You are on page 1of 2

Dokter Belgia Beri Lampu Hijau Permintaan

Suntik Mati Wanita Muda


Oleh Benedikta Desideria
pada 29 Jun 2015, 07:30 WIB

Ilustrasi suntik mati (Independent.com.mt)

Liputan6.com, London - Seorang wanita sehat jasmani berusia 24 tahun asal Belgia
selalu dibayangi pikiran untuk bunuh diri. Ia pun meminta dokter untuk memberinya
suntikan mati atau euthanasia. Setelah menjalani pemeriksaan, dokter memberikan
lampu hijau untuk memberikan euthanasia pada wanita muda ini.
Wanita yang dikenal dengan nama fiktif Laura ini berbicara kepada koran setempat, De
Morgen, tentang keputusannya. Laura merasa sejak kecil ia merasa harus meninggal.
"Kehidupan, itu bukan untuk saya," ungkapnya,
Kehadiran Laura di dunia tidak direncanakan oleh ayah ibunya, hingga membuatnya
tinggal bersama kakek dan nenek. Ia mengakui bila kakek neneknya memberikan

keamanan dan kedamaian, namun ia tidak merasa itu cukup. Kondisinya ini
membuatnya sejak usia 21 tahun menjadi pasien rumah sakit jiwa.
"Saya tahu masa kecil memberi kontribusi terhadap keinginan ini, namun saya yakin
ingin mati meski dibesarkan pada keluarga tenang dan stabil," ungkapnya seperti
dikutip laman Daily Mail, Senin (29/6/2015).
Ia pun telah merencanakan proses pemakaman namun ia tahu hal ini pasti jadi masa
sulit bagi kakek, nenek, dan ibunya. Sejak tahun 2003, Belgia menjadi negara kedua
setelah Belanda yang melegalkan euthanasia. Selama satu dekade terakhir, jumlah
orang yang disuntik mati jumlahnya merangkak naik. Pada tahun 2011 terjadai 1.133
kematian dengan suntik mati, lalu di tahun 2012 menjadi 1.432 kasus.
Sayangya, beberapa laporan menyatakan beberapa pasien disuntik mati tanpa izin
mereka. Sebuah laporan akademik menemukan sektia satu dari setiap kematian di
bawah penanganan dokter umum tidak mendapatkan izin dari pasien.
Lalu, sangat sering dokter tidak memberitahu keluarga rencana suntik mati karena
menganggap hal tersebut adalah keputusan medis seperti diungkapkan dalam Journal
of Medical Ethics. Laporan ini menimbulkan pertanyaan baru akan regulasi euthanasia
di Belgia.
"Kala dokter mengakhiri hidup pasiena tanpa indikasi yang jelas hal ini sangat
menghawatirkan," terang penulis laporan Profesor Raphael Cohen-Almagor dari Hull
University, Inggris.

You might also like