kesehatan bagi para pekerja dan menerapken K3_di lingkungan unit-unit kegiatan, 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh persepsi pekerja tethadap kecelakaan kerja dan perbandingan angka kecelakaan kerja bagi perusahaan-perusahaan, 4, Perusahaan perlu intensif dalam pengelolaan K3 agar menekan Loss Production, DAFTAR PUSTAKA. Dalih, S. A, 1985. Keselamatan Kerja dalam Tata Laksana Bengkel 1. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta Departemen Pekerjaan Umum. 1981. Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Lokakarya Departemen Pekerjaan Umum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja Republik Indonesia, Jakarta, Departemen Tenaga Kerja. 1983. Manual Pembinaan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia, Jakarta Departemen Tenaga Kerja. 2001. Statistik Kecelaksan Kerja, Pengawas Ketenagakerjaan Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai Depertemen Tenaga Kerja. Jakarta, Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan, 1993. Pedoman Tebang Pilih Tanam Indonesis. Departemen Kehutonan Republik Indonesia, Jakarta, ldris, Manan M dan Soemamo. 1988. Kecelakaan Kerja Dalam Kegiatan Eksploitasi Hutan di Kalimantan Tengeh, Jumal Penelitian Hasil Hutan Vol, 5 No, 1 halaman 31-36, Bogor. ILO. 1979, Work Study. Third Edition. Geneva ILO. 1981, Occupational Safety and Health Problem in The Timber Industry, Geneva, Kayam, U. 1985. Pembshasan Makalah Persepsi Kebudayaan Utiopia dan Realita. PY, Gramedia. Jakarta Payaman, J. S. 1997. Manajemen Keselamatan Kerja. Himpunan Pembina Sumberdays Manusia Indonesia, Jakarta Priyanto, H. 2000, Studi Mengensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Kegiatan Pemanenan ‘Hutan di HPH PT. Suka Jaya Makmur Propinsi Kalimantan Barat. Skripsi Program Sarjena Jarusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutenan IPB. Bogor. Santosa, G. 1992, Pengendalian Kebisingan dan Pengaruhnya Terhadap Pekerje Penggergajian PT. Inhotani | Administatur Industri Bekasi, Thesis Program Pasca Sarjana IPB. Bogor. Slamet, Y. 1993. Analisis Kuantitatif Untuk Data Sosial. Dabara Publisher. Solo. Suma'mur, P. K, 1977. Keschatan dan Keselamatan Kerja dalam Pekerjaan Kehutanan dan Industri Perkayuan, Lembaga Nasional Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Pusat Bina ‘Hyperkes dan Keselamatan Kerja). Jakarta Suma'mur, PK. 1979. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, Direktorat Jenderal Perlindungan dan Perawatan dan Tenaga Kerja. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jakarta, Suparto, R. 8. 1979. Eksploitasi Hutan Modern Fakultas Kehulanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. United Tractors. 1984. Teknik Dasar Pengelolaan Alat-alat Besar. Technical Consulting Departemen. PP. United Tractors, Jakarta, LAMPIRAN 29 Lampiran 1, Kuisioner Mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam Kegiatan Pemanenan Hotan Untuk Karyawan, ‘A. Data Responden 1. Nama 2. Umur a. dibawah 20 tahun £4145 tahun b. 21~25 tahun g 46~50 tahun ©. 26~30 tahun hb, $1—55 tahun 4. 3135 tahun i, 56~60 tahun © 36-40 tahun je iatas 60 tahun 3. Tenis kelamin a. perempuan bi lakitaki 4, Status Perkawinen 2a. kaw 2», belum kawin cera Si Pendidikan Terakhir a SD b.SMP SMA apr e.Lainnya 6. Lamanya bekerja ? eoesceeee tun B. Personal Apakah anda merasa puas dengan geji/pendapatan yang diperoleh saat int Apakah anda memiliki pendapatan sampingan selain ini 2... Jka ya, mana yang lebih besar 2. ‘Apa jenis pekerjaan anda saat ini ? supervisor choker ©. operator mesin : trak 1 2. forwarder 3. skidder 4, bulldozer 5. grader 6. Iainnya.. 4, operator chainsaw untuk penebangan €. operator chainsaw untuk pengupasan dan pembagian batang f tainnya... 30 5. Apakah anda mempunyai hari tibur kerja 2 C. Kesehatan 1. Apakah anda merokok ? aya ». tidak Jika ya, Berapa batang/ bungkus rokok sehari 2. 2. Apakah anda suka minum minuman keras ? aya b. tidak Jika ya, berapa kali anda minum dalam seminggu 2..... : 3. Apakah anda pemah merasa nyeri di bagian pinggang ? aya b. tidak Jika ya, seberapa seringkah anda mengalaminya 2 4, Bagaimana kondisi pendengaran anda? a. normal b. terganggu c.nusak 5S. Apekah anda memiliki gangguan fisik lainnya ? aya be. tidak Jka ya, apa jenisnya 2. Reet 6. Menurut anda, bagaimana perhatian perusahiaan terhadap Kesehatan pekerja ? «balk b. cukup ¢. buruk 7, Menurut anda, hal apakah yang sangat dibutuhkan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan ? a. kenyamanan lingkungan b. penyediaan fasilitas olahraga © pelayancn kerehatan 8. Apakah anda mengetahul bahwa perusahaan mengikutsertakan anda menjadi peserta ASTEK (Asuransi Tenege Kerja) ? aya ba tidak D. Keselamatan 1. Apakeh anda pernah mengelami kecelakaan pada saat sedang bekerja ? aya b.tidak Jika ya, jelasken kejadian tersebut ! a. Hai b.jam ©. bulan 4. tahun, fe. tempat {£ bagian tubuh mana yang terluka ? « Derapa hari anda cutiistirahattidak bekerja karena Kecelakacn .. 31 1. terangkan situasi kejadiannya : 1) kegiatan 2) penyebab sesesetseses s 3) ainnya eater i ie ‘Apakah anda pemnah nyaris mengalami kecelakaan ? aya b. tidak ‘Tika ya, jelaskan kejadian terakbir ! a Hari ce . bulan, eessesnsansnscetesses 4. tahun . tempat £ bagian tubuh mana yang terluka ? .... g. berapa hari anda cui /itirahat/ tidak bekerja Karena kecelakean h terangkan kejadiannya 1) kegiatan 2) penyebab 3) HaHny .sessssseseesesunsenneesenne ae ae Seberapa seringkah anda mengelammi nyaris kecelakean dalam setahun terakhir ini ? a. sangat sering. b. sering « jarang 4. kedang-kadang «. tidak pernah ‘Apakah jenis alat pelindung yang anda gunakan saat bekerja ? helmet sarung tangan sepatu pengaman penyumbat tetinga ¢.pelindung mate £Tainnya peeoeoeortoreatce ‘Menurut anda, langkah ~ langkah yang diperiukan untuk mencegah Kecelakaan serta langkeh yang sudah dilakukan untuk pencegahan ini epee 5 32 - Pendidikan dan Pelatihan ‘Apakah perusahaan pernah mengadakan pelatihan ? a pemal b. tidak pernah tidak tah ‘Apakah anda pemah mengikuti pendicikan / pelatihan ? aya be tidak Sika ya, jenis pelatihan/pendidikan yang diikuti Apakah perusahaan menyediekan fasilitas pelatihan ? aya b.tidake 33 Lampiran 2. Kuisioner Mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja Untuk Perusahaan/Kontraktor ‘Nama Perusahaan ‘Nama Pimmpinan ‘Uraian Pertanyaan : 1. Apakah perusahaan anda memilki kontrak kerja dan waian pekerjaan ? 2. Apakoh memiliki daftarriwayat hidup pekerja.? a.ya—b. tidak 3. Apakah setiap pekerja digsuransikan? aya tidak 4. Apakah me i program keselamatan ? aya btidak Jika tidak mengapa 2. Jka ada, contoh : menyediakan petugas safety bb. menyediskan peralatan perlindungan diti: - helm = sepatu = pelindung mata = pelindung telinga ~ pakaian = sarung tangan aya batidak 5. Apakah mengadakan pemeriksaan kesehatan dan keselamatan sebelum melakukan pekerjaan ? aya batidak 6. Cara merekrut pekerja yang diperluken ? a, media massa dan cetak &. keluarge e, teman 4 leinnys... 7. Persyaratan kerja: b.pengalaman ©. pendidikan 4. lsinnya... ‘Apakah diberikan gafi pokok? aya tidak 9. Apakah diberikan tunjangan? aya bi. tidak 10, Apakah diberikan pelatihan atau pendidikan? a.ya —b. tidak 11, Apakah perusehaan memiliki kebijakan K3 secara terulis? aya 12. Apakah memiliki organisast K3? aya b. dak ». tidak 34 13, Apakab perusahaan bertanggung jawab terhadep kecelakaan yang terjadi'? a.ya 6. tidak 14, Apakah perusahaan selatu menganalisa setiap bentuk kecelsksan yang terjadi ? aye be tidake Jika ya, dalam bentak bagaimana 2. Jka tidak, Kenapa, Prosedur apakah yang ditempuh untuk menjamin keselamatan peralatan baru, bahan, proses atau Operasi? ese atta : A 9. 10. dengan pemyataan dan TS, jika anda tidak setuju dengan pernyataan berikut Keselamatan ‘Penyuluhan K3 hanya diperuntukan bagi manajer perusahaan. Setiap Karyawan bertanggung jawab atas perbuatan — perbuatan ke arah terjadinya Kecelakaan. Setiap Karyawan wajib menggunakan alat pelindung dir Setiap karyawan wajib membaca, memahami serta mematuhi seluruh petunjuk KG yang ada di perusabaan. Apabila auda bekerja di tempat berbehaya tidak tersedia alat pelindung maka ‘anda akan menolak melakukan pekerjaan Kecelakaan yang terjadi discbabkan oleh malasnya pekerja menggunakan alat pelindung serta scuhnya pekerja pada aturan-aturan K3, Setiap perusahaan harus menyediakan perangkat pengawas. Karyawan perlu diberi pelatinan atau pendidikan untuk meningkatkan kKeterampilanaya. Pekerja yang tidak mematubi aturan K3 selama bekerje harus diberi songsi dengan cara dikeluarkan atau skorsing. ‘Aturan — afuran K3 perlu dipasang dengan jelas di setiap tempat bekerja, 35 3. Kuisioner Mengenai Persepsi Karyawan Terhadap K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Petunjuk pengisian : Berilah tanda Cross (Silang ) pada S, jika anda setuju B. Kesehatan Setiep karyawan yang akan bekerja perlu dilakukan pemeriksaan Kesehatan secara berkala Perusahaan harus mengadakan promos Sebagian besar karyawan malas memeri yang. jauh. Pada umumnya karyawan yang bekerja di hutan membutuhkan rokok dan sminuman keras. Fasilites kesehatan harus disediakan oleh perusahaan, Pekerja harus maken makanan yang bergizi tinggi. Perusahaan wajib mengikutsertakan karyawannya menjadi peserta ASTEK. Kesehatan kerja berhulbungan dengan lingkungan kerja. Keryawan yang bekerja di hutan harus schat secara fisik maupun ment kelcsrangan salah satunya maka tidak diperbolebkan dipekerjakan, Perusahaan tidak memiliki kewajiban untuk menyediekan fesilitas kesehatan ceschatan, ksakan kesehatannya Karena letak Klinik ska 36 Lampiran 4. Penggolongan Data Jumlah Kecelakaan dalam Kegiatan Pemanenan Hutan Tahun 1999 Januari Februari 4 3 : 7 a Maret - 2 : 2 27 April 4 4 - 8 a Mei : I : 1 7 Juni : 8 - 8 79 Juli 3 I 7 4 10 Agustus - 7 - 7 n September 5 2 - 7 4 Oktober 3 1 - 4 1800 November 5 : - 5 10 Desember 1 5 - 6 58 Jonlah 25 34 = 39 2166 Jumlah Tenaga Kerja = 968 orang, Jumleh jam Kerja perHlari =7 jam Jumlsh Hari Kerja perTahun, = 312 Hari Jumlsh Jam Kerja Orang dalam Setshun = 312X 968X7 = 2.114.112 jam Jumlah Kasus Kecelakaan x 1,000,000 Jamlah Jam Kerja Orang 59x1,000,000 2i14i12 27,907 JumlahFari Hilang x1.000,000 Jumlah Jam Kerja Orang 2165x1.000.000 214i? = 1024,54 37 Lampiran $. Penggolongan Data Jumlsh Kecelakaan dalam Kegiatan Pemanenan Hutan Tahun 2000 Januari 3 - - 3 6 Februari - : : i Z Maret - . Z April 1 1 - 2 10 Mei 2 1 1 4 6009 Juni - : 2 2 12000 Sli : : : 7 Z Agustus : - : : = September : 3 : 3 m Oktober - : : : 2 November 1 : : 1 1 Deseinber 1 : : 1 1 Tamla 8 3 3 16 12042 Jumlah Tenaga Kerja = 1017 orang Juma jam Kerja perFlasi =7 jam Jumlah Hari Kerja perTahun = 312 Hari Jumlah Jam Kerja Orang delam Setahun = 312X 10177 = 2.221.128 jam IR « duttlh Kasus Kecelakaan 1,000,000 Jumlah Jam Kerja Orang __ 161.000.0009 221.128 =1,20 sgn = Jtlah Hari tilang 1,000,000 Junmleh Jam Kerja Orang _ 120421,000.000 2.221.128 = 5421,57 38 Lampiran 6. Penggolongan Data Jumlzh Kecelakasn dalam Kegiatan Pemanenan Hutan Tahun 2001 Maret 1 _ - 1 : April : _ - : : Mei 1 - 1 2 6000 Joni : - - : 4 Jali 1 : 2 Agustus 2 - : September - : - 7 4 Oktober - : - : 4 November - : : ie 4 Desember - : - : - Tamla 3 ‘ 3 s | 18000 Jumlah Tenaga Kerja Jumlah jam Kerja perHari Jumlah Heri Kerja perTahun Jumlah Jam Kerja Orang dalam Setahun = 312X 1231X7 {688,504 jam. __ Sumnlah Kasus Kecelakaan 1.000.000 FR Tumlah Fam Kerja Orang _ 8x1.000,000 2.688.504 =2,915 Sunalah Haring 1.000.000 TJunnlah Jam Kerja Grang sR __ 18000x1.000.000 2.688.504 = 695,17 39 Lampiran 7, Pengelompokkan Kecelaksan Kerja Berdasarkan Umur dan Masa Kerja Tahun 1999) 1 | Junaidi saidi 39 G 1991 D Tetap | Op. Chainaw 2 | Saparudin 30 D 1995 B Tetap | Op. chainaw 3 | Kasmada 26 © 192 D Tetap | Op. Forwarder 4 | Kasim joki 2B c 1993 c Tetap | Op. chainsaw S| Yusurritei 32 EB 1998 A Kontrak Helper 6 | Ardiansyah 2 B 1998 A Kontrak Helper 7 | Kasman gunawan | 21 B 1999 A Kontrak Helper 8 | Bondas 19 B 1999 A Kontrak Helper 9 | Firmansyeh 2 B 1998 A Kontrak Helper 10 | Jaclani 30 D 1999 A Kontrak | Op. Chainsaw 11 | Harapan sitorus 31 E 1991 D Tetap | Op. chainsaw 12. | Trientoni 30 D 1998 A Kontrak | Op. hainsew 13 | Nadit 4 E 1999 A Kontrak | Op. chainsaw 14 | Jhon 29 D 1996 B Tetap | Op. chainsaw 15 | Abduirohman 2» D 1992 D Tetap | Op. chainsaw 16. | Julius mahadi 2 F 1999 A Kontrak Helper 17 | Mat yusut B c 1999 A Kontrak Helper 18 19 B 1999 A Konteak | Op. chainaw 19 26 c 1992 D Tetap | Op. chainsaw 20 28 D 1999 A Kontrak | Op. chainsaw an 25 c 1999 A Kontrak | Op. chainsaw 2 4 c 1999 A Kontrak Helper 2B 2 B 1999 A Kontrak Helper 24 26 c 1999 A Kontrak | Op. chainsw 25 28 D 1993 c Tetap Helper 26 | Herlis 30 D 1999 A Kontrak | Op. chainsaw 27 | Jammudi 33 E 1999 A Kontvak | Op. chainsaw 28 | Iskandar 21 D 1999 A Kontrak | Op. chainsaw 29° | Suryanto 23 c 1999 A Kontrak Helper 30. | Reptono 2 B 1999 A Konrak | Op. chainsaw 31 | Kamedi 2B c 1999 A Kontrak Helper Lanjutan 40 32 | Hamsari gunawan | 28 D 199% D Tetap Sup tebang, 33 | Bambangirewan | 24 c 199 A Kontrak | Helper log 34 | Panzoti 33 Ez 1999 A Kontrak | Op. chainsaw 35. | Romli 36 F 1990 D ‘Tetap Helper 36 | Heri hartono 4 c 192 D ‘Tetap | Op. chainsaw 37 | Zaenudin 30 D 1993 c Tetap Helper 38 | Sugianto MD 37 F 1992 D Tetap | Op. chainsaw 39. | Hadi chandra 2 c 1993 c Tetap PHSUI 40 | sunaryo 29 D 1994 c ‘Tetap PH. SUL 41 | Shadri kuswadi 25 c 1993 c Tetap PH. SUI 42. | Rozalino DS 24 c 1996 B Tetap PH. SUL 43. | said 30 D 1993 c Tetap PH, SUL 44 | MJohan tt E 1999 A Kontrak | Op. chainsaw 45° | Carsim 38 F 1999 A Kontrak | Op. chainsaw 46 | Mardiasman 25 c 1999 A Kontrak | Op.chainsaw 47 | MD Haat 28 D 1999 A Kontrak | Op. chainsaw 48 | Srimulyadi 4 c 1999 A Kontrak | Helper log 49° | Natawi 39 G 1994 c Tetap | Op. log truk 50 | Antoni 21 B 1999 A Kontrak Helper st | Alipiyan 28 c 192 D Tetap | Op. chainsaw 52 | Ard 30 D 1999 A Kontrak | Op. chainsaw 33. | Amaludin mu c 1999 A Konirak | Op. chainsaw 54 | Wantoni 2B c 1999 A Kontrak | Op. chainsaw 55. | Harmedi 25 c 1999 A Kontrak | Op. chainsaw 56 | Syarifudin 33 E 1999 A Kontrak | Op. chainsaw 37 | Basti basir 36 F 1999 A Kontrak | Op. chainsaw 58 | jahudin 28 D 1994 c Tetap Satsus 4 Lampiran 8, Pengelompokken Kecelaksan Kerja Berdasarkan Umur dan Masa Kerje Tahun 2000 Fahrudin Amawi ‘Abdul Muthalib: Asmuni ‘Sup. Sarad Mekanik ‘Transport Kontrak Kontrak Nasrun Tetap | Op.alat transport Arpan Tetap R&D Hendra Kontrak | Op. Timberjack Suherman Kontrak | Op. timberjack Hendro Saputro Kontrak | Op. timberjack Robihot Tampu Tetap Meknike 10 | Erwindo Nuari Kontrak Driver a | Alfieri Kontrak | Jaga alat berat 12 | Yosef Rizal 13. | Bambang US 14 | Sulaeman 15. | Ganda Mora S Helper tangki Satsus Mekanik Mekaniic Tetap Kontrak Kontrak Kontrak Kelompok Umur : Kelompok Masa Kerja <18 tahun A =0-2 tahun B 2-4 Cc =4-6 D => 6taiun anmoam> > 39¢tahon 42 Lampiran 9, Pengelompokkan Kecelakaan Kerja Berdasarkan Umur dan Masa Kerja Tahun 2001 Op. Chainsaw Op. Chainsaw Kontrak | Op. Chainsaw, Op. Chainsaw Kontrak | Op. Chainsaw Kontrak | Op. Chainsaw Kontrak | Op. Chainsaw Kontrak | Op. Chainsaw Kelompok Umur : Kelompok Masa Kerja : A =<18 tahun A 30-2 tahun Bo =19-22 Bo 2-4 Cc =23-26 Cc 4-6 D — -=27-30 D > 6 tahun Bo =31-34 Fo =35-38 G -=>39 tahun Lampiran 10. Prestasi Kerja Kegiatan Penebangan, Alat/tipe ——: Chainsaw stihl Fanjutan 7) 08] 029 Giz re 009 - a 6 | 3m] 39 18 - : : 0419 125 0,03 - - : - 4 | aa7 | ar 19 | 013 - 0,20 0,58 1,32 098 1,02 : - : 8 | 3a | 423 20 | 025 - 023 055 | 2,03 0,02 - - - - 9 | 308 | 3,08 a [oir | oar 038 079 | 443 0,03 - - - : 9 | 397 | 397 2 | o14 - 1,25 036 | 419 : : - : - 8 | 694 | 694 2 | 017 - 1,40 os4 | 214 : - - - - 7 | 425 | 425 24 | 028 - 0,20 071 247 : - - : : 8 | 365 | 3.66 25 | 029) os - 084 | 8,24 - 085 os7 | - : 10 | 965 | 11,37 26 | 0,19 - - 249 | 3,50 : : - - | 3,55 8 | 618 | 973 27 | 045 - os 030] 1,35 : - - - : 7 | 25 | 225 28- | 0,17 - - 033 110 : - - | 286] - 4 | 160 } 416 29 | 019 - : 046 | 1,16 : 0,68 - - - 7 | 1st | 249 30 | 020 - 020 0.15 112 : - - : - 4 | 167 | 167 EX | 1528] 5.79 is [ans | teas | 332 | 1059 | i797 | 6850] 13,60 | 219 | 1637 | aie Max_| 7,30 1,76 158 i106 | 12 | 77 458 732 [356 | 756 | 12 | 1739 | 2138 Min [O11 or iz Gis | oie | 0,02 085 oar [197 | 38 3 | ia [a7 Xrata [0,564] 0482 054 Tost | 3404 | 0532 | 1765 | 3,594 [2283] 4533 | 7,30 | 5656 | 750 Sdev [7510| 0.486 ae a08 | S123 | 058 | 1465 [3,397 [0296| 26rd | 2260 | aise | 5830 Tanpa Delay Dengan Delay PK/ Jam =3,146 mifjam PK Har 22,022 m?fhari PK/Jam= 2,441 m'jjam PK/Hari= 17,08 m°¢hari bb ‘Lampiran 11. Prestasi Kerja Kegiatan Penyaradan dengan Forwarder Alat / Type imberjack 10108 (8.3171) Tempat tru Operator :Kasmada 1 | 352 | 430 | 2548 | 296 | 9.46 | 5,84 289 - 0,20 - 127 | 45,77 44,30 2 - 47 | 2650 | 308 | 1232 | 5,88 308 3,80 - 1,70 - 50,20 48,50 3 : 400 | 4206 | 340 | 1019 | 415 339 2,70 - 1146 | 70,56 59,10 4 - 490 | 2649 | 335 | 132 | 537 335 606 | 0,23 : 142 | 50,89 49,24 5 - s30 | 2042 | 278 | 12,58 | 5,17 28 722 - : 033 | 4s72 45,39 6 - soo | 2646 | 324 | 12,28 | 41s 324 557 : : - 48,46 43,66 7 - 470 | 2003 | 331 | 1451 | 8,08 331 467 - - - 4729 4129 8 . 4so0 | 7st | 2m | 11,03 | 815 278 6,04 - - : 42,73 42,73 9 - 450 | 1638 | 303 | 1412 | 7,01 304 648 | 15 : : 45,14 43,99 10 - 4oo | 2335 | 341 | 1027 | 347 341 627 - 135 - 4471 43,36 Ex | 352 | 4590 | 24468 | 3127 | 11808 | S727 | 3127 | 48e1 | ise | 305 | iaae | 49147 | 47236 Xraa | 352 | 459 | 2447 | 312,70 | 11808 | 5,727 | 312,70 | 3423 | 053 | i525 | 362 | 49,147 | 47,336 Wax | 352 [530 [43,06 [340 | iasi | 8.5 30 «| 7m | iis | 470 | i146 | 70,56 39,10 Man [352 | 1638 | 2 [046 [a7 278 270 | 020 | 135 | 033 | 43,73 a Sdev | - | 4202 | 75 | 2473 | ieee | iex [2476 | 1435 | 0540 | OneT | S28 | 7,935 781 ‘Tanpa Delay Dengan Delay Pic/jam = 13,24 wi fjam PK/jam = 12,72 mjjam. ae PK/hari= 92,71 m? / hari PK/hari= 89,08 m°/hari fe Lampiran 12, Rekapitulasi Kuisioner K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Cie U erator chain saw ‘Rohmund ‘Supervisor “Agusyar Helper chainsaw ‘Alpian ‘Op. chain saw Hera ‘Op. chain saw ‘Sumiat ‘Op. chain saw Tope Helper Tokar Helper Tyan ‘Choker Budianto teller Moh. Jenin ‘Choker Holm, sarang, sepatu Choker Heim Tielper "Tak pakal “Helper Tak paket Op. chain sa “Tak pak Helper “Pak polar ‘cain S207 Tak pakat Helper Tak pak sion “Tak pak Hel "Tak pak Supervisor i ‘Sepate Op. truk Helm sarang, Op truk "Tak pakal (Op. grapel Heim, sarang, pelindung, Helmet Lanjutan Fimangyah Suprevisor 2 To Tidak Teak Tidak | Separe = 5 27_| Awanglesmana | Supervisor 26 | 10 Tidak Tidak, Tidak | Sepatw 5 ~ + 25_ | Suibeat Supervisor 2 | 10m Tidak Tidak Tidak | Sepate 7 = 5 29” Row Supervisor 38th [10h "Tidak Tidak Tidat_—__| Sepatw 7 + = 30_| Brwanto Putra | Supervisor 3h [8h Tidak Tidak Tidak | Sepans 5 = 31] Managan Sizhoan| Op. forwarder | 26h [8 th Tidak Tidak Ya_—| Sepate = = + 32” | Kesnade Op.forvarder | 31th | 10h Ya Ya Ya | Sepans = z + 33. | Kianudin ‘Op. forwarder [30th [10 Tidak Tidal Tidak | Sepa = = 7 34 | Maulis ‘Op. forwarder [21th [1.5 Tidak Ya Ya | Sepatw + zi zi 35 | Aulazaska ‘Op. forwarder | 37h [2 th Tidak Ye ¥. Sepa = = 36 RiMangungoag | Op. forwarder [34 th [10 th Tidak Ya Tidak | Sepatw : = 37-[ Mubaipun Op. forwardew | 31th [108 ‘dak tidak | separu = 7 = 38 [Faw Supervisor 28th | 10 tidak dak Tidak [Helm = 7 7 39_| Supa Supervisor 26th Th Tidak Tidak Tidak | Helm + 7 5 40_| Herinanda | Op. wu logging _|-39%h [Ti th Tidak Tidak Tidak | Tidak paar 5 7 = ai Iskandar ‘Op. tk logging | 31th | 10th Ya Tidak Tidak | Helm, sarong : > + tangen, sepata pelinding mala, penyumbt telinga | Wei Fediensah om 10 Tia Ya Tidak | Sepatw : = z 3 [Misnan sh [1th Tidak Ya Tidak | Tidak pal 7 = + 4 Hsien ara [7th Tidak Ya tidak | Helm.sepats, 5 > + sarang tanger peut mata ly 32 [AwangLesmana [30 [0] 0]i[i[i[o[iyi{i[i[ifi[olo[ititi [i [33 | Sarbeni 3z_}oliti[itifiltf[ii{ifofi{itojoliiii/ ii 34__| Alpian 2_{otolololili[iftfoliitjololti{i[if{i yo 35 | Hema a jofo{ifijolitilifoli it |ifofolifis1 yo 36 | Sumiat C2 jotiti[itofolitifolriitifofolifit iyo 37__| Topa A 38 | Johan a oti fori pope tipo iti feofotr iyi fa 39 | Tyan a pofitryr{ififa{rfijofi fr fopoti siya fo 40__| Budianto 26 [oli ii ia ti politi foltryiyiyofotr (ita tt 41] Moh. Sinen 23 fotolia {ififiiitisiii{ififotitiya fy 42 | Al iksya ee ee 43 Nus Takin a fitt tifa tt iiss pofi fot yi pr ya ‘44 | Wamo Fe a i Range Interval Class = + ss” Soma Kelas 7 Kategori Penilaian = 1. Persepsi rendah, 20-7 2, Persepsi Cukup/sedang : 7-14 3. Persepsi Tinggi iid Kesimpulan _: Berdasarkan perhitungan rataan point deri 44 responden diketahui memilik tingkat persepsi yang culkup baik etau sedang, oP 50 Lampiran 14, Penentuan Jumlah Hari Hilang Jumlah heri kerja yang hilang akibat kecelakaan menggunakan Kefentuan Standar Nasional Indonesia Departemen Tenaga Kerja RI (2001) yaitu sebagai berikut : © Amputasi ruas ujung iba art = 300 hati ‘+ Amputast ruas ujung fri telunjuk = 100 hari ‘© Amputast rvas wjung jaritengeh =15 hari ‘© Amputasi ruas ujung jari manis = 60 hati ‘+ Ampotasi ruas ujung jari kelingking = 50 hati ‘+ Amputasi ruas tengeh jaritelunjuk = 200 hari ‘+ Amputast ruas tenga jari tenga = 150 hati ‘+ Amputasi ruas tengeh jari mani = 120 hati ‘+ Amputast ruas tengah jri kelingking = 100 hast + Amputasi ruas ujung iba jari = 150 hart + Amputasi rues ujung jaricjasi =35 hari ‘+ Amputasiruas tengah jari-jeri = 75 bari + Amputesi runs pangkeal ibu jari = 300 hari + Amputasi runs pangkaljar-jari = 150 ha + Amputasitelapak (antarejari-jari dan pangkal keki) ibujari = 600 hari ‘© Amputasi telapak (antara jarijari dan pangkal kaki) jarisjari = 350 hari «Amputesi kaki sampai pergelangan = 2400 hati + Amputesitiap bagian dari pergelangan sampaisiku = 3600 hari ‘© Amputasitiap bagian di atassiku sampai sambungan bah = 4500 hari ‘© Amputasi tiap bagian di atas kaki sampai lurut = 3000 hati ‘© Amputasi bagian di atas lurut sampai pangkal paha = 4500 hati © Kehilangan fngst satu mata = 1800 hari ‘© Kehilangan fungsi Kedua mata dalam satu kasus kecelakaan = 6000 hari ‘© Kehilangan fungsi satu telinga = 600 hari ‘+ Kehilangan fungsi Kedu telingan dalam satu kasus kecelakaan = 3000 hari + LLumpuh total yang menetap = 6000 hati « Meninggal = 6000 tari Catatan ; Untuk setiap STMB (Kecelakaan ringan) dengan tidak ada amputasi tulang, Kerugian hari kerja adalah sebesar jumlah hari sesungguhnya selama si korban tidak mampu bekerja. ‘Lampiran 18. Struktur Organisasi HPHTI PT. Musi Hutan Persada Propinsi Sumatera Selatan Dewan Direksi Kadiv Ka Kediv Kaciv Kadiv Kediv Kadiv Kadiv Kadiv Kadiv pengawasan |) Kenangan || Accounting || SDM Umum Logisik |} Perencanaan || Prod. Kaya PPHE || Legall & Sosial Supporting Unit 1 Supporting Unit iL ‘Supporting Unit 01 (Subanjerii) (Pendopo) (Lematang) | —Ke, Unit I (Martapura) |-—Ka. Unit VI (Lubok Bali) [Ka Unit X (Kereh Dua) [—Ka. Unit (Merbau) |-—Ka. Unit III (Gemaweng) [-—Ka. Unit IV (Caban) ‘—Ka, Unit V (Sodong) ee, —Ka, Unit IX (Semangus) ‘Struktur Organisasi Pengusahasn Huten HTIPT. MHP |—Ko. Unit VII (Bang Utara) | Ka. Unit VIII (Tebing Indain) [—Ka. Unit XI Lantingan) |-—Ka. Unit XIV (Serai) Ka. Unit XV (Keruh Satu) Is

You might also like