You are on page 1of 6

Kebijakan Publik

Kumpulan Definisi dalam Berbagai Perspektif

Ayya Sofia Annisa


06/195930/SP/21693
Jurusan Ilmu Pemerintahan
FISIPOL UGM
KLASIFIKASI KEBIJAKAN PUBLIK
Definisi kebijakan publik dalam tulisan ini secara garis besar akan diklsifikasikan dalam
empat hal. Pertama, definisi kebijakan publik dalam lapis pemaknaan sebagai proses
decision making (pengambilan keputusan). Kedua, kebijakan publik sebagai sebuah
proses managerial. Di dalamnya kebijakan publik diartikan sebagai rangkaian kerja
pejabat publik dalam membuat dan menerapkan sebuah kebijakan. Ketiga, definisi
kebijakan publik yang dikategorikan sebagai bentuk intervensi pemerintah. Kebijakan
publik dikategorikan sebagai bentuk kerja sistem sosial dalam suatu masyarakat.
Terakhir (keempat), pendefinisian kebijakan publik yang masuk dalam lapis pemaknaan
interaksi antara negara dan rakyatnya.1

Dengan dasar klasifikasi tersebut di atas, definisi dari berbagai ahli akan dibagi
(dikluster) sesuai dengan lapis pemaknaan tersebut. Namun, secara luas, penulis
membagi definisi--baik definisi langsung maupun dari artikel-- berdasarkan fokus
efisiensi kerjanya sebuah kebijakan publik. Artinya, di ranah mana sebuah formula
kebijakan diperkuat. Dari pemerintah, pelaku (legislasi), ataukah pada masyarakatnya,
sehingga kebijakan tersebut dapat berjalan sesuai kebutuhan.

DEFINISI KEBIJAKAN PUBLIK


1. Menurut Chandler dan Plano (1988)
Kebijakan publik merupakan pemanfaatan strategis terhadap sumber daya yang ada
untuk memecahkan masalah-masalah publik atau pemerintah. Menurutnya, kebijakan
publik merupakan bentuk intervensi negara untuk melindungi kepentingan masyarakat
(kelompok) yang kurang beruntung. 2
Dari definisi Chandler dan Plano, kebijakan publik masuk dalam lapis pemaknaan
kebijakan publik sebagai intervensi dari pemerintah. Optimalisasi kebijakan publik
kemudian ada pada ranah sumber daya—berupa sistem dalam masyarakatnya,
sehingga kebijakan publik akan menghasilkan output yang berfungsi mensinergikan
kebijakan tersebut.

1 Empat klasifikasi tersebut adalah klasifikasi umum yang disampaikan oleh Bp. Purwo Santoso dalam mata kuliah
Kebijakan Publik.
2 Drs. Hessel Nogi S. Tangkilisan, MSi, 2003, Kebijakan Publik Yang Membumi, Lukman Offset & YPAPI, Yogyakarta,
Hlm. 1
2. Easton (1969)

Kebijakan publik sebagai pengalokasian nilai-nilai kekuasaan untuk seluruh


masyarakat yang keberadaannya mengikat. Sehingga cukup pemerintah yang dapat
melakukan sesuatu tindakan kepada masyarakat dan tindakan tersebut merupakan
bentuk dari sesuatu yang dipilih oleh pemerintah yang merupakan bentuk dari
pengalokasian nilai-nilai kepada masyarakat.3

Dari definisi Easton, maka kebijakan publik merupakan proses pengambilan


keputusan (decision making). Berdasarkan definisinya, sebuah kebijakan publik akan
efisien ketika berada dalam ranah pemerintahan. Artinya, kekuasaan negara dalam
kebijakan publik ini sangat besar.

3. Anderson (1975)

Kebijakan publik sebagai kebijakan-kebijakan yang dibangun oleh badan-badan dan


pejabat-pejabat pemerintah, dimana implikasi dari kebijakan itu adalah;

1) kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu atau mempunyai tindakan-


tindakan yang berorientasi pada tujuan;

2) kebijakan publik berisi tindakan-tindakan pemerintah;

3) kebijakan publik merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah, jadi
bukan merupakan apa yang masih dimaksudkan untuk dilakukan;

4) kebijakan publik yang diambil bisa bersifat positif dalam arti merupakan tindakan
pemerintah mengenai segala sesuatu masalah tertentu, atau bersifat negatif dalam
arti merupakan keputusan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu;

5) kebijakan public pemerintah setidak-tidaknya dalam arti yang positif didasarkan


pada peraturan perundangan yang bersifat mengikat dan memaksa. 4

Dari definisi Anderson, kebijakan publik merupakan serangkaian fase kerja pejabat
publik (kebijakan publik sebagai proses manajemen). Dan itu artinya, penekanan
atau fokus efisiensinya ada pada ranah legislasi (pelaku kebijakan).

3 Ibid, Hlm. 2
4 Ibid, Hlm. 2
4. Arief Ramelan Karseno, MA.,Ph.D.

Kebijakan publik dipahami sebagai kebijakan, baik politik, ekonomi, dan sosial yang
diambil secara kolektif, demi kepentingan/keuntungan masyarakat secara bersama-
sama (kolektif). Kebijakan Publik itu bisa berbentuk “aturan atau rambu-rambu”
perdagangan dalam hubungan ekonomi antara anggota masyarakat; bisa berbentuk
pembuatan atau penyediaan barang yang akan dipakai bersama (disebut barang
publik) atau bahkan, bisa berbentuk hukum dan kode etik hubungan antara manusia
sebangsa yang sering kita sebut dengan budaya yang diterima secara umum dalam
masyarakat itu. 5

5. Thomas R. Dye (1981)

Kebijakan publik sebagai apa yang tidak dilakukan maupun yang dilakukan oleh
pemerintah. 6

Dari definisi Dye, jelas bahwa kebijakan publik masuk dalam klasifikasi decision
making.

6. Ir. Dharma Gupta

Gupta, dalam tulisannya menekankan perlunya sosialisasi pejabat terhadap kebijakan


publik yang dibuat. Dicontohkan tentang kebijakan dalam penentuan nilai ebtanas dan
rencana strategis pembangunan suatu wilayah. Ketika itu tidak disosialisasikan, maka
kebijakan itu tidak lagi menjadi kebijakan publik. Sehingga kebijakan publik artinya
semata peraturan dan ketentuan yang diciptakan oleh pemerintah saja.7

Dari tulisannya, kebijakan publik diklasifikasikan sebagai serangkaian kerja pejabat


publik. Dalam artian, kebijakan publik akan efisien jika difokuskan pada fungsi
managementnya. Menurut Gupta, ketika sosialisasi program dapat merata,
masyarakat dapat mengimplementasikan kebijakan dengan tujuan serta aturan-aturan
yang jelas.

5 Lih. Dari Jogja Untuk Indonesia : Sebuah Wacana Kebijakan Publik, PT. Hanindita Graha Widya dan INSPECT,
Yogyakarta, Hlm. 2. Arief Ramelan Karseno, M.A., Ph.D. (Ed.), 2003 dalam pendahuluan.

6 op.cit hal. 1
7 Ibid hal 15. Lih. Artikel Sosialisasi Kebijakan Publik oleh Dharma Gupta
7. Ratih Pratiwi Anwar, S.E. M.Si

Dari artikelnya, dapat dilihat bahwa Ratih cenderung mengartikan kebijakan publik
sebagai proses pengambilan keputusan. Dia menitikberatkan sebuah kebijakan pada
cara pemerintah menciptakan sebuah kebijakan yang menguntungkan bagi rakyat
banyak. Dicontohkan dalam artikelnya tentang perlindungan terhadap obat lokal.
Masuknya obat-obat modern dan gaya hidup masyrakat yang mulai menimbulkan nilai
lokalitas membuat Ratih berpikir harus ada institusi yang berani menciptakan kebijakan
yang melindungi pembuat obat tradisional. Dan di situlah negara dan pejabat publik
diperlukan.8

Dari artikelnya, kebijakan publik menurutnya dapat diklasifikasikan ke dalam proses


decision making, untuk memutuskan apakah kebijakan perlindungan obat tradisional
benar-benar diperlukan.

8. Ir. Djoko Wintolo

Kebijakan publik masuk dalam klasifikasi intervensi pemerintah. Cukup jelas dalam
tulisannya, dicontohkan maslah pendidikan. Di sini pendidikan adalah proses
pengenalan terhadap kebijakan itu sendiri. Dengan menjadikan masyarakat sebagai
manusia yang berpendidikan, diharapkan masyarakat menjadi sosok yang mampu
menghargai atau memberi apresiasi terhadap sebuah profesi—sehingga tidak perlu
banyak kebijakan untuk membuatnya tetap diterima. Kebijakan publik kemudian
menjadi lebih fokus pada prosedur kerja sistem sosial, bukan pada prosedur tatanan
orang-orang yang melakukan kebijakan tersebut. Dengan masyarakat yang
berpendidikan, artinya, intervensi pemerintah dalam sebuah perubhan struktur
masyarakat begitu besar. Dan itu artinya, langsung atau tidak, akan ada efek kebijakan
untuk problem solving sebuah struktur masyarakat. Intinya, pendidikan itu sendiri
harus mampu menyesuaikan dengan sistem sosial yang tepat untuk menghasilkan
kebijakan yang tepat pula.9

8 Ibid hal 122. Lih. Artikel Sehat dengan Obat Lokal oleh Ratih Pratiwi Anwar
9 bid hal 25. Lih. Artikel Degradasi Sosial Dunia Pendidikan oleh Djoko Wintolo
Referensi

Karseno, Arief Ramelan, M.A., Ph.D. (Ed.). 2003. Dari Jogja Untuk Indonesia; Sebuah
Wacana Kebijakan Publik. PT. Hanindita Graha Widya & INSPECT. Yogyakarta.

Tangkilisan, Hessel Nogi S. Drs. 2003. Kebijakan Publik Yang Membumi. Lukman Offset &
YPAPI. Yogyakarta.

You might also like