You are on page 1of 23

MOTIVASI PARA JAMAAH KAWI YANG PERTAMA KALI

MELAKUKAN CIAM SI

GITYA DINA HERAWATY

0811230017

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2010

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Budaya merupakan hal yang penting bagi individu. Individu berperilaku


berdasarkan budaya yang merupakan cerminan dari nilai-nilai yang dianut dalam
masyarakat. Setiap masyarakat tentunya memiliki budaya sendiri. Perbedaan
budaya dalam tiap masyarakat seharusnya tidak membuat suatu konflik antar
individu dan kelompok.

Perbedaan budaya ini juga terlihat di Gunung Kawi, terutama perbedaan


antara budaya Jawa dan Tiong Hoa. Di Kawi, orang-orang Jawa dan Tiong Hoa
membaur dalam melaksanakan ritual. Ada orang Jawa yang melaksanakan ritual-
ritual khas Tiong Hoa dan ada pula orang Tiong Hoa yang melakukan ritual khas
Jawa. Walaupun terdapat perbedaan budaya seperti arsitektur, ritual, dan
keyakinan, akan tetapi perbedaan ini tidak menjadi konflik antar jamaah kawi.

Budaya Tiong Hoa yang terkenal di kawasan Kawi adalah Ciam Si. Ciam
si merupakan jenis ramalan Tiong Hoa. Orang harus mengocok-ngocok bilah
bambu dalam batang bambu yang besar sampai keluar satu bilah. Bilah bambu itu
berisi angka yang akan ditukarkan pada penjaga ciam si. Penjaga ciam si akan
memberikan kertas ramalan berdasarkan angka yang ada di bilah bambu tersebut.

Berbagai lapisan masyarakat boleh ikut melakukan ritual ini. Baik tua-
muda, pria-wanita, dan pribumi-Tiong Hoa. Bahkan, mayoritas pengunjung yang
melakukan ciam si adalah orang pribumi. Hal ini menunjukkan budaya ciam si
yang notabene-nya bukan budaya asli Indonesia telah diterima oleh para jamaah
Kawi.

2
Dalam kaitan ritual ciam si yang berada di Gunung Kawi serta pelakunya
yang merupakan orang pribumi dan Tiong Hoa maka peneliti tertarik untuk
memahami: “Motivasi para Jamaah Gunung Kawi Yang Pertama Kali Melakukan
Ciam Si”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang
dapat dirumuskan adalah

1. Apakah penyebab para jamaah Kawi melakukan Ciam Si?

2. Apakah tujuan para jamaah Kawi melakukan Ciam Si?

3. Apakah manfaat para jamaah Kawi melakukan Ciam Si?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penyebab para jamaah Kawi melakukan Ciam Si?

2. Untuk mengetahui tujuan para jamaah Kawi melakukan Ciam Si.

3. Untuk mengetahui manfaat para jamaah Kawi melakukan Ciam Si?

3
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Ciamsi

Ciamsi adalah tradisi peramalan yang berakar pada Taoisme. Zhang Tao
Ling atau Zhang Daoling, pengembang ajaran Tao yang hidup pada abad ke-2
Masehi, menciptakan metode ciamsi dengan tujuan membantu orang-orang yang
berdoa di kelenteng untuk menyelesaikan berbagai persoalan hidup yang dihadapi.
Jawaban diberikan dalam bentuk kata-kata atau syair yang ditulis di lembarlembar
kertas yang isinya berupa penjelasan atau petunjuk tertentu yang dianggap sebagai
jawaban dewa atau dewi atas doa yang dipanjatkan.

2.1.1 Aktivitas

Ciamsi dilakukan setelah berdoa di semua Dewa-Dewi di kelenteng.


Penanya melakukan pengocokan nomor ramalan yang tertera di bilah-bilah kecil
bambu di satu tabung bambu. Setelah hasilnya keluar, penanya akan bertanya lagi
apakah pertanyaan dan doanya dikabulkan dengan menggunakan dua belah kayu
sepeti kacang merah yang berbeda, jika hasilnya Sio Pai maka doa dan
pertanyaannya dikabulkan, tapi jika belum Sio Pai maka penanya akan melakukan
pengocokan lagi. Pengocokan hanya dapat dilakukan 3 kali dan apabila sudah 3
kali tapi hasilnya belum Sio Pai berarti doa dan pertanyaan penanya tidak 80
dikabulkan. Nomor ramalan yang didapat dari Ciamsi akan ditukarkan dengan
kertas yang berisi jawaban dalam bentuk kata atau syair. Ciamsi juga dapat
dilakukan untuk mendapat resep obat, ”ciamsi obat” dilakukan dengan menyebut
penyakit yang diderita dan menggunakan tabung bambu yang berbeda dengan
ciamsi biasa. Nomor ramalan yang didapat akan ditukarkan dengan kertas resep
oleh petugas kelenteng. Kertas resep ini berisi bahan-bahan obat dalam bahasa
Mandarin yang hanya dapat dibeli di toko obat Cina.

2.1.2 Keberlanjutan Budaya

Ciamsi masih banyak dilakukan oleh masyarakat Pecinan Suryakencana di


kelenteng Hok Tek Bio. Tapi untuk ”ciamsi obat” sudah jarang dilakukan lagi

4
karena generasi muda banyak yang tidak percaya dan lebih memilih untuk pergi
ke dokter. Keberadaan ”Sinse” (tabib Cina) juga menghilang seiring dengan
perkembangan jaman. Toko-toko yang menjual bahan-bahan obat Cina pun sudah
banyak menghilang digantikan oleh toko-toko baru, walaupun masih ada beberapa
toko yang menjual obat Cina.

2.2 Motivasi

Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak.


Orang yang tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi.
Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri.
Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar
hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi dari luar adalah motivasi
yang pemicunya datang dari luar diri kita. Sementara meotivasi dari dalam ialah
motivasinya muncul dari inisiatif diri kita.

Salah satu teori motivasi yang dikenal adalah teori Hierarki kebutuhan
Maslow. Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang
membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting
hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai
atau didapat. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang
perlu dipenuhi.

Kebutuhan maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting


dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan
nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada
pada tingkat di bawahnya.

Lima (5) kebutuhan dasar Maslow - disusun berdasarkan kebutuhan yang


paling penting hingga yang tidak terlalu krusial :

1. Kebutuhan Fisiologis
Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah,

5
dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas,
dan lain sebagainya.

2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan


Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari
rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.

3. Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta
dari lawan jenis, dan lain-lain.

4. Kebutuhan Penghargaan
Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri


Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai
dengan bakat dan minatnya.

6
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Penelitian ini dilakukan pada kawasan Pesarean Gunung Kawi Jawa Timur.
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 April 2010.
3.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah bagian yang sangat penting dari penelitian.
pengumpulan menentukan keabsahan dari suatu penelitian. Untuk penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik-teknik sebagai berikut :
a. Observasi partisipan,
Observer turut ambil bagian dalam perikehidupan observee, ikut serta
dalam kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang diselidiki. Jadi observer
tidak berlaku sebagai penonton tetapi sebagai pelaku atau peserta. Observer
ikut serta dalam aktivitas melakukan ciam si, mulai dari mengocok bilah
bambu sampai memahami arti kertas nasib. Observe yang dipilih adalah
individu yang melakukan kegiatan ciam si agar bisa diketahui hal-hal yang
memotivasi individu tersebut untuk melakukan ciam si.
Peneliti menggunakan observasi partisipan ini bertujuan untuk lebih
memahami ciam si itu sendiri dan ikut merasakan hal-hal yang juga dialami
orang-orang yang menjadi subjek penelitiannya. Jika peneliti hanya sebagai
penonton, tentunya ia tidak bisa ikut merasakan secara langsung apa yang
dirasakan subjek penelitiannya.
b. Wawancara (Lampiran 1)
Wawancara adalah teknik pengumpulan data berupa tanya-jawab
antara penelitian dan subjek penelitian. Peneliti memberikan pertanyaan-
pertanyaan kepada subjek penelitian, sedangkan subjek penelitian diharapkan
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan sejujur-jujurnya
berdasarkan informasi yang ia miliki.
Peneliti memilih teknik ini bertujuan untuk menggali informasi yang
sebenar-benarnya dari responden yang ia wawancarai. Informasi ini tentunya
juga menyangkut motivasi mengapa ia melakukan ciam si. Peneliti memilih
subjek penelitian yaitu wanita yang telah melakukan ciam si.
c. Studi Pustaka

7
Studi Pustaka, untuk mendapatkan data dan informasi sekunder
sebagai penunjang yang tidak didapatkan dari observasi lapang melalui
browsing internet.

3.3 Subjek dan Karakteristik


Subjek yang dipilih oleh peneliti adalah wanita yang telah selesai
melakukan ciam si. Wanita berpakaian casual dan dilihat dari fisiknya, ia
tampak masih muda. Wanita itu berusia kira 20 tahun.
3.4 Validitas dan Reliabilitas
3.4.1 Validitas
Validitas adalah ketepatan interpretasi hasil penelitian berdasarkan
bukti-bukti yang mendukung. Dengan kata lain, validitas adalah
kecocokkan antara data yang diperoleh peneliti dengan data yang ada di
lapangan. Luther membagi validitas menjadi 5, yaitu :
1. Reflective Validity
Validitas ini mengandung maksud agar aspek/variabel terukur
hendaknya dapat merefleksikan variabel yang sebenarnya hendak
diukur. Peneliti berpendapat bahwa variabel yang merefleksikan
motivasi para jamaah Kawi melakukan ciam si adalah variabel orang-
orang yang berdesak-desakkan ketika mengantri untuk melakukan
ciam si. Dari perilaku mereka yang berdesak-desakkan mencerminkan
motivasi mereka yang tinggi dalam melakukan ciam si.
2. Ironic Validity
Validitas ini didapat ketika instrument penelitian (peneliti)
menggunakan sumber data dalam memperoleh informasi-informasi
tentang penelitian yang ia lakukan. Sumber data ini lah yang
merupakan ironic validity. Pada penelitian ini, peneliti memilih wanita
yang telah melakukan ciam si sebagai sumber datanya dalam
memperoleh informasi mengenai motivasi wanita tersebut dalam
melakukan ciam si.
3. Neo-Pragmatic Validity
Validitas ini berisi teori yang telah ada disandingkan dengan topik
penelitian. peneliti memilih teori apa yang cocok dengan topik
penelitian yang ia pilih. Pada penelitian yang topiknya motivasi,

8
peneliti memilih teori Hierarki Kebutuhan Maslow karena cocok
dengan motivasi.
4. Rhizomatic Validity
Validitas ini mencoba untuk memberi gambaran bahwa tidak ada
peristiwa yang terjadi secara linear, namun dengan perhatian yang
tinggi, setiap peristiwa itu dapat dipahami & diungkap banyak cerita
sebagai kebenaran yang sahih. Pada penelitian ini, peneliti berpendapat
validita rhizomatic yaitu individu percaya ramalan ciam si yang
mengatakan bahwa usahanya akan untung, dan ternyata benar
usahanya untung. Akhirnya ia menyebarkan bahwa ramalan ciam si
benar dan banyak orang yang percaya.
5. Situated Validity
Validitas ini memberikan contoh kebenaran validitas feminist
dalam situasi dominasi pengaruh pria. Dimana wanita ingin
mengekspresikan perilakunya, tampilannya, emosinya, sifat
keibuannya secara beragam.
Pada penelitian tentang motivasi ini, terlihat pengunjung yang
melakukan ciam si didominasi oleh orang pribumi. Kita bisa melihat
bagaimana orang-orang pribumi ini begitu termotivasi untuk
mengetahui masa depan mereka sampai-sampai mereka mau mencoba
ramalan yang sebenarnya bukan merupakan budaya asli mereka.
3.4.2 Reliabilitas
Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas
data atau temuan. Suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih
peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama atau
peneliti yang sama dalam waktu yang berbeda menghasilkan data yang
sama atau sekelompok data bila dibagi menjadi dua kelompok
menunjukkan data yang tidak berbeda. Kalau peneliti satu menemukan
dalam suatu objek berwarna merah, peneliti yang lain juga demikian.
1. Quixotic Reliability
Reliabilitas quixotic adalah keadaan dimana suatu metode
pengumpulan data secara kontinyu menghasilkan data yang sama

9
(tidak bervariasi). Reliabilitas ini hanya dilihat sekilas oleh peneliti,
sehingga reliabilitas ini sering tidak akurat. Pada penelitian kali ini,
reliabilitas quixotic yang secara kontinyu menunjukkan adanya
motivasi adalah banyaknya orang mengantri di ciam si. Banyaknya
orang mengantri bisa menunjukkan sekilas bahwa orang-orang
termotivasi untuk mengetahui masa depan mereka melalui ramalan
ciam si.
2. Diacronic Reliability

Reliabilitas diacronic adalah reliabilitas yang menunjuk pada


stabilitas suatu observasi dari waktu ke waktu. Dengan kata lain
diachronic reliability adalah sejarah yang memacu sesuatu ada.
Reliabilitas diachronic dari penelitian ini menurut peneliti adalah
sejarah awal adanya ciam si di Gunung Kawi. Pada awalnya, Pendiri
perusahaan rokok Bentoel yang merupakan orang Tiong Hoa mencari
wangsit di Gunung Kawi. Ia berhasil mendapatkan wangsit dan
usahanya pun berkembang pesat. Rupanya, kabar hubungan antara
kesuksesan Rokok Bentoel dan pesarean Gunung Kawi dengan cepat
menyebar luas di kalangan masyarakat Tionghoa. Akibatnya banyak
masyarakat Tionghoa berbondong-bondong datang ke sana. Selain
mengikuti upacara ritual standar Islam-Kejawen yang dilakukan oleh
para juru kunci makam, para peziarah Tionghoa juga melakukan ritual
tionghoanya. Segera saja klenteng kecil dibangun yang letaknya dekat
lagi dengan makam. Di ketiga kelenteng ini diisi oleh Dewa Bumi Ti
Kong, Dewi Kwan Im, dan kelenteng khusus untuk Ciam-si (ramalan).

3. Synchronic Reliability

Reliabilitas ini mengacu pada kesesuaian data/informasi di


setiap kegiatan pengumpulan data. Dalam mengamati perilaku manusia
seringkali didapati adanya persamaan sikap, motif & perilaku.

Reliabilitas jenis ini jika dikaitkan dengan motivasi adalah


melakukan ciam si karena keingintahuan dari orang-orang itu sendiri.

10
Persamaan sikap orang-orang yang melakukan ciam si ini dikarenakan
adanya rasa ingin tahu yang besar dari setiap orang. Ketika mereka
ingin melihat ada orang yang telah melakukan ciam si dan terbukti
ramalan itu benar, maka mereka penasaran dan ingin mencoba
melakukan ciam si.

11
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Coding

4.1.1 Open Coding

Merupakan proses untuk:

– Mengurai

– Menelaah

– Mengartikan data

– Membandingkan

– Mengkategorisasikan

Kegiatannya memberi nama, mengkategorisasikan fenomena yang


diteliti melalui proses penelaahan yang teliti dan dilakukam secara teliti dan
mendetail.

Kategori-kategori ini harus dapat diurai secara rinci berdasarkan ciri-


cirinya (property); Dimensi Besarannya (dimension), faktor pendukung atau
yang mempengaruhi (supportive) & Contoh nyatanya (example).

Berikut adalah bagian open coding yang dibuat berdasarkan topik


penelitian yaitu mengenai motivasi dalam melakukan ciam si, diantaranya :

1. Kategori partisipasi, yaitu ketika seseorang termotivasi dalam melakukan


ciam si, maka hal itu akan terlihat dari partisipasinya dalam melakukan
ritual ini. Ciri-cirinya adalah :

a. Intensitas, merupakan ciri fisik yang terlihat dari jumlah partisipasi


seseorang dalam melakukan ciam si. Dimensinya adalah banyak-
sedikit.

12
b. Antusias, merupakan ciri fisik yang terlihat dari perasaan senang dan
bersemangat individu ketika melakukan ciam si. Dimensinya adalah
tinggi-rendah.

c. Rasa Ingin Tahu, merupakan ciri fisik yang diindikasikan individu


ketika mencoba sesuatu yang baru. Rasa ingin tahu ini terlihat sewaktu
individu mencoba-coba melakukan ciam si. Dimensinya adalah tinggi-
rendah.

d.Keterlibatan, merupakan ciri fisik yang terlihat dari keikutsertaan


individu dalam mengikuti tata cara dalam melakukan ritual ciam si.
Dimensinya adalah lengkap-sebagian.

2. Kategori Feedback (Umpan Balik), yaitu respon yang diberikan seseorang


kepada stimulant setelah mendapat stimulus. Feedback ini akan diberikan
individu ketika ia merasa termotivasi dalam melakukan ciam si, maka
feedback yang ia berikan akan semakin besar. Ciri-cirinya adalah :

a. Penilaian, yaitu suatu pemberian penghargaan individu terhadap ciam si


itu sendiri. Dimensinya adalah baik-buruk.

b.Memberi Uang, yaitu individu memberikan uang karena telah menerima


jasa peramalan ciam si. Dimensinya adalah banyak-sedikit.

4.1.2 Axial Coding

Merupakan prosedur yang diarahkan untuk melihat keterkaitan antara


kategori-kategori yang dihasilkan melalui open coding

Terdapat beberapa kondisi yang dapat digunakan untuk melihat saling


keterkaitan itu:

1. Kondisi yang menjadi penyebab (causal conditions)

Kondisi yang menyebabkan orang-orang termotivasi dalam


melakukan ritual ciam si adalah rasa keingintahuan orang itu
terhadap ciam si. Ketika seseorang mengenalkan ciam si pada

13
orang-orang yang awam terhadap ciam si ini, maka mereka akan
mencari tahu apa dan bagaiman ciam si itu sebenarnya. Hal itulah
yang menyebabkan mereka termotivasi dalam melakukan ciam si.

2. Fenomena utama (central phenomenon)

Fenomena central yang terjadi kepada orang-orang yang baru


pertama kali mengikuti ciam si ini adalah kebingungan. Mereka
akan bingung, bagaimana caranya melakukan ciam si sehingga
hasil ramalannya bisa benar.

3. Konsekuensi atau hasil dari suatu aksi atau interaksi


(consequences)

Konsukuensi yang terjadi ketika mereka kebingungan adalah


mereka tidak mengeri apa yang dilakukannya. Mereka hanya
melakukan tata cara ritual ciam si berdasarkan orang banyak tanpa
memahami apa sebenarnya yang mereka lakukan dan apakah tata
cara melakukan ciam si itu sudah betul ataukah masih ada
kesalahan.

4. Aksi atau interaksi atau strategi untuk merespon atau menangani


satu fenomena (strategies)

Ketika seseorang melakukan ciam si tanpa benar-benar


memahami apa yang sebenarnya mereka lakukan, orang itu akan
melakukan strategi mencari informasi seakurat mungkin yang
berhubungan dengan ciam si ini. Mencari informasi ini bisa
dilakukan dengan browsing situs-situs atau bertanya kepada orang-
orang yang benar-benar ahli ciam si.

5. Konteks atau situasi tertentu tempat atau yg mempengaruhi


terjadinya aksi, interaksi, atau strategi (context)

Konteks atau situasi tertentu, tempat yang mempengaruhi


terjadinya aksi. Tempat di mana terjadi ritual ciam si ini adalah

14
Gedung Ciam Si yang terletak di samping pos informasi area
Gunung Kawi..

6. Intervening conditions atau structural conditions yg mem-fasilitasi


atau menghambat dikembangkan suatu strategi tertentu.

Strategi dalam mencari informasi difasilitasi dengan adanya


sumber informasi yang akurat serta bisa diakses. Strategi ini akan
terhambat ketika sumber informasi berupa internet tidak
mempunyai data-data mengenai ciam si atau ketiadaan orang-orang
untuk memberikan informasi mengenai ciam si.

4.1.3 Selective Coding

Merupakan satu proses untuk menyeleksi kategori pokok, kemudian


secara sistematis menghubung-kannya dengan kategori-kategori yang lain. Proses
ini secara langsung akan memvalidasi keterkaitan antara kategori-kategori yang
berhasil diidentifikasi.

Motivasi yang menyebabkan orang melakukan ciam si pada dasarnya


berasal dari individu itu sendiri. Mereka tersugesti orang-orang yang telah
mengikuti ciam si ini sebelumnya dan mereka pun penasaran ingin mencoba
langsung bagaimana melakukan ciam si itu.

Jika dikaitkan dengan teori hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow,


maka indivu melakukan ciam si ini dikarenakan kebutuhan yang ada pada dirinya.

Berikut adalah Lima (5) kebutuhan dasar Maslow – yang diantaranya merupakan
kebutuhan orang melakukan ciam si. Hierarki ini disusun berdasarkan kebutuhan
yang paling penting hingga yang tidak terlalu krusial :

1. Kebutuhan Fisiologis

Merupakan kebutuhan dasar yang harus terlebih dahulu dipenuhi


orang-orang. Kebutuhan fisiologis ini dapat berupa makan, minum,
dan bernapas. Seseorang harus memenuhi kebutuhan dasar ini dulu
sebelum melakukan ciam si. Ketika kebutuhan dasar seseorang belum

15
terpenuhi, maka tidak mungkin ia bisa menjalankan ciam si, sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa orang-orang yang melakukan ciam si
adalah orangorang yang kebutuhan fisiologisnya telah terpenuhi.

2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan

Kebutuhan akan keamanan dan kesalamatan ini mengindikasikan


individu ingin mempunyai jaminan bahwa dia akan baik-baik saja
dalam melakukan sesuatu. Kebutuhan keamanan ini bisa dikaitkan
dengan orang-orang yang melakukan ciam si. Orang yang melakukan
ciam si menginginkan suatu peringatan ketika dalam kertas nasib
disebutkan ia akan mengalami nasib sial. Dalam peringatan tersebut
tentunya orang-orang akan berhati-hati dalam melakukan hal-hal yang
bisa mencelakakan diri mereka. Jika mereka berhati-hati maka mereka
akan aman dan selamat dari bahaya.

3. Kebutuhan Sosial

Banyak orang-orang melakukan ciam si untuk melihat peruntungan


mereka akan jodoh. Keinginan untuk melihat peruntungan jodoh ini
merupakan bentuk kebutuhan tingkat ke-3 yaitu ingin mempunyai
relasi sosial dengan orang lain. Jadi, pada dasarnya banyak orang-
orang melakukan ciam si dikarenakan oleh pemenuhan kebutuhan
sosial mereka dalam bentuk mencari jodoh.
Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta
dari lawan jenis, dan lain-lain.

Kebutuhan Penghargaan dan Kebutuhan Aktualisasi Diri


merupakan kebutuhan tingkat yang di atas yang tidak berhubungan dengan
kebutuhan dalam melakukan ciam si.

4.2 Pembahasan Masalah

Bagian ini merupakan pembahasan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang


telah dibuat peneliti di Bab I. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah :

16
1. Apakah penyebab para jamaah Kawi melakukan Ciam Si?

2. Apakah tujuan para jamaah Kawi melakukan Ciam Si?

3. Apakah manfaat para jamaah Kawi melakukan Ciam Si?

Berikut adalah jawabannya :

1. Penyebab para jamaah Kawi melakukan Ciam Si

Berdasarkan penjelasan dari bab-bab sebelumnya, maka para


jamaah melakukan Ciam Si dikarenakan sugesti dari orang-orang yang
terlebih dahulu melakukan ciam si. Subjek penelitian merasa penasaran
bagaimana sebenarnya ciam si itu sehingga membuat banyak orang yang
berulang kali melakukannya.

2. Tujuan para jamaah Kawi melakukan Ciam Si

Tujuan yang ingin dicapai oleh para jamaah melakukan ciam si


adalah untuk menjawab rasa ingin tahu mereka tersebut. Ketika seseorang
ingin tahu akan sesuatu yang baru dalam hal ini adalah ciam si, maka
mereka akan melakukan ciam si itu dengan sebaik mungkin agar rasa ingin
tahu tersebut bisa terjawab oleh pengalaman langsung melakukan ciam si
dari individu itu sendiri.

3. Manfaat para jamaah Kawi melakukan Ciam Si?

Ketika penyebab telah diketahui serta tujuan telah dipenuhi, maka


aka nada hasil yang didapat individu. Hasil ini dengan kata lain disebut
manfaat. Manfaat yang didapat individu setelah melakukan ciam si adalah
adanya pengalaman baru yang telah mereka rasakan. Yaitu ikut mencoba
ciam si. Selain itu, diharapkan pengalaman ini akan diberitahukan kepada
orang lain sehingga semakin banyak orang yang mencoba melakukan ciam
si.

17
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Kawasan Gunung Kawi merupakan kawasan yang penuh dengan mistis.


Di sini, orang-orang banyak yang melakukan ritual pesugihan. Orang-orang yang
berhasil dalam melakukan pesugihan ini adalah pendiri perusahaan rokok Bentoel.
Pendiri perusahaan Bentoel diyakini sukses karena mendapat wangsit di Kawi.
Pendiri Bentoel yang notabenenya merupakan etnis Tiong Hoa menjadi tokoh
yang menyebabkan banyaknya orang-orang dengan etnis Tiong Hoa lainnya untuk
mencari pesugihan juga.

Akibatnya banyak masyarakat Tionghoa berbondong-bondong datang ke


sana. Selain mengikuti upacara ritual standar Islam-Kejawen yang dilakukan oleh
para juru kunci makam, para peziarah Tionghoa juga melakukan ritual
tionghoanya. Segera saja klenteng kecil dibangun yang letaknya dekat lagi dengan
makam. Di dalam Kelenteng tersebut ada ritual yang disebut ciam si.

Ciam si merupakan ritual ramalan khas Tiong Hoa yang bisa menguak
nasib orang berdasarkan nomor yang keluar dari bilah bambu yang telah dikocok
dari batang bambu besar. Ternyata, ciam si ini juga dilakukanoleh orang-orang
pribumi. Di sini terlihat pembauran satu budaya dengan budaya lainnya yang
sampai sekarang ini masih rukun.

Ciam si akhirnya berkembang pesat, ditandai dengan semakin banyaknya


jamaah Kawi yang ingin melakukan ciam si. Orang-orang yang telah melakukan
ciam si ikut menyebarluaskan informasi tentang ramalan ini sehingga banyak
membuat orang penasaran. Orang-orang yang penasaran ini tentunya juga ingin
mencoba secara langsung ritual ciam si. Akhirnya para jamaah kawi semakin
banyak yang ingin melakukan ciam si.

18
5.2 Saran

Untuk mengantisipasi semakin banyaknya orang-orang yang berminat


dalam melakukan ritual ciam si, maka pihak-pihak yang berwenang dalam
mengurus kawasan Kawi hendaknya membuat gedung Ciam Si baru sehingga
bisa menampung lebih banyak jamaah yang ingin mengikuti ritual ciam si.

19
REFERENSI

http://mirnaferdiyawati-uin-bi-2b.blogspot.com/2008/04/teori-hirarki-kebutuhan-
abraham-maslow_7935.html

http://ariellucky.wordpress.com/2008/06/13/ciam-si-ramalan-kuno-yang-masih-
diyakini/

http://www.mail-archive.com/budaya_tionghua@yahoogroups.com/msg24520.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi

20
LAMPIRAN

1. Transkrip Wawancara

Subjek : Ms. I

BARIS PELAKU NARASI TEMA


5 Baris Interviewer Permisi, Mbak! Boleh ikut Perkenalan
duduk?
Intervewee Silakan, Mbak!
Interviewer Asalnya dari mana?
Interviewee Dari Mojosari
Interviewer Sama siapa ke sini?
Interviewee Sama teman-teman
10 Baris Interviewer Sudah sering ikut ciam si? Penyebab
Interviewee Ini baru pertama kali
Interviewer Awalnya, tahu dari mana
soal ciam si ?
Interviewee Ini baru pertama kali ke
Kawi, dan baru tahu juga
tentang ciam si.
Interviewer Tapi kalau tahu pertama kali
tentang Gunung Kawi dari
mana?
Interviewee Dari teman-teman yang
mengajak saya untuk pergi
ke Gunung Kawi.
Interviewer Kok mau diajak?
Interviewee Pengen tahu aja gimana sih
sebenarnya Kawi.
Interviewer Mudah gak sih tata cara ciam Tata Cara
si?
Interviewee Mudah saja.
Interviewer Tapi kan ini pertama kali,
apa gak bingung?
Interviewer Awal-awal sih bingung, tapi
lihat orang lain aja dulu,
nanti tahu kok!
Interviewer Percaya gak sama ramalan Tindak Lanjut
ciam si?
Interviewee Gak.
Interviewer Kenapa?
Interviewee Emang gak ngerti yang
dibilang di kertas nasib, trus
emang pada dasarnya gak
percaya ramalan. Semua
ramalan.
Interviewer Nanti mau balik ke kawi lagi

21
gak.
Interviewee Gak, Mbak! Sudah capek!
Interviewer Makasih, ya Mbak atas Perpisahan
waktunya.
Interviewee Iya, sama-sama.

2. Dokumentasi

Ket : Penjual Sesajen Bunga

Ket : Masjid Agung Iman Sujono

22
Ket : Kertas Nasib Ciam Si

3. Worksheet

23

You might also like