You are on page 1of 31

YUSUF MANSYUR

Informasi buat Anda (Harap dicatat!!) Anda bisa update biodata Anda, dengan
login menggunakan :

Login Name :adlinux2001


Password : bismillah
ID.Pendaftaran : 23102009050813

Pemberitahuan

Bagi Peserta Kuliah Online yang telah mendaftar dan telah membayarkan biaya registrasiselain
wajib mengkonfirmasikan pembayaran tsb di modul konfirmasi pembayaran, juga wajib mem-
fax bukti bukti pembayarannya ke Bukti pembayaran dapat di Fax ke 021.557434 99
(dapat juga diemailkan ke infokuliah_wh@yahoo.com, agar dapat segera kami aktif
kepesertaan Anda. Bila ada pertanyaan sehubungan dengan pemberitahuan ini, kami
mempersilahkan untuk menghubungi kami di 021 554 1800 (office hours). Terimakasih
Apakah Kuliah Online Wisatahati itu?
Kuliah Online Wisatahati adalah kuliah yang disajikan dan dibawakan oleh Ustadz Yusuf
Mansur,
dalam bentuk online; via web. Bentuk materinya: tulisan berseri, dengan pembahasan-
pembahasan menarik di setiap sajiannya dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Belajar
tentang hidup dan kehidupan, sebagai bekal ketika hidup dan bekal ketika menghadap Allah
nanti.
Mengapa Kuliah Online?
Belajar lewat web ini, seakan-akan belajar langsung secara fisik face to face dengan Ustadz
Yusuf Mansur, insya Allah. Kuliah online ini dipilih untuk mengatasi persoalan waktu, tempat,
biaya perjalanan, kemacetan, dan hal-hal lain yang seringkali menghambat satu niatan untuk
belajar.
Untuk melihat No.Rekening Pembayaran Kuliah,
caranya : Klik menu diatas Tentang Kuliah Online Wisatahati, lalu pilih
tab Info Pembayaran & Biaya Registrasi

Kami menghimbau bagi yang telah membayar biaya registrasi untuk segera konfirmasikan
pembayaran tersebut dengan cara login terlebih dahulu,
lalu pilih "Menu Form Pembayaran/ Konfirmasi Pembayaran".

Hanya dengan biaya registrasi sebesar *Rp. 100.000,- Anda sudah bisa mengikuti
Kuliah Dasar Wisatahati dan satu Modul Kuliah Pilihan yang Anda pilih termasuk
bahan kuliah berupa tulisan berseri serta bahan materi kuliah lainnya berupa audio
dan Video dari Ustadz Yusuf Mansur.
Biaya registrasi dapat Anda transfer langsung ke :

Bank Mandiri
Cabang Bintaro Sektor I
no. rek : 128 00 211 211 21
a/n : Yusuf Mansur

Bank Muamalat
Cabang Kantor Pusat Arthaloka Sudirman Jakarta
no. rek : 301 151 84 22
a/n : Yusuf Mansur

Pahala 10 Milyar Saban Hari updated : 2009-10-21


Assalamu’alaikum wr.wb

Pernah ga kebayang, Allah begitu pemurah buat kita semua...??? Dan Sangat-sangat Pemurah. Kalimat
Sangat-sangat Pemurah itu ga cukup untuk menggambarkan Kemurahan Allah. Lihat saja, hanya baca
Surah al Ikhlas 3x saja, kita sudah dicatat sebagai orang yang baca 1/3 al Qur'an. Dan tidak diragukan
sesiapa yang baca 3x maka dicatat berpahala sama dengan mengkhatamkan al Qur'an. Rugi buat yang
banyak nanya, dan makin rugi bagi yang udah dapat jawabannya, malah ga baca-baca, he he he.
Mendingan orang-orang yang sami'na wa atho'na. Hayooooo aja dia baca, ga mikir, ga nanya. Bersabda
Rasulullah yang berasal dari Hadits Abi Ayyub: Man qoro-a Qul Huwawloohu ahad faqod qoro-a tsulutsal
Qur'an. Sesiapa yang baca Surah al Ikhlas, maka ia sungguh telah membaca 1/3 al Qur'an. Dan
Rasulullah pula yang mengatakan bahwa Qul huwawloohu ahad ta'dilu tsulus al Qur'an, Surah al Ikhlas
sebanding dengan 1/3 al Qur'an (HR Abu Hurairoh).

Sekarang hitung, jika sehabis shalat fardhu 5x kita baca Qulhu masing-masing 3x. Maka dalam sehari
kita dicatat khatam al Qur'an 5x. Dan sebulan? 150x khatam al Qur'an. Dalam setahun? 1800x khatam al
Qur'an. Belom lagi kalau bacanya berjamaah, maka pahalanya berlipat-lipat lagi sebanyak banyaknya
jamaah yang baca! Wow! Senang sekali santri-santri dan asaatidz yang rajin membacanya dalam tiap
kali usai shalat fardhu berjamaah di mushalla/masjid pesantren. Subhaanallaah.

Terus, kalo yang 10 milyar pahala saban hari?

Ya, pembahasan tentang Qulhu itu mirip mukaddimah pembahasan tentang Kemurahan Allah! Ya Allah,
Engkaulah Wahai Yang Maha Pemurah, yang memberi kesempatan kepada kami mengejar keburukan-
keburukan kami yang tidak akan terkejar bila tiada Kemurahan-Mu.

Saya akan bahas sedikit dari hal yang sederhana, enteng, tapi subhaanallaah pahalanya. Coba baca
hadits berikut ini. Ada hadits di Shohiih al Jaami' nmr 6026 dengan sanad yang disebut berkategori
"sangat baik": Qoola Rosuuluwlooh: Manistaghfaro lilmu'miniina wal mu'minaati katabawloohu lahuu
bikulli mu'minin wa mu'minatin hasanatun. Masya Allah! Itu artinya kurang lebih: Bersabda Rasulullah,
sesiapa yang memohonkan ampun buat orang-orang mukmin, maka ia mendapatkan satu kebaikan dari
setiap jumlah orang-orang mu'min. Masya Allah kan? Ini kan namanya hasanaat biqodari 'adadil
mu'minien; kebaikan-kebaikan dengan bilangan sebanyak jumlah orang mu'min. Cukup bagi kita berdoa
dengan mengucap: Awloohummaghfir lil mu'miniena wal mu'minaat; ya Allah, ampunilah orang-orang
yang beriman dari golongan laki-lakinya dan golongan perempuannya. Terkadang imam-imam, ustadz-
ustadz dan atau kita, masih menambah lagi dengan tambahan kalimat mil ladun aadama ilaa yaumil
qiyaamah. Subhaanallaah... dan golongan mu'min dari sejak zaman Adam sampe hari akhirnya nanti.
Masya Allah, Masya Allah. Cakep banget. Demikian luas samudera Ilmu dan Kemurahan Allah. Dan
yang demikian tidak akan mengurangi Kerajaan dan Kekuasaannya Allah sama sekali. Ga akan.

Terus, 10 milyar itu? Gimana?

Ya begini, bila dalam 5x shalat fardhu kita mendoakan orang-orang mu'min dengan potongan doa tadi,
lalu anggap saja orang mu'min di dunia ini sebanyak 2 milyar, maka kebaikan buat kita yang dihitung
berdasarkan jumlah orang mu'min sudah akan berjumlah 2 milyar kebaikan setiap mendoakan mereka.
Dikali 5 waktu? 10 milyar. Jumlah ini akan bertambah-tambah jika doanya masih terus ditambah dengan
doa-doa lain, dan berjamaah pula. Macam: Awloohumajbur ummata sayyidinaa Muhammad,
Awloohumarfa' ummata sayyidinaa Muhammad, Awloohumaghfir ummata sayyidinaa Muhammad,
Awloohuma baarik ummata sayyidinaa Muhammad, yang akan dihitung setarikan nafas penciptaan
manusia sampe orang terakhir nanti yang dicabut. Subhaanallaah.

Oke deh. Saya coba bahas tentang "Ya Allah, Yang Maha Pemurah" ini nanti di website ya, di
www.wisatahati.com, baik di KuliahOnline maupun di DhuhaaCoffee. Doain aja deh, biar mulai
nyambung lagi KuliahOnline dan DhuhaaCoffee nya tersebut. Kita bahas hal-hal sederhana namun
dilalaikan oleh orang: Shalat malam 2 rakaat lebih baik dari dunia dan seisinya. Itu misal tambahannya.
Sehingga menunjuk kepada keanehan diri kita yang habis-habisan mencari dunia di siang hari lalu
kecapean dan malah ga bisa bangun malam. Aneh. Sebab harga 2 rakaat shalat malam saja udah ga
bisa dibandingin sama dunia yang kita cari habis-habisan. Tentu saja, banyak sisi yang harus kita bahas
lebih lanjut lagi. Makanya doain ya. Tulisan yang kali ini, jalanin dulu. Banyakin baca Qulhu, di mana
sekali baca 3x-3x. Supaya dapat pahala khatam Qur'an. Udah mah kemaren di Ramadhan, ga khatam,
he he, masa ga tertarik dengan ShortCut amal dari Rasul ini. Dan jangan lupa pula rajin-rajin doakan
sebanyak-banyaknya orang.
Wassalamu'alaikum wr.wb

Salam Yusuf Mansur.

Doa supaya lunas hutang"


Saat puasa Ramadhan, saat di mana segala doa dijabah Allah. Ayo, berdoa, berdoa, dan berdoa.
Kalo mau lebih ampuh lagi, doa dimunajatkan setelah seluruh hajat dan persoalan dibawa dalam
shalat hajat. Berikut ini berita menyenangkan buat saudara-saudara yang punya hutang. Jika
hutang itu masih terbawa di Ramadhan ini, berbahagialah. Sebab jika doa dikabul Allah, maka
setelah Ramadhan, akan lunas tuh hutang. Insya Allah.

Berikut ini ada hadits cakep. Dari Anas bin Maalik beliau bercerita bahwa Rasulullah bersabda:
Maukah engkau aku ajarkan dengan sesuatu yang jika dibaca, hutang sebesar gunung uhud bisa
dibayarkan Allah? Rasul kemudian melanjutkan, bacalah qulillaahumma maalikal mulk... Qs. 3:
26. 'an Anas bin Maalik qoola, qoola Rosuuluwloohi shol'am alaa u'allimuka bikalimaatin yad'uu
bihii law kaana 'alaika mitsla jabali uhudin dainan la-addawloohu 'anka.

Berdasar hadits ini, saya kadang memakainya sebagai riyadhah. Saya shalat hajat dengan
membaca ayat 26 surah 'Aaali 'Imroon ini sebagai bacaan shalat setelah faatihah. Share ini ke
jamaah ya. Bagus lagi jika dilakukan saat shalat malam. Shalat hajat dilakukannya di saat
qiyaamullail... Yang sudah witir saat tarawih, ga apa-apa shalat lagi. Witir lagi saja setelahnya.
Ok, doa bi doa ya. Lakukan ini sampe datang pertolongan Allah. Yang sabar, yang istiqamah,
tanpa ngeluh, dan jangan banyak bertanya kapan lunasnya. Lakukan saja, shalat saja, doa saja.
Selebihnya ikutin aliran air mengalir. Saatnya ditagih, ya hadepin. Saatnya diomelin dan dicaci
maki, ya dengerin dan terimain dengan ikhlas. Sementara, berdoa juga sama Allah agar dikasih
ikhtiar yang bisa membuat hutang-hutang itu lunas. Dan insya Allah semua ikhtiar langit dan
bumi kita, jadi ibadah hingga lunas itu hutang. Amin.
Hingga satu cermin hancur berkeping-keping, dan bahkan diinjak-injak, disapu sama orang
serpihannya, lalu dibuang, ditumpuk sama sampah-sampah yang lain, Allah tetap punya Kuasa
untuk membangun itu serpihan jadi kaca cermin yang utuh lagi.
Bahkan ia kelak lebih bersih, lebih terang, dan lebih bercahaya. Dan itulah kehidupan kita.
Biarlah ia hancur dengan Kehendak-Nya. Ga apa-apa. Asal kita tahu bahwa semua itu adalah
Kehendak-Nya, kita minta saja agar Allah menjaga hati kita untuk tetap percaya pada-Nya, tetap
bersemangat hidup, tetap mau berjuang keras memelihara ibadah dengan tauhid yang sempurna
bersandar dan bergantung pada-Nya, dan tetap percaya bahwa Allah betul-betul akan menolong
kita. Innamaa amruhuu idzaa arooda syai-an ay yaquulu lahuu KUN FAYAKUUN...

"Tidak ada satupun hamba-Ku yang ikhlas kuambil harta yg Kuberikan padanya, kecuali Kuganti
dengan yang lebih baik. Tidak ada satupun hamba-Ku yang ridha dengan bala yang Kutimpakan
padanya, kecuali Kunaikkan derajatnya. Dan tidak satupun hambaKu yang bersyukur, kecuali
Kutambah nikmatKu padanya".

Di hadits qudsi yang lain Allah menyatakan:


"Barangsiapa yang tidak bersyukur atas nikmatKu, tidak bersabar atas bala yang Kutimpakan,
dan ridho terhadap keputusanKu, keluarlah dari langitKu dan carilah Tuhan selain diriKu".

Mudah-mudahan semua jamaah dalam kondisi sebaik-baiknya mental dan fisik menghadapi
Ujian Kenaikan Tingkat Kehidupan. Sebab sejatinya, tidak ada ujian kecuali buat naik kelas.

Ketika gelisah menyerang, atau badan terasa sakit, layak dicoba sebagai berikut:

1. Rileks kan pikiran dan badan.


2. Lakukan peregangan lwt shalat yg sempurna, dan curahkan perhatian bhw kita sdg konsul
sama Allah, berhadapan seperti berhadap-hadapan dengan dokter, konsultan, psikiatris,
ustadz. Sampe terasa nyata dan hangatnya kasih sayang Allah.
3. Pas ruku dan sujud, dibuat lama, hingga seluruh otot-otot bergerak ke satu titik yang
paling terasa sakit, menjadi beban, dan dianggap sebagai pusatnya. Kalo terasanya di hati,
ya kirim segala energi ke hati.
4. Berdoa sepenuh hati, dan baca al Qur'an. Sesungguhnya doa dan membaca al Qur'an,
akan menenangkan hati dan menjadi obat segala obat.

"Hai hamba-Ku, apabila kamu hidupkan malammu untuk-Ku dan kamu aktifkan siang harimu
untuk menuntut ilmu-Ku,maka kamu termasuk salah seorang dari pembesar hamba-Ku.Barang
siapa telah memelihara zikir-Ku karena kebiasaan dirinya,berarti dia telah membuat suatu
perjanjian untuk keselamatan dirinya kepada-Ku".
(Hadits Qudsi) "Sungguh,kadang-kadang terlintas dihatiku suatu persoalan yg sulit untuk aku
pahami,maka aku beristighfar kepada Allah,sehingga dadaku menjadi lapang dan persoalan itu
terpecahkan. Terkadang aku berada di pasar,Masjid,atau sekolah,hal itu tidak menghalangiku
untuk mengucapkan istighfar,hingga aku memperoleh apa yg aku inginkan."
(Ibnu Taimiyyah)

Perbesar husnudzdzan sama Allah, dan tetap istiqamah dalam taubatan nasuha. updated : 2009-
10-04
Karena Kemurahan Allah lah kita-kita yang berlumuran dosa ini masih panjang
umur, dan "cuma" mendapatakn bala yang skrng dirasa. Kalau tidak, kita dihabisi-
Nya. Namun lihat, di balik smua kesusahan yang terasa, Allah masih mngucurkan
Karunia-Nya. Allah saja bersabar dalam melihat hamba-hambaNya yang
bermaksiat dan menanti hamba-Nya bertaubat. Maka seyogyanya kita juga
demikian. Perbesar husnudzdzan sama Allah, dan tetap istiqamah dalam taubatan
nasuha.
Sebagai gambaran ya:

• Bila kita kena dosa syirik, harusnya tidak terampuni. Kita langsung di-cut oleh Allah
dari dunia, dan dilempar keluar untuk kita dipersilahkan Allah mencari perlindungan
dari tuhan yang kita jadikan tuhan selain Allah.
• Jika kita meninggalkan 1 sholat shubuh saja, maka kita ditaroh di neraka selama 68
tahun yang perhitungan 1 hari nya minim-minim 1000 tahun di dunia. Wuih. Dan itu
masih ditambah sederet mampir-mapir di neraka saqor, neraka yang penuh dengan
ular. Di alam kuburnya, masih ditambah ketemu dengan ular syuja-ul aqro, ular
dengan 16 kepala. Rasul bersabda, kepala-kepala itu ular di dunia, berwujud hutang
yang tidak terbayar, penyakit yang tidak kunjung sembuh, keberkahan yang dicabut,
dan masih banyak lagi rupanya itu ular.
• Jika kita durhaka sama orang tua, maka Allah tidak ridho. Sedang kita bisa
mengerjakan sesuatu, berhasil di urusan sesuatu, sakses di urusan sesuatu, sebab
ridho-Nya. Termasuk ketika berusaha menyelesaikan urusan-urusan, kalo ga ada
ridho-Nya, ga akan beres. Maka ketika kita durhaka, keridhaan itu dicabut, mati
langkah lah kita.
• Jika kita pezina yang masih bujang, 40 tahun susahnya. dan tidak disebut berzina,
kecuali kemaluan lelaki masuk di kemaluan perempuan (maaf). Dan sayangnya
pezina-pezina itu selalu melakukan koitus berkali-kali. Artinya, berkali-kali masuk-
cabut-masuk (sekali lagi maaf). Sehingga tidak disebut zina, sekali jalan puas.
Melainkan ia berkali-kali, hingga kemudian terpuaskan. Sekali zina, bisa berkali-kali
ukuran fiqih senggamanya. Artinya apa? Jika 2-3x saja perlu keluar masuk, maka
sdh 80-120 tahun susahnya. dan itu sama saja dengan seumur hidup susah.
Sedangkan bila pezina itu sudah berkeluarga, maka hukuman semestinya adalah
hukuman mati. Lalu kita dibiarkan lepas, bebas. Maka sesungguhnya kita sudah
dianggap mati. Gedebong pisang. dan ini sama saja engga dianggep kita ini hidup
oleh Allah.
• Doa rizki haram? Mutusin silaturahim? Ninggal shalat sunnah? Wuih, banyak banget.
Kiranya, karena Allah itu Maha Pengampun lah kita benar-benar masih beroleh hidup
dan masih diberi-Nya karunia. Salah satu karunia terbesar adalah diberi-Nya kita
pengampunan dan kesempatan untuk memohon ampun dan mengejar keburukan
dengan kebaikan-kebaikan. Jangan lihat kesusahan kita, tapi lihatlah kesempatan
yang Allah berikan ini. Insya Allah tetap ada percepatan bagi yang kepengen segera
keluar dari keterpurukannya. Silahkan dipelajari lebih lanjut di DVD-DVD dan buku-
buku Wisatahati yang bertebaran, dan mulailah berkenalan dengan al Qur'an lagi.
Mudah-mudahan DVD-DVD dan buku-buku bisa mulai sebagai teman belajar. KuliahOnline
dan DhuhaaCoffee pun digelar di web sebagai bentuk belajar setapak demi setapak,
setahap demi setahap, hingga kemudian banyak orang bisa dikeluarkan dari kegelapan
menuju Cahya-Nya. Insya Allah, Allah akan menolong hamba-hambaNya yang ikhlas
menerima segala Ketentuan-Nya. dan insya Allah pula saya do`akan, dan kiranya demikian
pulalah kita semua.
Doakan sahabat-sahabat yang lain agar beroleh ampunan-Nya, dan diberi-Nya selalu
kesempatan ke-2, ke-3, ke-4, dan seterusnya.
Dan sebagai salam akhir, rasanya yang penting buat kita bukan lagi apakah hutang kita
bisa selesai... apakah penyakit bisa sembuh, hajat kita bisa kecapai, masalah kita bisa
selesai... Namun, yang lebih penting adalah apakah kita bisa diampuni Allah? Apakah kita
bisa meninggal dalam keadaan husnul khaatimah? Apakah kita bisa menyelamatkan anak
keturunan dan keluarga kita agar tidak seperti kita? Apakah kita bisa menasihati diri kita
dengan pengalaman bertuhannya kita? Apakah kita bisa memberi nasihat orang-orang yang
belum terjebak dosa seperti kita? Apakah kita bisa mengajak serta pendosa-pendosa serupa
dengan kita untuk sama-sama bertaubat? Apakah kita mau mendekatkan diri dengan Allah?
Apakah kita mau menghiasi hidup dengan amal saleh, mencoba sabar dan tidak mengeluh
sedikitpun? Setelah itu, kita terima segala kesusahan sebagai bentuk Kasih Sayang-Nya
Allah yang bisa menghabisi semua dosa kita dan keluarga kita di sisa umur kita.
Sesungguhnya, tidak ada satupun mukmin dan mukminah yang tertimpa bala dan
musibah, melainkan akan keluar jasadnya dalam keadaan bersih, Allah naikkan derajatnya,
Allah ampunkan dosanya, dan Allah berikan kebaikan sebagai balasan keridhaannya
menerima takdir-Nya.
Doa saya untuk semuanya. Segitu ngerinya hukuman di balik dosa-dosa kita, besarkan hati
dengan Ampunan-Nya. Kalau manusia datang ke Allah dengan dosa sebesar gunung, maka
Allah akan memberikan ampunan sebesar gunung juga. Jika datang dengan dosa seluas
daratan, sedalam lautan, sebanyak butiran pasir di padang pasir, maka Allah pun akan
memberikan ampunan sebesar itu pula. Bahkan masih bertambah-tambah lebih banyak lagi
dengan Kasih Sayang-Nya. Mari semangat tuk benar-benar berubah dan memperbaiki diri
dan ibadah kita.
Salam Yusuf Mansur

Doa dan Amal Saleh Untuk Anak-anak Kita dan Keluarga


updated : 2009-09-30

Musimnya penyakit di musim-musim pancaroba kayak begini. Saling menghadiahkan doa, berkah dari
baca al Faatihah, berkah dari baca Yaasiin, buat anak-anaknya sodara-sodara kita, adalah satu
perbuatan terpuji yang akan mampu meredam sedikit dari pengaruh jelek angin, perubahan cuaca,
kerusakan alam, tidak lagi seimbangnya alam. Bahkan mungkin juga dengan saling doa mendoakan,
saling beramal untuk anak-anak orang lain, dan untuk sodara-sodara yang lain, akan sanggup
menurunkan pertolongan Allah untuk anak-anak kita dan diri kita semua. Waba'du Haafidz dan Abang
Kun, lagi dihadiahi cacar air dan penyakit lain; panas demam, flu (dan mudah-mudahan tidak ada
penyakit lain). Ya Allah, saya coba rajinin shalat sunnah mendoakan anak-anaknya negeri saya ini dan
anak-anaknya semua manusia di muka bumi ini. Agar Allah angkat penyakitnya, Allah sehatkan
badannya, Allah kasih kesabaran dirinya dan orang-orang tuanya. Allah beri rizki juga di balik penyakit,
maaf, dan ampunan-Nya buat orang-orang tuanya yang barangkali ada salah dalam bersikap dan
mencari rizki. Saya coba rajinkan juga khatamin al Qur'an, dan baca Yaasiin khususnya. Bukan buat
anak-anak saya doangan, bukan buat urusan keluarga saya doangan. Tapi buat semuanya. Supaya
doa dan amal saleh jadi rahmat buat alam semesta. Ya Allah, mudah-mudahan goretan ini bersambut
gayung, dengan semakin banyak yang mengikuti saya dan istri saya, dan malah bisa jauh lebih baik
lagi. Salam, dan setulus hati saya, saya memohon doanya untuk kami sekeluarga, khususnya haafidz
dan kun, serta wirda, qumii, ibu saya, adik-adik saya, dan sekeluargalah (ga pake khususnya mestinya,
sebab semua). Subhaanallaah, astaghfirullah, saya memohon maaf jika kalimat-kalimat saya ini
mengganggu sodara semua. Kepada Allah saya berharap doa dan amal saleh kami diterima dan
dijabah. Jazaakumullaah.
-Yusuf Mansur-.

SELUK BELUK SEDEKAH (1) updated : 2009-08-18


"Boleh ga pamrih sama Allah...?"

Emang boleh sedekah dengan minta-minta sama Allah?

Apa ga pamrih tuh? Bukannya harus ikhlas memurnikan sedekah karena Allah?

Pertanyaan ini seriiiinnnnggg bener ditanyakan. Buat saya, seneng juga jawabnya jika
memang ada waktu. Sebab ini bukan saja persoalan sedekah, tp juga persoalan tauhid dan
keyakinan kepada Allah.

Allah meminta kita untuk meminta kepada-Nya. Bahkan tidak mengharuskan kita untuk
sedekah atau tidak. Artinya, tanpa sedekahpun, meminta diperbolehkan dan menjadi ibadah
tersendiri.

Sampe sini, dalam bahasa yang sederhana saya suka mengatakan: Engga sedekah juga
boleh minta sama Allah... Artinya, bila tanpa sedekah kita boleh meminta, mestinya,
dengan bersedekah kita tambah lagi boleh meminta. Sebab permintaan kita disertai
sedekah sebagai amal saleh.

Ada yg kemudian nanya, terus, niatnya apa? Sedekah supaya bisa punya mobil? Tanya yg
bertanya sambil terpingkal-pingkal sendiri. Masa iya sih boleh sedekah supaya bisa punya
mobil? Wuah, saya mah istiqamah saja dengan jawaban saya. Sekali lagi, sekedar berdoa
supaya bisa punya mobil saja, boleh. Apalagi jika didahului sedekah.

Cobalah buka mata hati sebentar untuk gagasan ini, pemikiran ini, pendapat ini. Jangan
buru2 ditolak. Kalau dari awal udah nolak, ya susah. Coba ya, ikuti penjelasan ini sebentar.

Saya tahu, barangkali sang penanya tidak menduga jika candaannya ini dibawa ke
penjelasan serius. Penjelasan yang bisa jadi membawa si penanya malah benar-benar bisa
punya mobil beneran, jika belom punya.

Coba, sekarang, koreksi kalimat saya: "Ya Allah, besok udah mau puasa. Habis puasa,
datang lebaran. Saya kepengeeeeennn sekali memuliakan orang tua. Ingin memanjakan
orang tua, dan membahagiakan orang tua. Ya Allah, dulu ketika orang tua saya gagah,
usianya masih muda, pulang kampung berhimpit-himpitan ga masalah ya Allah. Pulang
kampung macet2an di dalam bus, atau kereta, ga ada masalah ya Allah. Tapi sekarang,
dengan usianya yang senja, itu menjadi masalah. Ya Allah, berikanlah saya mobil. Buatlah
saya memiliki rizki untuk bisa beli mobil. Agar saya persembahkan mobil itu kepada orang
tua saya, dan kemudian beliau-beliau bisa pulang kampung dengan nyaman dengan mobil
itu. Ya Allah, bila Engkau menyuruhku untuk meminta, kepada-Mu yang Maha Kaya lagi
Maha Pemurah, maka sekarang inilah saya meminta kepada-Mu. Saya memohon kepada-
Mu agar mobil itu bisa saya beli sebelom hari raya tiba. Ya Allah, kabulkan lah doa saya ini.
Saya kepengen melihat orang tua saya tersenyum bahagia melihat saya membawa mobil ini
ke hadapannya dan mengatakan bahwa besok mobil ini akan mengantarkan emak dan
bapak pulang kampung, berziarah ke makamnya eyang. Ya Allah, terbayang bahwa emak
dan bapak saya akan tidur terlelap tanpa khawatir copet, maling, ga usah berpeluh2
keringatan, keletihan. Sebab naik mobil sendiri. Jika beliau mau singga sebentar ke rumah
makan yg disukai, beliau tinggal berbisik kepada supirnya ini mobil. Jika beliau ingin shalat
di tengah perjalanan, pun beliau tinggal berbisik pula kepada ini supir. Ya Allah, belom lagi
Engkau kabulkan doa ini, Engkau sudah memberikan saya kebahagiaan. Saat saya berdoa
ini, Engkau membuat diri saya ini tersenyum sendiri. Bahagia. Seakan2 Engkau sudah
sungguhan memberikan saya dan orang tua saya, mobil. Makasih ya Allah...".

Doa ini saya bacakan kepada yang bertanya, dan mengatakan kepada dia, boleh ga saya
berdoa seperti ini? Berdoa minta mobil? Rasanya, sulit bagi dia untuk menjawab tidak
boleh. Ada kesantunan tentu saja di dalam doa ini. Begitu pun saya. Ketika saya menyeru
kepada diri saya dan jamaah semua, ayo, bersedekahlah, dan berdoalah kepada-Nya, untuk
setiap hajat dan keinginan, kesulitan dan permasalahan hidup. Tentu saja terkandung di
dalamnya kesantunan di dalam doa. Bukan seperti memberi dengan kasar kepada Allah,
lalu berkata kasar pula kepada Allah, Hei, berilah aku mobil. Alu sudah bersedekah kepada-
Mu. Ya, tentu saja bukan doa seperti ini yang saya maksudkan. Berdoalah seperti biasa.
Namun hantar doa itu dengan amal saleh, sebelum dan setelahnya. Sedang sedekah,
adalah bukan satu2nya amal saleh. Ia hanya satu dari sejuta amal saleh yang bisa dipilih
oleh kita.

Saudaraku semua. Bahkan di dalam doa tadi, sudah ada amal saleh loh. Tahukah saudara,
apa amal saleh di dalam doa tadi? Nawaitu membahagiakan orang tua. Ya, nawaitu
membahagiakan orang tua, adalah amal saleh dari sebuah niatan baik. Dan insya Allah, doa
itu "tidak berdiri sendiri". Doa itu dihantar, dibungkus, dengan amal saleh yang begitu
indah. Dia meminta mobil, bukan untuk dirinya, melainkan untuk emak dan bapaknya.
(Bersambung)

Pergi Haji dan Umroh, Bukan Mimpi (Bag.3) ; "Do'a, Keyakinan & Perjalanan Do'a" updated :
2009-07-17
Kalau kita mau berdoa sepenuh keyakinan,

dan yakin seyakin-yakinnya,

juga berulang-ulang bahkan terus menerus,

insya Allah, Allah yang akan mewujudkan doa kita.

Saya kembali lagi ke Mekkah!

Udah Bukan Mimpi Lagi


Tidak ada yang pantas untuk disebut dan dipuji di balik semua ragam nikmat, kecuali DIA, Allah ‘azza wa
jalla. Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin, puji syukur buat Allah. Saya kembali lagi ke Mekkah, ke Tanah Suci.

Juli 2009 ini kembali saya ada di Mekkah dan Madinah.

Fabi-ayyi aa-laa-i robbikumaa tukadzdzibaan, nikmat mana lagi yang kalian dustakan? Demikian Allah
juga menyindir saya. Kalau bukan menjadi orang yang bersyukur, ya apalagi pilihannya? Pilihannya
adalah kufur nikmat. Na’uudzu billaahi min dzaalik.

Subhaanallah, rasanya baru kemaren saya kembali dari Tanah Suci, kini sudah di Tanah Suci lagi.
Alhamdulillah. Ya, saya baru pertengahan Juni yang lalu ke Tanah Suci. Kini, di awal Juli, sudah di sini
lagi aja.

Ketika saya menulis ini, saya hentikan sejenak untuk membaca al Faatihah. Kiranya demikian jugalah
Saudara semua. Hentikanlah dulu membaca tulisan ini, dan bacalah dulu al Faatihah...

al Faatihah...

Sehabis baca Surah al Faatihah, aminkan doa saya:

Ya Allah, Engkaulah Pemilik Pintu dua kota suci; Makkah dan Madinah. Bukakanlah pintu Makkah dan
Madinah untuk saudara-saudara saya yang belom berangkat. Sedang yang sudah berangkat,
berangkatkan lagi semuanya ke Mekkah dan Madinah untuk menyempurnakan ibadah haji dan umrah
yang terdahulu. Ya Allah, Engkau juga Yang Maha Memiliki Rizki, Mengaturnya, Membaginya,
Meluaskannya, atau Menyempitkannya. Izinkan hamba-Mu ini berdoa di Mekkah ini, agar Engkau bukan
saja mengarunia rizki untuk saudara-saudara saya berangkat haji dan umrah, melainkan juga ada rizki
untuk memberangkatkan kanan dan kiri kami untuk juga bisa sujud dan ruku’ di Masjidil Haram dan di
Masjid Nabawi.

Ya Allah, kami percaya, pergi haji dan umrah, sungguh bukan perkara uang. Tapi murni urusan
Kehendak-Mu, Ridha-Mu dan Izin-Mu. Kami kepengen bukan sekedar berangkat. Melainkan berangkat
yang Engkau ridhai. Kami ingin bukan sekedar bisa ke Mekkah dan Madinah, melainkan bisa bener-
bener beribadah yang diterima.

Berikan berkah-Mu buat sesiapa yang memasuki dua kota suci-Mu ini ya Allah, dan jadikan kami beserta
anak keturunan kami, keluarga kami, istri (atau suami) kami, sahabat-sahabat kami, semua termasuk
yang diberkahi oleh-Mu.

Terima kasih ya. Semoga aminnya doa saudara semua didengar oleh Yang Maha Mendengar. Sungguh,
Allah Yang Maha Tahu, mudah-mudahan mengetahui bahwa doa yang saya tulis ini sungguh-sungguh
saya panjatkan dengan keyakinan sesiapa yang mengamini akan betul-betul terjawab segala doanya.
Tinggallah saudara sendiri yang meyakini aminnya diri saudara sendiri.

***

Saudara percaya kekuatan doa? Mudah-mudahan kisah saya di waktu kecil ini semakin membuat
kita semua percaya kekuatan doa. Amin.

Teringat peristiwa dua puluhan tahun yang lalu ketika saya masih kecil.
Saudaraku semua, saya sampe kelas 6 Ibtidaiyah (setara SD) masih dimandikan ibu saya, Hajjah
Humrif’ah binti KHM Mansur Jembatan Lima. Bahkan ini rahasia ya (he he he, rahasia koq ya dibuka),
saya sampe kelas 3 Tsanawiyah (setara SMP) masih ngompol, he he he. Kerjaannya saban pagi jemur
kasur! Ha ha ha.

Nah, dulu tuh kalo mandi sore, ibu saya mendirikan saya di bale kayunya bekas almarhum Kyai Haji
Muhammad Mansur (Guru Mansur) Jembatan Lima. Saya mandi di dekat bale ini. Bale yang sangat tua
yang sampe sekarang masih ada. Di kamar mandi dekat bale ini, sebenernya bale bersejarah. Di
sanalah kata nenek saya, Bung Karno sempet mandi sebelum berangkat menikah dengan Bu Fat. Konon
kata nenek saya (dan ini saya ga bisa membuktikan, he he he), bapaknya nenek saya, ya Guru Mansur
tersebut, dijemput Bung Karno untuk menikahkan beliau. Wallaahu a’lam. Tapi saya dulu senang dengan
cerita ini.

Sambil berdiri di bale tersebut, ibu saya mengeringkan badan saya dari air bekas mandi. Sambil
mengeringkan badan saya, ibu senantiasa dan berulang-ulang berdoa begini: “Ibu doain mudah-
mudahan Kamu bisa bolak balik ke Mekkah seperti ke pasar. Bisa keluar negeri semudah pergi keluar
rumah...”

Dan doa ini hampir senantiasa berulang-ulang. Hampir tiap mandi sore.

Yusuf Mansur kecil dulu pernah sedikit protes, “Koq doanya begitu melulu...?”.

Ibu saya menjawab enteng, “Emangnya ga mau didoain supaya gampang ke Mekkah dan bolak balik?”

“Tapi kan ke Mekkah itu susah. Kudu jadi orang besar, kudu punya uang banyak. Kayak Ayah Mamad...”,
begitu saya katakan kepada ibu saya.

“Eeeehhh... Kalo Allah udah punya kemau, ga ada yang susah...”.

Kalimat ini kan kalimat Kun Fayakuun. “Innamaa amruhuu idzaa araada syai-an ay yaquula lahuu kun
fayakuun, Sesungguhnya urusan-Nya jika menghendaki sesuatu cukup bagi-Nya mengatakan jadi, maka
jadilah. Fasubhaanal ladzii biyadihii malakuutu kulli syai-in wa-ilaihi turja’uun, Maha Suci Allah yang di
Tangan-Nya segala kekuasaan berada, dan kepada-Nya lah kalian semua dikembalikan”. (Qs. Yaasiin:
82-82).

***

Saudaraku yang mengimani Kekuasaan Allah. Saat saya menulis ini mendadak saya kangen sama ibu
saya yang beloman saya berkhidmat kepadanya sepenuh hati. Kesibukan dakwah sudah menjauhkan
saya dari ibu saya. Alhamdulillah, saya punya adik-adik yang 24 jam menjaga ibu saya. Semoga
Allah kumpulkan kami semua dalam surga-Nya.

Sambil menulis, saya kembali mengingat peristiwa tersebut.

Doa ibu saya menjadi kenyataan. Semuanya bener-bener jadi nyata. Doanya saja sudah luar biasa.
Apalagi keluarnya dari mulut ibu saya. Masya Allah.

Asli, kemudian saya menemukan diri saya bener-bener bisa bolak balik Mekkah dan Madinah.

Dan bener-bener bisa disebut “semaunya”. Se-kapan-nya. Alhamdulillah. Saya malah pernah hanya 8
jam saja di Mekkah. Tiba sekitar jam 00 waktu Saudi. Nemuin jamaah sebentar di Jeddah, kemudian
masuk Mekkah untuk umrah. Istirahat menjelang shubuh, kemudian shubuh berjamaah di Masjidil
Haram. Selepas shubuh, tidur sebentar, kemudian dhuha, tawaf wada’, dan kembali ke Jeddah untuk
kemudian bertolak kembali ke Jakarta. Alhamdulillah, sehat saja.

***

Dulu, wajar ibu saya senantiasa berdoa seperti itu. Saya mengerti. Bagi seorang Humrif’ah, ibu saya,
saat itu pergi haji bener-bener menjadi barang mimpi. Rada-rada ga mungkin. Obsesi ke tanah suci
beliau tumpahkan dalam bentuk doa untuk anak sulungnya ini. Subhaanallaah.

Jangankan untuk orang dulu. Untuk orang sekarang juga, doa itu masih rasanya kurang lazim. Apalagi
dulu di mana transportasi begitu sulit.

Dulu di pohonnya keluarga besar Guru Mansur, ahli falak dan kyai tua Betawi pada masanya, ada
seorang kyai. Namanya: Almarhum KH. Ahmadi Muhammad. Beliau turunan ketiga dari Guru Mansur.
Saya generasi ke-empat. Ga elok bicara turunan. Tapi sekedar melengkapi tulisan. Jika saudara melintas
dari Roxy menuju Stasiun Kota, maka ada nama jalan KHM. Mansur di Jembatan Lima. Di rumah
beliaulah saya lahir. Saya besar dan tumbuh di lingkungan keluarga besar Al Mansuriyah Jembatan
Lima. Rumah betawi kuno yang Masjid tuanya diberi nama Masjid Al Mansuriyah. Dibangun di tahun
1777M. Ada juga madrasahnya.

Nah, saat saya kecil, madrasah dan masjid itu dipimpin oleh almarhum KH. Ahmadi Muhammad
atau yang biasa dipanggil ayah Mamad (almarhum). Beliau ini punya KBIH (Kelompok Bimbingan
Ibadah Haji). Hampir saban tahun beliau berangkat haji. Membawa ratusan jamaahnya. Tidak kurang
500-an jamaah saban tahunnya.

Dulu, kalo musim haji, sangat menyenangkan sekali buat kami para buyut Guru Mansur. Jamaah tumpah
ruah, dengan pengantar yang berjumlah ribuan. Ratusan mobil berbaris di luar masjid. Memenuhi jalanan
Kampung Sawah hingga keluar luar jalan raya Jembatan Lima. Bersiap-siap mengantar jamaah haji yang
harus berkumpul di Asrama Haji Pondok Gede.

Sehabis azan dikumandangkan, shalawat diperdengarkan, doa dibacakan, isak tangis sahut-sahutan.
Betul-betul pemandangan yang mengharukan zaman dulu mah. Kemudian jamaah satu per satu masuk
bus yang sudah disiapkan. Sedang keluarga demi keluarga pengantar, masuk ke mobil masing-masing.
Di kaca mobil, semuanya, dengan bangga, ditempel kertas: Rombongan Haji al Mansuriyah.

Senang sekali dah.

Kenapa menyenangkan? Sebab sehabis dari mengantar jamaah haji ke Pondok Gede, mestilah kami
yang kecil-kecil ini, maen-maen ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) atau ke Ancol.

Dulu, seputaran Pondok Gede, muacet total kalo musim haji. Deretan pedagang oleh-oleh Arab bisa
ditemukan dengan gampangnya. Beda dengan kondisi sekarang.

Sebagai ketua KBIH, almarhum Ayah Mamad punya jatah untuk memberangkatkan orang-orang yang
dikehendakinya untuk pergi haji. Dulu, ibu saya, dan kakaknya (Hajjah Hurul ‘In) termasuk yang
menanti, kapan giliran itu datang. Tapi karena Kehendak pergi haji itu punya Allah, bukan punya Ayah
Mamad, maka beliau berdua (ibu saya dan kakaknya) ya santai aja. Berharap, iya. Tapi berharap
banyak, engga. Apalagi dengan Ayah Mamad ini beda nenek. Seasal, tapi beda cabang. Sepohon, beda
cabang. Tentu saja, beliau akan mengutamakan circlenya dulu.

Ibu saya, meski tinggal di keluarga emas, namun secara finansial tergolong engga mampu. Lantaran
Allah hadirkan kakaknya itulah, alhamdulillah, masih bisa makan minum dan hidup normal. Baik sekali
keluarga kakaknya ibu ini. Suaminya, KH. Sanusi Hasan, adalah orang yang merawat saya sejak kecil.
Wuah, koq jadi cerita masa kecil ya? Ga apa-apa dah. Jarang-jarang kan ya?

Di DVD MDN seri ke-8 atau ke-7 kalo ga salah, saya beriwayat tentang kehidupan saya ini. Mudah-
mudahan saudara-saudara semua sudah memiliki DVD MDN ini.

Ya itulah. Bagi ibu saya dan kakaknya, pergi haji jadi bukan perkara gampang. Berdoa, menjadi seperti
meluapkan obsesinya kepada Allah Tuhannya.

***

Doa mengalir ke saya, dari ibu saya, agar pergi haji bisa bolak balik dan keluar negeri semudah keluar
rumah.

Barangkali dulu yang terlintas oleh ibu saya adalah seperti Ayah Mamad itu. Bolak balik saban tahun. Ga
kebayang bakal seperti saya, jauh melampaui Ayah Mamad sendiri. Bisa sebulan 2-3x bulak balik.

Dari sini, yakinlah saudaraku semua, bahwa kalau saudara mau berdoa dan yakin, maka Allah
yang akan membuatnya menjadi mungkin. Coba saja.

Selain doa tentang bulak balik ke Mekkah seperti ke pasar, doa lainnya ibu saya adalah saya bisa pergi
keluar negeri seperti keluar pintu rumah. Ini pun dikabulkan Allah. Sayat ini saya kalau mau pergi keluar
negeri, tinggal menyebar imel: “Saya ada waktu nih... Siapa yang mau nerima kedatangan saya...”.
Begitu saya kirim ke kawan-kawan di KBRI-KBRI maupun di perhimpunan muslim-muslim di luar negeri.
Wuah, spontan akan ada yang menyambut itu imel dan merancang perjalanan ke sana. Subhaanallaah.
Ini berkah doa ibu, bibi, paman, para guru dan keluarga.

Bener-bener. Sesuatu yang dulu nampaknya tidak mungkin, dibuat mungkin oleh Allah.
Alhamdulillah.

***

Keajaiban ini tentu saja bukan milik saya semata. Dan bukan hanya milik ibu saya saja. Melainkan milik
semua yang percaya bahwa Allah akan mengabulkan doa.

Sungguh, doa itu seperti anak panah yang dilepaskan Arjuna atau Kresna. Bahkan lebih mulia daripada
itu. Ungkapan saya hanya untuk menunjukkan, bahwa doa, sekali ia sudah dilepaskan dari lisan dan hati
yang yakin, maka ia pasti akan dikabulkan Allah. Tinggal soal waktu saja. Ini yang saya sebut sebagai
perjalanan doa. Ia bukan saja perlu keyakinan. Ia juga perlu kesabaran, perlu baik sangka, dan
memerlukan pupuk lagi bila mau kabul lebih cepat.

Di Pergi Haji Bukan Mimpi edisi-edisi selanjutnya, kita masih akan bercanda tentang kekuatan doa,
keyakinan, kesabaran, dan amal saleh sebagai pupuknya. Ada di antaranya cerita seorang merbot yang
berangkat dengan kekuatan doa saja selama 2 tahun berturut-turut. Cerita seorang tukang becak dan
tukang nasi yang bisa pergi haji plus berdua, yang menggambarkan bahwa benar-benar pergi haji bukan
saja milik mereka yang berduit, berpangkat, dan berkedudukan. Pergi haji dan umrah milik siapa saja
yang dikehendaki Allah untuk menjadi tamu-Nya.

***

Berikut tips buat saudara semua:


# Betul-betul banyak berdoa dan rajinkan berdoa. “Berdoa itu bermanfaat bagi sesuatu yang sudah
terjadi maupun yang belum terjadi. Maka hendaklah kalian banyak berdoa...” (al Hadits). Bahkan sabda
Rasul, tidak ada satu doa pun yang dipanjatkan kecuali ia menjadi simpanan kebaikan bagi yang berdoa.
Seperti ibu saya. Beliau tidak mengerti bahwa doanya itu bekerja! Beliau berdoa betul-betul berdoa.
Rajin. Ga mengerti bagaimana Allah kelak akan mewujudkannya. Pokoknya berdoa. Bukan setahun dua
tahun. Tapi sampai saya lulus SD, ya sampai ga dimandikan lagi, he he he. Selama dimandikan sama
ibu (sepanjang SD), ibu berdoa begitu terus. Kayak kaset yang diputar terus menerus. Ternyata nyampe
tuh doa.

# Doakan anak keturunan. Sebab doanya orang tua kepada anaknya itu seperti doa seorang nabi buat
ummatnya. Masya Allah. Tengoklah diri kita. Seberapa rajin kita mendoakan anak-anak kita? Bahkan
ketika kita mendoakan anak-anak kita, kita pun seringnya berdoa secara borongan. Tidak mendoakan
satu-satu, menyebutnya sesuai keadaannya. Coba jajal sebut satu-satu. Saya pernah bicara-bicara
dengan Ibu Hajjah Misi, walimurid santri Daarul Qur’an. Ia serius menceritakan keajaiban doa dari beliau
untuk anaknya: Bill dan Bella. Satu saat, Bill dan Bella gerah melihat sang ibu begitu khawatir terhadap
mereka. Bill sang kakak lalu bicara pelan kepada mamahnya, “Mah, percaya Allah kan? Cobalah titip
saya dan Bella kepada Allah. Tugas saya belajar di sini yang benar. Insya Allah. Mamah tenang saja di
rumah mendoakan kami. Bangun malam buat kami. Kami dhuha, mamah dhuha. Kami puasa, mamah
puasa. Kami belajar, mamah berdoa. Insya Allah dah semua akan baik-baik saja”. Bu Hajjah Misi
bercerita kepada saya, “Alhamdulillah Ustadz. Di sekolah sebelumnya, Bill itu selalu juara satu. Tapi dari
belakang, he he he. Kemaren waktu bagi raport alhamdulillah rangking 3!”.

# Rajin-rajin doakan orang tua. Orang tua pastilah tidak meminta apa-apa dari anaknya. Bahkan tidak
pula meminta doa dari anaknya. Kitanya saja yang kudu banyak ingatnya sama orang tua, termasuk
mendoakannya. Sampai sini, saya banyak-banyak beristighfar kepada Allah dari dosa lalai mendoakan
orang tua.

# Banyakin husnudzdzan sama Allah. Jangan gampang putus asa. Perjalanan doa itu seperti perjalanan
takdir. Berlapis. Jalani dengan sabar kehidupan setelah doa.

# Pupuk doa dengan amal-amal saleh. Apa saja. Yang bisa sedekah, sedekah. Yang bisa dengan shalat-
shalat sunnah, ya shalat sunnah. Yang bisa dengan baca al Qur’an, ya baca al Qur’an. Istiqamahin, dan
dawamin (lakukan terus menerus).

Dah, itu dulu tipsnya. Jalanin dah.

Mohon doa dari semua sahabat di tanah air dan manca negara yang mengikuti tulisan ini. Mudah-
mudahan umrah kami dan umrahnya semua orang yang umrah dari seluruh dunia, diterima oleh Allah.
Perjalanan kami diringankan, dimudahkan, dan diridha. Amin. Sesiapa yang mendoakan, maka doa itu
kembali lagi kepada yang mendoakan.

Kami pun mendoakan semua yang belom berangkat, mudah-mudahan bisa berangkat. Berangkat bukan
sekedar berangkat. Tapi berangkat bersama orang-orang yang dikasihinya, bersama disayanginya.
Bahkan bukan sekedar berangkat, tapi juga memberangkatkan orang lain. Dan bukan sekedar
berangkat, melainkan jadi ibadah. Dan bukan pula sekedar ibadah, melainkan menjadi ibadah yang
diterima. Amin, amin, amin.

Pergi Haji dan Umrah Bukan Mimpi (Bagian 4):


updated : 2009-07-23

Banyak yang kepengen berhaji dan umrah, namun tidak melayangkan permintaan dan doa
kepada Allah, Yang Memiliki Ka'bah. Mari kita berdoa supaya bisa pergi haji dan umrah.
Kalau bisa doanya jangan tanggung-tanggung. Sebut sama Allah supaya bisa pergi haji dan
umrah sekeluarga, dan bisa pula membiayai orang berhaji dan umrah.
Ada sedikit tips: Jika berdoa saban hari ga bisa dan belom tentu bisa, yang karenanya
jadilah ga istiqamah sebutannya, coba jajal memohon kepada Allah saban Jum'at pagi. Ba'da
shubuh, sama keluarga, duduk baca Yaasiin sepulangnya dari masjid. Sesiapa yang baca
Yaasiin akan dimudahkan Allah urusan hajatnya. Kemudian lengkapi dengan sedekah
Jum'at: misal memberi sarapan kepada orang lain, membagi sedekah kepada masjid-masjid
sekitar rumah atau kantor, atau membagikan amplop kepada yatim-yatim dan fakir miskin.
Syukur-syukur mau ngegedein maslahat Yaasiin, dengan mengundang aja jamaah shubuh
plus anak-anak yatim dan miskin sekitar untuk mampir ke rumah sarapan di rumah.
Layangkan sedikit doa bersama sebelomnya sarapan. Jangan lupa, sertakan mereka yang
ikut sarapan agar juga diberangkatkan Allah haji dan umrah. Pasti mereka seneng
mendengar doa yang membawa mereka juga. Rutinkan ini, insya Allah, pergi haji dan
umrah, sejengkal tangan. Bila saudara mau, tetapkan hari mulainya (boleh bukan Jum'at.
Hanya kalo Jum'at itu jadi sayyidul ayyam, seutama-utamanya hari).
Kemudian catat grafik perkembangannya seputar rizki, dan kemudian berbagi ceritalah
tentang apa yang terjadi di kemudian hari, setelah sekian minggu misalnya. Penting untuk
saudara memulai, dan mencatat. Supaya tahu apa perkembangannya (baca: hasilnya), dan
kemudian berbagi pengalaman setelahnya.
Waba'du, demi Allah, pergi haji dan umrah, bener-bener hak semua orang; ada maupun ga
ada duit. Asal benar-benar rajin meminta sama Allah (berdoa), niscaya Allah akan
berangkatkan. Saya pengen sekali kita ngadain seminar-seminar gratis tentang pergi haji
dan umrah bukan mimpi.
Mudah-mudahan dah ya kesampaian. Supaya semua saudara-saudara kita bisa dan pernah
sujud di depan Ka'bah beneran.
Salam, Yusuf Mansur

Munajat updated : 2009-06-26


Bismillaahirrahmaanirrahiim. Allaahumma shalli wasallim wabaarik 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa
'alaa aali sayyidinaa Muhammadi. Astaghfirullahal a'dzhiim wa atuubu ilaih.
Ya Allah, selamatkanlah kami semua dari semua dosa dan perbuatan kami sendiri. Selamatkanlah dari
kehinaan dan permaluan. Selamatkanlah dari fitnah dunia dan segala apa yang membahayakannya. Ya
Allah, Engkau yang menahan sesuatu dan menjaganya. Engkau jugalah pemilik segala pertolongan yang
kami-kami butuhkan. Semua beban kami, kesulitan kami, kesusahan kami, hanya Engkau yang mampu
mengatasinya. Hanya Engkau ya Allah. Tidak ada selain Engkau yang mampu menolong kami. Tidak ada
satupun pertolongan manusia bisa menolong kami jika Engkau tiada menghendakinya. Dan tidak ada
satupun bahaya menimpa kami jika Engkau juga tiada mengizinkannya. Ya Allah, terlalu kecil semua
urusan kami buat-Mu. Bahkan semua urusan manusia jika dikumpulkan dan dihadapkan pada-Mu, juga
teramat kecil. Tiadalah salah kami yang lemah ini bener-benar bergantung kepada-Mu. Jika ada dosa
kami, maka ampunilah ya Allah. Jangan sampai dosa kami menyengsarakan kami dunia akhirat. Dan jika
ada kebaikan dari diri kami, mudah-mudahan ia mencukupi buat diri kami mendapatkan rahmat-Mu.
Wahai yang maha pengasih dan yang maha peyayang, sungguh kami sangat berhajat akan pertolongan-
Mu. Ya Allah, betapa kami-kami ini sudah menjadi hamba-Mu yang lalai dan lalai terus. Diberi sedikit
nikmat saja, sudah lari kami menjauh dari diri-Mu. Adalah pantas jika kemudian kesusahan dan kesulitan
kembali Engkau hidangkan di kehidupan kami. Ya Allah, kami pahami semua kesulitan kami adalah
sebuah bentuk Kasih Sayang-Mu terhadap kami. Engkau tidak menghendaki kami susah di negeri yang
kami tidak bisa lagi kembali. Engkau menghendaki kami bertaubat dan meniti jalan lagi kembali menuju
diri-Mu. Ya Allah, bimbinglah kami agar kami bisa menemukan mutiara di balik semua kesusahan kami.
Penuhi hati kami dengan kesabaran, keikhlasan menjalani hidup, dan niatan yang kuat untuk memenuhi
hidup kami dengan ibadah kepada-Mu. Ya Allah, kepada siapa lagi kami mengadu jika bukan pada-Mu.
Kepada siapa lagi kami bersandar jika bukan pada-Mu. Kepada siapa lagi kami berlindung dari segala
ketakutan dan kegelisahan kami, jika bukan kepada-Mu. Tunjukkan segala jalan buat kami untuk
mendapatkan ridha-Mu dan Pertolongan-Mu. Ya Allah, sesiapa yang membaca doaku ini, lalu ia
menambahinya dengan apa-apa yang menyesakkan dadanya, kabulkanlah. Sesiapa yang membaca doa
ini, dan kemudian ia menambahi dengan apa yang memusingkannya, dan dengan apa yang menjadi
hajatnya, kabulkanlah ya Allah. Engkau betul-betul Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada yang
tidak mungkin bagi diri-Mu. Kekuasaan-Mu tiada berbatas dan tiada bertepi.
Laa hawla walaa quwwata illaa billaahil 'aliyyil 'adzhiem, washallallaahu 'alaa sayyidinaa Muhammadin
wa 'alaa aalihi wa shohbihii ajma'iin, walhamdulillaahi robbil 'aalamiin.

Yth., jamaah sekalian, saya mohon munajat ini untuk disebar/diteruskan lagi baik via email, komunitas
facebook, posting blog, dan lain sebagainya. Terima kasih.

Seratusan Kasus Sedekah, Seratusan Kasus Tauhid


updated : 2009-06-25

Ada banyak pertanyaan yang kita ajukan kepada Allah,

Namun sedikit pertanyaan yang kita ajukan kepada diri kita.

Di Kuliah Tauhid di KuliahOnline di www.wisatahati.com, masih dan sedang berlangsung perkuliahan


seratus kasus sedekah, yang sekaligus menjadi pembelajaran tauhid lewat pembelajaran seratus kasus
kehidupan. Beriringan dengan itu, dibahas pula kajian tafsir dari ayat-ayat yang dipelajari di Kuliah
Tauhid.

Berikut ini salah satu kisah yang saya cuplik dari KuliahOnline.

Ada sepasang suami istri yang mendapatkan berkah memiliki anak-anak yang menghafalkan al Qur’an.
Dua dari anak-anaknya, disekolahkan di Daarul Qur’an. Kembar. Sebelum masuk di SLTP Daarul
Qur’an udah hafal 20-an juz duluan. Di Daarul Qur’an tinggal penyempurnaan saja. Ketika kisah ini saya
angkat di DhuhaaCoffee, si kembar ini, dua-duanya sudah berhasil merampungkan hafalan al Qur’an.

Ibu dan ayahnya si kembar ini kemudian berkenalan lebih dalam dengan sedekah. Keajaiban-keajaiban
kecil terjadi ketika sepasang suami nan berkah ini menjalankan sedekah. Hingga kemudian keduanya
memutuskan sedekah besar. Mobilnya dia jual, dan beliau berdua sedekahkan. Beliau punya doa
kepada Allah. Yakni agar rumah dan tanah yang sedang dijual di dekat kediaman mereka bisa mereka
beli.

Dengan yakinnya mereka bilang, “Kami sedekahkan mobil kami agar Allah berikan kepada kami rizki
agar rumah dan tanah tersebut bisa kami bayarkan. Tepat pada waktunya”.

Saat itu, saya mengiyakan juga. Sebagai doa juga buat beliau berdua. Padahal mah, hati ini membatin,
bahwa keduanya berhak mendapatkan yang lebih besar dari sekedar rumah dan tanah tersebut. Tapi
saya juga meyakini, bahwa insya Allah mungkin saja terjadi. Wong testimoni begini udah sering juga
terjadi.

Hingga saatnya pemilik rumah ini memberi tenggat waktu, keduanya belom mendapat jawaban. Tapi
emang husnudzdzannya sama Allah minta ampun besarnya. Beliau banting kepada “bahwa belomlah
cukup berterima kasih diberi anak-anak yang semuanya menghafal al Qur’an”. Beliau juga biarkan
semua terjadi dan terjadilah. Bahwa dia berdua sudah menyedekahkan kijangnya, ya sudah. Tidak
semua orang juga kan bisa menyedekahkan mobil satu-satunya. Sedangkan dia bisa. Artinya, dari sisi
ini saja, sudah bersyukur banget. Luar biasa. Apalagi katanya, dia berdua kini pake mobil kijang baru.
Innova. Sewaan sih, tapi kan ga ada yang tahu juga bahwa ini sewaannya. Mereka berdua masih
menyimpan keyakinan, bahwa sedekahnya biar bagaimana, mestilah diganti sama Allah. Hanya emang
Allah lah yang tahu kapan-kapannya penggantian itu dan pegimana bentuknya. Bisa jadi, belum
seukuran rumah dan tanah yang diincar. Melainkan mobil pengganti dulu, sehingga begitu sewaan
selesai, mobil baru sudah diberi Allah.

Saya terus memompa beliau supaya makin kuat husnudzdzannya sama Allah. Saat tulisan ini
diturunkan, tanah yang diincar tersebut, sudah dibeli kawannya. Sudah di-DP-in 100jt. Totalnya 300jt.
Tapi kemudian beliau ngabarin bahwa tanah tersebut ditawarkan ulang. Katanya, lunasin saja 2 bulan
lagi. Yang 100jt nya yang sudah dia dp-kan, entar-entar aja bayarnya.

Saya kemudian bilang ke mereka, tetap saja ga usah maksain. Biar saja. Terus saja meminta kepada
Allah. Belum diberi tapi jangan sampe kemudian kita ini berhenti meminta. Meminta mah meminta aja
terus. Siapa tahu ada Rencana Allah yang begitu indah. Ada hamba-Nya Allah yang Allah gerakkan
untuk beli itu rumah. Dan ada yang lain yang digerakkan untuk membeli tanahnya. Oleh si pembeli
rumah, rumah itu dibagusin, direnovasi. Dan oleh si pembeli tanah, tanah itu dibangunkan kontrakan-
kontrakan. Kemudian, bisa jadi juga dua-duanya ada kesulitan, lalu dijuallah keduanya. Rumah yang
sudah bagus itu dijual, dan tanah yang sudah dibangun kontrakan, juga dijual. Dijualnya sama satu
orang. Lalu, orang ini kemudian menghibahkan kepada si suami istri ini untuk dijadikan pesantren! Bisa
saja. Wong Allah koq yang punya kuasa. Insya Allah semuanya mungkin. Yang penting, husnudzdzan
teruuuus dan jangan pernah mempertanyakan keadilan dan jawaban janji Allah. Kita-kitanya saja yang
harus sering-sering mempertanyakan pertanyaan-pertanyaan tentang diri kita. Oceh?

Nah, kasus demi kasus sedekah, kisah demi kisah sedekah, disajikan untuk diri saya dan saudara-
saudara semua. Semoga bermanfaat.

Saya tidak bosan mengingatkan semua jamaah untuk ikutan daftar dan menyiarkan KuliahOnline.
Buruan daftar buat yang belom daftar ya. (daftar kuliahonline, klik di sini).
Pergi Haji dan Umroh, Bukan Mimpi (Bag.1) updated : 2009-06-16
Pergi Haji dan Umrah itu bukan mimpi. Dan ke tanah suci, asli bukan urusan duit dan bukan hanya
haknya mereka yang kaya. Sepenuhnya sebab Kehendak dan Ridha Allah SWT. Di dalam 120-an orang
di rombongan Al Amin Mulia Lestari (Wisatahati), begitu banyak orang-orang yang hitungan ekonomi
lemah, namun bersama-sama dengan gagahnya memakain kain ihram, mengucapkan talbiyah, dan
tawaf bersama mereka-mereka yang bayar! Ada di antaranya Mbah Kemi, yang bahkan tidurnya
bersama kambing piaraannya, saking miskinnya. Beliau bisa berangkat umrah, sebab banyak
keutamaannya yang luar biasa. Saya pernah mengatakan bahwa untuk bisa bersedekah, mbok ya puasa
Daud (sehari puasa sehari tidak), supaya bisa hemat. Lah, Mbah Kemi ini malahannya memilih makan
makanan basi (ga lazim memang), supaya jatah makannya bisa ia sedekahkan. Dan saudara mungkin
kaget bila mengetahui umurnya Mbah Kemi ini di atas 100 tahun! Gagahnya, jangan tanya. Beliau masih
sanggup jalan kaki 15 kilo, dengan membawa beban 30kg! Sesuatu yang bahkan Yusuf Mansur ga bisa
lakukan. Dikasih uang, dibelikan kambing untuk dibesarkan. Setelah besar, dijadikan kurban di
kampungnya di saat idul adha. Dikasih 800rb oleh satu lembaga amil zakat, malahan dibelikan karpet
buat mushalla kampung dan dipanggul sendiri lagi karpetnya... Masih banyak kisah lainnya. Nantikan di
DhuhaaCoffee edisi pekan depan dst.

Pergi Haji dan Umroh, Bukan Mimpi (Bag.2) updated : 2009-06-21

Muhammad memandangi Vespanya. Mana mungkin ia berani bermimpi bisa pergi haji dan umrah.
Jangankan pergi haji dan umrah beneran, bermimpi saja saat itu ga berani. Hingga kemudian ia percaya
bahwa hidup manusia itu bisa berubah. Pasang saja mimpi dulu, dan kejar dengan amal nyata dan
ibadah. Selebihnya sempurnakan dengan doa dan sedekah.

Muhammad kemudian bergerak pasti. Ia kayuh hidupnya dengan membekali dirinya dengan amalan-
amalan sunnah; dhuha, bangun malam, dan sedekah. Persis seperti yang dikumandangkan Wisatahati
dan Daarul Qur'an. Di balik sunnah, ada kejayaan.

Muhammad, yang punya nama asli separuh nama perempuan ini; Muhammad Munawwaroh, menjadi
salah satu peserta umrah edisi Juni 2009. Tapi Muhammad yang sekarang, Muhamamd yang sudah
berbeda. Dari gaji 2 juta, kini gajinya sudah 60 juta rupiah, plus pendapatan istri, nyaris bisa menyentuh
100 juta rupiah sebulan. Buat dia, bukan lagi mudah sekarang ini untuk ke tanah suci, tapi juga mudah
memberangkatkan orang ke Mekkah dan Madinah! Vespanya sudah di-say-good-bye-kan. Mobil dinas
Camry terbaru sudah jadi tunggangannya. Jabatan Direktur Marketing Indo Farma pun disandangnya.
Dengan 400 anak buahnya, beliau bahu membahu mengelola omzet 1,4 trilyun setiap tahunnya!
Sungguh suatu prestasi yang luar biasa, yang bisa dicapai olehnya dalam hitungan tidak sampe 1
dasawarsa.

Terngiang kisahnya di Masjid Nabawi... Semua dicapai karena Karunia Allah. Banyak jalan bisa ditempuh
semua manusia, dan relatif jalan-jalan itu tidak memerlukan biaya. Ia hanya memerlukan kemauan dan
niat yang besar. Yaitu Jalan Allah. Muhammad Munawwaroh bercerita, bahwa ia pertama kali belajar dari
ayahnya. Seorang tentara biasa dengan 10 orang anak. Satu ketika, ia butuh uang. Ayahnya bertanya,
bener butuh uang? Kalo bener, ayo ntar malam ikut ayah ke masjid! Muhammad Munawwaroh bertanya,
loh koq ke masjid? Ternyata ayahnya mengajaknya sujud di keheningan malam dan memintanya
memperdengarkan keinginannya kepada Yang Maha Kaya.

Tradisi ini ia teruskan. Tulisan ini tidak sanggup melukiskan kebahagiaan beliau bisa hidup di dalam
ajaran-ajaran Sunnah, istiqamah, dan kemudian mengajarkannya kepada yang lain.

Muhammad Munawwaroh mengatakan, yang mahal adalah bukan ketika bisa memberangkatkan umrah.
Tapi yang mahal adalah ketika kita bisa memberikan pengajaran dan motivasi kepada seseorang untuk
mengikuti jejaknya, hingga kemudian bukan saja ia bisa berangkat umrah sendiri, namun juga bisa
memberangkatkan umrah orang lain!

Di lain tempat di Madinah al Munawwaroh, nama yang barangkali jadi inspirasi sang ayah
menamakannya, beliau cerita, bahwa shalat malam, dhuha dan sedekah, sudah menyelamatkannya dari
kecelakaan fatal di jalan raya. Mobil hancur berguling-guling, namun seluruh isi keluarga, termasuk bayi
mereka, selamat tanpa satu kurang apapun. Mereka sadar, malamnya mereka tahajjud, paginya mereka
dhuha dan bersedekah sebelomnya jalan. Allah menyelamatkan mereka.

Banyak lagi ragam kisahnya Muhammad Munawwaroh, namun mudah-mudahan secuplik kisahnya, bisa
dijadikan lecutan buat kita semua untuk mampu shalat malam, dhuha, dan sedekah... Sambil terus
memperbaiki shalat-shalat fardhu kita. Tentu saja.

Don't Give Up! updated : 2009-09-12


Jangan pernah give up dengan keadaan sekarang. Saya kalo nengok dulu, nyeselnya
setengah mati. Kenapa begini kenapa begitu. Kenapa ketemu si ini kenapa ketemu si itu.
Kenapa dibohongin si ini dan bisa dibohongin si itu. Kenapa milih jalan ini bukan itu, dan
seterusnya. Tapi setelah saya redhokan, saya pasrahkan, sama Allah yang maha mengatur,
saya bisa tersenyum dan malah berterima kasih dengan keadaan dulu. Thanks ya Allah.
Kalo dulu Engkau tidak memberiku kesusahan, niscaya tidak akan bisa kudapat berkah
seperti sekarang ini. Lalu sekarang diri ini meminta kepada Allah agar memberiku
kesempatan bersyukur dan bersabar serta memiliki lebih lagi husnudzdzan kepada Allah.
Nawaitu memperbaiki beribadah meletup-letup manakala bertemu dengan limpahan
karunia. DIA teramat baik, dan amat sangat teramat baik. Tapi tidak akan ada yang
menyangka DIA amat sangat teramat baik hingga memiliki hati yang bersyukur dan penuh
baik sangka kepada seluruh kehendak-Nya. Dunia ini milik DIA, hingga terserah DIA
mengatur apa untuk kita. Kita hanya bisa berdoa agar Allah bukan hanya menguji kita, tapi
juga memberikan kita kekuatan, dan mendampingi setiap jengkal kehidupan kita. Be
strong.
With love, Yusuf Mansur.
(Bila ada jamaah yg punya kisah senada, silahkan kirim imel ke yusufmansur_wh@yahoo.com, atau langsung
di modul Kirim Testimoni Uswatun Khasanah).

Kepasrahan Diri updated : 2009-05-29


(T) 08132570xxxxx:

Ustadz, anda kok nggak jawab sms saya padahal kemarin dulu anda tanya berapa hutang saya.
Ternyata percuma anda cuma bisa ceramah nyuruh sedekah tapi ternyata ndak mau nolong orang yang
punya hutang seperti saya, berarti anda seperti punya dendam terhadap masa lalu anda, sehingga
sedekah yang terkumpul hanya untuk kepentingan kelompok atau yayasan yang anda dirikan dan untuk
menghidupi orang-orang yang mau hidup dalam yayasan anda.

(J) sms Saudara yang mana ya? Maaf, bisa sms lagi?

(T) Ustadz, ini sms saya tadi pagi, saya punya hutang 300 juta, jatuh tempo tgl 25 mei besok senin,
ustadz ada solusi?

(J) Oh iya, saya sempat baca memang. Maaf ya. Sedari jam 3 saya udah "on". Sampe jam 13.30 acara
boleh dibilang tiada putus. Jam 13.30 saya jalan ke tempat acara di Parung, tertidur sampe ashar. Habis
ashar sampe di tempat acara. Di sini sampe maghrib acara. Ini baru jeda. Saya pake buat makan. Saya
sampe ga makan demi bales sms antum. Masya Allah, semoga Allah memaafkan saya. Maaf ya. Untuk
solusi hutang, hadepi saja dengan gagah. Malam ini, shalat taubat, shalat hajat, dan siap-siap tahajjud.
Tutup malam dengan nawaitu sedekah. Besok pagi sedekah dah. Mudah-mudahan ada Keajaiban.

(T) Kalo ustadz ndak bisa bantu, saya di bantu no hp ustadz lihan yang ustadz ajak ceramah waktu di
TPI hari selasa kemarin. Mudah-mudahan dia bisa nolong saya, saya sudah putus asa apa yang harus
saya kerjakan anak dan istri sudah ndak tahan dan depkolektor sering datang kerumah. Semua ajaran
ustadz udah saya lakukan dari sholat 5 waktu, puasa daud, tahajjud, dhuha, sedekah tos-tosan.

(J) Saya doakan, semoga antum dimudahkan Allah segala urusannya. Banyak-banyak pasrah saja. Saya
tidak bisa memberitahu nomor nya beliau. Maaf ya.

(T) Ustadz, udah dari bulan januari saya riyadhoh sholat taubtat, sholat tepat waktu, qabliyah ba'diyah,
hajat, istikharoh, tahajjud, dhuha, puasa daud, sedekah pagi, tapi ada kurangnya apa ya salah saya,
sehingga Allah belum kasih petunjuk dan jalan keluar? Kalo pasrah memang belum total apalagi kalau
hati galau pikiran kacau jadi belum bisa pasrah total. Gimana ni ustadz?

(J) Antum ga bakal tau pasrah, sampe ya pasrah sepasrah-pasrahnya. Jajal aja besok sepasrah-
pasrahnya. Penjara ya penjara, bubar anak bini ya bubar. Nanti Allah akan mengembalikan lagi hidup
antum. Insya Allah saya doakan.

(T) Ustadz di majelis anda tidak ada tho yang mau bantu orang yang terlilit hutang? Supaya orang seperti
saya bisa bebas menghirup udara segar dan dapat beribadah dan bekerja tanpa tekanan dari
depkolektor.

(J) Ga ada. Tapi banyak yang berhasil koq dengan kaki dan doanya sendiri. Kami-kami bantu doa ya.

(T) Ustadz, apa perjalanan hidup orang yang punya hutang dan terpuruk harus sampai pisah ama anak
istri, di penjara, dikucilkan keluarga dll. apa itu merupakan bagian dari hukuman Allah kepada kita yang
punya hutang?

(J) Saya dulu juga gitu. Kalo ga dipenjara, ga jadi ustadz, he he he.

(T) Berarti mulai sekarang saya harus pasrah total, kalo mau disita ya biar disita, biarpun rumah milik
ortu, istri minta pisah ya di kembaliin ke ortunya. Semua yang akan terjadi biar terjadilah. Allahu Akbar.3x
makasih waktunya ustadz.

(J) Ya. Ga apa-apa. Belum tentu juga terjadi kalo benar-benar pasrah.

Vitamin Hidup updated : 2009-05-12


Penikmat DhuhaaCoffee, ini sms jawaban saya ke kawan yang sakit-sakitan akhir-akhir ini. Mohon
tanggapannya di Forum Dhuha:

Dulu saya sakit-sakitan. Sempet mengkonsumsi obat-obatan. Akhirnya obat-obatan saya tinggal. Saya
benahi kesibukan dakwah panggung. Saya benerin strategi dakwah. Tidak lagi jadi ustadz panggilan.
Melainkan pake program. Kemudian saya benerin pola makan, pola istirahat, dan olahraga. Dhuha 12
rakaat, qabliyah ba'diyah, berjamaah, wuah.... Sehatan Haj. Alhamdulillah. Shalatnya dilamain,
dibanyakin. Vitaminnya; tahajjud, baca Qur'an, zikir, sedekah. Rasulullah ga minum obat, ga minum
vitamin, dan ga pake terapi, he he he. Alhamdulillah, ikhtiarnya orang mukmin untuk berobat dan jaga
kesehatan, adalah ibadah. Sebagaimana ikhtiarnya para medis, melayani orang sakit, sungguh juga
adalah pekerjaan ibadah. Itu kalau mereka ga semata (ga semata: artinya, boleh. Tapi jangan cuma)
nyari duit dari orang-orang sakit; tetapi ibadah di pas waktunya dhuha, shalat berjamaah, menegakkan
qabliyah ba'diyah, mengajak pasiennya berdoa dan ke Allah. Serta tidak menipu di jualan obat. Ikhtiar
para medis, sungguh kadang jauh lebih berharga dari tugas seorang da'i. Jika dia bisa memerankan diri
sebagai da'i (ga perlu panggung ceramah, panggungnya adalah kehidupan), maka seorang da'i tentu
agak-agak ga bisa menjadi dokter."

Dhuha Coffee (bag.4) updated : 2009-02-18


"Shalat dhuha itu sing ikhlas. Jangan karena pengen kaya, jangan karena pengen pintu rizki dibuka.
Jangan karena pengen banyak duit," begitu kita dengar dari orang-orang yang kepengen memurnikan
ibadah agar semata ikhlas karena Allah.

Di dalam buku The Miracle of Giving yang saya tulis, saya menyebut tidak mengapa kita
melakukan ibadah dan mengejar apa yang Allah janjikan. Ketika yang lain menamakan pamrih
dan atau tidak ikhlas, saya menyebutnya: Iman. Percaya. Karena saya percaya sama apa yang
diseru Allah dan Rasul-Nya, lah ya saya kerjakan. Ketika Allah dan Rasul-Nya menyuruh dhuha
agar rizki terbuka, dan atau menjanjikan keutamaan dhuha bisa begini dan begitu, ya saya
sambut. Saya kerjakan. Sepenuh hati. Ini juga namanya Ikhlas. Bahasa entengnya: Nurut. Tunduk.
Kita percaya sama Allah. Masa janji yang dijanjikan oleh Yang Maha Benar kita sia-siakan? Iya
ga? Sambut, percaya, yakini, dan jalankan. Manteb.

Apa lagi yang utama selain begini? Ketika yang lain shalat dhuha kosongan (tak berharap apa-apa), saya
mah mengerjakan dengan "isi". Maksudnya, dengan doa. Doa itu permintaan dan harapan. Ga usah
pake dhuha, doa mah ga dhuha juga ga apa-apa. Apalagi kalau mau mbarengi dengan dhuha sebagai
amal saleh pengiring doa. yang lain yang tidak meminta sama Allah, akan pulang dengan membawa
pahala dhuhanya saja. Sedang saya dan jutaan orang yang meminta kepada Allah dengan mendahului
dhuha, akan pulang dg membawa pahala dhuha, keyakinan, dan pahala doa.

Doa juga ada pahalanya loh. Meminta itu kan, doa. Mukhlishiena lahud dien, ikhlas, nurut, manut,
percaya, sama apa yang Allah gariskan. Ikhlas dalam bahasa Indonesia, jangan samain dengan Ikhlas
dalam bahasa Arab. Dalam bahasa arab, apalagi bahasa agama, kata-kata ikhlas panjang artinya. Bukan
kosongan model pengertian ikhlas dalam bahasa Indonesia. Kalau dalam bahasa Indonesia kan
kesannya jadi kayak kagak boleh minta apa-apa. Ini kan gila. Masa sama Allah jadi ga boleh minta?
Sedang kita malah disuruh minta sebagai sarana ibadah juga sama DIA. Siapa yang minta sama Allah,
tandanya perlu. Semakin banyak mintanya, semakin bagus.

Saya mah ga mau denger omongan orang yang ngomong begini: "Jangan minta terus sama Allah.
Malu". Maksudnya sih pasti bagus. Tapi saya benar-benar ga mau pake kalimat itu. Saya lebih suka
make: Minta terus sama Allah. Sering-sering. Tapi jangan lupa amal salehnya, ibadahnya, tauhidnya.
Diperbaiki. Adalagi yang mengatakan, sesiapa yang dhuha karena masalah, karena pengen rizki, maka
ketika sudah dibuka rizki, setelah masalahnya selesai, akan selesai juga dhuhanya. Lah, dua tesis
dijadikan jadi satu prasa. Ini membingungkan. Sedang Allah sendiri yang bilang, bahwa dhuha itu benar-
benar pintu rizki dan jalan kalau masalah mau ditolong Allah. Lalu kita datang menyambut, maka turunlah
rizki dan selesailah masalah. Apa ini salah? Kalau kemudian orang tersebut behenti dhuhanya, ya jangan
salahin "sistem" nya. Jangan salahin keyakinan yang pertama. Salahin dia dong. Kenapa dia ga
bersyukur. Mestinya kan kalau sdh dibukakan rizki, dibukakan jalan, ya istiqamahin dong. Ditetepin dong.
Dhuhanya. Jangan malah berhenti.

Nih ya, apalagi kalau kemudian orang yang menjalankan dhuha itu kemudian jatuh blangsat sebab ga
mengerjakan lagi dhuha, wuah, omongannya akan bertambah: Situ sih, mengerjakan dhuha bukan
karena Allah! Bagi saya, kejatuhannya, bukan sabab niatan yang salah. Bukan. Tapi lebih dikarenakan
dia ga bersyukur. Wong mestinya tambah ingat, ini koq jadi lupa. Ya terang saja dihabisin lagi sama
Allah, dan dibalikin lagi ke posisi semula. Atau malah lebih hina. Waba'du, kita terusin lagi nanti ya. Met
dhuha. Kejar terus ketertinggalan kita dalam ibadah dhuha. Apa yang saya jelaskan, berlaku juga untuk
penjelasan tahajjud, sedekah, mahabbah sama orang tua, dan ibadah-ibadah lainnya. Mari kita percayai
janji Allah. Itu malah jadi salah satu keutamaan tambahan.

Dhuha Coffee (bag.5) updated : 2009-02-19


Pertanyaan dari 08562160xxxx:
Assalamualaikum w.w, ustadz.. Apakah memang sunatullahNya harus begini ya.. Ketika kita coba
memperbaiki diri, kita harus mengalami situasi 'drop' dalam arti kekurangan harta.. Padahal kita tentu
maunya meningkat.. Saya rabu kemarin genap 40 hari dhuha ustadz.. dengan zikir 'ya fattahu ya
rozzaqu' yang ustadz ajarkan..

Jawaban Ustadz Yusuf Mansur:


Selama 40 hari, deket sama Yang Punya Harta. Ini melebihi apapun. Cara pandangnya saja yang
diubah. Kemaren, kita tiada bagus ibadah. Sekarang, kita lumayan ajeg ibadahnya. Dan percayalah, ga
ada yang sia-sia. Saya selalu make tahapan-tahapan : 3 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari, 40 hari, dan 100
hari. Di angka-angka hari ini, pasti insya Allah ada kebaikan. Bilamana tidak tembus hajat dan tidak
selesai masalah, biasanya yang bersangkutan pernah melakukan 1 dari 10 dosa besar. Maka,
pengarahan fadhilahnya diarahkan Allah lebih kepada dosa dan maksiatnya. Kemudian diulangi saja lagi
dengan stamina yang lebih dari yang kemaren. Insya Allah naik senaik-naiknya. Jika tiada ada dosa yang
berarti, maka berarti ada maksud Allah untuk manjangin umur. Barangkali takdir umurnya nyampe. Maka
Allah panjangin dulu umurnya. Atau kena bala. Balanya yang disingkirkan. Perbanyak husnudzdzan
sama Allah ya.

Btw, ada orang yang beranggapan bukanlah dosa tidak tepat waktu, dan bukanlah dosa tidak berjamaah
dalam shalat wajib, dan bukan juga berdosa tiada tertegak sunnah-sunnah muakkadah; qabliyah
ba'diyah, dhuha, tahajjud, dan witr. Padahal itu semua adalah dosa dan memiliki pengaruh positif negatif
tersendiri. Banyak CD yang di dalamnya sudah saya bahas tentang ini. Salah satunya: CD Wasiat
Terakhir Rasulullah dan Benahi Shalat Kita. Coba dicari ya. Juga buku-buku. Bahkan di KuliahOnline
juga sudah tak bahas. Kejar terus amal ibadah yang kurang-kurang, untuk menggenapinya.
Baarokawloohu fiikum.

Btw, ini dari siapa? Sengaja sms ini tidak saya taruh di sms tanya jawab, melainkan saya taruh di Dhuha
Coffee. Sebagai ilmu yg lbh gampang diaksesnya, dan terbuka. Waba'du, sementara itu, ada juga yang
ga melihat bahwa sesungguhnya perjalanannya sudah nyampe. Perjalanan riyadhah, perjalanan doa.
Cuma, ga berasa. Sebab biasanya Allah ga mungkin menyia-nyiakan. Hanya memang yang Allah beri itu
lebih ke apa yang kita butuhkan, ketimbang apa yg kita minta. Sempurnakan terus ilmunya ya. Meski
saat sms ini saya jawab Kuliah Tauhid belumlah lagi rampung, namun Kuliah Tauhid di KuliahOnline
sangat bagus untuk pondasi iman dan amal saleh. Doakan juga saya dan semua kawan yang sedang
belajar menuju Allah.

Tinggalkan kalimat-kalimat sesat seperti yang saudara ajukan: Mengapa ketika kita mendekat
kepada Allah, lalu ujian datang bertubi-tubi? Jangan. Hilangkan kalimat ini. Supaya kawan-kawan
kita, saudara-saudara kita, yang lagi berniat berangkat ke Allah, tidak ketakutan. Saya sendiri menikmati
situasi ini, yaitu ketika kejadiannya seolah-olah membenarkan kalimat tersebut. Namun segera saya
banting ke percaya sama Allah. Dan saya katakan dengan gagah namun tetapi tawadhu di hadapan
Kuasa dan Kebesaran-Nya: "Ya Allah, andai Engkau menganggap tidak cukup amal-amalku untuk
menahan agar tidak ada dosa yang menghimpit diriku, membebani pundakku, maka tiadalah
mengapa Engkau segerakan. Namun jangan ada yang Engkau segerakan, kecuali Engkau
melindungiku dari keletihan ibadah kepada-Mu, menodai kepercayaan akan janji-janji,Mu, dan
kemudian membuatku putus asa. Ya Allah, aku terima semua kesusahan ini, sebagai selayaknya
aku terima. Ketimbang Engkau tunda dan baru kemudian diberikan di akhir hayatku, apalagi di
kuburku. Ya Allah, bila amal2ku tidak cukup u/ melindungiku, maka cukuplah Engkau sebagai
Pelindungku, sebagai Penolongku, sebagai Penjagaku. Engkaulah ya Allah Yang Maha Menolong
tanpa melihat amalku. Engkaulah ya Allah Yang Maha Mengasihi tanpa sebab amalku. Hanya
izinkan aku terus mempersembahkan ibadah terbaik untuk-Mu setelah hanya kemaksiatan yang
lbh menghias catatan amalku. Kepada-Mu ya Allah Engkau menjaga hatiku u/ tetap bisa
tersenyum kepada-Mu, apapun takdir yang Engkau tetapkan untukku".

Demikian ya. Semoga ini berguna sebagai Dhuha Coffee yang menenangkan hati kita semua. Selamat
menegakkan shalat dhuha dan amalan-amalan sunnah lainnya. Mari kita sama benahi yang wajib, dan
ngidupin yang sunnah. Saya berdoa agar kita semua tidak tertipu daya setan, yang kadang ia berbisik
kepada kita: Tuh, lihat. Kamu mendekat, malah Allah menambah bebanmu. Atau dengan halus setan
mengatakan, makanya ibadah, ya ibadah saja. Ga usah punya niat-niatan gitu. Tar ga murni. Akhirnya,
sepilah kita dari spirit. Sepilah kita dari motivasi, dan akhirnya tenggelamlah ibadah kita lantaran tak ada
semangat. Dan akhirnya, sepi juga dari berdoa. Salam.

Dhuha Coffee (bag.7) updated : 2009-02-23

Yth., Penikmat DhuhaaCoffee, saya bicara-bicara dengan istri, betapa


kesungguhan menjalani riyadhah, akan membawa kepada Keajaiban-Keajaiban
Pertolongan Allah. Saya mendorong diri saya, dan orang-orang yang punya
masalah dan hajat, agar ia sungguh-sungguh beriyadhah (istiqamah di ibadah-
ibadah sunnah dan wajib). Sebagai jalan untuk mendorong doa, permintaan dan
harapan akan hadirnya pertolongan Allah. Riyadhah saya minta dijalankan
sungguh-sungguh di 3hr pertama. Kalau kurang, dan seyogyanya tentu saja terus
menerus dan tidak berhenti di 3hr pertama, lanjutkan ke 7hr, 14hr, 21hr, 40 hari,
dan 100hr. Tahapan-tahapan ini hanya sebagai terminal saja, agar kiranya kita
bisa mengukur ibarat kita cek laboratorium/cek medis berkala untuk mengukur
keberhasilan. Saya meyakini, kalau dosa kita ga gede-gede amat mah, ukuran di
bawah 40 hari, bisa selesai satu demi satu urusan kita. Seperti dialog saya
dengan Ust Farouq, yang istrinya kena lupus. Saya tawarkan Riyadhah 40 hari,
sebagai jalan kesembuhan. Saya minta beliau dan istrinya disiplin seperti
layaknya mematuhi dokter. Hasilnya, bukan saja kesembuhan, namun juga iman:

Benahi Shalat Kita (Bag.1)


updated : 2009-03-25

Tahun 2003, ada seorang anak muda datang mengadu pada seorang 'alim. Dia pusing bukan kepalang.
Hutang buanyak buanget. Dan belom pada selesai. Dia ditanya, "sudah shalat?". "Sudah". "Jam
berapa?" tanyanya. "Barusan". Orang 'alim ini kemudian mengangguk-ngangguk sejenak, dan menebak
bahwa anak muda ini baru shalat jam 13 seperampat. Sebab datangnya jam 13.30. Beliau lalu bilang,
"Jarak kamu ke Allah, sejauh jarak kamu memenuhi shalat". "Berapa rakaat shalat zuhurnya?",
tanyanya lagi.

Anak muda ini diam sesaat. Dia tahu, ini bukan pertanyaan. Sebab orang 'alim yang didatanginya
mestilah tahu bahwa dia ini keturunan seorang ulama besar, di mana orang 'alim ini adalah muridnya
keturunan kyai tersebut. Siklus sejarah, berulang. Kini, keturunan kyai tersebut yang belajar pada murid
kyai. Tapi anak muda ini heran, kenapa juga ditanya shalat zuhur berapa rakaat? Rupanya orang 'alim
ini tidak menunggu jawaban. Dia berkata, "Shalat zuhur itu delapan". "Bukan empat". Orang 'alim ini
menjelaskan, dua qabliyah, dan dua ba'diyah. Jadi, totalnya, delapan. "Tidaklah disebut shalat wajib
tertegak, tanpa mengerjakan sunnah-sunahnya". Coba saja benahi shalatnya. Benahin shalat,
nanti hidup terbenahi. Beresin shalatnya, nanti hidup juga banyak beresnya.

Wisatahati mengeluarkan dua CD berkait dengan ini: CD Wasiat Terakhir Rasulullah dan CD Benahi
Shalat Kita. Silahkan cari di BelanjaOnline di web ini, dan pelajari dengan seksama. Hutang anak muda
ini kelar, boleh dibilang salah satunya dengan upaya keras memperbaiki shalat. Jika sebelumnya tidak
tepat waktu, dijadikan tepat waktu. Jika sebelumnya tanpa berjamaah, berjamaah. Jika sebelumnya
tiada ada sunnahnya, sekarang pake sunnah. Jika sebelumnya hanya senang di rumah, kini di masjid.

Robbij'alnaa muqiimash sholaah, wa min dzurriyyatinaa...


Ya Allah, jadikanlah kami dan anak keturunan kami orang-orang yang menegakkan shalat. Amin.
Benahi Shalat Kita (Bag.2)
updated : 2009-03-26

Sudah cari kemana saja? Tanya seorang 'alim kepada anak muda yang kemaren diceritakan.
Maksudnya, sudah cari kemana saja untuk solusi persoalan hidup yang sedang dihadapi? Anak muda
ini menjawab, sudah kemana-mana. Dapet? Engga. Kata orang 'alim, "Coba cari di kamar, carinya di
atas sajadah". Anak muda yang punya latar belakang agama yang benar ini mengamini. Maksudnya
mencari di atas sajadah adalah benahi sajadah kita, yang selama ini boleh jadi ga bener tergelar.
Ga lurus. Ga lempeng. Banyak belang belentang belentongnya. Terselenggara bukan dengan
hati. Dikerjakan dengan penuh kemalasan dan apa adanya. Tidak seperti mereka yang datang
kepada Allah dengan penuh harap akan pertolongan-Nya.

Anak muda ini disuruh mencari di atas sajadah, adalah dengan maksud agar mencari pertolongan Allah.
Ke Allah nya, udah bener belom? Begitu kira-kira kata orang 'alim ini. Ukurannya apa? Kalo shalat
wajibnya udah bener, dan sunnah-sunahnya udah hidup, itu tanda sebagian ikhtiar kita akan menjadi
ikhtiar yang diridhai-Nya. Kalau sudah diridhai, maka insya Allah akan turun pertolongan-Nya. Salah
jalan dalam mencari solusipun, insya Allah menjadi jalan. Kadang kita-kita ini memang ga mengerti
Allah. Kita mencari rizki, mencari solusi, tapi hak-hak Allah dibelakangkan. Kita tiada mengistimewakan
Allah. Jadilah kita-kita ini punya doa pun tidak diistimewakan pengabulannya.

Benahi Shalat Kita (Bag.3) updated : 2009-03-31


Perintah Tunggu.....

Ya, kalimat ini menjadi populer ketika berbicara tentang ngebenahin shalat. Kita-kita ini seringkali
memberi perintah kepada Allah SWT.

Demennya merentah Allah.

Merentah gimana coba?

Banyak yang menjawab, minta rizki, minta dikabul do'a, dan sebagainya. Padahal, itu mah bukan
perentah. Tapi do'a. Permohonan.

Sedang yang dimaksud dengan "perintah tunggu" adalah memberi perintah kepada Allah agar Allah
menunggu kita. Azan berkumandang... Allahu akbar, Allahu akbar... Kita lalu "menjawab", tunggu yaaa...
Saya sedang makan. Tunggu yaaa... Saya sedang nerima tamu. Tunggu yaaa... Saya sedang ngejamu
client. Tunggu yaaa... Saya sedang meeting. Saya sedang kerja. Saya sedang usaha. Saya sedang di
pasar. Saya sedang di mall. Saya sedang sekolah. Saya sedang ngajar. Saya sedang kuliah. Saya
sedang masak. Saya sedang nonton tv. Saya sedang tanggung. Saya lagi di tol. Saya lagi di angkot.
Tunggu yaaa... Sedang di pesta kawinan. Tunggu yaaa... Udah pake pakaian adat, udah pakai pakaian
rapih, udah terlanjur pake make-up, udah keburu diterima orang kaya. Udah keburu diterima pimpinan.
Udah keburu diterima orang penting. Gitu.

Inilah di antara wujud perintah tunggu. Ga ada tuh perhatian-perhatiannya dari kita, bahwa malu lah
sama Allah. Jangan sampe kita yang ditunggu Allah. Memangnya siapa kita, dan apa juga urusan kita?
Kalau bisa, kitalah yang menunggu Allah. Jangan sampe ditunggu Allah.

Benahi Shalat Kita (Bag.4) updated : 2009-04-02


Kita-kita ini memang aneh. Yang kita cari selama sebulan bekerja, adalah rizki dari Allah. Loh koq bisa-
bisanya kemudian kita menyuruh Allah menunggu kita? Ya, udah baca kan esai DhuhaaCoffee
sebelumnya? Dengan kita tidak bergegas menyambut panggilan Allah (azan), itu sama saja dengan kita
menyuruh Allah menunggu kita.

Ga elok rasanya. Yang kita cari adalah rizki yang ada di Genggaman-Nya, koq kemudian kita malah ga
menghormati dan menghargai DIA. Kalau kita jadi bos, kita tidak dihargai bawahan, gimana coba
rasanya? Kita jadi kakak, adik kita tiada hormat? Pegimana rasanya? Bagaimana seorang jendral jika
dipecundangi seorang letnan? Meskipun kita bilang, kita mah ga begitu. Tapi ya jujur saja, pastilah kita
terluka. Alhamdulillah, DIA mah Sang Maha. Ga kenapa-kenapa. Ga mungkin juga terluka sebab ga
diperhatikan sama kita. Namun, kitalah yang rugi. DIA datang. Harusnya segera kita sambut. Tapi malah
kita terlena. Ga lucu.

"Ya Allah, jadikanlah kami-kami ini orang yang senantiasa selalu


menyambut-Mu datang. Jangan masukkan kami ke golongan orang-orang
yang lalai dari menyambut-Mu. Ringankan kami shalat di awal waktu.
Bahkan bilamana perlu, jadikan kami-kami ini bisa datang kepada-Mu, sudah
di atas sajadah, sebelum Engkau memanggil melalui para muadzdzin
kesayangan-Mu. Jangan sampai pekerjaan-pekerjaan kami, urusan-urusan
kami, dunia kami, malah melalaikan kami dari-Mu. Sungguh, pekerjaan
utama kami adalah shalat. Di mana tidaklah beres segala urusan dunia dan
akhirat kami, kalau shalat kami tiada beres. Ya Allah, tolonglah kami."

Benahi Shalat Kita (Bag.5) updated : 2009-04-06


"Maaf ya Allah, saya di tol...", begitu barangkali "ruh" kita bersuara. Ruh kita kan sejatinya adalah
sesuatu yang mau nya dekat terus sama Allah. Jika Allah, sebagai kekasihnya datang, kepengennya
menyambut dan deket. Tapi sayang, kita, sebagai yang ketempatan itu ruh, malah membawanya jauh
dari Allah. Ketika Allah, Majikan kita punya ruh, turun ke langit dunia, kita "bawa lari" ruh kita dan jadilah
jauh dari Allah. Terus-terusan begini keadaannya, maka keringlah yang ada. Bukan hanya ruhnya yang
kering. Tapi juga kehidupan kita sendiri. Ada, tapi bagai tanpa nyawa. Ruh kita, jiwa kita, berontak.
Jangan salahkan jika kemudian ada saat di mana kita gelisah ga juntrungan. Baik itu gelisah sebab
masalah, atau justru gelisah ketika berlimpah. Sebabnya satu, jauh dari Allah.

Ya, kita masih belajar tentang fokus Benahi Shalat Kita. Itu kalimat di awal, adalah ketika Allah
datang, Memanggil, lewat azan para muadzdzin, lalu kita ada di tol. Maka "menjawablah" ruh kita: "Maaf
ya Allah, saya di tol...". Sedang "si badan yang ketempatan", tiada menyadari hal ini. Udah tahu Allah
mau datang, kenapa nyalain mobil, dan menjauh? Istilahnya, jam sudah menunjukkan 11.45, kita bisa-
bisanya malah jalan ke parkiran dan ngidupin mobil. Lalu kemudian keluar dari pelataran parkir
perkantoran, dan masuk tol. Ya terang aja ga bisa shalat tepat waktu. Jangan salahkan Allah, jika
kemudian kita-kita ini lalu ditenggelamkan dalam kesibukan. Atau tenggelam dengan sendirinya dalam
kesibukan yang tak berujung.

Istiqamahkan Saja updated : 2009-04-14


(+) 0856972xxxxxx:
Assalamu’alaikum, ustad.

Maaf sebelumnya saya mohon nasehat ustadz, saya baru menikah 6 bulan yang lalu dan alhamdulillah
kini saya sedang hamil 5 bulan. Alhmdulillah suami bulan kemaren sudah diangkat sebagai pegawai
tetap disebuah PT di jakarta. Gaji suami masih pas-pasan buat makan sama ngontrak di jakarta, tapi
mertua dikampung menganggap bahwa kita dijakarta hidup enak, jadi sering kali mertua telpon minta
kiriman uang yang ga sedikit. Selama ini saya masih nurut-nurut saja sama suami, meskipun kita susah
tapi apakah saya berdosa jika sedikit mengurangi permintaan mertua demi biaya lahiran dan anak nanti,
mohon dengan amat sangat nasehatnya ustadz. Tolong dibalas ya!

(-) Dibawa shalat aja. Adukan ke Allah. Bilang sama Allah, bahwa situ berdua malah mau nambahin lebih
besar lagi. Minta Allah kasih rizki yang besar sekali. Termasuk untuk lahiran, dll. Saran saya, penuhi saja
orang tua. Jika tidak bisa, bicaralah baik-baik.

(+) Alhamdulillah dengan baca nasehat dari ustadz hati saya jauh lebih tenang, insyaAllah saya akan
lebih istiqomah shalat dhuha dan baca waqi'ah, mohon kasih amalan yang laen ustadz.

(-) Istiqamahkan saja.

Taqorrub Ilallaah updated : 2009-04-21


Yth., penikmat DhuhaaCoffee, maaf saya selang dengan dialog sms di bawah ini. Maaf, ini saya
masukkan tidak di kolom tanya jawab via sms. Tapi di kolom dhuha. Sebab banyak banget pertanyaan
kayak begini. Sungguh pun ini soal hutang, tapi bisa digunakan untuk semua keperluan; jodoh, anak
keturunan, penyakit, pekerjaan, karir, beli rumah, beli mobil, pengen kaya, pengen senang, pengen
dicintai Allah, pengen disayang Allah, dll; dan bisa pribadi sifatnya, bisa dikerjakan untuk orang lain
fadhilahnya; untuk perusahaan, yang dikerjakan oleh karyawan-karyawannya, untuk keluarga yang
dikerjakan oleh anggota keluarga yang lain, dan lain sebagainya. Inti dari semua sms ini adalah
bagaimana mengejar Allah dan fokus ke pertolongan Allah. Ini saya sebut dengan Perjalanan Taqorrub
Ilallaah / Proses Mendekatkan Diri Ke Allah. Selamat memasuki gerbang amaliyah dan ibadah. Bungkus
semua ini dengan ridha, ikhlas, pasrah, yakin, dan penuh spirit dalam pengerjaannya. Insya Allah selama
melakukan apa yang saya sms, Allah akan jamin makan minum hariannya, kehormatan dan
kemuliaannya, keselamatan, ongkos harian, hingga akhirnya final dan hadiah-hadiah setiap perjalanan
yang dilalui. Apa yang saya tulis ini bukan sesuatu yang sulit dikerjakan. Saya pribadi melakukannya.
Hampir dalam kurun waktu 7th yang boleh dibilang berturut-turut. Subhaanallaah... Mengasyikkan. Walau
tetap saja banyak kekurangannya, saya tetap saja merasa masih kurang maksimal dalam
pengerjaannya. Ok, saya doakan semoga istiqamah.
(+) 0815840xxxxxxx:

Ass, maaf ustad kalau saya mengganggu. Saya minta bantuan dan do'a nya agar saya keluar dari
masalah besar yang sedang saya hadapi. Saya sudah keluarga dengan 2 anak. Saat ini saya sedang
terlilit hutang yang cukup besar dan saya bingung cara melunasinya, karena ibarat lebih besar pasak
daripada tiang. Mungkin bagi ustad ini masalah biasa, tapi bagi saya ini sangat besar dan saya tidak tau
harus bagaimana? Saya kasihan dengan istri dan anak-anak, karena belum bisa membahagiakan
mereka. Mohon bantuannya. Jazakalloh khoiron katsiro. (hamba Alloh)

(-) Ikuti tahapan-tahapan ini:

1. Bangun kepasrahan di awal. Terjemahkan kepasrahan yang dimaksud seluas-luasnya; rasa malu
diketahui tetangga; kemungkinan hilang aset; kemungkinan menghilangkan aset orang lain yg kita
jaminkan barangkali; terima itu semua dengan segala resiko.

2. Terima resiko terburuk dengan lapang dada; siap dengan resiko terburuk; cerai, dipenjara, dihina,
dan sebagainya.

3. Kejar dengan shalat taubat dari dosa-dosa: syirik, ninggalin shalat (termasuk ga beres shalat
wajib/sering telat dan meninggalkan shalat sunnah muakkadah), doraka sama orang tua, zina,
makan rizki haram, judi, minum-minuman/obat-obatan, mutusin silaturahim, kikir, ghibah.

4. Kejar dengan shalat malam dari jam 02.30 s/d akhiri dengan shubuh berjamaah di masjid.
Variasikan dengan baca al Qur'an, shalat-shalat tasbih, hajat, istighfar, yang semuanya dilakukan di
malam hari.

5. Dhuha saban hari, mentokin sampe 12 rakaat/6x salam/2-2 rakaat.

6. Baca asmaa-ul husnaa yaa fattaahu yaarozzaaqu; sekurang-kurangnya 111x ba'da dhuha.

7. Minta maaf sama orang tua, mertua, istri, dan anak-anak.

8. Rapihin shalat berjamaah, qabliyah ba'diyah, dan jaga wudhu nya.

9. Baca 3 surah ini masing-masing 1x/hari: yaasin, al mulk, waaqi'ah.

10. Sedekah sisa uang dan barang.

Rapihin semua ini dalam 3hr, 7hr, 14hr, 21hr, 40hr, 100hr. Insya Allah kekejar semua hutang.
Jangan ada keluhan, jangan ada pertanyaan lagi. Jalanin aja. Jangan ada bolongnya. Umpama kata
nanti sampe di penjara, tambah enak tuh. Bisa konsentrasi melakukannya. Lakukan sepenuh hati. Suruh
anak-anak dan istri siap-siap untuk semua perkara yang terburuk sambil memasrahkan semuanya
kepada Allah. Insya Allah semua akan baik-baik saja. Kalau berkenan, jelajah isi website
www.wisatahati.com, khususnya yang terkait dengan Riyadhah 40hr. Ikuti tuh dengan seksama. Jangan
lupa pula berdoa di setiap awal dan akhir setiap poin di atas. Insya Allah bukan hanya bakal selesai, tapi
juga bakal melesat dah jadi kaya, sukses, tawadhu', taat, dan penuh hikmah hidupnya sebab pernah
pahit. JIKA DIRASA KURANG POWERFULL, MAKA SHARE SMS INI, SHARE ILMU INI, KEPADA
YANG LAIN. SUPAYA DAPAT PAHALA MULTILEVEL AMAL.
Husnudzdzan updated : 2009-05-08
Yth., kawan-kawan DhuhaaCoffee, saya minta mengamati sms berikut ini: Apa yang menjadi pandangan
kawan-kawan? Saya sengaja jawab tidak panjang. Silahkan berpartisipasi ya, dengan memberikan
pandangan-pandangan, ilmu-ilmu, wawasan-wawasan, yang insya Allah sangat berguna:

(+) 0813988xxxxx:

Aww, ustadz... Saya lagi ada sedikit musibah kecil. Aku bingung, gak tau nih kayaknya belakangan ini
aku lagi berusaha semakin memperbaiki ibadah ku, insya Allah sedekah juga insya Allah aku perhatikan,
tapi gak tau ni jadi rada agak sulit dan tiba-tiba tadi pagi tiba-tiba mobil ku lagi berhenti di tabrak motor
kenceng banget, tapi memang si ajaib aja cuma lecet dikit, motornya yang nabrak jungkir balik,
sepatunya sampai copot, kayaknya si kesakitan, dia kan marah-marah, ya saya marah dikit, lah wong
saya lagi diem dan sudah pake sen, pas dia lihat lecet dia bilang ya sudah bu ga apa-apa, aku ikhlasin
aja ustadz, kesian. Kenapa ya padahal malam aku tahajjud, sholat taubat, baca alqur'an, insya Allah
subuh gak telat, dah niat mau langsung dhuha tapi malah dapat bencana. Kenapa ya Ustadz.

(-) Bencana itu ditukar dengan nyawa. Allah tukar yang nabrak, dari yang mestinya tronton/truk, atau
mobil kecepatan tinggi, Allah tukar dengan motor. Banyakin husnudzdzan."
Rakaat Dhuha updated : 2009-05-11
(T) 081288xxxxxxx:

Ustadz, saya mau tanya mengenai shalat dhuha kalau mau 4 rakaat itu dilangsungin 4 apa 2 2 ya?.
Terus yang paling diutamakan banyak bacain apa, pas seudah Fatihah (Shalat Dhuha)?

(J) baiknya 2-2 saja. 2 salam. Baca surah-surah yang kaitannya dengan dhuha, bagus. Kalo saya, 8 atau
12. Saya bagi-bagi tuh baca al Waaqi'ah di sepanjag dhuha saya tersebut. "
Keutamaan membaca ismullaahil a’zham

ُ ‫صّلى الل‬
‫ه‬ َ ‫ي‬ ّ ِ ‫ن الن ّب‬ ِ ‫ع‬ َ ‫ر‬ ٍ ‫سا‬ ّ َ‫ن ي‬ ِ ْ‫ل ب‬ ِ ‫ق‬ ِ ‫ع‬ ْ ‫م‬ َ ‫ن‬ ْ ‫ع‬ َ
َ َ ‫ح ث َل‬
‫ث‬ ُ ِ ‫صب‬ ْ ُ‫ن ي‬ َ ْ ‫حي‬ ِ ‫ل‬ َ ‫قا‬ َ ‫ن‬ ْ ‫م‬ َ :‫ل‬ َ ‫قا‬ َ ‫م‬ َ ّ ‫سل‬ َ ‫و‬ َ ‫ه‬ ِ ْ ‫عل َي‬ َ
َ ‫ أ‬: ‫مرات‬
‫ن‬
َ ‫م‬ ِ ِ ‫عل ِي ْم‬ َ ‫ع ْال‬ ِ ْ ‫ي‬ ‫م‬ ِ ‫س‬ ّ ‫ال‬ ‫ه‬
ِ ‫بالل‬ ِ ُ ‫ذ‬ ‫و‬
ْ ‫ع‬
ُ ٍ ّ َ
َ َ َ ‫قرأ‬ َ ْ ‫شي‬
‫ر‬
ِ ‫خ‬ِ ‫آ‬ ‫ن‬
ْ ‫م‬
ِ ‫ت‬ ٍ ‫ا‬‫آي‬ ‫ث‬َ ‫ل‬ َ ‫ث‬ َ َ ‫م‬ ّ ُ ‫ ث‬، ِ ‫جي ْم‬ ِ ‫ن الّر‬ ِ ‫طا‬ ّ ‫ال‬
َ ‫عين أ‬
ٍ َ ‫مل‬
‫ك‬ َ ‫ف‬َ ْ ‫ل‬ َ ْ ِ ْ ‫سب‬ َ ‫ه‬ ِ ِ‫ه ب‬ ُ ‫ل الل‬ َ ّ ‫وك‬ َ ،‫ر‬ ِ ‫ش‬ ْ ‫ح‬ َ ْ ‫ة ال‬ ِ ‫وَر‬ ْ ‫س‬ ُ
‫ك‬ َ ِ ‫في ذَل‬ ِ ‫ت‬ َ ‫ما‬ َ ‫ن‬ ْ ِ ‫وإ‬ َ ، ‫سي‬ ِ ‫م‬ ْ ُ ‫حّتى ي‬ َ ‫ه‬ ِ ْ ‫عل َي‬ َ ‫ن‬ َ ‫و‬ ْ ّ ‫صل‬ َ ُ‫ي‬
‫سي‬ ِ ‫م‬ ْ ُ‫ن ي‬ َ ْ ‫حي‬ ِ ‫ها‬ َ َ ‫قال‬ َ ‫ن‬ ْ ‫م‬ َ ‫و‬ َ ، ‫دا‬ ً ْ ‫هي‬ ِ ‫ش‬ َ ‫ت‬ َ ‫ما‬ َ ِ ‫وم‬ ْ َ ‫ال ْي‬
‫ )رواه الترمذي والمام‬. ‫ة‬ ِ َ ‫زل‬ ِ ْ ‫من‬ َ ْ ‫ك ال‬ َ ْ ‫ن ب ِت ِل‬ َ ‫كا‬ َ
(‫أحمد‬
Artinya: Ma'qil bin Yassar meriwayatkan dari Nabi saw bahwasanya beliau bersabda:
"Siapa saja yang membaca pada pagi hari a'uudzubillaahis samii'il 'aliim minasy
syaithaanirrajiim sebanyak 3X kemudian membaca 3 ayat terakhir dari surah al-Hasyr
niscaya Allah akan kirimkan 70.000 malaikat yang akan selalu mendo'akan si pembaca
hingga sore hari. Seandainya ia meninggal dunia pada hari itu maka ia meninggal dalam
keadaan syahid. Demikian pula bagi orang yang membacanya pada sore hari". (HR.
Tirmidzi dan Imam Ahmad)

Bacaannya adalah sebagai berikut:

‫ن‬ َ
‫طا‬ ‫ي‬ ‫ش‬ّ ‫ال‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫ي‬ ِ ‫ل‬ ‫ع‬ ْ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ع‬ ‫ي‬ ‫م‬ ‫س‬ ‫ال‬ ‫ه‬ ‫بالل‬ ُ ‫ذ‬ ‫و‬ ‫ع‬
ُ َ‫أ‬
ِ ْ َ ِ ِ ْ َ ِ ْ ِ ّ ِ ِ ْ
ِ ‫جي ْم‬ ِ ‫ الّر‬X3 ۞ ‫م‬ ُ ِ ‫عال‬ َ ‫و‬ َ ‫ه‬ ُ ‫ه إ ِّل‬ َ َ ‫ذي َل إ ِل‬ ِ ّ ‫ه ال‬ ُ ّ ‫و الل‬ َ ‫ه‬ُ
‫ه‬ ُ ّ ‫و الل‬ َ ‫ه‬ ُ ۞ ‫م‬ ُ ‫حي‬ ِ ‫ن الّر‬ ُ ‫م‬ َ ‫ح‬ ْ ‫و الّر‬ َ ‫ه‬ ُ ‫ة‬ ِ َ‫هاد‬ َ ‫ش‬ ّ ‫وال‬ َ ‫ب‬ ِ ْ ‫غي‬ َ ْ ‫ال‬
‫م‬ ُ ‫سَل‬ ّ ‫س ال‬ ُ ‫دو‬ ّ ‫ق‬ ُ ْ ‫ك ال‬ ُ ِ ‫مل‬ َ ْ ‫و ال‬ َ ‫ه‬ ُ ‫ه إ ِّل‬ َ َ ‫ذي َل إ ِل‬ ِ ّ ‫ال‬
‫مت َك َب ُّر‬ ُ ْ ‫جّباُر ال‬ َ ْ ‫زيُز ال‬ ِ ‫ع‬ َ ْ ‫ن ال‬ ُ ‫م‬ ِ ْ ‫هي‬ َ ‫م‬ ُ ْ ‫ن ال‬ ُ ‫م‬ ِ ‫ؤ‬ ْ ‫م‬ ُ ْ ‫ال‬
‫ق‬
ُ ِ ‫خال‬ َ ْ ‫ه ال‬ ُ ّ ‫و الل‬ َ ‫ه‬ ُ ۞ ‫ن‬ َ ‫كو‬ ُ ‫ر‬ ِ ‫ش‬ ْ ُ ‫ما ي‬ ّ ‫ع‬َ ‫ه‬ ِ ّ ‫ن الل‬ َ ‫حا‬ َ ْ ‫سب‬ ُ
َ
‫ه‬ ُ َ‫ح ل‬ ُ ّ ‫سب‬ َ ُ ‫سَنى ي‬ ْ ‫ح‬ ُ ْ ‫ماءُ ال‬ َ ‫س‬ ْ ‫ه اْل‬ ُ َ ‫وُر ل‬ ّ ‫ص‬َ ‫م‬ ُ ْ ‫ئ ال‬ ُ ‫ر‬ ِ ‫ال َْبا‬
‫م‬ َ ْ ‫زيُز ال‬ ْ َ ‫ت واْل‬
ُ ‫كي‬
ِ ‫ح‬ ِ ‫ع‬َ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ه‬ ُ
َ َ ِ ْ ‫و‬ ‫ض‬ ‫ر‬ َ ِ ‫وا‬ َ ‫ما‬ َ ‫س‬ ّ ‫في ال‬ ِ ‫ما‬ َ
۞
A’uudzu billaahis samii’il ‘aliim minasysyaithaanir rajiim 3X. Huwallaahul
ladzii laa ilaaha illaa huwa ‘aalimul ghaibi wasysyahaadati huwarrahmaanur
rahiim. Huwallaahul ladzii laa ilaaha illaa huwal malikul qudduusus salaamul
mu`minul muhaiminul ‘aziizul jabbaarul mutakabbiru subhaanallaahi ‘ammaa
yusyrikuun. Huwallaahul khaaliqul baari ul mushawwiru lahul asmaa ul husna
yusabbihu lahu maafis samawaati wal

.ardhi wahuwal ‘aziizul hakiim

Artinya: Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha

Mengetahui dari godaan setan yang terkutuk. Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia,
Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang
Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha
Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa
yang mereka persekutukan. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang
Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepadaNya apa yang di
.langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana

Katakanlah: `Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki
dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan
Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha
Kuasa atas segala sesuatu.

You might also like