You are on page 1of 19

Selasa, 25 November 2014

asuhan kebidanan ibu bersalin patologis dengan induksi KPD


ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGIS
PADA NY. R UMUR 20 TAHUN G1 P0 A0
DENGAN KETUBAN PECAH DINI (KPD)
DI RUANG PONEK RSUD SALATIGA
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi laporan target
Praktik Klinik Kebidanan I (PKK I) dan II (PKK II)

OLEH :
SOFIYATI
NINA ARDIKA SARI
NOVITA SANDRA

0612044
0612034
0612035

AKADEMI KEBIDANAN AR-RUM


SALATIGA
2014

HALAMAN PERSETUJUAN
Makalah ini telah diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan di depan Pembimbing
Akademik PKK I dan PKK II dalam seminar, pada :
Hari
:
Tanggal
:

Pembimbing Akademik
Atik Maria, S.SiT

Pembimbing Lahan Praktik


Titik Sutarsinah, S.ST

HALAMAN PENGESAHAN
Makalah ini telah diterima dan disahkan oleh Pembimbing Akademik PKK I dan PKK II, pada :
Hari
Tanggal

:
:
Pembimbing Akademik
Atik Maria, S.SiT
Mengetahui,

Koordinator PKK I
Retnaning Muji L, S.ST

Koordinator PKK II
Farida Utaminingtyas, S.ST

KATA PENGANTAR

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul ASUHAN
KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGIS DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RSUD
SALATIGA. Makalah ini disusun untuk memenuhi laporan target Praktik Klinik Kebidanan I
dan II.
Pada kesempatan yang bahagia ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah memberikan bantuan serta motivasi dalam menyelesaikan Laporan Studi Kasus ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Dr. Agus Sunaryo selaku Direktur RSUD Kota Salatiga
Risnawati, S. SiT selaku Direktur Akademi Kebidanan Ar-Rum Salatiga.
Atik Maria, S. SiT selaku Koordinator Lapangan RSUD Salatiga.
Titik Sutarsinah, S.ST selaku Pembimbing CI.
Retnaning Muji L, S. ST selaku Koordinator Praktik PKK I.
Farida Utaminingtyas, S. ST selaku Koordinator Praktik PKK II.
Rekan-rekan Mahasiswa Angkatan VI Kebidanan Ar-Rum Salatiga.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis
mengharap saran dan kritik yang membangun, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Salatiga, Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI

A.
B.
1.
2.

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................. iv
DAFTAR ISI............................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang............................................................................................... 1
Tujuan............................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Ketuban Pecah Dini..................................................................... 3
Penyebab........................................................................................................ 3

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
I.
A.
B.
II.
a.
b.
c.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
A.
B.

Tanda dan Gejala........................................................................................... 5


Patofisiologi................................................................................................... 5
Manifestasi Klinis.......................................................................................... 6
Komplikasi..................................................................................................... 6
Pemeriksaan Penunjang.................................................................................. 6
Pengaruh Ketuban Pecah Dini....................................................................... 7
Penatalaksanaan............................................................................................. 7
BAB III ASUHAN KEBIDANAN
PENGKAJIAN
Data Subyektif................................................................................... 8
Data Obyektif.................................................................................... 13
INTERPRETASI DATA
Diagnosa Kebidanan.......................................................................... 16
Masalah.............................................................................................. 17
Kebutuhan.......................................................................................... 17
DIAGNOSA POTENSIAL.................................................................... 17
ANTISIPASI........................................................................................... 17
INTERVENSI......................................................................................... 17
IMPLEMENTASI................................................................................... 18
EVALUASI............................................................................................. 18
DATA PERKEMBANGAN..................................................................................... 20
BAB IV PEMBAHASAN
Pengumpulan Data................................................................................... 18
Interpretasi Data...................................................................................... 18
Diagnosa Potensial................................................................................... 19
Antisipasi................................................................................................. 19
Perencanaan............................................................................................. 19
Implementasi............................................................................................ 19
Evaluasi.................................................................................................... 20
BAB V PENUTUP
Kesimpulan.................................................................................................... 21
Saran.............................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... vii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit
kelahiran prematur dan terjadinya infeksi korioamnionitis sampai sepsis, yang meningkatkan
morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi ibu (Sarwono, 2008)
Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum terjadi proses persalinan yang
dapat terjadi pada usia kehamilan cukup waktu atau kurang waktu (Donald, 2002).
Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya
melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya
melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang
memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.
Ketuban pecah dini (KPD) didefenisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya
melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya
melahirkan. Dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban
pecah dini (Sarwono, 2008).
Dari data di RSUD Salatiga tahun 2013 jumlah persalinan yaitu berjumlah 1762 ibu yang
melahirkan, kemudian jumlah ibu bersalin yang meninggal berjumalah 3 ibu. Penyebab utama
kematian maternal yaitu perdarahan pasca persalinan yang berjumlah 1 ibu, eklamsi yang
berjumlah 2 ibu. Presentase dan jumlah partus spontan selama tahun 2013 yaitu 1.191
partus/persalinan yang presentasenya 67,6 %. Jumlah persalinan dari bulan Januari Desember
2013 yaitu 1761 persalinan hidup dengan indikasi, persalinan tidak hidup berjumlah 3 ibu,
jumlah persalinan non infeksi yaitu berjumlah 117 ibu yang bersalin dengan indikasi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologis dengan ketuban pecah
dini(KPD) di RSUD Salatiga.
2. Tujuan khusus
a. Agar mahasiswi mampu melaksanakan pengumpulan data dasar pada ibu bersalin
patologis dengan ketuban pecah dini.
b. Agar mahasiswi mampu melakukan interpretasi data terdiri dari diagnosa kebidanan,
masalah kebidanan, dan kebutuhan pada ibu bersalin patologis dengan ketuban pecah dini.
c. Agar mahasiswi mampu menentukan diagnosa potensial yang mungkin akan timbul pada
ibu bersalin patologis dengan ketuban pecah dini.
d. Agar mahasiswi mampu melakukan antisipasi apabila timbul diagnosa potensial pada ibu
bersalin patologis dengan ketuban pecah dini.
e. Agar mahasiswi mampu merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada ibu bersalin
patologis dengan ketuban pecah dini.
f. Agar mahasiswi mampu melaksanakan rencana yang dibuat pada ibu bersalin patologis
dengan ketuban pecah dini.
g. Agar mahasiswi mampu melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut dari asuhan yang telah
dilakukan pada ibu bersalin patologis dengan ketuban pecah dini.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Ketuban Pecah Dini
Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum terjadi proses persalinan
yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup waktu atau kurang waktu (Donald, 2002).
Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya
melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya
melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang
memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.
2. Penyebab
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau
meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan
membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks. Selain itu
ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversi obstetri. Penyebab lainnya adalah sebagai
berikut :
a. Inkompetensi serviks (leher rahim)
Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otot-otot leher atau leher
rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit membuka ditengah-tengah
kehamilan karena tidak mampu menahan desakan janin yang semakin besar (manuaba, 2002).
b. Peninggian tekanan inta uterin
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihandapat menyebabkan
terjadinya ketuban pecah dini. Misalnya:
1) Trauma : Hubungan seksual, pemeriksaan dalam, amniosintesis
2) Gemelli
Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau lebih. Pada kehamilan gemelli terjadi
distensi uterus yang berlebihan, sehingga menimbulkan adanya ketegangan rahim secara
berlebihan. Hal ini terjadi karena jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih besar dan kantung
(selaput ketuban) relative kecil sedangkan dibagian bawah tidak ada yang menahan sehingga
mengakibatkan selaput ketuban tipis dan mudah pecah (Saifudin, 2002).
3) Makrosomia
Makrosomia adalah berat badan neonatus >4000 gram kehamilan dengan makrosomia
menimbulkan distensi uterus yang meningkat atau over distensi dan menyebabkan tekanan pada
intra uterin bertambah sehingga menekan selaput ketuban, manyebabkan selaput ketuban
menjadi teregang,tipis dan kekuatan membran menjadi berkurang, menimbulkan selaput ketuban
mudah pecah(Winkjosastro, 2006).
4) Hidramnion
Hidramnion atau polihidramnion adalah jumlah cairan amnion >2000mL. Uterus dapat
mengandung cairan dalam jumlah yang sangat banyak. Hidramnion kronis adalah peningaktan
jumlah cairan amnion terjadi secara berangsur-angsur. Hidramnion akut, volume tersebut
meningkat tiba-tiba dan uterus akan mengalami distensi nyata dalam waktu beberapa hari saja.
c. Kelainan letak janin dan rahim : letak sungsang dan letak lintang.
d. Kemungkinan kesempitan panggul : bagian terendah belum masuk PAP (sepalo pelvic
disproporsi).
e. Korioamnionitis
Adalah infeksi selaput ketuban. Biasanya disebabkan oleh penyebaran organisme vagina ke atas.
Dua faktor predisposisi terpenting adalah pecahnya selaput ketuban > 24 jam dan persalinan
lama.
f. Penyakit Infeksi
Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh sejumlah mikroorganisme yang
meyebabkan infeksi selaput ketuban. Infeksi yang terjadi menyebabkan terjadinya proses
biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban
pecah.
g. Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah dan kelainan genetik).
h. Riwayat KPD sebelumya.
i. Kelainan atau kerusakan selaput ketuban.
j. Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu.

3. Tanda dan Gejala


Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air
ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes
atau menetes, dengan ciri pucat dan warna darah bergaris. Cairan ini tidak akan berhenti atau
kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila ibu bersalin duduk atau berdiri,
kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya mengganjal atau menyumbat kebocoran
untuk sementara. Adapun tanda dan gejala yaitu demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut,
denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.
4. Patofisiologi
Pada kondisi yang normal kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblast,
jaringan retikuler korion dan trofoblas, sintesis maupun degradasi jaringan kolagen dikontrol
oleh system aktifitas dan inhibisi interleukin -1 dan prostaglandin, tetapi karena ada infeksi dan
inflamasi, terjadi peningkatan aktifitas iL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase
jaringan, sehingga terjadi depolimerasi kolagen pada selaput korion/amnion, menyebabkan
ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan sehingga terjadi ketuban pecah dini (Maria,
2009).
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis ketuban pecah dini adalah:
a. Keluarnya air ketuban berwarna putih keruh, jernih, kuning atau kecoklatan sedikit-sedikit atau
sekaligus banyak.
b. Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi.
c. Janin mudah diraba.
d. Pada periksa dalam sepaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah bersih.
e. Inspekulo: tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah
kering.
6. Komplikasi
a. Infeksi.
Risiko infeksi ibu dan anak meningkat pada Ketuban Pecah Dini. Pada ibu terjadi
Korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia dan omfalitis. Umumnya terjadi
korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada ketuban Pecah Dini premature, infeksi lebih
sering dari pada aterm.
b. Persalinan prematur
Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam setelah ketuban pecah. Pada kehamilan
antara 28-34 minggu 50% persalinan dalam 24 jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu
persalinan terjadi dalam 1 minggu.
c. Hipoksia dan asfiksia
Dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat hingga terjadi
asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara terjadinya gawat janin dan derajat
oligohidramnion, semakin sedikit air ketuban, janin semakin gawat.
d. Syndrom deformitas janin
Ketuban Pecah Dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan janin terhambat,
kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin, serta hipoplasi pulmonal.
7.
a.
b.
c.

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan leukosit darah: >15.000/ul bila terjadi infeksi.
Tes lakmus merah berubah menjadi biru.
Amniosentisis.

8. Pengaruh Ketuban Pecah Dini


a. Terhadap Janin
Pada saat ibu belum menunjukan gejala-gejala infeksi tetapi janin mungkin sudah terkena
infeksi, karena infeksi intrauterin lebih dahulu terjadi (amnionitis, vaskulitis) sebelum gejala
pada ibu dirasakan. Jadi akan meninggikan morrtalitas dan morbiditas perinatal.
b. Terhadap Ibu

Karena jalan telah terbuka, maka dapat terjadi infeksi intrapartum, dan apabila terlalu
sering diperiksa dalam. Selain itu juga dapat dijumpai infeksi puerpuralis atau nifas, peritonitis
dan septikemia, serta dry-labor. Ibu akan merasa lelah karena terbaring di tempat tidur, partus
akan menjadi lama, maka suhu badan naik, nadi cepat dan akan timbul gejala-gejala infeksi.
9. Penatalaksanaan
a. Kaji suhu dan denyut nadi setiap 2 jam. Kenaikan suhu sering kali didahului kondisi ibu yang
menggigil.
b. Lakukan pemantauan DJJ. Pemeriksaan DJJ setiap jam sebelum persalinan adalah tindakan yang
adekuat sepanjang DJJ dalam batas normal. Pemantauan DJJ ketat dengan alat pemantau janin
elektronik secara kontinu dilakukan selama induksi oksitosin untuk melihat tanda gawat janin
akibat kompresi tali pusat atau induksi. Takikardia dapat mengindikasikan infeksi uteri.
c. Hindari pemeriksaan dalam yang tidak perlu.
d. Ketika melakukan pemeriksaan dalam yang benar-benar diperlukan, perhatikan hal-hal berikut:
1) Dinding vagina teraba lebih hangat dari biasa
2) Bau rabas atau cairan di sarung tangan
3) Warna rabas atau cairan di sarung tangan
e. Beri perhatian lebih seksama terhadap penderita agar dapat diperoleh gambaran jelas dari setiap
infeksi yang timbul. Sering kali terjadi peningkatan suhu tubuh akibat dehidrasi.

BAB III
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI
PADA NY. R UMUR 20 TAHUN G1 P0 A0
DENGAN KETUBAN PECAH DINI (KPD)
DI RUANG PONEK RSUD SALATIGA
Tanggal Masuk
Tanggal Pengkajian

: 23 September 2014
: 23 September 2014

Jam
Jam

: 11.00 WIB
: 11.45 WIB

1. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Identitas pasien dan penanggung jawab
Nama
: Ny. R
Tn. S
Umur
: 20 tahun
29 tahun
Agama
: Islam
Islam
Suku/bangsa
: Jawa/Indonesia
Jawa/Indonesia
Pendidikan
: SMK
SD
Pekerjaan
: IRT
Buruh
Alamat
: Ngronggo 2/4
Ngronggo 2/4
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasa kenceng-kenceng masih jarang dan keluar rembesan seperti air pada
jalan lahir.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus
: 30 hari
Lama
: 7 hari
Warna
: merah segar
Jumlah
: 3x ganti pembalut/hari
Keluhan
: tidak ada
Keputihan : tidak ada
4. Riwayat Pernikahan
Usia saat menikah : 19 tahun
Pernikahan ke
:1
Lama pernikahan : 1 tahun
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan datang ke IGD pada tanggal 22 september 2014 jam 11.00 WIB dengan keluhan
merasa kenceng-kenceng dan keluar air pada jalan lahir.
b. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Selama hamil ibu tidak pernah menderita penyakit apapun hingga dirawat di rumah sakit.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Asma
: tidak ada
Kanker
: tidak ada
DM
: tidak ada
Torch
: tidak ada
HT
: tidak ada
Hepatitis
: tidak ada
Paru
: tidak ada
Keturunan kembar
: tidak ada
TBC
: tidak ada
Lain-lain
: tidak ada
6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
N
o.

Tang
gal
lahir
anak

Jenis
persali
nan

Penyulit Penolo BB
/
ng
L
komplik
asi

Hamil
ini
7. Riwayat Kehamilan sekarang

Nif
as

Keada Ke
an
t.
anak

G1 P0 A0
HPHT
: 13 Desember 2013
HPL
: 20 September 2014
UK
: 40 minggu
Imunisasi TT
: TT1 UK 8 minggu , TT2 12 minggu
Tempat Pemeriksaan
: Bidan
Gerakan janin pertama kali UK 20 minggu, pergerakan janin dalam 10 menit 3 kali.

8.
a.
b.
c.
9.

Trimester

Frekuensi
ANC

Keluhan

Tidak ada

II

Tidak ada

III

Tidak ada

Therapy
Samcobion X
1x1
Novabion X
1x1, kalk 1x1
Samcobion X
1x1, kalk 1x1

Tanda Persalinan
Kontraksi
: 10 3x 40
Lokasi ketidaknyamanan
: punggung
Pengeluaran pervaginam
: lendir darah
Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun dan rencana kontrasepsi
setelah persalinan belum tau ingin menggunakan alat kontrasepsi.

10. Data Kebiasaan Sehari-hari


Pola Kebutuhan
1. Pola nutrisi

2. Pola Eliminasi

Sebelum
Persalinan
Frekuensi :
3x/hari
Komposisi :
nasi, lauk, sayur
Minum : 8 gelas
air putih/hari

BAK
Frekuensi :
5x/hari
Warna : kuning
jernih
Bau : khas
amoniak
BAB
Frekuensi :
1x/hari
Konsistensi :
lembek
Warna : kuning
Bau : khas feses

Selama
Persalinan
Frekuensi :
3x/hari
Komposisi :
nasi, lauk,
sayur
Minum : 8
gelas air putih
Keluhan : tidak
ada
Frekuensi :
6x/hari
Warna : kuning
jernih
Bau : khas
amoniak
Keluhan : tidak
ada
Frekuensi :
1x/hari
Konsistensi :
lembek
Warna : kuning
Bau : khas feses
Keluhan : tidak
ada

3. Pola istirahat/ tidur Siang : 2 jam


Malam : 7 jam

4. Kebersihan diri

Mandi : 2x/hari
Keramas :
3x/minggu
Gosok gigi :
2x/hari
Ganti pakaian :
2x/hari

5. Pola seksual

Frekuensi : ibu
tidak
berhubungan
seksual

Ibu mengatakan
tidak bisa tidur
karena perutnya
kencengkenceng
Ibu mengatakan
belum mandi,
keramas, gosok
gigidan ganti
pakaian
Ibu hanya di
sibin sama
keluarganya.
Ibu tidak
berhubungan
seksual

11. Data Psikologis


Ibu mengatakan merasa sedikit takut dan cemas dalam persalinan dan berharap persalinannya
lancar.
12. Riwayat Sosial-Budaya
Ibu mengatakan hubungan dengan keluarga, orang lain, tetangga dan lingkungan sekitar
berlangsung baik dan ibu tidak mempercayai mitos jawa.
13. Data Spiritual
Ibu mengatakan selama persalinan hanya bisa berdoa.
14. Pengetahuan ibu tentang persalinan
Ibu mengatakan belum mengetahui tentang persalinannya.
B.
1.
a.
b.
c.

d.
e.
f.
2.

Data Obyektif
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran
: composmentis
TTV : TD
: 110/80 mmHg
N
: 80x/menit
o
S
: 37 C
RR
: 21x/menit
Tinggi badan
: 151 cm
BB sebelum hamil
: 74 kg
BB selama hamil
: 95 kg
Status Present
Kulit
: turgor normal
Kepala
: mesocephal
Rambut
: bersih, tidak mudah rontok, warna hitam
Muka
: tidak oedema, tidak ada cloasma
Mata
: pandangan tidak kabur, konjungtiva merah
muda dan sklera putih
Hidung
: bersih, tidak ada pembesaran polip
Telinga
: bersih, tidak ada penumpukan serumen
Mulut
: tidak sariawan, tidak ada caries dentis
dan
gingivitis
Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
dan
vena jugularis
Dada
Inspeksi
: simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan
Perkusi
: terdengar bunyi sonor

Auskultasi
Jantung
Paru-paru
Payudara

: terdengar bunyi nafas vesikuler


: normal
: normal
: puting menonjol, cairan susu keluar, tidak ada nyeri tekan dan tidak
ada massa/tumor

Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Hepar
Genetalia Luar

: simetris, tidak ada bekas luka operasi


: terdengar bunyi peristaltik usus
: terdengar bunyi timpani
: tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa
: tidak teraba
: tidak ada kelainan, tidak varises, tidak ada condiloma dan tidak
oedema
: tidak ada kelainan
: simetris, tidak oedema, gerakan aktif,terpasang infus pada lengan
kanan
:simetris, tidak oedema, jari-jari lengkap, tidak ada varises, reflek

Genetalia Dalam
Ekstremitas Atas
Ekstremitas Bawah
patella kanan kiri +/+

3. Status Obstetri
a. Inspeksi
1) Muka
: tidak oedema, tidak ada cloasma
2) Mammae
: puting menonjol, areola dan puting susu menghitamserta colostrum telah
keluar
3) Abdoment : tidak ada bekas luka operasi, tidak terdapat linea alba/nigra dan striae
gravidarum
b. Palpasi
TFU : 33 cm, 3 jari dibawah px
Leopold :
I
: bagian atas perut ibu teraba lunak, bulat, tidak ada lentingan (bokong)
II
: - Bagian kiri perut ibu teraba tahanan, keras, memanjang seperti (punggung)
- Bagian kanan perut ibu teraba kecil-kecil
(ekstremitas)
III
: bagian bawah perut ibu teraba bagian bulat, keras, terdapat lentingan (kepala)
IV
: bagian terendah janin sudah masuk PAP (divergen)
TBJ : TFU-11x155
: 33-11x155
: 3410 gram
His : 10 3 x 40
c. Auskultasi
DJJ + punctum maksimum perut kiri frekuensi 131 x/menit
d. Perkusi
Reflek patella kanan kiri +/+.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb
: 12 gr/dl
Urine protein
: tidak ada
Urine reduksi
: tidak ada
PEMERIKSAAN DALAM
Vulva dan vagina
Pembukaan serviks
Keadaan jalan lahir
Kulit ketuban
Air ketuban
air
Bagian terendah janin
Molase tulang tengkorak
Lain-lain

: 2 cm
: elastis
:: merembes jernih, bau khas
ketuban
: kepala
: tidak ada
: tidak ada

II. INTERPRETASI DATA


Tanggal : 23 September 2014
jam : 12.00 WIB
a. Diagnosa Kebidanan
Ny. R umur 20 tahun G1 P0 A0, UK 40 minggu, janin tunggal hidup intra uterine, letak
memanjang punggung kiri, presentasi kepala, inpartu kala I fase laten dengan induksi atas
indikasi ketuban pecah dini.
Data Dasar
:
DS
: ibu mengatakan mengeluarkan cairan dari jalan lahir merembes
Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir 13 Desember 2013
Ibu mengatakan hari perkiraan lahir 20 September 2014
Ibu mengatakan merasa kenceng-kenceng menjalar sampai pinggang
DO
: KU
: baik
Kesadaran : composmentis
TTV : TD : 110/80 mmHg
N
: 80x/menit
S
: 37oC
RR : 21x/menit
TFU
: 33 cm, 3 jari dibawah px
Leopold
:
I : bagian atas perut ibu teraba bulat, lunak, tidak ada lentingan
yaitu bokong
II : bagian kiri perut ibu teraba keras memanjang seperti papan
yaitu punggung. Bagian kanan teraba kecil-kecil janin yaitu
ekstremitas
III : bagian terbawah perut ibu teraba bulat, keras, terdapat
lentingan, tidak bisa digoyangkan yaitu kepala
IV : bagian terndah janin sudah masuk PAP (divergen)
b. Masalah
Ibu cemas dengan keadaannya sekarang
c. Kebutuhan
Support mental dari bidan dan keluarga
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Tanggal : 23 September 2014
jam : 12.15 WIB
Pada ibu bisa terjadi
: infeksi intrapartum
Pada bayi bisa terjadi
: hypoxia karena kompresi tali pusat,
deformitas
janin.
IV. ANTISIPASI
Tanggal : 23 September 2014
Bedrest total dan tidur miring kiri
Kolaborasi dengan dokter Sp.OG

jam

: 12.30 WIB

V. INTERVENSI
Tanggal : 23 September 2014
jam
1. Observasi KU dan TTV
2. Pantau DJJ dan PPV
3. Anjurkan ibu teknik relaksasi nafas dalam
4. Beri support mental pada ibu
5. Berikan makan dan minum pada ibu
6. Anjurkan ibu miring kiri
7. Lakukan pemeriksaan dalam setiap 4 jam berikutnya
8. Beri cairan intravena
9. Pasang balon kateter

: 12.45 WIB

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 23 September 2014
jam : 13.00 WIB
1. Mengobservasi KU dan TTV ibu meliputi TD, nadi, suhu, pernafasan
KU
: baik
Kesadaran
: composmentis
TTV : TD : 110/80 mmHg
N
: 80x/menit
S
: 37oC
RR : 21x/menit
2. Pemantauan DJJ dan PPV
DJJ + punctum maksimum perut kiri frekuensi 131x/menit
PPV : lendir darah, cairan ketuban berwarna jernih
3. Mengajarkan ibu teknik relaksasi nafas dalam yaitu dengan menarik nafas panjang dari
hidung saat ada kontraksi dan tahan 5 detik dan keluarkan melalui mulut untuk mengurangi
rasa sakit.
4. Memberi support mental pada ibu.
5. Memberi makan dan minum pada ibu saat tidak ada kontraksi dan biarkan ibu istirahat.
6. Mengajarkan ibu miring kiri untuk melancarkan supply O2 dan mempercepat pembukaan.
7. Melakukan pemeriksaan dalam 4 jam berikutnya
8. Memberikan cairan intravena RL dioplos dengan induksi 1 ampul
9. Memasang balon kateter pada vagina dengan volley kateter 24 dan diisi dengan aquades 110
cc.
VII. EVALUASI
Tanggal : 23 September 2014
jam : 13.15 WIB
1. Sudah dilakukan observasi KU dan TTV
2. Telah dilakukan pemantauan DJJ dan PPV
3. Ibu bersedia menarik nafas panjang saat ada kontraksi
4. Telah diberikan support mental pada ibu
5. Sudah diberikan makan dan minum saat tidak ada kontraksi
6. Ibu bersedia miring kiri
7. Belum dilakukan pemeriksaan dalam
8. Telah diberikan infus RL 20 tpm dan induksi 1 ampul.
9. Ibu telah dipasang balon kateter

DATA PERKEMBANGAN
Data Perkembangan 1
Tanggal
: 23 September 2014
jam : 11.45 WIB
S : Ibu Mengatakan merasa kenceng kenceng semakin sering dan bertahan
daerah pinggang.
O : Keadaan umum : baik
1. Kesadaran
:composmentis
2. TTV : TD :110/70 mmHg
N
: 84 x/menit
S
:36,2oC
RR :22 x/menit
3. Masih terpsang infus RL + masih terpasang oxitosin 5 UI 20 tetes/ menit
4. Kontraksi 3x setiap 10 menit selama 35 detik
5. DJJ
: 142x/ menit
Vulva vagina
Porsio
:tipis
Pembukaan
:6 cm
Ketuban
:(-) merembes jernih
Presentasi
: kepala , hodge II
VT 6cm
A : Ny .R G1 P0 A0 umur 20 tahun Hamil 40 minggu
,janin
tunggal,hidup,intrauteri,letak memanjang ,punggung
kanan,presentasi
kepala.inpartu kala I,fase aktif dengan induksi atas indikasi
ketuban
pecah dini .
P : observasi KU dan TTV
Lakukan pemeriksaan dalam/ VT 4 jam berikutnya
Anjurkan ibu untuk makan dan minum
Anjurkan ibu untuk tetap miring kiri
Siapkan partus set
Siapkan perlengkapan baju bayi dan ibu
Data Perkembangan 2
Tanggal
: 24 September 2014

Jam

: 15.45 WIB

S : Ibu Mengatakan merasa kenceng kenceng semakin sering dan bertahan


nyeri
daerah pinggang.
O : Keadaan umum : baik
1. Kesadaran
:composmentis
2. TTV : TD :110/70 mmHg
N
: 84 x/menit
S
:36,5oC
RR :22 x/menit
3. Masih terpsang infus RL + masih terpasang oxitosin 5 UI 20 tetes/ menit
4. Kontraksi 4x setiap 10 menit selama 45 detik
5. DJJ
: 141x/ menit
Vulva vagina
Porsio
:tipis
Pembukaan
: 9cm
Ketuban
:(-) merembes jernih
Presentasi
: kepala
VT 9cm
Penurunan
: Hodge IV
A : Ny .R G1 P0 A0 umur 20 tahun Hamil 40 minggu ,janin tunggal,hidup,intrauteri,letak
memanjang ,punggung kanan,presentasi kepala.inpartu kala I,fase aktif dengan induksi atas
indikasi ketuban pecah dini .
P : observasi KU dan PPV
Anjurkan ibu tetap miring kiri

nyeri

Data Perkembangan 3
Tanggal
: 24 September 2014
Jam : 19.45 WIB
S : Ibu mengatakan merasa kenceng kenceng semakin sering dan ingin
BAB
O : Keadaan umum : baik
1. Kesadaran
:composmentis
2. TTV : TD :120/70 mmHg
N
: 90 x/menit
S
:36,5oC
RR
:22 x/menit
3. Masih terpsang infus RL + masih terpasang oxitosin 5 UI 20 tetes/ menit
4. Kontraksi 4x setiap 10 menit selama 45 detik
5. DJJ
: 141x/ menit
Vulva vagina
Porsio
:tipis
Pembukaan
: lengkap
Ketuban
:(-) merembes jernih
Presentasi
: kepala
VT Lengkap
Penurunan
: Hodge IV
A : Ny .R G1 P0 A0 umur 20 tahun Hamil 40 minggu ,janin tunggal,hidup,intrauteri,letak
memanjang ,punggung kanan,presentasi kepala.inpartu kala I,fase aktif dengan induksi atas
indikasi ketuban pecah dini.
P : lakukan pimpinan persalinan
1. Meletakkkan handuk bersih diatas perut ibu untunk mengeringkan bayi
2. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu
3. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
4. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm didepan vulva, maka lindungi perineum
menggunakan tangan kanan yang dilapisi dengan kain bersih. Tangan kiri berada di vertek untuk
mencegah defleksi maksimal dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran
dengan nafas dangkal dan cepat.
5. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat, segera lakukan tindakan jika ada lilitan.
Jika tidak ketat di longgarkan , jika ketat tidak bisa di longgarkan dan di klem kemudian
dipotong.
6. Menunggu bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
7. Setelah bayi melakukan putaran paksi luar, memegang secara biparetal dan menganjurkan
ibu untuk meneran saat ada kontraksi. Dengan lembut gerakkan bayi ke arah bawah dan
distal hingga bahu depan lahir. Kemudian menggerakkan ke arah atas dan distal hingga bahu
belakang lahir.
8. Setelah bahu depan dan bahu belakang lahir, pindahkan tangan kanan untuk menyangga
kepala, lengan dan siku bawah.
9. Memindahkan tangan kiri untuk menyusuri lengan bayi, dada, punggung, bokong, sampai
kedua kaki, kemudian memegang kedua mata kaki.
10. Memposisikan kepala bayi 15o lebih rendah dari badan bayi untuk menilai tangisan dan
gerakan bayi.
11. Meletakkan bayi diatas perut ibu dan keringkan.
12. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada janin dalam uterus.
13. Memberitahu ibu akan disuntik oxytocin agar uterus berkontraksi baik.
14. Menyuntikkan oxytocin 10 UI secara IM pada 1/3 paha atas lateral dengan sudut 90o.
15. Menjepit tali pusat dengan klem 3 cm dari umbilicus bayi . mendorong sisi tali pusat kearah
distal dan menjepit kembali tali pusat dengan klem 2 cm dari klem sebelumnya.
16. Melindungi perut bayi dengan tangan kiri, kemudian memotong tali pusat diantara klem dan
mengikat tali pusat.
17. Meletakkan bayi diatas perut ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi untuk melakukan
IMD.
18. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain bersih serta bayi dipakaikan topi.
19. Pukul 19.55 WIB melakukan manajemen aktif kala III.
20. Mengosongkan kandung kemih.

21. Memindahkan klem 5-10 cm didepan vulva.


22. Meletakkan tangan kiri di atas sympisis.
23. Tangan kanan menegangkan tali pusat sejajar dengan lantai dengan cara memegang klem
diantara jari tengah dan jari telunjuk dengan posisi tangan menggenggam dan telapak tangan
menghadap ke atas.
24. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan kiri
mendorong uterus kearah belakang atas (dorso cranial) secara hati-hati.
25. Melakukan penegangan tali pusat terkendali dan mendorong uterus secara dorso
cranial hingga plasenta terlepas dari implantasi.
26. Meminta ibu sedikit meneran sambil menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai, kemudian
kearah atas mengikuti poros jalan lahir (tatap melakukan dorso cranial).
27. Memindahkan klem 5-10 cm dari vulva setelah tali pusat tampak memanjang.
28. Setelah plasenta tampak di vulva, menangkap dan memegang plasenta dengan kedua tangan.
Memutar plasenta searah jarum jam kemudian memilin selaput ketuban hingga plasenta dan
selaput lahir.
29. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase dengan telapak tangan searah jarum jam
selama 15 detik.
30. Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaput, kemudian masukkan dalam wadah yang sudah
disediakan.
31. Pukul 20.00 WIB melakukan observasi TFU, kontraksi dan PPV.
32. Pukul 20.05 WIB melakukan observasi KU dan TTV.

BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas tentang asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny. R dengan
induksi atas indikasi ketuban pecah dini dengan pendekatan manajemen 7 langkah menurut
Varney, mulai dari pengkajian sampai evaluasi serta ada tidaknya kesenjangan antara teori
dengan praktek yang dialami penulis saat dilapangan.
1. Pengkajian
Dalam langkah ini tahap pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan
studi dokumentasi. Untuk pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan laboratorium. Pada
langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber
yang berkaitan dengan kondisi pasien. Untuk memperoleh data, dilakukan melalui anamnesa.
Data yang dikumpulkan guna melengkapi data untuk menegakkan diagnosis. Melakukan
pengkajian data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi.
Pada pengumpulan data subjektif Ny. R mengatakan ini kehamilan yang pertama. Keluhan
utama pada waktu masuk ibu mengatakan mengeluarkan cairan dari jalan lahir yang berwarna
jernih dan berbau khas sejak tanggal 22 September 2014 pukul 17.00 WIB dan merasakan
kenceng-kenceng sampi ke pinggang. Pada data objektif keadaan umum : baik, kesadaran :
composmentis, TTV : TD :110/80 mmHg, N : 80x/menit, S : 37oC, RR : 21x/menit. Pengeluaran
pervaginam : cairan berwarna jerni dan berbau khas. Hasil VT : keadaan jalan lahir elastis,
pembukaan 2 cm, ketuban (-) jernih merembes.
Pada langkah pertama ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori
dengan kasus yang ada di lahan praktek.
2. Interpretasi data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap rumusan diagnosa, masalah, dan kebutuhan
pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Langkah awal
dari perumusan diagnosis atau masalah adalah pengolahan data analisis dengan menggabungkan
data satu dengan yang lainnya sehingga tergambar fakta.
a. Diagnosa kebidanan
Ny. R G1 P0 A0 umur 20 tahun, umur kehamilan 40 minggu, janin tunggal hidup intra uterine,
letak memanjang, punggung kiri, presentasi kepala, inpartu kala 1 fase laten dengan induksi atas
indikasi ketuban pecah dini.
b. Masalah
Masalah yang ada pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini yaitunibu cemas dengan
keadaannya sekarang.

c.

Kebutuhan
Kebutuhan ibu bersalin dengan ketuban pecah dini yaitu support mental dari bidan dan
keluarga.
Pada langkah penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang ada
dilahan praktek.
3. Diagnosa potensial
Pada langkah ini penulis mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan
rangkaian masalah yang ada. Langkah ini membutuhkan antisipasi, apabila mungkin
dilakukan pencegahan. Pada ketuban pecah dini potensial terjadi infeksi intrapartum pada
ibu. Pada bayi bisa terjadi hypoxia karena kompresi tali pusat, deformitas janin.
Pada kasus ini tidak terjadi diagnosa potensial pada ibu dan bayi, karena sudah dilakukan
penatalaksanaan yang benar.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang ada
dilahan praktek.
4. Antisipasi
Antisipasi adalah tindakan segera bidan atau untuk menyelamatkan pasien, tetapi
memerlukan tindakan segera sementara menunggu instruksi dokter, atau sesuai dengan
kondisi pasien yang memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan lainnya. Antisipasi yang
dilakukan untuk mencegah diagnosa potensial antara lain : pemberian antibiotik, istirahat.
5. Perencanaan
Perencanaan asuhan pada pasien dengan ketuban pecah didi antara lain :
a. Observasi KU dan TTV
b. Pantau DJJ dan PPV
c. Anjurkan ibu teknik relaksasi nafas dalam
d. Berikan makan dan minum
e. Anjurkan ibu untuk miring kiri
f. Lakukan pemeriksaan dalam setiap 4 jam berikutnya
g. Beri cairan intravena
h. Pasang balon kateter
Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang ada
dilahan praktek.
6. Pelaksanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah di uraikan pada langkah
kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang ada
di lahan praktek.
7. Evaluasi
Untuk mengetahui keberhasilan asuhan yang sudah diberikan kepada pasien. Pada langkah
ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang ada dilahan.
Evaluasi atau hasil dari asuhan yang sudah diberikan sesuai dengan hasil yang diharapkan.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum terjadi proses persalinan
yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup waktu atau kurang waktu. Ketuban pecah dini
(KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat
terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah
KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih
dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.
B. Saran
1. Bagi orang tua pasien
Diharapkan pasien segera memeriksakan keadaan yang dialami oleh kehamilannya agar
segera bisa ditangani.
2. Bagi bidan/petugas kesehatan
Dalam setiap penanganan pasien, hendaknya bidan selalu menerapkan konsep asuhan
kebidanan dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan sesuai dengan kondisi
pasien.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hendaknya institusi bisa menambahkan buku referensi terbaru di perpustakaan.

DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, F. Gary, M.D. Obstetri Williams. Jakarta, EGC, 2002.
http://ebdosama.blogspot.com/2009/12/ketuban-pecah-dini-kpd.html tanggal 30 September 2014.
Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri. Jakarta, EGC, 2008.
Prawiroharjo, Sarwono: Ilmu Kebidanan, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka, 2011

You might also like