You are on page 1of 7

Nama Resmi

Nama Lain
RM / BM
Pemerian
Kelarutan
Rumus Struktur
Penyimpanan
Kegunaan
1

: NATRII HIDROXIDUM
: Natrium hidroksida
: NaOH / 40,00
: Bentuk batang, butiran massa hablur atau , keras,
:
:
:
:

rapuh, putih, mudah meleleh dan basah.


Sangat mudah larut dalam air dan metanol.
Na-OH
Dalam wadah tertutup baik
Sebagai zat tambahan

Amonia (NH4OH) (Farmakope Indonesia Edisi III hal.86)


Nama Resmi
Nama Lain
Rumus Molekul
Penetapan Kadar

: AMMONIA
: Amonia
: NH4OH
: Timbang seksama 2 gram, tambahkan pada 50 ml
asam klorida 1 N, sambil mencegah peguapan. Titrasi
dengan natrium hidroksida 1 N menggunakan

Bobot Jenis

indikator larutan merah metil P.


: 0,892 sampai 0,901

Rumus Struktur
Penyimpanan
Kelarutan
Kegunaan

:
: Dalam wadah tertutup rapat dan tempat sejuk.
: Mudah larut dalam air.
: Zat tambahan.

Semua logam kecuali dengan alkali seperti natrium dan kalsium. Logam
logam alkali tanah seperti kalsium dan magnesium membentuk kompleks
yang tidak stabil dengan EDTA pada pH rendah, karenanya titrasi logamlogam ini dengan EDTA dilakukan pada larutan buffer amonia PH 10.

Untuk mendeteksi titik akhir titrasi digunakan indikator satu warna.


Indikator satu warna pada larutan logam ditambahkan pada saat awal
sebelum dilakukan titrasi dan tidak akan membentuk kompleks berwarna
dengan sejumlah kecil logam. Pada saat titik akhir titrasi (ada sedikit
kelebihan EDTA) maka Kompleks indikator logam akan pecah dan
menghasilkan warna yang berbeda. Indikator yang dapat digunakan untuk
titrasi kompleksometri ini antara lain; hitam erekrom; mureksid; jigga
pureketol; jingga xitend; asam kalkon karbunat; kulmagit dan biru hidroksi
naftol (David G.Watson. 2009).
Macam - macam titrasi kampleksometri yaitu;
1. Titrasi langsung
Titrasi langsung merupakan metode yang paling sederhana dan sering
dipakai. Larutan ion yang akan ditetapkan ditambah dengan buffer pH 10
lalu ditambah indikator logam yang sesuai dan dititrasi langsung dengan
larutan baku dinatrium asetat. Untuk mencegah pengendapan logam
hidroksida atau garam basa dengan buffer, dilakukan dengan penambahan
pembentuk Kompleks pembantu misalnya tatrat, sitrat, atau trietanolamin.
Pada titik ekivalen, kadar ion logam yang ditetapkan berkurang dengan
sekonyong-konyong yang dipengaruhi oleh perubahan pM-log (m 1nt). Titik
akhir

juga

dapat

ditetapkan

secara

amperometri,

konduktometri,

spektofotometri, atau potensiometri (David G. Watson. 2009).

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

III. 1 Alat dan Bahan Percobaan


III.1.1 Alat percobaan
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu
alumunium foil, batang pengaduk, buret 50 ml, cawan porselin, corong
gelas, erlenmeyer 250 ml, gelas kimia 50 ml dan 250 ml, gelas ukur
100 ml, krush porselin, labu takar 50 ml, oven, pipet tetes, sendok
tandum, tang krus, timbangan.
III.1.2 Bahan Percobaan
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu
aquadest (H2O), ammonium klorida (NH4Cl), asam klorida (HCl),
EDTA, Indikator PP, kalsium karbonat (CaCO3), natrium hidroksida
(NaOH).
III.2 Cara Kerja
A. Pembakuan
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang 1 gram CaCO3
3. Dimaksudkan kedalam labu ukur 100 ml
4. Dilarutkan dengan beberapa tetes larutan HCl 6 N
5. Dilarutkan dengan aquades hingga batas tanda
6. Dikocok hingga homogen
7. Diukur larutan sebanyak 15 ml dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
8. Ditambahkan 3 tetes NaOH
9. Diperiksa PH dengan lakmus merah

10. Ditambah 10 ml larutan ammunium klorida


11. Ditambah 3 tetes indikator pp
12. Ditetesi dengan larutan EDTA hingga biru
13. Dicatat volume titrasi
B. Penetapan Kadar
1. Cara 1
* Disiapkan alat dan bahan
* Diukur 15 ml susu kental
* Ditambah 10 ml air dan 25 ml larutan EDTA 0,05 M
* Ditambahkan 15 ml ammonium klorida
* Ditambahkan 3 tetes indikator pp
* Dititrasi dengan larutan baku CaCO3 0,05 M hingga menjadi warna
ungu
* Dicatat volume titrasi
2. Cara 2
* Disiapkan alat dan bahan
* Ditimbang 5 gram susu bubuk
* Dipanaskan selama 55 menit hingga mengarang
* Dilarutkan dengan 3 tetes HCl dan diencerkan dengan air hingga 50 ml
* Diukur 15 ml larutan ke dalam erlenmeyer

* Ditambahkan 3 tetes NaOH 2 N ditambahkan 15 ml larutan ammonium


klorida dan 3 tetes indikator pp
* Dititrasi dengan larutan baku EDTA hingga berwarna biru
* Dicatat volume titrasi

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil
1. Pembakuan
Sampel
CaCO3 1000 mg

Pembacaan skala buret


Titik awal
Titik akhir
50 ml
6,7 ml

Volume titrasi
43,3 ml

2. Penetapan Kadar Cara I


No
.
1
2
3

Sampel
Susu ultramilk
Susu indomilk
Titrasi blanko

Pembacaan skala buret


Titik awal
Titik akhir
50 ml
41 ml
34 ml
19,5 ml
43 ml
34 ml

Volume titrasi
9 ml
14,5 ml
9
ml

IV.2 Perhitungan
1. Pembakuan
Dik :
V awal

= 50 ml

V titrasi

= 6,7 ml

Msampel = 0,1 g = 100 mg

DAFTAR PUSTAKA

Cairns, Donald. 2008. Analisis Kuantitatif Obat. Pustaka Pelajar. Jakarta


Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta

Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta
Pudiaatmaka. 2008. Kualitatif dan Kuantitatif Obat. Penerbit Gadja Mada UI Press.
Jakarta
Rahman, Abdul. 2008. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Jakarta
Ria, Alif. 2013. Kandungan Kalsium. Pustaka Pelajar. Jakarta
Watson G. David. 2009. Analisis Farmasi edisi 2. Penerbit buku kedokteran.
Yogyakarta

You might also like