Professional Documents
Culture Documents
TUGAS AKHIR
Oleh :
Endang Masriah
3351302617
JURUSAN EKONOMI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
i
PENGESAHAN KELULUSAN
pada :
Hari :
Tanggal :
Penguji I Penguji II
Mengetahui,
ii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam tugas akhir ini benar-banar
hasil karya saya sendiri,bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian
atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tugas akhir
Endang Masriah
NIM. 3351302617
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
Kasih sayang tanpa kekuatan adalah kelemahan, kekuatan tanpa kasih sayang
adalah kezaliman (Shovinji Kempo)
Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal, jika kamu masih ingin mencoba,
jangan pernah menyerah jika kamu masih merasa sanggup, karena kamu hanya
memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang
kamu inginkan.
Tidak ada yang dapat merubah sifat sombong dan jahat, kecuali engkau dapat
melihat sifat-sifat Allah.
PERSEMBAHAN:
iv
SARI
Endang Masriah. 2005. Sistem Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Pada
Kantor Pelayanan PBB Semarang. Ahli Madya Akuntansi. Universitas Negeri
Semarang. 52 Halaman
v
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan
mengambil judul “Prosedur Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Pada Kantor
Pelayanan PBB Semarang”. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis
memperoleh bantuan, bimbinngan dan pengarahaan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, engan kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Sunardi, Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNNES.
2. Bapak Drs. Kusmuriyanto, M.Si. Ketua Jurusan Ekonomi FIS UNNES.
3. Bapak Drs. Sukirman,M.Si, Ketua Prodi Akuntansi D3.
4. Bapak Drs. Hartoyo,B.Sc, Dosen Pembimbing.
5. Bapak Drs. AM Budiman.B.Sc,Dosen Penguiji.
6. Bapak, Ibu, dan adik-adik tercinta yang selalu memberikan do’a,
pengorbanan dan kasih sayang.
Dengan segala keterbatasan keampuan dan pengetahuan, penulis
menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangannya.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menerima saran dan kritik guna
penyempurnaan penulisan Tugas Akhir.
Akhirnya segala kerendahan hati penulis mengharap semoga Tugas Akhir
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii
PERNYATAAN............................................................................................... iv
SARI ................................................................................................................ vi
PRAKATA....................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
vii
2.3.1 Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan .................................... 9
viii
4.4 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan PBB Semarang .............. 25
PEMBAHASAN..................................................................................... 51
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 56
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu sumber dana berupa pajak yang dimaksud adalah Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB). Pajak Bumi dan Bangunan dapat dimanfaatkan untuk
berbagai fungsi penentuan kebijakan yang terkait dengan bumi dan bangunan.
terhadap penerimaan pajak yang relatif kecil, namun Pajak Bumi dan
Sebagai salah satu pajak langsung, Pajak Bumi dan Bangunan merupakan
pajak pusat karena obyeknya didaerah, maka daerah mendapat bagian yang
besar.
1
2
mendaftarkan dan melaporkan obyek pajaknya dengan baik. Oleh karena itu
manfaat atas tanah dan atau bangunan wajib mendaftarkan obyek pajaknya
tersebut ke Kantor Pelayanan PBB (KP PBB) yang wilayah kerjanya meliputi
Setelah diisi dengan benar, jelas dan lengkap SPOP harus dikembalikan ke
3
yang telah ditentukan, maka kepada wajib pajak dikenakan denda administrasi
sebesar 25% dari pajak yang seharusnya diayar (Pasal 10 ayat (2) Undang-
pendataan. Dalam hal ini maka aparat pajak secara aktif mendatangi wajib
pajak dan mencatat data yang diperlukan. Dalam hal menentukan luas tanah
dimaksudkan untuk menciptsksn suatu basis data PBB yang akurat, sehingga
diharapkan dapat tercipta pengenaan PBB yang lebih adil, merata, tertib
Sebelum wajib pajak dikenai PBB perlu adanya obyek pajak yang
menjadi 2 golongan yaitu golongan A dan golongan B. Untuk nilai kelas tanah
Self Assessment dan Official Assessment, yang mana kedua sistem ini
masalah prosedur pemungutan PBB, maka wajib pajak banyak yang kurang
Berdasarkan judul yang diambil penulis, maka tujuan yang ingin dicapai
1. Bagi Penulis
2. Bagi Akademik
dan pertimbangan.
Lampiran.
penulisan.
6
LANDASAN TEORI
2.1 Prosedur
Prosedur adalah rangkaian metode yang telah mejadi pola tetap dalam
(Wursanto.1991:20).
prosedur adalah suatu urutan kegiatan yang telah menjadi pola tetap dalam
7
8
departemen atau lebih yang didasarkan pada fakta-fakta dan tidak ketinggalan
jaman.
asas gotong royang, Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang
kesejahteraan umum.
bahwa pajak adalah iuran wajib masyarakat kepada negara yang dapat
terutang ditentukan oleh keadaan objek atau bumi, tanah dan atau
penerimaan negara yang berasal dari rakyat atas kebendaan objek atau
bumi, tanah dan atau bangunan yang sebagian besar hasilnya diserahkan
tersebut.
dengan Pajak Bumi dan Bangunan ada empat asas utama yang harus
diperhatikan, yaitu:
dilaksanakan.
dan hukum.
Obyek Pajak Bumi dan Bangunan Diatur dalam pasal 2 dan pasal
¾ Pasal 2
¾ Pasal 3
1. Objek pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan adalah objek
pajak yang :
memperoleh keuntungan;
keuangan.
12
adalah orang atau badan yang secara nyata mempumyai suatu hak atas
bumi dan atau memperoleh manfaat atas bumi, dan atau memiliki,
System :
fiskus.
fiskus.
13
kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang
wajib pajak.
terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak.
Dalam buku “An Inquiry Into The Nature And Causes Of The
Wealth Nations” yang ditulis oleh Adam Smith pada abad ke-18
nama Four Cannons atau The Four Maxim dengan uraian sebagai
berikut:
diantara sesama wajib pajak. Dalam keadaan yang sama wajib pajak
2. Certainty
Pajak yang dibayar oleh wajib pajak harus jelas dan tidak
3. Convenienci of Payment
4. Economic of Collection
kalau biaya yang dikeluarkan lebih besar dari penerimaan pajak yang
¾ Pasal 9
Pajak.
ayat (1) harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh
menteri keuangan.
¾ Pasal 10
2. Besarnya Nilai Jual Obyek Pajak sebagai mana dimaksud dalam ayat
daerahnya.
sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (3) dan ayat (4) harus
3. Pajak yang terhutang yang pada saat jatuh tempo pembayaran tidak
2% sebulan, yang dihitung dari saat jatuh tempo sampai dengan hari
dengan hutang pajak yang belum atau kurang dibayar ditagih dengan
5. Pajak yang terhutang dibayar di bank, kantor pos dan giro dan
ayat (1), (2), (3), (4), (5) diatur oleh Menteri Keuangan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3. 1 Lokasi Penelitian
Objek kajian penelitian adalah objek kajian atau apa yang menjadititik
dalam penelitian ini adalah Sistem Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan
1. Dokumentasi
2. Wawancara
19
20
dokumentasi.
3. Observasi
4. Metode Pustaka
penyusunan tugas akhir ini untuk diperoleh suatu kesimpulan, maka data
serta solusinya.
penghitungan PBB.
22
Nilai Jual Obyek Pajak, Nilai Jual Kena Pajak dan rumus untuk
HASIL PENELITIAN
Pajak atas bumi ini sebelum adanya Undang-undang No.12 Tahun 1985
terhadap tanah atau bumi atau pajak yang berkaitan dengan harta tetap
pajak jalan dan pajak daerah. Sehingga satu obyek yang dikenakan pajak
berganda maka rakyat dibebani pajak yang cukup berat, yang akibatnya pajak
yang masuk ke kas Negara atau daerah jumlahnya kecil. Pada awal tahun 1984
tahun 1908, Ordonansi Verponding tahun 1932, Pajak Jalan tahun 1942, dan
IPEDA serta Pajak Daerah atas harta tetap diganti dengan perpajakan nasional
Pajak Bumi dan Bangunan yang disingkat PBB adalah pajak atas harta
tidak bergerak yang terdiri tanah atau bangunan (property tax). Sekarang ini
atas harta tetap hanya terkena satu pajak yaitu Pajak Bumi dan Bangunan dan
23
24
4.2 Tugas dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan
Semarang
Pajak.
a. Pengolahan data.
c. Penetapan PBB.
kompensasi PBB.
tanggal 23 Juli 2001 tentang susunan organisasi dan tata kerja Direktorat
177 Kelurahan dengan luas 37.370 Ha. Khusus Kotamadya Semarang sektor
pedesaan sudah tidak ada, semua telah masuk ke dalam sektor perkotaan.
Keterangan gambar 2
1. Kepala KP PBB
bawahan.
b. Korlak keuangan
a. Meminta data yang diperlukan yang ada kaitannya dengan urusan tat
a. Korlak Klasifikasi
c. Korlak monografi
bangunan.
pemutakhiran data.
keluaran.
5. Seksi Penetapan
pedesaan.
pertambangan.
BPHTB
31
6. Seksi Penerimaan
7. Seksi Penagihan
b. Korlak pengurangan
keberatan
33
dengan keahliannya.
b. Dipimpin oleh penilai PBB paling senior yang ditunjuk oleh Dirjen
Pajak.
kerja.
orang atau badan yang mempuyai hak atas bumi/tanah dan atau;
(SPOP).
sendiri.
35
yang sebenarnya.
d. Tepat Waktu, artinya SPOP yang sudah diisi oleh Wajib Pajak
kegiatan :
terhutang.
Bangunan.
38
ayat (1) UU No. 12 tahun 1994, dalam Pengenaan Pajak Bumi dan
a. Golongan A
b. Golongan B
a. Golongan A
b. Golongan B
lain : Tarif Pajak, Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP), Nilai Jual Kena
PBB Semarang adalah sebesar 0,5%. Penentuan Nilai Jual Obyek Pajak
Luas tanah a
Luas Bangunan b
+
NJOP A
NJOPTKP c
-
NJOP dasar PengenaanPBB B
Contoh :
Maka besarnya PBB yang harus dibayar Tuan X dapat dihitung dengan
NJOP Rp1.342.394.000,00
NJOPTKP Rp 8.000.000,00
= Rp 266.878.800,00
= Rp 1.334.394,00
1. Non SISTEP
Pada tata cara Non SISTEP ada tiga tempat pembayaran PBB
49
pajak. Jumlah pajak yang akan dibayar ditulis pada formulir Surat
putih dan warna merah muda. Surat Tanda SSP warna merah
pada Kantor Pos dan Giro di Wilayah Daerah Tk-II tempat obyek
Kantor Pos dan Giro. Wajib pajak menerima SSP warna putih
dan merah muda. Surat Tanda SSP warna merah muda oleh wajib
SSP warna putih disimpan oleh wajib pajak sebagai tanda bukti
pembayaran.
50
c. Melaui Petugas
PBB.
petugas pemungut.
bawah ini.
Sentral Giro
Bank Persepsi
Pos dan Giro
Petugas Pemungut
Wajib Pajak
yaitu Bank atau Kantor Pos dan Giro Operasional V PBB. Pada
wajib pajak.
52
bawah ini.
Tempat Pembayaran
Wajib Pajak
3. Bagian Penetapan
melakukan pendataan.
informasi (PDI) yang disatukan dengan SPOP yang dipakai oleh Wajib
lain nama serta alamat Wajib Pajak, data mengenai Objek Pajak,
pembayaran.
PEMBAHASAN
bagian, sehingga ada suatu kerjasama yang saling mengoreksi satu dengan yang
mungkin terjadi. Dalam pelaksanaannya perlu ada keterlibatan pihak lain yang
perlu lebih teliti sehinnga akan menjadi koreksi dan pengawasan yang lebih baik.
PBB melibatkan berbagai pihak sehingga perlu adanya koordinasi yang baik.
Sebaik apaun sistem jika tidak dilaksanakan dan tidak adanya pengawasan dari
pihak lain maka akan menimbulkan kecurangan. Setiap prosedur pasti ada baik
dan buruknya, demikian juga sistem yang diterapkan pada KPPBB Semarang.
Kelemahan dari prosedur yang ditetapkan dalam pemungutan PBB terletak pada
langsung Wajib Pajak untuk mencatat data Obyek Pajak yang diperlukan dalam
disebabkan karena kurangnya kesadaran dan pemahaman dari Wajib Pajak dalam
PENUTUP
5.1 Simpulan
sebagai berikut:
melakukan pendataan obyek dan subyek PBB. Hal ini disebabkan karena
pendapatan.
51
52
5.2 Saran
berikut:
seperti hadiah atau penghargaan untuk Wajib Pajak yang sadar dan patuh.
DAFTAR PUSTAKA
Brotodiharjo, Santoso. R. 1981. Ilmu Hukum Pajak. Jakarta: PT. Eresco Jakarta-
Bandung.
Perpustakaan Nasional.
diubah dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan.