You are on page 1of 31

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


a. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan
Makanan merupakan faktor penting dalam kehidupan, karena
makanan merupakan sumber energi tubuh. Tubuh memerlukan bahan bakar
untuk menyediakan energi untuk fungsi organ dan pergerakan badan, untuk
mempertahankan suhu tubuh, dan untuk menyediakan material mentah untuk
fungsi enzim, pertumbuhan, penempatan kembali, dan pergerakan sel.
Kebutuhan energi yang terus menerus memerlukan cukup nutrisi. Nutrisi
sendiri adalah substansi kimia di dalam makanan yang diperlukan tubuh.
Fungsi nutrisi adalah sebagai bahan penghasil energi, membangun jaringan
tubuh, membentuk jaringan tubuh, serta pengaturan fungsi tubuh.
Pada umumnya, ketika kebutuhan energi dipenuhi lengkap oleh
asupan kalori makanan, maka berat badan tidak berubah. Jika pemasukkan
kalori melebihi kebutuhan energi, maka berat seseorang akan menambah.
Ketika pemasukkan kalori gagal untuk memenuhi kebutuhan energi, maka
seseorang akan kehilangan berat badan.
Nutrien merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh.
Enam katagori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
dan mineral. Kegunaan nutrien yang spesifik untuk mengatur respons imun
respons trauma dan penyakit. ( Potter & Perry, 2006).
Pengertian pertumbuhan dan perkembangan mencakup peristiwa yang
statusnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan
lebih menekankan pada fisik, sedangkan perkembangan lebih menekankan
padamental dan kejiwaan seseorang. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan
perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan fungsi tingkat sel , organ maupun
individu, yang diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran
panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi

1
kalsium dan nitrogen tubuh). Kecepatan pertumbuhan berbeda pada setiap
tahapan kehidupan, dipengaruhi oleh:
a. Kompleksitas dan ukuran dari organ
b. Rasio otot dengan lemak tubuh
Kecepatan pertumbuhan pada saat pubertas sangat cepat dalam hal
tinggi badan, ditandai dengan perubahan otot, lemak dan perkembangan
organ yang diikuti oleh kematangan hormon seks. Pertumbuhan (growth)
yang optimal sangat sangat dipengaruhi oleh potensi biologisnya. Tingkat
pencapaian fungsi biologis seseorang merupakan hasil interaksi berbagai
faktor yang saling berkaitan: genetik, lingkungan bio-psiko-sosial, dan
perilaku. Proses tersebut sangat unik, hasil akhirnya berbeda-beda dan
memberikan ciri pada setiap anak.
Perkembangan (development) menyangkut adanya proses diferensiasi
dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsi di dalamnya termasuk pula perkembangan emosi, intelektual dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
Perkembangan adalah Bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih komleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan atau Penampilan
kemampuan (skill) yang diakibatkan oleh kematangan sistem saraf pusat,
khususnya di otak.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
1) Faktor Internal (Genetik)
Modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan. Melalui
genetik dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan, yang
ditandai dengan:
a) Intensitas dan kecepatan pembelahan
b) Derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan
c) Umur pubertas
d) Berhentinya pertumbuhan tulang.

2
Yang termasuk faktor internal: faktor bawaan yang normal dan
patologis, jenis kelamin, obstetrik, dan ras (suku bangsa). Jika potensi
genetik dapat berinteraksi dalam lingkungan yang baik dan optimal
akan mewujudkan pertumbuhan optimal
Gangguan pertumbuhan: Di negara maju sering diakibatkan
oleh faktor genetic, selain disebabkan oleh faktor genetik, juga oleh
lingkungan yang tidak memungkinkan seseorang tumbuh secara
optimal, kematian balita di negara berkembang Menurut Jellife D.B.
(1989), yang termasuk faktor internal adalah genetik, obstetrik, dan
seks .
2) Faktor Eksternal (Lingkungan)
Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi
genetik yang optimal. Kondisi lingkungan yang buruk >> kondisi
genetik optimal tidak dapat tercapai Yang termasuk faktor lingkungan
adalah bio-fisik-psikososial. Faktor ini mempengaruhi setiap individu
sejak masa konsepsi sampai akhir hayat.
Faktor lingkungan dibagi dua:
(a) Lingkungan Pranatal
Mempengaruhi pertumbuhan janin sejak konsepsi hingga lahir.
Meliputi gizi ibu saat hamil, mekanis, toksin/zat kimia, endokrin,
radiasi, infeksi, stress, anoksia embrio.
(b) Lingkungan Pascanatal
Dipengaruhi oleh lingkungan. Meliputi lingkungan biologis,
lingkungan fisik, faktor psikososial, keluarga dan adat-istiadat.

1.2 TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui pengertian antropometri gizi
2. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis pengukuran antropometri gizi
3. Mahasiswa mengetahui kegunaan pengukuran antropometri gizi
4. Mahasiswa mengetahui Kelemahan pengukuran antropometri gizi

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan antropometri sebagai salah satu metode untuk mengukur


status gizi masyarakat sangat luas. Antropometri berasal dari kata antrophos dan
metros. Antrophos memiliki arti tubuh, sedangkan metros adalah ukuran.
Antropometri yaitu ukuran dari tubuh. Antropometri adalah cara pengukuran
status gizi yang paling sering digunakan di masayarakat. Antropometri dalam
pengertian adalah suatu sistem pengukuran ukuran dan susunan tubuh dan bagian
khusus tubuh (Potter & Perry, 2006). Contoh penggunaan: Program gizi
masyarakat dalam pengukuran status gizi balita, Kegiatan penapisan status gizi
masyarakat.
Pengertian pertumbuhan (growth) dan perkembanganmencakup peristiwa
yang statusnya berbeda tetapisaling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan
merupakan Peningkatan secara bertahap dari tubuh, organ dan jaringan dari masa
konsepsi sampai remaja. Pertumbuhan lebih menekankan pada fisik, sedangkan
perkembangan lebih menekankan padamental dan kejiwaan seseorang.
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan fungsi
tingkat sel, organ maupun individu, yang diukur dengan ukuran berat
(gram,pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan
keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Kecepatan
pertumbuhan berbeda pada setiaptahapan kehidupan, hal ini dipengaruhi oleh:
1. Kompleksitas dan ukuran dari organ
2. Rasio otot dengan lemak tubuh
Kecepatan pertumbuhan pada saat pubertas sangat cepat dalam hal tinggi
badan, ditandai denganperubahan otot, lemak dan perkembangan organ yang
diikuti oleh kematangan hormon seks. Pertumbuhan yang optimal sangat
dipengaruhi oleh potensi biologisnya. Tingkat pencapaian fungsi biologis
seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan:
genetik, lingkungan bio-psiko-sosial, dan perilaku.

4
Perkembangan (development) menyangkut adanya proses diferensiasi dari
sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembang
sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsi di dalamnya
termasuk pula perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya. Perkembangan merupakan bertambahnya
kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan atau.
Penampilan kemampuan (skill) yang diakibatkan oleh kematangan sistem saraf
pusat, khususnya diotak. Perkembangan anak yang sehat searah (paralel) dengan
pertumbuhannya.
Pertumbuhan lebih menekankan pada aspek fisik sedangkan
Perkembangan lebih menekankan pada aspek pematangan fungsi organ, terutama
kematangan sistem saraf pusat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:
a. Faktor Internal (Genetik)
1) Modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan
2) Melalui genetik dapat ditentukan kualitas dan kuantitas
pertumbuhan, yang ditandai dengan:
(a) Intensitas dan kecepatan pembelahan
(b) Derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan
(c) Umur pubertas
(d) Berhentinya pertumbuhan tulang.
Yang termasuk faktor internal: faktor bawaan yang normal dan patologis,
jenis kelamin, obstetrik, dan ras (suku/bangsa)
Gangguan pertumbuhan:
a. Di negara maju sering diakibatkan oleh faktor genetic.
b. Di negara berkembang selain disebabkan oleh faktor genetik, juga
oleh lingkungan yang tidak memungkinkan seseorang tumbuh secara
optimal.
Menurut Jellife D.B. (1989), yang termasuk factor internal adalah genetik,
obstetrik, dan seks.

5
b. Faktor Eksternal (Lingkungan)
1) Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetik
yang optimal. Yang termasuk faktor lingkungan adalah bio-
fisikpsikososial.
Faktor lingkungan dibagi dua:
o Faktor pranatal
o Faktor pascanatal
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain adalah:
(a) Lingkungan Pranatal
o Mempengaruhi pertumbuhan janin sejak konsepsi hingga
lahir.
o Meliputi gizi ibu saat hamil, mekanis, toksin/zatkimia,
endokrin, radiasi, infeksi, stress, anoksia embrio.
(b) Lingkungan Pascanatal
o Dipengaruhi oleh lingkungan
o Meliputi lingkungan biologis, lingkungan fisik, faktor
psikososial, keluarga dan adat-istiadat. Contoh;
 Internal
a.Genetik Individu (keluarga)
Ras/lingkungan intrauterin (ketidakcukupan plasenta)
b.Obstetrik BBLR
Lahir kembar
c.Seks
Laki-laki lebih panjang dan berat
 Eksternal
a.Gizi
- Gizi Fetus (diet maternal: protein, energi dan
iodium)
- Gizi Bayi (ASI dan susu botol)

6
- Gizi Anak (protein, energi, iodium, zink,
vitamin D dan asam folat
b.Obat-obatan Alkohol, tembakau dan kecanduan
obat-obat lainnya
c. Lingkungan Iklim yakni Daerah kumuh
d.Penyakit
o Endokrin Hormon pertumbuhan
o Infeksi Bakteri akut dan kronis, virus dan
cacing
o Kongenital Anemia sel sabit, kelainan
metabolisme sejak lahir
o Penyakit kronis Kanker, malabsorpsi usus
halus, jantung, ginjal dan hati
o Psikologis Kemunduran mental/emosi

2.1 JENIS-JENIS PERTUMBUHAN


1. Pertumbuhan linear
a. Menggambarkan status gizi pada masa lampau.
b. Bentuk dan ukuran pertumbuhan linear berhubungan dengan panjang.
c. Contoh ukuran panjang: panjang badan, lingkar dada, lingkar kepala.
Yang paling sering digunakan tinggi atau panjang badan.
2. Pertumbuhan massa jaringan
a. Menggambarkan status gizi pada saat sekarang atau pada saat
pengukuran.
b. Bentuk dan ukuran massa jaringan: massa tubuh
c. Contoh ukuran massa jaringan : berat badan, lingkarlengan atas, tebal
lemak bawah kulit. Ukuran yang paling sering digunakan adalah berat
badan.

7
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Antropometri


Pengertian istilah “nutritional anthropometry” mula-mula muncul
dalam “Body measurements and Human Nutrition” yang ditulis oleh Brozek
pada tahun 1966 yang telah didefinisikan oleh Jelliffe (1966) sebagai:
“Pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh manusia
padatingkat usia dan derajad nutrisi yang berbeda.Pengukuran antropometri
ada 2 tipe yaitu pertumbuhan, dan ukuran komposisi tubuh yang dibagi
menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh yang bebas lemak”.
Penilaian pertumbuhan merupakan komponen esensial dalam
surveilan kesehatan anak karena hampir setiap masalah yang berkaitan
dengan fisiologi, interpersonal, dan domain sosial dapat memberikan efek
yang buruk pada pertumbuhan anak. Alat yang sangat penting untuk penilaian
pertumbuhan adalah kurva pertumbuhan (growth chart) pada gambar
terlampir, dilengkapi dengan alat timbangan yang akurat, papan pengukur,
stadiometer dan pita pengukur. Antropometri berasal dari kata: antropos
(tubuh) dan metros (ukuran). Antopometri berarti ukuran tubuh.
Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagaitingkat umur dan tingkat
gizi (Jellife, 1966)
Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi
dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan

8
ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh,
seperti lemak, otot danjumlah air dalam tubuh

3.2 Syarat yang Mendasari Penggunaan Antropometri


a. Alat mudah didapat dan digunakan.
b. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan
objektif.
c. Pengukuran tidak selalu harus oleh tenaga khususprofesional, dapat
oleh tenaga lain setelah mendapatpelatihan.
d. Biaya relatif murah.
e. Hasilnya mudah disimpulkan, memiliki cutt of point dan buku
rujukan yang sudah pasti.
f. Secara ilmiah diakui kebenarannya.

3.3 Keunggulan dan Kelemahan Antropometri


1) Keungggulan Antropometri
a. Prosedur sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel
cukup besar.
b. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli.
c. Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dandibuat di
daerah setempat.
d. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan.
e. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi dimasa lampau.
f. Umumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang danbaik, karena
sudah ada ambang batas yang jelas.
g. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau
dari satu generasi ke generasi berikutnya.
h. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi
2) Kelemahan Antropometri
a. Tidak sensitif: tidak dapat mendeteksi status gizi dalamwaktu singkat,
tidak dapat membedakan kekurangan zat gizitertentu, misal Fe dan Zn

9
b. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan
energi) dapat menurunkan spesifikasi dansensitivitas pengukuran
antropometri
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapatmempengaruhi
presisi, akurasi, dan validitas pengukuran
d. Kesalahan terjadi karena: pengukuran, perubahan hasilpengukuran
(fisik dan komposisi jaringan), analisis danasumsi yang keliru
e. Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan latihanpetugas yang
tidak cukup, kesalahan alat, kesulitanpengukuran.

Pengukuran Antropometri meliputi:


1. Mid-upper-arm fat areRasio berat/tinggi
2. Lebar siku
3. Rasio lingkar pinggang panggul(waist-hip circumference ratio)
4. Tinggi lutut
5. Perubahan berat badan Suprailiac skinfold
6. Berat badan
7. Lingkar kepala Lingkar lengan atas (LILA) Triceps skinfold

3.4 Jenis Parameter Antropometri


1) Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan
penentuan umur dapat mengakibatkan interpretasi status gizi salah.
Batasan umur yang digunakan (Puslitbang Gizi Bogor, 1980):
a. Tahun umur penuh (completed year)
Contoh: 6 tahun 2 bulan, dihitung 6 tahun
5 tahun 11 bulan, dihitung 5 tahun
b. Bulan usia penuh (completed month)
untuk anak umur 0-2 tahun
Contoh: 3 bulan 7 hari, dihitung 3 bulan
2 bulan 26 hari, dihitung 2 bulan

10
2) Berat Badan (BB)
Merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling
seringdigunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Selain itu dapat
digunakan sebagai indikasi:
a. Digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR.
b. Pada masa bayi-balita berat badan dapat dipergunakan
untukmelihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali
terdapat kelainan klinis (dehidrasi, asites, edema, atau adanya
tumor).
c. Dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan
makanan.
d. Menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral
pada tulang.
e. Pada remaja, lemak cenderung meningkat dan protein
ototmenurun.
f. Pada klien edema dan asites, terjadi penambahan cairan
dalam tubuh.
g. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot,
khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi.

Alasan mengapa pengukuran berat badan merupakan pilihan utama:


a. Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan
dalam waktu singkat karena perubahan konsumsi makanan dan
kesehatan.
b. Memberikan gambaran status gizi sekarang, jika dilakukan
periodik memberikan gambaran pertumbuhan.
c. Umum dan luas dipakai di Indonesia.
d. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh
keterampilan pengukur.
e. Digunakan dalam KMS.

11
f. BB/TB merupakan indeks yang tidak tergantung umur
g. Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian
tinggi: dacin.

3) Tinggi Badan(TB)
Tinggi Badan merupakan antropometri yang menggambarkan
keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaa normal, TB tumbuh seiring
dengan pertambahan umur. Pertumbuhan TB tidak seperti BB, relatif
kurang sensitif pada masalah kekurangan gizi dalam waktu singkat.
Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap TB akan nampak dalam waktu yang
relatif lama.
Tinggi Badan merupakan parameter paling penting bagi keadaan
yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan
tepat, serta dapat digunakan sebagai ukuran kedua yang penting, karena
dengan menghubungkan BB terhadap TB (quac stick) faktor umur dapat
dikesampingkan.
Alat ukur Tinggi Badan meliputi:
a. Alat pengukur panjang badan bayi: untuk bayi ata uanak
yang belum dapat berdiri.
b. Microtoise: untuk anak yang sudah dapat berdiri.

4) Lingkar Lengan Atas


Merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena
mudah, murah dan cepat. tidak memerlukan data umur yang terkadang
susah diperoleh, dapat memberikan gambaran tentang keadaan
jaringanotot dan lapisan lemak bawah kulit.
Lingkar lengan atas mencerminkan cadangan energi, sehingga
dapat mencerminkan:
a. Status KEP pada balita
b. KEK pada ibu hamil: risiko bayi BBLR

12
Lingkar lengan atas menggunakan alat: pita pengukur dari fiber
glass atau sejenis kertas tertentu berlapis plastik.
Ambang batas (Cut of Points):
a. LLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia < 23.5 cm
b. Pada bayi 0-30 hari : ≥9.5 cm
c. Balita dengan KEP <12.5 cm
Kelemahan menggunakan LLA:
a. Baku LLA yang sekarang digunakan belum mendapat
pengujian yang memadai untuk digunakan di Indonesia.
b. Kesalahan pengukuran relatif lebih besar dibandingkan
pada TB.
c. Sensitif untuk suatu golongan tertentu, misalnya pada anak
prasekolah tetapi kurang sensitif untuk golongan dewasa.

5) Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran
anak. Secarapraktis, biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari
besarnya kepalaatau peningkatan ukuran kepala. Contoh: hidrosefalus dan
mikrosefalus.
Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang
tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama,
tetapi besar lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan
gizi. Bagaimanapun ukuran otak dan lapisantulang kepala dan tengkorak
dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi. Dalam antropometri gizi rasio
Lingkar kepala dan Lingkar dada cukup berarti dan menentukan KEP pada
anak. Lingkar kepala juga digunakan sebagaiinformasi tambahan dalam
pengukuran umur.

13
6) Lingkar Dada
Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena pertumbuhan
lingkar dada pesat sampai anak berumur 3 tahun. Rasio lingkar dada dan
kepala dapat digunakan sebagai indikator KEP pada balita. Pada umur 6
bulan lingkar dada dan kepala sama. Setelah umur ini lingkar kepala
tumbuh lebih lambat daripada lingkar dada. Pada anak yang KEP terjadi
pertumbuhan lingkar dada yang lambat sehingga perbandingan rasio
lingkar dada dan kepala adalah kurang dari 1.

7) Tinggi Lutut
Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data
tinggi badan didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau
lansia. Pada lansia digunakan tinggi lutut karena pada lansia terjadi
penurunan masa tulang, bungkuk, sukar untuk mendapatkan data tinggi
badan akurat. Data tinggi badan lansia dapat menggunakan formula atau
nomogram bagi orang yang berusia >59 tahun.
Formula (Gibson, RS; 1993)
Pria : (2.02 x tinggi lutut (cm)) – (0.04 x umur (tahun)) + 64.19
Wanita : (1.83 x tinggi lutut (cm)) – (0.24 x umur (tahun)) + 84.88

8) Jaringan Lunak
Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang bervariasi.
Antropometri dapat dilakukan pada jaringan tersebut untuk menilai status
gizi di masyarakat. Lemak subkutan (subcutaneous fat), Penilaian
komposisi tubuh termasuk untuk mendapatkan informasi mengenai jumlah
dan distribusi lemak dapat dilakukan dengan beberapa metode, dari yang
paling sulit hingga yang paling mudah. Metode yang digunakan untuk
menilai komposisi tubuh (jumlah dan distribusi lemak sub-kutan):
a. Ultrasonik

14
b. Densitometri (melalui penempatan air padadensitometer atau
underwater weighting)
c. Teknik Isotop Dilution
d. Metoda Radiological
e. Total Electrical Body Conduction (TOBEC)
f. Antropometri (pengukuran berbagai tebal lemakmenggunakan
kaliper: skin-fold calipers)
Metode yang paling sering dan praktis digunakan dilapangan:
Antropometri fisik Standar atau jangkauan jepitan 20-40 mm2, ketelitian
0.1 mm, tekanan konstan 10 g/ mm2. Jenis alat yang sering digunakan
Harpenden Calipers, alat ini memungkinkan jarum diputar ke titik nol
apabila terlihat penyimpangan. Beberapa pengukuran tebal lemak dengan
menggunakan kaliper:
a. Pengukuran triceps
b. Pengukuran bisep
c. Pengukuran suprailiak
d. Pengukuran subscapular

3.5 Indeks Antropometri


Pengukuran dari beberapa parameter. Indeks antropometri merupakan
rasio dari suatu pengukuran terhadap satu ataulebih pengukuran atau yang
dihubungkan dengan umur. Beberapa indeks antropometri:
1) BB/U (Berat Badan terhadap Umur)
 Kelebihan
a. Lebih mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat
b. Baik untuk mengukur status gizi akut dan kronis
c. Indikator status gizi kurang saat sekarang
d. Sensitif terhadap perubahan kecil
e. Growth monitoring
f. Pengukuran yang berulang dapat mendeteksi growth
g. Failure karena infeksi atau KEP

15
h. Dapat mendeteksi kegemukan (overweight)
 Kekurangan
a. Kadang umur secara akurat sulit didapat
b. Dapat menimbulkan interpretasi keliru bila terdapat edema
maupun asites
c. Memerlukan data umur yang akurat terutama untuk usia
balita
d. Sering terjadi kesalahan dalam pengukruan, seperti
pengaruh pakaian atau gerakan anak saat ditimbang
e. Secara operasional: hambatan sosial budaya misalnya tidak
mau menimbang anak karena dianggap seperti barang dagangan

2) TB/ U (Tinggi Badan terhadap Umur)


Menurut Beaton dan Bengoa (1973) indeks TB/U dapat
memberikan status gizi masa lampau dan status sosial ekonomi.
 Kelebihan
a. Baik untuk menilai status gizi masa lampau
b. Alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa
c. Indikator kesejahteraan dan kemakmuran suatu bangsa
 Kekurangan
a. TB tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin turun
b. Diperlukan 2 orang untuk melakukan pengukuran, karena
biasanya anak relatif sulit berdiri tegak
c. Ketepatan umur sulit didapat

3) BB/ TB (Berat Badan terhadap Tinggi Badan)

16
BB memiliki hubungan linear dengan TB. Dalam keadaan normal
perkembangan BB searah dengan pertumbuhan TB dengan kecepatan
tertentu.
 Kelebihan
a. Tidak memerlukan data umur
b. Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, kurus)
c. Dapat menjadi indikator status gizi saat ini (current
nutrition status)
 Kekurangan
a. Karena faktor umur tidak dipertimbangkan, maka tidak
dapat memberikan gambaran apakah anak pendek atau cukup TB
atau kelebihan TB menurut umur
b. Operasional: sulit melakukan pengukuran TB pada balita
c. Pengukuran relatif lebih lama
d. Memerlukan 2 orang untuk melakukannya
e. Sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil
pengukuran, terutama bila dilakukan oleh kelompok
nonprofessional.

4) LILA/ U (Lingkar Lengan Atas terhadap Umur)


LLA berkorelasi dengan indeks BB/U maupun BB/TB. Seperti BB,
LLA merupakan parameter yang labil karena dapat berubah-ubah cepat,
karenanya baik untuk menilai status gizi masa kini. Penggunaan LLA
sebagai indikator status gizi, disamping digunakan secara tunggal, juga
dalam bentuk kombinasi dengan parameter lainnya seperti LLA/U dan
LLA/TB(Quack Stick).
Perkembangan LLA (Jellife`1996)
- Pada tahun pertama kehidupan : 5.4 cm
- Pada umur 2-5 tahun : <1.5 cm
- Kurang sensitif untuk tahun berikutnya
 Kelebihan

17
a. Indikator yang baik untuk menilai KEP berat
b. Alat ukur murah, sederhana, sangat ringan, dapat dibuat
sendiri, kader posyandu dapat melakukannya
c. Dapat digunakan oleh orang yang tidak membaca tulis,
dengan memberi kode warna untuk menentukan tingkat keadaan
gizi
 Kekurangan
a. Hanya dapat mengidentifikasi anak dengan KEP berat
b. Sulit menemukan ambang batas
c. Sulit untuk melihat pertumbuhan anak 2-5 tahun

5) Indeks Massa Tubuh (IMT)


IMT digunakan berdasarkan rekomendasi FAO/WHO/UNO tahun
1985: batasan BB normal orang dewasa ditentukan berdasarkan Body
Mass Index (BMI/IMT).
IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi
orang dewasa (usia 18 tahun ke atas), khususnya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihan BB.
IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan
olahragawan. Juga tidak dapat diterapkan pada keadaan khsusus (penyakit)
seperti edema, asites dan hepatomegali.

6) Tebal Lemak Bawah Kulit menurut Umur


Pengukuran lemak tubuh melalui pengukuran ketebalan lemak
bawah kulit (skinfold) dilakukan pada beberapa bagian tubuh, misal :
lengan atas (tricep dan bicep), lengan bawah (forearm), tulang belikat
(subscapular), di tengah garis ketiak (midaxillary), sisi dada (pectoral),
perut (abdominal), suprailiaka, paha, tempurung lutut (suprapatellar),
pertengahan tungkai bawah (medial calv).
Lemak dapat diukur secara absolut (dalam kg) dan secara relatif
(%) terhadap berat tubuh total. Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi

18
ditentukan oleh jenis kelamin dan umur. Lemak bawah kulit pria 3.1 kg,
wanita 5.1 kg.

7) Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul


Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa
perubahan metabolisme, termasuk terhadap insulin dan meningkatnya
produksi asam lemak bebas, disbanding dengan banyaknya lemak bawah
kulit pada kaki dan tangan.
Perubahan metabolisme memberikan gambaran tentang
pemeriksaan penyakit yang berhubungan dengan perbedaan distribusi
lemak tubuh. Ukuran yang umur digunakan adalah rasio lingkar pinggang-
pinggul.
Pengukuran lingkar pinggang dan pinggul harus dilakukan oleh
tenaga terlatih dan posisi pengukuran harus tepat, karena perbedaan posisi
pengukuran memberikan hasil yang berbeda.
3.6 Beberapa Indeks Antropometri Serta Cara Perhitungan
Indeks Antropometri adalah pengukuran dari beberapa parameter.
Indeks antropometri merupakan rasio dari suatu pengukuran terhadap satu
atau lebih pengukuran.
Untuk mengkaji status gizi secara akurat, beberapa pengukuran secara
spesifik juga diperlukan dan pengukuran ini mencakup Umur, BB (berat
Badan), TB (tinggi badan), Lingkar Kepala, BMI atau IMT (index masa
tubuh), Berat Badan Relatif (BBR), dan Rasio Pinggang Panggul (LPP),
Lingkaran Perut, Lipatan Trisep, LLA dan LOLA.

1. Umur
Untuk melengkapi data umur dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
a. Meminta surat kelahiran, kartu keluarga atau catatan lain yang
dibuat oleh orang tuanya. Jika tidak ada, bila memungkinkan catatan
pamong desa.

19
b. Jika diketahui kalender lokal seperti bulan Arab atau bulan lokal
(Sunda, Jawa dll), cocokan dengan kalender nasional.
c. Jika tetap tidak ingat, dapat berdasarkan daya ingat ortu, atau
berdasar kejadian penting (lebaran, tahun baru, puasa, pemilihan
kades, pemilu, banjir, gunung meletus dll).
d. Membandingkan anak yang belum diketahui umurnya dengan anak
kerabat/ tetangga yang diketahui pasti tanggal lahirnya.
e. Jika hanya bulan dan tahunnya yang diketahui, tanggal tidak
diketahui, maka ditentukan tanggal 15 bulan.

2. BB (Berat Badan)
Pengukuran BB dapat dilakukan dengan menggunakan alat yaitu
timbangan Berat Badan, namun ada kekhususan dalam mengukur BB bayi,
yaitu dapat dilakukan seperti pada
gambar dibawah ini;

3. TB (Tinggi Badan)
Dalam mengukur tinggi badan dapat dilakukan dengan menggunakan Alat
ukur, seperti;
a. Microtoise: untuk anak yang sudah dapat berdiri

20
b. Alat Pengukur Panjang Badan Bayi : untuk bayi atau anak
yang belum dapat berdiri.

4. Lingkar Kepala
Pengukuran lingkar kepala dapat dilakukan seperti pada gambar dibawah
ini;

21
5. BMI (Body Mass Index)
Body Mass Index (BMI) atau dalam bahasa Indonesia disebut Index
Masa Tubuh (IMT) adalah sebuah ukuran “berat terhadap tinggi” badan
yang umum digunakan untuk menggolongkan orang dewasa ke dalam
kategori Underweight (kekurangan berat badan), Overweight (kelebihan
berat badan) dan Obesitas (kegemukan). Rumus atau cara menghitung
BMI yaitu dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat
dari tinggi badan dalam meter (kg/m²). (Andaka, Deddy. 2008.)

Nilai BMI yang didapat tidak tergantung pada umur dan jenis
kelamin. Keterbatasan BMI adalah tidak dapat digunakan bagi:
a. Anak-anak yang dalam masa pertumbuhan
b. Wanita hamil
c. Orang yang sangat berotot, contohnya atlet
BMI dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar seseorang
dapat terkena resiko penyakit tertentu yang disebabkan karena berat
badannya.

 Klasifikasi BMI menurut WHO 1995, WHO 2000, dan


WHO 2004

22
Para ahli sedang memikirkan untuk membuat klasifikasi BMI
tersendiri untuk penduduk Asia. Hasil studi di Singapura memperlihatkan
bahwa orang Singapura dengan BMI 27 – 28 mempunyai lemak tubuh
yang sama dengan orang-orang kulit putih dengan BMI 30. Pada orang
India, peningkatan BMI dari 22 menjadi 24 dapat meningkatkan
prevalensi DM menjadi 2 kali lipat, dan prevalensi ini naik menjadi 3 kali
lipat pada orang dengan BMI 28 (Division Xenical. 2007).
 Grafik di bawah ini menunjukkan bagaimana nilai-nilai ambang
batas ini berbeda dengan Usia dan Jenis Kelamin (Halls, B.Steven.
2008 )

23
6. BBR (Berat Badan Relatif)
Berat badan relative merupakan alternative lain untuk menentukan
satus gizi seseorang. Berat badan relative adalah persentase berat badan
dalam kilogram terhadap berat badan normal (tinggi badan dikurangi
dengan 100). Namun, pengukuran BBR kini jarang dilakukan di rumah
saakit karena peranannya untuk menentukan status gizi seseorang sudah
banyak diganti oleh IMT.
Rumus BBR adalah sebagai berikut:

BBR = BB (kg) x 100 % =……. %


(TB (cm) – 100)
 Penilaian
berdasarkan berat badan relatif :
• kurus (underweight) bila < 90%
• normal (ideal) bila 90 - 110%
• gemuk (overweight) bila > 110%
• obesitas bila > 120%
- obesitas ringan bila 120 - 130%
- obesitas sedang bila 130 - 140%
- obesitas berat bila 140 - 200%
- obesitas Morbid bila > 200%

7. Rasio Pinggang Panggul


Rasio pi-pa diukur mula-mula mengukur lingkaran pinggang
(perut) pada lingkaran terkecil diatas
umbilikus. Kemudian, lingkaran
panggul diukur lewat tonjolan gluteus

24
yang paling maksimal. Hasil kedua pengukuran kemudian digambar pada
nomogram dan dengan meletakkan hasil pengukuran lingkaran pinggang
pada sklala di sebelah kiri, sementara hasil pengukuran lingkaran panggul
pada skala di sebelah kanan. Hubungkan kedua hasil pada skala tersebut
dengan garis lurus yg akan memotong garis AGR/WHR (abdominal-
gluteal ratio atau waist hip-ratio) yg terletak antara kedua skala. Rasio pi-
pa (WHR) sebesar 1,0 atau kurang bagi laki-laki dan 0,8 atau kurang bagi
wanita merupakan nilai yang normal. (Hartono, Andry. 2006)
Perlu ditekankan bahwa resiko penyakit yang berhubungan dengan
lingkar pinggang adalah bervariasi pada populasi dan kelompok etnik yang
berbeda. Sebagai contoh, lemak di sekitar perut pada wanita kulit hitam
kurang menunjukan hubungan yang kuat dengan resiko penyakit jantung
dan diabetes dibandingkan dengan wanita kulit putih. Oleh karena itu,
diperlukan nilai maksimum (cut-off points) yang lebih spesifik
berdasarkan seks dan populasi.

PRIA WANITA
Resiko Resiko
Pengukuran Resiko Resiko
sangat sangat
Meningkat Meningkat
meningkat meningkat
Lingkar pinggang > 94cm > 102cm > 80cm > 88cm
Perbandingan lingkar
0.9 1.0 0.8 0.9
pinggang/lingkar pinggul

 Normogram AGR/WHR

25
8. Lingkaran Perut
Pengukuran lingkaran perut (waist circumference) kini menjadi
metode paling populer kedua (sesudah IMT) untuk menentukan status gizi.
Cara pengukuran lingkaran perut ini dapat membedakan obesitas menjadi
jenis perifer (obesitas tipe gynoid), abdominal (obesitas tipe android), dan
obesitas tipe ovid (Division Xenical, 2007).
Berikut adalah penjelasannya:
a. Gynoid (Bentuk Peer)
Lemak disimpan di sekitar pinggul dan
bokong Tipe ini cenderung dimiliki wanita.
Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid
umumnya kecil, kecuali resiko terhadap
penyakit arthritis dan varises vena (varicose
veins).
b. Apple Shape (Android)
Biasanya terdapat pada pria. dimana
lemak tertumpuk di sekitar perut. Resiko
kesehatan pada tipe ini lebih tinggi
dibandingkan dengan tipe Gynoid, karena sel-
sel lemak di sekitar perut lebih siap melepaskan
lemaknya ke dalam pembuluh darah dibandingkan dengan sel-sel
lemak di tempat lain. Lemak yang masuk ke dalam pembuluh darah
dapat menyebabkan penyempitan arteri (hipertensi), diabetes, penyakit
gallbladder, stroke, dan jenis kanker tertentu (payudara dan
endometrium).

26
Melihat hal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang
pria kurus dengan perut gendut lebih beresiko dibandingkan dengan
pria yang lebih gemuk dengan perut lebih kecil.
Untuk diagnosis obesitas abdominal (tipe Android), lingkaran
perut bagi wanita Asia adalah ≥ 80 cm dan bagi pria Asia adalah ≥ 90
cm (bagi wanita Kaukasian ≥ 35 inci dan pria Kaukasian ≥ 40 inci).
c. Ovid (Bentuk Kotak Buah)
Ciri dari tipe ini adalah "besar di
seluruh bagian badan". Tipe Ovid umumnya
terdapat pada orang-orang yang gemuk
secara genetic.

9. Lipatan Triseps, LLA, dan LOLA


1) Lipatan Triseps
Pengukuran lipatan triseps dimaksudkan untuk menentukan
status lemak tubuh, sementara LLA dan LOLA untuk mengetahui
status protein otot. Kurang lebih separuh jaringan adipose tubuh
terdapat dalam jaringan bawah kulit (subkutan) sehingga pengukuran
status lemak tubuh dapat dilakukan pada lipatan kulit triseps,
subskapuler, abdominal, panggul, serta paha. Namun, untuk
kemudahannya, pengukuran ini biasanya dilakukan pada bagian
triseps. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa penilaian lemak
subkutan lewat pengukuran lipatan kulit merupakan cara yang cukup
akurat. Pengukuran lipatan triseps dilakukan dengna menggunakan
caliper.
Cara pengukurannya adalah lengan yang lipatan triseps akan
diukur dibiarkan digantung bebas disisi tubuh. Peganglah lipatan kulit
tersebut seperti menjepitnya dengan ibu jari dan telunjuk tangan
sedikit di atas titik tengah lengan atas yang sudah ditandai. Gunakan
kaliper untuk mengukur tebalnya, tunggu 2 hingga 3 detik, kemudian
bacalah hasil pengukuran tersebut pada 1,0 mm yang terdekat. Ulangi

27
prosedur pengukuran hingga 3 kali hitung rata-rata dari hasil
pengukuran.
Nilai Normal bagi penduduk Indonesia belum ada sampai saat
ini. Bagi orang Kaukasian (kulit putih), nilai normalnya: 90% standar
= 11,3 mm untuk laki-laki, 14,9 mm untuk wanita.
 Cara mengukur tebal lipatan kulit trisep dengan
kapiler

2) Lingkaran Lengan Atas (LLA)


Ukuran lingkaran lengan atas (LLA) menentukan massa otot
dan jaringan subkutan. Biasanya cara ini digunakan pada anak-anak
kendati dapat pula dipakai untuk mengukur Lingkaran Oktot Lengan
Atas (LOLA) pada orang dewasa.
Cara pengukuran adalah dengan menggunakan pita pengukur
yang tidak mulur (sebaiknya pita pengukur produksi Ross
Laboratories, Columbus, OH untuk memudahkan pembacaannya) dan
lingkarkan pita tersebut pada titik tengah lengan atas yang non-
dominan (lengan kiri) di antara puncak prosesus akromialis scapula
dan prosesus olekranon os ulna, sementara lengan bawah difleksikan
90o. dengan lengan dalam posisi bergantung bebas, kencangkan pita
pengukur yang telah dipasang melingkari titik tengah lengan atas
tanpa menimbulkan penekanan pada jaringan lunak. Lakukan
pembacaan pada sentimeter terdekat. (Hartono, Andry. 2006)
Nilai Normal bagi penduduk Indonesia belum ada sampai saat
ini. Bagi orang Kaukasian (kulit putih), nilai normalnya: 90% standar
= 26,3 cm untuk laki-laki, 25,7 cm untuk wanita.

28
 Cara mengukur Lingkaran Lengan Atas (LLA) dengan
menggunakan pita pengukur

3) Lingkaran Otot Lengan Atas (LOLA)


Ukuran lingkaran otot lengan atas (LOLA) yang dihitung
berdasarkan tebal triseps dan ukuran LLA akan menghasilkan indeks
massa otot (simpanan protein tubuh). Pengukurannya dilakukan dalam
sentimeter dengan rumus:

LOLA (cm) = LLA (cm) – [0,314 x tebal kulit triseps (mm)]

Nilai Normal bagi penduduk Indonesia belum ada sampai saat


ini. Bagi orang Kaukasian (kulit putih), nilai normalnya: 90% standar
= 22,8 cm untuk laki-laki, 20,9 cm untuk wanita. (Hartono, Andry.
2006)
BAB 4
PENUTUP

29
4.1 KESIMPULAN
Kata Antropometri berasal dari Yunani, dimana Anthropo yang berarti
manusia, dan metric yang berarti mengukur. Secara literal Antropometri
berarti pengukuran manusia. Sedangkan secara umum Antropometri artinya
ukuran tubuh manusia.
Untuk mengkaji status gizi secara akurat, beberapa pengukuran secara
spesifik juga diperlukan dan pengukuran ini mencakup Umur, BB (Berat
Badan), TB (Tinggi Badan), Lingkar Kepala, BMI atau IMT (index masa
tubuh), Berat Badan Relatif (BBR), dan Rasio Pinggang Panggul (LPP),
Lingkaran Perut, Lipatan Trisep, LLA dan LOLA.
Faktor-faktor yang mempengaruhi status nutrisi seseorang diantaranya
adalah pengetahuan, persepsi atau prasangka, kebiasaan,kesukaan, ekonomi,
status kesehatan, faktor psikologis, alkohol dan obat.

4.2 SARAN
Dalam penulisan makalah ini diharapkan menggunakan literatur yang
lebih banyak sehingga pembahasan bisa lebih baik dan mudah dimengerti
bagi pembaca.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat digunakan sebagai
pedoman bagi pembaca, baik bagi tenaga kesehatan dan khususnya bagi
mahasiswa keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan secara
professional.

DAFTAR PUSTAKA

30
Anindya. 2009. Mengukur Status Nutrisi Dewasa. http://www.rajawana.com
/artikel/kesehatan/390-mengukur-status-nutrisi-dewasa.html [15 Mei 2010]

Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Edisi 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal: 90-104

Division Xenical. 2007. Body Mass Index (BMI) = Index Massa Tubuh.
http://www.obesitas.web.id/bmi%28i%29.html [15 Mei 2010]

Halls, B.Steven. 2008. Body Mass Index. http://www.halls.md/body-mass-


index/age.htm. [15 Mei 2010]

http:www//jadd.Jelliffe DB, 1989, Community Nutrtional Assessment, Oxford


University Press, hlm. 57.blogroll-php765=iaqsr [15 Mei 2010]

Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Supariasa, dkk, 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit EGC.

Susilowati. 2008. Pengukuran Status Gizi dengan Antropometri Gizi.


http://www.eurekaindonesia.org/wp-content/uploads/antropometri-gizi.pdf.
[15 Mei 2010]

31

You might also like