Professional Documents
Culture Documents
FERMENTASI TEMPE
Disusun oleh :
NIM : K4110714
2010
FERMENTASI TEMPE
A. TUJUAN :
B. TINJAUAN PUSTAKA
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau
beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti
Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus.
Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe" Kapang yang tumbuh
pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana
yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B
dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti
antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit
degenerative.
Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang
merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi
komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan
aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam. Tempe banyak
dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia. Kaum vegetarian di seluruh
dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya
sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia.
Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat.
Indonesia juga sekarang berusaha mengembangkan galur (strain) unggul Rhizopus
untuk menghasilkan tempe yang lebih cepat, berkualitas, atau memperbaiki kandungan
gizi tempe. Beberapa pihak mengkhawatirkan kegiatan ini dapat mengancam
keberadaan tempe sebagai bahan pangan milik umum karena galur-galur ragi tempe
unggul dapat didaftarkan hak patennya sehingga penggunaannya dilindungi undang-
undang (memerlukan lisensi dari pemegang hak paten).
Bahan baku untuk memproduksi tempe tahu di gunakan bahan baku pokok yang
sama, yaitu kedele. Jenis kedele terdiri atas 4 macam, kedele kuning, kedele hitam,
kedele coklat dan kedele hijau. Para pengrajin tempe biasanya memakai kedele kuning
sebagai bahan baku utama, akan tetapi juga kedele jenis lain, terutama kedele hitam.
Kedele berbiji besar bila bobot 100 bijinya lebih dari 13 gram, kedele berbiji sedang
bila bobot 100 bijinya antara 11 - 13 gram dan kedele berbiji kecil bila bobot 100
bijinya antara 7 -11 gram. Syarat mutu kedele untuk memproduksi tempe kualitas
pertama adalah sebagai berikut:
Bebas dari sisa tanaman (kulit palang, potongan batang atau ranting, batu, kerikil,
tanah atau biji-bijian)· Biji kedele tidak luka atau bebas serangan hama dan
penyakit
Biji kedele tidak memar
Kulit biji kedele tidak keriput
Bahan Pembantu Pembuatan Tempe di kenal beberapa macam ragi atau laru
tempe digunakan dalam proses fermentasi yang menghasilkan tempe dengan kualitas
tinggi. Secara tradisional para pengrajin membuat laru tempe dengan menggunakan
tempe yang sudah jadi. Tempe tersebut di iris-iris tipis, dikeringkan, digiling menjadi
bubuk halus dan hasilnya di gunakan sebagai bahan inokulum dalam proses fermentasi.
Laru lain yang sering dipakai adalah miselium kapang yang tumbuh di permukaan
tempe. Salah satu macam laru dari Jawa Tengah disebut usar, di buat dengan cara
membiarkan spora kapang dari udara tumbuh pada kedele matang, yang ditaruh antara
dua lapis daun waru dan daun jati atau daun pisang bekas pembungkus tempe. Setelah
itu laru diremas-remas lalu dicampurkan ke dalam biji kedele yang hendak di lakukan
peragian. Untuk satu kilo kedele diperkirakan membutuhkan 2 atau 3 lembar daun yang
mengandung laru.
Bahan-bahan lain yang digunakan untuk membuat laru adalah beras, terigu dan
air bersih. Air bersih di pakai juga dalam proses produksi tempe untuk mencuci serta
merebus biji kedele sebelum proses fermentasi. Bahan pembungkus tempe adalah daun
pisang maupun plastik berlubang-lubang.
Alat :
Kompor
Tampah
Timbangan
Baskom
Sendok
Wajan
Kalo
Jarum penusuk
DandangK
Bahan :
Kedelai kuning
Ragi tempe
Daun pisang
Plastik
D. PROSEDUR KERJA
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum dilakukan fermentasi pada pembuatan tempe. Fermentasi adalah
proses produksi energy dalam sel dalam keadaan anaerob (tanpa oksigen). Melalui
proses fermentasi kedelai menjadi lebih enak dan meningkat nilai nutrisinya. Tempe
dapat dibuat dari berbagai bahan, akan tetapi pada paraktikum di buat dari kacang
kedelai. Bahan utama pembuatan tempe terdiri dari air, kacang kedelai dan ragi tempe.
Syarat mutu kedele untuk memproduksi tempe tahu kualitas pertama adalah sebagai
berikut :
Bebas dari sisa tanaman (kulit palang, potongan batang atau ranting, batu, kerikil,
tanah atau biji-bijian)
Biji kedele tidak luka atau bebas serangan hama dan penyakit
Biji kedele tidak memar
Kulit biji kedele tidak keriput.
2. Kotoran maksimum 1% 2% 5%
3. Butir rusak 2% 3% 5%
4. Butir keriput 0% 5% 8%
5. Butir belah 1% 3% 5%
Hasil pengamatan menunjukan pada tempe kupas kering yang dikemas dengan
plastic warna putih keabuan, ada jamur hitam, bau khas tempe khas, tekstur keras,
kenampakan kurang kompak, rasa agak getir.
Kenampakan Tempe
Yang dikemas daun pisang warna kuning ada jamur hitam, bau asam, tekstur
lembek, kenampakan tidak kompak dan basah, rasa pahit. Warna putih disebabkan
oleh adanya miselia jamur yang tumbuh pada permukaan biji kedelai, tekstur kompak
juga disebabkan oleh miselia jamur yang menghubungkan biji-biji kedelai tersebut .
Yang dikemas plastik hasilnya lebih bagus dibandingkan dengan yang dikemas daun
pisang, hal ini karena yang dikemas plastih oksigen yang masuk kedalam pengemas
lebih terkontrol. Sedangkan yang dikemas daun pisang tidak begitu terkontrol, miselia
tdak merata menyelimuti biji kedelai, proses fermentasi kurang berhasil sehingga
ditumbuhi jamur hitam, rasa pahit dan bau asam.
Sedangkan pada tempe kupas
basah yang dikemas plastic warna
coklat, rasa tidak layak dimakan, ada
jamur hitam, bau busuk, tekstur
lembek, kenampakan kurang kompak.
Yang dikemas daun pisang warna
cokelat, ada jamur hitam, berlendir bau
busuk, tekstur sangat lembek,
kenampakan tidak kompak dan basah, rasa tidak layak makan.
Tempe kupas basah kedunya meyimpang baik yang dikemas plastic maupun
dikemas daun pisang. Hal ini karena tempe yang dikuapas basah lebih sedikit menyerap
air waktu perendaman dan pengupasan kulit ari dilakukan secara manual yaitu dengam
tangan sehingga kulit ari masih ada yang menempel pada pori-pori kedelai
H. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikun dapat disimpulkan bahwa pada proses pembuatan
tempe dalam proses inokulasi diperlukan tingkat kebersihan yang tinggi, karena pada
tahap ini rentan sekali terjadi kontaminasi. Faktor keberhasilan fermentasi sangat
ditentukan oleh jenis bahan pangan (subsrat). Mikroba membentuk energy yang berasal
dari karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan zat-zat gizi lainya yang ada dalam bahan
pangan (substrat). Demikian pula dengan macam mikrobanya, yang perlu dimiliki
mikroba adalah harus mampu tumbuh pada substrat dan mudah beradaptasi dengan
lingkungannya, dan mikroba harus mampu mengeluarkan enzim-enzim penting yang
dapat melakukan perubahan yang dikehendaki secara kimiawi.
Pada praktikum hasil yang bagus yaitu tempe kupas kering, tempe kupas basah
benyak penyimpangan tidak layak dikonsumsi.
I. DARTAR PUSTAKA
Anonim. Deliani. 2008. Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Kadar Protein, Lemak,
Komposisi Asam Lemak, dan Asam Fitrat Pada Pembuatan Tempe. Sekolah
Pasca Sarjana. Universutas Sumatra Utara: Medan.
Ekasari, Y. 2009. Pengaruh Lama Fermentsi Rhizofus Oligosforus dan Sifat Sensorik
Tepung Tempe Kedelai (Glycine max). Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhamadiyah: Surakarta
Sumber: Sistem Informasi Pola Pembiayaan / Lending Model Usaha Kecil
http://my.opera.com/Ferdyansyah/blog/2007/08/31/aspek-teknis-produksi-
pembuatan-tempe-dan-tahu.
http://ptp2007.wordpress.com/2007/10/08/fermentasi/