You are on page 1of 39

FF / LOVE TRIP’S / CHAP 1

Title : LOVE TRIP’S


Author : Ary Park Hyunrye
Genre : Romance
Chapter : 1
Pairing : DBSK, Kim Yoorin, Park Hyunrye
Rated : PG-18

Kesibukan sebagai seorang artis saat ini sungguh sangat menyita banyak waktu, dan hal itu juga
menghabiskan tenaga dan juga pikiran. Banyak hal yang harus diperhatikan dan dalam banyak
hal juga semuanya harus terlihat bagus. Semua hal itu aku jalani dengan penuh semangat dan
juga dukungan cinta dari fans dan tak lupa kekasihku yang juga bekerja di dunia yang tidak jauh
berbeda dengan diriku. Dia adalah seorang model yang cukup naik daun saat ini. Begitu
sibuknya kita sampai-sampai tiada waktu luang untuk saling bertemu. Namun dunia teknologi
masa kini telah menyelamatkan cinta kami. Dengan melakukan hubungan jarak jauh
menggunakan kehebatan teknologi, cinta kami tetap terpelihara satu sama lain, semua itu
berlandaskan akan kepercayaan satu sama lain, hal itu sangatlah penting dalam membina
hubungan seperti kami.

Aku, Park Yochun. Seorang yang banyak dikenal orang saat ini, memilki begitu banyak cinta dari
para fans, sahabat dan juga kekasih. Namun rasa kesepian tidak dapat aku tutupi dalam
kehidupanku yang padat ini. Semua orang yang ada disekitarku setiap harinya adalah orang
yang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Terkadang merka hanya memperdulikan
kehidupan mereka saja, tanpa memperhatikan apa yang terjadi disekelilingnya. Yah,, begitu
pula kehidupanku saat ini, sering sekali merasakan kesepian yang mendalam. Terkadang aku
membunuh rasa kesepian itu dengan mendengarkan lagu-lagu kesukaanku atau membuat
beberapa lirik lagu tentang perasaanku saat ini. Tapi semua hal itu tetap saja tidak dapat
menghilangkan rasa sepi yang terkadang menyeruak begitu saja dari dalam relung hati yang
dingin ini.

Kini pekerjaanku bukan saja sebagai seorang penyanyi dari salah salah satu Boy’s Band tapi saat
ini aku juga merambah pada bidang yang sebenarnya sudah tidak asing lagi. Waktu mulai
masuk kedalam dunia showbiz aku sudah di latih untuk bisa melakukan apa saja, termasuk juga
dengan beracting. Jadi kegiatanku saat ini bukanlah hal yang aneh lagi dimataku, hanya saja aku
harus mendalaminya lebih dari apa yang sering aku lakukan dulu. Ada dua judul drama yang
harus aku kerjakan dalam tahun ini. Semuanya menyita begitu banyak perhatianku. Aku harus
fokus untuk dapat menghasilkan apa yang seharusnya diinginkan semua pihak, terutama diriku
sendiri. Disela kesibukannya yang padat, Yochun masih sempat untuk meng-update situs
pribadinya untuk sekedar mengutarakan perasaannya yang terkadang tidak dapat dia
ungkapkan secara langsung pada orang lain, atau terkadang dia tidak dapat lagi menyimpan
perasaan itu untuk dirinya sendiri. Mungkin ini juga merupakan cara jitu untuk berbagi dengan
orang lain, terkadang manusia memang selalu suka atau lebih terbuka dngan orang lain
dibanding dengan orang yang dekat dengan dirinya. Sedang asiknya menulis sebuah perkataan,
tiba-tiba sebuah pesan email masuk tanpa permisi kedalam jaringan internet Yochun.

“Emm,, pesan? dari siapa ini? tidak biasanya.” kata Yochun dalam hatinya yang penasaran.

Kemudian rasa penasarannya itu memerintahkan dirinya untuk membuka pesan yang terkirim
untuk dirinya itu. Sebuah pesan yang dia tidak sangka-sangka. Pesan yang sangat membuat dia
tercengang saat membacanya, karena pesan ini adalah sebuah pemintaan yang dia sendiri
sudah tidak ingat akan hal tersebut.
----------------------------
#Pesan#
Annyeong oppa!!
Beberapa hari lagi dirimu akan segera berulang tahun, aku tahu pasti dirimu lupa akan satu
permintaan dari diriku ini. Mungkin juga saat ini kau sedang berfikir keras tentang apa yang
telah kau katakan padaku. Sebuah permintaan yang cukup simple untuk orang seperti dirimu.

1
Jangan lupa beritahukan aku apa yang kau inginkan untuk ulang tahunmu saat ini padaku.
Apapun itu jika aku bisa berikan padamu akan aku berikan. Apapun didunia ini.
Lovely Yochun.

Sebuah pesan yang cukup singkat dari seseorang yang Yochun sendiri tidak begitu
mengenalnya. Pesan yang sama selalu datang tiap tahunnya. Sudah tiga tahun belakangan ini
Yochun selalu mendapatkan pesan yang sama seminggu sebelum ulang tahunnya. Terakhir kali
dia membalas pesan itu dia berhasil mendapatkan sebuah jam tangan mewah yang bermerk
sebagai hadiah ulang tahunnya dari penggemarnya itu. Namun lama kelamaan dia merasa
bahwa dirinya tidaklah pantas untuk mendapatkan itu semua tanpa membalasnya juga. Yochun
menganggap semua ini perlu adanya timbale balik. Dia yang berusaha memberikan yang terbaik
untuk fans saat ini mungkin bisa dilihat cukup untuk fans pada dasarnya, tapi Yochun berfikiran
lain pada salah satu fansnya ini.

Fansnya yang satu ini terlihat begitu misterius dan sulit dilacak, nick namenya memang tidak
pernah berubah namun dia hanya datang setahun sekali hanya untuk memberikan pesan yang
sama. Sebuah perhatian yang tidak bisanya. Sangat aneh namun begitu menyenangkan.
Terkadang Yochun berfikir semua ini adalah penghargaan dari fans atas apa yang telah dia
berikan, tapi bukankah semua pemberian fasn itu bisa dikirimkan melalui agensi.
“Ahkk,,, ada apa dengan diriku ini. Kenapa aku harus berfikir macam-macam. Kalau dia memang
ingin memberikanku hadiah kenapa tidak terus terang saja? Aku pasti akan menerimanya
dengan senang hati. kenapa harus seperti ini?” Tanya Yochun pada dirinya yang dengan cepat
menghempaskan punggungnya di sandaran kursi yang empuk.
“Bukankah ini semua bagus, aku hanya tinggal memintanya dan dia pasti akan memberikannya
padaku.” kata Yochun dalam hatinya. “Apa jika aku minta dirinya, dia mau memberikannya?”
Yochun menerawang sambil tersenyum licik.
“Ahh,, anio!! memangnya aku ini lelaki macam apa, aku tidak mau melakukannya dengan orang
yang tidak aku cinta. Ingat,, ingat kau sudah memiliki kekasih. Ingat,, YooRin sangat
mencintaimu Park Yochun.” Yochun membatin.
“Emm,,(Youchun berfikir) tapi sepertinya aku tidak menginginkan apa-apa untuk waktu dekat
ini. Hah.. (mendekati meja dan bertopang dagu dengan tangannya) Apa ya??” Yochun terus
menatap layar laptopnya sambil berfikir keras akan apa yang dia ingikan untuk membalas pesan
tersebut.

Begitu banyak waktu terbuang, Yochun masih terus saja menatap laptopnya yang dan berfikir
tentang apa yang dia inginkan sebagai hadianya untuk ulang tahun dirinya tahun ini. Terus
berusaha menemukan jawabannya, namun pikirannya tidak menemukan jawaban yang tepat
untuk kemauannya yang satu itu. Nihil, tidak ada satupun hal yang terlintas di pikiran Yochun
saat ini. Kosong, begitulah adanya otak Yochun saat akan idea tau sejenisnya, yang ada adalah
keinginan yang tidak masuk akal saja. Keiinginan gila yang tidak mungkin terjadi, dan hal itu
pasti tidak akan pernah bisa terpenuhi dalam waktu dekat ini. Hal gila itu terus menerus
berkecamuk di dalam pikiran Yochun. Sebuah pemikiran untuk memenuhi keinginan dirinya
yang selalu kesepian akhir-akhir ini.

“Apa dia mau untuk memenuhi keinginanku ini? apa tidak berlebihan ya?” Tanya Yochun pada
dirinya sendiri. “Tapi dia bilang akan memberikan segalanya untukku jika dia bisa, lagi pula ini
memang ada didunia. Dan aku rasa hal ini pasti bisa dipenuhi olehnya.” kata Yochun
mengiyakan pemikirannya sendiri.
“Emm,, aku rasa ini adil untuk semua hal yang dia berikan padaku beberapa tahun ini. Dia pasti
mau dan akan senang memberikan hal itu pada diriku. Aku jamin semua hal itu pasti akan
menjadi hal yang terindah bagi dirinya.” kata Yochun penuh semangat dalam hatinya di depan
laptonya yang masihmenyala. “Hahaha,, kau memang pintar Park Yochun.” kata Yochun
membanggakan dirinya.

Sambil tersenyum Yochun penuh kepercayaan diri, dia menulis balasan untuk pesan yang telah
dikirim oleh fansnya itu. Dengan raut wajah yang berseri-seri dia menulis balasan itu dengan
sangat cepat dan dengan begitu cermat dalam setiap katanya. Dia tidak ingin permintaannya

2
kali ini dianggap main-main oleh yang menerima pesan karena permintaannya kali ini adalah
hal yang sangat diinginkan oleh seorang Park Yochun yang kesepian.
------------------------------

Acara pemotretan berakhir pagi ini. Wajah lesu telah terlihat jelas di wajah Yoorin yang cantik
itu. pemotretanuntuk majalah wanita ini sangat melelahkan. bayangkan saja pekerjaan ini
dilakukan dari pagi sampai bertemu dengan pagi lagi. Namun beruntung besok adalah hari
senggang untuk Yoorin, jadi walau hari ini terasa sangat menyiksa tapi besok dia bisa membayar
semuanya dengan beristirahat dirumah untuk mengembalikan kembali staminanya yang telah
terkuras hari ini.

Begitu banyak shot yang harus Yoorin ambil hari ini, mulai dari busana casual sampai dengan
gaun yang etnik semuanya dia lakukan dengan senyum yang harus selalu dipasang di dengan
sangat indah di wjahnya sepanjang hari. Walau semua itu memerlukan energi yang tidak
sedikit, Yoori menjalaninya dengan senang-senang saja. Semua ini memang sudahjalan hidup
yang dia pilih. semenjak umur 17 tahun dia sudah merencanakan masa depannya untuk
menjadi Super Model ternama di Korea dan juga dunia nantinya. Dia mengikuti berapa kontes
gadis sampul dan beruntungnya dia terpilih sebagai juara pertama dari salah satu kontes
tersebut. Dalam waktu sekejap, dengan kecantikan, kepintaran dan factor keberuntungan dia
dapat menjadikan impian dan harapannya selama ini menjadi kenyataan. Tentu saja semua itu
berkat dorongan dan dukungan dari kedua orang tuanya yang selalu memberikan kebasan yang
terarah pada anak perempuan satu-satunya itu.

Kim Yoorin, seorang anak perempuan dari orang sukses di korea ini sangatlah mencintai
pekerjaannya saat ini sebagai sebuahmodel. Sudah lama malang melintang di dunia catwalk dan
sifatnya yang friendly membuat dirinya sangat mudah untuk bergaul dan juga mendapatkan
kekasih. Dia sangat cerewet dan begitu manis juga cantik. Yoorin tinggal sendiri di Korea, kedua
orang tuanya kini berdomisili di Jerman. Ibunya yang memiliki penyakit akut tidak dapat tinggal
besamanya di Korea karena harus terus berobat disana. Walaupun begitu, Yoori tidak kesepian.
Dia memiliki teman baik yang selalu siap sedia menemani dirinya dalam keadaan apapun,
meskipun terkadang temannya itu sedikit menyebalkan.

“Yoboseyo!” sapa Yoorin pada seseorang diseberang sana.


“Yoboseyo.. waeyo??” kata orang di line telepon sana.
“Aku butuh bantuanmu sekarang. Bisa jemput aku saat ini?” kata Yoori membutuhkan bantuan.
“Emm,,kau ini selalu saja mengganggu tidurku.” suara orang di seberang sana dengan malas-
malasan.
“Sudahlah, cepat bangun dan jemput aku.” kata Yoori sedikit memerintah.
“Araso..arasoo!! tunggu sebentar ya.” kata orang diseberang sana.
“YA!! CEPAT BANGUN!!” teriak Yoori di teleponnya. “kalau kau tidak bangun sekarang juga, aku
akan marah padamu selamanya!” kata Yoori mengancam dan kemudian menutup ponselnya
cepat dengan perasaan sangat kesal.

“Aish!! anak itu kenapa suka sekali tidur sieh?” Tanya Yoorin pada dirinya sendiri.
“Inikan baru jam berapa, masa sudah tidur saja.” kata yoorin yang kemudian melihat jam
tangannya yang baru saja dia pakai setelah ganti baju.
“Apa?? (tersenyum) pantas saja dia lesu sekali mengangkat teleponku, ternyata ini sudah jam 2
pagi. Miane.” kata Yoori dalam hatinya merasa bersalah.
“haduh,, pasti setelah sampai disini dia akan marah-marah padaku. Huuuff..” Yoorin hanya
dapat menrik nafasnya panjang.

Kebiasaan Yoorin yang suka lupa waktu ketika bekerja, selalu saja membuat temannya yang
satu ini kewalahan dan sering sekali menjadi korban dari dirinya. Park Hyunrye, teman baik dan
merupakan sahabat terbaik Yoorin. Semua tentang Yoorin, mulai dari hal yang mengagumkan
sampai pada hal yang memalukan dari seorang model yang tenar sekelas Yoorin yang
merupakan kekasih seorang artis besar ini semuanya diketahui oleh Hyunrye. kedekatan
mereka berdua sudah seperti layaknya onnie dan dongsaeng. Keduanya kini tinggal bersama
dalam satu atap disebuah apartemen di pusat kota Seoul.

3
Akhirnya yang ditunggu telah datang, sebuah mobil mewah berwarna silver berhenti tepat di
depan Yoorin yang sedari tadi telah menunggu kedatangan temannya itu sambil membawa
semua peralaannya. Mulai dari baju sampai dengan alat make up semuanya dia bawa sendiri.
Memang sedikit aneh, Serang model terkenal seperti Yoorin itu harus mengurus semuanya
sendiri. Tapi itulah Yoorin, dia termasuk sebagai orang yang lumayan bisa di katagorikan
sebagai orang yang sangat perfek dalam segala hal, namun terkadang juga sangat cuek dengan
apa yang akan dia lakukan, Terlalu komplikasi jika dijelaskan satu persatu akan priabadinya,
karena terkadang sifat dirinya itu tidak dapat ditebak dan juga sering berubah-ubah.
“Lama sekali datangnya, memangnya jalanan pagi hari ini macet ya? sampai kau harus
terlambat.” Tanya Yoorin dengan sifat yang sangat menyebalkannnya itu.
“Sudah jangan banyak omong, kau mau pulang atau tidak? Cepat masuk!” kata Hyunrye tanpa
peduli lagi dengan semua sikap temannya itu.
(Yoorin tersenyum) “Araso!!” kata Yoorin yang kemudian masuk kedalam mobil setelah
memasukkan semua barang bawaannya terlebih dahulu.

Laju mobil dengan kecepatan rata-rata melintasi dinginnya pagi hari yang masih terlihat gelap
itu, lampu-lampu jalan raya masih menyala untuk menerangi jalanan yang menjadikan kota ini
semakin meriah walaupun malam menyelimutinya. Dimasukkan sebuah cd music kedalam
player disk di dalam mobil, tak butuh waktu lama suara indah nan merdu kini tengah mengalun
ditelinga kedua gadis muda yang memeiliki paras cantik. keduanya menikmati siraman suara
merdu itu dipagi hari yang indah. Lantunan suara emas dari group kesayangan mereka, group
music yang sangat terkenal di Asia. Dong Bang Shin Ki, itulah nama group yang sangat mereka
sayangi. Bagaimana tidak dua personel group itu adalah kekasih mereka, Park Yochun dan Shim
Changmin adalah tambatan hati mereka yang dahulunya hanyalah seorang yang mereka
idolakan, namun nasib menyebutkan lain pada jalan takdir mereka. Keduanya kini adalah orang
yangpenting dalam hati kedua personel group ternama itu.

“Hyunrye~ah.. kira-kira tahun ini Yochun oppa akan minta apa ya buat ulang tahunnya?” Tanya
Yoorin tiba-tiba pada Hyunrye yang sedang fokus menyetir.
“Ah,, apa maksudmu? ulang tahun? memangnya ini tanggal berapa?” Hyunrye bertanya balik.
Aish,, kau ini!” kata Yoorin kesal. “satu minggu lagi Yochun oppa kan ulang tahun, masa kau
tidak ingat?” kata Yoorin menerangkan.
“OMONA!! (Hyunrye menghentikan mobilnya mendadak) Yang benar??” Tanya Hyunrye kaget.
“Aduh! bisa tidak jangan berhenti mendadak?” kata Yoorin tidak kalah kesalnya. “Iya..”
jawabnya singakat dengna nada yang cukup tinggi.
“Jangan bilang kalau kau mengiriminya pesan itu lagi?” Tanya Hyunrye sedikit khawatir.
(Yoorin tersenyum) “Nde!!” jawabnya singakat sambil menganggukkan kepalanya.
“GILA!! apa kau belum puas dengan tahun lalu?” kata Hyunrye meninggi.
“Ah,, tidak apa-apa, Cuma hadiah ini, dia tidak akan pernah curiga atau berfikiran aneh-aneh.
jadi tenang saja.” kata Yoorin menenangkan Hyunrye.
“Tapi ini sudah yang ketiga kalinya kau melakukan hal yang sama tiap tahunnya. Aku rasa dia
tidak mungkin tidak menganggap hal itu aneh. Dia tidak se cuek dirimu.” kata Hyunrye sedikit
menyindir.
“Sudahlah, aku yakin tidak akan ada yang berubah dan tidak ada yang perlu dikhwatirkan.
Tenang saja!!” kata Yoorin sambil menepuk bahu Hyunrye.
“Kau yakin?” Tanya Hyunrye mencari kepastian.
“Iya, sudah cepat jalankan mobilnya aku mau pulang untuk istirahat.” kata Yoorin dengan
cepat.
Hyunrye hanya dapat menatap temannya itu dengan berfikiran posotif bahwa tidak aka nada
apa pun yang akan terjadi nantinya yang akan menjadikan temannya itu masuk dalam
permainannya sendiri dan terperangkap di dalamnya. Semoga semuanya berjalan lancar.
------------------------

Pagi ini di Jepang. Yochun tengah melakukan pengambilan gambar untuk syuting dramanya
yang baru. Perasaan senang meliputi dirinya, entah karena dapat berpartisipasi dalam drama
sebagai pemeran utama atau karena pesan yang dikirimnya untuk fansnya Lovely Yochun itu??
Tiada orang yang tahu akan isi hatinya sekarang kecuali dirinya sendiri. Kegembiraan dan

4
kesedihan harus dapat ditutupi jika dia berhadapan dengan kamera, karena begitu banyak mata
yang mengarah pada dirinya untuk memperhatikan setiap geraknya dimanapun dia berada. Jadi
apa saja yang dia lakukan semuanya harus difikirkan, walaupun terkadang perasaan itu
menyeruak dengan sendirinya kepermukaan wajahku tanpa aku sadari akan dampaknya nanti.
Meskipun aku adalah public figure namun diriku hanyalah manusia biasa yang memiliki
perasaan sama dengan orang kebanyakan.

“Yoboseyo!!” sapa Yochun pada seseorang diseberang sana saat break suting.
“Oppa! kau dimana? berisik sekali?” Tanya Yoorin kekasihnya.
“Ah,, aku sekarang ada di Jepang sedang suting drama, sekarang sedang break jadi aku
sempatkan untuk menghubungi dirimu. Kau sedang apa?” Tanya Yochun ingin tahu.
“Ow,, aku baru saja pulang dari pemotretan tadi pagi, sekarang sedang buat makanan. kau
mau?” Tanya Yoorin menawarkan.
“Memangnya kau masak apa?” Tanya Yochun.
“Mie Ramen.” kata Yoorin dengan sedikit tersipu malu.
“Kalau begitu aku pesan satu mangkuk, antarkan kesini segera ya?’ kata Yochundengan logat
pengunjung restoran.
“OK!! Chakkamanyo!” kata Yoorin yang menyuruh Yochun untuk menunggu sebentar. Yoorin
kemudian memfoto ramen buatannya dan mengirimnya lewat MMS kepada Yochun dengan
segera.
“Bagaimana, ramennya sudah sampai?” Tanya Yoorin ingin tahu.
“Wah, cepat sekali jadinya? kelihatannya enak.” kata Yochun begitu berselera setelah melihat
kiriman MMS yang berisikan foro ramen buatan kekasihnya.
“Cepat dimakan, nanti dingin.” kata Yoorin sedikit memerintah.
“Nde!! Aku makan ya.. Itadakimasu!!’ seru Yochun pura-pura untuk memankannya. “emm,,,
rasanya enak sekali, dan aku kenyang saat ini.” kata Yochun kembali.
“Hahahaha,,, oppa kau bisa saja.” kata Yoorin tertawa lepas. “Sepertinya kau sedang senang
hari ini? Ada apa ceritakan padaku!” Tanya Yoorin sedikit penasaran.
“Kau selalu tahu saja apa yang aku rasakan.” kata Yochun memuji. “Baiklah akan aku katakan.”
kata Yochun dengan senyum diseberang line sana.
“Cepat, aku sudah tidak sabar.” kata Yoorin semakin penasaran yang kini tengah menikmati mie
ramennya di ruang tengah apartemennya.
“Minggu depan aku dapat cuti, dan akan kembali ke Korea.” kata Yochun dengan sangat
senang.
“Benarkan oppa? kau tidakk bohong?” Tanya Yoorin bersemangat.
“Nde!! aku ingin merayakan Ulang tahunku bersama dengan dirimu nanti.” kata Yochun begitu
terus terang.
“Araso!! aku pasti akan bersama dengan dirimu nanti.” kata Yoorin dengan penuh pengertian.
“Aku harap saat itu kau tidak ada pekerjaan, jadi dari sekarang aturlah jadwalmu kembali untuk
bulan depan.” pinta Yochun pada kekasihnya.
“Nde!! pasti akan aku atur semuanya dengan baik, tenang saja disini ka nada Hyunrye yang
selalu membantuku. Jadi tidak perlu khawatir.” kata Yoorin sedikit sombong.
“Ah,, apa kabarnya anak itu? sudah lama aku tidak melihatnya.” kata Yochun ingin tahu.
“Dia baik-baik saja, tadi pagi dia masih menjemputku di lokasi pemotretan.” kata Yoorin sambil
menyeruput mie ramennya.
“Kau itu, selalu saja memanfaatkan teman sendiri. Meski dia adalah managermu yang tidak
terlihat oleh banyak orang tapi jangan selalu mengganggu dirinya terus. Kasihan dirinya, nanti
kuliahnya bisa terganggu.” kata Yochun membela Hyunrye.
“Tenang saja oppa, aku tidak akan banyak mengganggu dia, aku juga tidak mau kalau skipsinya
harus berantakan gara-gara aku.” kata Yoorin yang mengerti maksud Yochun.
“Berapa hari oppa di Korea?” Tanya Yoorin.
“Mungkin sekitar 3 sampai 4 hari saja, karena aku tidak bisa meninggalkan syuting lama-lama.”
kata Yochun menerangkan.
“Ow,, baguslah kalau begitu.” kata Yoorin mengerti.
“Jadi ingat atur semua jadwalmu.” kata Yochun mengingatkan.
“Ara,,ara,, pasti akan aku atur semuanya.” kata Yoorin menyanggupi.
“Kau memang kekasihku yang paling baik.” kata Yochun memuji kekasihnya.
“Sudah tidak perlu merayu, aku sudah kebal dengan kegombalanmu itu oppa.” kata Yoorin.

5
“Hahahaha,, ya sudah aku harus kembali syuting kembali saat ini. Jaga dirimu baik-baik.
Muach!!” seru suara kecupan hangat Yochun dari seberang sana.
“Iya,, muuaacchh.” Yoorin pun mengecupnya dari jarak jauh.

Setelah menutup ponsel mereka masing-masing ditempat yang berbeda, keduanya kembali
keaktivitas mereka masing-masing. Yochun melanjutkan syutingnya sedangkan Yoorin masih
asik menikmati mie ramennya yang tinggal sedikit di mangkuk itu. Sambil menikmati ramennya
Yoorin masih sempat untuk melihat situs pribadinya, mulai dari blog sampai dengan situs
pertemanan yang dia miliki. Dan tidak lupa ia memeriksa pesan-pesan masuk yang dikirim oleh
para fansnya yang mencintai dirinya. Begitu banyak pesan yangbelum dia baca, kira-kira ada
1000 pesan yang masih menunggu untuk dibaca, semua pesan itu menumpuk setiap harinya,
jika ada waktu senggang mungkin dia akan membacanya satu atau dua pesan saja, sisanya dia
biarkan saja memenuhi inboxnya.

“OMONA!!” mata Yoorin terbelalak ketika mendapati sebuah pesan yang sangat dia tunggu tiap
tahunnya. Sebuah pesan singkat dari Yochun oppa.

#Pesan#
Annyeong Lovely Yochun
Tahun ini aku menginginkan bertemu dengan dirimu, bisakah kita bertemu? Aku sangat
menginginkan hal itu untuk hadiah ulang tahunku tahun ini. kau telah berjanji akan
memberikan apa saja yang aku minta jika kau bisa memberikannya. Aku rasa ini adalah
permintaan yang mudah untuk dipenuhi. Aku memiliki sedikit waktu senggang, jika kau besedia
memenuhi permintaanku maka balaslah pesan ini secepatnya.
Park Yochun.
Yoorin membaca sebuah pesan singkat yang dikirim oleh kekasihnya untuk Lovely Yochun, yang
tidak lain dan tidak bukan adalah dirinya sendiri. Jantung Yoorin berdetak dengan kencang, dia
tidak percaya kalau oppanya itu akan membalas pesannya seperti ini. sebuah permintaan yang
mungkin saja tidak dapat dia penuhi, bagaimana harus dipenuhi? Jika Yochun tahu kalau orang
yang tiga tahun belakangan ini mengiriminya pesan yang sama dan mengirimi hadiah ulang
tahun yang sama adalah kekasihnya sendiri? Apa yang akan dia pikirkann tentang diriku yang
secara tidak langsung telah mempermainkan dirinya? Apa,,apa,, apa yang harus dilakukan??
Hanya itu yang terlintas dipikiran Yoorin saat ini. Pikirannya berfikir dengan keras mencari jalan
keluar dari kemelut yang baru saja menjeratnya masuk kedalam permainannya sendiri.

“Bagaimana ini? aku tidak mungkin bisa bertemu dengan Yochun oppa kalau begini caranya?”
Tanya Yoorin pada hatinya. “Bagaimana mungkin aku menemuinya sebagai Lovely Yochun dan
kekasihnya dalam waktu yang singkat?” Yoorin terus berfikir.

Pikirannya terus melayang mencari cara agar semua masalah yang baru saja muncul ini dapat
terselesaikan. Dengan mengigit beberapa ruas kukunya yang panjang, dia terus berfikir. Begitu
banyak hal yang dia fikirkan, beberapa kali dia menggelengkan kepalanya menandakan begitu
susahnya dia mendapatkan jawaban atas masalah yang membelitnya kini, tak halayal semua itu
membuat hatinya semakin tidak karuan.

“Kenapa warnanya tidak disamarkan saja dengan warna kuning, kalau begitu semuanya akan
terlihat lebih hidup. Dicoba dulu baru tahu hasilnya!” kata Hyunrye yang baru saja keluar dari
kamarnya sambil menerima telepon dari seseorang. “Ya,, kau coba dulu. Setengah jam lagi aku
sampai disana.” lanjut Hyunrye yang kini mulai beranjak dari kamarnya yang baru saja ditutup.
“SAMAR??” Tanya Yoorin penuh pemikiran. “AH!! PENYAMARAN!! ya itu dia jawabannya.”
teriak Yoorin memenuhi ruangan.
“YAA!! mengagetkan saja, ada apa berteriak bergitu?” Tanya Hyunrye kaget.
“Ah.. miane.” kata Yoorin singkat sambil tersenyum pada Hyunrye.
“Kenapa kau senyum-senyum begitu? memangnya ada apa?” Tanya Hyunrye sambil
memicingkan matanya pada Yoorin mencari sesuatu.
“Tidak ada apa-apa.” kata Yoorin mengelak.
“Tidak mungkin, pasti ada?” kata Hyunrye mencari pembenaran.

6
(Yoorin hanya tersenyum) “Kau mau kemana pagi-pagi begini?” Tanya Yoorin mengalihkan
pembicaraan.
“Pagi? ini sudah siang!!” kata Hyunrye sedikit kesal. “Sudah jangan mengalihkan pembicaraan.”
kata Hyunrye mulai tidak senang.
“Mau kekampus kan? kalau begitu cepat pergi, nanti kau terlambat bisa dimarahi dosen.” kata
Yoorin benar-benar mengalihkan, sambil mendorong Hyunrye menuju pintu keluar.
“Baiklah jika kau tidak mau memberitahukan ku, aku pergi dulu.” kata Hyunrye mengalah.
“Eitz,, nanti sore kita bertemu di café biasa ya, ada yang ingin aku bicaran.” kata Yoorin
menghentikan langkah Hyunrye yang baru saja membuka pintu mobilnya.
(Hyunrye menghela nafas panjang) “Pasti ada hal yang tidak beres” kata Hyunrye dalam
hatinya. “Araso!! nanti aku datang.” kata Hyunrye yang kemudian masuk kedalam mobilnya dan
meninggalkan Yoorin yang tengah melambaikan tangan samba tersenyum.

==TBC==

7
FF / LOVE TRIP’S / CHAP 2.

Title : LOVE TRIP’S


Author : Ary Park Hyunrye
Genre : Romance
Chapter : 2
Pairing : DBSK, Kim Yoorin, Park Hyunrye
Rated : PG-18

Perasaan Hyunrye makin tidak tenang, pikirannya terus saja terbayang akan tingkah laku
onnienya yang satu itu. Hyunrye merasakan akan terjadi hal yang diluar dugaannya kali ini.
Tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya, namun perasaan hati memang tidak dapat
dipungkiri. Saat ini rasanya Hyunrye ingin sekali keluar dari kelasnya sekarang dan bertemu
dengan Yoorin, namun apa daya mata kuliahnya kali ini sangat penting dan tidak mungkin
ditinggalkannya. Andai saja dia dapat membaca pikiran orang mungkin saat ini hal itu dapat
dengan mudah membantunya mengusir rasa kekhawatiran yang menyelimuti hatinya.

Sejenak dia melupakan hal tersebut, sebuah iklan komersial tengah berlangsung di dalam ruang
kelasnya. Hari ini adalah mata kuliah evalusi iklan yang harus diikuti tiap minggunya. Setiap kali
mata kuliah ini diadakan, Hyunrye sangat bersemangat untuk mengikutinya. Bukan karena
pelajarannya namun Hyunrye senang karena beberapa iklan yang akan ditampilkan adalah iklan
dari group favoritnya dan secara tidak langsung dia dapat melihat kekasihnya di dalam iklan
tersebut. Hyunrye yang merupakan mahasiswa advertising ini sangat mencintai Changmin
dengan sepenuh hatinya. Sifat Changmin yang semakin hari semakin dewasa itu membuatnya
nyaman menjalin hubungan ini. tidak banyak orang yang tahu akan hubungan meraka, semua
itu dikarenakan permintaan Hyunrye pada Changmin agar tidak memberitahukan media
akankedekatan mereka sebagai sepasang kekasih. Hyunrye menganggap semua hal itu tidaklah
diperlukan, karena semua rasa cinta yang dirasakan Hyunrye hanya akan diberikannya pada
Changmin dan hal itu tidak perlu di ekspose kepada media. Berbalik 180 derajat dengan Yoorin
dan Yochun keduanya malah telah memproklamirkan kedekatan mereka pada media tiga tahun
lalu, mungkin karena mereka keduanya sudah terbiasa akan kehidupannya seperi itu jadi
keduanya menjalaninya dengan santai dan biasa saja.

Hyunrye tersenyum saat melihat iklan favorit Yoorin diputar dikelasnya kini. Iklan Seolreim es
krim. Iklan ini adalah iklan yang selelu mengingatkannya pada onnie nya itu yang suka sekali
memakan es krin itu saat dia rindu dengan Yochun oppa. Bukan es krim itu yang membuatnya
menyukainya namun karena bintang iklan utamanya adalah Yochun oppa yang terlihat begitu
manis dan tampan di dalam iklan itu, apalagi dengan semua yang dikatakan dan juga adegan
dalam iklan itu, semua itu dirasakan oleh Yoorin sebagai dirinya yang ada dibalik jendela kaca
televisi. Itu adalah sebagian hal yang bisa membuatnya bertahan menghadapi hubungan cinta
mereka yang sering kali jarang bertemu saatu sama lain. hal itu juga terjadi pada diriku ini,
kamiberdua memiliki nasib yang tidak jauh berbeda. Mungkin juga dengan ketiga kekasih oppa
ku yang lain.
“Ah,, berfikir apa aku ini? bukannya fokus pada kuliah malah memikirkan hal yang tidak-tidak.”
batin Hyunrye menyadari. “Fokus,, aku pasti bisa!!” semangat membara di hati Hyunrye saat ini.
---------------------------

Setalah Hyunrye pergi ke kampus, Yoorin kembali ke kegiatannya semula. Dia mulai mengetik
bebrapa kata untuk membalas pesan-pesan yang masuk kedalam inboxnya. Semuanya dijawab
dengan perkataan yang seadanya dan dia membuatnya sedemikian rupa aga para fansnya tidak
merasakan rasa jauh dari dirinya. Ditulisnya kata-kata itu dengan bahasa sehari-hari dan sedikit
candaan dia masukkan kedalamnya. Semua itu dilakukan untuk menjalin kedekatan antara idola
dan fansnya. Ucapan terima kasih atas segalanya yang diberikan adalah kata yang paling
mujarap dan manjur untuk memberikan penghormatan untuk fans yang telah bersusah payah
mendukungnya.

#Pesan#

8
Annyeong oppa.
aku sudah menerima pesanmu, aku rasa semua hal itu dapat aku penuhi. itu adalah janjiku
padamu. Kau boleh minta apa pun yang ada didunia ini. Kalau hanya itu aku tentu akan
mengabulkannya. Ini merupakan permintaan yang sangat menabjupkan bagi diriku, tidak
banyak orang yang bisa mendapatkannya. kalau begitu mau mu, aku tidak dapat menolaknya.
Jika kau mau bertemu denganku, datanglah ke Daegu. Nanti kau akan bertemu dengan ku
disana. Dan kau tidak perlu menanyakan apapun pada diriku, karena aku sendiri yang akan
datang padamu nanti.
Lovely Yochun.

Sebuah pesan balasan dari pesan yang dikirimkan oleh Yochun telah dikirim oleh Yoorin
beberapa detik yang lalu. Sebuah pesan yang menyatakan dirinya bersedia untuk bertemu
dengan Yochun dimanapun dia menginginkannya. Sebuah pesan bodoh yang akan membuat
sebuah cerita baru dalam kehidupan percintaannya nanti.

“Semua ini pasti akan seru. Aku akan membuat kejutan yang tidak akan dia lupakan seumur
hidupnya. Tunggu saja oppa!” kata Yoorin dalam hatinya.

Rencana besar telah Yoorin siapkan untuk semua kebohogan yang akan segera dia lakukan tidak
lama lagi. Semuanya telah dia pikirkan matang-matang kali ini. Kali ini dia akan memainkan
permainan yang mengasikkan, sebuah permainan yang tidak akan terlupakan bagi kekasihnya
itu, sebuah penyamaran besar akan terjadi ditahun ini dan semua hal itu telah merasuki pikiran
Yoorin. Senyum penuh kepercayaan diri tersungging begitu indah dari bibir tipis nan indah di
wajah Yoorin. Setalah semua kegiatannya selesai, dia menutup laptopnya dan menyimpannya
di dalam kamarnya. Direbahkannya tubuh rampingnya diatas ranjang yang empuk. Yoorin
menatap langit-langit dindingnya dan membayangkan apa yang akan terjadi jika Yochun tahu
kalau semua ini didalangi oleh kekasihnya sendiri.
“Akkhhh,,, terserah dia mau melakukan apa nantinya, yang penting sekarang aku harus
intirahat agar pikiranku ini tidak kusut lagi dan akan menjadi lebih segar.

Yoorin memutar jam alarmnya tepat pada pukul 4 sore. Dia harus bangun sore ini karena telah
punya janji dengan Hyunrye untuk bertemu di sebuah café untuk membicarakan rencana gila
miliknya nanti.
---------------------------

Sambil menyandang tasnya yang dia selempangkan di bahu sebelah kananya, Hyunrye berlari
keluar dari kelasnya menuju tempat parker mobilnya. Dengan membawa beberpa berkas di
tangan kirinya yang penuh dengan kertas-kertas yang penting, kini dia telah berada di depan
mobilnya. Dibuka pintu mobilnya yang terkunci dan kemudian masuk kedalam mobil setelah
melemparkan tas dan berkas berisikan kertas itu ke jok mobil yang ada disebelahnya dengan
cepat. Dinyalakan mesin mobilnya dan sekarang dia siap melaju di jalan raya.

“Ya,, onnie,, ada apa?” Tanya Hyunrye saat Yoorin memanggilnya lewat ponsel.
“Kau dimana? cepat datang kesini!” perintah Yoorin.
“Araso, aku sedang ada dijalan. Sabarlah sebentar setengah jam lagi aku datang.” kata Hyunrye
meyakinkan.
“Ow,, baiklah akan aku tunggu.” kata Yoorin menyerah pada keadaan.
“Ya sudah, lebih baik kau pesankan makanan untukku, karena aku sangat lapar. Kau tahu kana
pa yang harus kau pesan? (Yoorin mengiyakan) Baguslah. Kalau begitu tunggu aku ya.” kata
Hyunrye yang kemudian menyudahi percakapan mereka.
“Kenapa dia tidak bisa sabar sedikit saja, tidak tahu apa kalau hari ini hari sibuk? mana macet
lagi!” keluh Hyunrye sambil menghela nafasnya.
“Tapi,, kenapa dia begitu besemangat untuk bertemu ya? bukannya bisa dibicarakan dirumah
saja? aku kan pasti pulang kerumah. Dasar onnie yang aneh!” kata Hyunrye sedikit berfikir.
“Terserah dirinya saja lah, aku yakin kali ini akan ada rencana yang aneh lagi yang akan dia
rencanakan. Semoga saja tidak membahayakan dan merugikan orang lain.” kata Hyunrye sambil
menyetir mobilnya lagi melewati lampu merah simpang tiga jalan raya.

9
#Di cafe#
“Nona, ini pesanannya.” kata pelayan café dengan sangat ramah.
“Kamsanghamnida!” kata Yoorin berterima kasih atas pelayanan yang diberikan. Dua buah
steak beserta dengan minumannya kini sudah tersaji di meja tempat Yoorin.
“Aish,, kemana saja anak itu, kenapa lama sekali datangnya??” Tanya Yoorin pada dirinya
sendiri sambil memperhatikan jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.
“Sudah setengah jam lewat, dia juga belum datang? Apa dia terjebak macet?” Yoorin kembali
bertanya pada dirinya sendiri sambil melihat kearah luar jendela.

Begitu banyak mobil yang terjebak kemacetan di jalan raya, dan Yoorin baru menyadari bahwa
hari ini adalah hari yang sibuk bagi semua orang, terang saja hari ini adalah hari pertama awal
minggu. Setiap orang selalu sibuk pada hari ini, tidak lain Hyunrye pun begitu. Hanya saja tidak
bagi Yoorin, pekerjaannya yang berbeda dengan orang kebanyakan menjadikan hari-harinya
menjadi istimewa dibandingka orang kebanyakan, saat orang lain harus bergelut dengan
rutinitas dirinya kini bisa bersantai di sebuah café untuk bertemu dengan teman.

“Hoozz,,Hozz,,, Miane aku terlambat.” kata Hyunrye sambil berusaha mengatur nafasnya yang
memburu akibat berlari dari parkiran sampai dengan tempat Yoorin berada sekarang.
“Sudah duduk dulu.” kata Yoorin penuh perhatian.
(Hyunrye menghempaskan dirinya di tempat duduk yang cukup nyaman) “Huh,, cape sekali.
Panas!!” kata Hyunrye mengeluh.
“Kau ini buru-buru sekali, pasti kau habis berlari tadi. Ya kan??” Tanya yoorin mencari
kepastian.
“Seperti biasa.” jawab hyunrye yang kemudian meminum minuman yang telah tersedia di atas
meja.
“Pelan-pelan minumnya, nanti kau tersedak.” kata Yoorin memperingatkan.
“AHH,,, akhirnya.” kata hyunrye yang kini mulai merasa lega pada tenggorokannya dan
kemudian menarik nafasnya panjang.
“lebih baik kau makan saja dulu makananmu, nanti dingin.” kata Yoorin memberitahu.
“Nde! aku makan ya! selamat makan.” kata Hyunrye yang kemudian melahap makanannya,
tanpa perduli lagi akan apa yang akan dihadapinya nanti.
“Pelan-pelan.” kata Yoorin yang hanya bisa mengelengkan kepalanya saat melihat tingkah
Hyunrye makan.

Tidak jauh berbeda dari kekasihnya, Hyunrye adalah pecinta makanan sejati. Changmin dan
Hyunrye adalah pasangan monster dalam makanan, tiap kali berkencan mereka berdua selalu
saja mendahulukan untuk mengisi perut mereka terlebih dahulu baru bicara tentang cinta.
memang pasangan yang aneh tapi itulah yang membuat mereka saling memeliki kerinduan satu
sama lain. Tak jauh berbeda dengan Yoorin, kehidupan cinta Hyunrye pun sama. Seringnya
ditinggal oleh kedua kekasih masing-masing, keduanya memeliki ketergantungan satu sama
lain. Hidup tanpa adanya satu sama lain serasa hampa.

“Ahh,, kenyang sekali rasanya.” kata Hyunrye sambil memegangi perutnya.


(Yoorin menyedot minuman pesanannya) “Kau mau tambah?” Tanya Yoorin dengan cepat.
“Anio,, aku sudah tidak sanggup makan lagi. Ini sudah cukup.” kata Hyunrye yang kini
bersandar.
“Jelas saja sudah dua piring steak yang kau habiskan. hati-hati nanti gemuk!!” kata Yoorin
memperingatkan.
“Tidak akan mungkin, aku akan kurus kembali dengan semua tugas yang ada.” kata Hyunrye
membela dirinya.
“Ya terserah kau saja lah, yang penting aku sudah memberitahumu.” kata Yoorin pasrah.
“Ya sudah, sekarang aku sudah kenyang. Kini giliranmu untuk bicara.” kata Hyunrye
mempersilahkan.
“OK! kalau begitu.” kata Yoorin mengerti.

Yoorin kemudian membuka laptopnya, dinyalakan dan dengan cepat dia memainkan tangannya
untuk mencari sesuatu di dalam laptopnya itu. Jari jemarinya mengetik dengan kecepatan rata-
rata di atas tuts keyboard di leptopnya. Tak butuh waktu lama baginya untuk menemukan apa

10
yang dia perlukan. Sinyal Hotspot di café itu sangat bagus. Kini dengan senyum penuh rencana
licik terpasang di wajahnya yang cantik itu. dengan cepat diputanya laptop miliknya itu
kehadapan Hyunrye yang sedang asik menunggu apa yang akan dilihatnya.

“lihat itu baik-baik, baca perlahan, jangan sampai kau terkejut membacanya.” kata Yoorin
memperingati.
“Memangnya ada apa, sampai kau bersikap aneh seperti ini.” kata Hyunrye yang kini
mengalihkan perhatiannya pada layar laptop milik Yoorin.

Hyunrye memperhatikan tiap huruf dankata yang terangakai menjadi suatu kalimat yang kini
perlahan-lahan mulai dimengerti oleh otaknya yang baru saja diberi tenaga oleh asupan makan
dan minuman yang menyegarkan itu.

#Pesan#
Annyeong Lovely Yochun.
Baiklah, aku akan datang ketempat yang kau maksud. Aku akan ada disana, seperti apa yang
kauinginkan. Aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengan orang yang baik hati seperti dirimu.
Aku mohon dengan sangat tunjukkan dirimu di depan mataku.
Park Yochun.

“MWO!! apa kau sudah gila? kau mau melakukan ini?” Tanya Hyunrye tidak percaya.
“Iya, tentu saja. Kau lihat kana pa yang aku tulis disitu?” kata Yoorin memastikan.
“Tapia pa ini tidak berlebihan? apa kau sudah mempertimbangkan akibatnya nanti jika
ketahuan?” Tanya Hyunrye begitu penasaran.
“Tentu saja aku sudah mempertimbangkan semuanya. kau hanya perlu membantuku saja
sedikit.” kata Yoorin meminta bantuan.
“Apa?? membantumu?? sedikit?” Tanya Hyunrye tidak mengerti. “Apa maksudmu dengan
membantumu sedikit?” kata Hyunrye mencaripenjelasan.
“kali ini kau harus membantuku, hanya kau yang dapat membantuku.” kata Yoorin memohon.
“Ini bukan masalah mencari hadiah seperti tahun-tahun kemarin, tapi ini masalah besar? kau
akan MENYAMAR menjadi orang lain dihadapan Yochun oppa!!” kata Hyunrye besungut-
sungut.
“Tenang,, tenang,, kau harus tenang dulu. Semuanya akan baik-baik saja jika kau mau
membantuku. Kumohon bantu aku ya dongsaeng.” kata Yoorin penuh permohonan.

Hyunrye melihat lekat wajah Yoorin yang begitu ingin minta ditolong, Hyunrye menarik
nafasnya panjang dan mengatakan dirinya setuju atas apa yang diminta oleh onnienya ini.
Yoorin kemudian mejelaskan semua rencananya pada Hyunrye dengan sangat detail. Begitu
banyak keluhan keluar dari bibir tipis Hyunrye. Rencana besar yang sangat konyol dan
meungkin saja ini adalah rencana besar yangpaling gila yang dilakukan oleh onnienya itu. Atau
mungkin juga ini adalah awal dari semua rencana yang lainnya nanti. Entahlah apa yang akan
terjadi nantinya, namun sekarang bagi Hyunrye dia harus mematuhi semua yang direncanakan
oleh Yoorin. Dan hal pertama yang harus dia lakukan adalah mengatur jadwal Yoorin untuk satu
minggu kedepan untuk bulan depan.

“Baiklah kalau semua sudah kau mengerti, sekarang kita pergi untuk belanja keperluan kita
nantinya!” kata Yoorin begitu bersemangat.
“Keperluan kita? memangnya aku harus pergi juga kesana?” Tanya Hyunrye ingin tahu.
“Tentu saja, nantinya kau harus ada disana. nanti siapa yang akan menyiapkan bagian klimaks
dari semua ini kalau bukan dirimu?” kata Yoorin mengingatkan.
“Ow,, begitu. baiklah aku ikut.” kta Hyunrye pasrah.
“Nah begitu dong!! itu baru dongsaengku yang yeppo!! kajja kita pergi sekarang.” kata Yoorin
penuh antusias.
“Aish,, kau itu selalu saja bersemangat!!” kata Hyunrye menarik nafasnya panjang.

Setelah membayar semua pesanan yang telah dimakan, Yoorin dan Hyunrye meninggalkan café
itu dengan perasaan semangat dan juga ragu-ragu dari Hyunrye. Sedikit rasa ketakutan namun
ada penasaran yang besar yang menyelimuti hati Hyunrye.

11
---------------------

Akhirnya kedua gadis itu pun melangkahkan kaki mereka menyusuri pusat perbelanjaan yang
tidak jauh dari café tempat mereka bertemu tadi. Masih dalam satu gedung yang sama namun
berbeda lantai saja. Yoorin begitu antusias dengan semua rencananya, namun tidak bagi
Hyunrye, walau sudah mengiyakan untuk membantu onnienya itu tapi ada sedikit perasaan
yang mengganjal dalam hatinya. Entah apa itu, mungkin hanya perasaan khawatir yang berlebih
pada onnie yang dia sayangi itu, maklum saja di Seoul ini Hyunrye hanya memiliki Yoori yang
sudah dia anggap sebagai keluarganya saja.

“Hyunrye~ah,, coba lihat, ini bagus kan?” Tanya Yoorin sambil memperlihatkan baju yang baru
saja diambilnya.
“Ah,, iya bagus. Apapun bagus bila kau yang memakainya.” kata Hyunrye yang baru sadar dari
kekhawatirannya.
“Kau ini bisa saja.” kata Yoorin tersipu malu.
“Emm,, tentu saja, kau ini kan cantik dan masih muda, model lagi. Apa sieh yang tidak pas
dikenakan olehmu, badanmu yang indah nan molek itu sangat ideal untuk semua jenis
pakaian.” kata Hyunrye kembali memuji.
“Sudah jangan banyak memuji, gombal sekali kau ini. Mirip dengan Yochun oppa saja.” kata
Yoorin menyamakan.
“Hahahaha,, aku kan belajar darinya. Lumayan bisa untuk merayu Changmin jika dia sedang
merajuk.” kata Hyunrye bercanda.
“Dasar kau ini.” kata Yoorin yang kini ikut tertawa.
“Onnie coba liat ini!!” seru Hyunrye saat menemukan sebuah kacamata yang cukup kuno.
“Apa? (Hyunrye memperlihatkan kacamata itu) Coba aku lihat!!” kata yoorin ingin mencobanya.
“Sempurna!!” kata Hyunrye sambil mengacungkankedua jempolnya dihadapan onnienya itu.
“Maksudmu?” Yoorin terlihat bingung.
“Penyamaranmu? Coba lihat, ini sempurna sekali. Kau bisa menyamar dengan kacamata ini dan
jika ditambahkan dengan… (Hyunrye mencari sesuatu) Ah,, wig ini.. semuanya akan terlihat
sempurna.” kata Hyunrye begitu semangat.
“WOW,, tak kusangka kau benar-benar jenius. Aku saja tidak pernah memikirkannya.” kata
Yoorin dengan senyum sambil memuji tindakan Hyunrye.
“Siapa dulu,, HYUNRYE!!” hyunrye membanggakan dirinya.
“Huh,, dasar!! hahahaha…” Yoorin tertawa.
“Ya sudah sana cepat beli, jangan lama-lama, kita masih harus membeli yang lainnya kan?” kata
Hyunrye menyemangati.
“Araso!! Chakkaman aku bayar dulu ya.” kata Yoorin pada Hyunrye agar menunggunya sejenak.
“Nde!! Aku tunggu disini.” kata Hyunrye singkat.

Hyunrye tetap berdiri didekat beberpa gantung pakaian yang yang terpajang di dalam toko,
tidak banyak yang dia lakukan, hanya melihat-lihat pakaian itu, memperhatikan sekitar sambil
menunggu onnienya kembali dari kasir. Hyunrye memang bukan gadis yang suka akan
berbelanja, dia lebih suka berdiam diri dirumah atau mengerjakan tugas lain sambil
mendengarkan music dan merasakan kebebasan dirinya sendiri.

(mengangkat ponselnya) “Yoboseyo!!” kata Hyunrye menyapa.


“Jagya, apa kabarmu?” Tanya seseorang yang tidak lain adalah Changmin.
“Aku baik-baik saja.” kata Hyunrye tanpa ekspresi.
“Ada apa denganmu? tidak seperti biasanya? Apa kau sedang tidak sehat?” Tanya Changmin.
“Anio,, aku baik-baik saja. Tidak ada yang perlu kau khawatirkan.” kata Hyunrye masih tanpa
ekspresi.
“Tidak mungkin, pasti ada yang kau rahasiakan dari ku kan??” kata Changmin ingin tahu.
(Hyunrye Menarik nafasnya) “Kapan kau pulang?” Tanya Hyunrye to the point.
“Emm,, mungkin minggu depan aku akan kembali ke Seoul.” kata changmin member tahu.
“Kenapa kemarin ridak memberitahuku jika kau ada di Seoul??” Tanya Hyunrye mencari
penjelasan.

12
“ow,, aku tahu kenapa kau begini. Miane,, aku tidak memberitahumu jadwalku yang baru.
Kemarin aku memang datang ke Seoul untuk acara peresmian, tapi itu hanya sebentar saja. Hari
itu juga aku harus kembali lagi untuk syuting di Jeju.” kata cahngmin mejelaskan.
“Memangnya kau tidak bisa memberitahu aku sebentar saja, apa aku harus tahu semua ini
setelah melihat media??” Tanya hyunrye mulai menyalahkan.
“Miane,, miane,, jangan marah seperti itu. Aku benar-benar minta maaf!! makanya hari ini aku
menelpon dirimu.” kata Changmin mencari alasan.
“Jadi kau menghubungiku hanya untuk minta maaf saja?” Hyunrye merajuk.
“Anio,, aku juga mau Tanya sesuatu hal padamu?” kata Changmin sedikit serius.
“Tanya sesuatu?? kau mau Tanya apa padaku?” Hyunrye balik bertanya.
“Aku Cuma mau Tanya, eemmm,,,, (Changmin salah tingkah) bagaimana wajahku kemarin di
media? apa terlihat good looking??” Tanya Changmin penuh keberanian.
“MWO!!! Aish,,(menahan emosi) jadi kau menelponku hanya untuk minta maaf dan
menanyakan bagaimana wajahmu di media kemarin?? kau ini benar-benar menyebalkan!!!”
kata Hyunrye yang muai naik darah dan menutup ponselnya dengan cepat.
“Akkkhhh,, dasar Aneh!!” kata Hyunrye yang mulai hilang kesabaran. “Apa-apaan dia itu?
MENYEBALKAN!!!” teriak Hyunrye didalam toko.

Beruntung saat itu tidak banyak pengunjung toko itu, begitu malu saat beberapa orang
memandang Hyunrye dangan tatapan aneh akibat teriakannya tadi. Hyunrye hanya dapat
memalingkan wajahnya dan menahan malu serta kekesalannya pada kekasihnya itu.

“Ada apa lagi?? belum puas bertanya nya??” Tanya Hyunrye pada Changmin yang
menghubunginya lagi.
“Miane, bukan maksud aku mempermainkan mu saat ini.” kata Changmin minta maaf.
“Sudahlah jika tidak ada yang…” perkataan Hyunrye terputus.
“Apa kau mencintaiku?” Tanya Changmin dengna cepat.
(Hyunrye tercengang) “Apa?? apa yang baru saja kau tanyakan??” Tanya Hyunrye kaget.
“Apa kau mencintaiku?” Cahngmin kembali mengulang pertanyaannya.
“YA!! SHIM CHANGMIN~AH kau ini mau mempermainkanku??” Hyunrye benar-benar marah.
“Apa kau mencintaiku?” Changmin kembali mengulang pertanyaannya lagi.
“Kau itu..” kata hyunrye terpotong.
“Jawab pertanyaanku!!” kata Changmin mendesak.
(Menahan emosi) “AKU PARK HYUNRYE SANGAT MENCINTAI SHIM CHANGMIN!!! APA KAU
PUAS!!” teriak Hyunrye kembali pada Changmin lewat ponselnya. kali ini dia sudah tidak
memperdulikan semua tatapan mata yang akan melihatnya lagi.
“Kalau begitu tunggu aku nanti malam diapartemen, aku akan menjemputmu tepat jam 8
malam. SARANGHAEYO JAGYA!!” kata Changmin begitu tegas dan segera memutus sambungan
telepon.
“Saa,,,Saranghaeyo!” kata Hyunrye terbata-bata karena kaget mendengar perkataan Changmin
barusan.
“Hyunrye,, Hyunrye~ah,,” kata Yoorin sambil menggoyangkan badan Hyunrye yang masih
berdiri terpaku bagai patung di depannya.
“Ah,, waeyo??” kata Hyunrye salah tingkah.
“Tidak ada apa-apa, kau ini kenapa diam saja disini?? ada apa?” Tanya Yoorin ingin tahu.
“Anio,, tidak ada apa-apa.” kta Hyunrye mengelak.
“Jangan bohong, tadi kau berteriak seperti orang gila.” kata Yoorin penasaran.
“Ah.,, Anio. tidak ada apa-apa.” kata Hyunrye masih berusaha berkelit.
“Sudah jangan bohong padaku, kau baru saja di telepon oleh Changmin kan?” Tanya Yoorin
menyelidik.
“Mwo?? darimana onnie tahu?” Tanya Hyunrye kaget.
“Hahahaha,, bagaimana aku tidak tahu kau sudah mengangetkan seluruh penjung dan juga
pegawai toko ini dengan pernyataan cintamu pada Changmin tadi. kau tahu, kalau saja mereka
tahu siapa dirimu dan apa hubunganmu dengan Changmin mungkin sekarang media akan
berkerumun disini dan menyorotmu sebagai berita utamanya besok!!” jelas Yoorin pada
Hyunrye.
“Iya kau benar, kalau kita tidak pergi dari sini secepatnya maka semua orang yang kini ada
disana akan sampai ketempat kita kini dan mengintrogasi kita berdua.” kata Hyunrye sambil

13
menunjuk kearah beberapa gadis dan juga ibu-ibu yang kini tengah mencuri pandang dan juga
foto mereka.
(Yoorin berbalik untuk melihat) “LARI!!!” teriak Yoorin dan Hyunrye pun mengikuti intruksi itu
dengan cepat mereka berdua mengambil langkah seribu untuk menghindari semua hal yang
mungkin akan terjadi pada diri mereka nanti.

Dengan nafas yang menderu keduanya terhenti disalah satu lorong di pusat perbelanjaan itu,
sambil mangatur nafas mereka masing-masing, keduanya malah tertawa geli mengingat
kejadian yang baru saja terjadi.

“Kau tahu onnie jika ada Yochun oppa dan Changmin mungkin aksi kabur kita tadi akan lebih
seru!” kata Hyunrye mengibaratkan.
“Hahahaha,,, aku harap ini tidak akan terjadi lagi, ternyata berlari dari incaran orang lain itu
sangat melelahkan. hoozz..hooozzz!!” kata Yoorin sambil mengatur nafasnya.

--TBC--

FF / LOVE TRIP’S / CHAP 3.

14
Title : LOVE TRIP’S
Author : Ary Park Hyunrye
Genre : Romance
Chapter : 3
Pairing : DBSK, Kim Yoorin, Park Hyunrye
Rated : PG-18

Hari yang ditungu akhirnya datang juga, tiga hari sebelum hari ulang tahun Yochun. Semua
persiapan sudah dirapihkan kedalam koper dan semua perlengkapan menyamar sudah dipakai.
Kini Yoorin sudah berubah menjadi sosok yang berbeda. Dipakainya wig rambutnya yang
dikepang dua, kacamata tebal model kuno, dan tidak lupa dibentuknya tahi lalat di pipinya serta
tata rias yang berbeda dari biasanya. Pakaian yang telah dibeli waktu berada ditoko pun kini dia
pakai, model pakaian terusan dengan motif bunga-bunga yang begitu cerah kini dikenakannya.
Semua dibuat senatural mungkin dan sangat teliti. Berkat bantuan Hyunrye kini Yoorin tengah
berada di stasiun kereta untuk memulai perjalanan cintanya.

Tiket yang dia pesan sudah dipegang dengan erat ditangannya. Semua sudah siap dan kini dia
berjalan dengan penuh percaya diri masuk kedalam peron menunggu kereta tujuannya datang.
Distasiun yang ramai dengan hiruk pikuk manusia ini, dan begitu banyaknya keperluan orang-
orang yang berbeda satu sama lain, Yoorin menyandarkan dirinya pada kursi tunggu yang
kebetulan saja kosong dihadapannya. Ditaruhnya kopernya disamping dia duduk dan kini dia
hanya dapat menikmati waktu menunggunya dengan melihat kesekelilingnya yang penuh
dengan kebisingan.

Pemberitahuan dari pusat informasi akan kedatangan kereta yang akan dinaiki oleh Yoorin pun
kini tengah bergema di seluruh peron. Yoorin pun berdiri dari tempat duduknya dan kini
menarik kopernya untuk segera masuk kedalam kereta yang sebentar lagi akan datang.
“Permisi-permisi,, permisi tuan,, maaf permisi.” kata Yochun meminta jalan pada orang-orang
yang berdesakan dikereta.
“HAH,,(menghela nafas) akhirnya duduk juga.” kata Yochun begitu lega saat duduk ditempatnya
sambil mendekap tas ranselnya. “Aish,, kenapa harus seperti ini, hanya untuk bertemu fans saja
aku harus berkorban seperti ini??” kata Yochun mengeluh.
“Tapi tidak apa lah, lagi pula ini seru juga sepertinya. bergabung menjadi orang biasa untuk
sementara waktu tidak buruk juga.” kata Yochun menyenangkan hatinya sendiri.

Yoorin masuk kedalam kereta dengan berdesakan denga para penumpang lainnya. Berbagi
peluh dan juga harus berjuang untuk menuju tempat duduknya. Kereta kelas ekonomi ini
sungguh menyebalkan. Ide Hyunrye yang satu ini memang tidak masuk dalam hitungan, namun
jika tidak sepeti ini tidak seru, lagi pula dengan cara seperti ini kalian berdua akan bisa lebih
relaks dengan keadaan yang biasanya, begitu yang Hyunrye katakana padaku.
“Sini biar aku bantu nona.” kata Yochun menawarkan bantuan untuk menaikkan koper yang
dibawa Yoorin ketempat penyimpanan barang yang tepat berada diatas kepalanya.
Yoorin tidak mengatakan apapun, mulutnya terasa kelu melihat kekasihnya yang bisanya begitu
glamor dan bersinar kini berpakaian ala kadarnya dan naik keatas kereta kelas ekonomi
bersamanya.
“Nah,, sudah beres. Silahkan duduk.” kata Yochun mempersilahkan. Yoorin hanya tersenyum
sambil membungkukkan sedikit badannya.

Yochun hanya memberikan senyumnya pada yoorin yang dia rasa memberikan rasa terima
kasih pada dirinya. Tidak banyak yang dipikirkan oleh Yochun akan sikap gadis yang ditolongnya
itu yang tidak lain adalah kekasihnya yang sedang menyamar, dia hanya melakukan apa yang
seharusnya dilakukan oleh seorang pria ketika melihat seorang gadis dalam kesusahan. Tidak
perduli cantik atau tidak dia pasti akan menolongnya. ya begitulah sikap Yochun yang tidak
pandang buluh untuk menolong orang lain. hatinya yang lembut membuat dirinya sangat
disenangi oleh banyak orang, dia juga merupakan kekasih yang baik hati dan sangat romantic.
Jelas saja Yoorin tidak dapat berpisah dan berpaling dari kekasihnya ini. Semua yang dia
dambakan akan pria telah dia dapatkan di dalam diri Yochun.

15
Waktu terus berlalu detik demi detik, jam berganti seiring dengan detak jarumnya. Sudah
banyak yang dilakukan Yochun untuk membunuh masa menunggunya yang membuatnya
bosan. Dua jam berlalu sejak kereta kelas ekonomi yang dia naiki ini berlalu dari stasiun kereta.
Rasa lapar pun kini mendera perut Yochun yang sedari tadi hanya bisa mendengarkan lagu dari
Ipodnya yang berisikan semua lagu kesukaannya.
“Aish,, aku lupa ini kelas ekonomi, mana ada restoran disini? mana aku lupa bawa makanan
lagi. Ottoke??” gumam Yochun pada dirinya sendiri.
“Apa aku harus kelaparan disini? Ahh,, tahu begini aku tidak turuti permintaan konyol fans itu
untuk naik kereta ekonomi ini. Kenapa aku bodoh sekali seperti ini? AAkkkkHH…” Yochun
mengacak-acak rambutnya kesal.

Sebuah tangan terulur kearah yochun yang kini sedang kesal pada dirinya sendiri yang
menurutnya begitu bodoh, dengan mudahnya dia menerima semua perinta yang diberikan oleh
fansnya itu, tanpa berfikir kalau dirinya belum pernah danti dak berpengalaman untuk naik
kereta kelas ekonomi seperti sekarang ini.
“Apa ini?? (Yoorin memberikan sebox kimbab) ini untukku??” Tanya Yochun pada Yoorin, dan
gadis itu hanya menganggukkan kepalanya tanda iya darinya.
“Jinja?? terima kasih.” kata Yochun penuh kegembiraan kini diwajahnya.
“Emm,, ini enak sekali. Belum pernah aku makan kimbab seenak ini. Sangat enak, isinya salmon
ya??” Tanya Yochun pada Yoorin yang masih saja terdiam dihadapannya.
“Tentu saja ini enak oppa, kau itu sedang kelaparan sekali. Semua orang lapar kalau diberikan
makanan juga akan seperti dirimu rekasinya. Kau ini lucu juga ternyata.” kata Yoorin dalam
hatinya sambil terenyum pada Yochun yang diartikan kata iya olehnya atas pertanyaannya.
“Apa kau membuatnya sendiri??” Tanya Yochun ingian tahu.
“Tentu saja aku membuatnya sendiri, aku tahu kalau dirimu sangat suka kimbab buatan diriku.”
kata Yoorin dalam hatinya dan kemudian mengangguk.
“Emm,, rasanya enak sekali, kau pandai sekali membuatnya. Aku jadi ingat seseorang yang
pandai membuat kimbab sepertimu.” kata Yochun mengenang sesuatu dalam ingatannya.
“Siapa oppa? aku kah?” Tanya Yoorin dalam hatinya penasaran.
“Umma ku. Dia begitu pandai membuat kimbab, terlebih lagi..” kata Yochun yang membuat
Yoorin patah hati. “Terlebih lagi apa oppa??” Yoorin kembali berharap dirinya yang akan
disebut kali ini.
“Terlebih lagi adikku sangat menyukainya melebihi diriku, dia selalu saja berlomba dengan ku
untuk memperebutkannya. Hahahaha,, kalau diingat-ingat kejadian itu, lucu juga.” kata Yochun
menceritakan penggalan kehidupannya.
“Huh,, kalau masalah itu aku tahu oppa. Tiap kali aku membuatkanmu kimbab kau selalu
meminta lebih untuk adikmu. Kau ini memang sayang sekali dengan keluarga ya? emm,,
beruntungnya diriku bisa mendapatkan dirimu oppa.” kata Yoorin terenyum dihadapan Yochun.
“kenapa kau tidak makan?” Tanya yochun dan hanya dibalas gelengan kepala dari Yoorin.
“Boleh aku habiskan, aku lapar sekali.” kata Yochun memohon.
“Tentu saja oppa, kimbab itu memang aku siapkan untukmu. Makanlah sampai habis.” kata
Yoorin dalam hatinya sambil tersenyum pada Yochun.

Yochun menghabiskan satu demi satu potongan kimbab yang diberikan Yoriin padanya.
Dinikmatinya tiap potong kimbab itu dengan penuh perasaan lapar. Yoorin yang melihatnya
hanya dapat tersenyum, dan menatap Yochun dengan tatapan yang terpana akan tingkah laku
kekasihnya itu. Yochun yang biasanya terlihat sangat lembut saat makan kini terlihat sedikit
urakan. Mungkin hal ini adalah pertama kalinya Yoorin melihat sisi lain dari kekasihnya itu.

“Kalau saja kau tahu aku ini siapa oppa? mungkin sikapmu tidaklah seterbuka saat ini.” kata
Yoorin dalam hatinya sambil terus memandangi Yochun yang masih sibuk mengunyah kimbab
yang penuh di dalam mulutnya.
“Hahahaha,, kau ini memang lucu. Belum pernah aku melihat dirimu begitu lepas dan ceria
seperti ini. Apa karena tidak ada kamera atau orang yang mengenalmu saat ini, makanya dirimu
begitu lepas.” pikir Yoorin dalam hatinya.
“Uhuk,,uhuk,,,air,,aaaa,,,iiiirrr,,” kata Yochun lirih dalam batuknya.

16
“Ini minumlah!!” kata Yoorin dalam hatinya, sambil memberikan air mineral yang dia ambil ari
dalam tasnya.
“Huh,, gomawo. Untung saja ada dirimu, kalau tidak aku bisa mati tersedak tadi.” kata Yochun
berterima kasih.
“Enak saja kau mau mati, bagaimana dengan aku nantinya jika kau tinggalkan aku?? Jangan
pernah berfikir seperti itu.” kata Yoorin dengan raut wajah masam dalam hatinya sambil
menepuk-nepuk bahu Yochun.

Pemberitahuan pada seluruh penungpang bahwa kereta sebentar lagi akan berhenti di salah
satu stasiun kini sudah menggema diseluruh gerbong kereta. Para penumpang yang ingin turun
dari kereta ini sudah bersiap-siap merapihkan dirinya dan juga mengambil barang-barang
bawaannya untuk diturunkan. Kebisingan di dalam kereta ini kembali terjadi, sama halnya
seperti pertama kali masuk kedalam kereta. Yoorin dan Yochun hanya dapat melihat dan
memperhatikan hal itu dari arah tempat duduk meraka kini.

“Maaf tuan, apa kau tahu dimana toilet?” kata Yochun pada seorang pria yang duduk
didepannya karena Yoorin yang ditanya oleh Yochun tidak mengetahui tempatnya.
“Oh,, kau harus turun dari kereta ini, biasanya ada di belakang loket tiket.” jawab pria yang
ditanya Yochun.
“Hah? turun kereta? jadi tidak ada di dalam kereta??” Yochun kaget dan pria yang ditanyanya
hanya menganggukkan kepala. “jauh tidak tempatnya?” Yochun kembali bertanya.
“Tidak juga, kau hanya perlu turun dari kereta dan berjalan kearah toilet dibelakang loket tiket.”
kata pria yang ditanya Yochun menjelaskan.
“ow,, baiklah. Gomawo!!” kata Yochun berterima kasih dan kemudian meninggalkan tempat
duduknya untuk menuju toilet.

Tanpa Yochun sadari, tas ranselnya masih tertingga dibangku kereta bersama Yoorin. Memang
aman namun sudah setengah jam berlalu Yochun belum juga muncul. Kegelisahan menyeliputi
Yoorin akan keberadaan Yochun yang tidak kembali sedari tadi dari toilet. Apa yang akan terjadi
pada diri Yochun saat ini sangatlah mengusik pikiran Yoorin, karena beberapa menit lagi kereta
akan segera berangkat kembali menuju stasiun berikutnya.
“Ah,, leganya.” kata Yochun yang baru saja keluar dari dalam toilet. “Kalau begini, baru
nyaman.” lanjut Yochun sambil membenahi bajunya.

Selepas dari toilet, Yochun berjalan melewati loket tiket yang berada di depan toilet. Dengan
penuh kepercayaan diri tinggi dia berjalan di pinggiran peron, mencari keretanya yang tadi
berhenti tidak jauh dari tempatnya kini. Dilihatnya dengan seksama rel kereta yang begitu
lenggang tanpa ada satupun kereta yang berhenti diatasnya. Yochun terlihat begitu panic, dia
baru sadar kalau tas raselnya masih berada di dalam kereta itu. Semua barang berharganya ada
didalam tas itu.
“Aish,, shit!!” Yochun mengumpat sejadi-jadinya. “Akkkhhh,, bagaimana ini? bagaimana aku
bisa pergi jika semuanya sudah hilang begini? Akkkkhhh,,,,” Yochun berkeluh kesah di antara
para orang yang berlalu lalang di stasiun itu.

Dengan cepat Yochun merogoh saku celananya, mencari apakah dia membawa dompet atau
ponselnya. Jika di membawa kedua barang itu maka hidupnya akan selamat untuk beberapa
waktu. Namun nihil, dia tidak menemukan apapun di dalam saku celananya atau pun jaket yang
dia kenakan. Hanya ada bebapa uang receh saja di saku celanannya. Semua barang
berharganya benar-benar brada dalam tas ranselnya. Tanpa pikir panjang Yochun melihat
kesekeliling stasiun mencari box telepon untuk menghubungi orang yang dapat membantunya.
Tapi apa mau dikata, dia tidak mendapati satu pun box telepon di stasiun ini. Namun Yochun
tidaklah habis akal, dia berlari kembali kearah loket tiket. Dia berusaha untuk meminjam
telepon dari loket tiket tersebut, sayang semua usahanya tiada hasil sama sekali. Teleopn
diloket tiket stasiun ini sudah satu tahun tidak berfungsi, untuk berhubungan dengna stasiun
yang lain stasiun ini hanya menggunakan alat penditeksi kereta saja. Yochun hanya dapat
menarik nafasnya panjang menahan emosinya yang hampir saja meledak.

17
“Permisi tuan, kereta yang menuju Daegu datang jam berapa??” Tanya Yochun pada penjaga
loket tiket.
“Ow,, kerta ke Daegu akan datang besok sore.” kata penjaga loket tiket.
“MWO!! besok sore?? memangnya tidak ada kereta yang akan datang lagi??” Tanya Yochun
ingin tahu.
“Maaf tuan, ini stasiun kecil. Kereta yang lewat kesini juga sangat jarang, walaupun ada yang
lewat hanyalah kereta ekspres yang tidak akan mungkin berhenti di stasiun ini.” jelas penjaga
loket tiket.
“Benar tidak akan ada kereta yang datang lagi??” Tanya Yochun ingin memastikan.
“Saya sudah 30 tahun bekerja di stasiun ini, dan saya sudah hafal semua kereta yang berhenti
dan berjalan di rel itu.” kata penjaga loket tiket sedikit menaikkan nada bicaranya.
(Yochun sedikit merasa bersalah) “Miane,, Gomawo.” Yochun segera berjalan menjauh dari
loket tiket dan penjaganya itu.
“Aish,, bagaimana ini??” Yochun mengacak-acak rambutnya.
-------------------------------

Hyunrye hampir saja memuncratkan minuman yang baru saja akan ditelannya. Dia sangat
terkejut dengan apa yang baru saja dibaca. Sebuah pesan telah masuk kedalam inbox di
ponselnya. Pesan yang begitu mengejutkan dari Yoorin onnie. Yoorin memberitahukan Hyunrye
bahwa dirinya kini terjebak di sebuah stasiun kecil bersama dengan Yochun oppa. Dan sampai
saat ini Yoorin belum juga bisa bertemu dengan Yochun.

“MWO?? jadi dia??” kata Hyunrye kaget sambil menekap mulutnya dengn telapak tangannya.
“Ada apa? kenapa kaget begitu?” Tanya Changmin yang kini sedang duduk depan Hyunrye.
“Ah,, anio,, bukan apa-apa!” kata Hyunrye.
“Benar?” Tanya Changmin menyelidik.
“Iya,, benar tidak ada apa-apa. Kau ini curiga sekali pada pacar sendiri.” kata Hyunrye sedikit
jengkel.
“Bukan begitu, aku takut kalau kehadiran ku saat ini mengganggu kuliahmu.” kata Changmin
beralasan.
“Itu bukan masalah buatku, lagi pula kita kan jarang sekali bertemu, jadi mana mungkin aku
melewatkan kesempatan seperti ini.” kata Hyunrye menjelaskan.
“Dasar kau ini.” kata Changmin sambil mengacak-acak rambut Hyunrye.
“Aish,, aku ini bukan anak kecil. kau merusak rambutku saja.” kata Hyunrye merajuk sambil
menutup ponselnya cepat dan Changmin hanya tersenyum melihatnya.

#Pesan#
To : Hyunrye
Kenapa tidak membelas pesanku, kau ini sedang apa sieh??
jangan bilang kalau kau sedang besama Changmin.
Cepat balas pesanku tadi. Dan satu hal lagi jangan pernah menelpon diriku.
Sekarang aku sedang berpura-pura menjadi orang bisu.
ARASO!!
from : Yoorin

“Aish orang ini, mengganggu saja. Tidak pengertian sekali sieh!!” kata Hyunrye dalam hatinya
penuh kesal setelah membaca pesan kedua dari Yoorin.
#Pesan#
To : Yoorin
Miane, saat ini aku memang sedang bersama Changmin.
Lebih baik kau cari dulu dimana Yochun oppa, dan tanyakan apakah ada kereta yang akan
datang lagi ke stasiun itu. Kalau tidak ada mau tidak mau kau harus cari penginapan terdekat.
Tapi kenapa kau harus jadi orang bisu segala? memengnya ada apa sampai kau berfikiran
seperrti itu, apa kau mau membuat permainan baru???
from : Hyunrye

“Merepotkan sekali orang ini. Begitu saja harus aku juga yang memberi tahu. Huh!!” Hyunrye
kembali mengeluh dihadapan Changmin.

18
“Kenapa lagi?” Tanya Changmin ingin tahu.
“Itu Yoorin onnie, selalu saja mengganggu disaat yang tidak tepat.” kata Hyunrye sedikit
kelepasan.
“Yoorin noona?? menangnya dia kenapa?” Tanya Changmin penasaran sambil mengunyah mie
ramennya.
(Hyunrye tersadar) “Biasalah, urusan wanita.” kata Hyunrye berkilah.
“Ow,, ya sudah!!” kata Changmin pasrah. Hyunrye berusaha dengan sekuat tenaga untuk
menyembunyikan semuanya dari kekasihnya itu, dan kini hanya melemparkan senyum pada
Changmin.
“Kau mau tambah lagi??” Tanya Changmin pada Hyunrye.
“Boleh, siapa takut.” kata Hyunrye sedikit sombong.
“Baiklah kalau begitu, kita taruhan lagi, siapa yang bisa mengahabiskan mie ramen yang kelima
ini lebih dulu, maka dia yang menang dan boleh minta apa saja pada yang kalah.” kata
Changmin menantang.
“OK!! aku siap.” kata Hyunrye menanggapi.
“Baik kalau begitu, jangan menangis ya kalau kalah nanti.” kata Changmin meledek.
“Sudah jangan banyak bicara, lihat saja nanti.” kata Hyunrye penuh percaya diri.
------------------------------

Yoorin masih duduk di kusi tunggu di satsiun yang kecil ini, begitu terpencil dan tidak banyak
juga penumpang yang hilir mudik seperti waktu dia berangkat tadi atau pada saat penumpang
turun. Kini terasa sangat lenggang, hanya desir angin dan beberapa orang saja yang berlalu
lalang untuk menyebrang rel kereta yang lewat. Sambil memainkan ponselnya dan
berkomunikasi dengan Hyunrye dengan SMS dia berusaha mengisi waktu menunggunya. Dia
juga menjelaskan kenapa dirinya harus berpura-pura menjadi bisu, semua itu dilakukannya
untuk menghilangkan jejeka bahwa dirinya adalah Yoorin, memang tidak disengaja hal itu dia
lakukan karena dia tahu betul siapa Yochun. kekasihnya itu sangat mengenal betul akan suara
Yoorin. Bisa dibilang dia bisa mengenali suara orang yang sudah sangat dekat dengannya,
terlebih lagi orang itu kekasihnya yang setiap hari dia telepon jika ada waktu luang. Jika Yoorin
mengeluarkan suaranya dihadapan Yochun semua rencana penyamarannya akan berantakan.
Dan dia tidak bisa lagi memberikan kejutan pada Yochun nantinya. Sedikit perubahan pada
rencana, namun sangat menguntungkan bagi Yoorin. Dan perjalanan cinta kali ini akan merasa
lebih menantang.

Sementara Yoorin masih menunggu sambil berhubungan dengan Hyunrye melewati ponselnya,
kini Yochun hanya dapat berjalan dengan langkah gontainya, Dia merasa bahwa dirinya sudah
tidak dapat melakukan apapun lagi saat ini, semua usahanya tadi tidaklah berbuah hasil apa-
apa. Kini yang bisa dia lakukan hanyalah pasrah pada keadaan dan menunggu kereta ke Daegu
besok sore. Yochun terus berjalan menyusuri langkahnya sampai melewati Yoorin yang tengah
duduk di kursi tunggu penumpang. Sebuah bayangan akan sosok yang dikenalnya melewati
dirinya, dengan bau harum yang khan dari tubuhnya Yoorin mengenalinya sebagai kekasihnya
yang dia sayang Park Yochun. Ditariknya pergelangan tangan Yochun yang hampir saja melewati
dirinya. Yochun terhenti dari langkahnya, dia menoleh kearah tarikan tangannya. Dilihatnya
gadis yang bersamanya di dalam kereta tadi tersenyum kepadanya dengan penuh kegembiraan
terpancar dari raut wajahnya. Yochun memperhatikan gadis itu dari atas sampai bawah. Gadis
dengan perawakan cukup tinggi, rambut dikepang dua, kacamata model kuno yang mungkin
sudah jarang diproduksi lagi dan juga pakaian terusan motif bunga-bunga yang dikenakan
menjadikan pandangan Yochun sangat terbuka akan bentuk sebenarnya dari yang menarik
tangannya.

“Kau!!” seru Yochun yang baru tersadar. “Bagaimana kau ada disini? bukankah kau…”
perkataan Yochun tehenti.
Dilihatnya sekeliling stasiun kecil itu, hanya ada dirinya berdua saja. Kini kedua mata Yochun
tertuju akan sebuah koper dan sebuah tas ransel yang dia kenal sebagai miliknya yang dia
anggap telah hilang dibaawa oleh kereta yang telah pergi melaju meninggalkan dirinya tadi.
“Ahh,, raselku.” teriak Yochun memenuhi seluruh stasiun yang sepi itu. “Ternyata tidak hilang,
syukurlah.” kata Yochun bersyukur setelah melepaskan tangan Yoorin begitu saja dan memeluk

19
tas ranselnya. Dibukanya tas itu dan memeriksa isi didalamnya. Tiada satu pun yang hilang dan
berkurang dari dalam tas ranselnya itu.
“Apa kau yang membawanya??” Tanya Yochun pada Yoorin.
“Tentu saja aku yang membawanya, memang siapa lagi??” kata Yoorin dalam hatinya yang
kemudian menganggukkan kepalanya.
“Gomawo!!” Yochun langsung memeluk Yoorin tanpa pikir panjang lagi, dia tidak menyadari
akan siapa yang dia peluk saat ini.
“OPPA!!” Yoorin pun terkejut akan hal itu. Namun dia hanya dapat menahannya dalan hati.
“Terima kasih karena telah menyelamatkan semua barang-barangku.” kata Yochun yang baru
saja melepaskan pelukannya dari tubuh indah Yoorin.
“Iya oppa, aku juga senang menyelamatkan semua milikmu.” kata Yoorin dalam hati.
“Ah,, maaf, kalau akumengejutkanmu.Tapi aku hanya ingin berterima kasih saja.” kata Yochun
yang baru menyadari kalau Yoorin sedari tadi tidak bergerak dan tersiam saja sedari tadi.
“Tidak apa-apa oppa, aku suka dengan pelakuanmu ini. Asal saja tidak dengan gadis lain. kalau
kau lakukan hal ini dengan gadis lain, maka awas saja KAU!!” kata Yoorin yang kini hanya
menggelelngkan kepalanya.
(Yochun mulai salah tingkah) “Sebaiknya kita pergi dari sini, pecuma saja jika kita menunggu
kereta disini karena tidak akan ada yang datang. Kereta ke Daegu akan datang besok sore. Jadi
sebaiknya kita cari penginapan saja yang terdekat dari stasiun ini.” kata Yochun menjelaskan.
“APA?? tidak ada kereta??” Tanya Yoorin dalam hatinya. “Jadi kita harus bermalam di tempat
terpencil seperti ini?” Yoorin kembali bertanya. “Tapi tidak apa, asal tetap bersama dengan
dirimu, kemanapun aku mau oppa!!” kata Yoorin sambil tersenyum pada Yochun.
“Ah..baiklah kalau begitu. kajja!!” kata Yochun sambil mengangkat tas raselnya dan
menggenggam tangan Yoorin untuk ikut bersamanya.

Keduanya kini berjalan mengikuti langkah naluri mereka untuk berjalan. Bertanya dari satu
orang ke orang lain mereka lakukan bersama, saling berpegangan tangan agar tidak terpisah
pun dilakukan. Bisa bahaya jika mereka terpisah, terutama bagi Yoorin. Begitulah pikiran
Yochun saat ini. Sifatnya yang suka menolong dan tidak tega pada orang yang kesusahan itu
membuat dia menjadi orang yang sedikit memiliki sifat khawatir yang belebih akan sesuatu
yang terlihat olehnya. Sudah cukup jauh mereka berjalan dari stasiun, matahari yang tadinya
berada diatas kepala kini sudah mulai berangsur-angsur tenggelam dan menyisahkan rona
mega yang kemerahan.

(Yoorin berjongkok) “Waeyo?? kau lelah??” Tanya Yochun pada Yoorin.


“Tentu saja aku lelah.” kata Yoorin dalam hatinya. Yoorin menatap kearah yochun yang berdiri
didepannya. Dengan wajah yang memelas karena perutnya sudah mulai keroncongan karena
sedari tadi siang dia belum makan apapun. Kimbab yang dibawanya juga sudah habis dilahap
oleh Yochun yang kelaparan.
“Apa kau lapar??” Yochun kembali bertanya saat melihat wajah Yoorin sedikit pucat dan
berkeringat.
“Ya,, aku lapar sekali oppa. Bisa kita berhenti sebentar mencari makanan??” Tanya Yoorin
dalam pada Yochun dalam hatinya dan menganggukkan kepalanya.
“Miane, kita tidak bisa berhenti sekarang. Hari sebentar lagi akan gelap dan penginapan masih
cukup jauh dari sini. Jadi kita tidak bisa berhenti disini. Lagi pula disekitar sini tidak ada
apapun.” kata Yochun pada Yoorin sambil menunjukkan sekelilingnya.
“Aish,, tapi aku lelah dan kelaparan sekarang, memengnya kau mau kalau aku mati dijalan
apa??” keluh Yoorin sambil menunjukkan ekspresi penolakan di hadapan Yochun.
“Kalau kau lelah untuk berjalan, aku bisa menggendongmu. Tapi kalau kau kelaparan aku tidak
memiliki apa-apa. Hanya ada ini..” kata Yochun setelah merogoh kedalam tar ranselnya dan
mengeluarkan sebungkus permen karet.
“Apa?? kau mau aku memakan permen karet?? memangnya ini bisa membuat rasa laparku
hilang apa?? kau sudah gila ya Park Yochun???” Tanya Yoorin pada Yochun sambil menerima
permen karet yang diberikan Yochun.
“Makan saja, itu rasa stroberi kau pasti suka. Lumayan buat mengganjal perutmu yang sudah
berbunyi sedari tadi.” kata Yochun menjelaskan. Yoorin pun mengikuti saran Yochun. Apa boleh
buat dia tidak bisa menolaknya lagi, mungkin saja yang dikatakan Yochun ada benarnya juga,

20
dia tidak mungkin berbohong pada orang yang kelaparan kan?? Yoorin pun memakan permen
karet yang diberikan oleh Yochun.
“Ayo cepat naik!!” perintah Yochun pada Yoorin, namun gadis itu terdiam saja di tempatnya.
“Cepat naik, kau mau berada disini terus?? cepatlah kita harus sampai penginapan sebelum
malam. Atau kau mau berada disini sendirian dan kedinginan sampai besok pagi??” Tanya
Yochun pada Yoorin.
“Ara..ara.. aku akan naik. Cerewet sekali kau ini.” kata Yoorin dalam hatinya dan kemudian
mendekati punggung Yochun dan merangkulkan kedua tangannya dibahu Yochun.
“Kajja. Kita berangkat sekarang!!” seru yochun bersemangat.
(Yoorin menepuk bahu Yochun) “Ada apa??” Tanya Yochun ingin tahu.
“Ah,, aku hampir lupa.” kata Yochun saat melihat tunjukan tangan Yoorin yang mengarah pada
koper yang dibawanya.
“Nah sekarang sudah beres, kita berangkat.” kata Yochun setelah dengan cekatan menganggkat
koper Yoorin dan membiarkan Yoorin memeganggnya di depan dadanya koper itu bersandar.

Sedikit menyusahkan untuk berjalan dengan posisi seperti itu, namun apa boleh dikata. Semua
hal itu harus dilalui untuk sampai di penginapan yang telah mereka tanyakan pada orang-orang
sepanjang perjalan. Tidak banyak yang mereka bicarakan satu sama lain, Yoorin sibuk
mengunyah permen karet rasa stroberi yang diberikan Yochun, sesekali dia mebuat balon
dengan permen karet itu dan meledakkannya tepat di depan telinga yochun, memang
mengganggu tapi Yochun tidak sekalipun mengambil pusing akan hal itu. Dia tidak terlalu
memikirkan hal itu, yang sekarang dia pakirkan adalah untu segera sampai di penginapan,
kemudian beristirahat, karena tubuhnya terasa sangat lelah akan yang terjadi hari ini. Kalau
sudah sampai dipenginapan Yochun berniat akan tidur sepuasnya setelah mandi air hangat.
Semuanya terlihat begitu indah dibenak Yochun dan itu menjadi semangat buat dirinya untuk
terus melanjutkan langkahnya menuju penginapan terdekat.

==TBC==

21
FF / LOVE TRIP’S / CHAP 4.

Title : LOVE TRIP’S


Author : Ary Park Hyunrye
Genre : Romance
Chapter : 4
Pairing : DBSK, Kim Yoorin, Park Hyunrye
Rated : PG-18

Sambil membersihkan kamar yang akan dipakai untuk istirahat, Yoorin terus saja bergumam
dengan dirinya sendiri. Dia terus berkeluh kesah atas apa yang terjadi saat mereka berdua
sampai di penginapan terdekat dari stasiun ini. Tidak bisa dikatakan dekat juga, mereka sudah
berjalan seharian tanpa adanya alat transportasi yang dapat mempercepat mereka sampai pada
tujuan. Yoorin sedikit kesal akan apa yang dikatakan Yochun saat mengetahui bahwa
penginapan ini hanya menyisahkan satu kamar saja untuk ditempati, itu berarti mereka akan
tidur bersama dalam satu kamar dan satu atap. Terlebih lagi, Yoorin harus menerima dirinya
disebut istri oleh Yochun, walaupun ada sedikit rasa senang namun itu hanyalah kebohongan
saja yang dilontarkan dari bibir manis Yochun untuk bisa mendapatkan tempat istirahat dalam
satu malam saja.

“Enak saja dia bicara seakan-akan dia itu suamiku??” guman Yoorin dalam hatinya.
“Memangnya dia itu siapa, baru jadi pacar saja sudah mengaku sebagai suamiku? Bagaimana
jika dia sudah jadi suamiku nanti?? Mungkin dia akan bilang kalau dia itu appaku.” Dasar orang
aneh.
“Memangnya aku ini istrinya apa, yang bisa dia suruh-suruh. Dasar mau enaknya saja. Bukannya
bantu aku membereskan kamar ini, malah enak-enakan mandi air panas!! Awas saja nanti kalau
sudah sampai Daegu akan aku beri pelajaran kau!!” Ancam Yoorin dalam hatinya untuk Yochun.

Setelah selesai merapihkan kamar dan tempat tidur yang akan dipakai malam ini, Yoorin
mengambil tsanya dan mencari ponselnya untuk menghubungi Hyunrye agar gadis cantik itu
tidak khawatir pada dirinya. Dilihatnya ponselnya, tidak ada satupun pesan atau panggilan yang
masuk. Sedikit kesal namun dia sadar setelah melihat sinyal yang ditunjukkan pada layar ponsel
sama sekali tidak ada satu pun. Itu berarti tempat dimana dia berada saat ini tidak dilintasi
sinyal untuk ponselnya. Yoorin hanya dapat menarik nafasnya panjang, dia berfikir bawa
Hyunrye pastilah akan khawatir akan dirinya saat ini. Namun semakin dipikir dia berubah
pikiran akan hal itu, tadi saat dia mengirim pesan pada Hyunrye selagi masih di stasiun, gadis itu
bilang kalau dia bersama dengan Changmin?? Itu berarti dia tidak akan memikirkan apapun
selain Changmin. Berarti aku aman, Yoorin pun tersenyum penuh kepuasan akan hal itu. Dia
tidak perlu memberikan kabar apapun untuk Hyunrye saat ini. Mungkin besok saja setelah dia
sampai di Daegu.

Sedang asik memikirkan dirinya dan Yochun yang sedang bersandiwara sebagai suami istri di
sebuah penginapan dan bermalam dalam satu atap, satu kamar dan juga satu tempat tidur
yang tersedia Yoorin menjadi sangat malu dan kini wajahnya sedikit memerah. Bukan karena
dia telah mandi air hangat sebelum Yochun, namun dia hanya tidak habis pikir saja Yochun akan
mengatakan bahwa dirinya ini istri.

“Bagaimana jika dia bersama dengan gadis lain?? apa dia juga akan mengatakan bahwa gadis
itu sebagai istrinya??” Tanya Yoorin dalam hatinya yang kini mulai kalut.
“Kalau dia berani seperti itu, dan ketahuan olehku berbuat yang sama, maka tidak aka nada
ampun bagi dirimu Park Yochun, mati kau kalau kau lakukan itu!!” kata Yoorin mengancam
Yochun.

Tiba-tiba Yochun datang dan masuk kedalam kamar setelah menggeser pintu kamar. Sambil
menggosok rambutnya yang basah dia berjalan melewati Yoorin yang sedang duduk tenang di
tengah kamar di atas tempat tidur yang telah dibersihkan tadi. Yochun tidak banyak berkata
apa-apa, kini dia duduk didepan tas ranselnya, mengeluarkan satu persatu pakaian yang dia

22
bawa. Tidak banyak yang dia bawa didalam tasnya itu, terang saja dia tidak membawa begitu
banyak barang, hanya hal-hal yang perlu saja yang dia bawa. Kaos, celana jeans, parfum,
kacamata, jaket dan ponsel. Itu saja yang terlihat oleh yoorin yang dikeluarkan oleh Yochun dari
dalam tas ranselnya itu.

“Aish oppa!! cepat pakai bajumu, kalau begini terus aku bisa tidak tahan.” kata Yoorin dalam
hatinya yang sedari tadi memandangi Yochun dari arah belakangnya. Punggung yochun yang
terlihat begitu mulus membuat pikiran Yoorin menjadi tidak terkendali, wajahnya kini bukan
lagi merah karena malu namun bercampur dengan hasrat ingin memiliki.
“Kau itu sebenarnya mau apa sieh?? kenapa tidak kau pakai saja pakaianmu itu, kenapa harus
duduk disana dan membuatku tidak tenang begini? Apa kau mau ngujiku?” Tanya Yoorin dalam
hatinya sambil berkali-kali melirik kearah Yochun dan juga sesekali menelan ludanya.
“Atau dia memang sengaja melakukan ini, atau dia ingin berbuat yang abeh-aneh pada diriku??
AKKKKHHHH,,,,ANNNNDDDWWWEEEE!!!” teriak Yoorin sambil menggelangkan kepalanya
berkali-kali dibelakang Yochun.
“Dimana sieh aku taruh benda itu??” kata yochun yang masih mencari sesuatu di dalam tas
ranselnya.
“Apa?? dia mencari sesuatu?? benda??” Tanya Yoorin. “Apa dia mencari pengaman?? Aish
oppa apa yang akan kau lakukan HAH?? bukankah kau tidak mau melakukannya jika bukan
dengan orang yang kau sayang?? Apa kau hanya bicara hal manis itu untuk menutupi
perbuatanmu ini?? pikiran Yoorin sudah melayang jauh.
“Ahh,, akhirnya aku menemukannya.” kata yochun begitu senang.
“MWO!! dia menemukannya?? TUHAN MOHON LINDUNGILAH AKU!!” teriak batin Yoorin.
“Sekarang aku bisa tidur dengan nyaman.” kata Yochun begitu rileks.
“Aish,, dia sudah mau tidur!! semoga saja tidak terjadi apa-apa pada diriku ini. TUHAN, KU
MOHON LINDUNGILAH AKU!!” Yoorin terus menerus berkomat kamit.

Yochun kemudian memasukkan kembali barang-barang yang dia keluarkan dari dalam tas
ranselnya, kecuali kaos merah dan penutup mata tidurnya yang berwarna hitam bermotifkan
love di kedua sisinya. Setelah merapihkan barang-barangnya dia pun mengenakan kaos merah
yang dibawanya itu, letakannya handuk basah yang dia kenakan untuk mengeringkan
rambutnya di atas meja yang tidak jauh berada dari jangkauannya. Dia berbalik dan melihat
Yoorin sedang duduk diatas kasur sambil menekuk kedua kakinya dan menenggelamkan
kepalanya diaatas kedua tangannya yang telipat rapih diatas lututnya.

“Kalau kau mengantuk, lebih baik rebahkan saja tubuhmu itu. Jangan tidur seperti itu, nanti kau
bisa sakit.” kata Yochun memberitahu.
“APA?? merebahkan tubuh?? kau ini benar-benar tidak tahu diri ya oppa?? apa kau
menginginkan hal itu terjadi sekarang?? SHIRIO!!” kata Yoorin menolak dalam hatinya.
“Sudah cepat tidur saja.” perintah Yochun dengan cepat. “kau boleh tidur dikasur, biar aku tidur
dilantai saja.” kata Yochun pada Yoorin sambil merapihkan jaketnya yang di aletakkan di atas
lantai.
“Apa?? tidur dilantai??” kata Yoorin kaget dalam hatinya. Yoorin pun kemudian menegakkan
kepalanya dan menoleh kearah Yochun yang kini tengah berbaring dengan mengenakan
pakaian utuh dan juga penutup matanya.
“Oppa!! kau membuatku jantungan saja, aku kira kau akan…” kata Yoorin terhenti, dan dia
hanya tersenyum melihat Yochun yang kini telah tertidur pulas di lantai kamar tidur penginapan
yang terbuat dari kayu itu.

Yoorin pun hanya dapat menertawakan pikirannya yang begitu mudah dirasuki dengna nafsu
itu, Yochun bukanlah orang yang seperti apa yang dia pikirkan saat ini. Semua hal yang dia
pikirkan hanyalah pikiran yang berlebihan yang tidak lebih dari hasrat hatinya saja yang terbawa
suasana karena Yochun menyebutnya sebagai istri. Mungkin nanti bila sudah tiba waktunya dia
juga akan mendapatkan apa yang seharusnya didapatkan.

“Aku percaya padamu oppa, kau tidak akan menghianati cinta suci kita.” kata Yoorin memuji
kekasihnya itu sebelum dia tertidur dibalik selimut yang hangat malam ini.
----------------------------

23
Dibalik selimut yang hangat, sebuah pelukan erat dari seorang yang sangat disayangi mendekap
tubuh Hyunrye yang tiada berbalut satu lembar kain pun diatas ranjang Changmin yang
berukuran sedang itu. Duanya telah menyatu dengan tubuh Changmin yang tertidur
disampingnya. Mereka berdua telah melewatkan malam yang indah dan merengkuh
kenikmatan bersama. Aroma nafas Changmin masih sangat lekat dirasakan Hyunrye menderu
begitu lembut membelai pipinya dan detak jantung Changmin pun bagaikan simphoni yang
mengalun dipagi hari untuk mebangunkanya dari mimpi indahnya tadi malam.

Hyunrye membuka matanya perlahan, dilihatnya sosok yang semalam membuatnya terlena
sampai pada puncak kenikmatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Kenikmatan
menjadi seorang kekasih seutuhnya. Changmin masih saja memejamkan matanya dan terus
mendekap Hyunrye dengan erat seakan dia tidak menginginkan gadisnya itu berada jauh
darinya. Sebuah pembuktian yang membutuhkan nyali yang tinggi dan sebuah gerbang
keputusan untuk menghakhiri masa lajangnya. Hyunrye mendekati bibir Changmin dan hendak
menciumnya pagi ini. Namun…

“EHEM!!” Junsu dengan cepat mengeluarkan suaranya dan mengagetkan Hyunrye yang baru
saja ingin mencium pasangannya yang masih tertidur disampingnya.
“AAAAAKKKKHHHHHH!!!!” Hyunrye menjerit sejadi-jadinya. Ditariknya selimut putih agar
menutupi tubuhnya sepenuhnya. Ketiga pria yang ada di ruangan itu hanya dapat menutup
telinga mereka.
“Hyunrye~ah,, kenapa berteriak, berisik sekali. Kalau kau takut peluk saja aku.” kata Changmin
yang masih belum sadar sambil mempererat pelukannya pada Hyunrye.
“OoO,,,OPPPAAAA!!” kata Hyunrye lirih dan terbata-bata.
“Tidak biasanya kau memanggilku seperti itu, jangan coba menggangguku. Aku sangat lelah
pagi ini.” kata Changmin yang mesih tetap menutup matanya.
“Aish,, irona,, palli..” kata Hyunrye sambil memukul bagian lengan Changmin yang
mendekapnya erat.
“Emm,,,eeeehhheeemmm,,, biarkan aku tidur sebentar lagi.” kata Changmin yang masih belum
menyadari keadaan sekitarnya.

Junsu mengelitik telinganya denan cepat, dia yang duduk disamping Changmin merasa sudah
sangat tidak tahan akan tingkah si magnae itu. Jaejoong yang duduk di sisi lain ranjang di dekat
Hyunrye tidak dapat menahan malunya, dia menutup wajahnya dengan satu telapak tangannya
dan menyembunyikan wajahnya karena malu melihat tingkah laku Changmin sedari tadi,
sedangkan Yunho yang berdiri diujung ranjang hanya dapat mendekap tangannya dan menarik
nafas panjang akan situasi ini. Jaejoong memeberikan isyarat dengan menggerakkan tangannya
yang dimengerti oleh Junsu. Junsu menganggukkan kepalanya dan sekilah melihat pada Yunho
yang dengan cepat memberikan persetujuannya dengan mengedipkan kedua matanya tanda
setuju akan apa yang akan dilakukan oleh Junsu nantinya. Tanpa pikir panjang lagi Junsu
langsung mendekat ketelinga Changmin dan berteriak sekuat tenaga. Suara Baritone nya yang
tinggi itu berhasil membangunkan Changmin dalam sepersekian detik, dan membuatnya
langsung duduk di atas ranjangnya dengan mata yang terbelalak.

(Changmin melihat Yunho yang ada didepannya) “HYUNG!!” jerit Changmin memekakkan
telinga semua orang yang berada didekatnya.
“Kau ini, tidak perlu teriak seperti itu, aku juga masih bisa dengar!!” kata Yunho setelah
melepaskan tangannya dari telinga.
(Changmin melihat sisi kanan dan kirinya) “kenapa kalian bisa ada disini, bagaimana kalian bisa
masuk kedalam kamarku??” Tanya Changmin ingin tahu.
“PABO!! (Jaejoong memukul kepala Changmin) kau pikir ini apartemen siapa?? lagi pula itu
salah mu sendiri kenapa tidak mengunci pintu kamar.” kata Jaejoong sambil menunjuk pintu
kamar.
“Jadi kalian sudah lama berada disini?” Tanya Changmin pensaraan.
“Tentu saja, kau bisa Tanya pada Hyunrye.” kata Junsu sambil menunjuk Hyunrye yang berada
di belakang Changmin masih dalam balutan selimut putih.

24
(Changmin menoleh kearah Hyunrye) “lalu kenapa kalian masih ada disini??” kata Changmin
menyelidik, namun tidak ada jawaban dari ketiganya.
“CEPAT KEEELUUUARRRR!!!!” Changmin berteriak kembali, dan ketiganya langsung mengambil
langkah seribu dari kamar dongsaengnya itu.

Setelah ketiganya keluar dari dalam kamar Changmin, terdengar seperti suara pertengkaran
antara Changmin dan Hyunrye di daLam kamar itu. Sedikit suara meringis yang Changmin
keluarkan dari mulutnya terdengar begitu menggelikan bagi Yunho, Jaejoong dan juga Junsu.
ketiganya yang masih berdiri di depan pintu kamar Changmin yang tertutup hanya dapat
menahan tawanya saat mendengarkan dongsaeng mereka mendapat omelan dan juga mungkin
sedikit pelajaran lainnya dari Hyunrye.

Setelah membersihakan tubuh dan merapihkan diri, Changmin dan Hyunrye kini tengah duduk
di ruang makan apartemen DBSK. Pandangan ketiga Hyung Changmin pada dirinya dan juga
Hyunrye sangatlah tidak nyaman terasa bagi keduanya. Tatapan itu seperti tatapan seorang
polisi yang hendak mengintrograsi penjahat saja. Bagaimana tidak, Changmin dan Hyunrye
sudah tertangkap basah oleh ketiganya tidur dalam satu ranjang semalaman tanpa selembar
benang pun yang membatasi tubuh, hanya selimut putih yang menutupinya pagi ini.

“Sekarang katakan, diantara kalian siapa yang tahu akan keberadaan Yochun?” Tanya Jaejoong
membuka acara introgasinya.
“Mollaso!!” kata Changmin acuh tak acuh sambil mengangkat kedua bahunya bersamaan, dan
Hyunrye hanya dapat menggelengkan kepalanya.
“Apa dia tidak menghubungimu?” Tanya Junsu pada Changmin.
“Anio!!” kata Changmin singkat.
“Aish,, kemana dia itu!! semalam tidak bisa dihubungi dan tidak memberikan kabar,
membuatku khawatir saja.” kata Jaejoong yang resah.
“Hyunrye~ah,, bagaimana dengan dirimu? apa kau tahu keberadaan Yochun?” Tanya Yunho
pada Hyunrye, dan gadis itu hanya dapat menggelengkan kepalanya lagi.
“Bagaimana dia tahu, dia kan bersama denganku semalaman.” kata Changmin dalam hatinya.
“Atau onnie mu tahu dimana keberadaan Yochun saat ini?? kau kan sangat dekat dengan dia?”
Tanya Junsu pada Hyunrye.
“Ahh,, aku,,,” kata Hyunrye terputus.

#Pesan#
To : Hyunrye
Semalam adalah pengalaman yang sangat mendebarkan, aku dan Yochun oppa tidur satu
kamar. Pagi ini kami akan meninggalkan penginapan dan menuju stasiun untuk segera
berangkat ke Daegu!! Jadi siapakan semuanya dengan baik. OK!!
from : Yoorin

Perkataan Hyunrye terhenti seketika, sebuah pesan dari Yoorin telah masuk kedalam inbox
pesan di ponselnya. Dibaca tiap kata yang tertulis, dengan menahan debaran jantungnya yang
berdetak lebih kencang dari biasanya karena tidak percaya akan apa yang baru saja dibacanya.

“MWO!!! SATU KAMAR?? BERDUA!!!” jerit Hyunrye begitu kencang sampai semua pria yang
ada disekitarnya kaget luar biasa.
“OH MY GOD SUN!! kau mengagetkan ku saja. Dasar kalian berdua ini memang pasangan yang
suka mengagetkan orang lain ya!!” kata Junsu sambil memegang dadanya yang kaget.
“Ada apa sieh?? kenapa kau berteriak seperti itu! apa ada sesuatu yang tidak beres??” Tanya
Yunho penasaran.
“Apa jangan-jangan apa yang aku lakukan semalam sudah diketahui media. Junsu hyung kau
tidak melakukan hal-hal yang aneh kan?? tuduh Changmin pada Junsu.
“Aish!! Kau ini.” kata Junsu mengepalkan tangan hendak memukul sambil melihat kesal pada
Changmin.
“Sudah jangan bertengkar.” kata Jaejoong melerai keduanya. “Mana mungkin itu terjadi,
lagipula yang baru mengetahuinya itu Cuma kami bertiga saja.” kata Jaejoong mengungkit
kejadian tadi pagi.

25
Sementara ketiganya menertawai tingkah Changmin, Hyunrye terus memutar otaknya untuk
dapat dengan segera pergi dari apartemen itu dan dari acara intrograsi ini.
“Hyunrye~ah,, kau mau kemana??” Tanya Junsu yang melihat Hyunrye yang sudah berada
dekat dengan lorong menuju pintu keluar apartemen.
“Kalau kalian mau bertemu lagi dengan Yochun oppa, lebih baik kalian kemasi barang kalian
segera dan temui aku dibadara. emmm,, (melihat jam tangan) tepat pukul 11 siang ini. Nanti
akan aku jelaskan semuanya!!” kata Hyunrye yang kemudian berlari dengan cepat menuju pintu
keluar apartemen.
“Cih!! apa-apaan dia itu, seenaknya saja memerintah.” kata Junsu kesal.
“Kenapa kalian melihatku seperti itu??” kata Changmin saat ketiga Hyungnya itu menatapnya
dengan tatapan penuh keingintahuan akan apa yang sebenarnya terjadi.
“Aku tidak tahu apapun, lebih baik kita kemasi barang kita dan ikuti perintahnya. Setengah jam
lagi jam 11.” kata Changmin setelah melihat jam tangannya.

Changmin langsung masuk kedalam kamarnya dan mengemasi barang yang akan dibawanya,
sementara ketiga Hyungnya yang baru saja pulang itu tetap berada di ruang makan dan lanjut
menikmati sarapan mereka. Ketiganya tidak perlu lagi megemasi barang-barang karena mereka
bertiga baru saja pulang dari luar negeri. Jaejoong dan Junsu baru saja tiba di Korea setelah
beberapa bulan tinggal di Jepang, sedangkan Yunho baru saja pulang dari Hongkong untuk sesi
pemotretan salah satu majalah terkenal dengan sedikit insiden kecil pada saat kedatangnnya di
bandara Hongkong. Dia harus disembunyikan dari serangan para Cassiopeia yang ingin sekali
mengambil gambarnya dari dekat, alhasil dia harus diselamatkan kesebuah Toilet pria demi
keamanannya. Namun setelah semuanya aman dan para fans meminta maaf dengan
menyerukan kata “Miane” dan juga “Saranghae” akhirnya Yunho pun keluar dari
persembunyiannya dengan penuh senyum pada semua fansnya. Setelah beres dengan
semuanya kini mereka berempat menuju ke bandara untuk bertemu dengan Hyunrye.
-------------------------

Yoorin duduk di depan kamar penginapan yang ditempatinya tadi malam, sambil mengenakan
sepatunya dia menunggu Yochun yang masih belum keluar dari dalam kamar. Pagi ini Yochun
kesiangan untuk bangun, mungkin karena terlalu lelah atas perjalanan kemarin untuk mencapai
penginapan ini, namun ada factor lain yang menyebabkannya juga. Yochun memang paling sulit
untuk dibangunkan saat pagi dari tidur. Tidak itu saja, pagi ini Yoorin mendapati kalau dirinya
tengah dipeluk erat oleh Yochun pada saat bangun tidur. Yoorin tidak berteriak atau apapun
saat mendapati dirinya seperti itu, dia justru menikmati dekapan hangat itu dan membiarkan
Yochun mengetahuinya sendiri saat dia bangun tidur nantinya. Alhasil keduanya kini sudah
terlambar beberapa jam untuk berangkat ke stasiun kecil dimana kemarin mereka turun.

Yochun memperlihatkan siakap yang biasa-biasa saja dihadapan yoorin, dia tidak menujukkan
adanya rasa mau ataupu sikap aneh lainnya. Dia duduk disamping Yoorin dan kemudian
mengenakan sepatunya tanpa mengatakan apapun dihaapan Yoorin dan mimik wajahnya
terlihat sangat natural seperti biasanya. Tidak ada tanda-tanda dia menyesal telah memeluk
seorang gadis yang baru saja dikenalnya dalam tidurnya tadi malam.

“Sudah siap, ayo kita berangkat sekarang.” kata Yochun begitu datar.
“Ada apa dengan orang ini? aneh sekali, apa dia malu? tapi semuanya terlihat biasa saja.” kata
Yoorin dalam hatinya.
“Ayo cepat!! kenapa masih duduk disitu, kau mau ketinggalan kereta lagi??” Tanya Yochun.
“Cih,, yang buat kita terlambat adalah dirimu sendiri, kenapa besikap dingin kepadaku seperti
ini? HUH!!” Yoorin mendengus sejenak dan kemudian mengikuti langkah Yochun yang sudah
beranjak tidak jauh dari dirinya.

Keduanya berpamitan pada pemilik penginapan, dan membayar uang penginapan serta makan
mereka semalam. Sedikit banyak uang yang dikeluarkan, karena mereka berdua makan dengna
sangat lahapnya dan itu tidak murah harganya. Perlu uang lebih untuk membayar semuanya.
Namun bagi mereka berdua yang memiliki pekerjaan yang tidak sedikit pengasilannya, itu
semua tidaklah menjadi permasalahan yang besar. Semua biaya telah dibayar, dan tidak lupa

26
Yochun menanyakan rute terdekat untuk mencapai stasiun, itu dia lakukan karena perjalanan
dan waktu yang harus ditempuh kembali lagi ke stasiun jika melewati jalan yang sama seperti
kemarin akan sangat membuang waktu, lagipula mereka sudah melewati beberapa jam di
penginapan karena kesiangan.

“Gomapsumnida.” kata Yochun mengucapkan terima kasih pada pemilik penginapan.


“Nde!! Chonmanui malssuminmnida.(sama-sama, terima kasih kembali : red) ” kata pemilik
penginapan. “Annyonghi kashipshio.” kata pemilik penginapan itu mengantar kepergian kedua
orang yang dianggapnya suami istri itu.

Yochun dan Yoorin kemudian meninggalkan penginapan kecil itu dengan membawa kembali
semua barang bawaan mereka setelah bermalam semalaman disatu kamar yang sama. Yochun
diberitahukan jalan pintas untuk mencapai stasiun dalam waktu singakat oleh pemilik
penginapan yang baik hati itu. Dengan mengikuti jalan setapak yang ada di sekitar Uiseong
(perkebunan dan pabrik minuman wine) yang terletak tidak jauh dari penginapan. Keduanya
kini berjalan dengan penuh semangat, mereka berdua tidak mau tertinggal kereta lagi dan ingin
sekali pergi dari tempat terpencil ini. Bagaimana tidak terpencil, sinyal ponsel saja mereka tidak
dapatkan. Untuk mendapatkannya mereka harus naik keatas atap, dan itu telah dilakukan
Yoorin pagi ini sebelum dia pergi meninggalkan penginapan.

Suatu pemandangan yang tidak biasanya terlihat dikota saat ini mereka nikmati bersama,
tanaman anggur yang siap panen kini terhampar di depan hadapan mereka. Dikiri kanan
mereka terdapat pohon anggur yang buahnya telah ranum, dan sangat menggoda lidah untuk
mencicipinya. Yoorin dan Yochun hanya dapat memandanginya saja, karena perjalanan mereka
yang masih panjang menjadikan mereka tidak dapat berhenti di tempat itu saat ini. Tidak jauh
dari perkebunan itu mereka melihat beberapa orang yang sedang tertawa sambil menginjak-
injak sesuatu didalam tong besar. Ternyata Yoorin dan Yochun sudah memasuki kawasan
pabrik. Terlihat dari arah luar, banyak pemuda-pemudi yang tengah menginjak-injak anggur
didalam tong besar bersama-sama. Itu dilakukan untuk memeras sari dari anggur yang telah
dipetik diperkebunan sebelumnya, cara ini memang merupakan cara tradisional, namun sangat
menyenangkan jika dilakukan bersama-sama. Semua orang yang melalukannya terlihat sangat
bahagia dan menikmati tiap momen menginjak anggur itu.

Ingin rasanya Yoorin ikut serta melakukannya bersama dengan Yochun yang merupakan
kekasihnya. Tapia pa daya, saat ini dia sedang melakukan penyamaran dan berpura-pura
sebagai orang yang bisu. Jika dia memintanya sekarang maka semua usahanya akan segera
berakhir dan semuanya akan berantakan. Karena semua alasan itu dia mengurungkan niatnya
yang sebenarnya ingin sekali dia lakukan saat ini. Yoorin hanya bisa menggigit bibir bawahnya
dan menghela nafasnya panjang sebelum melanjutkan perjalanannya bersama dengan Yochun
untuk ke stasiun sebelum sore.

“Kenapa kau berhenti?? Ayo cepat jalan, nanti kita bisa terlambat.” kata Yochun menyuruh
Yoorin untuk bergegas kembali berjalan.
“Wah!! indah sekali.” kata yoorin sambil melihat reklame besar yang terpampang jelas didepan
matanya.
“Hey,, cepat kita harus pergi sekarang!!” seru Yochun pada Yoorin, namun gadis itu tidak
beranjak sedikitpun atau menghiraukan seruan dari Yochun.
“Aku mau!!” Yoorin melangkahkan kakinya menuju suatu tempat.
“Aish,, apa yang dia lakukan??” Tanya Yochun pada dirinya.

Yoorin menuju suatu tempat yang tidak jauh dari tempatnya berpijak tadi, sebuah loket yang
tidak terlalu penuh antrian. Loket pendaftaran untuk mendapatkan foto gratis yang ditempel di
botol wine dan menuliskan nama kita sebagai labelnya. Sungguh pengalaman yang tidak boleh
dilewatkan, dimana lagi dia bisa melakukan ini jika tidak sekarang. Hari esok memang masih
menunggunya, namun saat inilah saat yang tepat. Bagaimanapun juga dia harus mendapatkan
botol wine yang berlabelkan foto dan namanya. Ide ini telahir begitu saja saat dia melihat
reklame besar yang terpajang, bukan tanpa alasan dia ingin melakukannya. Yoorin berfikir ini
akan menjadi kado istimewa yang bagus untuk Yochun nantinya. Kekasihnya itu sangat suka

27
minum-minum terutama jika sudah bertemu dengan Jaejoong. Tapi kali ini, Yochun harus
menghabiskan wine itu bersama dengan Yoorin seorang. Begitulah isi pikiran Yoorin saat ini.

“Miane nona, anda dilarang masuk.” kata penjaga tiket dengan sangat tegas. Yoorin terus
memaksa ingin masuk kedalam untuk berfoto dan mendapatkan wine yang berlabelkan wajah
dan namanya itu. namun penjagaan sangat ketat. Beberapa kali dia memohon dengan
merekatkan kedua tangannya meminta dan memohon agar diizinkan masuk. Tapi apa daya, dia
hanyalah seorang gadis bisu yang menginginkan hal yang tidak mungkin, penjaga itu
mengatakan kalau hal ini hanya diperuntukkan untuk pasangan saja. Artinya, jika ada seorang
lelaki yang bersamanya saat ini mungkin saja dia bisa melakukan hal yang ingin dilakukannya
saat ini. Tapi hal itu mustahil, jika dia berfoto dengan Yochun maka semua akan terbongkar.
Bagaimana nantinya?? Yoorin terus memohon akan hal itu pada penjaga, dan berkali-kali juga
dia ditolak.

“Ada apa ini, kenapa kau ada disini??’ Tanya Yochun yang kini telah berada disamping Yoorin
menyaksikan keanehan yang dilakukan kekasihnya itu. Yoorin hanya diam dan menunduk
dihadapan Yochun, dia tidak mengatakan atau melihat Yochun sedikitpun.
“Apa dia melakukan kesalahan tuan??” Tanya Yochun pada penjaga.
“Tidak tuan, dia hanya ingin masuk kedalam saja.” kata penjaga.
“kedalam? memangnya ada apa didalam sana??” Tanya Yochun kembali.
“Didalam ada acara untuk foto dan melabelkan wine dengan nama sendiri.” kata penjaga
menjelaskan.
“Mwo? lalu masalahnya apa sampai dia tidak diizinkan untuk masuk.” Tanya yochun.
“Ini hanya untuk pasangan saja tuan, dan nona ini tidak memilikinya.” kata penjaga itu.
“Enak saja, pasanganku ada disini. Ini orangnya.” kata Yoorin dalam hatinya sambil melirik
kearah yochun sekilas.
“Ow,, begitu.” kata Yochun mengerti.
“Sudahlah ayo kita pergi. Kita bisa terlambat kalau kita tidak pergi dari sini secepatnya.” kata
Yochun rangkul lengan Yoorin segera.

Yoorin menghempaskan tangan Yochun segera, dia tidak menginginkan untuk pergi dari tempat
itu sekarang ini. Begitulah sifat buruk Yoorin jika dia ingin sesuatu harus dia dapatkan, apapun
yang akan terjadi dia harus mendapatkannya.

(Yochun menghela nafasnya) “Apa kau mau tinggal disini semalam lagi??” Tanya Yochun pada
Yoorin sedikit kesal.
“Terserah kalau kau mau pergi, tapi aku ingin hal itu jadi milikku.” kata Yoorin pada dirinya.
“baiklah, aku akan pergi sendiri.” kata Yochun meninggalkan Yoorin.
“Jahat, kau jahat sekali oppa. teganya kau meninggalkanku sendirian. Jahat,,jahat…” Yoorin
menahan air matanya yang hampir menetes dari kedua kelopak matanya yang indah.
“Aish,, jangan menangis. Kumohon jangan menangis dihadapanku.” kata Yochun memohon.
“Aku tidak tahan melihatnya.” kata yochun melanjutkan.
“Apa kali ini kau akan meninggalkanku??” Tanya Yoorin dari tatapannya yang kini menagis
semakin keras dihadapan Yochun.
“Baiklah,, baiklah,, aku akan menemanimu.” kata yochun. “Apa begini bisa diizinkan masuk??”
Tanya Yochun pada penjaga yang ada didepannya sambil menggandeng tangan Yoorin.
“Tentu saja tuan, jika seperti ini kalian boleh masuk.” kata penjaga dengan tegas.
“Itu baru oppaku yang baik hati.” kata Yoorin penuh kebanggaan.

Setalah menghapus air mata buayanya, Yoorin dan Yochun masuk kedalam tempat foto.
Mereka mendapatkan satu botol wine yang berlabelkan foto diri dan nama mereka dengan
membayar beberapa ribu won saja. Semua kehendak Yoorin telah terlaksana, dan kini mereka
melanjutkan perjalanan mereka ke stasiun.

==TBC==

28
FF / LOVE TRIP’S / LAST CHAP.

Title : LOVE TRIP’S


Author : Ary Park Hyunrye
Genre : Romance
Chapter : 5
Pairing : DBSK, Kim Yoorin, Park Hyunrye
Rated : PG-18

Setelah perjalanan yang cukup lama dari perkebunan, kini mereka bedua telah tiba tepat waktu
di stasiun tempat kemarin mereka turun. Kereta yang dijanjikan untuk membawa mereka
menuju Daegu pun sudah datang. Keduanya naik dan duduk bersama seperti pertama kali
mereka bertemu. Kereta penuh sesak, kelas ekonomi yang mereka tumpangi saat ini tidak jauh
beda kondisinya seperti kereta kelas ekonomi yang kemarin mereka tumpangi, semua manusia
berdesakan di dalamnya. Beberapa orang keluar masuk gerbong, dan turun naik di stasiun yang
dituju. Tidak banyak yang Yochun lakukan di dalam kereta tersebut, dia juga tidak bisa
berbincang-bincang dengan Yoorin karena keterbatasan dalam bicara. Demi membunuh
waktunya dikenakannya saja penutup mata miliknya dan menutup telinganya dengan earphone
yang melantunkan lagu-lagu kesukaannya. Kebisingan dalam kereta sudah membuatnya penat
dan frustasi akan semua yang dihadainya kemarin sangat menguras tenaganya.

Semua hal yang terjadi di kereta seharian ini, sungguh menjemukan bagi keduanya. Mereka
tidak saling bicara sama sekali. Hal itu sangatlah membuat Yoorin tidak tahan, namun mau
bagaimana lagi jika dia melakukan hal aneh diluar rencana maka semua yang telah dipersiapkan
akan berantakan begitu saja. Yoorin pun hanya dapat menatap Yochun yang sedang tidur saja
disampingnya untuk menaklukan rasa jemu yang menyiksanya.

“Oppa!! bagun,, palli,, irona..” kata Yoorin dalam hatinya sambil mengguncangkan tubuh
Yochun kekasihnya.
“Emmm,, sudah sampai??” Tanya Yochun sambil membuka penutup matanya.
“Iya sudah sampai.” kata Yoorin dengan isyarat anggukan kepalanya.
“Ow,, ayo cepat turun.” kata Yochun langsung memakai tas ranselnya. “Sini.. aku bantu.”
lanjutnya sambil menurunkan koper Yoorin dari tempat penyimpanan tas.
“Gomawo oppa!! kata Yoorin dalam senyumnya.
“Kajja,, “ kata Yochun singkat sambil menarik pergelangan tangan Yoorin.

Akhirnya mereka berdua tiba di Daegu dengan selamat, dengan nafas panjang Yochun
menghirup udara yang baginya sangat menenangkan itu. Dia sudah lebih dari 3 jam berada di
kereta yang penuh dan sesak. Saat dia keluar dari kereta adalah momen yang paling dia tunggu
sejak dia naik kedalam kereta kelas ekonomi yang telah dia tunggu-tunggu itu.

“Baiklah, sekarang kita berpisah disini.” kata Yochun melepaskan pegangan tanganny.
(Yoorin kaget) “Kenapa kita harus berpisah oppa?? kenapa tidak kau bawa aku bersama dengan
mu?” kata Yoorin dalam hatinya dan kemudian menganggukkan kepalanya dengan terpaksa.
“Aku harus pergi sekarang. Semoga kita bisa berjumpa lagi lain waktu.” kata Yochun mulai
mengakhiri pertemuannya dengan Yoorin.
“Kita tidak akan pernah bertemu lagi oppa, tapi kau tidak perlu takut, aku akan selalu ada
untukmu kapanpun kau memerlukan diriku.” Yoorin hanya dapat menatap Yochun dengan
lekat.
“Gomawo atas semuanya, dan jaga dirimu baik-baik.” kata Yochun menydahi semuanya setelah
mengucapkan selamat tinggal sambil melambaikan tangannya.

Yoorin hanya dapat menatap punggung Yochun yang berlalu dari hadapannya dan kemudian
hilang ditelan oleh lalu lalang penumpang yang melintas silih berganti. Tatapan nanar akan
punggung Yochun ditepis Yoorin sambil menyeret kopernya kini dia melangkah kearah
sebaliknya dari jalan yang ditempuh oleh Yochun. Ada sedikit rasa sedih dihati Yoorin karena
dirinya sudah tidak bersama lagi dengan Yochun saat ini. Sepintas dia ingat akan kejadian di
kereta kemarin. Sepanjang hari dia berdua berjalan mencari penginapan dan Yochun tidak

29
pernah meninggalkan Yoorin untuk sedetikpun bahkan sampai menggendong Yoorin di
pundaknya yang indah itu. Ingin rasanya Yoorin mengejar Yochun saat ini, tapi dia setelah dia
balikkan tubuhnya hanya ada pandangan kosong akan Yochun di hadapannya. Sosok kekasih
yang baik hati, sopan, ramah dan penyayang itu telah hilang dari hadapan dirinya sepenuhnya.
-------------------------------

Hyunrye dan Jaejoong mondar-mandir didalam kamar yang mereka sewa untuk mala mini di
sebuah hotel bersama dengan yang lainnya. Keduanya terus berusaha untuk menghubungi
Yochun dan juga Yoorin. Sudah hampir satu jam lamanya hal itu terjadi, namun nihil. Tidak ada
satupun dari panggilan mereka yang dijawab. Keresahan mulai meliputi semua orang yang ada
diruangan itu. Semunya terlihat panik akan apa yang terjadi pada dua orang yang mereka
sayangi itu.

“Bagaimana ini jagya? aku takut ada apa-apa dengan Yoorin onnie.” kata Hyunrye yang cemas
akan keberadaan Yoorin saat ini pada Changmin.
“Tenang, jangan panik.” kata Changmin sambil memeluk Hyunrye erat untuk menenangkannya.
“Ponselnya tidak dapat dihubungi, tidak aktif.” kata Jaejoong pada Yunho dan Junsu yang
sedang duduk didepannya.
“Aish,, kemana dia itu? buat semua khawatir saja.” kata Yunho mengumpat.
“Apa dia kabur??” Tanya Junsu tiba-tiba.
“KABUR? untuk apa dia harus kabur? kau kira dia itu kurang kerjaan seperti Yunho hyung yang
kabur saat kita Holiday di Jepang?? Aku rasa itu tidak mungkin.” kata Changmin sedikit
membongkar cerita lama.
“Aish,, diam kau!!” kata Yunho sambil melempar bantal sofa kearah Changmin.
“Aku setuju dengan Changmin, Yochun bukan orang seperti itu, dia selalu memikirkan apa yang
harus dia lakukan. Lagi pula dia itu bukan Yunho!!” kata Jaejoong sedikit menyindir.
“KAU!!” Yunho hanya dapat melihat Jaejoong dengan tatapan penuh kekesalan.
“Baiklah, aku rasa juga begitu. Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang. Mereka berdua sudah
tidak bisa dihubungi sedari tadi. Apa kita lapor polisi saja??” kata Junsu menawarkan solusi.
“ANDWE!!” pekik Hyunrye cepat.
“Waeyo??” Tanya keempat pria itu bersamaan.
(Hyunrye berfikir sejenak) “Jangan laporkan ini pada polisi, semua rencana akan berantakan
nantinya, kalian tidak mau membuat semua rencana kejutan ini hancur kan?? Atau kalian mau
aku dimarahi habis-habisan oleh onnie ku itu??” Tanya Hyunrye memelas.
“Ah,, aku lupa!! kata Yunho sambil memukul keningnya sendiri
“Lalu apa yang harus kita lakukan? apa kita hanya bisa berdiam diri disini saja?” Tanya Jaejoong
kehabisan akal.

Kelima orang itu terus saja memikirkan apa yang akan mereka lakukan untuk menemukan jalan
keluar dari kemelut yang mengikat mereka saat ini. Hyunrye dan juga Jaejoong terus saja
menghubungi Yoochun dan Yoorin. Sedangkan Ketiga Hyung Changmin itu kini mulai
mengontak teman-teman mereka satu persatu untuk mengetahui keberadaan orang yang
mereka sayangi itu. Mereka semua melakukan itu semua sampai mereka lupa dengan diri
mereka sendiri sampai akhirnya terdengar teriakan Changmin yang sudah tidak tahan menahan
rasa lapar yang dia rasakan di perutnya yang sedari tiba di hotel belum juga diisi dengan
makanan sedikitpun, semua orang sibuk dengan pencarian diri sepasang sejoli itu dan
melupakan keharusan yang harus dipenuhi, yaitu makan. akhirnya mereka memesan makanan
dan melahapnya bersama.
------------------------------

Malam semakin larut, perjalan Yochun dan juga Yoorin masih sangat panjang. Mereka bedua
sudah keluar dari stasiun, dan harus segera menuju kepenginapan untuk beristirahat karena
besok malam adalah hari besar bagi Yochun. Hari peringatan atas kelahirannya didunia ini, Hari
dimana dia harus merasakan kesenangan dengan orang-orang terksaihnya.

Kini Yochun tengah berada di dalam taksi, dia duduk dengan santai sambil terus menikmati
alunan music ditelinganya. Dilihatnya dari dalam taksi kearah luar jendela, gelap malam telah
menelan matahari dan menghadirkan rembulan yang indah untuk menyinari malam ini. Yochun

30
tersenyum mengingat kejadian yang dia alami kemarin sampai dengan tadi saat dia berpisah
dengan seorang gadis yang sampai saat ini dia tidak tahu bagaimana asal-usul dari gadis itu,
bahkan untuk namanya saja dia tidak mengetahuinya. Memang bukan hal yang aneh bagi
Yochun, kalautidak mengena nama saja sudah biasa baginya, tapi kedekatan mereka selama ini
menjadipertimbangan lain bagi Yochun. Lucu, hanya hal itu yang Yochun rasakan saat ini.

“Apa masih jauh tempatnya?” Tanya Yochun pada supir taksi.


“Sebentar lagi sampai tuan, habis lampu merah didepan sana.” kata supir itu sambil menunjuk
kearah depan jalanan.
“Ow,, baiklah.” kata Yochun sambil menganggukkan kepalanya.

Yochun memasukkan tangannya kedalam tas ranselnya, dia mencari dompetnya untuk
membayar ongkos taksi yang sebentar lagi sampai di penginapan yang dia tuju. Sebuah
penginapan yang telah dipesankan oleh Yoorin untuknya beberapa hari yang lalu saat mereka
masih berada di Seoul. Penginapan yang jauh dari keramaian, namun sangat bagus mutunya.
Tidak kalah dengan hotel bintang lima yang kini sitempati oleh Hyunrye dan keempat pria
tampan itu. Semua itu dipilihkan Yoorin untuk membuat Yochun nyaman dan tidak dapat di
diteksi oleh paparazzi atau stalker yang semakin hari semakin banyak berjamuran dimana-
mana. Sudah begitu banyak yang mengintai akhir-akhir ini, sejak kesibukan kelima personel
DBSK terpisah, semua fans itu semakin rajin mencari berita tentang idolanya. Begitu banyak hal
yang bisa dijadikan berita dari itu semua, bukan tanpa alasan semua itu terjadi namun itulah
realita yang harus diterima Yochun. Dia memang tidak begitu banyak berbicara atau mengeluh
akan hal itu. Dilihat dari semuanya selama ini, tidak ada banyak masalah akan hal itu. Dia
merasa baik-baik saja, walau memang tidak dipungkiri ada sedikit rasa tidak nyaman, tapi
semua ini sudah menjadi resikonya sebagai seorang public figure yang digilai oleh banyak fans.
Sudah tidak terhitung banyaknya picture hasil jepretan para paparazzi dan stalker yang
terpampang di blog.net para fans berkumpul.

“Hah? dimana uangku? kenapa hanya tinggal selembar saja?” kata Yochun kaget melihat isi
dompetnya hanya tinggal selembar kertas won saja.
“Bagaimana ini, (Melihat argo taksi) ini tidak cukup untuk sampai penginapan.” kata Yochun
semakin gelisah.

Dia tidak bisa melanjutkan perjalanannya menggunakan taksi yang kini dia tumpangi, dia harus
turun saat ini juga kalau dia tidak mau dimarahi oleh supir taksi itu. Apa jadinya seorang Park
Yochun yang terkenal ini menjadi bulan-bulanan seorang supir taksi. Akan jadi apa dia besok
ditentukan hari ini. Yochun berfikir cepat dan kemudian menghentikan taksi itu di tengah jalan
sebelum sampai pada penginapan yang dia tuju, Sang supir sedikit terlihat bingung karena
penumpangnya meminta diturunkan, namun itu tidak menjadi masalah karena Yochun sudah
membayar ongkos taksi itu semuanya. Setelah taksi itu pergi jauh dari hadapannya Yochun
menghela nafasnya panjang dan merasakan hawa dingin masuk seenaknya kedalam rongga
paru-parunya.

“HuH,, kenapa aku bisa lupa kalau uangku hanya tinggal beberapa won saja, seandainya saja
aku ingat, aku bisa mengambil uang di ATM dulu tadi. Kalau sudah begini mau bagaiamana lagi,
terpaksa aku harus jalan.” keluh Yochun sambil mengacak-acak rambutnya dan berjalan
ditrotoar.

Yochun melangkahkan kakinya setapak demi setapak, menyusuri trotoar jalan yang remang-
remang karena lampu jalan yang tidak terlalu banyak di sekitar jalanan itu. Sepi, begitulah
tepatnya suasana malam itu di pinggiran jalan menuju penginapan yang akan dia tuju nantinya.
Tidak banyak kebisingan yang terjadi di daerah itu, hanya ada satu atau dua mobil saja yang
melintas di daerah itu untuk kurun waktu yang cukup lama. Terpintas dibenak Yochun untuk
menumpang, namun karena lama menunggu dia putuskan untuk berolahraga malam ini dengan
berjalan kaki. Langkah kaki Yochun terhenti ketika dia mendapti sesosok orang yang sepertinya
dia pernah liat. Diperhatikannya dengan seksama sosok tersebut, seorang gadis dengan kepala
yang ditaruh diatas kedua lengan yang dilipat manis diatas lututnya yang sedang terduduk
sambil menangis.

31
“Permisi nona!” kata Yochun memanggil gadis didepannya sambil menepuk bahunya.
(Sang gadis mendongak) “KAU!!” Yochun kaget, ternyata gadis dengan airmata yang menetes di
pipinya saat ini adalah gadis yang dikenalnya di kereta kemarin.
“Bagaimana kau bisa ada disini?” Tanya Yochun pada sang gadis yang tidak lain adalah Yoorin.
“Apa kau kehabisan uang juga?” Yochun kembali bertanya.
“Bagaimana dia bisa tahu, atau jangan-jangan kau juga sama?” Tanya Yoorin dalam hatinya
berfikir dan kemudian menganggukkan kepalanya perlahan.
“Ternyata kita senasib. Hahahaha,,,” kata Yochun sambil tertawa kemudian.
“Apa kau mau menuju penginapan yang aku tuju juga?” Tanya Yochun dan Yoorin hanya dapat
diam.
“Ah,, maksudku apa kau akan menginap di penginapan di sana itu?” kata Yochun menjelaskan
maksudnya sambil menunjuk jalan yang didepannya ada lampu merah. “Jika iya,, lebih baik kita
pergi kesana bersama saja, karena aku juga akan pergi kesana.” kata Yochun memberitahukan.

Tanpa banyak bicara lagi keduanya melanjutkan perjalan mereka yang terpisah di stasiun tadi.
Kini mereka berdua berjalan di bawah naungan gelapnya malam disinari lapu jalan yang
temaram diatas trotoar jalan Daegu menuju penginapan yang sama.
--------------------------------

“Pagi, Oppa!!” seru Hyunrye yang sedang berjalan melewati pintu dapur pagi ini.
“Akhirnya ada yang bangun juga.” kata Jaejoong sambil mengangkat panci dari kompor.
“Miane, semalam aku tidur duluan. Aku mengantuk sekali.” kata Hyunrye sambil memijat
bahunya.
“Iya,, tidak apa-apa. Aku mengerti.” kata jaejoong sambil menganggukkan kepalanya. “Sudah
sana cepat mandi, lalu bantu aku siapkan ini semua.” lanjut Jaejoong sambil menunjuk
masakannya yang hampir selesai.
“Nde!! aku mandi dulu ya.” kata Hyunrye yang kemudian meninggalkan Jaejoong dengan
kesibukannya kearah kamar mansi yang tidak jauh dari dapur.

Jaejoong merapihakan meja makan dan menaruh masakan yang di masak pagi ini, sengaja dia
tidak memesan makanan dari restoran karena sudah lama dia tidak melakukan hal ini untuk
member DBSK lainnya karena kesibukan yang melanda satu sama lain. Rasa rindu untuk
semuanya kini dia tuangkan dengan membuat sarapan pagi untuk semuanya. Hyunrye yang
sudah selesai dan rapih dari acara bersih-bersih dirinya kini juga membantu Jaejoong dalam
menata meja makan. Gadis itu cukup mengeri bagaimana cara untuk mempercantik meja
makan, walau dirinya adalah anak advertising namun dirinya mengerti hal-hal kecil macam ini.

“Sudah selesai oppa!! aku bantu bangunkan yang lainnya ya!” kata Hyunrye pada jaejoong.
(Jaejoong melihat kearah Hyunrye dari dapur) “Tidak perlu dibangunkan, itu mereka sudah
pada bangun.” kata Jaejoong sambil menunjukkan ketiga pria yang terlihat begitu lusuh dengan
rambut yang acak-acakan mereka berjalan sambil sibuk menguap dan menggosok kelopak
matanya sesekali. Sungguh pemandangan yang jarang sekali terlihat bagi orang yang tidak
dekat dengan mereka.

“Hoooaaamm,,, Selamat Pagi.” Kata Junsu yang masih merasa mengantuk.


“Selamat pagi, masak apa hyung??” kata Changmin yang sudah terlihat segar didepan meja
makan.
“Kau ini, makan saja yang ada dipikiranmu.” kata Yunho yang berjalan belakangan sambil
memukul kepala Changmin saat melewatinya menuju kursi tempat dirinya akan duduk.
(Hyunrye tersenyum) “Begitulah Hyunrye sifat kekasihmu itu, sangat tidak baik untuk
dicontoh.” kata Yunho melanjutkan.
“Sudah-sudah jangan banyak bicara lagi, cepat habiskan sarapan kalian.” kata Jaejoong sambil
membawa panci berisikan bubur ke meja makan, dengan cepat Hyunrye membantu oppanya
itu untuk menyendokkan bubur buatannya dan membaginya untuk kedua oppanya dan juga
Changmin.
“Bagaimana, apa sudah ada kabar dari Yochun dan Yoorin?” Tanya Junsu ingin tahu.
“Masih belum ada.” kata Jaejoong sambil mengelengkan kepalanya.

32
“Jadi mereka berdua belum menghubungi kita?” kata Yunho yang ditanggapi gelengan kepala
dari Hyunrye. “Keterlaluan sekali mereka berdua itu, apa tidak tahu kalau kita khawatir disini.”
kata Yunho yang kesal bukan main. “Sudahlah, biarkan saja mereka mau apa. Terserah!!” kata
Yunho yang meninggalkan meja makan dengan perasaan emosi yang meninggi.
“Hyung kau mau kemana??” Tanya Junsu yang sudah menyelesaikan makannya.
“Mau mandi, kenapa? Kau mau ikut?” Tanya Yunho yang membuat Junsu langsung bergidik
seketika itu juga.
“Hahahahahahaha…” Jeejoong, Changmin dan Hyunrye hanya dapat mentertawakan tingkah
Junsu yang sangat konyol itu.

Sedang asik-asiknya menyantap makanan yang dibuat oleh Jaejoong pagi ini, tiba-tiba saja
telepon Hyunrye dan Jaejoong berbunyi begitu nyaring. Keduanya langsung menyambar ponsel
mereka masing-masing yang sedari tadi diletakkan diatas meja makan. Sebuah pesan singkat
dari Yoorin didapatkan oleh Hyunrye.

#Pesan#
To : Hyunrye
Miane, aku tidak bisa menghubungi dirimu. Batu baterai ponselku drop, aku kehabisan uang.
Tapi tenang saja, aku sudah sampai di penginapan dengan selamat tadi malam bersama
dengan Yochun oppa. Hari ini aku akan menemui dia di DongseongRo Faishon street sebagai
fans yang mengabulkan permintaan dari idolanya. Nanti malam aku akan ke hotelmu. Siapkan
semuanya ya!!
From : Yoorin

Hyunrye membacanya dengan cepat, dia berfikir secepat yang dia bisa tentang apa yang harus
dia lakukan selanjutnya untuk menyiapkan acara kejutan untuk Yochun oppa nanti malam.
Sedangkan Jaejoong mendapatkan sebuah panggilan telepon dari Yochun yang akhirnya
menghubungi dirinya juga. Jaejoong sempat sedikit marah pada Yochun karena sudah dua hari
dia tidak dapat dihubungi, terdengar oleh Hyunrye sepertinya Yochun oppa meminta maaf atas
tindakannya itu pada Jaejoong, pengeras suara dari ponsel Jaejoong terpasang agar kedua
dongsaengnya mendengarkan percakapan mereka berdua, Junsu yang hampir teriak ingin
memanggil nama Yochun segera dibekap oleh Changmin dengan kedua telapak tangannya.
Jaejoong punya rencananya sendiri untuk ulang tahun Yochun nanti malam. Dia dan yang
lainnya berencana membuat kejutan untuk Yochun dengan menggabungkan rencana Yoorin
yang telah diceritakan Hyunrye saat mereka berangkat ke Daegu kemarin.

“Lepaskan!!” kata Junsu seadanya dalam bekapan tangan Changmin.


“Ah,, miane Hyung..” kata Cahngmin sambil tersenyum tidak karuan.
“Sekarang apa rencana oppa??” Tanya Hyunrye pada Jaejoong.
“Nanti malam adalah malam yang sangat indah bagi Yochun, kita semua harus membuatnya
bahagia dengan memberikan dia kejutan. Yochun tidak tahu kalau kita sudah berada di Daegu.
Jadi Aku dan Hyunrye akan membuat kue ulang tahun dan makanan untuk nanti malam. Yunho
dan Changmin akan membereskan tempat ini…” kata Jaejoong terpotong
“Lalu aku bagaimana?” Tanya Junsu cepat.
“Kau, tugas mu kali ini adalah tugas paling mulia.” kata jaejoong membesar-besarkan.
“Apa??” Tanya Junsu antusias.
“Tugasmu adalah menjemput pacar kita di stasiun.” kata Jaejoong sambil tersenyum di depan
Junsu.
“MWO?? kenapa harus aku?” Tanya Junsu ingin tahu.
“Karena kau yang bisa menyetir dengan cepat diantara kami, lagipula jika kau membantu
memasak dan membereskan nanti tempat ini akan menjadi lebih parah dari apa yang akan
dibayangkan.” kata Jaejoong yang disambut tawa oleh Hyunrye dan Changmin.
“Tapi oppa, memangnya kau sudah memberitahukan pacarmu untuk datang hari ini??” Tanya
Hyunrye pada Jaejoong.
(Jaejoong tersenyum) “Tentu saja sudah, semalam setelah kau tertidur mereka bertiga sibuk
pacaran dengan pacar mereka masing-masing lewat ponsel. Aku saja yang mendengarnya
sampai pusing.” kata Changmin memberitahu Hyunrye.

33
“Ya, karena pusing kau langsung menyelinap ke kamar tidur Hyunrye dan tertidur sampai jam 4
pagi tadi. Untung saja aku ingat untuk menyuruhmu pindah.” kata Junsu menjelaskan.
“Jadi semalam KAU???” Tanya Hyunrye dengan mata yang terbelalak kaget penuh amarah.
(Changmin hanya tersenyum) “Sudahlah biarkan mereka bertengkar, lebih baik sekarang kau
siap-siap sana.” kata Jaejoong pada Junsu yang kemudian meninggalkan Changmin yang sedang
sibuk dimarahi oleh Hyunrye. Junsu berjalan dibelakang jaejoong menuju arah dapur,
sedangkan Junsu langsung menuju kearah kamar mandi.
“HYUNG!! kau sudah selesai belum??” Tanya Junsu sambil berteriak di depan pintu kamar
mandi.
“Sabar, sebentar lagi.” kata Yunho dari dalam kamar mandi.
“Huh dasar, pasti dia sedang asik dance di dalam.” kata Junsu sambil menarik nafasnya panjang.
---------------------------------

Pagi-pagi sekali Yochun sudah menyiapkan dirinya untuk bertemu dengan fansnya di tempat
yang sudah dijanjikan. Dia berdandan cukup keren untuk hari ini agar tidak mencolok
dihadapan public yang siapa tahu saja mengenali dirinya. Dengan stelan kemeja kotak-kotak,
dengan berbalut jaket berwarna ungu dan jeans kini dia duduk disalah satu café ditepi jalanan
kota Daegu sambil menikmati kopi hangat pagi ini. Tak lupa Earphone, kacamata hitam dan tas
putih yang semuanya baru saja dibelinya tadi pagi saat dia sekalian mengambil uang di ATM
untuk mengisi dompetnya yang sudah mulai tipis dengan uang tunai. Dia tidak mau kejadian di
taksi semalam terulang lagi, maka dari itu dia mengambi lebih banyak lembar won dari mesin
ATM. Bukan tanpa alasan dia pergi sepagi ini, selain untk menambil uang dia juga menunggu
sesuatu hal penting.

“Permisi tuan, ada titipan dari seseorang untuk anda.” kata pelayan café sambil memberikan
secarik kertas pada Yochun.
“Terima kasih banyak.” kata Yochun yang langsung menerimanya dengan perasaan penasaran
yang teramat akan siapa yang mengirimnya.

#Pesan#
Annyeong Oppa
Nanti malam aku akan menemui dirimu ditempat yang sudah kita sepakati.
Datanglah tepat waktu.
Lovely Yochun
Pesan yang sudah ditunggu itu akhirnya datang juga, pesan yang begitu penting itu sangat
membuat hati Yochun semakin penasaran dengan sosok penggemarnya itu, dia berusaha
menenangkan diri dengan menyeruput kopinya yang sudah mulai dingin. Ditinggalkannya
beberapa won diatas meja, kemudian kini dia mulai beranjak meninggalkan café dipinggiran
jalan itu dan berjalan menuju suatu tempat yang menurutnya harus dia kunjungi segera.

Yoorin yang hari ini bangun lebih siang dari Yochun, baru menyadari bahwa dirinya tengah
sendirian di dalam penginapan. Saat dia membuka matanya dia menyadari bahwa Yochun
sudah pergi dari penginapan itu, hanya tinggal tas ranselnya saja yang masih tergeletak di pojok
kamar. Yoorin segera bangkit dari tidurnya dan kemudian mandi. Setalah mandi dia merias
dirinya sesuai dengan riasan saat dirinya bertemu dengan Yochun di kereta. Dia tidak mau
membongkar semua penyamarannya sampai waktunya tiba nanti. Pagi ini dia berniat pergi
untuk membeli gaun untuk nanti malam, saat dia akan dinner bersama dengan Yochun yang
kini tengah dipersiapkan oleh Hyunrye sebagai kejutannya.
------------------------------------

“Jagya, kau yakin akan pergi bersama Jaejoong hyung??” Tanya Changmin sambil menggenggap
pergelangan tangan Hyunrye.
“Iya, memangnya kenapa?” Tanya Hyunrye penasaran.
“Lebih baik kau dirumah saja bersamaku, biar nanti Yunho hyung yang menggantikan mu.” Kata
Changmin menjelaskan.
“Shirio.. itu kan mau mu!” kata Hyunrye menghempaskan tangan Changmin.
“Dengatkan aku dulu…” kata Changmin yang kembali menarik tangan Hyunrye.

34
“Sudahlah kau dirumah bersama Yunho oppa saja, bersihkan tempat ini dan dekor dengan
indah.” Kata Hyunrye sambil mengelus pipi Changmin.
“Tapi..” kata Changmin terputus saat Jaejoong baru saja keluar dari kamar.
“Oppa!!” Hyunrye kaget.
“Kenapa kalian berdua melihatku seperti itu?” Tanya Jaejoong ingin tahu.
“Apa yang kau pakai ini oppa??” Tanya Hyunrye yang merasa aneh dengan apa yang dipakai
Jaejoong.
“Ini?? (Melihat dirinya) memangnya ada yang aneh?” Jaejoong malah balik bertanya.
“Bukan aneh lagi, tapi sangat aneh.” Kata Changmin dengan sangat terus terang.
“MWO ? aneh bagaimana?” Tanya Jaejoong kembali.
“Kacamata, shall, jaket, apa ini semua?” kata Hyunrye yang kini berkeliling sambil menunjukkan
keanehan apa yang dipakai oleh oppanya itu.
“Ow,, ini semua sengaja aku pakai.” Kata Jaejoong dengan tenang.
“Apa? Sengaja ? maksudmu apa hyung?” Tanya Changmin tidak mengerti.
“PABO!! Kau tidak ingat kita ini siapa? (menatap tajam Changmin) kalau nanti ada yang melihat
diriku disini bagaimana? Dan mengambil gambarku bersama dengan seorang gadis bagaimana?
Semua akan menjadi gossip hangat dengan cepat? Bagaimana juga kalau pacarku tahu? Kalau
Yochun tahu juga bagaimana?” kata Jaejoong panjang lebar.
“Ow,, araso.. jadi oppa berpakaian seperti ini untuk itu?” kata Hyunrye sambil menganggukkan
kepalanya sesekali.
“Nde! Begitulah.” Kata Jaejoong mengiyakan.
“Terserah kau saja hyung.” Kata Changmin pasrah.
“Ok kalau begitu. (mentap Hyunrye) Kau sudah siap?” Tanya Jaejoong.
“Sudah, sudah dari tadi.” Kata Hyunrye penuh semangat.
“Kajja!!” kata Jaejoong yang kemudian berjalan mendekati pintu keluar kamar hotel.
“Nde!” kata Hyunrye mengikutinya dari belakang.
“Eiiittt…. Ada yang aku lupa, mana Yunho dan Junsu?” Tanya Jaejoong pada Changmin yang
masih diam terpaku ditempatnya berdiri.
“Oh,, tadi Junsu Hyung sudah pergi, katanya mau kerental mobil atau kestasiun tadi. Kalau
Yunho hyung sepertinya sepertinya sedang dikamar mandi.” Kata Changmin menerangkan.
“HAH?? Jadi dia belum selesai mandi juga dari tadi?” Tanya Jaejoong kaget.
“Anio.. dia sedang membersihkan toilet, kalau mandi dia sudah selesai setengah jam yang lalu.”
Kata Changmin.
“Untuk apa dia bersihkan toilet?? Bukannya aku menyuruhnya untuk membersihkan ruangan
ini saja?” kata Jaejoong pesaran.
“Molla..” kata Changmin sambil mengangkat kedua bahunya.
“Ya terserah dia lah,, itu ada gunanya juga. Jadi kita tidak perlu lagi memanggil cleaning service
kesini untuk membersihkannya. Lagi pula dia cukup trampil untuk itu. Tidak seperti dirimu.”
Kata Jaejoong menatap Changmin lekat. “Ya sudah aku berangkat ya. Ingat bersihkan dan
rapihkan semuanya.” Kata Jaejoong mengingatkan.
“Iya.. iya..” kata Changmin sambil mendorong Jaejoong untuk segera keluar kamar.

Jaejoong pun akhirnya keluar kamar dan pergi bersama denga Hyunrye menuju pasar untuk
membeli semua keperluan untuk membuat kue dan makanan yang akan di buat untuk nanti
malam.

#DongSeongRo Faishon street#

Sebuah pusat perbelanjaan yang ternama di Daegu, semua lorong dijalanan di isi penuh oleh
para pelncong yang hendak berbelanja, semua hal tentang faishon lengkap berada diareal itu.
Mulai dari pakaian, sepatu sapai aksesoris semuanya tersedia. Begitu juga dengan brand-brand
ternama yang kumpul menjadi satu disana. Itu adalah surge belanja bagi wanita, selain harga
yang murah dan terjangkau akses untuk ketempat itu juga sangat mudah, cukup dengan
berjalan kaki saja, semua hal itu sudah diperhitungkan oleh Yoorin dengan sangat seksama.
Dirinya yang doyan akan belanja sangat tergiur akan hal tersebut, maka dari itu dia memilih
untuk menginap di daerah yang dekat dengan areal DongSeongRo Faishon street tersebut.

35
Setelah seharian bebelanja, Yoorin mendapatkan apa yang dia inginkan. Sebuah gaun untuk
makan malam nanti bersama Yochun oppa. Dia sudah tidak sabar ingin segera memakaianya
dan memperlihatkan semua kejutan untuk Yochun tepat tengah malam nanti.

“Ah.. itu kan??” kata Yoorin dalam hatinya dan cepat membalikkan badannya saat melihat
Yochun dari kejauhan.
“Kenapa dia bisa ada disini? Apa jangan-jangan dia juga berbelanja disini?” Tanya Yoorin dalam
benaknya. “Semoga saja dia tidak melihatku.” Kata Yoorin yang kini sedang ketakutan saat
Yochun melewati dirinya yang sedang berdiri menghadap kearah salah satu toko busana.
(Yochun berhenti) “Sepertinya aku melihat Yoorin tadi? Tapi mana mungkin dia ada disini? Dia
kan baru akan dating besok, tapi kalau itu dia.. GAWAT!!!” kata Yochun yang langsung ambil
langakah seribu melarikan diri dari tempat itu dengan segera.
“Huh.. untung saja. Semoga dia tidak melihatku.” Kata Yochun sambil mengatur nafasnya yang
memburu.
“Untung dia telah pergi, tapi kenapa dia belari? Apa ada dengan dia itu seperti melihat hantu
saja? Atau ada hal lain sembunyikan dariku??” Yoorin bertanya dengan dirinya sendiri.
“Sudahlah lebih baik aku pulang kepenginapan dan bersiap-siap untuk nanti malam.” Kata
Yoorin penuh semangat.

Yochun dan Yoorin mengambil jalan terpisah menuju penginapan mereka. Kedua sangat
antusias untuk segera bertemu nanti malam, Yochun dengan kemeja putih dan celana bahan
yang baru dibelinya sedangkan Yoorin dengan gaun hitamnya yang anggun. Kini mereka hanya
tinggal mempersiapkan diri dengan kejutan yang tidak terduga dari yang lainnya.
------------------------------

Persiapan pesta kejutan untuk Yochun dan juga Yoorin hamper selesai, Jaejoong dan Hyunrye
yang memasak makanan dan juga kue sudah hamper kelelahan dengan semua persiapan ini,
bagaimana tidak Junsu dan Changmin tidak henti-hentinya mengganggu dengan bolak-balik ke
dapur untuk mecuri makanan yang telah siap. Beberapa keeping biscuit yang baru matang
sudah berkurang satu demi satu dari pinggan besar yang baru saja keluar dari oven. Kemana
lagi hilangnya semua biscuit itu kalau bukan kedalam perut mereka. Junsu memang bukan
orang yang suka dengan mencuri seperti itu, namun karena bisikan nakal dari Changmin
akhirnya dia tergoda juga untuk melakukannya. Beruntung bagi Hyunrye dan Jaejoong, saat ini
sudah ada yang membantu mereka untuk mengatasi masalah itu. Kekasih dari Junsu dan Yunho
siap sedia untuk mengawasi semua tingkah laku dari kedua pria yang tidak menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik sedari tadi. Sedangkan kekasih dari Jaejoong oppa ikut membantu
Hyunrye untuk memasak bersama di dapur.

Berbeda halnya di penginapan tempat Yoorin dan juga Yochun tinggal, keduanya kini hanya
diam satu sama lain, sambil sesekali bertatapan namun ada rasa yang aneh diatara keduanya.
Mereka berdua sama-sama ingin pergi dari penginapan itu untuk memenuhi janji diantara
mereka, namun bagaimana bias apa alasannya untuk pergi?? Itulah pertanyaan dalam benak
mereka masing-masing. Itu sedikit mudah bagi Yochun karena dirinya dapat langsung berbicara,
namun bagi Yoorin ini bagaikan dalam sekapan para perampok. Dia tidak dapat memberitahu
bahkan untuk bicara saja dia tidak bisa, kepura-puraannya tidak bias dia bongkar saat ini.

“Miane, aku harus pergi saat ini. Ada yang harus aku temui nanti malam. Jadi kau bias dengan
leluasa tidur malam ini. (Yochun mengangkat ranselnya) Aku pergi dulu.” Kata Yochun yang
kemudian keluar dari kamar penginapan itu diiringi anggukan kepala oleh Yoorin.
(Yoorin menarik nafasnya) “Ahirnya dia pergi juga.” Kata Yoorin yang kini mulai bangkit dan
membuka lemari pakaian dan menarik kantong belanjaannya.
“Dan jangan lupa kunci pintunya kalau kau mau tidur.” Kata Yochun yang tanpa mengetuk pintu
lagi langsung membukanya dan membuat Yoorin kaget setengah mati sambil menyembunyikan
kantong belanjaannya dibelakang tubuhnya yang terhimpit oleh lemari pakaian.
(Yoorin mengangguk) “Bagus kalau begitu, Annyeong!” kata Yochun yang kemudian menutup
pintu dan meninggalkan Yoorin yang hampir mati kaget tadi.
“Aish.. kau hampir membuatku hampir mati oppa!!” kata Yoorin membuka suaranya. (melihat
jam) sudah jam sepuluh, tidak sempat lagi, lebih baik aku langsung pergi ke hotel saja

36
sekarang.” Kata Yoorin yang dengan sigap mengambil kantong belanjaanya berlari menyambar
kunci penginapan dan menguncinya.

Tiba di hotel Yochun dengan tergesa-gesa menukar pakaiannya di salah satu toilet di lantai 5
hotel tersebut, dimana lantai 5 itu adalah lantai tempat dia akan bertemu dengan fans yang
akan mengabulkan permintaannya beberapa saat lagi. Sambil mengancingkan kemejanya di
tersenyum memikirkan apa yang akan terjadi nantinya, tidak habis pikir demi seorang fans saja
dia rela melakukan ini semua, membohongi kekasihnya dan berpetualang dengan gadis yang
dia tidak kenal dua hari ini. Sungguh sangat sukar untuk dipikirkan, apa jadinya jika semua ini
terpublikasi dimedia luas sana? Yochun hanya dapat tersenyum dan mentertawakan semua
yang dia buat dua hari belakangan ini.

Yoorin yang lebih dahulu dating ke hotel hanya menemukan Hyunrye di dalam kamar hotel, dia
tidak menyadari bahwa banyak orang yang berada di dalam kamar hotel yang cukup luas itu,
jelas saja kamar itu adalah kamar terbaik dihotel dengan view menghadap ke Daegu tower yang
sangat indah saat malam menjelang. Semua lampu sengaja dimatikan dan digantikan dengan
lilin untuk menambah romantic suasana dan itu juga yang menjadikan Jaejoong dan yang
lainnya tidak terlihat, padahal mereka semua tengah berdiri menunggu momen bahagia ini di
dapur. Hyunrye membantu onnienya itu untuk merias dirinya dan tidak butuh waktu lama
untuk keduanya menyiapkan itu semua. Namanya juga wanita, mereka sudah sangat terbiasa
merias diri mereka dengan make up, terutama bagi Yoorin yang notabennya adalah sorang
model terkenal, dia sudah barang tentu dapat merias dirinya sendiri dengan sangat apik dan
cantik.

Bel pintu hotel sudah berbunyi, Yoorin yang sudah siap dengan semuanya kini dengan sangat
antusias pergi mendekati meja dinner di balkon seperti yang diperintahkan oleh Hyunrye.
Sementara itu Hyunrye membuka kuci pintu hotel agar Yochun oppa dapat membukanya
sendiri nantinya. Setelah membuka kunci pintu, Hyunrye segera berlari kearah dapur dan
memberitahukan semuanya untuk stand by di posisi mereka masing-masing seperti yang telah
direncanakan sebelumnya. Yoorin menahan degupan jantungnya yang semakin berdetak
kencang ketika dia mendengar bunyi pintu yang terbuka dan suara Yochun oppa memanggil
orang saat masuk kedalam kamar hotel itu.

Pandangan Yochun terhalang oleh gelapnya sinar di kamar itu, cahaya lilin mengantarkan
matanya melihat seseorang yang berdiri menghadap kearah luar di balkon. Yochun
mengarahkan kakinya mendekati sosok orang yang kini makin lama makin dapat dia lihat
dengan jelas sebagai seorang wanita. Mengenakan gaun berwarna hitam dan memperlihatkan
bentuk tubuh yang indah dari belakang, dengan rambut yang terurai rapih sosok itu terlihat
begitu cantik.

“Aku sudah datang tepat waktu. Bisakah kau memperlihatkan dirimu padaku?” Tanya Yochun
pada sosok yang selalu mengiriminya hadiah ulang tahun setiap tahunnya.

Yoorin melangkahkan kakinya mendekati pagar balkon dan meletakkan tanganya disana
memegang pagar balkon dengan jari-jemarinya yang lentik. Ditadahkan kepalanya kearah langit
dan menghirup udara malam itu sepenuhnya. Yochunpun mendekatinya kini dan dua langkah
lagi dia dekat dengan sosok itu, tiba-tiba puncak Daegu tower menyalakan lampunya seakan
menerangi semua kota Daegu tepat jam 12 malam tepat pada hari ulang tahun Yochun.
Dengan sinar puncak Daegu tower yang terang itu, Yoorin berbalik dan memperlihatkan
wajahnya pada Yochun. Yochun tersentak melihat apa yang ada didepannya. Dia tidak percaya
akan apa yang dia lihat saat ini. Jantungnya hampir copot dan detakannya mulai tidak
beraturan.

“Kenapa kau bisa ada disini? Aku..aku…” Yochun mulai salah tingkah.
(Yoorin hanya tersenyum) “Sumpah aku tidak berniat untuk menduakanmu jagya.” Kata Yochun
membela dirinya. “Tolong percayalah padaku. Aku tidak ber…” kata Yochun terhenti saat
telunjuk Yoorin menempel tepat di depan bibir Yochun.

37
“Tidak perlu berkata apapun, aku sudah mengetahui semuanya. Dan percaya padamu
sepenuhnya, selamanya oppa!!” kata Yoorin yang kemudian melumat bibir sexy Yochun dan
dibalas dengan ciuman hangat oleh Yochun.
“Emm,, apa semua ini adalah rencanamu?” Tanya Yochun setelah puas bercumbu.
“Menurutmu?” kata Yoorin balik bertanya.
“Kau ini, selalu saja merencanakan semua hal tanpa memberitahukanku terlebih dahulu.” Kata
Yochun sambil menyentuh cepat hidung Yoorin dengan telunjukkanya.
“Tapi kau suka kan?” Tanya Yoorin ingin tahu.
(Yochun berfikir sejenak) “Ya lumayan, terutama saat kau menjadi bisu, itu adalah hal yang
paling menyenangkan.” Kata Yochun serius.
“MWO?? Kenapa begitu?” Tanya Yoorin mulai penasaran.
“Karena saat itu, kau tidak cerewet.” Kata Yochun cepat.
“Apa? Aku cerewet?” kata Yoorin merajuk dan mecubit pipi Yochun.
“Aww,, sakit Jagya.” Rintih Yochun.
“Rasakan itu.” Kata Yoorin menang.
“Tapi, dari semuanya aku paling suka saat ini bersama dengan dirimu.” Kata Yochun sangat
lembut dengan suranya yang rendah di telinga Yoorin.
“Oppa!!” kata Yoorin yang tidak sanggup mengelak dari ciuman Yochun pada lehernya.

Yoorin sudah telena dalam cumbuan hangat Yochun di tepi balkon, dan tanpa mereka sadari
semua orang sedang menyaksikan hal tersebut di balik tirai tipis yang menutupi balkon. Semua
lampu dinyalakan dan dalam sekejap keduanya menyadari ada hal yang aneh disekitarnya.
Sorak sorai mewarnai kamar hotel itu dengan nyanyian Saengil Chukha Hamnida dari semuanya
untuk Yochun. Keduanya langsung memesahkan diri dan melihat kesekelilingnya. Dilihatnya
semua sahabat dan juga orang terkasih mereka sedang berdiri di depan mereka dan hanya
dibatasi oleh tirai tipis saja. Rasa rindu juga malu sudah tidak dapat tertahankan lagi dimuka
mereka saat semuanya beranjak dari tempat mereka berdiri dan menghampiri Yoorin dan
Yoochun yang sedang bercumbu mesra tadi.

“Kalian??” kata Yochun dan Yoorin bersamaan dan hanya dibalas oleh senyuman dari
semuanya.
“Ini, rencana kejutanmu juga?” Tanya Yoochun pada Yoorin yang hanya dapat menggelengkan
kepalanya tanda tidak mengerti.
“Hyunrye apa yang sebenarnya terjadi?” Tanya Yoorin pada Hyunrye.
“Sudah jangan tanyakan itu dulu, lebih baik kita rayakan saja ulang tahun Yochun saat ini.” Kata
Yunho pada keduanya yang disambut oleh teriakan dari yang lainnya.

Dengan sigap Junsu membuka botol Shampine dan menuangkannya kesetiap gelas. Semuanya
terlihat gembira saat itu, terutama Yochun yang mendapatkan kejutan paling istimewa. Selama
dua hari ditipu oleh Yoorin dan diajak bersengsara ria, dan kini dia juga mendapatkan kejutan
dari Hyung dan juga dongsaengnya yang sudah lama tidak bertemu karena kesibukan masing-
masing. Mereka semua bersenang-senang malam itu. Begitu banyak yang ditanyakan Yochun
pada Yoorin tentang semua rencana kejutan ini dan banyak pula yang Yoorin tanyakan tentang
pesta kejutan malam ini pada Hyunrye. Semua orang sibuk memberitahu hal yang sebenarnya
terjadi, dan kisah-kisah lucu mulai bermunculan. Kisah Yochun dan Yoorin dengan email
perjanjian untuk bertemu, kereta kelas ekonomi, tidur dalam satu kamar dipenginapan yang
terpencil, kehabisan uang dan sampai dengan pesta kejutan malam ini semuanya diceritakan
tanpa ada yang tertinggal. Begitu juga dengan kisah konyol yang dilakukan Changmin dan
Hyunrye saat ketahuan oleh Jaejoong, Yunho dan Junsu dikamar apartemen DBSK kemarin.

“Hentikan hyung, jangan dibahas lagi!” kata Changmin memohon.


“Hey… coba lihat, monster food kita memohon.. hahahaha…” kata Junsu yang ada
disebelahnya.
“Kenapa? Kau malu jika orang lain tahu?” Tanya Jaejoong serius.
“Bukan itu…” Changmin tertunduk malu dan menenggelamkan kepalanya dikedua telapak
tangannya.
“Sudahlah, kau tidak perlu malu, kau sudah melakukannya dan sekarang kau harus bertanggung
jawab. Tapi..” kata Jaejoong terhenti.

38
(Changmin menatap Jaejoong lekat) “Tapi apa??” Tanya Yunho penasaran.
“Tapi, kau harus menunggu giliranmu setelah kami berempat.” Kata Jaejoong yang disambut
tawa renyah ketiga dongsaengnya kecuali Changmin.

Semua canda tawa itu kembali dengan sempurna dimalam itu, malam penuh kebahagiaan bagi
Yochun khususnya dan juga bagi teman, sahabat dan juga orang terkasihnya. Malam ini adalah
ulang tahun yang sempurna yang dia rasakan bersama dengan penuh kasih, sayang dan juga
CINTA.

“SAENGIL CHUKA HAMNIDA, SAENGIL CHUKA HAMNIDA, SAENGIL CHUKA HAMNIDA, SARANG
HANUN PARK YOCHUN, SAENGIL CHUKA HAMNIDA!!” semuanya menyanyikan kembali lagu
selamat ulang tahun itu dengan begitu ceria.
“Selamat Ulang Tahun Oppa, Saranghae Yongwonnie!!” kata teridah yang didengat oleh Yochun begitu
lembut membelai telinganya. Dan pelukan hangat pun diberikan untuk semua kebahagiaan yang telah
diberikan Yoorin pada Yochun 3 hari belakangan ini.

Sebuah botol wine berlabelkan foto Yochun dan juga Yoorin saat diperkebunan menjadi olok-
olok yang sangat menggelikan, bagaimana tidak wajah keduanya jauh dari wajah mereka saat
ini. Keduanya terlihat lebih natural dari apa yang biasanya dilihat di televisi. Mereka terlihat
begitu senang dengan senyum yang mengembang, walau riasan Yoorin terlihat begitu aneh
dimata yang lain namun bagi Yochun dia adalah yang terbaik yang pernah dia dapatkan setelah
keluarganya dan juga keempat sahabatnya. Ditengah keramaian pesta kejutan dan juga suara
indah dari DBSK yang menyanyikan lagu selamat ulang tahun, Yoorin hanya menatap penuh
cinta kearah Yochun dengan harapan kekasihnya itu akan selalu bersamanya dan selalu dalam
kebahagiaan selamanya. CHEERS!!! Semuanya bersulang untuk kebahagiaan bersama dan untuk
selamanya. Hidup penuh keindahan dan hidup perlu diisi dengan kebahagiaan bersama dengan semua
orang yang dicintai. Karena hidup adalah sebuah perjalanan penuh dengan liku dan CINTA.

==THE END==

39

You might also like