You are on page 1of 13

TUGAS UAS MANSURTA

PEMETAAN TOPOGRAFI DI DAERAH PRAYA, LOMBOK TENGAH


NUSA TENGGARA BARAT

LALU ARMAN JAYADI


06.25.014

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
2009
PENDAHULUAN

Peta topografi adalah suatu peta yang memperlihatkan unsur – unsur alam dan
buatan manusia diatas permukaan bumi dengan skala tertentu melalui proyeksi tertentu.,
sehingga peta topografi dapat digunakan sebagai peta dasar untuk pembuatan peta –
Peta topografi bersifat umum, sebab penyajian merupakan semua unsur yang ada di
permukaan bumi peta lain. Peta ini juga digunakan sebagai sarana perencanaan
umum untuk suatu pekerjaan perencanaan pengembangan wilayah yang
cakupannya sangat luas.
Survey Topografi dilaksanakan dengan tujuan untuk memetakan daerah beserta
situasi disekitarnya sehingga dapat memberikan informasi yang jelas mengenai obyek-
obyek yang ada di permukaan Bumi.
Tujuan dari survey Topografi ini adalah untuk mengetahui keadaan situasi dan
posisinya didaerah tepi pantai Gresik yang nantinya akan dapat dimanfaatkan sebagai
peta informasi atau peta lainnya.

A. Spesifikasi Teknis Pekerjaan


Didalam pembuatan peta topografi, dalam hal ini pengukuran dilakukan
didaerah Praya, Lombok Tengah, dengan luas 500 ha. Ada beberapa metode
pengukuran yang akan dilakukan, antara lain :
1. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan Global Positioning Sistem
(GPS), dengan menggunakan metode diferensial.
2. Pengukuran Kerangka Kontrol
- KKH (Kerangka Kontrol Horisontal)
- KKV (Kerangka Kontrol Vertikal)
3. Pengukuran situasi (detail)
4. Prosesing Data dan Pelaporan
1. Pengamatan GPS
Didalam menentukan titik kontrol, dilakuakn pengamatan dengan menggunakan
GPS. Disini Kerangka Kontrol Horizontal Utama diukur dengan menggunakan GPS
Type Geodetic yang diikatkan dengan Titik Kontrol Nasional Bakosurtanal. Metode
yang digunakan adalah dengan menggunakan metode secara diferensial.
Pada penentuan posisi secara diferensial, posisi suatu titik ditentukan relatif
terhadap titik lainnya yang telah diketahui koordinatnya. Secara ilustratif metode
penentuan posisi ini ditunjukkan seperti gambar berikut ini.

Pada metode diferensial, yang kadang kala dinamakan metode penentuan posisi
relatif, dengan mengurangkan data yang diamati oleh dua Receiver GPS pada waktu
yang bersamaan, maka beberapa jenis kesalahan dan bias dari data dapat dieliminasi
atau dereduksi. Pengeliminasian dan pereduksian ini akan meningkatkan akurasi dan
presisi data, dan selanjutnya akan meningkatkan tingkat akurasi dan presisi dari
posisi yang diperoleh. Sebagai contoh hasil pada gambar dibawah ini, yang
merupakan hasil penentuan posisi diferensial dengan menggunakan data
pseudorange kode C/A
Akhirnya perlu ditekankan disini bahwa penentuan posisi secara diferensial adalah
metode penentuan posisi yang harus digunakan untuk mendapatkan ketelitian posisi
yang relatif tingi. Ketelitian posisi yang dapat diberikan oleh metode penentuan
posisi secara diferensial berkisar dari level milimeter (mm) sampai level beberapa
meter (m).

2. Pengukuran Kerangka Kontrol


KKH (Kerangka Kontrol Horisontal)
Kerangka Kontrol Horisontal (KKH) adalah bagian dari Kerangka Kontrol
Peta dimana sebelumnya. Selanjutnya, titik-titik hasil pengukuran Kerangka
Kontrol Horizontal ini digunakan sebagai titik-titik acuan secara horizontal
dalam suatu kegiatan survey dan pemetaan.
KKH (Kerangka Kontrol Horisontal) adalah suatu jaringan titik-titik yang
diketahui koordinatnya dalam suatu sistem sebagai referensi kegiatan survey dan
pemetaan untuk pengukuran Polygon. Poligon adalah salah satu cara penentuan
posisi horizontal (x,y) yang terdiri dari banyak titik, dimana titik satu dengan
yang lainnya dihubungkan dengan pengukuran sudut dan jarak, sehingga
membentuk rangkaian titik-titik yang mempunyai segi banyak (poligon), disini
untuk mengukur poligon, diukur menggunakan Total Station dengan ketelitian
bacaan sudut 1”.
KKV (Kerangka Kontrol Vertikal)
Kerangka kontrol vertikal di darat ditentukan berdasarkan hasil pengamatan
terhadap ketinggian titik poligon dengan mengukur beda tinggi dari titik tetap (BM)
ke titik lain secara berurutan. Untuk pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal, diukur
dengan menggunakan Waterpas yang memiliki ketelitian sampai 2mm. Metode yang
digunakan untuk pengukuran KKV ini yaitu dengan menggunakan metode Pergi-
Pulang. Pengukuran pergi-pulang ialah pengukuran yang dilakukan untuk
mengetahui beda tinggi masing-masing titik, antara titik polygon yang satu dengan
titik polygon lainnya, yaitu dengan mengikat jaring ke titik TTG
3. Pengukuran Detail Topografi
Pengukuran detail Topografi adalah pengukuran titik-titik detail dari bentuk
permukaan bumi, yang tujuannya untuk mendapatkan dan memindahkan gambaran
dari sebagian permukaan bumi ke suatu bidang datar yang kemudian disebut dengan
peta.
Bentuk dari pada pengukuran detail dapat berupa detail alamiah, yaitu sungai,
bukit, rawa-rawa, dan sebagainya. Dan detail buatan manusia, yaitu jalan, rumah,
jembatan, dan sebagainya. Adapun teknik dari pengukurannya adalah bentuk dari
pada detail dan jarak antar detail.

U
BM2
αBM1-BM2 (XBM2 , YBM2 , EBM2 )

β1 D
(XD, YD, ED)
BM1
(XBM1 , YBM1 , EBM1 )

Gambar Tampak Atas Pengukuran Detail

Keterangan :
U : Utara
BM : Bench Mark
D : Detail
α : Azimuth
β : Sudut Horisontal

Dalam pengukuran kali ini metode yang digunakan Untuk mengetahui tinggi dari titik
detail adalah metode Tachimetri.

Zenith System dm
X Tt
VZ
Vh Helling System
dd
Ti Δh

BM

GambarMetode tachymetry
Keterangan :
V : sudut vertikal
Ti : tinggi alat
X : sisi segitiga
Tt : tinggi target
dm : jarak miring
dd : jarak datar
Δh : beda tinggi

Posisi yang di informasikan pada pengukuran ini adalah posisi planimetris (x,y)
dan posisi vertikal (z). Pengukuran kali ini menggunakan metode Tachimetri dan
Trigonometris.

4. Processing Data
o Prosesing data Topografi
Seluruh rekaman data pengukuran dilapangan adalah dalam bentuk digital. Maka
untuk prosesing data mengunakan software yang ada. Untuk perhitungan data, data
dari Total Station, di download, dan langsung di transfer ke dalam Microsoft Excel
untuk kemudian diolah dengan menggunakan perhitungan sistem Boudith.

Dengan menggunakan proses digital, maka dapat meminimalkan kesalahan


manusia pada saat perekaman data ukuran. Selain itu dapat mengeliminir kesalahan
membaca, kesalahan menulis, maupun kesalahan pada saat menginput data.
Kemudian hasil dari perhitungan tersebut, ditransfer (plot) ke dalam AutoCad
Land Dekstop 2004, maka diperoleh hasil gambar sesuai dengan hasil dari
pengukuran yang kemudian dicetak dengan menggunakan skala 1:1000.
5. Pelaporan
Data digital hasil survey akan disajikan dalam bentuk peta dengan tahap
pengerjaan sebagai berikut :
o Editing peta
Proses penggambaran secara otomatis dilakukan dengan menggunakan
software-software yang telah ada. Kemudian hasil dari penggambaran
dilanjutkan dengan proses kartografi yang antara lain meliputi pekerjaan
penghalusan peta, penarikan garis kontur, dimana interval kontur 0,5 m,
pemberian legenda dll. Kesemua proses ini dilakukan secara digital.
o Proses kartografi
Peta digital hasil pemrosesan data lapangan kemudian dibawa ke dalam
proses kartografi yang antara lain meliputi Pemberian warna, simbolisasi detail-
detail, pengasiran daerah blok, pemberian legenda, pembuatan skala bar,
penyajian dan penyempurnaann gambar sehingga semakin informative dan
menarik. Penyajian dan penyimpanan peta digital disajikan kedalam CD
(Compact Disk).
o Pencetakan peta
Peta digital juga disajikan dalam bentuk hard copy/ cetakan. Peta akan
dicetak di atas kertas HVS 80 mg. Dengan format A1 dalam skala 1 : 1.000.
o Hasil pekerjaan yang diserahkan antara lain :
 Laporan akhir
 Peta Topografi skala 1 : 1.000 Cetakan sebanyak 3 rangkap.
 Peta digital format CD (Compact Disk).
B. Personil Kerja
o Pimpinan proyek 1 orang
o Surveyor 4 orang
o Ass. Surveyor 4 orang
o Tenaga Kerja Lokal 6 orang
o Prosesing data 1 orang
C. Peralatan
Peralatan survey yang akan di gunakan adalah sebagai berikut :
o 2 (dua) Unit GPS Geodetik
o 2 (dua) Total Station (TS)
o 1 (satu) Unit Automatic Level WILD NA2
o 2 (dua) GPS Hend held
o 8 (delapan) Unit Handy Talk
o 1 (satu) Unit Laptop Core2duo
o 1 (satu) Set Software prosesing GPS
o 1 (satu) AutoCAD Land Desktop Software
o 1 (satu) Software prosesing Topo
D. Organisasi Kerja

Client

Pempinan Perusahaan

Party Chief

Surveyor Hydro + Ass Surveyor GPS + Ass Surveyor Level + Ass Surveyor Topografi + Ass
(1 tim) (2 tim) (1 tim) (2 Tim)

Data Pengukuran
(1 Prosesing)

Pelaporan
o Laporan akhir
o Peta Topografi Hard
Copy
o Peta Topografi Digital
Dimana dalam 1 tim terdiri dari :
Surveyor, Asisten Surveyor, 1 Helper (Pengukuran GPS)
Surveyor, Asisten Surveyor, dan 2 Helper (Pengukuran Level dan Topografi)

E. Perkiraan Waktu Pengukuran


Proposal HSE (Health Safety Environmental)

HSE atau Health Safety Environmental adalah suatu system dimana kita harus
mengutamakan keselamatan kerja. Biasanya proposal HSE dilampirkan pada
pekerjaan-pekerjaan dibawah naungan perusahaan supaya bisa bertindak cepat
seandainya terjadi kecelakaan saat bekerja.
Tindakan yang dilakukan apabila terjadi kecelakaan saat bekerja :
1. Tindakan penyelamatan
2. Adanya komunikasi seluruh anggota (team) apabila terjadi kecelakaan
3. Tempat perawatan

Tindakan penyelamatan yang akan dilakukan bila terjadi kecelakaan pada waktu kerja
Pimpinan Perusahaan

RS
Adanya
Hubungan
komunikasi
Parti Chief

Surveyor + ass

 Internal :
o Asuransi, peralatan obat darurat (P3K)
o Kelengkapan komunikasi, Kelengkapan safety (Sepatu safety,
Rompi safety, topi, training safety)
 External
o Fasilitas keselamatan, clinik dan faeilitas lain.
o Fasilitas keamanan umum

Adapun yang harus diperhatikan pada HSE :


1. Rencana Teknis Kerja
2. ERP (Energency Respons Plan)

Compan
y Wakil manager/lapangan
1. Rencana Teknik Client
kerja
Rencana TOR : Tour of Refferens
Pelaksana (Spesifikasi Teknis Pekerja)
2. Energency
Respons Plan (ERP) Kontraktor
Pelaksana Manager (Kantor)

Wakil (Pimpinan lapangan)

Surveyor Hydro dll


Surveyor GPS dll
Surveyor Topografi dll

Wewenang Company/Client :
1. Memberi perijinan kepada kontraktor
2. Membuat suatu hubungan komunikasi antara manager client dan
manajer kontraktor.
3. Koordinasikan langkah-langkah emergency dengan para
manager/ wakil dilapangan (dalam hal ini adalah kontraktor).

Wewenang Kontraktor :
1. Mengkoordinasikan semua tindakan-tindakan emergency
2. Selalu berhubungan dengan pihak company
3. Membantu menyelenggarakan tindakan evakuasi apabila terjadi
kecelakaan dengan memberikan petunjuk-petunjuk untuk bertindak.

Tindakan Emergency :
1. Apabila terjadi kecelakaan pada kontraktor maka harus dicatat seperti :
o Nama pasien
o Penyebeb
o Tingkat deritanya
o Waktu kejadiannya
Hal-hal diatas harus dilaporkan ke companynya.
2. Apabila terjadi kecelakaan kecil tanpa ada tindakan evakuasi pasien maka wakil
kontraktor harus bertindak sebagai berikut :
o Menangani secara langsung dilapangan dan petunjuk dari wakil
company dan dari kantor kontraktor
3. Apabila terjadi kecelakaan besar yangada tindakan evakuasi, dalam hal ini
tindakan evakuasi tanggung jawab pada kontraktor dan apabila melakukan tindakan
evakuasi maka yang terpenting wakil kontraktor harus segera memberi tahu
dilapangan, company memberi informasi kekantor tentang nama pasien, penjelasan
tentang kecelakaan dan nama lokasi pemberitahu.

Flowchart yang harus diperhatikan dalam HSE

Kecelakaan

Diinformasikan ke
kontraktor dan company
(dilapangan)

Tidak Perlu tindakan evakuasi?


Diurus
Keputusan oleh kontraktor
dilapangan
harus konsultasi dengan
company
Ya

Evakuasi,
kantor kontraktor akan
mempersiapkan

Kontraktor Land phone


HP

HP

Survei team Company


Gresik
Land phone
HP Agen HP

Land phone di Malang

RS Greaik

You might also like