You are on page 1of 5

1.

TARI JAIPONG KESENIAN TRADISIONAL JAWA BARAT

Jaipongan adalah sebuah genre seni tari yang lahir dari kreativitas seorang seniman asal Bandung, Gugum
Gumbira. Perhatiannya pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu menjadikannya
mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada
Kliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu.
MENYEBUT Jaipongan sesungguhnya tak hanya akan mengingatkan orang pada sejenis tari tradisi Sunda
yang atraktif dengan gerak yang dinamis. Tangan, bahu, dan pinggul selalu menjadi bagian dominan dalam
pola gerak yang lincah, diiringi oleh pukulan kendang. Terutama pada penari perempuan, seluruhnya itu
selalu dibarengi dengan senyum manis dan kerlingan mata. Inilah sejenis tarian pergaulan dalam tradisi tari
Sunda yang muncul pada akhir tahun 1970-an yang sampai hari ini popularitasnya masih hidup di tengah
masyarakat.
Ciri khas Jaipongan gaya kaleran, yakni keceriaan, erotis, humoris, semangat, spontanitas, dan
kesederhanaan (alami, apa adanya). Hal itu tercermin dalam pola penyajian tari pada pertunjukannya, ada
yang diberi pola (Ibing Pola) seperti pada seni Jaipongan yang ada di Bandung, juga ada pula tarian yang
tidak dipola (Ibing Saka), misalnya pada seni Jaipongan Subang dan Karawang. Istilah ini dapat kita temui
pada Jaipongan gaya kaleran, terutama di daerah Subang. Dalam penyajiannya, Jaipongan gaya kaleran ini,
sebagai berikut: 1) Tatalu; 2) Kembang Gadung; 3) Buah Kawung Gopar; 4) Tari Pembukaan (Ibing Pola),
biasanya dibawakan oleh penari tunggal atau Sinden Tatandakan (serang sinden tapi tidak bisa nyanyi
melainkan menarikan lagu sinden/juru kawih); 5) Jeblokan dan Jabanan, merupakan bagian pertunjukan ketika
para penonton (bajidor) sawer uang (jabanan) sambil salam tempel. Istilah jeblokan diartikan sebagai
pasangan yang menetap antara sinden dan penonton (bajidor).

2.tari piring

Tari piring merupakan sebuah seni tarian milik orang Minangkabau yang berasal dari Sumatra
Barat. Ia merupakan salah satu seni tarian Minangkabau yang masih diamalkan penduduk Negeri
Sembilan keturunan Minangkabau. Tarian ini memiliki gerakan yang menyerupai gerakan para petani
semasa bercucuk tanam, membuat kerja menuai dan sebagainya. Tarian ini juga melambangkan rasa
gembira dan syukur dengan hasil tanaman mereka. Tarian ini merupakan tarian gerak cepat dengan
para penari memegang piring di tapak tangan mereka, diiringi dengan lagu yang dimainkan oleh
talempong dan saluang. Kadangkala, piring-piring itu akan dilontar ke udara atau pun dihempas ke
tanah dan dipijak oleh penari-penari tersebut.

3.tari reog ponorogo

Menurut cerita, kelahiran kesenian Reog dimulai pada tahun Saka 900, dilatarbelakangi kisah tentang
perjalanan Prabu Kelana Sewandana, Raja Kerajaan Bantarangin yang sedang mencari calon permaisurinya.
Bersama prajurit berkuda, dan patihnya yang setia, Bujangganong. Akhirnya gadis pujaan hatinya telah
ditemukan, Dewi Sanggalangit, putri Kediri. Namun sang putri menetapkan syarat agar sang prabu
menciptakan sebuah kesenian baru terlebih dahulu sebelum dia menerima cinta sang raja. Maka dari situlah
terciptalah kesenian Reog. Bentuk Reog pun sebenarnya merupakan sebuah sindiran yang maknanya bahwa
sang raja (kepala harimau) sudah disetir atau sangat dipengaruhi oleh permaisurinya (burung merak).
4.tari merak

Tarian Merak merupakan tarian yang melambangkan gerakan-gerakan burung Merak. Merupakan
tarian solo atau bisa juga dilakukan oleh beberapa orang penari. Penari umumnya memakai
selendang yang terikat dipinggang, yang jika dibentangkan akan menyerupai sayap burung. Penari
juga memakai mahkota berbentuk kepala burung Merak. Gerakan tangan yang gemulai dan iringan
gamelan, merupakan salah satu karakteristik tarian ini.
5.tari payung

Tari Payung adalah salah satu tari klasik dari Daerah Minang dan menggambarkan kasih sayang
seorang kekasih yang dilambangkan dengan melindungi dengan payungnya.
Tarian ini memang merupakan tari pergaulan muda-mudi sehingga dibawakan secara berpasang-pasangan. Selain
menggunakan payung sebagai alat bantu yang dimainkan oleh penari pria, bisa juga ditambah dengan selendang
untuk penari wanita.

Musiknya cukup variatif, mulai dari agak pelan, lalu agak cepat dan cepat, sangat dinamis. Tari ini biasa dibawakan
untuk memeriahkan acara pesta, pameran, dan lain sebagainya.
6.tari serampang 12

Propinsi : Sumatera Utara


Deskripsi : Tari serampang dua belas sendiri diciptakan oleh Sauti pada era 1940-an. Sauti adalah
penari kelahiran tahun 1903 di Pantai Cermin, yang saat ini menjadi bagian Kabupaten Serdang
Bedagai. Sauti juga seorang guru dan diperbantukan di Perwakilan Jawatan Kebudayaan Sumatera
Utara di Medan. Ia meninggal pada tahun 1963. Tarian pergaulan yang ditarikan secara berpasangan,
baik dengan lawan jenis maupun sejenis, ini kini terkenal di seluruh tanah air, bahkan dibawakan di
Malaysia, Singapura, Thailand, dan Hongkong. Keterkenalan itu di satu sisi juga menimbulkan
kecemasan karena bisa diklaim oleh bangsa lain. Saat zaman diciptakan, kaum perempuan belum
boleh ikut menari karena menari berarti akan memperlihatkan lekuk tubuh mereka dan itu dilarang.
Namun, dalam perkembangannya pasangan laki-laki dan perempuan yang menari. Tarian bercerita
tentang perkenalan muda-mudi hingga memasuki perkawinan dalam 12 ragam atau 12 langkah
gerakan sehingga kemudian nama tarian menjadi serampang dua belas.

You might also like