Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh:
Asih Purwaningsih
NIM. 4314971814
Pendidikan Kimia
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2005
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah di setujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia
ujian skripsi.
Pembimbing I Pembimbing II
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di dalam sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Semarang pada:
Hari : Selasa
Panitia Ujian:
Ketua Sekretaris
Penguji I Penguji II
Penguji III
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
Asih Purwaningsih
NIM. 4314971814
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah dan
Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Semarang Tahun
Pelajaran 2004/2005”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai
maupun penyusunan skripsi ini. Akan tetapi berkat doa, bimbingan, bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Harapan
penulis semoga segala budi yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan
3. Prof. Drs. Achmad Binadja, Apt, Ph. D, sebagai pembimbing I yang telah
vi
4. Dra. Murbangun Nuswowati, M.Si, sebagai pembimbing II yang telah
ini.
7. Sahabat dan kerabatku: Ida, Iik, M Mae dan keluarga, De Ifah dan Ani, Sis,
Rini, Ellen, Retno, Tanti, Nanik, Warti dan suami, Bu Sih dan keluarga, Olis
dan suami, Budi, Ambar, Nunung, Mas Pur dan Mba Andri, M Yayat, serta M
Yuli yang telah banyak memberi dukungan materiil maupun spirituil, tenaga
dan pikiran.
8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu persatu yang telah membantu
Penulis menyadari karya ini masih jauh dari sempurna, hal ini disebabkan
oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap skripsi
Penulis
vii
SARI
Dalam rangka memenuhi tujuan manusia Indonesia yang kritis dan kreatif,
terutama bagi siswa kelas X SMA Muhammadiyah Semarang, perlu di usahakan
pembelajaran kimia yang tidak hanya menekankan aspek pengetahuan dan
pemahaman saja. Akan tetapi diperlukan pembelajaran yang diusahakan dapat
melatih siswa untuk mengembangkan daya nalarnya dalam memecahkan
permasalahan dan memahami pengaplikasian konsep-konsep yang dipelajari dan
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu dapat dilakukan dengan menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi suatu informasi, data, argumen, atau kejadian-kejadian
yang terjadi di lingkungannya, sehingga kemampuan kritis-kreatifnya bisa
berkembang. Untuk meningkatkan kemampuan kritis dan kreatif, guru bisa
merancang pembelajaran dengan pendekatan yang tepat. Dalam pembelajaran
berpendekatan SETS (Sains, Environment, Technology and Society) siswa diminta
menghubungkaitkan antara konsep sains yang dipelajari dengan benda-benda yang
berkenaan dengan konsep tersebut pada unsur lain dalam SETS, sehingga
memungkinkan siswa memperoleh gambaran lebih jelas tentang keterkaitan konsep
tersebut dengan unsur lain dalam SETS baik dalam bentuk kelebihan maupun
kekurangannnya. Dengan demikian diharapkan siswa mampu berpikir kritis-kreatif
dalam mencermati keterhubungkaitan tersebut, karena dalam prosesnya diperlukan
kemampuan untuk mengamati, menganalisis , mensintesis dan memecahkan masalah
yang merupakan unsur dasar/karakter dalam kemampuan berpikir kritis-kreatif. Oleh
karena itu penulis tertarik untuk mencoba menerapkan pendekatan SETS dalam
pembelajaran kimia di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Semarang.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk menciptakan kondisi optimum
pembelajaran SETS di mana proses pembelajaran memenuhi karakter pendekatan
SETS, kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa meningkat. Di lain pihak,
ketuntasan belajar klasikal tercapai dan tugas siswa terpenuhi. Penelitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang menggunakan data pengamatan langsung
terhadap jalannya proses pembelajaran di kelas, yang dilakukan melalui 3 siklus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum tercapai pada siklus
ke-3 dimana proses pembelajaran memenuhi karakter pendekatan SETS, kemampuan
berpikir kritis dan kreatif siswa meningkat secara signifikan, ketuntasan belajar
klasikal tercapai dan tugas-tugas siswa bernuansa SETS terpenuhi.
Dari hasil penelitian tersebut disarankan agar guru berani mencoba untuk
menggunakan pendekatan SETS dan membiasakannya pada proses pembelajaran
kimia di kelasnya.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
SARI ………………………………………………………………….……. vi
1. Pembelajaran …………………………………………… 12
ix
3. Berpikir Kreatif ………………………………………… 18
B. Hipotesis ……………………………………………………. 32
A. Simpulan …………………………………………………. 82
B. Saran ………………………………………………………. 82
x
DAFTAR LAMPIRAN
1. Data awal………………………………………………………………. 87
3. Analisis Deskriptif……………………………………………………… 93
5. Perlengkapan Pembelajaran……………………………………………...106
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
diperlukan sumber daya modal, diperlukan juga sumber daya manusia yang
sehingga bisa “melek” ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan mampu
mengikuti kemajuannya.
1
2
mampu berpikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu di
kreatifitas tanpa disertai daya kritis, demikian pula sebaliknya daya kritis
2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Dalam KBK fungsi dan tujuan mata
b. Sikap terbuka, yaitu bersedia menerima pendapat orang lain serta mau
benar.
d. Kritis terhadap pernyataan ilmiah, yaitu tidak mudah percaya tanpa ada
masyarakat.
dan teknologi.
Redhana (2003), hal ini dibuktikan dengan keadaan dimana ketika siswa sudah
guru yang selama ini lebih banyak memberi ceramah dan latihan mengerjakan
guru dibebani target kurikulum padat yang harus diselesaikan dalam waktu
dengan baik. Hal senada juga diungkapkan Arief Rachman (Kompas, Januari
2004), dimana proses belajar mengajar di sekolah yang sampai saat ini masih
kritis-kreatif.
yang dimiliki siswa tidak akan hilang. Menurut Moch. Sholeh (1988:197),
Dari akronim SETS dapat diketahui bahwa pendidikan SETS akan mencakup
topik dan konsep yang berhubungan dengan sains, lingkungan, teknologi dan
adalah agar pendidikan ini dapat membuat siswa mengerti unsur-unsur utama
SETS serta keterkaitan antar unsur tersebut pada saat mempelajari sains.
Dengan kata lain, diperlukan pemikiran yang kritis untuk belajar setiap elemen
keterhubungkaitan tersebut.
B. Rumusan Masalah
C. Penegasan Istilah
mengemukakan arti dan masalah dari kalimat dan istilah atau kata-kata yang
terkandung dalam judul penelitian ini, atau yang disebut penegasan istilah,
sebagai berikut:
untuk berpikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang
Dalam kamus karya tulis ilmiah, definisi berpikir kritis adalah suatu proses
pada suatu cara yang mendorong kita untuk menghasilkan produk yang
minyak bumi.
10
3. Optimum
pendekatan SETS dan hasil belajar siswa mencapai ketuntasan 85% secara
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
khususnya:
1. Bagi siswa:
mendalam.
2. Bagi Guru:
diajarkan.
12
BAB II
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran
hakekat belajar.
12
13
laku siswa berubah ke arah yang lebih baik (Darsono, 2000: 24).
b. Ciri-ciri Pembelajaran
bukan belajar.
sistematis.
dalam belajar.
menarik.
2. Berpikir Kritis
akan diterima atau apa yang akan dilakukan dengan alasan yang
logis
15
membuat keputusan
dapat dipertanggungjawabkan.
b. Unsur-unsur Dasar
relevan.
16
sebagai pendukung.
membuat kesimpulan.
kekurangan, pro dan kontra akan suatu benda, kejadian atau hal-hal
3. Berpikir Kreatif
mencipta sesuatu yang baru, asli, luar biasa, bernilai, baik bersifat
berpikir yang didasarkan pada suatu cara yang mendorong kita untuk
Sesuatu yang baru disini tidak harus berupa hasil/ciptaan yang benar-
sesuatu yang baru, tetapi dapat berupa hasil penggabungan dua atau
saja, yaitu ide yang baru, tetapi melibatkan banyak komponen, yang
meliputi:
hasil.
20
kelancaran.
ekstrinsik.
kreativitas itu merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak
harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain atau dunia pada
umumnya.
21
1) Fluency (kelancaran)
2) Flexibility (keluwesan)
3) Originality (keaslian)
4) Elaboration (penguraian)
diperhatikan adalah:
1) Sikap Individu
misalnya:
a) Melakukan Brainstorming
banyak media
divergen.
4. Pendekatan SETS
bersifat nyata, yang dapat dipahami, dapat dibahas dan dapat dilihat.
khusus sedang diberikan pada unsur SETS tersebut. Dari unsur ini
dalam semua unsur SETS agar bisa didapatkan gambaran umum dari
yang lebih jelas tentang keterkaitan konsep tersebut dengan unsur lain
tersebut dengan unsur lain dalam SETS, baik dalam bentuk kelebihan
ataupun kekurangannya.
pemikiran yang mendalam berupa identifikasi dan analisis tentang apa dan
sebagai berikut:
yang tidak merugikan. Dalam proses pemecahan masalah ini, siswa akan
mencari dan menentukan salah satu atau beberapa unsur SETS yang
terkait konsep yang dipelajari. Hal ini juga dapat memperlihatkan keaslian
Bumi.
a. Kajian Sains
rumus umum, tata nama, sifat-sifat serta reaksi kimia dari alkana,
b. Kajian Teknologi
1) Pemanfaatan alkana
2) Pemanfaatan alkena
dan karet sintetis dan bahan baku pembuatan senyawa organik lain.
3) Pemanfatan alkuna
30
minyak bumi.
c. Kajian Lingkungan
1) Menguntungkan
2) Merugikan
dan gas alam menghasilkan senyawa CO, CO2, NOx, SOx yang
1) Menguntungkan
rumah tangga.
kebutuhan manusia.
2) Merugikan
kerusakan saraf.
32
diperbaharui.
minyak bumi
B. Hipotesis
1 Semarang”.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
di kelas. Dalam prosesnya, pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini saling
1. Kelas X-1, jumlah siswa 35 orang terdiri dari 18 orang siswa laki-laki dan
2. Kelas X-3, jumlah siswa 34 orang terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan
skor kemampuan berpikir kreatif dan kritis masing-masing 32,4 dan 20.
suatu penelitian. Fokus penelitian juga biasa disebut dengan obyek penelitian
atau variabel penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas ini, yang menjadi
fokusnya adalah kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dan proses
33
34
C. Rancangan Penelitian
rancangan dari Kemmis & Mc Taggart, yang dibuat melalui beberapa siklus
Gambar 1.
Penelitian Tindakan Menurut Kemmis & Mc Taggart (1998)
1. Perencanaan (Planning)
berpendekatan SETS
d. Menyiapkan artikel atau brosur atau data lain yang berkaitan dengan
2. Tindakan (Acting)
a. Pendahuluan
b. Kegiatan inti
kesempatan.
c. Penutup
disampaikan guru.
3. Pengamatan (Observing)
4. Refleksi (Reflecting)
berlangsung.
D. Prosedur Penelitian
1). Silabus
Silabus berisi kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar,
penilaian, alokasi waktu dan sumber atau alat dalam pembelajaran
materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi.
2). Rencana Pembelajaran
Rencana pembelajaran digunakan sebagai acuan dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas untuk satu pertemuan.
3). Bahan Ajar
Bahan ajar digunakan dalam proses pembelajaran dan dibagikan
kepada siswa untuk digunakan sebagai media pembelajaran.
Bahan ajar ini disusun berlandaskan pada perangkat pembelajaran
materi Hidrokarbon dan Minyak Bumi dengan pendekatan SETS.
Bahan ajar dibuat menjadi 3 pokok kajian yaitu: pokok kajian
alkana, pokok kajian alkena dan alkuna, pokok kajian Minyak
Bumi dan Petrokimia. Satu pokok kajian diberikan uintuk satu
siklus. Contoh bahan ajar ada pada lampiran 5.
Semua perangkat pembelajaran sebelum digunakan dikonsultasikan
dengan ahli pendidikan dalam hal ini dosen pembimbing skripsi.
37
b. Mempersiapkan Instrumen
adalah:
proses kompleks.
interpretasi.
gambar.
butir soal bervariasi ada yang 3 dan ada yang 5. Jumlah skor
lampiran 8.
pada lampiran 7.
pendukung.
d) Menyusun kisi-kisi
e) Menulis soal
h) Menganalisis soal
i) Merevisi soal
1). Validitas
pembimbing.
berikut :
N ∑ xy - (∑ x )(∑ y )
rxy =
{N ∑ x 2
- (∑ x )
2
} {N ∑ y 2
- (∑ y )
2
}
Keterangan:
Y = Skor total
dengan harga di tabel. Jika r hitung > r tabel maka soal tersebut valid
i. Evaluasi 1: soal nomor 2, 4, 6, 9, 10, 11, 12, 14, 16, 18, 20,
2). Reliabilitas
⎡ n ⎤ ⎡ ∑σ i ⎤
2
r11 = ⎢ ⎢1 - ⎥
⎣ n - 1⎥⎦ ⎣⎢ σ t 2 ⎦⎥
Dimana:
tabel r product moment, bila harga r11 ini lebih kecil dari harga r1
177).
⎛ k ⎞ ⎛ S 2 - Σpq ⎞
r11 = ⎜ ⎟ ⎜⎜ 2
⎟⎟
⎝ k -1⎠ ⎝ S ⎠
Keterangan:
Σ pq = Jumlah dari pq
sebagai berikut:
ii. Soal Evaluasi 2, harga r11 = 0,782 dan rtabel = 0,339 karena
iii. Soal Evaluasi 3, harga r11 = 0,743 dan rtabel = 0,339 karena
Keterangan:
IK = Indeks kesukaran soal
JBA = Jumlah yang benar pada soal kelompok atas
JBB = Jumlah benar pada kelompok bawah
JSA = Banyaknya siswa pada kelompok atas
JSB = Banyaknya siswa pada kelompok bawah
45
Interval IK Kriteria
a). Jika jumlah testee yang gagal mencapai 27% termasuk mudah.
b). Jika jumlah testee yang gagal antara 28% sampai dengan 72%
termasuk sedang
c) Jika jumlah testee yang gagal 72% ke atas termasuk soal sukar
berkemampuan rendah.
rumus:
t=
(MH - ML )
∑x +∑x
2
1
2
2
ni (n1 - 1)
Dimana:
digunakan rumus:
JB A - JBB
DP =
JS A
Keterangan:
DP = Daya pembeda
bawah
Interval Kriteria
soal dan daya pembeda soal, maka ditentukan butir-butir soal yang
diperbaiki. Untuk soal hasil belajar diambil 20 soal dari sejumlah soal
ujicoba (30-32 soal). Untuk soal tes berpikir kreatif diaambil 8 soal
dari 12-17 soal uji coba dan untuk soal tes kemampuan berpikir kritis
berpikir kritis.
2. Pelaksanaan
direncanakan tiap siklusnya untuk 2 kelas yaitu kelas X-1 dan X-3. Masing-
pengambilannya adalah:
1. Sumber Data
2. Jenis Data
Jenis data adalah hasil belajar berupa kemampuan berpikir kritis kreatif,
dokumentasi.
a. Metode tes
Tes merupakan pernyataan latihan atau alat lain yang digunakan untuk
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok yang akan diteliti.
b. Metode Observasi
c. Metode Dokumentasi
penelitian beserta nilai UAS semester gasal mata pelajaran kimia yang
1. Uji t
efektifitas treatment:
Md
t=
Σx 2 d
N ( N - 1)
Dimana:
Kriteria:
Perbedaan antara hasil pre test-post tes tidak signifikan bila t hitung lebih
2. Analisis Deskriptif
Data hasil tes hasil belajar siswa yang diperoleh tiap-tiap siklus tindakan
ketuntasan belajarnya.
Dengan rumus
Σn1
P= × 100%
Σn
Keterangan:
3. Data Observasi
Σ Skor Total
52
komentarnya.
53
BAB IV
Pada bab ini disampaikan hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian beserta
pembahasannya. Data dan analisis dari penelitian ini, adalah sebagai berikut:
Dari hasil diskusi dan pengamatan yang dilakukan dengan guru mitra
Dari hasil tes awal didapatkan gambaran data kemampuan berpikir kritis
Sangat baik 0 0
Baik 1 3
Cukup 31 23
Kurang 3 8
53
54
Sangat baik 0 1
Baik 19 16
Cukup 15 17
Kurang 1 0
Dari data di atas dapat dilihat bahwa kemampuan berpikir kritis siswa
paling banyak pada kategori cukup, baik untuk kelompok A (dengan porsi
Hasil pre tes menunjukkan rata-rata skor kemampuan berpikir kritis untuk
23,4 dan 20. Perbedaan skor ini bila diperhitungkan dengan skor maksimum
untuk tes adalah 3/62 atau sebesar 5,48% dari skor maksimum.
Perbedaan ini terjadi dikarenakan faktor waktu yang disediakan pada kelas
X-3 lebih sedikit dibanding kelas X-1, karena waktu pelaksanaan pre tes
diambil saat jam pelajaran namun ternyata pemotongan pada jam kedua dari 2
jam pelajaran tidak bisa tepat untuk menyediakan waktu sampai 45 menit
untuk pre tes. Jadi dengan waktu yang lebih sedikit ini, siswa menjadi
keduanya pada kategori yang sama yaitu cukup, jadi secara umum dapat
kategori cukup.
Rata-rata skor untuk kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X-1 dan X-3
masing-masing adalah 31,1 dan 32,4. Rata-rata kedua kelas berada dalam
B. Hasil Penelitian
subkonsep alkena dan alkuna pada siklus-2 dan subkonsep minyak bumi dan
Siklus-1
kali pertemuan.
dilakukan oleh guru dan siswa. Observasi dilakukan oleh guru mitra untuk
56
tes kemampuan berpikir kritis, tes kemampuan berpikir kreatif, tes hasil
Siklus-2
meliputi materi tentang pengertian, rumus umum, tata nama, sifat-sifat alkena
pertemuan.
Setelah proses pembelajaran alkena dan alkuna ini selesai dilakukan tes
Siklus-3
Materi pembelajaran pada siklus-3 ini mencakup materi minyak bumi dan
kali pertemuan.
57
A B A B A B
Sangat baik 4 6 5 8 12 14
Baik 24 19 29 23 22 20
Cukup 7 9 0 3 1 0
Kurang 0 0 1 0 0 0
A B A B A B A B
Rata –rata 31,1 32,4 38,2 38,5 40,9 41,5 43,3 44,7
3. Hasil Belajar
A B A B A B
A B A B A B
Siklus-1
siswa untuk mencari hasil teknologi yang terkait langsung dengan isu
tersebut yaitu kompor minyak dan kompor gas LPG (unsur teknologi).
Berangkat dari unsur-unsur ini guru menanyakan pada siswa apa isi zat
dalam kompor tersebut. Siswa terlihat antusias mengikuti uraian ini guru
alkana lebih jauh, menyangkut apa dan bagaimana alkana itu. Dari sini
60
mulailah guru memberi motivasi pada siswa untuk mengetahui lebih jauh
tentang zat tersebut (dalam hal ini alkana, karena keduanya merupakan
mata terfokus pada sains saja, tapi lebih terintegratif dengan faktor
lingkungan sosial dan teknologi. Saat siswa mulai jenuh, guru mengaitkan
lagi materi (sains) dengan unsur-unsur SETS lain yang ada di sekitar siswa,
hal ini kembali meningkatkan antusiasme siswa lagi. Pada akhir pertemuan
guru merangkum materi yang telah disajikan dan dikaitkan lagi dengan
SETS.
pertemuan dan pendekatan diluar jam pelajaran, siswa mulai paham dan
guru.
selalu antusias saat guru mengaitkan materi dengan komponen SETS yang
lain. Beberapa siswa juga mampu memberi pertanyaan tentang salah satu
rata adalah 89% dan untuk kelas X-3 adalah 88%. Hasil ini menunjukkan
memanfaatkan media dengan baik untuk satu atau lebih pertemuan dari
namun aktifitas yang masih rendah adalah dalam hal bertanya, mencatat dan
Rata-rata skor kemampuan berpikir kritis siswa kelas X-1 adalah 28,2 dan
signifikan (dengan uji t) dibanding pada skor pra siklus untuk masing-
masing kelas yaitu 23,43 dan 20,0. Namun skor pada siklus pertama ini
Rata-rata skor kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X-1 naik secara
signifikan dari 31,1 pada pra siklus menjadi 38,2. Sedangkan untuk kelas
X-3 naik secara signifikan dari 32,4 pada pra siklus menjadi 38,5.
Rata-rata hasil belajar siswa untuk kelas X-1 adalah 6,90 dan kelas X-3
76.5%.
ratanya (28 dan 27) masih menunjukkan belum ada separuh (=31) dari
63
skor maksimum yaitu 62. Jadi dirasa masih perlu untuk meningkatkannya
lagi. Sedangkan untuk berpikir kreatif, pada siklus 1 ini sudah mencapai
Selain itu guru juga berusaha memotivasi siswa untuk berani bertanya,
2. Pemanfaatan media secara optimal, yaitu bahan ajar SETS dan buku
dan teori yang ada, apabila guru ingin mengajak siswa untuk berpikir
Siklus-2
(technology) oleh manusia (society) yang diambil dari sampah plastik yang
pokok kajian alkuna, isu yang diangkat adalah tentang adanya kebakaran yang
untuk belajar, terlihat dari antusiasme yang meningkat dan kegiatan tanya
Pertanyaan yang muncul berupa materi ataupun keterkaitan antar unsur SETS.
kelas X-1 rata-ratanya adalah 96% dan X-3 adalah 96,25%. Hasil ini
menjawab pertanyaan dari guru, dan mencatat hal-hal yang menarik baik
komponen SETS.
Pada siklus-2 rata-rata kemampuan berpikir kritis adalah 31,5 untuk kelas
X-1 dan 32,4 untuk kelas X-3. Hal ini menunjukkan peningkatan yang
Rata-rata skor kemampuan berpikir kreatif pada siklus 2 ini untuk kelas X-
1 adalah 40,9 dan untuk kelas X-3 adalah 41,5. Skor ini menunjukkan
untuk kelas X-1 dan 32,4 untuk kelas X-3). Rata-rata skor kedua kelas ini
berada pada kategori baik dan sangat baik juga mengalami peningkatan.
Rata-rata hasil belajar untuk kelas X-1 adalah 6,69. Sedangkan kelas X-3
Analisis dan refleksi proses dan hasil pembelajaran siklus 2 ini ternyata
ketuntasan belajar dan tugas siswa belum terpenuhi. Selain itu rata-rata tes
penurunan hasil belajar ini mungkin disebabkan karena materi pada siklus-
2 lebih berat dari pada siklus-1, selain itu materi siklus-1 (alkana) juga
menjadi dasar untuk memahami materi pada siklus-2 ini yaitu alkena dan
alkuna. Terutama untuk tata nama dan isomer, jadi apabil materi pada
siklus-1 ini belum dipahami maka pelajaran materi alkena dan alkuna akan
banyak berkurang akibat dari libur atau kegiatan untuk kelas 3 seperti
siswa yang masih kurang dalam hasil belajarnya. Sedangkan untuk siswa
Siklus-3
pertemuan awal pada pokok kajian minyak bumi dimulai dengan apersepsi
bensin, dan lainnya hal-hal terkait bensin yang guru angkat berdasar
dengan siswa, siswa dengan guru. Siswa lebih aktif dan lebih kritis dalam
guru untuk kelas X-1 rata-rata adalah 100% dan X-3 adalah 100%. Hasil
tersebut.
Pada siklus 3 ini skor kemampuan berpikir kritis untuk kelas X-1
adalah 36,2 dan untuk kelas X-3 adalah 37,7. Hasil ini menunjukkan
skor kelas X-1 = 31,5 dan kelas X-3 = 32,4 menunjukkan kenaikan
yang ditampilkan.
18 pada siklus-2 menjadi 31 untuk kelas X-1 dan 29 untuk kelas X-3.
untuk klas X-3 ada 2 siswa yang masuk dalam kategori sangat baik.
kenaikan dari 31,1 pada pretes menjadi 43,3 untuk kelas X-1.
Sedangkan untuk kelas X-3 pada pretes mempunyai skor 32,4 naik
menjadi 44,7.
Rata-rata hasil belajar untuk kelas X-1 adalah 7,18 dan 7,07 untuk
1. Proses pembelajaran
hal pemenuhan karakter pendekatan SETS dari siklus ke siklus, hal ini
dikarenakan upaya guru peneliti dan guru mitra sedemikian rupa untuk
laku berupa kemampuan berpikir kritis dan kreatif, hasil belajar, keaktifan
2. Hasil Pembelajaran
sebagai berikut:
71
siswa yang berangkat dari titik awal baik, pada siklus ke-1
dibanding skor pada pre tes terjadi penurunan, namun pada siklus
yang rata-rata hanya 2 poin untuk tiap siklusnya. Hal ini dapat
yang signifikan.
terpengaruh.
berakhir.
c. Hasil belajar
maupun siswa akan terbiasa dan tidak akan merasa kesulitan untuk
kebakaran, teknologi apa yang terkait dengan kasus tersebut, zat kimia apa
itu, guru juga mengajak siswa untuk mencari solusi /alternatif untuk
Tidak hanya artikel yang disajikan saja yang perlu dibaca dengan
salah satu atau kaitan beberapa unsur SETS juga timbul dari siswa.
konsep alkana dengan contoh senyawa yang terdapat dalam minyak tanah
bahan bakar. Namun dangan mempelajari sains tentang kedua zat ini selain
sebagai bahan bakar dapat juga digunakan untuk membersihkan noda cat,
memikirkan dampak negatif yang timbul tetapi juga diajak untuk mencari
gagasannya.
salah satu atau beberapa unsur SETS yang akan diambil sebagai titik awal
untuk membahas konsep yang sedang dipelajari. Menurut teori yang ada
81
seperti telah dijelaskan diatas siswa diajak untuk mencari solusi guna
(dalam hal ini guru menggunakan pendekatan SETS) guru akan dapat
kreatif siswa. Berarti hal ini sesuai pendapat yang dikemukakan Moch.
kreatif siswa.
82
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Minyak Bumi:
SETS terpenuhi
yang berangkat dari titik awal baik, cukup dan kurang masing-masing
B. Saran
82
83
lain.
penelitian ini bisa bermanfaat bagi berbagai pihak terutama yang terlibat
DAFTAR PUSTAKA
Binadja, Achmad. 1999b. Cakupan Pendidikan SETS untuk Bidang Sains dan Non
Sains. Makalah disajikan dalam seminar lokakarya Pendidikan SETS
untuk bidang Sains dan Non Sains. Kerjasama antara SEMEORECSAM
dan UNNES Semarang 14 -15 Desember 1999.
Daniel, Lucy, Ortleb, Edward, Paul, Biggs. 1995. Merrill Life Science. New
York: Mc. Groaw-Hill
Hassoubah, Izhab Zaleha. 2004. Developing Creatif and Critical Thinking Skill
(Cara Berpikir Kreatif dan Kritis). Nuansa: Bandung.
Ichrom Y.A, Moch Sholeh. 1988. Perspektif Pendidikan Anak Gifted. Dirjen
Dikti Dikbud:Jakarta
85
Indriyati, Dyah Rini, dkk. 2001. Meningkatkan Kualitas hasil Belajar Siswa
Kelas II SMU N I Semarang pada Pokok Bahasan Fisiologi Tubuh
Manusia dengan Teknologi Pendekatan SETS. Jurnal penelitian
Pendidikan No. 2 volume XVII. Lembaga Penelitian UNNES: Semarang.
Utami Munandar, Sukarni Catur. 1981. Creativity and Education (A Study of the
Relationship between Measures of Creative Thinking and a Number of
Educational Variables in Indonesians Primary and Junior Secondary
Schools). Dirjen Dikti: Jakarta.