You are on page 1of 24

Presentasi Aftercare

NEFRITIS
HENOCH SCHONLEIN PURPURA

Pembimbing : dr. Endang Prasetyowati,


Sp.A
Disusun oleh : Nurul Dwi Aghisni
KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD AMBARAWA
PERIODE 2016

IDENTITAS PASIEN
Nama

: An. E
Umur : 5 Tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Pringapus
Nama Ayah : Tn. R
Umur Ayah
: 34 Tahun
Pekerjaan Ayah
: Karyawan Pabrik
Nama Ibu : Ny. A
Umur Ibu : 28 Tahun
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah tangga
No. CM
: 090***- 2016
Masuk RS : Januari 2016

Resume Saat Masuk Rumah


Sakit
Pasien

datang dengan keluhan nyeri perut dan


demam sejak 10 hari SMRS, nyeri perut menetap
dan demam naik turun.
3 hari SMRS timbul ruam kemerahan pada kedua
tungkai pasien
Selain itu, mata pasien sembab, terdapat mual dan
muntah sebanyak 5x/ hari, muntah berupa cairan
sebanyak gelas setiap kali muntah.
ibu pasien juga mengeluhkan BAB pasien berwarna
kehitaman. BAB cair sebanyak 2 kali, BAB tidak ada
ampas, tidak ada lendir maupun darah.
BAK terakhir 3 jam SMRS, menurut ibu pasien BAK
seperti biasa, tidak ada nyeri saat BAK.

Menurut

keluarga, pasien belum


pernah mengalami gejala yang
sama seperti ini sebelumnya.
Riwayat alergi dan asma
disangkal.
Tidak ada anggota keluarga
pasien lainnya yang mengalami
gejala yang sama seperti pasien
saat ini.

Resume Setelah di Rumah


Sakit
Keadaan

umum pasien tampak


baik. Pada pemeriksaan tanda
vital hasilnya dalam batas normal
(T : 36,20C. RR : 22x/menit. Nadi :
88x/menit. TD: 110/70 mmHg),
Sudah tidak pusing, tidak lemas,
tidak nyeri pinggang, tidak
demam,tidak muntah. Pada
pemeriksaan fisik edema
palpebra dan dorsalis pedis
sudah tidak didapatkan.

Edukasi Sebelum Pulang


Menjelaskan

definisi, faktor resiko, penyebab Nefritis

HSP
Edukasi kepada keluarga pasien agar selalu
menghindari faktor penyebab timbulnya Nefrits HSP,
dan penyakit lainnya yang mungkin timbul dari
kebiasaan pasien dan keluarganya. Dan memberikan
dukungan terhadap keberhasilan pengobatan pasien
untuk mengontrol penyakit.
Edukasi untuk memperhatikan asupan makanan dari
pasien.
Edukasi untuk kontrol kembali ke rumah sakit.
Edukasi untuk ke tempat pelayanan kesehatan
terdekat apabila terjadi kembali penurunan
kesadaran, kejang, demam, vertigo, nyeri pinggang.

Profil Keluarga Yang Tinggal


Satu Rumah
N
o

Nama

keduduk
an

Jenis
kelami
n

1.

Tn. R

Bapak

2.

Ny. A

3.

An. E

Usia
(thn)

Pendidik
an

pekerj
aan

Laki-laki 33

SMA

Buruh
Pabrik

Ibu

Wanita

SMA

Ibu
rumah
tangga

Anak

Laki-laki 5

Blm
sekolah

28

Genogram keluarga
Tn.
R

Ny.
A

An.
E

Depan rumah
Kandang
ayam

Kama
r
man
di

Edukasi Saat Kunjungan


Menjelaskan

tentang Nefritis HSP .


Edukasi tentang kebersihan lingkungan rumah
dan higienitas diri sendiri yang dapat memicu
penyakit serta mengeliminasinya (ventilasi yang
kurang, debu, rokok, binatang, dan lain
sebagainya).
Edukasi kepada keluarga pasien agar selalu
mengawasi dan memberikan dukungan terhadap
keberhasilan pengobatan pasien untuk
pencegahan penyakit.
Edukasi tentang tanda-tanda penyakit Nefritis
HSP atau penyakit lain yang mungkin timbul dari
keadaan lingkungan rumah pasien.

Faktor Pendukung Keberhasilan


After Care Patient
Keluarga bersedia untuk didatangi rumahnya.
Keramahan keluarga menyambut kedatangan dokter
muda.
Keluarga memperhatikan dengan baik ketika
diberikan penjelasan mengenai keadaan anaknya.
Keluarga berkeinginan dan berusaha untuk selalu
mengawasi, melihat perkembangan dan memberikan
dukungan terhadap keberhasilan pengobatan pasien
dalam rangka mengontrol penyakit pasien.
Ayah dan ibu pasien sangat memperhatikan pasien.
Jarak antara tempat tinggal pasien dengan sarana
kesehatan yang masih ditempuh dengan kendaraan
bermotor

Faktor Penghambat Keberhasilan After


Care Patient
Kurangnya pengetahuan ibu pasien mengenai
HSP Nefritis dan penyakit lain yang mungkin
timbul dari lingkungan rumah pasien.
Pengetahuan pasien yang masih kurang
tentang pentingnya istirahat. Pasien masih
suka bermain dan kadang lupa untuk istirahat
sehingga harus dipantau dan diingatkan oleh
ibunya.
Kebiasaan pasien jajan makanan yang kurang
higienitasnya

Identifikasi Fungsi Fungsi


Keluarga
Fungsi Biologis
Pasien adalah anak laki-laki yang berusia 5 tahun, post opname Nefritis
HSP . Saat ini keluhan yang dirasakan pipis pasien terkadang tampak merah
dan mata pasien terkadang sembab.
Keadaan Umum : tampak baik, kesadaran compos mentis
Tanda tanda vital :

Nadi : 98 kali/menit
RR : 24 kali/menit
T : 36,50C
Tekanan darah
: 90/70 mmHg

Dengan

status gizi Cukup BB:18kg TB:110 cm


Kepala/leher : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema palpebra
(-)
Thorax :
cor : BJ I-II reguler, gallop (-), murmur (-), ronkhi (-), wheezing (-)
pulmo : Pergerakan simetris kanan dan kiri, SDV +/+
Abdomen : datar, bising usus (-), supel dan timpani, Nyeri tekan (-),
nyeri ketuk CVA (-)
Ekstremitas : akral hangat, CRT <2 detik, edema (-)

Hasil Lab Post Opname


Pemeriksaan
Urin Rutin

Hasil

Warna

Kuning tua

Kekeruhan

Keruh

Protein Urin

3 + (300)

Negatif

Glukosa urin

Negatif

Negatif

pH

6.5

5-9

Bilirubin Urin

Negatif

Negatif

Urobilinogen

Negatif

Negatif

Berat Jeni Urin

1020

1000 - 1030

Keton Urin

Negatif

Negatif

Leukosit

Eritrosit

3 + (200)

Negatif

3-6
Penuh
5-8
Granula 1+, Hialin
1+

<4
<6
-

Sedimen
Epitel
Eritrosit
Leukosit
Silinder

Nilai Rujukan

Fungsi Psikologi
Pasien

sehari- hari tinggal bersama orang tua


pasien dengan jumlah anggota keluarga
sebanyak 3 orang.

Pasien

masih tidur dengan ibu pasien karena


ibu pasien merasa tidak tega jika pasien tidur
sendirian.

Semenjak

pulang opname di rumah sakit, ibu


pasien berhenti bekerja karena ingin
mengawasi kegiatan pasien, yaitu supaya
pasien tidak terlalu banyak bermain, banyak
beristirahat dan makan teratur.

Fungsi Ekonomi
Pasien tinggal bersama dengan
kedua orang tuanya. Kondisi
rumah cukup baik dan halaman
yang cukup luas dan sudah
mendapatkan listrik dan air dari
PAM. Biaya kehidupan sehari-hari
pasien berasal dari pekerjaan
ayah sebagai buruh pabrik.

Fungsi Pendidikan
Pasien saat ini pasien belum
bersekolah, kegiatan sehari-hari
pasien hanya bermain bersama
teman sebayanya.
Fungsi Religius
Pasien dan keluarganya adalah
seorang muslim

Fungsi Sosial Budaya


Kedudukan keluarga pasien di tengah lingkungan sosial
adalah warga biasa. Biasanya pasien bermain didalam rumah
dan halaman rumah bersama teman seusianya.

Pola Konsumsi Pasien


Ibu pasien mengatakan jika sebelumnya pasien
mengkonsumsi minuman-minuman bubuk cepat seduh dan
makanan yang banyak mengandung bahan pengawet seperti
chiki dan mie instant sebelum masuk rumah sakit, dan setelah
pulang dari rumah sakit pasien mengurangi jajannya. Pasien
juga dinasehati ibunya untuk minum air putih yang banyak.
Ibu pasien masih menggunakan garam dan penyedap rasa
saat masak

Identifikasi Faktor Faktor Yang


Mempengaruhi Kesehatan
Faktor Perilaku
Jika ada keluarga yang sakit, pasien dan
keluarga langsung berobat ke bidan atau ke
Puskesmas Klepu. Ayah,ibu, dan pasien
memiliki jaminan kesehatan, sehingga berobat
sebagai pasien jamkesda yang kemudian
menjadi BPJS.

Faktor Non-Perilaku
Pelayanan kesehatan yang tersedia masih
dapat dijangkau dengan kedaraan pribadi
ataupun angkutan umum sehingga cukup
memudahkan pasien jika ingin berobat.

Identifikasi Lingkungan Rumah


Rumah pasien terletak di dalam gang, memiliki halaman
rumput, tidak tingkat,terdiri satu ruang tamu, 2 kamar tidur,
1 kamar mandi, 1 ruang tv, 1 dapur dengan lantai semen.
Lantai rumah menggunakan keramik.
Dinding

rumah dengan tembok dan di cat. Depan rumah


pasien terdapat 4 buah jendela yang dapat dibuka sewaktuwaktu. Saat masuk ke dalam rumah (di dalam ruang tamu)
sinar matahari hanya masuk sampai batas ruang tamu saja.
2 buah kamar tidur tidak memiliki jendela dan ventilasi
yang baik.

Dibagian

atas terdapat langit- langit yang memisahkannya


dengan genteng rumah. Kebersihan rumah tampak kurang
dijaga.

Permasalahan

Penyelesaaian

- Kurangnya pengetahuan
keluarga mengenai penyakit
pasien

- Memberikan penjelasan yang


dapat diterima oleh keluarga
mengenai penyakit pasien

- Pola istirahat pasien yang


kurang

- Edukasi kepada ibu pasien


mengenai aktifitas pasien

- Kebiasaan jajan pasien

- Edukasi ibu pasien untuk


tidak memberikan uang
jajan kepada pasien dan
memasak makanan sendiri
untuk dimakan pasien
- Edukasi mengenai makanan
apa saja yang dapat
dikonsumsi pasien

- Higienitas yang belum baik

- Edukasi mengenai kebiasaan


mencuci tangan sebelum
makan, dan cara
membersihkan diri setelah

Kegiatan

Keluarga yg
terlibat

Hasil Kegiatan

Menjelaskan tentang
penyakit pasien

Ayah dan Ibu


pasien

Keluarga mengetahui
tentang penyakit pasien
secara garis besar, faktor
yang memperbaik dan
memperburuk serta
komplikasinya

Edukasi mengenai
asupan makanan dan
aktifitas pasien

Ayah dan Ibu


pasien

Ibu pasien mulai


memperhatikan bahanbahan makanan yg
digunakan untuk memasak,
menghindari pasien jajan
dan membatasi aktifitas
pasien

Edukasi untuk segera


pergi ke faskes
terdekat

Ayah dan Ibu


pasien

- Ibu pasien mengerti


untuk segera membawa
anaknya ke faskes
terdekat bila kondisi
memburuk
- Pemeriksaan tekanan
darah berkala di

Kesimpulan
Orang

tua pasien cukup mengerti


penjelasan yang diberikan saat di
rumah sakit dengan dokter sebelum
pulang, namun masih ada beberapa
hal yang tidak dilakukan. Terbukti
dari jenis makanan dan aktifitas
pasien yang tidak berubah, sehingga
hasil lab dan keadaan pasien tidak
lebih baik dibandingkan saat
sebelum masuk rumah sakit.

You might also like