Professional Documents
Culture Documents
TAPM diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
Administrasi Publik
Disusun oleh :
Giri Cahyono
NIM: 014599333
Program Pascasarjana
Universitas Terbuka
2008
1
UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK
PERNYATAAN
MASYARAKAT
Adalah hasil karya saya sendiri, dan seluruh sumber yang saya kutip maupun
Yang menyatakan,
Meterai Rp6000
GIRI CAHYONO
NIM.014599333
2
(TAPM)
MASYARAKAT
KECAMATAN SERPONG )
NIM : 014599333
Menyetujui:
Pembimbing II Pembimbing I
Mengetahui,
UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK
PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT bahwa akhirnya penulis dapat
Jakarta.
Pemilihan tema pada TAPM ini adalah kelanjutan dari Proposal Tesis yang
berkaitan dengan kualitas dan harga pelayanan pada lembaga pemerintah, dalam
hal ini diwakili oleh Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Serpong. Tema ini
dipilih karena penelitian mengenai pelayanan publik masih menjadi salah satu isu
penting yang harus segera dibenahi di negeri ini. Selain itu, menurut pengetahuan
penulis, belum adanya penelitian yang mempelajari kualitas dan harga pelayanan
pelayanan di KUA akan menjadi tema tesis yang menarik untuk dibahas.
Program, Bapak Drs Benri Sjah,MA,MSc, Ibu Yayah, Ibu Endang, selaku Staf
Akademik UPBJJ Jakarta, dan rekan – rekan mahasiswa, serta istri tercinta yang
setia menemani penulis mulai sejak pertama kuliah hingga ke tahap pembuatan
tesis ini.
Tak ada gading yang tak retak. Karena keterbatasan penulis, maka tentu saja
akan dijumpai kelalaian atau kesalahan pada penulisan TAPM ini. Karena itu
5
kritik dan saran dari pembaca akan sangat penting artinya bagi penulis, agar
Penulis
6
DAFTAR ISI
Halaman
Pernyataan Orisinalitas i-i
Persetujuan ii - ii
Pengesahan iii - iii
Abstrak iv - v
Kata Pengantar vi - vii
Daftar Isi viii - ix
Daftar Gambar x-x
Daftar Tabel xi - xi
Daftar Lampiran xii - xii
102 -
LAMPIRAN 116
BIODATA 117
8
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 8 Uji Statistik antar variabel Kualitas dan Harga Pelayanan terhadap
Kepuasan Masyarakat
BAB I
PENDAHULUAN
berdsarakan Pancasila dan UUD 45. Berbagai momentum telah dialami oleh
negeri ini. Momentum terakhir yang paling mempengaruhi ini adalah lahirnya era
reformasi pada tahun 1998 sebagai kelanjutan dari era orde baru yang mempunyai
Era reformasi merupakan tumpuan harapan masyarakat bangsa ini yang sudah
jenuh dengan krisis ekonomi moneter, krisis politik yang melemahkan supremasi
dagingnya praktek KKN dan buruknya fungsi pelayanan oleh aparat pemerintah.
Salah satu permasalahan yang menarik untuk dibahas di atas adalah masalah
pelayanan publik. Sudah menjadi rahasia umum bahwa pelayanan di negeri ini
memiliki konotasi yang negatif, seperti lamban, mahal dan banyaknya ketidak
hampir sepuluh tahun bergulirnya era reformasi, adalah suatu hal yang menarik
untuk dibahas.
2
Januari 2004, menyampaikan hasil penelitian Center For Population and Policy
Selanjutnya, pelayanan publik juga dinilai tidak efisien dan pungli. Berita lainnya
menyatakan betapa mahalnya biaya kesehatan dan pendidikan, sebagai salah satu
pendapatan daerahnya.
bahwa pelayanan publik ini masih buruk, lamban, penuh pungli dan inefisiensi.
Hal ini mudah bagi masyarakat untuk menilai karena rakyat langsung
merasakannya.
digulir di negeri ini, kualitas pelayanan publik masih jauh dari memuaskan dan
keberadaannya diwakili oleh Kantor Urusan Agama (KUA) pada setiap wilayah
3
dari memuaskan?
maka ditemukan 4 judul penelitian yang mirip. Satu judul penelitian, yang diteliti
yang diteliti oleh Juera (2005), Syaadzaly (2006) dan Aisyah (2004) menyoroti
faktor mahalnya biaya menikah di setiap KUA yang mereka teliti. Sayangnya,
mereka sudah mengasumsikan lebih dahulu bahwa biaya menikah memang mahal,
tanpa melalui penelitian atau survey terdahulu yang menunjukan bahwa biaya
menikah memang dirasakan mahal oleh masyarakat. Oleh karena itu perlu
publik di KUA. Atas dasar inilah maka penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti.
pemilihan untuk melakukan penelitian pada KUA adalah berdasarkan kajian yang
dilakukan, bahwa masih belum ditemui penelitian yang menjadikan KUA sebagai
didasari pada aspek jumlah pegawai KUA Kecamatan Serpong yang relatif
sedikit. Sehingga hal ini sangat menarik untuk diteliti apakah dengan jumlah
4
pegawai yang relatif sedikit, cukup efektif untuk memberikan pelayanan yang
Fokus proposal tesis ini adalah penelitian pada dampak kepuasan masyarakat
Kecamatan Serpong melalui pelayanan urusan agama Islam oleh KUA Kecamatan
Serpong. Hal ini didasari keadaan nyata pada pelaksanaan pelayanan publik di
KUA Kecamatan Serpong secara umum yang diamati melalui observasi awal
berapa besar biaya perkawinan yang harus dikeluarkan saat nikah bedol,
saat melaksanakan prosesi pernikahan di luar kantor KUA dan di luar jam
biaya yang harus dikeluarkan oleh mereka, terlalu mahal. Oleh karena itu
lainnya, seperti zakat wakaf, pangan halal, ibadah sosial, kemesjidan atau
lainnya. Faktor kedua adalah keterbatasan sumber daya, baik sumber daya
harga pelayanan publik di KUA Kecamatan Serpong. Hal ini penting untuk dapat
Agama. Secara ideal selanjutnya kedua hal tersebut dicari tahu apakah mampu
Kualitas pelayanan bisa dilihat dari teori Zeithaml (2000:82), yaitu dengan
mempertimbangkan lima faktor. Faktor pertama adalah tangible atau sarana fisik,
yang keempat adalah assurance atau keramahan dan sopan santun yang
meyakinkan kepercayaan konsumen dan yang kelima adalah emphaty atau sikap
Serpong memiliki permasalahan di tangibles atau sarana kerja yang masih belum
konsep Kotler (1997: 34), yang melihat empat faktor penting dalam harga
pelayanan, yaitu moneter, waktu, tenaga dan psikis. Penetapan harga dalam
Tingkat kepuasan masyarakat dalam penelitian ini mengutip dari Giese dan
Cote (2000) yang menjelaskan pendapat Oliver (1997) bahwa definisi kepuasan
semua orang mengetahui arti kepuasan konsumen adalah sampai diminta untuk
memberikan definisi. Lebih lanjut Giese dan Cote (2000) juga menyampaikan
definisi lain dari Cadotte, Woodruff, Jenkins, Halstead, Hartman dan Schmidt,
bahwa kepuasan konsumen juga berarti melihat respon afektif dari konsumen.
Atas dasar inilah maka konsep kepuasan masyarakat dinilai. Walaupn sebetulnya
bila produk atau jasa memenuhi atau melampaui harapan pelanggan, diperoleh
pada KUA Kecamatan Serpong sangat perlu dilakukan karena hingga saat ini
belum ditemukan penelitian yang terkait dengan permasalahan ini pada KUA
B. PERUMUSAN MASALAH
Dari penjelasan di atas nampak terlihat banyak persoalan yang terkait satu
dengan lainnya dan menjadi sangat kompoleks untuk dibahas dan tidak mudah
masyarakat ?
masyarakat ?
C. TUJUAN PENELITIAN
D. KEGUNAAN PENELITIAN
1. Kegunaan Akademis
Adninistrasi Publik.
2. Kegunaan praktis
terutama dengan hal – hal yang berkaitan dengan kualitas pelayanan dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1. Kualitas Pelayanan
atau jasa yang terdiri atas kualitas disain dan kualitas kesesuaian. Namun menurut
Total Quality Management (TQM), kualitas dapat dipandang secara lebih luas, di
mana tidak hanya aspek hasil saja yang ditekankan, melainkan juga proses,
menurut Garvin dalam Tjiptono (1998:53) terbagi dalam lima pendekatan, yaitu :
melayani, jasa, atau kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli
barang atau jasa. Pelayanan menurut Pass et all (1994) dalam kamus bisnis
kebutuhan bisnis atau pribadi. Definisi pelayanan menurut Kotler dalam Nasution
(2005:98) adalah aktifitas atau manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada
pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan
kepemilikan apapun. Produknya mungkin terikat atau tidak terikat pada produk
fisik.
penggunaan akal pikiran, panca indera dan anggota badan dengan atau tanpa alat
bantu yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan
adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak
kepada pihak lainyang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik)
arti luas, yang menyangkut segala usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam
Moenir (1992:21) membagi pelayanan secara umum menjadi dua jenis utama,
yaitu :
b. Inseparibility atau bersifat dijual lebih dahulu, baru dipakai dan diproduksi
secara bersamaan.
d. Perishability atau merupakan komoditas yang tidak tahan lama dan tidak
dapat disimpan.
pelanggan.
menjadi puas.
14
c. Dual threshold factors, yaitu faktor – faktor yang bila tidak ada atau tidak
dan efektifitas.
berkala. Hal ini penting untuk meningkatkan dan menjaga kualitas pelayanan agar
Zeithaml et al (1990) dan Horwitz and Neville (1996) memiliki beberapa kriteria,
yaitu :
2. Harga Pelayanan
Setiap organisasi menetapkan harga atas produk atau pelayanan (jasa) yang
mereka hasilkan. Harga dalam kenyataan keseharian bisa berarti uang sewa suatu
rumah kontrakan atau indekos, uang kuliah pada suatu perguruan tinggi, ongkos
16
naik kendaraan umum tertentu, tarif tol, premi suatu produk asuransi atau gaji
terhadap laba perusahaan. Penentuan harga dipengaruhi oleh pendapatan total dan
biaya total. Harga juga merupakan indikator nilai, karena berhubungan dengan
(2001: 252-255), terdapat lima faktor penting dalam keputusan penentapan harga,
yaitu :
a. Ongkos.
Ongkos meliputi biaya produksi untuk pembuatan produk mulai dari bahan
promosi
b. Konsumen.
mereka.
c. Jalur ditribusi.
17
merupakan faktor penting untuk menentukan harga karena pada proses ini
membutuhkan biaya.
d. Kompetisi
mempengaruhi keadaan pasar. Oleh karena itu harga dari kompetitor harus
b. Menentukan permintaan.
c. Memperkirakan biaya.
Tjiptono (2002:171-173) dilakukan dengan dua cara, yaitu cara Skimming price
18
dan penetration price. Skimming price berarti penetapan harga yang tinggi di awal
produk itu dipasarkan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu
harga akan diturunkan karena pengaruh pasar. Kedua, penetration price, yaitu
menetapkan harga murah di awal produk itu dipasarkan dengan maksud untuk
melainkan juga harga waktu, tenaga dan psikis. Berdasarkan konsep harga inilah
dicoba diukur harga pelayanan yang diberikan oleh KUA Kecamatan Serpong.
3. Kepuasan Masyarakat
Kepuasan pelanggan, menurut Day dalam Tse dan Wilton ( dalam Tjiptono
pelanggan, sedangkan ketidak puasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak
dengan persepsinya terhadap kinerja yang diterima. Jika harapan lebih besar
dibandingkan dengan kinerja, maka yang diperoleh adalah ketidak puasan. Jika
mendapatkan kepuasan.
pelayanan
antara kualitas dari barang atau jasa yang dirasakan, dengan keinginan, kebutuhan
dan harapan pelanggan. Hal ini selanjutnya ditandai dengan timbulnya pembelian
fulfillments”
20
kepuasan pelanggan berkaitan erat dengan dua faktor, yaitu harapan pelanggan
bahwa: X
Z = -----------
Y
kepuasan. Apabila harga Z lebih kecil dari 1, maka pelanggan akan mendapatkan
ketidak puasan.
konsumen sangat banyak, selain definisi di atas. Bukan hanya berkaitan dengan
teori hubungan antara harapan dan kenyataan atau respon evaluatif, melainkan
juga banyak hal. Giese dan Cote (2000) di antaranya menjelaskan definisi lain
seperti dijelaskan oleh Halstead, Hartman dan Schmitd tentang respon afektif,
atau Howard dan Sheth tentang pernyataan psikologis, atau konsep Bolton dan
ditandai dengan keinginan kembali untuk membeli atau menggunakan jasa itu
kembali. Hal ini juga berarti ada keinginan dari pelanggan tersebut untuk
pelanggan.
atau terlampaui. Gerson (2001:5) juga menyatakan bahwa bila suatu produk atau
puas.
Gerson juga menyatakan (dalam Amin 2007:113) terdapat lima dimensi yang
dengan yang dilayani atau rasio junlah aparat dengan yang dilayani
metode survey melalui pengisian jawaban kuisioner dari sangat tidak puas hingga
sangat puas.
a. Sistem saran
B. KERANGKA BERPIKIR
Penggunaan konsep bisnis dalam ranah birokrasi telah lama dilakukan dalam
organisasi publik memang telah sukses pada awalnya. Namun setelah era tahun
23
1950 dan 1960 mulai terlihat kegagalan organisasi birokrasi yang ditunjukan
dengan timbulnya ketidak efisienan, kaku, lamban dan bertele – tele. Hal ini
disebabkan karena konsepsi dirinya yang sentralistis, formal, sistem komando dan
sektor publik, yang dikenal sebagai New Public Management (NPM), dengan
tujuan agar kegagalan organisasi birokrasi di atas dapat diatasi. Maka sejumlah
penting, sebab dapat digunakan untuk menilai seberapa jauh pelayanan yang
jasa.
Penelitian ini dilakukan, yaitu pertama dilihat dari aspek penilaian kualitas
Kedua, dari aspek Harga, yang bukan hanya melibatkan faktor moneter,
melainkan juga faktor waktu, tenaga dan psikis, berdasarkan Kotler (1997:34).
C. DEFINISI OPERASIONAL
Pada penelitian ini digunakan 3 (tiga) variabel, terdiri dari 2 variabel bebas
dan 1 variabel terikat. Variabel bebas adalah kualitas pelayanan dan harga
1. Kualitas Pelayanan
Variabel Kualitas pelayanan dalam penelitian ini adalah variabel bebas kedua
2. Harga Pelayanan
Variabel harga pelayanan dalam penelitian ini adalah variabel bebas kedua
menuju ke pelayanan.
prosedur pelayanan.
3. Kepuasan Masyarakat
dalam penelitian ini didasari pada konsep yang dikutip dari Giese dan Cote
afektif. Kepuasan masyarakat juga dinilai sebagai proses, oleh karena itu
a. Sebelum pelayanan
d. Rekomendasi
orang lain yang berfikir negatif terharap KUA, yang ragu terhadap
respon afektif dari para pengisi kuisioner. Oleh karena itu jawaabn yang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
63) definisi metode deskriptif adalah metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu obyek, suatu set, kondisi, suatu sistem pemikiran atau kelas
peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran
atau lukisan sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta –fakta, sifat – sifat,
Metode survey, menurut Nazir (1988: 65) berarti penyelidikan yang dilakukan
terhadap keadaan dan praktek – praktek yang sedang berlangsung, pada waktu
yang bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit. Dilakukan secara sensus
YX1
YX2
Pada penelitian ini digunakan 3 (tiga) variabel, terdiri dari 2 variabel bebas
dan 1 variabel terikat. Variabel bebas adalah kualitas pelayanan dan harga
1. Kualitas Pelayanan
Variabel Kualitas pelayanan dalam penelitian ini adalah variabel bebas kedua
kepercayaan konsumen.
2. Harga Pelayanan
Variabel harga pelayanan dalam penelitian ini adalah variabel bebas kedua
menuju ke pelayanan.
prosedur pelayanan.
30
3. Kepuasan Masyarakat
dalam penelitian ini didasari pada konsep yang dikutip dari Giese dan Cote
afektif. Kepuasan masyarakat juga dinilai sebagai proses, oleh karena itu
a. Sebelum pelayanan
d. Rekomendasi
31
orang lain yang berfikir negatif terharap KUA, yang ragu terhadap
respon afektif dari para pengisi kuisioner. Oleh karena itu jawaabn yang
tentang sesuatu yang kita ingin buat inferensi. Populasi berkenaan dengan data,
bukan dengan urusan atau benda. Sebagai contoh, luas sawah, umur mahasiswa,
berat kerbau. Bukan disebut nama – namanya, seperti sawah, mahasiswa, kerbau.
pelayanan dari KUA Kecamatan Serpong dan menggunakan jasa pihak ketiga atau
mudah dilakukan komunikasi dan survey. Atas dasar inilah maka terdapat
Unit analisis dalam penelitian ini adalah perorangan atau individu yang
berasal dari populasi sesuai definisi di atas. Hal ini berarti setiap individu yang
kemungkinan yang terjadi, yaitu kerabat atau bapak atau ibu dari calon mempelai
disebar adalah dua set. Jika diwakilkan oleh kerabat, maka respondennya
diperhitungkan hanya satu, yaitu sesuai posisi kerabat yang bersangkutan dalam
Sampel dari penelitian ini adalah sebagian populasi yang jelas informasinya,
yang dipilih secara acak. Atau random sampling. Jika hanya terdapat sedikir
populasi, maka yang dilakukan adalah 100 % sampling atau sampling jenuh.
yang diperoleh di KUA Kecamatan Serpong. Buku pendaftaran ini secara periodik
dicatat secara manual oleh KUA Kecamatan Serpong, dengan setiap buku
pendaftaran diwakili oleh sebuah buku. Adapun jumlah pernikahan sejak tahun
2002 adalah :
35
Tabel 3.2 Jumlah Pernikahan Per Tahun Sejak Tahun 2002 Pada KUA
Kecamatan Serpong
JUMLAH
NO TAHUN
PERNIKAHAN
1 2002 941
2 2003 1023
3 2004 1025
4 2005 1009
5 2006 866
6 2007 872
JUMLAH 5736
Sumber : Buku Pendaftaran pernikahan KUA Kec. Serpong.
sejumlah 5736 pasang di KUA Kecamatan Serpong. Secara rata – rata maka
adalah karena hanya data itulah yang bisa ditemui oleh peneliti. Sementara untuk
menikah tahun 2007. namun karena populasi di tahun tersebut sangat sediti yang
tahun 2002.
dengan KUA Kecamatan Serpong. Sementara untuk pasangan menikah yang tidak
pelayanan dari KUA Kecamatan Serpong, padahal konteks penelitian ini pada
pelayanan.
oleh perwakilan yang disebut sebagai amil. Amil yang akan mengurus prosesi
hingga ke KUA. Amil biasanya berdomisi di desa atau kelurahan yang sama
JUMLAH
NO TAHUN POPULASI
PERNIKAHAN
1 2002 941 25
2 2003 1023 24
3 2004 1025 22
4 2005 1009 23
5 2006 866 29
6 2007 872 35
5736 158
100% 2.75%
Sumber : Buku Pendaftaran pernikahan KUA Kec. Serpong.
Dari tabel di atas diperoleh bahwa jumlah populasi ternyata sangat kecil
Serpong masih didominasi oleh pasangan yang tidak berurusan langsung dengan
KUA Kecamatan Serpong. Hal ini tentu amat disayangkan karena kecenderungan
ini menyebabkan biaya yang harus dibayar oleh pihak calon pengantin akan lebih
37
besar dibandingkan dengan jika mereka mau berurusan sendiri dan langsung
masyarakat umumnya.
- Keinginan pasangan yang akan menikah untuk tidak mau repot atau
besar, maka diputuskan untuk tidak melakukan metode sampling, tetapi dilakukan
dengan 100 % sampling atau sampling jenuh, sejumlah 158 pasangan menikah.
yang tertulis pada buku pendaftaran pernikahan. Alamat yang dibuat sangat umum
sehingga sulit untuk dilacak, seperti Ahmad, dengan alamat Kampung Sengkol
atau Budi, dengan alamat Komplek Perumahan The Green. Kenyataan ini
38
menunjukan bahwa petugas KUA Kecamatan Serpong tidak menulis dengan rinci
POPULASI
JUMLAH POPULASI
NO TAHUN 1) TIDAK POPULASI3)*
PERNIKAHAN AWAL * 2)
JELAS *
1 2002 941 25 6 19
2 2003 1023 24 5 19
3 2004 1025 22 0 22
4 2005 1009 23 4 19
5 2006 866 29 4 25
6 2007 872 35 5 30
5736 158 24 134
100% 2.75% 2.34%
Sumber : Buku Pendaftaran pernikahan KUA Kec. Serpong.
prosentase populasi berkurang dari 2,75 % menjadi 2,34 % atau berkurang 0,41%,
Asumsi awal dari langkah untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah
populasi yang memiliki informasi nomor telepon ternyata tidak banyak, atau
hanya 21,64 %. Sisanya 78,36 % tidak memiliki informasi nomor telepon. Hal
menuliskan nomor telepon atau mungkin memang pasangan yang menikah tidak
Secara lengkap data populasi yang memiliki informasi nomor telepon dan yang
1 2002 19 0 19
2 2003 19 4 15
3 2004 22 16 6
4 2005 19 9 10
5 2006 25 0 25
6 2007 30 0 30
134 29 105
21.64% 78.36%
Sumber : Buku Pendaftaran pernikahan KUA Kec. Serpong.
Adanya dua jenis populasi berdasarkan data informasi telepon inilah maka
telepon untuk yang memiliki informasi nomor telepon dan didatangi langsung
Metode penyebaran kuisioner, seperti yang tertulis pada sub bab 4.1.1,
yaitu 100 % sampling atau sampling jenuh, maka diharapkan diperoleh data
populasi yang berjumlah 134 orang (atau pasang) maka diperoleh 55 orang
kita tidak mengetahui apakah yang berurusan dengan KUA Kecamatan Serpong
itu adalah perorangan atau pasangan (kedua calon mempelai ). Sehingga diperoleh
%
40
ADA
SUKSES SUKSES
NO TAHUN NO GAGAL SUKSES (pasang) (orang)
TELP
1 2002 0
2 2003 4 0 4 4 0
3 2004 16 4 12 7 5
4 2005 9 2 7 5 2
5 2006 0
6 2007 0
29 6 32 7
20.69% 79,31%
Sumber : Buku Pendaftaran pernikahan KUA Kec. Serpong
% dalam penyebaran kuisioner pada populasi dengan informasi telepon. Hal ini
- Salah sambung
1 2002 19 10 9 3 3
2 2003 15 10 5 0 5
3 2004 6 2 4 1 2
4 2005 10 5 5 2 1
5 2006 25 11 14 5 4
6 2007 30 18 12 3 6
105 56 28 21
41.79% 58,21 %
Sumber : Buku Pendaftaran pernikahan KUA Kec. Serpong
Maka tingkat keberhasilan pada populasi yang tidak memiliki nomor telepon
telepon. Hal ini masuk akal, karena untuk mendapatkan data kuisioner dari
populasi yang tidak memiliki informasi telepon dibutuhkan usaha yang lebih keras
dibandingkan pada populasi yang memiliki informasi telepon, yaitu pada populasi
tanpa informasi nomor telepon harus ditemui dan dihadapi langsung. Berbeda
dengan populasi dengan informasi telepon yang tidak perlu berhadapan langsung
- Pindah rumah.
bantuan rekan – rekan yang kebetulan banyak tersebar di daerah Serpong dan
responden. Semua responden ini dijadikan sampel atau 100 % sampling untuk
C. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini mengunakan dua cara, yaitu
dengan kuisioner dan telaahan dokumen. Instrumen utama dalam penelitian ini
adalah kuisioner, yang digunakan sebagai pengumpul data utama dalam penelitian
menemukan data populasi awal dan data – data pendukung penelitian kuantitatif.
1. Telaahan Dokumen
Kecamatan Serpong dan melakukan pengamatan awal untuk melihat karakter dan
2. Kuisioner
Instrumen penelitian yang disusun oleh penulis berupa kuisioner atau angket
yaitu suatu alat pengumpul data berupa daftar pertanyaan (kuisioner) tertulis yang
diajukan kepada responder. Kuisioner ini disusun dalam bentuk daftar pertanyaan
yang menggunakan sistem likert. Untuk kuisioner Kualitas pelayanan dan harga
khas untuk setiap pertanyaan, namun tetap dibuat berdasarkan skala Likert di atas.
Langkah pertama dari pengumpulan data dimulai dari mencari populasi. Yang
sesuai dengan definisi dari populasi yang telah disebutkan . terutama untuk
sampel yang dipergunakan pada penelitian ini adalah random sampling. Nazir
(1988:365).
Adapun unit sampel dalam penelitian ini ditetapkan melalui rumus yang
N
44
n = -------------
N (d2) + 1
Keterangan :
n = besar sampel
N = besar populasi
d = besarnya kesalahan yang bisa diterima adalah 0,1 %
diambil secara menyebar dan acak dari anggota populasi di atas dengan
menggunakan sistem random dari tahun terakhir pernikahan yang tercatat pada
dari buku Pendaftaran Pernikahan yang ada di KUA Kecamatan Serpong tahun
dari hanya tahun 2007 tetapi juga tahun – tahun sebelumnya, hingga dirasakan
atas.
Alternatif penarikan sampel dibuat sebanyak tiga cara di atas adalah untuk
Seperti yang telah tertulis di atas bahwa pada akhirnya diperoleh 88 responden
yang merupakan populasi yang pada akhirnya menjadi sampel, atau menggunakan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu
data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif bersumber dari responden
penelitian. Data tersebut berupa angket yang berisi lima pernyataan tertutup
SS S R TS STS
(+) (-)
SS : Sangat setuju 5 1
S : Setuju 4 2
R : Ragu – ragu 3 3
TS : Tidak Setuju 2 4
dengan skala di atas. Apabila tingkat kepuasannya semakin tinggi, maka bobot
untuk memastikan apakah instrumen yang digunakan apakah sudah tepat atau
cermat. Salah satu cara menguji validitas adalah dengan menggunakan rumus
korelasi Pearson. Korelasi yang dicari adalah dengan melakuka korelasi antara
setiap skor item pertanyaan yang ada dengan skor total keseluruhan item dengan
rumus :
Σxy
.r = ------------------------
((Σx2) (Σy2))1/2
dengan
korelasi Pearson yang telah dihitung dengan menggunakan uji t yang dijelaskan
. n-2
2
. t = rρ2 --------. Kemudian t2 diturunkan menjadi t
1 – rρ2
Kriteria uji adalah: tolak Ho jika t uji atau t hitung lebih besar dari t standar
atau t tabel dan dapat disimpulkan karena Ho ditolak maka item tersebut valid.
Sebaliknya jika t uji lebih kecil dari t standar, maka hipotesis nol diterima dan
menghitung nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari nilai alfa 2
47
ekor, atau 0,025, maka Ho ditolak. Sebaliknya, jika nilai probabilitas lebih besar
untuk menguji apakah instrumen konsisten untuk pengujian berulang atau tidak.
teknik belah dua (split half) Irawan (2005:9.36) selanjutnya menjelaskan bahwa
untuk setiap variabel, skor total item pernyataan genap dan skor total pernyataan
a. Uji Validitas
valid) dan tiga pertanyaan tidak valid. Nilai rata – rata validitas adalah 0,538.
Nilai ini jauh lebih tinggi dibandingkan r tabel untuk 20 populasi, yaitu 0,444.
48
semua pertanyaan di atas, walaupun tiga pertanyaan di atas ada yang tidak valid.
Hal ini dimaksudkan untuk melihat apakah ketiga pertanyaan yang tidak valid
Secara keseluruhan diperoleh nilai valid pada semua pertanyaan ( atau 100
% valid). Nilai rata – rata validitas adalah 0,541. Nilai ini sedikit lebih tinggi
dibandingkan nilai rata – rata pada 20 populasi di atas. Nilai ini juga jauh lebih
menunjukan hasil validitas yang baik dan memenuhi pada 88 populasi dan
Atas dasar hal di atas, maka diputuskan untuk menggunakan semua data
dari semua pertanyaan yang ada pada kuisioner tersebut sebagai data peneliti.
b. Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas pada ketiga variabel yang diteliti, diperoleh hasil :
49
Y 0,879 Baik
sebagai berikut :
Y 0,886 Baik
populasi. Maka bisa diambil kesimpulan bahwa reliabilitas pada kedua jumlah
Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi untuk melihat hubungan antara
variabel terikat dengan variabel bebas. Besarnya pengaruh dari suatu variabel
Selain itu dilakukan pula telaah dokumen, sebagai pelengkap apa yang telah
dilakukan pada analisis kuantitatif. Hal ini dilakukan untuk memperkuat dan
2.Penyempurnaan proposal X
3.Pengembangan Instrumen X
5.Penyempurnaan Instrumen XX
6. Pengumpulan data XX
7. Pengolahan data X XX
9. Revisi / Finalisasi X
10. Ujian X
52
BAB IV
(KUA)
nikah, talak dan rujuk di seluruh Indonesia. Kemudian fungsi KUA terus
berkembang, tidak hanya mengurusi perkawinan saja. Hal ini didasari pada
Keputusan Menteri Agama (KMA) nomor 18 tahun 1975 perihal susunan dan tata
kerja Depag tentang tugas KUA, yaitu melaksanakan tugas dan sebagian tugas
urusan agama Islam dalam wilayah kecamatan. Dasar hukum ini kemudian
diperkuat lagi dengan KMA nomor 57 tahun 2001, yang berbunyi KUA adalah
pencatatan nikah, rujuk, talak, pembinaan masjid, zakat, wakaf, baitul maal,
53
ibadah sosial, pangan halal dan pembinaan keluarga sakinah. Tugas ini sebetulnya
Agama Islam (meliputi nikah dan pangan halal), Ditjen Pengembangan zakat dan
KUA kecamatan Serpong adalah KUA yang berlokasi di jalan raya Serpong
Puspitek Serpong, yang didirikan berdasarkan SK Menag nomor 323 tahun 2002.
Kepala KUA
Nikah rujuk
Keluarga sakinah
Keuangan
Persuratan
KUA ini melayani 16 kelurahan dengan jumlah penduduk 97.077 jiwa umat
Islam dari keseluruhan 112.602 jiwa penduduk kecamatan Serpong. Pada tahun
2007 ini hingga bulan juli, KUA ini telah menikahkan sejumlah 736 pasangan.