You are on page 1of 7

LAPORAN FARMAKO

FARMAKODINAMIK OBAT-OBAT OTONOM

oleh:
kelompok D1
1. Debbie Cinthia. D.

102009231

2. Sisilia Dina M

102009147

3. Aditya Hartanto Sugiono

102009206

4. Yunita Sofianti

102009208

5. Ruth P.Thauladan

102009263

6. Nurul Aisyah

102009297

7. Sumindah

102008215

8. Romanus

102008108

9. Jhon Henry

102007028

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA


UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
2013

Dasar teori
Efedrin
Efedrin adalah suatu alkaloid yang terdapat dalam tumbuhan yang di sebut efedra atau
ma huang. Merupakan komponen obat herbal sebagai obat pelangsing, penyegar dan pelega
napas. Efektif di berikan secara oral, masa kerjanya jauh lebih panjang, efek sentralnya lebih
kuat dan di butuhkan dosis yang cukup besar. Merupakan obat yang tua, yang di gunakan sebagai
pelega napas dengan kata lain untuk pengontrol asma.
Efedrin merupakan obat agonis reseptor adrenergic, bekerja merangsang pelepasan
neurotransmitter norepinerfin sehingga menimbulkan efek simpatomimetik, seperti peningkatan
tekanan darah dan nadi, midriasis, penurunan peristaltic usus dan bronkodilator.
Efek samping dari pemakaian obat ini adalah gangguan iritabilitas, gangguan tidur,
penurunan nafsu makan, aritmia dan hipertensi. Obat ini dikontraindikasikan pada penderita
penyakit jantung,hipertensi dan diabetes.
Efedrin ini mempunyai efek 1 dan 2.
1 memiliki fungsi:
-

Meningkatkan jumlah denyut jantung

Meningkatkan kekuatan pompa jantung

Meningkatkan pelepasan renin

2 memiliki fungsi:
-

Vasodilatasi

Relaksasi GIT dan bronkus

Propanolol
Propanolol adalah obat golongan -blocker nonselektif, yang berfungsi menurunkan
tekanan darah.dan merupakan antagonis reseptor - adrenergic. Obat ini diindikasikan untuk
hipertensi, aritmia, vibrilasi, takikardia,tremor,varises esophagus, dan infark miokard.obat ini
dikontraindikasikan dengan penderita asma,gagal jantung kongestif,bradikardi. Efek samping
dari pemakaian obat ini adalah bronkospasme, gagal jantung kongestif, dan infark miokard akut.

Ekstrak belladone
Ekstrak belladonna merupakan obat golongan anti muskarinik yang menimbulkan efek
parasimpatomimetik. Obat ini memiliki efek miosis, peningkatan peristaltic usus, penurunan
tekanan darah, dan bronkokonstriksi. Efek samping obat ini adalah takikardia, demam, dan
berkurangnya saliva. Kontraindikasi bagi penderita asma.
Plasebo
Bukan suatu obat.tidak memiliki efek apapun.
Pendahuluan
Pada pratikum ini mahasiswa akan mengamati efek berbbagai obat yabg bekerja melalui
saraf otonom, baik simpatis maupun para simpatis. Golongan obat otonom banyak digunakan
sehari-hari untuk menanggulangi berbagaai macam penyakit.
Pratikum dilakukan dengan disain tersamar ganda- placebo control dimana baik orang
percobaan, mahasiswa yang melakukan pengamatan dan instruktur, tidak mengetahui obat apa
yang diminum masing-masing orang percobaan, hal ini untuk memastikan tidak ada factor
subyektif dan efek placebo reactor, sehingga hasil percobaan lebih obyektif dan akurat
menggambarkan efek farmakodinamika obat otonom.
I.
Tujuan :
1. Mampu I mengenal efek farmakodinamik, farmakokinetik, indikasi, kontraindiksi dan
efek samping berbagai obat otonom.
2. Mampu menjelaskmar ganda-plasebo control
3. Mampu melakukan dan mengamati efek farmakodinamik obat otonom pada orang
percobaan dengan kerjasama kelompok yang baik.
4. Mampu menginformasikan hal-hal yang perlu diketahui pasien sebelum menggunakan
obat otonom.
II.
-

Alat dan Bahan


Tensimeter
Stetoskop

- Gelas Ukur
- Gelas Beaker

- Penggaris
- Metronome

- Permen karet

Obat-obat : Ekstrak Belladona 30mg, Ephedrin 25 mg, Propanolol 20 mg, Plasebo


yang dikemas dalam kapsul yang sama besar dan warnyanya
III.

Cara Kerja:

1. Persiapan : 2 orang percobaan dalam keadaan perut kosong (tidak makan 4 jam
sebelumnya), tidak memiliki gangguan ritme jantung, hipertensi, asma dan tukak
lambung karena kontraindikasi beberapa obat otonom dalam percobaan ini.
2. Minta orang percobaan (OP) untuk berbaring di atas meja laboratorium dengan tenang
3. Lakukan pengukuran tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi napas, lebar pupil (ukur
dalam keadaan sinar yang konstan). Lakukan lagi setelah jeda 5 menit dan ambil nilai
rata-ratanya sebagai parameter dasar.
4. Ukur produksi saliva yang dirangsang dengan mengunyah permen karet selama 5 menit,
dan di tampung dalam gelas beaker, lalu diukur dengan menggunakan gelas ukur, catat
sebagai parameter dasar. (Permen karet dikunyah dan liur boleh ditelan sampai habis rasa
manisnya, baru kemudian hasil liur kunyahan berikutnya yang ditampung selama 5
menit.) Bila hasil tampungan banyak busanya, tambahkan 1 ml alcohol 70%, sehingga
busa berkurang dan permukaan air liur lebih mudah diukur.
5. Cucilah gelas beaker dan gelas ukur setiap selesai penampungan air liur.
6. Sebelum minum obat, dengan manset tensimeter tetap terikat pada lengan atas (untuk
mempermudah dan mempercepat pengukuran), OP diminta untuk berlari ditempat, sesuai
bunyi metronome selama 2 menit (kecepatan 120 kali angkat kaki per menit : 60 kaki
kanan dan 60 kaki kiri). Kaki harus diangkat cukup tinggi 30 cm dari lantai, sehingga
dengan latihan fisik ini tekanan darah sistolik meningkat 35 mmHg dan denyut nadi 3050/menit
7. Setelah itu OP berbaring dan lakukan pengukuran tekanan darah ,nadi, frekuensi napas,
dan catatlah sebagai parameter setelah latihan fisik.
8. OP diminta untuk meminum obat
9. Sambil berbaring lakukan pengukuran tekanan darah, nadi, frekuensi napas, diameter
pupil dan volume saliva pada menit ke 20, 40 dan 80.
10. Pada menit ke-80, OP diminta melakukan latihan fisik yang sama dan segera dilakukan
pengukuran tekanan darah, frekuensi nadi, dan nadi
11. Catat dan laporkan hasil serta amati gejala yang terjadi pada OP 2 jam berikutnya.
Hasil Pengamatan:

OP: Aditya Hartanto


No Obat: 32
Parameter
percobaan
Tekanan Darah
Nadi
Frekuensi Napas
Diameter pupil
Volume Saliva

Menit ke-0

Menit ke-20

Menit ke-40

Menit ke-80

110/80 mmHg
44x/menit
17x/menit
0,5 mm
4 cc

120/80 mmHg
80x/menit
19x/menit
0,5 mm
6cc

110/70 mmHg
55x/menit
20x/menit
0,5 mm
8cc

110/70 mmHg
88x/menit
25x/menit
0,5 mm
4cc

110/70 mmHg
88x/menit

Lari
Tekanan Darah
Frekuensi Nadi

140/70 mmHg
94x /menit

Keluhan OP :
Setelah meminum obat yang diberikan, OP merasa lemas dan mengantuk, saat melakukan
aktivitas fisik (lari) setelah minum OP merasa lebih cepat lelah. Kemudian setelah 24 jam OP
mengalami konstipasi.
Pembahasan :
Dari efek yang dirasakan oleh OP, kami menebak bahwa obatnya adalah propanolol karena
tekanan darah OP turun dari 140/70mmHg (melakukan kerja fisik; lari) menjadi 110/70mmHg
(melakukan kerja fisik; lari).

OP B: Romanus
Obat No. 22

Parameter
percobaan
Tekanan Darah

Setalah

minum

obat

Menit ke-0

Menit ke-20

Menit ke-40

Menit ke-80

110/80mmHg

120/80mmHg

110/80mmHg

110/80mmHg

Nadi
Frekuensi Napas
Diameter pupil
Volume Saliva

79x/menit
18x/menit
5mm
19 cc

86x/menit
23x/menit
5 mm
9 cc

80x/menit
20x/menit
5 mm
12 cc

80x/menit
20x/menit
5 mm
8 cc

130/80mmHg
108x/menit

Lari
Tekanan Darah
Frekuensi Nadi

130/90mmHg
134x/menit

Keluhan OP :
Setalah meminum obat yang diberikan OP merasakan mengantuk, saliva kering dan
Pembahasan :
Dari efek yang dirasakan oleh OP, kami menebak bahwa obatnya adalah Efedrin karena terdapat
peningkatan tekanan darah sitole pada pasien stelah pasien minum obat. Obat sebenarnya adalah
Propanolol. Obat yang ditebak salah karena ada faktor saat pengukuran tidak terlalu baik dan OP
sebelum percobaan ada makan makanan kecil sehingga efek obat tidak terlalu terlihat jelas.
Kesimpulan:
Pratikum dilakukan dengan tersamar ganda-plasebo kontrol. Untuk memperlihatkan efek obat
otonom. Pada kelompok kami pada percobaan denagn OP 1 dapat menebak obat yang diminum
dengan efek yang yang telihat sama dengan efek obatnya benar dan percobaan dengan OP ke-2
tidak menebak tepat dikarnakan ada faktor kesalahan dalam pengukuran tekanan darah dan OP
sudah memakan beberapa makanan jadi efek obat tidak terlihat dengan baik.

You might also like