You are on page 1of 83

Terminologi

End-Stage renal disease


Gangguan funsi renal yang progresif dan irreversible,
dimana tubuh gagal untuk mempertahankan
keseimbangan cairan&elektrolit

Vomitus(Muntah)
pengeluaran isi lambung secara eksklusif melalui mulut
dengan bantuan kontraksi otot- otot perut

Saturasi O2
% Hb yang berikatan dengan oksigen dalam arteri (N : 95
100 %)

Defence Muscular
adalah nyeri tekan seluruh lapangan abdomen yang
menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietale

Capillary reffil time


tes pada daerahkuku untuk memonitor dehidrasi dan jumlah aliran
darah kejaringan.

Piting Oedem
Oedem : penumpukan cairan di jaringan interstitial
Pitting oedem : oedem yang setelah di palpasi tidak kembali ke
bentuk semula

Ronkhi
Suara nafas tambahan yang berasal dari bronchus dan
bronchiolus, bernada rendah, dikarenakan penyumbatan
oleh mukus/cairan
- Ronkhi basah/crekles
Suara nafas yang dihasilkan saat udara melewati jalur pernafasan
yang penuh dengan eksudat, terdengar saat inspirasi, lebih keras
dari ronkhi kering

- Ronkhi kering
Suara nafas yang dihasilkan saat udara melewati jalur pernafasan
yang penuh dengan cairan, terdengar saat ekspirasi

CAIRAN DAN
ELEKTROLIT

KOMPARTEMEN CAIRAN
Seluruh cairan tubuh didistribusikan
diantara dua kompartemen utama,
yaitu :
1. Cairan intraselular (CIS)
2. Cairan ekstra selular (CES)
3. Pada orang dewasa 60% dari
berat badan
adalah air (cairan
dan elektrolit).

BODY FLUID VOLUME


Body fluid
60% water
Intracelluler
2/3(40%)
(28 lt in 70 kg
young adult)

extracelluler
1/3(20%)
(14 lt in 70 kg
young adult)

Transcelluler
Interstitial
Plasma
1-3%
15% (10.5 lt in 70 kg
5% (3.5 lt in
(Cerebrospinal)
young adult)
70 kg young adult)
(aqueous humor)

PROSENTASE TOTAL CAIRAN TUBUH


DIBANDINGKAN BERAT BADAN

Umur
Bayi BL
6 Bulan
2 Tahun
16 Tahun
20-39 Tahun:
Pria/Wanita
40-59 Tahun:
Pria/Wanita

Total cairan tubuh


(%) terhadap BB
77
72
60
60

60/50
55/47

Electrolyte Composition of Body Fluid


Electolyte

Plasma(mEq/L

Interstetiel
(mEq/KgH2o)

Intracelluler
(mEq/KgH2o)

Na+

142

145

10

K+

159

Ca2+

Mg2+

40

Total

153

154

210

Anion:

Cl-

103

117

HCO3-

25

28

Protein

17

45

Others

155

Total

153

154

210

Cation:

KOMPOSISI CAIRAN TUBUH


Semua cairan tubuh adalah air larutan
pelarut, substansi terlarut (zat terlarut):
1. Air adalah senyawa utama dari
tubuh manusia. Rata-rata pria Dewasa
hampir
60% dari berat
badannya
adalah air
dan rata-rata
wanita mengandung 55% air dari berat
badannya.

2. Solut (terlarut)
Selain air, cairan tubuh mengandung
dua jenis substansi terlarut (zat
terlarut): elektrolit dan non-elektrolit.
(a) Elektrolit
:Substansi yang
berdiasosiasi
(terpisah) di dalam
larutan dan akan
menghantarkan
arus listrik.
Kation : ion-ion yang mambentuk
muatan positif dalam larutan.
Kation ekstraselular utama adalah
natrium (Na+), sedangkan kation
intraselular utama adalah kalium
(K+).

Anion : ion-ion yang membentuk


muatan negatif dalam
larutan. Anion
ekstraselular
utama adalah klorida ( Cl ),
sedangkan anion
intraselular utama adalah
ion fosfat (PO4-).
(b).Non-elektrolit : Substansi seperti
glokusa dan urea yang tidak berdisosiasi
dalam larutan. Nonelektrolit lainnya
yang
secara
klinis
penting
mencakup
kreatinin dan bilirubin.

FUNGSI CAIRAN TUBUH


Sarana
untuk
mengangkut
zat-zat
makanan ke sel-sel
Mengeluarkan buangan-buangan sel
Mmbentu dalam metabolisme sel
Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non
elektrolit
Membantu memelihara suhu tubuh
Membantu pencernaan
Mempemudah eliminasi
Mengangkut zat-zat seperti (hormon,
enzim, SDP, SDM)

INTAKE DAN OUTPUT RATA-RATA HARIAN


DARI UNSUR TUBUH YANG UTAMA

Intake (Range)
AIR (ml)
Air minum = 1400 1800
Airdalam makanan= 700 1000
Air hasil oksidasi = 300 - 400

TOTAL

2400 -3200

Output (range)
1.Urine = 1400 1.800
2.Faeces
=
100
3.Kulit
= 300 - 500
4.Paru-paru = 600 - 800
TOTAL= 2400 3200

Intake (range)

Output (range)

Natrium(mEq)=70 (50-100)

Urine = 65 (50-100)
Faeces = 5 (2-20)

Kalium (mEq) = 100 (50-120)

Urine = 90 (50-120)
Faeces = 10 (2-40)

Magnesium (mEq) = 30 (5-60)

Urine = 10 (2-20)
Faeces = 20 (2-50)

Kalsium (mEq)

= 15 (2-50)

Urine = 3(0-10)
Faeces = 12 (2-30)

Protein (g)

= 55 (30-80)

Nitrogen (g)

= 8 (4-12)

Kalori

= 1800-3000

Insensible Loss (IWL)


Merupakan Kehilangan cairan melalui
kulit (difusi) & paru
Untuk mengetahui Insensible Loss
(IWL) dapat menggunakan
penghitungan sebagai berikut :
o DEWASA
= 15 cc/kg BB/hari
o ANAK = (30 usia (th)) cc/kg BB/hari
Jika ada kenaikan suhu :
o IWL
= 200 (suhu badan sekarang
36.8C)

Faktor-faktor yang mempengaruhi


kebutuhan cairan dan elektrolit
1.Usia
2. Jenis kelamin
3. Sel-sel lemak
4. Stres
5. Sakit
6. Temperatur lingkungan
7. Diet

PROSES PERGERAKAN /
TRANSPOR CAIRAN TUBUH

1.Difusi
Difusi adalah proses dimana partikel
yang terdapat dalam cairan bergerak
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah sampai terjadi keseimbangan.
Faktor-faktor yang meningkatkan difusi
1. Peningkatan suhu
2. Peningkatan konsentrasi partikel

Faktor-faktor yang
meningkatkan difusi
3. Penurunan ukuran atau berat
molekul dari partikel
4.Peningkatan area permukaan
yang tersedia untuk difusi
5.Penurunan jarak lintas dimana
massa partikel harus berdifusi

2. Transport Aktif
1)Transport Aktif adalah bahan bergerak
dari
konsentrasi rendah ke tinggi.
2)adanya daya aktif dari tubuh seperti
pompa jantung.
3) diperlukan Energi.
4) Banyak zat terlarut penting ditransport
secara aktif
melewati membran sel
meliputi:
natrium, kalium,
hidrogen,
glukosa dan asam
amino.
5) Tarnsport aktif adalah vital untuk
mempertahankan keunikan komposisi baik
CES
dan CIS.

3. Filtrasi (penyaringan)
1) Filtrasi

adalah adalah
merembesnya
suatu cairan
melalui selaput permeable.
2) Arah perembesan adalah
dari
daerah dengan
tekanan yang lebih tinggi ke
daerah dengan
tekanan
yang yang
lebih
rendah.

4. Osmosis
Osmosis adalah
bergeraknya
pelarut
bersih seperti air,
melalui membran semipermeabel
dari larutan yang berkonsentrasi
lebih rendah ke
konsentrasi
yang
lebih tinggi yang
sifatnya menarik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi


gerakan air dan zat terlarut
1.Membran

Membran semipermeabel tubuh meliputi :


a. membran sel : memisahkan CIS dan
CIT
dan terdiri atas lipid
dan
protein
b.membran kapiler : memisahkan CIV dari
CIT
c.membran epitelial : memisahkan CIT
dan
CIV dari CTS. Contoh : epitelium
mukosa dari
lambung dan usus,
membran sinovial dan tubulus ginjal.

2. Proses transpor
3. Konsentrasi cairan tubuh
Osmolalitas
Tonisitas
1). Larutan isotonik NaCl 0,9%
2). Larutan hipotonik NaCl
0.45%
3). Larutan hipertonik NaCL 3%,
dekstrosa 50%

Pengaturan keseimbangan / volume


vaskular dan osmolalitas cairan
ekstraselular (CES)

1. Rasa Dahaga
2. Anti Diuretik Hormon (ADH)
3. Aldosteron
4. Prostaglandin
5. Glukokortikoid

KESEIMBANGAN AIR DAN ELEKTROLIT


DIPERTAHANKAN MELALUI INTEGRASI
DARI FUNGSI

GINJAL
HORMONAL
SARAF

CARA PENGELUARAN CAIRAN


a.Ginjal

b.Kulit
c.Paru paru
d.Gastrointestinal

Pengaturan Elektrolit
a. Natrium
Terbanyak di Extra sel
Mempengaruhi keseimbangan air,
hantaran infuls dan kontraksi otot
Diatur oleh intake garam,
aldosteron, dan pengeluaran urine
Normal: 135-148 mEq/lt

Kalium
Kation utama intra seluler
Berfungsi sebagai exitabiliy
neuromuskuler dan kontraksi otot
Untuk pembentukan glikogen,
sintesa protein, pengaturan
keseimbangan asam basa
Normal: 3,5-5,5 mEq/lt

Kalsium
Berguna untuk integritas kulit, struktur
sel, konduksi jantung, pe,beuan darah,
pembentukan tulang dan gigi.
Diatur oleh parathyroid dan thyroid

Magnisium
Kation terbanyak kedua di CIS

Penting untuk aktifitas enzim,


neurochemia, muskular excibility
Normal: 1,5-2,5 mEq/lt

Clorida
Terdapat pada CIS dan CES
Normal: 95-105 Eq/lt

Bicarbonat
Sebagai buffer
Teradapat pada CIS dan CES

Fosfat
Anion buffer pada CIS dan CES
Fungsi untuk meningkatkan kegiatan
neuromuskuler, metab. KH,
pengatur As-Bs

Keseimbangan Asam Basa


Prasyarat 2

Derajat keasaman
merupakan suatu sifat kimia yang
penting dari darah dan cairan tubuh
lainnya.
Satuan derajat keasaman adalah pH:
pH 7,0 adalah netral
pH diatas 7,0 adalah basa (alkali)
pH dibawah 7,0 adalah asam
pH darah antara 7,35-7,45

Mekanisme untuk
mengendalikan keseimbangan
asam-basa darah

1. GINJAL
Kelebihan asam akan dibuang oleh
ginjal, sebagian besar dalam
bentukamonia.
Ginjal memiliki kemampuan untuk
mengatur jumlah asam atau basa
yang dibuang, yang biasanya
berlangsung selama beberapa hari.

2. BUFFER
Suatu penyangga ph bekerja secara kimiawi untuk
meminimalkan perubahan pH suatu larutan.
Penyangga pH yang paling penting dalam darah
adalahbikarbonat.
Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam
kesetimbangan dengankarbondioksida(suatu komponen
asam).
Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran
darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat
dan lebih sedikit karbondioksida.
Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran
darah, maka akan dihasilkan lebih banyak
karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.

3. PEMBUANGAN KARBONDIOKSIDA
Hasil tambahan dari metabolisme oksigen; terus
menerus dihasilkan oleh sel. Darah membawa ke
paru-paru dan dikeluarkan.
Pusat pernafasan di otak mengatur jumlah
karbondioksida yang dihembuskan
mengendalikan kecepatan dan kedalaman
pernafasan mengatur pH darah menit demi
menit
Jika pernafasan meningkat, kadar karbon dioksida
darah menurun dan darah menjadi lebih basa.
Jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida
darah meningkat dan darah menjadi lebih asam.

1. Sistem buffer
Darah dan jaringan mengandung sistem
buffer untuk memperkecil perubahan pada
kadar H+
Buffer utama yang menetralkan H+ yang
dilepas dari sel adalah bikarbonat
Hb berperan penting untuk buffer H+
yang dilepas oleh karbonik anhidrase pada
eritrosit
H+ juga dibuffer oleh buffer intrasel
terutama buffer protein dan buffer fosfat

Macam sistem buffer


Sistem buffer terpenting dalam
pengendalian pH cairan tubuh adalah
dari plasma dan eritrosit
1.Sistem buffer bikarbonat/ asam
karbonat (HCO3-/H2CO3) -> main
buffering: extracellular
Sistem ini merupakan buffer terpenting
dalam plasma (dalam eritrosit juga
ada tetapi kadarnya lebih rendah)

Penting sebab:
Kadarnya tinggi
CO2 dapat dikeluarkan oleh atau ditahan
dalam paru-paru (dikendalikan oleh
sistem pernapasan) pCO2~ [H2CO3]
[HCO3-] dapat dikendalikan oleh sistem
renal ( reabsorpsi HCO3- dari fitrat
glomeruli dapat ditingkatkan/ diturunkan).
Serum CO2 content ~ [HCO3-]

2. Sistem buffer protein plasma -> main buffering:


intracellular
Terutama terdiri dari albumin
Merupakan 95% buffer nonbikarbonat dalam
plasma
3. Buffer Fosfat (HPO42-/H2PO4-) -> main
buffering: intracellular
4. Fosfat inorganik: merupakan 5% buffer
nonbikarbonat dalam plasma
5. Catatan :Fosfat organik (2,3-BPG dalam eritrosit)
merupakan 16% buffer nonbikarbonat dalam
eritrosit

4. Sistem buffer Hemoglobin -> main


buffering: eritrosit
Dalam eritrosit terdapat:
4. Buffer bikarbonat (< dalam plasma)
5. Buffer nonbikarbonat terutama dalam
eritrosit adalah Hemoglobin
6. Gugus2 pada Hb yang berperan sebagai
buffer terutama adalah gugus2imidazol
7. Buffer nonbikarbonat lainnya adalah 2,3BPG

2. Sistem pernafasan
Pengeluaran CO2 dari darah dan
pasokan O2 pada jaringan adalah
fungsi utama sistem pernapasan
Sistem pernapasan dikendalikan oleh
pusat pernapasan di otak
Mekanisme pernapasan dapat
dirangsang oleh turunnya pH,
turunnya pO2, peningkatan suhu dll

Pada asidosis metabolik sistem


pernapasan berusaha
mengkompensasi dengan
hiperventilasi (bernapas cepat dan
dalam)
Pada alkalosis metabolik dengan
hipoventilasi

3. Mekanisme Renal
Melalui pengaturan ekskresi asam
Mengatur pertukaran Na+-H+
Melalui pengaturan ekskresi ammonia
- Sel2 tubulus ginjal dapat membentuk
ammonia dari asam2 amino intrasel
terutama glutamin diekskresikan.
Untuk mengimbangi Na+ dari filtrat
glomeruli masuk ke sel tubulus
(konservasi kation)

- Ini merupakan mekanisme tubulus ginjal untuk


mengatur keseimbangan asam-basa dan konservasi
kation
Meningkatnya pertukaran Na+-H+ juga menaikkan
reabsorpsi HCO3 Pada asidosis metabolik : produksi
NH4+ditingkatkan
Pada alkalosis metabolik : diturunkan
Pengaturan reabsorpsi HCO3- dalam filtrat
glomeruli.
Pada alkalosis:reabsorpsi HCO3-diturunkan
Pada asidosis :ditingkatkan

Kelainan pengendalian
asam basa
Asidosisadalah
suatu keadaan
pada saat darah
terlalu banyak
mengandung asam
(atau terlalu sedikit
mengandung basa)
menyebabkan
menurunnya pH
darah.

Alkalosisadalah
suatu keadaan pada
saat darah terlalu
banyak
mengandung basa
(atau terlalu sedikit
mengandung asam)
menyebabkan
meningkatnya pH
darah.

Metabolik

Respiratorik

Asidosis metabolik dan


alkalosis metabolik
disebabkan oleh
ketidakseimbangan
dalam pembentukan dan
pembuangan asam atau
basa oleh ginjal.

Asidosis respiratorik
atau alkalosis
respiratorik terutama
disebabkan oleh
penyakit paru-paru atau
kelainan pernafasan.

Asidosis Metabolik
Definisi :
keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan
rendahnya kadarbikarbonatdalam darah.
Mekanisme kompensasi:
Sistem buffer: terutama oleh buffer bikarbonat/asam
karbonat
Sistem pernafasan: pH yang turun merangsang Hiperventilasi
agar ekskresi CO2 meningkat [H2CO3] menurun agar
ratio [HCO3-]/[H2CO3] kembali normal
Mekanisme renal:
Ginjal berusaha mengembalikan komposisi elektrolit semula dan
PH dengan cara meningkatkan ekskresi asam dan menahan
basa
meningkatkan pertukaran Na+-H+
meningkatkan pembentukan ammonia
meningkatkan reabsorpsi HCO3

Penyebab :
1.Mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang diubah
menjadi asam.
Cthnya: Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis
salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida.
1.Tubuh menghasilkan asam yang lebih banyak melalui
metabolisme.
Cth: Jikadiabetestidak terkendali dengan baik, tubuh akan
memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton
(ketoasidosis diabetikum). Asam yang berlebihan juga ditemukan
padasyokstadium lanjut, dimanaasam laktatdibentuk. (asidosis
laktat)
2.Ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang
semestinya.
Cth: asidosis tubulus renalis (ATR), yang bisa terjadi pada
penderitagagal ginjal.
3.Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran
pencernaan karena diare,ileostomiataukolostomi.

Alkalosis metabolik
Definisi:
darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar
bikarbonat.
Mekanisme kompensasi:
Sistem buffer: terutama oleh buffer bikarbonat/asam
karbonat
Sistem pernafasan: pH yang naik menekan pusat
pernapasan terjadi Hipoventilasi retensi agar
[H2CO3] meningkat agar ratio [HCO3-] / [H2CO3]
kembali normal
Mekanisme renal:
menghambat pertukaran Na+-H+
menghambat pembentukan ammonia
menghambat reabsorpsi HCO3

Penyebab :
1. Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan
terlalu banyak asam.
Cth: kehilangan sejumlah asam lambung muntah yang
berkepanjangan atau bila asam lambung disedot
dengan selang (di RS).
2. Mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan
seperti soda bikarbonat.
3. Kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang
banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam
mengendalikan keseimbangan asam basa darah.
Cth: sindroma cushing, aldosteronism
4. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam
etakrinat) dalam waktu lama

Asidosis Respiratorik
Definisi :
keasaman darah yang berlebihan karena
penumpukankarbondioksidadalam darah sebagai akibat dari
fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.
Mekanisme kompensasi:
Sistem buffer: Asam karbonat yang masuk dalam darah yang
berlebihan terutama dibuffer oleh Hb dan sistem buffer
protein
Sistem pernafasan: pCO2 yang meningkat merangsang pusat
pernapasan menaikkan laju pernapasan (asal kelainan
primer bukan pada pusat pernapasan) Pengeluaran CO2
lewat paru
Mekanisme renal
meningkatkan pertukaran Na+-H+
meningkatkan pembentukan ammonia
meningkatkan reabsorpsi HCO3

Penyebab :
1.Paru-paru tidak dapat mengeluarkan
karbondioksida secara adekuat, pada penyakit
seperti:
-Emfisema
- Bronkitis kronis
-Pneumoniaberat
-Edema pulmoner
- Asma.
2.Penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan
gangguan terhadap mekanisme pernafasan.
3.Akibat narkotika dan obat tidur yang kuat, yang
menekan pernafasan.
4.Bernapas dari udara kaya CO2

Alkalosis respiratorik
Definisi :
darah menjadi basa karena pernafasan yang
cepat dan dalam, sehingga menyebabkan
kadarkarbondioksidadalam darah menjadi
rendah.
Mekanisme kompensasi:
Terutama dilakukan oleh ginjal
Mekanisme renal
menghambat pertukaran Na+-H+
menghambat pembentukan ammonia
menghambat reabsorpsi HCO3

Pernafasan yang cepat dan dalam


disebuthiperventilasi, yang menyebabkan terlalu
banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan
dari aliran darah.
Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan
adalah
1. Kecemasan
2. rasa nyeri
3. sirosishati
4. kadar oksigen darah yang rendah/ hipoksia
5. demam
6. overdosis aspirin.
Eliminasi CO2 berlebihan

Respiratory and metabolic


compensation of acid base
disorder
Acid/base
Primary change
Metabolik acidosis

HCO3 plasma

pCO2
(hyperventilation)

Metabolik alkalosis

HCO3 plasma

pCO2 (hypoventilation)

Respiratory acidosis

pCO2

In renal HCO3
reabsorbtion
In plasma HCO3
consentration

Respiratory alkalosis

pCO2

In renal HCO3
reabsorbtion
In plasma HCO3
consentration

Anatomi ginjal
dan sirkulasi
ginjal

06/27/16

Persarafan
Plexus nervosus renalis simpatis
dan parasimpatis

Pemeriksaan penunjang

PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK


Kontrol glikemik
- GDS : <200 mg/dL
- GDP : 70 100 mg/dL
- GD2JPP : < 140 mg/dL
- Reduksi urine puasa dan 2jpp : negatif
mengetahui ada tidaknya glukosa dalam urine
- HbA1c : 4 6 % Menilai kualitas
pengendalian kadar glukosa darah dalam
waktu 2-4 bulan
- OGTT mendiagnosis adanya diabetes
gestasional dan DMT-2

Profil lipid mengukur kadar lemak


darah
- Kolesterol total: <200 mg/dL
- trigliserida: <150 mg/dL
- HDL: >60 mg/dL
- LDL: <100 mg/dL

Pemeriksaan fungsi hepar


- SGOT : <21 U/L
- SGPT : <31 U/L
- Albumin : 3,5 5,2 g/dL
Pemeriksaan fungsi ginjal
- ureum : 20-50 mg/dL
- kreatinin : < 1,00 mg/dL
- BUN : 6-20 mg/dL
- asam urat : 2,4 5,7 mg/dL
- cystatin C : < 0,85 mg/dL
- bersihan kreatinin : 66 143 mL/menit
- GFR (glomerular filtration rate) : > 60
mL/menit

Pemeriksaan elektrolit serum


memantau kesetimbangan cairan dalam
tubuh
- Na : 135-145 mEq/L
- Ca : 8,5-10,5
mg/dL
- K : 3,5-5,5 mEq/L - Mg : 1,8-2,6 mEq/L
- Cl : 98-106 mEq/L - Fosfat: 2,5-4,5
mg/dL

PEMERIKSAAN PENUNJANG ANEMIA


SADT mengetahui gambaran sel
darah
Hitung retikulosit : 0,5 2,5 %
Fe serum : 45-160 g/dL
TIBC : 250 g/dL
Ferritin : 420 mg/dL

Foto rontgent thorax periksa


cardiomegaly
EKG menilai kerja jantung
Hs-CRP Memprediksi faktor risiko
penyakit kardiovaskular
Osmolalitas urine mengukur jumlah
partikel terlarut per unit air dalam urin
- Normal 24: 500-800 mOsm/kg air
- Random urine: 300-900 mOsm/kg air
- Setelah 12-14 jam pembatasan asupan
cairan: >850 mOsm/kg air.

Osmolalitas serum mengukur


jumlah bahan kimia terlarut dalam
serum darah.
- dewasa : 285-295 mOsm/kg
- anak- anak: 275-290 mOsm/kg

Analisis Gas Darah


Untuk mengetahui kondisi
keseimbangan komponen gas dalam
arteri dan evaluasi diagnostik pada
pemberian terapi oksigen

https://www.kidney.org/atoz/content/gfr
https://www.academia.edu/7707613/INT
ERPRETASI_ANALISA_GAS_DARAH_ARTER
I_INTERPRETASI_ANALISA_GAS_DARAH_A
RTERI
http://www.healthline.com/health/glucos
e-tolerance-test
http://emedicine.medscape.com/article/
2088250-overview#a2
http://emedicine.medscape.com/article/
238798-overview

Penatalaksanaan

Tujuan
Menghambat progresivitas gagal
ginjal kronik
Mengontrol hiperglikemi
Menghilangkan gejala-gejala dan
komplikasi.

1. Diet Rendah Protein


Tujuan :
Mempertahankan keadaan nutrisi
optimal
Mengurangi atau mencegah akumulasi
toksin azotemia
Mencegah memburuknya faal ginjal
akibat proses glomerulosklerosis

Protein yang dianjurkan 0,6-0,75


g/kgBB

2. Kebutuhan cairan
Furosemid 40-80 mg/hari dan
pembatasan konsumsi garam
Dosis dapat dinaikkan sampai 250500 mg/hari
Kebutuhan cairan sehari :
Intake (Asupan) cairan = 500 ml +
output (ekskresi) urine per 24 jam

3. Kebutuhan elektrolit dan


mineral
Natrium
Pembatasan natrium 1-3 gram/hari

Kalium
1,5-3 gram/hari

Kalsium
1400-1600 mg/hari

Magnesium
200-300 mg/hari

4. Mengatur gaya hidup

Terapi simptomatik
1. Asidosis metabolik
a. Suplementasi alkali

Larutan SHOHL, terdiri dari :

140 gram asam sitrat, 98 gram Na sitrat


dilarutkan dalam 1L air

Kalsium karbonat 5 gram perhari

b. Terapi alkali

Asidosis berat : IV bila pH <7.35 atau


serum bikarbonat <20 mEq/L

2. Anemia

Terapi eritropoitin (EPO)


Transfusi darah
Ferritin 4-6 gram/hari
Darbopoetin alfa 0.45 mcg/kg IV,SC/minggu

3. Hipertensi

Captopril 2x25 mg/hari

4. Kelainan kardiovaskular dan paru

Furosemide

Oral : awal : 20-80 mg/hari


Pemeliharaan : tingkatkan secara bertahap 20-40
mg/dosis setiap 6-8 jam. Berikan 1-2x sehari

5. Nausea dan vomitus


Diet rendah protein
Metoclopramide

6. Dislipidemia
Simvastatin 1x40 mg/hari

7. Hiperglikemia
Insulin regular 60% dari IHT (0.5U/kgBB)
SC sebelum makan dibagi per kali makan

Anemia
Terapi eritropoitin (EPO)
Transfusi darah

Management of cardiovascular disease


Lifestyle : olahraga

Kelainan tulang, fosfat, dan kalsium

Pembatasan konsumsi protein hewani


Kalsium karbonat dan kalsium asetat
Aluminium hidroksida
Pemberian calcitriol

Penatalaksanaan Tambahan
Hemodialisis
Dialisis peritoneal CAPD (Continuous
Ambulatory Peritoneal Dialysis)
CCPD (Continuous Cyclic Peritoneal
Dialysis)
Transplatasi ginjal

Daftar Pustaka
http://kidney.org.au/cms_uploads/do
cs/ckd-management-in-gp-handbook-3r
d-edition.pdf

You might also like