Professional Documents
Culture Documents
Diskriminatif
A.SEBELUM KEMERDEKAAN
1.Staatsblad No. 1849-25 Tentang Catatan Sipil untuk Golongan Eropa
B.SESUDAH KEMERDEKAAN
I. ERA ORDE LAMA
Menginstruksikan:
- Tanpa mengurangi jaminan keleluasaan memeluk agama dan
menunaikan
ibadatnya,tata-cara ibadat Cina yang memiliki aspek affinitas
culturil yang
berpusat pada negeri leluhurnya pelaksanaan harus dilakukan
secara
intern dalam hubungan keluarga maupun perorangan;
- Perayaan-perayaan pesta agama dan adat istiadat cina dilakukan
secara
tidak menyolok di depan umum melainkan dilakukan dalam
lingkungan
keluarga.
Kompas 11-6-2002
Depkeh Takkan Terbitkan SBKRI Lagi :MenkehHAM
Yusril Ihza Mahendra
Kompas 22-6-2002:SBKRI TIDAK DIPERRLUKAN LAGI
Keppres No.56 th 96 dan Inpres No.5/1999 SBKRI tidak Diperlukan
Lagi .
Depkeh akan terbitkan SE
Akhir juli 2009,saat mengurus akta jual beli tanah seluas 126 meter
persegi (kredit pula) pada seorang notaris di Sleman,Yogyakarta,
keindonesiaan saya kembali dipertanyakan.
Notaris mengatakan,karena nama saya ada embel-embel Lee,status
tanah yang semula hak milik harus diturunkan menjadi hak guna
bangunan.Alasannya,ada instruksi dan surat edaran Gubernur DIY
tahun 1975 yang hingga kini belum dicabut.Intinya,warga negara
keturunan belum diperkenankan memiliki hak milik.
Bila dipaksakan mengajukan hak milik,Badan Pertanahan Nasional
akan menolak menerbitkan sertifikat.Saya berdalih,pada tahun 1984
Daerah Istimewa Yogyakarta sudah menerapkan penuh UU Pokok
Agraria tahun 1960.Diambah lagi,sejak tahun 2006 sudah disahkan UU
Kewarganegaraan yang tak lagi mengenal istilah pribumi dan
nonpribumi.
Akhirnya saya menuruti notaris itu,dengan menengeluarkan uang
tambahan,yang disebutnya perlu adanya pajak dan biaya tambahan
pengurusan..
Saya tidak bermaksud mengutak-utik kearifan lokal ini.Namun,saya
tergelitik pertanyaan,apakah UU dikalahkan dengan instruksi?Lepas
dari itu,rasa sakit yang lebih mendera,hati saya kembali bertanya,sudah
sepenuhnya Indonesia-kah saya?