Professional Documents
Culture Documents
PENGERTIAN-PENGERTIAN
KATA PENGANTAR
Buku Panduan dan Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan ini disusun sebagai
panduan bagi para pengelola prasarana drainase perkotaan agar dapat memahami,
menangani atau melaksanakan masalah drainase perkotaan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang berlaku.
Buku panduan ini diharapkan mampu untuk menunjang prioritas tujuan program drainase
kota yaitu mengurangi kerusakan dan kerugian akibat genangan atau banjir yang terjadi
di dalam kota atau daerah urban. Sehingga untuk pembangunan sistem drainase, yang
diutamakan adalah mengoptimalkan saluran yang telah ada, melalui program
rehabilitasi.
Harapan bahwa buku ini dapat memberikan konstribusi positip bagi pengelolaan
drainase perkotaan, maka segala kritik dan saran membangun sangat dibutuhkan guna
penyempurnaan penyusunan buku panduan ini.
Saluran Primer
b. Sistem saluran sekunder :
Adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima
aliran air dari saluran tersier dan limpasan air dari permukaan
sekitarnya, dan meneruskan air ke saluran primer. Dimensi
saluran tergantung pada debit yang dialirkan.
Menurut definisi, banjir adalah sejumlah besar air yang menutupi wilayah lahan yang biasanya sering, sebagai hasil dari aliran air
sungai atau laut yang melebihi diatas batas umumnya, rusaknya bendungan, gelombang pasang surut, atau angin kencang
yang menimbulkan ombak besar di sekitar pulau.
Penggenangan adalah kata kerja transitif dari banjir atau tindakan menggenangi. Penggenangan lebih berhubungan dengan
besarnya banjir, sebagai contoh kedalaman penggenangan atau luas areal penggenangan.
Suatu sistem pengendalian banjir adalah suatu sistem drainase yang memanfaatkan keseluruhan drainase dari suatu area
(kota). Pekerjaan ini pada umumnya dibangun untuk mengurangi banjir di wilayah perkotaan yang ada dan dapat meliputi
suatu saluran terbuka, saluran pembuangan air hujan, fasilitas peresapan air hujan, fasilitas penampungan air hujan
(kolam/waduk), dan / atau stasiun pompa drainase atau suatu kombinasi dari komponen sistem ini.
Aliran air
permukaan
Peresapan
WADUK
KANAL POLDER
LAUT
TANDON / POLDER
SUNGAI
Gambar : Tandon / Waduk
Pengendali Banjir
Teknik drainase daerah rendah bisa dilakukan dengan salah satu atau
lebih cara-cara berikut ini :
a. Pembangunan tanggul pasang disekeliling daerah rendah tersebut
b. Pembangunan tanggul sepanjang sungai dan saluran drainase yang
melewati daerah rendah tersebut
c. Pembangunan polder ( atau kompartemen ) yang masing-masing
ditangguli dan mempunyai keluaran individual ke system drainasenya.
d. Penggunaan pintu pengendali di keluaran dari kompartemen untuk
POLDER SISTEM mencegah aliran balik pada saat pasang naik dan / atau saat
limpasan air tinggi. Pintu pengendali bisa otomatis atau pintu gerak ,
atau yang dioperasikan secara manual, yakni pintu geser.
e. Penggunaan peralatan pompa
f. Penyediaan suatu cekungan penahan yang volumenya cukup dan
kapasitas pintu keluar disetiap keluaran kompartemen untuk
menyimpan sementara air limpasan dari hujan badai yang kritis sampai
air tersebut dapat dilimpahkan pada suatu periode yang cocok dari
daur pasang (Kolam detensi).
Beberapa prinsip utama yang harus diletakkan sebagai dasar pembangunan sistem drainase perkotaan, antara lain :
4.1 Kapasitas sistem harus mencukupi, baik untuk melayani air hujan yang dialirkan kebadan penerima air (laut, sungai)
atau yang diserapkan kedalam tanah. Bilamana kapasitas tidak mencukupi, maka sistem akan menemui
kegagalan, dan terjadilah banjir atau genangan. Untuk mencapai kapasitas sistem yang memadai, dilakukan
berdasarkan prinsip hidrologi dan hidrolika.
4.2 Tata letak sistem memenuhi kriteria perkotaan dan memiliki kesempatan untuk perluasan sistem. Dalam
pelaksanaannya harus diperhatikan segi hidraulik dan tata letak dalam kaitannya dengan prasarana lain.
4.3 Stabilitas sistem harus terjamin, baik dari segi struktural, keawetan sistem dan kemudahan dalam operasi dan
pemeliharaannya. Dalam pelaksanaannya diperlukan prinsip-prinsip struktural yang harus dipenuhi, termasuk bentuk
struktur yang memudahkan operasi dan pemeliharaan.
4.5 Minimalisasi pembebasan tanah, pengembangan sistem drainase perkotaan harus diusahakan mencari jalur
terpendek kebadan penerima air. Hal ini agar pembebasan tanah dapat ditekan sekecil mungkin.
Saluran Primer
Kolam
Retensi Saluran
Pintu Air Sekunder
POLDER
SYSTEM
Saluran Primer
Pintu Air
Pengendali Banjir
3
5
B. Kriteria Keamanan
Keamanan adalah pertimabngan penting dalam pendesainan system drainase daerah perkotaan
dan pengembangan perkotaan pada dataran banjir dari suatu sungai.
Kriteria keamanan yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
a. Menggunakan terali pengaman dimuka “inlet” dan saluran drainase yang panjang dan tertutup.
b. Menggunakan penutup yang kuat dan aman dipasang bila penutup itu dipakai untuk jalan.
c. Menggunakan pagar terali ditepi bangunan yang terletak diatas air yang mengalir cepat,
atau salurannya dalam dan umum mudah mencapainya.
3
5
Tahap awal dalam penyusunan studi kelayakan drainase adalah melakukan pengumpulan data dan informasi
serta penyusunan usulan kegiatan proyek.
1. Umum :
a. Rencana induk;
b. Studi-studi yang terkait;
c. Data-data kependuduk, sosial -
ekonomi.
2. Teknis :
a. inventarisasi sistem drainase yang ada,
b. data hidrologi,
3. Sosial-Ekonomi :
c. data hidraulik,
a. data aspek sosial ekonomi
d. data kapasitas dan
b. data kerugian langsung yang diakibatkan oleh genangan
truktur bangunan pelengkap.
c. data kerugian tidak langsung yang ditimbulkan karena adanya
genangan, gangguan kesehatan dan terganggunya aktifitas ekonomi;
d. data partisipasi masyarakat
4. Lingkungan:
A. data lingkungan,
B. data lingkungan pada lokasi pembebasan tanah,
2. Analisis Kebutuhan :
a. tentukan lokasi prioritas yang akan ditangani, berdasarkan arah
perkembangan kota dan permasalahan yang ada,
b. buat rencana perbaikan dan pemeliharaan yang disesuaikan dengan
kondisi setempat,
c. buat rencana pembangunan baru sistem drainase yang dibutuhkan,
d. hitung debit rencana untuk masing-masing sistem saluran dan
bangunan pelengkapnya,
e. hitung besaran penampang saluran dan besaran fasilitas
bangunan pelengkapnya,
f. buat kebutuhan pembebasan lahan yang diperlukan,
g. lakukan kajian teknis terhadap rencana kegiatan dan
tentukan kelayakannya berdasarkan kriteria kelayakan teknis,
h. tentukan rencana teknik untuk masing-masing saluran
dan bangunan pelengkapnya, dengan prioritas produksi dalam negeri,
i. buat rencana kerja pembangunan masing-masing usulan.
Usulan pembangunan sistem drainase harus dibuat minimal 2 alternatif dengan ketentuan:
a. meminimalkan pembebasan tanah;
b. semaksimal mungkin memakai sistem drainase aliran gravitasi
kelayakan teknis
a. memenuhi persyaratan kekuatan struktur,
b. kemudahan mendpatkan material yang dibutuhkan
c. dapat dilaksanakan dengan kemampuan yang ada (tenaga, peralatan),
d. operasi dan pemeliharaan dapat dilaksanakan dengan mudah.
Analisa biaya dilakukan dengan memperhatikan pengaruh langsung dan tidak langsung, biaya
pembangunan serta biaya operasi dan pemeliharaan :
Pengurutan Terpadu
Yang amat perlu dipertimbangkan di dalam mengalokasikan priorita pembangunan program – program tersebut, di
dalam sangkutanya dengan penyediaan prasarana kota terpada adalah :
a. Kebijaksanaan pembangunan pemerintah yang berlaku
b. Program – program prasarana lain.
Kebijaksanaan Pembangunan
Kebijaksanaan pembangunan setiap awal lima tahun rencana pembangunan merupakan suatu acuan yang selalu
Kemudian seringkali ada pengarahan sebagai berikut : bahwa yang perlu diprioritaskan adalah program yang
terletak di daerah dimana masyaraktnya mampu berpartisipasi terhadap pembangunan. Apabila demikian halnya,
maka perlu di studi lagi bentuk keterlibatan masyarakat di dalam program tersebut, dan apakah sudah ada indikasi
yang menunjukan keterlibatanya.
Misalnya partisipasi berbentuk mampu membayar kembali. Maka yang perlu diurutkan adalah pendapatan rata –
rata penduduk di daerah yang bersangkutan. Apabila partisipasi berbentuk kemampuan / kemauan memperbaiki
lingkungannya sendiri, maka yang perlun di indikasikan adalah bentuk – bentuk perbaikan lingkungan swadaya yang
telah dilakukan.
Kemudian pengarahan tersebut juga sering diprioritaskan adalah program perbaikan / rehabilitasi atau yang
diteruskan ( bukan program baru ). Dengan demikian maka program – program tersebut perlu dikelompokan menjadi
program baru dan program rehabilitasi atau program yang diteruskan.
Untuk menjaga keterpaduan pembangunan prasarana perkotaan seringkali lebih baik apabila pembangunan
drainase disesuaikan dengan program pembangunan prasarana lainnya. Dengan demikian diharapkan agar
pembangunan prasarana lainya. Dengan demikian diharapkan agar pembangunan yang bongkar pasang tidak
Berdasarkan fisiknya :
a). Sistem saluran primer
b). Sistem saluran sekunder
c). Sistem saluran tersier
Sungai
Gambar
SISTEM DRAINASE KOTA
e) Bentuk Kombinasi
Bentuk kombinasi umumnya digunakan agar dapat menampung
dan mengalirkan debit air yang besar dan dapat pula mengalirkan
debit air yang kecil (debit minimum).
e.1. Kombinasi trapesium dengan segi empat.
e.2 Kombinasi trapesium dengan setengah lingkaran.
e.3 Kombinasi trapesium dengan trapesium.
e.4 Kombinasi trapesium dengan segi tiga.
e.5 Kombinasi segi empat dengan segi empat.
Salah satu Contoh Saluran Bentuk Kombinasi
e.6 Kombinasi segi empat dengan setengah lingkaran. Trapesium dengan Segi Empat
e.7 Kombinasi segi empat dengan segi tiga.
Berdasarkan material konstruksinya, saluran drainase dapat dibedakan ats beberapa macam, yaitu :
1. Saluran tanah
2. Saluran pasang batu
3. Saluran beton
4. Saluran dengan perkuatan kayu
Disamping fungsi, bentuk dan jenis material saluran seperti diuraikan diatas, saluran drainase berhubungan erat dengan
bangunan pelengkapnya diantaranya :
a) Gorong-gorong
b) Bangunan pintu air
c) Pompa dan rumah pompa
d) Kolam tandon atau kolam penampungan sementara
e) Bangunan terjunan
f) Bangunan penyaringan sampah
g) Bangunan lubang pemeriksaan atau manhole
h) Resapan Air
Ukuran gorong-gorong minimum sama dan sebangun dengan tampang PROFIL KONSTRUKSI PADA INLET
saluran inletnya. Bangunan pada inlet gorong-gorong harus memperhatikan GORONG-GORONG
Ideal : Tampang
Gorong-gorong
Gorong-gorong Sama dengan
Kekecilan Tampang Saluran
SALAH BENAR
Laut
Katrol
i% 6 7 8 9 10
i%
L (m) 16 10 8 7 6
Cascade
system L
Lubang Pemeriksaan
Sistem resapan air hujan atau aliran permukaan terdiri atas 2 (dua)
jenis :
1. Sistem On-site, contohnya : sumur resapan dipekarangan rumah
2. Sistem Off-site, contoh : kolam retensi, tandon / waduk
1) Drainase perkotaan adalah drainase diwilayah kota yang berfungsi mengendalikan kelebihan air permukaan,
sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan kehidupan manusia.
5) Saluran tanah adalah saluran terbuka yang seluruh material konstruksinya menggunakan tanah.
6) Saluran tanah yang dipadatkan adalah saluran terbuka yang seluruh material konstruksinya menggunakan tanah
yang dipadatkan secara mekanis.
7) Saluran pasangan batu adalah saluran yang seluruh atau sebagian konstruksinya menggunakan potongan batu kali
atau batu gunung tanpa diberi pembesian.
9) Saluran dengan perkuatan kayu adalah saluran terbuka yang ketiga sisinya diberi lapisan papan yang diberi
perkuatan.
10) Gorong-gorong adalah suatu konstruksi yang dibangun akibat adanya persilangan antara jalan atau jalan kereta api
dengan saluran.
11) Bangunan pintu air adalah suatu konstruksi yang dibangun untuk mengatur keluar atau masuknya aliran air dari saluran
atau polder ke badan penerima air.
12) Pompa adalah suatu alat yang berfungsi untuk memindahklan air dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih
tinggi.
13) Kolam tandon adalah kolam atau tempat penampungan air sementara.
14) Bangunan terjunan adalah suatu konstruksi yang dibangun untuk mengurangi kemiringan saluran dan kecepatan aliran
air.
15) Bangunan Penyaring sampah adalah suatu konstruksi yang dibagun di bagian muka gorong-gorong yang berfungsi
untuk menyaring sampah dari saluran air.
17) Bangunan penangkap pasir adalah suatu konstruksi pada sistem saluran yang berfungsi untuk mengendapkan partikel
pasir yang ikut di dalam aliran air.
18) Erosi adalah proses lepasnya butiran tanah yang terjadi pada saluran akibat aliran air.
21) Kemiringan talud (m) adalah kemiringan dinding saluran yang dihitung dari perbandingan antara arah vertikal dan
horizontal.
23) Kemiringan dasar saluran adalah kemiringan arah memanjang saluran yang diatur untuk mendapatkan kecepatan
aliran yang diizinkan.
24) Riprap adalah kumpulan batu tanpa perekat yang diatur sedemikian yang berfungsi untuk melindungi dasar saluran
dari gerusan air.
26) Badan penerima air adalah pembuangan akhir saluran drainase dapat berupa sungai, danau dan laut serta di bawah
permukiman tanah berupa air tanah di dalam akifer.
Pada dasarnya pembangunan waduk, tandon, atau polder untuk menangani banjir, bukanlah suatu
keharusan, bahkan sebaiknya jika bisa untuk dihindari, karena waduk untuk menangani banjir biasanya harus
dilengkapi dengan pompa yang rumit / sulit serta mahal biaya investasi, operasi dan pemeliharaannya.
Pilihan membangun waduk untuk menangani banjir harus dilakukan apabila saluran drainase utama harus
bermuara pada lokasi yang sulit, seperti;
• ke laut, dimana memiliki kondisi pasang yang tinggi, sehingga tidak memungkinkan aliran air untuk langsung
dibuang ke laut, karena akan ada efek back water (arus balik).
• ke sungai, dimana memiliki muka banjir yang lebih tinggi dari saluran drainase utama, sehingga tidak
memungkinkan air langsung dibuang ke sungai tersebut, karena juga akan ada efek back water (arus balik).
Pada kondisi-kondisi tersebut di atas akan terjadi efek back water, ditambah lagi bila debit puncak pada
saluran drainase bersamaan dengan pasang air laut, atau pasang/banjir sungai, hal ini akan mengakibatkan
terjadinya banjir (gambar a).
Pada keadaan ini untuk menurunkan muka air akibat back water dapat dibuat tandon (waduk) banjir di muara
sungai, bila perlu dibuat pintu air dan pompa untuk memompa air tandon langsung ke-laut atau sungai besar pada
saat air pasang (Gambar 2).
Tetapi pembangunan tandon bukan merupakan suatu keharusan. Dapat juga dilakukan normalisasi sungai
(dilebarkan dan/atau diperdalam).
Berikut ini akan dijelaskan suatu perhitungan tandon banjir yang dilengkapi dengan fasilitas pompa.
GAMBAR - 3.
Denah Daerah Aliran Drainase KLMNO
Diketahui suatu daerah seperti yang ada di Gambar - 3. Suatu areal di kota besar luas A=50 ha merupakan
daerah aliran drainase KLMNO dengan koefisien pengaliran 0.8, waktu pengaliran di sepanjang saluran (td)=60 menit.
Sedangkan waktu konsentrasi (tc)=70 menit. Keadaan tata guna lahan yang mengakibatkan angka pengaliran
(c)=0.8, muka air (MA) saluran 3.50 meter lebih rendah dari MA tertinggi pada badan air penerima.
Kondisi intensitas hujan dapat dilihat pada Gambar- 5
Penyelesaian :
Langkah 1
Mencari desain optimal antara besaran waduk dan pompa
a. Asumsi perhitungan
• Total inflow – total outflow = storage penampungan pada waktu (t)
• Bentuk hydrograf aliran masuk (inflow) yang digunakan sesuai bagi penggunaan rumus modifikasi rasional
• Rate dari flow dianggap konstan
• Pada permulaan hujan (t=0) waduk dalam keadaan kosong.
• Asumsi grafik intensitas hujan dengan periode 2, 5, dan 10 tahun telah diperoleh (Gambar W5).
b. Prosedur perhitungan
(1) Debit maksimum aliran masuk pada titik K
2tc 2 × 70
Cs = = = 0.7
2tc + td (2 × 70) + 60
(7) Mencoba memplot outflow untuk beberapa kapasitas pompa 5m3/detik, 10m3/detik, 15m3/detik, 20m3/detik.
Terdapat kombinasi-kombinasi sebagai berikut :
1. Untuk pompa 5m3/detik diperkirakan volume waduk adalah 90.000 m3.
2. Untuk pompa 10m3/detik diperkirakan volume waduk adalah 135.000 m3.
3. Untuk pompa 15m3/detik diperkirakan volume waduk adalah 180.000 m3.
4. Untuk pompa 20m3/detik diperkirakan volume waduk adalah 240.000 m3.
Kombinasi yang diambil adalah kombinasi yang termasuk dalam :
Kategori luas area yang akan dijadikan waduk dan jumlah pompa yang akan digunakan yang akan
mempengaruhi biaya operasi dan pemeliharaan pompa.
Kolom 1
Waktu kumulatif – untuk soal ini diasumsikan berselang setiap 20 menit.
Kolom 2
Nilai kolom ini pada Tabel W1 diperoleh dengan cara mengeplotnya pada Gambar - 6 (lihat garis merah), bila waktu
kumulatif=40 menit Æ maka Aliran masuk=28,8
Kolom 4
Nilai pada kolom ini merupakan nilai selang waktu dari kolom 1. Nilai selang waktunya adalah 20 menit = 20 x 60 = 1200
detik.
Kolom 5
Nilai pada kolom ini diperoleh dengan :
Rata-rata nilai Aliran masuk x At
Contoh :
Pada Tabel W1 Æ 21,6 x 1200 = 25920
Kolom 6
Diperoleh dengan menjumlahkan nilai volume.
Contoh :
Pada Tabel W1 baris ke-3Æ Diperoleh dari:
0 + 8640 + 25920 = 34560
Setelah memperoleh nilai-nilai kumulatif volume dari Tabel W1 dan Tabel W2, kemudian buatlah grafik hubungan
antara kumulatif waktu dengan kumulatif volume. (Lihat Gambar - 8 garis melengkung berwarna biru tua dan
ungu. Garis biru tua menerangkan kumulatif QP yang diperoleh dari Tabel W1, dan garis ungu menerangkan
kumulatif QP1 yang diperoleh dari Tabel W2).
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa nilai kumulatif volume terbesar adalah grafik kumulatif QP yang
berwarna biru tua. Sehingga untuk memperoleh kapasitas waduk, grafik ini yang akan digunakan, karena memiliki
nilai kumulatif tertinggi)
Setelah memperoleh grafik kumulatif waktu dengan kumulatif volume, tentukan jenis-jenis pompa yang akan
digunakan (ditentukan pompa yang akan digunakan antara lain berkapasitas 5 m3/detik, 10 m3/detik, 15
m3/detik, 20 m3/detik).
Hitunglah besar volume air yang dapat di pompa per satuan waktu.
Contoh :
Berapa besar volume waduk yang bila kapasitas pompa yang digunakan adalah 5m3/detik?
Maka besar volume waduk diperoleh dengan cara mencari “garis tegak lurus terhadap sumbu datar” terpanjang
– antara grafik Kumulatif QP dengan grafik volume pompa berkapasitas 5m3/detik. (ingat: cari garis tegak lurus
terpanjang antara grafik kumulatif QP dengan volume pompa berkapasitas 5m3/detik).
Dari garis terpanjang tersebut membentang sejajar sumbu tegak antara volume 180.000 m3 sampai 270.000 m3.
Sehingga dapat dilihat besarnya volume waduk bila kapasitas pompa 5m3/detik adalah :
Volume waduk = 270.000 m3 – 180.000 m3 = 90.000 m3.
0 0 0 0 0
20 6000 12000 18000 24000
40 12000 24000 36000 48000
60 18000 36000 54000 72000
80 24000 48000 72000 96000
100 30000 60000 90000 120000
120 36000 72000 108000 144000
140 42000 84000 126000 168000
160 48000 96000 144000 192000
180 54000 108000 162000 216000
200 60000 120000 180000 240000
220 66000 132000 198000 264000
230 69000 138000 207000 276000
200
600
180 550
500
160
450
140
Intensitas (mm/jam)
400
120
350
100
Series1
300
80 250
60 200
100
40
10 tahunan
5 tahunan
20 2 tahunan
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180
50
Debit Masuk (m^3/detik)
40
tc = 70 menit
td = 60 menit
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210
tc tc+td
Waktu (menit)
40
35
Debit Masuk (m^3/detik)
30
tc = 70 menit
td = 60 menit
25
te = 100 menit
20
15
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
tc
te tc+td
Waktu (menit)
240.000 m 3
280000
180.000 m 3
270000
135.000 m 3
260000
250000
240000
90.000 m 3
230000
220000
210000
200000
Kumulatif Aliran (m^3)
190000 Kumulatif QP
180000 Kumulatif QP1
170000 Pompa 5 m^3/detik
160000
150000 Pompa 10 m^3/detik
140000 Pompa 15 m^3/detik
130000 Pompa 20 m^3/detik
120000
110000
100000
90000
80000
70000
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
Fungsi pompa dalam system drainase perkotaan adalah untuk melayani aliran banjir yang cukup besar. Ciri khas
pompa drainase adalah keperluan head tekan yang rendah dengan debit yang besar.
Ada dua jenis dasar pompa yang biasa digunakan untuk system drainase, yaitu :
a. Archemidian Screw
b. Rotodynamic Pumps
1. Pompa Centrifugal ( aliran radial ) : umumnya bercirikan kapasitas aliran sedang dengan kuatan desak yang
cukup tinggi
2. Pompa Axial : memiliki kapasitas besar dengan tinggi desak (tekan) yang rendah sampai sedang.
Katrol
Tandon /
Waduk /
Polder
Acapkali genangan air tidak sepenuhnya dapat teratasi
dengan usaha-usaha tersebut diatas bila terjadi hujan lebat
yang datangnya bersamaan dengan pasangnya air laut,
sehingga kelebihan air tersebut perlu ditahan dulu beberapa
Kolam saat dikolam-kolam retensi yang ada atau dilakukan peresapan
Retensi sebagian kelebihan air tersebut melalui “ sumur resapan” .
Tanpa System
Sumur Resapan
Saluran
Kosong
Dengan System
Sumur Resapan
• Dll
38 % menguap 30 % menguap
Batu Bata
Saluran /
Kosong
Pipa Masuk
Batu Kali
Kosong Tanah Asli
Untuk dapat memperoleh hasil seperti yang diharapkan maka sebelum melaksanakan kegiatan Operasi dan
Pemeliharaan diperlukan perencanaan, pemrograman dan perhitungan biaya untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut.
PERHATIKAN : !
• LENGKAP - Jenis data dan sumber
DATA-2 • BAIK
• RELEVAN data yang dikumpulkan
- Frekuensi dan metode
pengumpulan data
- Isi dan ketepatan waktu
PERENCANAAN
penyampaian data
SISTEM
PRA- PENYAMPAIAN INFORMASI
O &P PROGRAM INFORMASI MANAJEMEN - Penyebaran dari informasi
tersebut
PEMBIAYAAN Penanggungjawab
Tepat Waktu ! -
pengelolanya.
Sistem drainase tersusun atas berbagai macam prasarana aktif dan pasif yang letaknya tersebar ke seluruh kota dalam
jumlah sangat bervariasi, sehingga di perlukan suatu langkah operasi agar mencapai manfaat maksimal. Dalam kata lain
di perlukan suatu pengaturan yang baik , agar prasarana yang satu dapat menunjang prasarana yang lain dan ada
Mencapai
Sistem pengaturan yang baik Manfaat
Operasi
Maksimal
a. Saluran, bekerja untuk menyalurkan air dari suatu tempat ke tempat lain. Ada dua sistem saluran, yaitu saluran terbuka dan
saluran tertutup. Saluran terbuka berpenampang bisa trapesium, bujur sangkar dsb. Saluran tertutup bisa berbentuk bulat
(pipa) atau bujur sangkar (Box Culvert).
b. Bangunan perlintasan, untuk menyalurkan air dari satu saluran ke saluran lain yang melintasi bangunan lain. Misalnya gorong-
gorong yang melintasi jalan raya.
c. Bangunan terjun dipakai untuk mendapatkan kemiringan memanjang saluran yang relatif kecil sehingga batas kecepalan
maksimum dapat dipertahankan.
d. Tanggul, berfungsi memisahkan aliran atau genangan dari satu lokasi dengan lokasi lain.
e. Pompa dan rumah pompa, untuk mengangkat air dari ketinggian yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi. Atau
memindahkan aliran dari satu aliran ke aliran lain.
f. Pintu air, untuk mencegah suatu aliran masuk ke suatu sistem aliran lain atau suatu kawasan.
g. Kolam tandon, adalah kolam untuk menampung air sementara waktu sebelum air ini dialirkan ke lokasi lain, bisa
dikombinasikan dengan sistem pompa atau sistem pintu air.
h. Polder, adalah kombinasi antara sistem tanggul, sistem pintu air, dan sistem pompa. Pada sistem polder, areal pelayanan di
lokalisir dengan tanggul sehingga aliran dari daerah lain tidak dapat masuk, begitu juga sebaliknya. Pinlu air dipergunakan
untuk mencegah masuknya aliran dari bawah pada saat air pasang, sedangkan pada air surut pintu dapat dibuka dan aliran
dapat dilakukan secara gravitasi. Pada saat pasang, aliran dikeluarkan dengan memakai pompa.
4.1 Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah semua pekerjaan rutin dan berulang yang diperlukan untuk memelihara suatu fasilitas, misalnya suatu
saluran, struktur, fasilitas penyimpanan, dll. Dalam kondisi seperti ini memungkinkan untuk digunakan pada kapasitas aslinya atau
kapasitas rancangannya dan efisiensinya.
Pemeliharaan dari pekerjaan drainase kota dapat dibedakan menjadi dua kategori utama:
a. Pemeliharaan Pencegahan
Ini meliputi semua aktivitas yang dilaksanakan untuk memelihara fungsi optimum dari suatu fasilitas dan komponen-komponennya
menurut suatu program pro-jadwal/pre-scheduled. Pemeliharaan pencegahan meliputi: Pemeliharaan Rutin, Pemeliharaan
Berkala dan Pekerjaan Reparasi ( Overhauling alat – alat berat ).
b. Pemeliharaan Koreksi
Tindakan ini dilaksanakan untuk mencegah munculnya kembali kegagalan dan kerusakan suatu fasilitas. Aktivitas ini diambil atas
dasar dari suatu analisa dari kegagalan sebelumnya. Pemeliharaan Koreksi bisa meliputi: Pemeliharaan Khusus, Rehabilitasi,
Perbaikan Kapasitas ( Normalisasi )
Aktivitas ini meliputi pekerjaan mendesak dimana dibutuhkan sebagai hasil dari kegagalan suatu komponen sistem saluran dalam
kaitan dengan runtuhnya dinding saluran, erosi, robohnya struktur, dll.
Pembaruan Supervisi
Inspeksi Penyusunan
Sistem Rutin Edisi Pelaksanaan
Pemeliharaan Dokumentasi Program
Program
Pemeliharaan
Kegiatan Inspeksi :
Inventarisasi sarana drainase, dan dokumentasi atas hasil inventarisasi tersebut. Misalnya : panjang saluran, penampang melintang pada
beberapa tempat, keberadaan gorong-gorong, kondisi pintu air, atau kesiapan pompa-pompa yang ada.
Inventarisasi peralatan atau prasarana yang menunjang kegiatan perbaikan dan perawatan, misalnya : alat berat untuk pembersih lumpur,
pompa sementara, gambar-gambar yang menunjukkan keberadaan saluran, dsb.
Inventarisasi peran serta masyarakat yang dapat diharapkan dalam kegiatan perbaikan dan pemeliharaan, misalnya : untuk pembersihan
saluran secara rutin, pengawasan untuk mencegah pembuangan sampah ke badan saluran.
Identifikasi permasalahan teknis yang akan muncul selama kegiatan,
Misalnya : pengedukan dan perbaikan tanggul yang rusak. Bilamana ada hambatan, seperti bangunan yang ada diantara saluran atau
diatas sarana drainase yang ada, maka hubungi instansi yang terkait, atau misalnya Dinas Tata Kota, untuk membantu memecahkan
permasalahannya.
Menilai sampai sejauh mana kepatuhan masyarakat atas peraturan yang berlaku, apakah masih banyak penduduk yang membangun
kios atau tempat tinggal di bantaran sungai atau saluran.
Mencatat sampai sejauh mana ada kerja sama dengan pemeliharaan prasarana kota lain, seperti misalnya masihkah para penyapu
jalan raya, memasukkan hasil sapuannya ke dalam saluran.
a) Saluran Terbuka
Hal-hal yang dicatat pada saluran terbuka adalah ukuran, jenis
konstruksi, dan keadaan saluran. Kemudian mengisi formulir dokumentasi
yang ada.
b) Saluran Tertutup
Sama dengan pencatatan untuk Inspeksi pada saluran terbuka, hanya
pada saluran tertutup ini lebih sukar pelaksanaannya, karena pemeriksa
harus merangkak masuk ke dalam saluran melalui bak kontrol (man-hole)
dan melihat ke dalam saluran tertutup tersebut dengan diperlengkapi
lampu sorot yang kuat. Sebelum memasuki saluran tersebut, perlu
dilakukan beberapa tindakan pengamanan, agar tidak timbul
kecelakaan.
Bilamana saluran tertutup ini amat kecil ukurannya, sehingga tak dapat
dimasuki oleh Inspektur, maka bagian dalam saluran dapat diperiksa
dengan mempergunakan cermin dengan pengaturan ada cermin yang
menyorotkan cahaya, ada yang menerima gambar.
d) Man Hole
Gorong - gorong
Sama halnya dengan inlet saluran, maka man hole juga perlu diberi
nomor, agar dapat didokumentasikan dengan cermat.
e) Pintu Air
Hal-hal penting yang harus dicatat pada inspeksi pintu air, yaitu :
1. Konstruksi pintu masih dalam keadaan yang baik, ataukah ada
kerusakan, baik ringan atau berat.
2. Pintu masih terpelihara dengan baik dan masih berfungsi.
3. Pintu air mulai tidak rapat atau renggang, sehingga ada bocoran.
Pintu Air
i) Tenaga Kerja
Hal penting adalah jumlah, kualifikasi dan pengaturan tenaga kerja yang
ada atau yang perlu direkrut. Pada kegiatan inspeksi ini pencatatan juga
dilakukan terhadap produktivitas dan jadwal kerja tenaga yang ada dan
yang akan direkrut.
Nama Saluran
Hasil-2 Pemetaan Sistem Penamaan Nomor Saluran
Kegiatan
Kegiatan Saluran Drainase & Ukuran Saluran
Dokumentasi Jenis Saluran
Inspeksi & Penomoran
Kelengkapannya Lain-2
f. Penyuluhan
Team operasi pemeliharaan harus dapat memberikan
pengertian kepada masyarakat agar mengetahui
fungsi saluran drainase sehingga dapat berperan serta
dalam pemeliharaan dan menjaga kelangsungan
fungsi sistem drainase.
Pengelompokkan kegiatan organisasi operasi dan pemeliharaan berdasarkan tanggungjawab pengelolanya yaitu:
5.1 Operasi dan pemeliharaan jaringan drainase utama (major drainage system) yang merupakan tanggung jawab dari
Pemerintah Tingkat II meliputi :
¾ saluran primer
¾ saluran sekunder
¾ saluran tersier
¾ dan bangunan-bangunan pelengkapnya.
5.2 Operasi dan pemeliharaan jaringan drainase lokal (minor drainage system) dikelola oleh masyarakat di lingkungan yang
bersangkutan. Yang termasuk dalam jaringan ini adalah :
Untuk menjaga agar pembagian daerah dan tanggung jawab pengelolaan tidak menimbulkan hambatan, perlu batas-batas
yang jelas daerah wewenangnya masing-masing, dan program serta koordinasi pelaksanaan pekerjaan.
Untuk dapat melakukan pekerjaan operasi dan pemeliharaan prasarana drainase, perlu mengetahui beberapa pengertian pokok
sekitar operasional prasarana drainase tersebut :
Punyuluhan dan koordinasi harus dilaksanakan dengan intensip sampai pada detail
kegiatan, dan menghilangkan keraguan masyarakat terhadap pembangunan drainase
ini, bahkan mereka akhirnya berperan serta secara aktip.
Adapun tujuannya adalah untuk memberikan pengetahuan dan bahan-bahan yang harus disiapkan dan yang
dapat dipakai untuk penyuluhan, agar pelaksanaan pembangunan drainase perkotaan dapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien tanpa adanya gangguan dari masyarakat sekitarnya dan instansi yang terkait.
Kegiatan ini sebaiknya dilakukan jauh sebelum pekerjaan phisik konstruksi berlangsung.
POTENSI MASYARAKAT :
1. SDM
2. SDA DAMPAK +
3. Pranata-pranata sosial
4. Nilai sosial budaya
5. Tatanan-tatanan
6. Kebutuhan masyarakat
7. Kemandirian masyarakat
HARAPAN / PARTISIPASI
TUJUAN
YANG
AKTIF
HENDAK MASYARAKAT
DICAPAI
MODEL
PEMBERDAYAAN
PROSES HASIL
2. STIMULATIF ( Perangsangan )
3. KOMUNIKATIF
Program pemberdayaan masyarakat menciptakan kesepahaman diantara
seluruh warga masyarakat dan atau antar lembaganya yang pada gilirannya
membuat transparansi, saling membantu.
4. PARTISIPATIF ( Peran-serta )
Keiga sifat diatas bermuara pada partisipasi
masyarakat, artinya partisipasi tidak akan muncul
dari masyarakat jika ketiga sifat diatas tidak
nampak pada program aksi pemberdayaan.
WARGA
EDUKATIF MASYARAKAT
PARTISIPATIF
STIMULATIF
BERDAYA
KOMUNIKATIF
LEMBAGA
MASYARAKAT
Tahapan Pelaksanaan
No Partisipasi Masyarakat Instansi
Kegiatan
• Penjelasan/penyuluhan
1. Penentuan Lokasi Pemda
• Ijin lokasi
• Menyerahkan Lokasi
• Ijin mengukur
Dinas,
• Ikut menyuluh
2. Survey dan Penyuluhan Pemda,
• Ikut partisipasi / penyuluhan
Masyarakat
• Format dan Bangunan
Kebijakan tingkat
Kelurahan - Kecamatan