Professional Documents
Culture Documents
Vomitus(Muntah)
pengeluaran isi lambung secara eksklusif melalui mulut
dengan bantuan kontraksi otot- otot perut
Saturasi O2
% Hb yang berikatan dengan oksigen dalam arteri (N : 95
100 %)
Defence Muscular
adalah nyeri tekan seluruh lapangan abdomen yang
menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietale
Piting Oedem
Oedem : penumpukan cairan di jaringan interstitial
Pitting oedem : oedem yang setelah di palpasi tidak kembali ke
bentuk semula
Ronkhi
Suara nafas tambahan yang berasal dari bronchus dan
bronchiolus, bernada rendah, dikarenakan penyumbatan
oleh mukus/cairan
- Ronkhi basah/crekles
Suara nafas yang dihasilkan saat udara melewati jalur pernafasan
yang penuh dengan eksudat, terdengar saat inspirasi, lebih keras
dari ronkhi kering
- Ronkhi kering
Suara nafas yang dihasilkan saat udara melewati jalur pernafasan
yang penuh dengan cairan, terdengar saat ekspirasi
CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
KOMPARTEMEN CAIRAN
Seluruh cairan tubuh didistribusikan
diantara dua kompartemen utama,
yaitu :
1. Cairan intraselular (CIS)
2. Cairan ekstra selular (CES)
3. Pada orang dewasa 60% dari
berat badan
adalah air (cairan
dan elektrolit).
extracelluler
1/3(20%)
(14 lt in 70 kg
young adult)
Transcelluler
Interstitial
Plasma
1-3%
15% (10.5 lt in 70 kg
5% (3.5 lt in
(Cerebrospinal)
young adult)
70 kg young adult)
(aqueous humor)
Umur
Bayi BL
6 Bulan
2 Tahun
16 Tahun
20-39 Tahun:
Pria/Wanita
40-59 Tahun:
Pria/Wanita
60/50
55/47
Plasma(mEq/L
Interstetiel
(mEq/KgH2o)
Intracelluler
(mEq/KgH2o)
Na+
142
145
10
K+
159
Ca2+
Mg2+
40
Total
153
154
210
Anion:
Cl-
103
117
HCO3-
25
28
Protein
17
45
Others
155
Total
153
154
210
Cation:
2. Solut (terlarut)
Selain air, cairan tubuh mengandung
dua jenis substansi terlarut (zat
terlarut): elektrolit dan non-elektrolit.
(a) Elektrolit
:Substansi yang
berdiasosiasi
(terpisah) di dalam
larutan dan akan
menghantarkan
arus listrik.
Kation : ion-ion yang mambentuk
muatan positif dalam larutan.
Kation ekstraselular utama adalah
natrium (Na+), sedangkan kation
intraselular utama adalah kalium
(K+).
Intake (Range)
AIR (ml)
Air minum = 1400 1800
Airdalam makanan= 700 1000
Air hasil oksidasi = 300 - 400
TOTAL
2400 -3200
Output (range)
1.Urine = 1400 1.800
2.Faeces
=
100
3.Kulit
= 300 - 500
4.Paru-paru = 600 - 800
TOTAL= 2400 3200
Intake (range)
Output (range)
Natrium(mEq)=70 (50-100)
Urine = 65 (50-100)
Faeces = 5 (2-20)
Urine = 90 (50-120)
Faeces = 10 (2-40)
Urine = 10 (2-20)
Faeces = 20 (2-50)
Kalsium (mEq)
= 15 (2-50)
Urine = 3(0-10)
Faeces = 12 (2-30)
Protein (g)
= 55 (30-80)
Nitrogen (g)
= 8 (4-12)
Kalori
= 1800-3000
PROSES PERGERAKAN /
TRANSPOR CAIRAN TUBUH
1.Difusi
Difusi adalah proses dimana partikel
yang terdapat dalam cairan bergerak
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah sampai terjadi keseimbangan.
Faktor-faktor yang meningkatkan difusi
1. Peningkatan suhu
2. Peningkatan konsentrasi partikel
Faktor-faktor yang
meningkatkan difusi
3. Penurunan ukuran atau berat
molekul dari partikel
4.Peningkatan area permukaan
yang tersedia untuk difusi
5.Penurunan jarak lintas dimana
massa partikel harus berdifusi
2. Transport Aktif
1)Transport Aktif adalah bahan bergerak
dari
konsentrasi rendah ke tinggi.
2)adanya daya aktif dari tubuh seperti
pompa jantung.
3) diperlukan Energi.
4) Banyak zat terlarut penting ditransport
secara aktif
melewati membran sel
meliputi:
natrium, kalium,
hidrogen,
glukosa dan asam
amino.
5) Tarnsport aktif adalah vital untuk
mempertahankan keunikan komposisi baik
CES
dan CIS.
3. Filtrasi (penyaringan)
1) Filtrasi
adalah adalah
merembesnya
suatu cairan
melalui selaput permeable.
2) Arah perembesan adalah
dari
daerah dengan
tekanan yang lebih tinggi ke
daerah dengan
tekanan
yang yang
lebih
rendah.
4. Osmosis
Osmosis adalah
bergeraknya
pelarut
bersih seperti air,
melalui membran semipermeabel
dari larutan yang berkonsentrasi
lebih rendah ke
konsentrasi
yang
lebih tinggi yang
sifatnya menarik.
2. Proses transpor
3. Konsentrasi cairan tubuh
Osmolalitas
Tonisitas
1). Larutan isotonik NaCl 0,9%
2). Larutan hipotonik NaCl
0.45%
3). Larutan hipertonik NaCL 3%,
dekstrosa 50%
1. Rasa Dahaga
2. Anti Diuretik Hormon (ADH)
3. Aldosteron
4. Prostaglandin
5. Glukokortikoid
GINJAL
HORMONAL
SARAF
b.Kulit
c.Paru paru
d.Gastrointestinal
Pengaturan Elektrolit
a. Natrium
Terbanyak di Extra sel
Mempengaruhi keseimbangan air,
hantaran infuls dan kontraksi otot
Diatur oleh intake garam,
aldosteron, dan pengeluaran urine
Normal: 135-148 mEq/lt
Kalium
Kation utama intra seluler
Berfungsi sebagai exitabiliy
neuromuskuler dan kontraksi otot
Untuk pembentukan glikogen,
sintesa protein, pengaturan
keseimbangan asam basa
Normal: 3,5-5,5 mEq/lt
Kalsium
Berguna untuk integritas kulit, struktur
sel, konduksi jantung, pe,beuan darah,
pembentukan tulang dan gigi.
Diatur oleh parathyroid dan thyroid
Magnisium
Kation terbanyak kedua di CIS
Clorida
Terdapat pada CIS dan CES
Normal: 95-105 Eq/lt
Bicarbonat
Sebagai buffer
Teradapat pada CIS dan CES
Fosfat
Anion buffer pada CIS dan CES
Fungsi untuk meningkatkan kegiatan
neuromuskuler, metab. KH,
pengatur As-Bs
Derajat keasaman
merupakan suatu sifat kimia yang
penting dari darah dan cairan tubuh
lainnya.
Satuan derajat keasaman adalah pH:
pH 7,0 adalah netral
pH diatas 7,0 adalah basa (alkali)
pH dibawah 7,0 adalah asam
pH darah antara 7,35-7,45
Mekanisme untuk
mengendalikan keseimbangan
asam-basa darah
1. GINJAL
Kelebihan asam akan dibuang oleh
ginjal, sebagian besar dalam
bentukamonia.
Ginjal memiliki kemampuan untuk
mengatur jumlah asam atau basa
yang dibuang, yang biasanya
berlangsung selama beberapa hari.
2. BUFFER
Suatu penyangga ph bekerja secara kimiawi untuk
meminimalkan perubahan pH suatu larutan.
Penyangga pH yang paling penting dalam darah
adalahbikarbonat.
Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam
kesetimbangan dengankarbondioksida(suatu komponen
asam).
Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran
darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat
dan lebih sedikit karbondioksida.
Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran
darah, maka akan dihasilkan lebih banyak
karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.
3. PEMBUANGAN KARBONDIOKSIDA
Hasil tambahan dari metabolisme oksigen; terus
menerus dihasilkan oleh sel. Darah membawa ke
paru-paru dan dikeluarkan.
Pusat pernafasan di otak mengatur jumlah
karbondioksida yang dihembuskan
mengendalikan kecepatan dan kedalaman
pernafasan mengatur pH darah menit demi
menit
Jika pernafasan meningkat, kadar karbon dioksida
darah menurun dan darah menjadi lebih basa.
Jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida
darah meningkat dan darah menjadi lebih asam.
1. Sistem buffer
Darah dan jaringan mengandung sistem
buffer untuk memperkecil perubahan pada
kadar H+
Buffer utama yang menetralkan H+ yang
dilepas dari sel adalah bikarbonat
Hb berperan penting untuk buffer H+
yang dilepas oleh karbonik anhidrase pada
eritrosit
H+ juga dibuffer oleh buffer intrasel
terutama buffer protein dan buffer fosfat
Penting sebab:
Kadarnya tinggi
CO2 dapat dikeluarkan oleh atau ditahan
dalam paru-paru (dikendalikan oleh
sistem pernapasan) pCO2~ [H2CO3]
[HCO3-] dapat dikendalikan oleh sistem
renal ( reabsorpsi HCO3- dari fitrat
glomeruli dapat ditingkatkan/ diturunkan).
Serum CO2 content ~ [HCO3-]
2. Sistem pernafasan
Pengeluaran CO2 dari darah dan
pasokan O2 pada jaringan adalah
fungsi utama sistem pernapasan
Sistem pernapasan dikendalikan oleh
pusat pernapasan di otak
Mekanisme pernapasan dapat
dirangsang oleh turunnya pH,
turunnya pO2, peningkatan suhu dll
3. Mekanisme Renal
Melalui pengaturan ekskresi asam
Mengatur pertukaran Na+-H+
Melalui pengaturan ekskresi ammonia
- Sel2 tubulus ginjal dapat membentuk
ammonia dari asam2 amino intrasel
terutama glutamin diekskresikan.
Untuk mengimbangi Na+ dari filtrat
glomeruli masuk ke sel tubulus
(konservasi kation)
Kelainan pengendalian
asam basa
Asidosisadalah
suatu keadaan
pada saat darah
terlalu banyak
mengandung asam
(atau terlalu sedikit
mengandung basa)
menyebabkan
menurunnya pH
darah.
Alkalosisadalah
suatu keadaan pada
saat darah terlalu
banyak
mengandung basa
(atau terlalu sedikit
mengandung asam)
menyebabkan
meningkatnya pH
darah.
Metabolik
Respiratorik
Asidosis respiratorik
atau alkalosis
respiratorik terutama
disebabkan oleh
penyakit paru-paru atau
kelainan pernafasan.
Asidosis Metabolik
Definisi :
keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan
rendahnya kadarbikarbonatdalam darah.
Mekanisme kompensasi:
Sistem buffer: terutama oleh buffer bikarbonat/asam
karbonat
Sistem pernafasan: pH yang turun merangsang Hiperventilasi
agar ekskresi CO2 meningkat [H2CO3] menurun agar
ratio [HCO3-]/[H2CO3] kembali normal
Mekanisme renal:
Ginjal berusaha mengembalikan komposisi elektrolit semula dan
PH dengan cara meningkatkan ekskresi asam dan menahan
basa
meningkatkan pertukaran Na+-H+
meningkatkan pembentukan ammonia
meningkatkan reabsorpsi HCO3
Penyebab :
1.Mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan yang diubah
menjadi asam.
Cthnya: Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis
salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida.
1.Tubuh menghasilkan asam yang lebih banyak melalui
metabolisme.
Cth: Jikadiabetestidak terkendali dengan baik, tubuh akan
memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton
(ketoasidosis diabetikum). Asam yang berlebihan juga ditemukan
padasyokstadium lanjut, dimanaasam laktatdibentuk. (asidosis
laktat)
2.Ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang
semestinya.
Cth: asidosis tubulus renalis (ATR), yang bisa terjadi pada
penderitagagal ginjal.
3.Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran
pencernaan karena diare,ileostomiataukolostomi.
Alkalosis metabolik
Definisi:
darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar
bikarbonat.
Mekanisme kompensasi:
Sistem buffer: terutama oleh buffer bikarbonat/asam
karbonat
Sistem pernafasan: pH yang naik menekan pusat
pernapasan terjadi Hipoventilasi retensi agar
[H2CO3] meningkat agar ratio [HCO3-] / [H2CO3]
kembali normal
Mekanisme renal:
menghambat pertukaran Na+-H+
menghambat pembentukan ammonia
menghambat reabsorpsi HCO3
Penyebab :
1. Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan
terlalu banyak asam.
Cth: kehilangan sejumlah asam lambung muntah yang
berkepanjangan atau bila asam lambung disedot
dengan selang (di RS).
2. Mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan
seperti soda bikarbonat.
3. Kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang
banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam
mengendalikan keseimbangan asam basa darah.
Cth: sindroma cushing, aldosteronism
4. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam
etakrinat) dalam waktu lama
Asidosis Respiratorik
Definisi :
keasaman darah yang berlebihan karena
penumpukankarbondioksidadalam darah sebagai akibat dari
fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.
Mekanisme kompensasi:
Sistem buffer: Asam karbonat yang masuk dalam darah yang
berlebihan terutama dibuffer oleh Hb dan sistem buffer
protein
Sistem pernafasan: pCO2 yang meningkat merangsang pusat
pernapasan menaikkan laju pernapasan (asal kelainan
primer bukan pada pusat pernapasan) Pengeluaran CO2
lewat paru
Mekanisme renal
meningkatkan pertukaran Na+-H+
meningkatkan pembentukan ammonia
meningkatkan reabsorpsi HCO3
Penyebab :
1.Paru-paru tidak dapat mengeluarkan
karbondioksida secara adekuat, pada penyakit
seperti:
-Emfisema
- Bronkitis kronis
-Pneumoniaberat
-Edema pulmoner
- Asma.
2.Penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan
gangguan terhadap mekanisme pernafasan.
3.Akibat narkotika dan obat tidur yang kuat, yang
menekan pernafasan.
4.Bernapas dari udara kaya CO2
Alkalosis respiratorik
Definisi :
darah menjadi basa karena pernafasan yang
cepat dan dalam, sehingga menyebabkan
kadarkarbondioksidadalam darah menjadi
rendah.
Mekanisme kompensasi:
Terutama dilakukan oleh ginjal
Mekanisme renal
menghambat pertukaran Na+-H+
menghambat pembentukan ammonia
menghambat reabsorpsi HCO3
HCO3 plasma
pCO2
(hyperventilation)
Metabolik alkalosis
HCO3 plasma
pCO2 (hypoventilation)
Respiratory acidosis
pCO2
In renal HCO3
reabsorbtion
In plasma HCO3
consentration
Respiratory alkalosis
pCO2
In renal HCO3
reabsorbtion
In plasma HCO3
consentration
Anatomi ginjal
dan sirkulasi
ginjal
06/27/16
Persarafan
Plexus nervosus renalis simpatis
dan parasimpatis
Pemeriksaan penunjang
https://www.kidney.org/atoz/content/gfr
https://www.academia.edu/7707613/INT
ERPRETASI_ANALISA_GAS_DARAH_ARTER
I_INTERPRETASI_ANALISA_GAS_DARAH_A
RTERI
http://www.healthline.com/health/glucos
e-tolerance-test
http://emedicine.medscape.com/article/
2088250-overview#a2
http://emedicine.medscape.com/article/
238798-overview
Penatalaksanaan
Tujuan
Menghambat progresivitas gagal
ginjal kronik
Mengontrol hiperglikemi
Menghilangkan gejala-gejala dan
komplikasi.
2. Kebutuhan cairan
Furosemid 40-80 mg/hari dan
pembatasan konsumsi garam
Dosis dapat dinaikkan sampai 250500 mg/hari
Kebutuhan cairan sehari :
Intake (Asupan) cairan = 500 ml +
output (ekskresi) urine per 24 jam
Kalium
1,5-3 gram/hari
Kalsium
1400-1600 mg/hari
Magnesium
200-300 mg/hari
Terapi simptomatik
1. Asidosis metabolik
a. Suplementasi alkali
b. Terapi alkali
2. Anemia
3. Hipertensi
Furosemide
6. Dislipidemia
Simvastatin 1x40 mg/hari
7. Hiperglikemia
Insulin regular 60% dari IHT (0.5U/kgBB)
SC sebelum makan dibagi per kali makan
Anemia
Terapi eritropoitin (EPO)
Transfusi darah
Penatalaksanaan Tambahan
Hemodialisis
Dialisis peritoneal CAPD (Continuous
Ambulatory Peritoneal Dialysis)
CCPD (Continuous Cyclic Peritoneal
Dialysis)
Transplatasi ginjal
Daftar Pustaka
http://kidney.org.au/cms_uploads/do
cs/ckd-management-in-gp-handbook-3r
d-edition.pdf