You are on page 1of 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA BERENCANA

Dalam keluarga berencana peran perawat adalah membantu pasangan untuk memilih metoda
kontrasepsi yang tepat untuk digunakan sesuai dengan kondisi, kecendrungan, sosial budaya dan
kepercayaan yang dianut oleh pasangan tersebiut, oleh karena itu proses keperawatan lebih diarahkan
kepada membantu pasangan memilih metode kontrasepsi itu sendiri.
Kegagalan penggunaan metode kontrasespsi terjadi disebabkan karena kurangnya pengetahuan wanita
tersebut terhadap alat kontrasespsi itu sendiri sehingga memberikan pengaruh terhadap kondisi
fisiologis, psikologis, kehidupan sosila dan budaya terhadap kehamilan tersebut.. maka disinilah letak
peran perawat untuk memberikan pengetahuan yang tepat, sehingga hal diatas tidak terjadi.

Pengkajian
Karena masalah kontrasepsi merupakan suatu hal yang sensitif bagi wanita, maka dalam mengkaji hal ini
perawat harus sangat memperhatikan privasi klien. Rendahkan suara ketika mengkaji untuk
menigkatkan rasa nyaman klien dan pertahankan rasa percaya diri yang tinggi klien.
Selain pengkajian umum( Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat obstetri, PF), pengkajian khusus
yang perlu kita lakukan untuk memenuhi peran sebagai edukator dalam pemilihan metode kontrasepsi
yang tepat adalah :

1. Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda kontrasepsi


Pengkajian ini dilakukan dengan menanyakan kapan wanita tersebut berencana untuk memiliki anak.
Kemudian tanyakan metoda apa yang sedang direncanakan akan dipakai oleh klien. Bila klien
menyatakan satu jenismetoda perawat dapat menanyakan alas an penggunaan metoda
tersebut.pertanyaan-pertanyaan ini akan mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi klien terkait
dengan kontrasepsi yang digunakannya.

2. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi


Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus dapaat menetukan tingkat pengetahuan
klien tentang teknik penggunaan kontrasepsi. Misalnya tanyakan tentang bagaimana klien tersebut
memakai dafragma, kapan dan dimana spermisida dioleskan atau berapa kali dalam sehari klien
tersebut harus mengkonsumsi pil KBm dengan menggali tingkat pengetahuan klien ni perawat dapat
menentukan bila ada kesalahan persepsi dalam penggunaan yang akan menyebabkan tidak efektifnya
alat kontrasepsi yang dipakai dan akan menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.

3. Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi klien terhadap metoda kontrasepsi yang sedanga
dipakai
Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan klien terhadap efek samping dari
kontrasepsi yang digunakannya. Dengarkan juga pernyataan klien tentang kenyamanannya
menggunakan metoda kontrasepsi bulanan seperti suntik hormone dari pada pil keluarga berencana
yang harus di konsumsi setiap hari. Keefektifan suatu metoda meningkat seiring dengan peningkatan
kenyamanan klien dalam menggunakan metoda tersebut.
4. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat
Jika klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi diskusikan tentang pilihan-pilihan yang cocok
untuk digunakan. Kaji factor-faktor yang dapat membantu pemilihan metode terbaik seperti riwayat
kesehatan dahulu klien yang merupakan kontraindikasi dari metoda kontrasepsi, riwayat obstetric,
budaya dan kepercayaan serta keinginan untuk mencegah kehamilan.

Adapun kontraindikasi penggunaan metoda kontrasepsi yang berkaitan dengan riwayat kesehatan
adalah:
a. Kontrasepsi oral
1. Pil keluarga berencana terpadu
Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan payu dara, telat haid, hamil, pendarahan abnormal,
hepatitis, penyakit jantung, tromboplebitis.
Untuk wanita perokok, usia lebih dari 35th, pengidap DM, epilepsy, dan penderita hipertensi tidak
dianjurkan menggunakan pil keluarga berencana.
2. Mini Pil
Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang harus menghindari segala jenis metoda
hormonal, atau yang mejalani pengobatan kejang

b. Kontrasepsi Hormonal
1. Hormone Implant
Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid, hamil, perdarahan yang tidak diketahui
penyebabnya, penyakit jantung dan keinginan untuk hamil kurang dari lima tahun.
2. Hormone Injeksi
Suntikan terpadu tidak boleh diberikan pada wanita dalam masa menyusui.

c. Kontrasepsi Mekanik
1. Diafragma dan kap servik
Diafragma dan kap servik tidak dipakai pada wanita dengan riwayat alergi lateks dan riwayat toksik
shock syndrome.
2. IUD
Hamil atau kemungkinan hamil, resiko itnggi terkena penyajit yang menular lewat hubungan seks,
riwayat infeksi alat reproduksi, infeksi sesudah persalinan/ aborsi, kehamilan ektopik, metroragia
dismenorhea, anemia dan belum pernah hamil, mola.

d. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi ini tidak ada kontraindikasinya, karena sifatnya permanen. Digunakan bagi pasangan yang
sudah tidak ingin atau sudah tidak memungkinkan untuk mempunyai anak
Analisa Data
Kurang pengetahuan tentang keluarga berencana merupakan penyebab tersering dari gangguan fisik,
psikologis dan social dalam kaitannya dengan kehamilan yang tidak direncanakan.

Diagnosa yang mungkin berdasarkan pengkajian dan data adalah Resiko Perubahan Pemeliharaan
Kesehatan b.d Kurang Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.

Sedangkan diagnosa keperawatan lain yang dapat timbul yaitu:


1. Resiko konflik pengambilan keputusan b.d alternatif kontrasepsi
2. Rasa takut b.d efek samping kontrasepsi
3. Resiko tinggi infeksi b.d kondisi aktif secara seksual dan penggunaan metoda kontrasepsi
4. Resiko tinggi perubahan pola seksualitas b.d takut hamil
5. Nyeri b.d pemulihan pascaoperasi sterilisasi
6. Resiko tinggi infeksi b.d kerusakan membran mukosa akibat operasi, pemasangan spiral, hormone
implant
7. Distress spiritual b.d ketidakcocokan keyakinan agama atau budaya dengan metoda kontrasepsi yang
dipilih

Rencana Intervensi
Diagnosa : Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan b.d Kurang Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan
Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.

Kriteria hasil
Setelah dilakukan intervensi, pasangan akan :
1. Menjabarkan dengan benar tentang cara penggunaan metoda kontrasepsi yang dipilih dan
pemecahan masalahnya.
2. Dapat menjelaskan tentang efek samping dan komplikasi dari metoda kontrasepsi yang dipilih.
3. Melaporkan adanya kepuasan terhadap metoda kontrasepsi yang dipilih.
4. Menggambarkan metoda lain yang dapat dipakai dan memilih salah satu dari metoda tersebut bila
pasangan inggin mengganti metod kontrasepsi.
FAMILY PLANNING
( KELUARGA BERENCANA )

DEFENISI
Keluarga berencana merupakan suatu perencanaan tentang waktu yang tepat untuk memiliki anak. Di
dalam keluarga berencana terdapat teknik kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah kehamilan
sebagai upaya untuk mengatur kehamilan.
Jika pasangan yang sudah menikah memiliki kesuburan baik, 90% pasangan wanita akan hamil dalam
satu tahun bila mereka tidak menggunakan alat kontrasepsi (Gunningham, et al., 1997). Oleh karena itu
untuk pengaturan waktu kehamilan, tidak terlepas dari peran alat kontrasepsi. Kehamilan tak terencana
dapat menyebabkan gangguan mayor di dalam kehidupan seorang wanita yang berdampak pada
kesehatan ibu dan neonatus.

PERAN PERAWAT DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA


Peran perawat dalam program keluarga berencana adalah sebagai konselor dan edukator. Untuk
melaksanakan ini perawat harus memiliki informasi terbaru dan akurat tentang metode kontrasepsi.
Hampir sebagian dari kehamilan yang tidak direncanakan terjadi pada wanita yang menggunakan alat
kontrasepsi namun salah dan tidak konsisten dalam penggunaannya. Hal ini dapat dicegah bila wanita
memiliki pendidikan yang adekuat terhadap metoda kontrasepsi yang mereka pilih. Maka perawat
memiliki peranan penting dalam memberikan pendidikan tentang teknik kontrasepsi yang sesuai dengan
kebutuhan, cara penggunaan yang tepat, dan fokus konselingnya haruslah pada kebutuhan dan
kenyamanan pasangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi.

PERTIMBANGAN DALAM MEMILIH METODE KONTRASEPSI


Metode kontrasepsi sempurna belum dapat diciptakan oleh manusia. Setiap metoda kontrasepsi
memiliki keuntungan dan kerugian masing- masing. Terkadang seorang wanita mencoba berbagai
macam alat kontrasepsi sebelum menemukan metoda kontrasepsi yang cocok dan memuaskan.
Perawat perlu memberikan pertimbangan-pertimbangan yang membantu seorang wanita memilih
metoda yang paling memenuhi kebutuhan mereka. Pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain:

1.Keamanan
Keamanan metode kontrasepsi merupakan pertimbangan utama dalam penggunaanya. Status
kesehatan yang berbeda beda terkadang menyebabkan beberapa alat kontrasepsi tidak aman
digunakan. Contohnya oral kontrasepsi tidak dianjurkan pada wanita dengan tromboplebitis atau stroke
karena hormon yang dikandungnya dapat meningkatkan resiko keparahan penyakit tersebut dan
diafragma (cap servix) tidak aman digunakan pada wanita dengan riwayat toxic shock syndome.

2.Perlindungan terhadap penyakit menular seksual


Tidak ada kontrasepsi yang 100% efektif mencegah Penyakit Menular Seksual. Resiko paparan terhadap
Penyakit Menular Seksual harus dipertimbangkan dalam memberikan konseling tentang pilihan alat
kontrasepsi. Kondom pria memberikan perlindungan yang baik terhadap penularan Penyakit Menular
Seksual. Kondom ini harus dupakai jika salah satu pasangan mengidap Penyakit Menular Seksual
meskipun pasangan tersebut telah menggunakan alat kontrasepsi lain.

3.Efektifitas
Efektifitas suatu alat kontrasepsi ditentukan oleh keberhasilan atau kegagalan alat kontrasepsi tersebut
melindungi seseorang wanita dari kehamilan. Metoda sterilisasi dianggap yang paling efektif namun
tidak dapat digunakan pada pasangan yang ingin anak lagi dikemudian hari. IUD juga merupakan metoda
yang efektif tapi terkadang tidak menjadi pilihan karena efek samping atau kepercayaan yang dianut
oleh pasangan.

4.Pilihan pribadi dan kecendrungan


Pilihan pribadi dan kecendrungan juga merupakan hal penting dalam memilih metode kontraseps. Jika
seorang wanita berasumsi bahwa kontrasepsi yang dipilih terlalu sulit digunakan, menghabiskan banyak
waktu atau terlalu banyak aturan akan menurunkan motifasi dan kekonsistenan pasangan tersebut
untuk menggunakannya. Pendidikan yang diterima tentang metode kontrasepsi akan mempengaruhi
persepsi pasangan terhadap kontrasepsi.

5.Education needed
Beberapa metoda kontrasepsi tidak membutuhkan pendidikan khusus, seperti kondom. Namun ada
beberapa metode yang membutuhkan informasi lengkap agar metode tersebut menjadi efektif.

6.Efek samping
Efek samping penggunaan metoda kontrasepsi harus dijabarkan dengan lengkap kepada pasangan. Jika
pasangan sudah mengetahui efek sampingnya lalu kemudian tetap memilih kontrasepsi tersebut,
mereka akan lebih dapat bertoleransi pada efek samping yang ditimbulkan daripada pasangan yang
tidak mengetahui efek samping sama sekali.

7.Pengaruh pada kepuasan seksual


Metode coitus related contraceptive, seperti spermisida dan metoda barrier, harus digunakan sebelum
berhubungan seksual. Hal ini dapat menurunkan kepuasan seksual dan meningkatkan resiko penurunan
minat terhadap metoda tersebut.

8.Ketersediaan
Kondom dan spermisida dapat diperoleh tanpa resep dokter. Pasangan dapat memiliki bahan ini tanpa
harus berkonsultasi terlebih dahulu. Hal ini penting dipertimbangkan pada pasangan yang tidak dapat
terbuka pada tenaga kesehatan tentang aktivitas seksual.

9.Biaya
Pada pasangan berpenghasilan rendah, faktor biaya menjadi hal penting dalam pemilihan metoda
kontrasepsi. Pasangan tersebut mungkin akan lebih suka memilih menggunakan kondom daripada
metoda sterilisasi yang relatif lebih mahal.

10.Agama dan kepercayaan


Agama dan kepercayaan akan mempengaruhi pilihan. Penganut katolik roma tidak memperkenankan
metoda kontrasepsi apapun selain metoda alamiah.

11.Budaya
Budaya juga mempengaruhi pemilihan metoda kontrasepsi. Keturunan afrika-amerika banyak memilih
sterilisasi pada wanita daripada sterilisasi pria, sedangkan pria latin tidak berminat tehadap penggunaan
kondom dan menganut kebudayaan memiliki banyak keturunan.
Pada beberapa daerah, kontrasepsi tidak akan pernah digunakan sampai pasangan tersebut berhasil
memperoleh anak laki-laki.

12.Informed consent
Beberapa meroda kontrasepsi memiliki efek yang berbahaya. Oleh karena itu, informed consent perlu
disertakan untuk menyatakan bahwa pasangan mengerti resiko dan keuntungan dari metoda yang
mereka pilih sehingga dapat menjadi aspek legal perawat.

METODA KONTRASEPSI
a.Tujuan penggunaan kontrasepsi
Dalam keluarga berencana, penggunaan metoda kontrasepsi menjadi sangat penting dengan tujuan :

1.Menunda kehamilan. Pasangan dengan istri berusia dibawah 20 tahun dianjurkan menunda
kehamilannya karena alat reproduksi wanita belum berkembang dengan baik dan belum siap untuk
memulai proses kelahiran.
Alasan menunda kehamilan adalah:
a.Usia dibawah 20 tahun adalah usia resiko tinggi kehamilan karena kematangan alat reproduksi belum
sempurna
b.Prioritas penggunaan pil karena akseptor masih muda
c.Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda sering melakukan hubungan
seksual ( frekuensi tinggi ) sehingga akan mempunyai angka kegagalan yang tinggi
d.Penggunaan AKDR dapat digunakan karena efektif dan bersifat sementara sehingga apabila pasangan
siap memiliki anak, AKDR tersebut dapat dilepas

Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan adalah :


a.Reversibility yang tinggi karena akseptor belum mempunyai anak
b.Efektifitas reatif tinggi, penting karea dapat menyebabkan kehamilan beresiko tinggi
Kontrasepsi yang sesuai yaitu : Pil, AKDR, Metoda alamiah.

2.Menjarangkan kehamilan
Masa saat istri berusia 20-30 tahun adalah masa yang paling baik untuk melahirkan 2 orang anak dengan
jarak kehamilan 3-4 tahun.
Alasan-alasan penjarangan kehamilan adalah :
a. Usia 20-30 tahun merupakan usia emas untuk mengandung dan melahirkan
b. Segera setelah anak lahir, dianjurkan menggunakan akdr sbg pilihan utama
c. Kegagalan yg mybbkn kehamilan cukup tinggi namun tdk/krg berbahaya karena akseptor berada pada
usia yang baik untuk melahirkan
Kontrasepsi yang digunakan sebaiknya harus memiliki kriteria berikut :
a. Reversibility cukup tinggi
b. Efektifitas cukup tinggi
c. Dapat dipakai 3-4 tahun
d. Tidak menghambat produksi asi
Kotrasepsi yang dianjurkan untuk pasangan adalah AKDR, Pil, Suntik, Metoda alamiah, dan susuk
( hormone implant ).

3.Meniadakan kehamilan ( mengakhiri kesuburan )


Saat usia istri di atas 30 tahun, dianjurkan untuk mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 anak
karena usia tersebut memasuki usia rentan dan komplikasi kehamilan tinggi.
Kontrasepsi yang digunakan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Efektivitas sangat tinggi karena kegagalan dapat menyebabkan kehamilan resiko tinggi terhadap ibu
dan anak
b. Reversibilitas rendah
c. Dapat dipakai untuk jangka panjang
d. Tidak menambah kelainan yang sudah ada

Anjuran kontrasepsi yang dipakai adalah kontap (tubektomi/vasektomi), susuk, AKDR, suntikan, dan
metoda alamiah.

JENIS-JENIS METODA KONTRASEPSI


Beberapa jenis metoda kontrasepsi yang dapat dipakai adalah
1.Metoda biologi/alamiah
2.Metoda kimiawi
3.Metoda mekanik
4.Metoda pembedahan

1.Metoda biologis/alamiah
a. Metode Amenorea Laktasi (MAL):
•Metode amenorea laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yg mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI)
•MAL sebagai kontrasepsi bila :
-Menyususi secara penuh (full breast feeding)
-Belum haid
-Umur bayi kurang dari 6 bulan
•Efektif sampai 6 bulan
•Harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya
Cara Kerja Penundaan/penekanan ovulasi
Keuntungan kontrasepsi:
•Efektivitas tinggi (keberhasilan 98 % pada enam bulan I pasca persalinan)
•Segera efektif
•Tidak mengganggu senggama
•Tidak ada efek samping sistemik
•Tidak perlu pengawasan medik
•Tidak perlu obat atau alat
•Tanpa biaya
Keuntungan nonkontrasepsi:
1.Untuk Bayi
•Mendaptkan kekebalan pasif (mdapatkan antibodi perlindunagn lewat ASI)
•Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna utk tumbang bayi yg optimal
•Terhindar dari keterpaparan thdp kontamiasi dari air, susu lain atau formula, atau alat minum yang
dipakai
2.Untuk Ibu
•Mengurangi perdarahan pascapersalinan
•Mengurangi resiko anemia
•Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan bayi

Keterbatasan
•Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalm 30 menit pascapersalinan
•Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial
•Efektivitas tinggi8 hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan
•Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV DAN HIV/AIDS

Yang Dapat Menggunakan MAL


Ibu yang menyusui secara eksusif, bayinya berumur kurang dari 6 bulan dan belum mendapat haid
setelah melahirkan.

Yang Seharusnya Tidak Pakai MAL


•Sudah mendapat haid sesudah bersalin
•Tidak menyusui secara ekslusif
•Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan
•Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam

Instruksi Kepada Klien ( Hal Yang Harus Disampaikan Kepada Klien)


•Seberapa sering harus menyusui ?
Bayi disusui secara on demand (menurut kebutuhan bayi). Biarkan bayi menyelesaikan menghisap dari
satu payudara sebelum memberikan payudara lain, supaya bayi mendapat cukup banyak susu akhir
(hind milk). Bayi hanya membutuhkan sedikit ASI dari payudara berikut atau sama sekali tidak
memerlukan lagi. Ibu dapat memulai dengan memberikan payudara lain pada waktu menyusui
berikutnya sehingga kedua payudara memproduksi banyak susu.
•Biarkan bayi menghisap sampai dia sendiri yang melepaskan hisapannya
•Susui bayi ibu juga pada malam hari karena menyusui pada waktu malam hari membantu
mempertahankan kecukupan persediaan ASI
•Bayi terus disusukan walau ibu/bayi sedang sakit
•ASI dapat disimpan dalam lemari pendimgin
•Kapan mulai memberikan makanan padat sebagai pendamping ASI?
Selama bayi tumbuh dan berkembang dengan baik serta kenaikan berat badan cukup, bayi tidak
memerlukan makanan selain ASI sampai dengan umur 6 bulan.
•Apabila Ibu menggantikan ASI dengan minuman atau makanan lain, bayi akan menghisap kurang sering
dan akibatnya menyusui tidak lagi efektif sebagai metode kontrasepsi
•Haid
Ketika ibu mulai dapat haid lagi, itu pertanda ibu sudah subur kembali dan harus segera mulai metode
KB lainnya.
•Untuk kontrasepsi dan kesehatan
-Anda memerlukan metode kontrasepsi lain ketika anda mulai dapat haid lagi, jika Anda tidak lagi
menyusui secar ekslusif atau bila bayi Anda sudah berumur 6 bulan.
-Konsultasi dengan bidan/dokter atau klinik/Puskesmas sebelum Anda mulai memakai metode
kontrasepsi lainnya.
-Jika suami/pasangan Anda beresiko tinggi terpapar IMS, AIDS harus pakai ketika pakai MAL.
•Apa yg hrs dilakukan jk Anda menyusui tdk secara ekslusif/berhenti menyusui ?
-Anda perlu kondom atau metode kontrasepsi lain ketik anda tidak meyusui lagi secara ekslusif
-Ke klinik KB untuk membantu memilihkan atau memberikan metode kontrasepsi lain yang sesuai

Beberapa Catatan dari Konsensus Bellagio (1988) Untuk Keefektifan 98%


•Ibu harus menyusui secara penuh atau hampir penuh (hanya sekali diberi 1-2 teguik air/minuman pada
upacara adat/agama.
•Perdarahan sebelum 56 hari pascapersalinan dapat diabaikan (belum dianggap haid)
•Bayi menghisap secara langsung
•Menyusui dimulai dari setengah sampai satu jam setelah baby lahir
•Kolostrum diberikan nkepada bayi
•Pola menyusui on demand dan dari kedua payudara
•Sering menyusui selam 24 jam termasuk malam hari
•Hindari jarak menyusui lebih dari 6 jam.
Setelah bayi berumur 6 bulan, kembalinya kesuburan mungkin didahului haid, tetapi dapat juga tanpa
didahuilui haid.Efek ketidaksuburan karena menyusui sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek:
•Cara menyusui
•Seringanya menyusui
•Lamanya setipa kali menyusui
•Kesungguhan menyusui

b. Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA)


Profil
•Ibu harus belajar mengetahui kapan masa suburnya berlangsung
•Efektif dipakai bila tertib
•Tidak ada efek samping

Pasangan secara sukarela menghindari senggama pada masa subur ibu (ketika ibu tersebut dapat
menjadi hamil), atau senggama pada masa subur untuk mencapai kehamilan. Metode keluarga
berencan alamiah berdasarkan kesadaran penuh dari siklus reproduksi Ibu tersebut.

Cara Kerja
Metode Lendir Servik atau lebih dikenala sebagai Metode Ovulasi Billings/MOB atau metode dua hari
mukosa serviks dan Metode Simtomtermal adalah yang paling efektif. Cara yang kurang efektif misalnya
Sistem Kalender atau Pantang Berkala dan metode Suhu Basal yang sudah tidak diajarkan lagi oleh
pengajar KBA.

Mekanisme Kerja
1.Untuk Kontrasepsi
Senggama dihindari pada masa subur yaitu pada fase siklus menstruasi dimana kemungkinan terjadi
konsepsi/kehamilan

2.Untuk Konsepsi/mencapai kehamilan


Senggam direncanakan pada masa subur yaitu dekat dengan pertengahan siklus (biasanya pada hari ke
10-15), atau terdapat tanda-tanda adanya kesuburan ketika kemungkinan besar terjadinya konsepsi.

Manfaat
1.Kontrasepsi
• Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan
• Tidak ada resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi
• Tidak ada efek samping sistemik
• Murah atau tanpa biaya
2.Nonkontrasepsi
• Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana
• Menambah pengetahuan tentang sistem reproduksi oleh suami dan istri
• Memungkinkan mengeratkan relasi/hubungan melaluim peningkatan komunikasi antara suami
istri/pasangan

Keterbatsan
•Sebagai kontraseptif sedang (9-12 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama pemakaian)
•Keefektifan tergantung dari kemauan & disiplin pasangan mengikuti instruksi
•Perlua ada pelatihan sebagai persyaratan untuk menggunakan jenis KBA yang paling efektif secara
benar
•Dibutuhkan pelatih/guru KBA (bukan tenaga medis)
•Pelatih/guru KBA hrs mampu membantu ibu mengenali masa subur, memotivasi pasangan utk menaati
aturan jk ingin menghindari kehamilan & meyediakan alat bantu jika diperlukan, msl buku catatan
khusus, termometer,(oral/suhu basal)
•Perlu pantang selama masa subur untuk menghindari kehamilan
•Perlu pencatatan setiap hari
•Infeksi vagina membuat lendir servik sulit dinilai
•Termometer basal diperluikan untuk metode tertentu
•Tidak terlindung dari IMS termasuk HBV (VIRUS HAPETITIS b) & HIV/AIDS

Yang Dapat Menggunakan KB


1.Untuk Kontrasepsi
•Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak teratur, tidak haid kerana
menyusui atau premenopause
•Semua perempuan dengan paritas berapapun termasuk mulipara
•Perempuan kurus atau gemuk
•Perempuan yang merokok
•Perempua dengan alasan kesehatan tertentu a.l hipertensi sedang, varises, dismenore, sakit kepala
sedang atau hebat, mioma uteri, endometritis, dll
•Pasangan dengan alasan agama / filosofi utk tdk menggunnakan metode lain
•Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain
•Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu pada setiap siklus haid
•Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan menilai tanda dan gejala
kesuburan
2.Untuk Konsepsi
•Pasangan yang ingin mencapai kehamilan, senggama dilakukan pada masa subur untuk mencapai
kehamilan

Definisi
Hari-hari kering : Setelah darah haid bersih , kebanyakan ibu mempunyai 1- beberasp hari tidak terlihat
adanya lendir dan daerah vagina terasa kering
Hari-hari Subur : Ketika terobservasi adanay lendir sebelum ovulasi. Ibu dianggap subur, ketika terlihat
adanya lendir, walaupun jenis lendir yang kental dan lengkap. Lendir subur yang basah dan licin mungkin
sudah ada di serviks dan hari subur sudah mulai.
Hari Puncak : Adalah hari terakhir adanya lendir licin, mulur dan ada perasaan basah

Contoh Kode Yang Dipakai Untuk Mencatat Kesuburan


Pakai tanda * atau merah untuk menandakan perdarahan (haid)
Pakai huruf K atau hijau untuk menandakan perasaan kering
Gambar suatu tanda (L) atau biarkan kosong untuk memperlihatkan lendir subur yang basah, jernih, licin
dan mulur
Pakai huruf L atau warna kuning untuk memperlihatkan lendir tak subur yang kental, putih, keruh dan
lengket.
Untuk Kontrasepsi/Menghindari Kehamilan
• Lendir mungkin berubah pada hari yang sama, periksa lendir setiap kali ke belakang dan sebelum tidur,
kecuali ada perasaan sangat basah waktu siang. Setiap malam sebelum tidur, tentukan tingkat yang
paling subur (lihat kode diatas) dan beri tanda pada catatan ibu dengan kode yang sesuai
• Pantangan senggama utk paling sedikit satu siklus sehingga Ibu akan megenali hari-hari lendir,
mengenali Pola Kesuburan & Pola Ketidaksuburan ibu dg bimbingan pelatih/guru KBA
• Hindari senggama pada waktu haid. Hari-hari ini tidak aman, pada siklus pendek. Ovulasi dapat terjadi
pada harihari haid
• Pd hari kering setelah haid, aman utk bersenggama selang satu malam (aturan selang-seling). Ini akan
menghindari Ibu bingung dg cairan sperma dan lendir
• Segera setelah ada lendir jenis apa juga atau perasaan basah muncul, hindari senggama atau kontak
seksual. Hari-hari lendir, terutama hari-hari lendir subur adalah tdk aman. (Aturan awal atau “jk hari
basah, Ibu akan memperoleh bayi”)
• Tandai hari terakhir dengan lendir jernih, licin, dan mulur dengan tanda X.Ini adalah hari puncak; ini
adalah hari ovulasi dan adalah hari paling subur
• Setelah hari puncak, hindari senggama untuk 3 hari berikut siang dan malam. Hari-hari ini adalah tidak
aman (Aturan Puncak). Mulai dari pagi hari keempat setelah kering, ini adalah hari-hari aman untuk
bersenggama sampai hari haid berikutnya bila ingin menghindari kehamilan.
• Pada siklus yang tidak teratur seperti pascapersalinan atau premenopause maka perlu memperhatikan
(Pola Dasar ke-Tidaksuburan ) dimana ada waktu 1-2 hari subur yang menyelingi diantara hari-hari tidak
subur. Ibu harus mengamati perubahan ini dan bila PDTS sudah pulih kembali dan berlangsung minimal
3 hari berturut-turut tanpa perubahan maka senggama boleh dilakukan (Aturan Sabar Menunggu/Wait
and See Rule)

Untuk Konsepsi/Mencapai Kehamilan


• Bersenggama pada setiap siklus pada hari-hari terdapat lendir yang teras mulur, basah dan licin

Suatu Contoh Catatan Suhu Basal Yang Lengkap


Ibu dapat mengenalai masa subur Ibu dengan mengukur suhu badan secara teliti dengan termometer
khusus yang bisa mencatat perubahan suhu sampai 0,10 C untuk mendeteksi, bahkan suatu perubahan
kecil , suhu tubuh anda.

Pakai Aturan Perubahan Suhu


• Ukur suhu Ibu pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangkit dari tempat tidur) dan catat
suhu Ibu pd kartu yg disediakan oleh instruktur KBA Ibu.
• Pakai catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama siklus haid Ibu untuk mementukan suhu
tertinggi dari suhu yang “normal, rendah”. Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh demem atau
gangguan lain.
• Tari garis pada 0,05 – 0,1 0 C diatas suhu tertinggi dari suhu 10 hari tersebut. Ini dinamkan garis
pelindung (cover line) atau garis suhu
• Masa tak subur bmulai pada sore seyelah hari ketiga berturut-turut suhu berada diatas garis pelindung
tersebut (Aturan Perubahan Suhu)
Untuk Kontrasepsi
Pantang senggama mulai dari awal siklus haid sampai sore hari ketiga berturut-turut setelah suhu
berada diatas garis pelindung (cover line). Masa pantang pada Aturan Perubahan Suhu lebih panjang
dari pemakaina MOB
Catatan
• Jika salah satu dari 3 berada dibawah garis pelindung (cover line) selama perhitungan 3 hari, ini
mungkin tanda bahwa ovulasi belum terjadi . Untuk menghindari kehamilan tunggu sampai 3 hari
berturut-turut suhu tercatat diatas garis pelindung sebelum memulai senggama
• Ketika mulai masa tak subur, tidak perlu untuk mencatat suhu basal Ibu. Ibu dapat berhenti mencatat
sampai haid berikut mulai dan bersenggama sampai hari pertama haid berikutnya

Metode Simtomtermal
Ibu harus mendapat instruksi untuk Metode Serviks dan Suhu Basal. Ibu dapat menentukan masa subur
Ibu dengan mengamati suhu tubuh dan lendir serviks.
• Setelah darah haid berhenti, Ibu dapat bersenggama pada malam hari pada hari kering dengan
berselangsehari selama masa tak subur. Ini adalah Aturan Selang Hari Kering(Aturan Awal). Aturan yang
sama dengan Metode Lendir Serviks.
• Masa subur mulai ketika ada perasaan basah atau munculnya lendir, ini adalah Aturan Awal. Aturan
yang sama dengan Metode Lendir Serviks. berpantang bersenggama sampai masa subur berakhir
• Pantang bersenggama sampai Hari Puncak & Aturan perubahan Suhu tlh tjd
• Apabila aturan ini tidak mengidentifikasikan hari yang sama sebagai akhir masa subur, sllu ikuti aturan
yg paling konsevatif, yaitu aturan yg mengidentifikasikan masa subur yg paling panjang.

Senggama Terputus ( Coitus Interruptus )


Defenisi
Senggama terputus adalah mengeluarkan penis dari vagina sebelum ejakulasi. Meskipun keefektifan
metoda ini adalah 80%, tetapi metoda ini membutuhkan kontrol yang baik dari pria. Metoda ini
mengurangi kepuasan pasangan. Meskipun ejakulasi terjadi di luar vagina, cairan pre ejakulasi terkadang
juga mengandung sperma sehingga pembuahan tetap saja dapat terjadi.

Cara kerja: Penis dikeluarkan sebelum ejakulasi sehigga sperma tidak masuk ke dalam vagina dan
kehamilan dapat dicegah.

Manfaat Kontrasepsi
1. Efektif bila digunakan dengan benar
2. Tidak mengganggu produksi asi
3. Dapat digunakan sebagai pendukung metoda keluarga berencana lainnya
4. Tidak ada efek samping & Dapat digunakan setiap waktu
5. Tidak membutuhkan biaya
Nonkontrasepsi
1. Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana
2. Untuk pasangan, memungkinkan hubungan yang lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam
Keterbatasan
1. Efektivitas tergantung kesediaan pasangan melakukan senggama terputus
2. Efektivitas menurun bila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi melekat pada penis
3. Memutus kenikmatan dalam hubungan seksual

Peran Perawat
Perawat memberikan penjelasan sebagai berikut :
1. Tingkatkan kerjasama dan bangun saling pengerian sebelum melakukan hubungan seksual dan
2. Sebelum berhubungan, pria terlebih dahulu mengosongkan kandung kemih dan membersihkan ujung
penis
3. Apabila pria merasa akan ejakulasi, segera tarik penis dari vagina. Pastikan pria tidak terlambat
malakukannya
4. Tidak dianjurkan pada masa subur

3. Metoda mekanis
a.Kondom
Defenisi
Kondom merupakan selaput/selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya
lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis salama
hubungan seksual. Kondom terbuat dari kareT sintetis yang tips, berbentuk silinder, dengan muaranya
berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau berbentuk putting susu. Kondom dibuat dlm
berbagai variasi baik dari segi bentuk, warna, pelumas, ketebalan, maupun bahan pembuatnya. Kondom
dapt digunakan bersamaan dengan alat kontrasepsi lain. Selain itu, kondom juga membantu mencegah
penularan penyakit menular seksual, termasuk AIDS.

Cara kerja
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di
ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah pada saluran
reproduksi wanita. Selain itu, kondom juga mencegah penularan mikroorganisme dari satu pasangan ke
pasangan lain.

Efektivitas
Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan seksual. Pada beberapa
pasangan, pemakaian kondom menjadi tidak efektif karena tidak konsisten dalam pemakaian. Secara
ilmiah didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per
tahun.

Manfaat
•Efektif bila digunakan dengan benar
•Tidak mengganggu produksi ASI
•Tidak mengganggu kesehatan klien
•Tidak memiliki pengaruh sistemik
•Murah dan dapat dibeli secara umum
•Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
•Dapat digunakan sebagai metoda kontrasepsi sementara
Keterbatasan
•Efektifitas tidak terlalu tinggi
•Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan
•Agak mengganggu hubungan seksual karena mengurangi sentuhan langsung
•Pada beberapa klien menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan ereksi
•Harus selalu tersedia setiap klai berhubungan seksual
•Beberapa klien malu untuk membeli kondom di tempat umum
•Pembuangan kondom bekas dapat menimbulkan masalah limbah

b.Spermisida
Defenisi
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) yang digunakan untuk menonaktifkan atau
membunuh sperma. Spermisida ini dikemas dalam bentuk aerosol (busa), tablet vaginal; suposituria;
dissolvable film, dan krim.

Cara kerja
Spermisida ini menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat gerakan sperma, dan
menurunkan kemampuan sperma untuk membuahi sel telur.

Pilihan
•Aerosol (busa) efektif segera setelah insersi
•Busa spermisida dianjurkan apabila digunakan hanya sebagai metoda kontrasepsi
•Tablet vaginal, suposituria, dissolvable film penggunaannya disarankan menunggu 10-15 menit sesudah
dimasukkan sebelum hubungan seksual
•Jenis spermisida jeli digunakan dengan diafragma

Manfaat
•Efektif seketika (busa dan krim)
•Tidak mengganggu produksi ASI dan mampu melindungi dari IMS
•Bisa digunakan sebagai pendukung metoda lain
•Tidak mengaggu kesehatan klien
•Tidak memiliki pengaruh sistemik
•Mudah digunakan
•Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
•Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
Keterbatasan
•Efektivitas kurang
•Efektivitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan
•Ketergantungan pengguna dengan memakai setiap melakukan hubungan seksual
•Pengguna harus menunggu 10-15 menit untuk tablet vaginal, suposituria, dissolvable film
•Efektivitas aplikasi hanya 1-2 jam

Seleksi klien pengguna spermisida


Spermisida
Sesuai untuk klien yang: Tidak sesuai untuk klien yang:
•Tidak menyukai metoda kontrasepsi hormonal seperti perokok atau usia di atas 35 tahun
•Tidak menyukai penggunaan AKDR
•Menyusui dan perlu kontrasepsi
•Memerlukan proteksi terhadap IMS
•Memerlukan metoda sederhana sambil menunggu metoda yang lain • Berdasarkan umur & mslh
kesehatan mybbkn kehamilan dg resiko tinggi
•Terinfeksi saluran uretra
•Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat kelamin
•Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan
•Ingin metoda KB efektif
Penaganan efek samping dan masalah lain
Efek samping dan masalah Penanganan
Iritasi vagina Periksa adanya vaginitis atau IMS. Jika penyebabnya spermisida, alihkan ke spermisida lain
dengan komposisi berbeda / bantu pemilihan metoda lain
Iritasi penis dan rasa tidak nyaman Periksa IMS. Jk pyebabnya spermisida, alihkan ke spermisida lain dg
komposisi berbeda / bantu pemilihan metoda lain
Gangguan rasa panas di vagina Periksa reaksi alergi atau terbakar. Yakinkan bahwa rasa hangat adalah
normal. Jika tidak ada perubahan alihkan ke spermisida lain dengan komposisi berbeda atau bantu
pemilihan meoda lain
Kegagalan tablet tidak larut Alihkan k spermisida lain dg komposisi berbeda atau bantu pemilihan
meoda lain

Cara penggunaan/instruksi bagi klien


• Cuci tangan dg sabun & air mengalir sblm mgisi aplikator & insersi spermisida
• Gunakan spermisida tiap berhubungan intim
10-15 menit• Jarak tunggu setelah tablet vagina atau supposituria dimasukkan
• Tidak ada jarak tunggu setelah memasukkan busa
• Ikuti petunjuk cara penggunaan dan cara penyimpanan
• Tempatkan spermisida jauh dalam vagina sehingga serviks terlindungi dg baik

Aerosol (Busa)
• Kocok tempat aerosol 20-30 menit sebelum digunakan
• Tempatkan kontainer dengan posisi ke atas, letakkank aplikator pada mulut kontainer dan tekan
aplikator untuk mengisi busa
• Sambil berbaring, lakukan insersi aplikator ke dalam vagina mendekati serviks, dorong sampai busa
keluar
• Aplikator segera dicuci dengan sabun dan air, tiriskan dan keringkan. Jangan berbagi aplikator bersama
orang lain

Tablet vagina atau supposituria


• Cuci tangan sebelum membuka paket
• Lepaskan tablet/supposituria dari paket
• Sambil berbaring, masukkan talet/supposituria jauh ke dalam vagina
• Tunggu 10-15 menit sebelum melakukan hubungan seksual
• Sediakan selalu ekstra pengadaan tablet maupun supposituria
Krim
• Insersi kontrasepsi krim setelah dikemas ke dalam aplikator sampai penuh, masukkan ke dalam vagina
sampai mendekati serviks
• Tekan alat pendorong sampai krim keluar. Tidak perlu menunggu kerja krim
• Aplikator harus dicuci dengan sabun dan air sesuai dengan pencegahan infeksi untuk alat-alat, tiriskan
dan keringkan
• Untuk memudahkan pembersihan alat, pisahkan bagian-bagiannya. Jangan berbagi aplikator dengan
orang lain. Sediakan selalu ekstra krim dirumah

c. Diafragma
Defenisi
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks yang diinsersikan ke dalam vagina
sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.

Jenis-jenis diafragma
• Flat spring (flat metal band)
• Coil spring (coiled wire)
• Arching spring (kombinasi metal spring)

Cara kerja: Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian
atas (uterus& tuba falopii) dan sebagai alat tempat spermisida.

Manfaat
• Efektif bila digunakan dngan benar
• Tidak mengganggu produksi ASI
• Tidak mengganggu hub seksual krn telah terpasang sampai 6 jam sebelumnya
• Tidak mengganggu kesehatan klien
• Tidak mempunyai pengaruh sistemik

Keterbatasan
• Efektivitas sedang (bila digunakan dengan dengan spermisida angka kegagalan 6-18 kehamilan per 100
perempuan per tahun pertama)
• Keberhasilan sbg kontrasepsi bergantung pd kepatuhan mgikuti cr penggunaan
• Motivasi diperlukan berkesinambungan dg mnggunakannya stiap berhub seksual
• Pemeriksaan pelvik o/ petugas kes terlatih diperlukan utk memastikan ketepatan pemasangan
• Pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran uretra
• Pada 6 jam pasca hubungan seksual, alat masih harus berada di posisinya

Seleksi klien pengguna diafragma


Diafragma
Sesuai untuk klien yang: Tidak sesuai untuk klien yang:
• Tidak menyukai metoda kontrasepsi, seperti perokok, atau di atas usia 35 tahun
• Tidak menyukai penggunaan AKDR
• Menyusui dan perlu kontrasepsi
• Memerlukan proteksi terhadap IMSmemerlukan metoda sederhana sambil menunggu metoda lain •
Berdasarkan umur serta masala kesehatan menyebabkan kehamilan menjadi beresiko tinggi
• Terinfeksi saluran uretra
• Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat kelaminnya
• Mempunyai riwayat sinrom syok karena keracunan
• Ingin metoda KB efektif

Penanganan efek samping


Efek samping Penanganan
Infeksi saluran uretra Pengobatan dengan antibiotika yg sesuai, apabila diafragma mjd pilihan utama
dlm ber-KB. Sarankn segera mengosongkan kandung kemih stlh melakukan hub seks atau sarankan
memakai metoda lain
Dugaan adanya reaksi alergi diafragma atau dugaan adanya reaksi alergi spermisida Walaupun jrg tjd,
terasa krg nyaman dan mgkn berbahaya. Jk ada gjl iriasi vagina, khususnya pasca senggama,tdk
mengidap IMS, berikan spermisida yg lain atau bantu memilih metoda lain
Rasa nyeri pada tekanan terhadap kandung kemih/rektum Pastikn ketepatan letak diafragma apabila
alat terlalu besar. Cobalah dg ukuran yg lebih kecil. Tindak lanjut utk meyakinkan masalah telah
tertangani
Timbul cairan vagina dan berbau jika dibiarkan lebih dari 24 jam Periksa IMS/benda asing dlm vagina. Jk
tdk ada, sarankan mlepaskn diafragma stlh hub seks tapi tdk <6jam stlh hub yg terakhir. Stlh diangkat,
diafragma dicuci dg hati-hati mggunakan sabun cair & air. Jika mengidap IMS, lakukan pemrosesan alat
sesuai dengan pencegahan infeksi

Cara penggunaan/instruksi bagi klien


• Gunakan diafragma setiap kali berhubungan intim
• Diafragma dipasang beberapa saat sebelum berhubungan intim, oleh karena itu vesika urinaria perlu
dikosongkan terlebih dahulu dan cuci tangan
• Tes bahwa diafragma tidak berlubang (dengan air/cahaya)
• Oleskan kira-kira satu sendok the spermisida pada dasar diafragma dan disekeliling diafragma
• Posisi yang memudahkan prosedur adalah dengan mengangkat satu kaki dan meletakkannya ke atas
kursi/dudukan toilet. Diafragma juga dapat dipakai sambil berbaring atau jongkok
• Lebarkan kedua bibir vagina
• Pegang diafragma dengan erat, masukkan ke dalam vagina jauh ke belakang dengan bagian yang
mengandung spermisida menghadap ke serviks. Dorong bagian depan ke pinggiran atas di balik tulang
pubis
• Masukkan jari ke vagina sampai menyentuh serviks, sarungkan karetnya dan pastikan serviks telah
terlindungi
• Bila setelah 6 jam diafragma masih berada di dalam vagina atau masih ingin melakukan hubungan
seksual, maka spermisida harus dioleskan kembali
• Lepaskan diafragma maksimal 6 jam setelah hubungan seksual terakhir. Ingat, hindari pemakaian
diafragma selama 24 jam untuk mencegah infeksi
• Untuk mengeluarkan diafragma, tarik bagian depan diafragma kemudian tarik ke bawah dengan
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah

d. Cap cerviks
Bentuk dan cara penggunaan cap serviks sama dengan diafragma tapii memiliki ukuran yang lebih kecil.
Karena ukurannya yang lebih kecil darii diafragma, cap serviks ini tidak menyebabkan tekanan pada VU
sehingga cap ini dapat dipakai selama 48 jam dan tambahan ulang spermisida tidak dibutuhkan. Cap ini
tidak harus dilepas selama 6 jam setelah hubungan seksual terakhir, cara pemasangannya dan
pelepasannya sama dg diafragma tetapi lebih sulit krn ukurannya yang lebih kecil.

e. Alat kontrasepsi dalam rahim


• Sangat efektif, reversibel, dan berjangka panjang
• Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak
• Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan
• Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi
• Tidak boleh dipakai oleh wanita yang terpapar IMS
Jenis
• Inert, dari plastik ( lippes loop ) atau baja anti karat ( the chinese ring )
• Mengandung tembaga seperti CuT 380A, CuT 200C, dll
• Mengadung hormon steroid

Cara kerja
Sampai saat ini mekanisme kerja AKDR belum diketahui secara pasti. Pendapat terbanyak mengatakan
AKDR menimbulkan reaksi radang pada endometrium dengan serbukan leukosit yang dapat
menghancurkan blastokista atau sperma. AKDR yang mengandung tembaga juga menghambat khasiat
anhidrase karbon dan fosfatase alkali, memblok bersatunya sperma dan ovum, mengurangi jumlah
sperma yg mencapai tuba falopii, dan menginaktifkan sperma. AKDR yang mengeluarkan horman juga
menebalkan lendir serviks hingga menghalangi pergerakan sperma.

Keuntungan
• Efektifitas tinggi (0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun pertama
• AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
• Metoda jangka panjang (CuT 380A mempunyai jangka proteksi 10 tahun)
• Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat
• Tidak mempengaruhi hubungan seksual
• Meningkatkat kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil
• Tidak ada efek samping hormonal terhadap CuT 380A
• Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
• Dapat dipasang segera setelah abortus atau melahirkan
• Dapat digunakan sampai menopause
• Tidak ada interaksi dengan obat-obatan

Kerugian
• Efek samping yang umum terjadi:
1. Perub siklus haid (umumnya pd 3 bln I dan akan berkurang setelah 3 bulan)
2. Haid lebih lama dan banyak
3. Spotting antar menstruasi
4. Haid terasa lebih sakit
• Komplikasi lain:
1. merasakan sakit selama 3-5 hari setelah pemasangan
2. perdarahan berat waktu haid atau diantaranya dapat memungkinkan terjadinya anemia
3. perforasi dinding uterus

• Tidak mencegah IMS termasuk HIV


• Tidak baik digunakan pada wanita dengan IMS atau sering berganti pasangan
• Penyakit radang panggul terjadi sesudah wanita dengan IMS menggunakan AKDR. Hal ini dapat
memicu infertilitas
• Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik perlu dilakukan dalam pemasangan AKDR. Beberapa
wanita mungkin takut dengan prosedur ini
• Sedikit nyeri dan perdarahan terjadi segera setelah pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1-
2 hari
• Klien tidak dapat melepas AKDR sendiri. Pelepasan AKDR dilakukan oleh petugas terlatih
• Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui
• Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik
• Wanita harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk melakukan ini, wanita harus
memasukkan jarinya ke dalaam vagina. Sebagian perempuan tidak mau melakukan ini

Persyaratan pemakaian. Yang dapat menggunakan:


• Usia reproduktif
• Keadaan nullipara
• Menginginkan kontrasepsi jangka panjang
• Menyusui dan ingin memakai kontrasepsi
• Setelah melahirkan dan tidak menyusui
• Setelah abortus dan tidak ada tanda infeksi
• Resiko rendah IMS
• Tidak menghendaki metoda hormonal
• Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil
• AKDR juga dapat digunakan pada ibu dalam segala kemungkinan misalnya perokok, pasca abortus,
gemuk/kurus, sedang menyusui, penderita tumor jinak payudara, penderita kanker payudara, pusing-
pusing,hipertensi,varises, penderita penyakit jantung, pernah menderita stoke, penderita diabetes,
penderita penyakit hati/empedu, malaria, penyakit tiroid, epilepsi, setelah pembedahan pelvik.

Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR


• Sedang hamil atau kemungkinan hamil
• Perdarahan per vagina yang tidak diketahui penyebabnya
• Penderita infeksi alat genital
• Sering menderita PRP atau abortus septik
• Penyakit trofoblas yang ganas
• Penderita TBC pelvik
• Kanker alat geintal
Penanganan efek samping yang umum dan permasalahan yang lain
Efek samping Penanganan
Amenorea Periksa apakah sedang hamil, jika tidak jangan lepaskan AKDR, lakukan konseling dan selidiki
penyebab amenorea. Jika diketahui hamil, sarankan untuk melepas AKDR apabila talinya keluar dan
kehamilan kurang 13 minggu. Jika kehamilan besar 13 minggu dan benang tidak terlihat, AKDR jangan
dilepaskan. Apabila klien sedang hamil dan tetap ingin mempertahankan kehamilan tanpa melepaskan
AKDR, jelaskan adanya kemungkinan kegagalan kehamilan dan infeksi
Kejang Pastikan dan tegaskan adanya PRP dan penyebab lain kejang. Tanggulangi penyebabnya bila
ditemukan. Apabila tidak ditemukan, beri analgesik untuk sedikit meringankan. Apabila klien mengalami
kejang berat, lepas AKDR dan anjurkan metoda lain
Perdarahan vagina hebat dan tidak teratur Pastikan adanya infeksi pelvik dan kehamilan ektopik. Apabila
perdarahan berlanjut, lakukan pemantauan
Benang yang hilang Pastikan ada kehamilan/tidak. Tanyakan apakah AKDR terlepas. Apabila tidak hamil
dan AKDR tidak terlepas, gunakan kondom. Periksa keberadaan benang dalam cavum uteri atau saluran
endoserviks. Apabila tidak ditemukan, rujuk ke dokter untuk x-ray atau USG
Adanya pengeluaran dari vagina/dicurigai PRP Lepaskan AKDR bila ditemukan infeksi kelamin dan
anjurkan menggunakan metoda lain

Waktu penggunaan
• Setiap waktu dalam siklus haid yang dapat dipastika klien tidak hamil
• Hari pertama sampai ke tujuh siklus haid
• Segera stlh melahirkan, selama 48 jam pertama atau 4 minggu pascapersalinan
• Setelah abortus apabila tidak ada gejala infeksi
• Selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi
Petunjuk bagi klien
• Kembali memeriksakan diri setelah 4-6 minggu pemasangan AKDR
• Slm bln I pemakaian AKDR, periksa benang AKDR scr rutin t.u stlh menstruasi
• Setelah bulan pertama kehamilan, benang diperiksa bila: kejang/kram pada perut bagian bawah,
spotting setelah senggama, nyeri setelah senggama atau pasangan tidak nyaman dalam bersenggama
• CuT 380A perlu dilepas setelah 10 tahun tetapi dapat dilakukan lebih awal
• AKDR tidak mencegah penularan IMS, maka gunakan kondom jika pasangan beresiko
• Kembali ke klinik apabila; benang tidak teraba, bagian keras AKDR teraba, AKDR terlepas, terjadi
pengeluaran vagina yang mencurigakan, adanya infeksi
Pemasangan Iud Cooper T380a
Alat dan bahan :
1. IUD COOPER T380A
2. Sarung tangan 2 pasang
3. Spekulum cocor bebek
4. Tenakulum
5. Sonde uterus
6. Lampu sorot atau senter
7. Gunting
8. Kom berisi povidon iodin
9. Kasa
10. Klorin 0,5

Cara pemakaian
A. Persiapan pasien
• Lakukan konseling agar pasien mantap. Minta pasien buang air kecil dulu dan ersihkan kemaluan
dengan sabun. Siapkan peralatan, cek tanggal kadaluarsa IUD.
• Cuci tangan selama 15-30 detik dengan air mengalir dan bersihkan tangan dengan handuk kering dan
bersih. Kenakan sarung tangan dengan baik dan steril.
• Periksa genitalia eksterna, awasi adanya luka bernanah, kelenjar bartolin yang membesar, kelenjar
getah bening yang membesar, kelenjar getah bening yang membesar.
• Pasang spekulum dengan jari telunjuk kiri, menekan bagian bawah.
• Pada inspekulo lihat porsio, awasi adanya erosi, fluor yang ada normal atau tidak. Tutup spekulo,
miringkan dan keluarkan.
• Lakukan pemeriksaan dalam bimanual, awasi adanya nyeri goyang, besar dan arah uterus, masa di
adneksa.
• Bersihkan ujung sarung tangan dala larutan klorin dalam ember, lepas dan masukan dalam ember.

B. Persiapan IUD
• Siapkan bagian-bagian alat : leher biru, pendorong, kertaspengukur, kertas transparan, kertas biasa,
tabung, IUD.
• Yakinkan IUD berada pada tabung, jika berada di luar dorong masuk. Jika tali IUD keluar seluruhnya
dari tabung, IUD tidak dapat dipakai. Letakan di tempat bersih, keras, datar dan IUD disisi kri.
• Buka kertas transparan 1/3 bagian, angkat ke atas vertikal, angkat bagian belakang seperti membuka
pisang. Keluarkan pendorong, masukan kedalam tabung IUD. Kembalikan kertas bagian belakang,
letakan ditampat datar lagi. Tahan kedua lengan iud dengan ibu jari dengan jari telunjuk tangan kiri.
Dorong kertas pengukur keatas sampai rasa ada tahanan. Dorong tabung sampai kedua lengan terlipat.
Tarik tabung kebawah seikit, angkat keatas. Masukan kedua lengan kedalam tabung.

C.

Pemasangan IUD
• Kenakan sarung tangan. Pasang spekulum dan kunsci. Ambil kasa demgan cunam tampon, celupkan
dalam povidon iodin, masukan kedalam dan bersihkan 2-3 kali.
• Pasang tenakulum pada porsio di jam 11 sekkitar 1 cm dari porsio. Masukan sonde dengan notouch
technique, tarik tenakulum kearahluar agar uterus dan saluran-salurannya berada dalam satu garis
lurus, ukur panjang uterus. Keluarkan somde dalam keadaan mendatar. Tera panjang uterus pada kertas
pengukur iud denagn meletakan ujung sonde pada garis biru atau merah dan memakai salah satu huruf
sebagai ukuran batas
• Letakan tabung IUD sehingga leher biru bagian depan berada di batas huruf diatas.
• Tahan leher biru dengan telunjuk. Dorong tabung sampai ujung t (iud) sampai garis batas
• Buka plasti seluruhnya. Ambil iud dengan ibu jari dan telunjuk dengan posisi mendatar atau sejajar dan
gunakan tiga jari sebagai alasnya.
• Masukan kedalam uters (porsio) sampai terasa tahanan tarik tenakulum. Pegang tenakulum dan
pendorong dengan tangan kiri.
• Tahan pendorong, tari tabung sampai bertemu pangkal pendorong, keluarkan pendorong, dorong
tabung sampai terasa ada tahanan. Lepas tenakulum
• Tarik tabung sampaii terlihat benang 3-4 cm dari porsio. Potong dengan benang dengan gunting
• Keluarkan tabung. Perhatikan bekas jepitan tenakulum berdarah atau tidak bila perlu ditekan degan
kasa steril. Buka spekulum lalu lepas sarung tangan. Terangkan kepada ibu bahwa iud dapat
dipertahankan selama 10 tahun, 1 minggu lagi ibu harus datang untuk kontrol atau ibu, diminta datang
segera bila panas, berdarah banyak atau sakit diminta menunggu 15-20 menit di ruang tunggu sebelum
pulang bila tidak pusing. Diberi tahu cara merawat tali IUD yaitu dengan membersihkan kemaluan
dengan air sabun, jongkok, dan dengan jari, raba apakah masih ada tali di kemaluan
• Catat dibuku: tanggal, jenis IUD dan nama pemasang

4. Metoda Pembedahan / Kontrasepsi Mantap


Kontrasepsi mantap ( kontap ) terdapat pada pria dan wanita merupakan metoda KB paling efektif,
murah, aman, dan mempunyai nilai demografi yang tinggi.

a. Kontap Pada Wanita ( Tubektomi )


TUBEKTOMI adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur yang menyebabkan wanita bersangkutan
tidak hamila lagi. Merupakan alat kontrasepsi paling efektif dengan angka kegagalankurang dari 1%
( kapita selakta, FKUI 2001 )
Keuntungan Tubektomi
• Sangat efektif
• Permanen
• Tidak mempengaruhi proses menyusui
• Tidak bergantung pada faktor senggama
• Baik bagi klien apabila kehanilan akan menjadi resiko kesehatan yang serius
• Pembedahan sederhana dan dapat dilakukan dengan anastesi local
• Tidak ada efek samping dalam jangka waktu panjang
• Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
• Berkurangnya resiko kanker ovarium

Yang Dapat Menjalani Tubektomi


• Usia > 26 tahun
• Peritas > 2
• Yakin telah mempunyai besar keluarga ayng sesui dngan kehendak
• Pada kehamilannya akan menimbulakn resiko kesehatan yang serius
• Pascapersalinan
• Pascakeguguran
• Apham dan secara sukareka setuju dengan prosedur ini

Yang sebaiknya tidak menjalani tubektomi


• Hamil
• Perdarahan vaginal yang belum terjelasajn
• Infeksi sistemik atau pelvic yang akut
• Tidak boleh menjalani proses pembedahan
• Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas dimasa depan
• Belum memberikan persetujuan tertulis

Kapan dilakukan
• Setiap wkt slm siklus mens apabila diyakini secara rasional klien tsb tidak hamil
• Hari ke 6 – 13 siklus menstruasi ( fase proliferasi )
• Pasca persalinan
• Minilap : didalam waktu 2 hari atau setelah 6 mgg atau 12 mgg
• Laparoskopi : tidak tepat untuk klien pasca persalinan
• Pasca keguguran
• Triwulan I: dlm wkt 7hr slm tdk ada bukti infeksi pelvic (minilap/laparoskopi)
• Triwulan II: dlm wkt 7hr sepanjang tidak ada bukti ( minilap saja )
JENIS – JENIS STERILISASI TUBA
a. Prosedur irving
Merupakan pemotongan tuba falopi dan pemisahan kedua potongan tuba ini dari mesosalping sehingga
cukup untuk menimbulkan segmen medial tuba tersebut yang ujungnya ditanam dalam terowongan
pada miometrium di sebalah posterior, dan segmen lateral yang pendek, yang ujung proksimalnya
kemudian ditanam didalam mesosalping

b. Prosedur pomeroy
Menggunakan catgut untuk mengikat gulungan tuba falapi, karena dasar dari prosedur ini terdapat pada
absorbsi segera ikatan tersebut dan selanjutnya ujung tuba yang dipotong akan terpisah karena acap kali
terbungkus oleh jarinagn fibrosa yang terbentuk

c. Prosedur parkland
Dirancang untuk menghindari pendekatan ujung – ujung tuba falopi yang sering terjadi pada prosedur
pomeroy. Dengan menginsisi dinding abdomen dibawah umbilicus yang secara khas dilakukan cukup
panjang untuk memungkinkan pemasangan retractor.

d. Prosedur madlener
Buku tuba dirusak dan diikat dengan jahitan yang tudak bisa diserap tetapi tidak direseksi.
Penggunaannya tidak dianjurkan.

e. Fibriektomi
Fibrie dijepit dengan sebuah kle, bagian proksimal dari jepitan diikat dengan sehelai benang sutra. Atau
dengan cut gut yang tidak mudah diabsorsipengangkatan semua fibrie untuk menghasilkan sterilisasi .
Kemudian dagian distal dari jepitan diotong.

TEKNIK OPERASI
Minilaparatomi
Hanya diperlukan sayatan kecil ( sekitar 3 cm ) diperut bwaah, maupun pada lingkar pusat bawah
Baik pada masa interval maupun pascapersalinan , pengambilan tuba dilakukan melalui sayatan kecil.
Setelah tuba didapat lalu dikeluarkan, diikat, dan dipotong sebagia. Setelah itu dinding perut ditutup
kemabli,luka sayatan ditutup dengan kasa yang kering dan steril apabial tidak ditemukan masalah yang
berarti klien dapat dipulangkan setalah 2-4 jam.

Laparoskopi
Memerlukan tenaga spesialis kebidanan dan penyakit kandungan yang terlatih.
KEGAGALAN STERILISASI TUBA
Kegagalan metoda ini dapat terjadi akibat kagagalan metoda itu sendiri atau atau akibat pelaksanaan
operasi sterilisasi yang tidak baik. Kegagalan metode reaksi yang paling sering diikuti pembentukan
fistula atau reanastomose yang spontan. Kemudian terdapat kegagalan pada alat mekanis yang dipasang
yang mengalami cacat atau ditempatkan secara tidak tepat

SINDROMA PASCA LIGASI TUBA


• Keluhan terganggu atau tidak enak pada panggul
• Pembentukan kista ovari khususnya menorhagia
• Dilaporkan memiliki kadar estradiol yang tinggi dan progesterone serum yang rendah bila disbanding
kelompok control yang normal

Komplikasi
• Komplikasi estetika
• Koagulasi tanpa dikehendaki pada struktur yang penting
• Emboli pulmoner yang kadang – kadang dijumpai dan kegagalan untuk menghasilkan kemandulan
tanpa disadari, mengakibatkan kehamilan ektopik yang ditangani secara keliru
• Anastesi

INFORMASI BAGI KLIEN


• jaga luka operasi tetap kering hingga pembalut dilepaskan. Mulai lagi ativitas normal secara bertahap
• hindari hubungan intim hingga merasa cukup nyaman. Setelah itu mulai kembali melakukan hubungan
intim, hentikan bila merasa kurang nyaman
• hindari mengangkat benda – benda berat dan bekerja keras selam 1mgg
• kalau sakit, minumlah 1 atau 2 tablet analgesic setiap 4-6 jam
• jadwalkan sebuah kunjungan pemeriksaan secara rutin antara 7 dan 14 hari setelah pembedahan.
• Kembalilah setiap waktu apabila anda menghendaki perhatian tertentu, atau terdapat tanda – tanda
yang tidak biasa
• Nyeri bahu selama 12-24 jam setelah laparoskopi relative lazim dialami karena gas di bawah
diafragma, sekunder terhadap pneumoperitonium
• Tubektomi efektif setelah operasi
• Periode menstruasi akan berlanjut seperti biasa. ( apabila mempergunakan metode hormonal sebelum
prosedur , khusus PK atau KSK, umlah dan durasi haid dapat meningkat setelah pembedaahn
• Tubektomi tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular sseksual

b. KONTAP PADA PRIA ( VASEKTOMI )


Profil
• Sangat efektif dan permanent
• Tidak ada efeksamping jangka panjang
• Tindak bedah yang aman dan sederhana
• Efektif setelah 20 ejakulasi atau 3 bulan
• Konseling dan inform consent mutlak diperlukan

VASEKTOMI adalah prosedur klinik untuk menghenrtikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan
melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi
tidak terjadi.

INDIKASI
Upoaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi mengancam atau gangguan terhadap
kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluaga.
KONDISI YANG MEMERLUKAN PERHATIAN KHUSUS BAGI TINDAKAN VASEKTOMI
• Infeksi kulit pada daerah operasi
• Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien
• Hidrokel atau varikokel yamh besar
• Hernia inguinalis
• Filariasis / elefantiasis
• Undesensus testikularis
• Massa intraskrotalis
• Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan antikoagulansia

INFORMASI BAGI KLIEN


• Prosedur vasektomi tidak mengganggu hormon pria atau menyebabkan perubahan kemampuan dan
kepuasan seksual
• Setelah prosedur vasektomi gunakan metoda kontrasepsi terpilih hingga spermatozoa yang tersisa
dalam vesikula seminalis telan dikeluarkan seluruhnya. Secara empiric, sperma analisis akan
menunjukkan hasil negativ setelah 15-20 kali ejakulasi
• Pertahakan band aid pada luka operasi selama 3 hari
• Luka yang sedang dalam penyembuhan jangan ditarik – tarik atau digaruk
• Boleh mandi setekah 24 jam, asal daerah luka tidak basah. Setelah 3 hari lka boleh dicuci dengan
sabun atau air
• Pakailah penunjang skrotum, usahakan daerah operasi kering
• Jika nyeri, berikan 1-2 tablet analgetik spt parasetamol/ibuprofen tiap 4-5 jam
• Hindari mengangkat berang berat dan kerja keras untuk tiga hari
• Boleh bersenggama sesudah hari ke 2-3. Namun untuk mencegah kehamilan, pakailah kondom atau
cara kontrasepsi lain selama 3 bulan atau sampai ejakulasi 15-20 kali
• Periksa semen 3 bulan pascavasektomi atau sesudah 15-20 kali ejakulasi
PELAKSANAAN VASEKTOMI
Tempat pelayanan vasektomi : dapat dilakukan difasilitas kesehatan umu yang mempunyai ruang
tindakan bedah minor dengan persyaratan :
Mendapat penerangan yang cukup
Lantainya terbuat dari semen atau keramik sehingga mudah dibersihkan bebas debu dan serangga
Sedapat mungkin dilengkapi alat pengetur suhu ruangan

Teknik Vasektomi Standar


medikasi prabedah dan anastesi:
bila klien nampak sangat gelisah tanpa penyebab yang jelas maka dapat diberikan diazepam 5-10 mg
peroral, 30-40 menit sebelum operasi. Anastesi yang digunakan haruslah anastesi local.

Tujuan anastesi: Menghilangkan nyeri & rs tak enak, Mengurangi stress & cemas
Tata cara :
1. Celana dibuka dan baringkan pasien dalam posisi telentang
2. Daerah kulit skrotum, penis, supra pubis, dan bag dlm pangkal paha kanan dbrsihkn dg cairan yg tdk
merangsang seperti larutan iodofor ( betadine ) 0,75% atau larutan klorheksidin ( hibiscrub ) 4%. Bila ada
bulu cukur terlebihdahulu.
3. Tutup daerah yang telah dibersihkan tersebut dengan kain steril berlubang, pada daerah skrotum
ditonjolkan keluar
4. Tepat dilinea mediana diatas vasdeferens, kulit skrotum diberi anastesi local ( prokain atau novokain )
0,5 ml, lalu jarum diteruskan masuk dan didaerah distal serta proksimal vasdeferens dideponir lagi
masing – masing 0,5 ml
5. Kulit skrotum diiris longitudinal 1-2 cm, tepat diatas vasdeverens yang ditonjolkan kepermukaan kulit
6. Setelah kulit dibuka vasdeferens dipegang dengan klem, disiangi sampai tampak vasdeferens
mengkilat seperti mutiara, perdarahan dirawat dengan cermat. Sebaiknya ditambah lagi obot anastesi
kedalam fasia vasdeferens dan baru kemudian fasia disayat longitudinal sepanjang 0,5 cm. Usahakan
sayatan rata hingga memudahkan penjahitan kemabli. Setelah fasi vasdeferens di buka terlihat
vasdeverens berwarna putih nengkilat seperti mutiara. Selanjutnya vasdeferen dan fasi dibebaskan
dengan gunting halus berujang runcing
7. Jepitlah vasdeverens dengan klem pada 2 tempat dengan jarak 1-2 cm dan ikat dengan benang kedua
ujungnya. Setelah diikat ajngan dipotong dulu. Tariklah benang yang mengikat kedua ujung vasdeferens
tersebut untuk melihat kalau ada perdarahan yang tersembunyi. Jepitan hanya pada titk perdarahan,
jangan terlalu banyak, karena daapt menjepit pembuluh darah lain seperti arteri testikularis atau
deferensialisis yang berakibat kematian testis itu sendiri.
8. Potonglah diantara dua ikatan tersebut sepanjang 1 cm. Gunakan benang sutra n0. 00,0 atau satu
untuk mengikat vasdeferens tersebut. Ikatan tidak boleh terlalu longgar tetapi juga jangan terlalu keras
karena dapat memotong vasdeferens
9. Untuk mencegah rekanalisasi spontan yang dianjurkan adalah dengan melakukan interposisi fasi
vasdeferens, yakni menjahit kembali fasia yang terluka sedemikian rupa, vasdeferens bagian distal
dibenamkan dalam fasia dan vasdeferens bagian proksimal terletak diluar fasia. Cara ini akan mencegah
timbulnya kemungkinan rekanalisasi
10. Lakukan tindakan diatas untuk vasdeferens kanan dan kiri, setelah selesai, tutuplah kulit engan 1-2
jahitan . Kemudian rawat luka operasi sebagaimana mestinya, tutup dengan kasa steril dan diplester.

Tekhnik vesektomi yang lain :


1. Insisi kulit dilakukan sagital atau transversal.
2. Fiksasi vasdeferens dengan menusukkan jarum di baeah vas deferens dengan menembus kulit
3. Cara mengikat vas deferens ada beberepa amcam :
a. Kedua ujung diikat tumpang tindih
b. Keduaujung dibelokkan dan diikat
c. Hanya satu ujung yang di belokkan
d. Hany saalh satu ujung saja yang diikat, sehingga dari avsdeferens yang proksimal sperma bisa keluar

KEGAGALAN VASEKTOMI
Dianggap gagal bila :
Pada analisa sperma setelah 3 bulan pasca vasektomi atau setelah 15-20 kali ejakulasi masih dijumpai
sperma
Dijumpai sperma setelah sebelumnya azoospermia
Istri hamil

HAK-HAK KONSUMEN KB
1. Hak atas informasi , yaitu hak untuk mengetahui segala manfaat dan keterbatasan pilihan metode
perencanaan keluarga
2. Hak akses, yaitu hak memperoleh pelayanan tanpa membedakan jenis kelamin, agama, dan
keperceyaan dan suku, status sosial, status perkawinan, dan lokasi
3. Hak pilihan, yaitu hak untuk memutuskan secara bebas tanpa paksaan dalam memilih dan
menerapkan metode keluarga berencana
4. Hak keamanan, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan yang aman dan efektif
5. Hak privasi, setiap konsumen keluarga berencana berhak untuk mendapatkan privasi atau bebas adri
gangguan serta campur tangan orang lain dalam konseling dan pelayanan keluarga berencana
6. Hak kerahasiaan, yaitu hak untum mendapatkan jaminan rawat infomasi pribadi yang diberikan akan
dirahasiakan
7. Hak harkat, yaitu hak mendaptkan pelyanan scr mausiawi, penuh penghargaan dan perhatian
8. Hak kenyamanan, yaitu setiap konsumen keluarga berencana berhak untuk memperoleh kenyamanan
dalam pelayanan
9. Hak berpendapat, yaitu hak untuk menyatakan pendapat secara bebas terhadap pelayanan yang
ditawarkan
10. Hak keberlangsungan, yaitu hak untuk mendapatkan ketersediaan metode keluarga berencana seara
lengkap dan pelayanan yang berkesinambungan selama diprlukan
11. Hak ganti rugi, yaitu hak untuk mendapatkan ganti rugi apabila terjadi pelanggaran terhadap hak
konsumen

You might also like