You are on page 1of 4

Politik

Kerajaan Brunei Darussalam adalah negara yang memiliki corak pemerintahan monarki
konstitusional dengan Sultan yang menjabat sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan,
merangkap seagai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan dengan dibantu oleh Dewan Penasihat
Kesultanan dan beberapa Menteri. Sultan Hassanal Bolkiah yang gelarnya diturunkan dalam wangsa
yang sama sejak abad ke-15, ialah kepala negara serta pemerintahan Brunei. Baginda dinasihati oleh
beberapa majelis dan sebuah kabinet menteri, walaupun baginda secara berkesan merupakan
pemerintah tertinggi. Media amat memihak kerajaan, dan kerabat kerajaan melestarikan status yang
dihormati di dalam negeri.

Brunei tidak memiliki dewan legislatif, namun pada bulan September 2000, Sultan bersidang
untuk menentukan Parlemen yang tidak pernah diadakan lagi sejak tahun 1984. Parlemen ini tidak
mempunyai kuasa selain menasihati sultan. Disebabkan oleh pemerintahan mutlak Sultan, Brunei
menjadi salah satu negara yang paling stabil dari segi politik di Asia.

Ekonomi

Ekonomi kecil yang kaya ini adalah suatu campuran keusahawanan dalam negeri dan asing,
pengawalan kerajaan, kebajikan, serta tradisi kampung. Pengeluran minyak mentah dan gas alam terdiri
dari hampir setengah PDB. Pendapatan yang cukup besar pekerjaan luar negeri menambah pendapatan
daripada pengeluaran dalam negeri. Kerajaan membekali semua layanan pengobatan dan memberikan
subsidi beras dan perumahan. Pemimpin-pemimpin Brunei merasa bimbang bahawa keterpaduan
dengan ekonomi dunia yang semakin bertambah akan menjejaskan perpaduan sosial dalam, walaupun
Brunei telah memainkan peranan yang lebih kentara dengan menjadi ketua forum APEC pada tahun
2000. Rancangan-rancangan yang dinyatakan untuk masa hadapan termasuk peningkatan kemahiran
tenaga buruh, pengurangan pengangguran, pengukuhan sektor-sektor perbankan dan pelancongan,
serta secara umum, peluasan lagi asas ekonominya. Sistem Penerbangan Brunei Diraja, sistem
penerbangan negara, sedang mencuba menjadikan Brunei sebagai pusat perjalanan internasional antara
Eropa dan Australia/Selandia Baru. Ia juga mempunyai layanan ke tujuan-tujuan Asia yang utama.

Ekonomi Brunei Darussalam bertumpu pada sektor minyak bumi dan gas dengan pendapatan
nasional yang termasuk tinggi di dunia satuan mata uangnya adalah Brunei Dolar yang memiliki nilai
sama dengan Dolar Singapura.

Selain bertumpu pada sektor minyak bumi dan gas, pemerintah Brunei mencoba melakukan diversifikasi
sumber-sumber ekonomi dalam bidang perdagangan.
Filipina

Politik

Pemerintah Filipina mengikuti Pemerintah Amerika Serikat. Dia ditata sebagai sebuah republik,
di mana Presiden berfungsi sebagai kepala negara, kepala pemerintahan, dan Panglima Tertinggi
angkatan bersenjata. Presiden dipilih dalam pemilu untuk masa jabatan 6 tahun, dan memilih dan
mengepalai kabinet. Dewan Legislatif Filipina mempunyai dua kamar: Kongres terdiri dari Senat dan
Dewan Perwakilan; anggota keduanya dipilih oleh pemilu. Ada 24 senator yang menjabat selama 6
tahun di Senat, sedangkan Dewan Perwakilan terdiri dari tidak lebih dari 250 anggota kongres yang
melayani selama 3 tahun. Cabang yudikatif pemerintah dikepalai oleh Mahkamah Agung, yang memiliki
seorang Ketua Mahkamah Agung sebagai kepalanya dan 14 Hakim Agung, semuanya ditunjuk oleh
Presiden.

Ekonomi

Filipina terkenal dengan pertanian padi bukitnya, yang diperkenalkan kira-kira 2.000 tahun lalu
oleh suku Batad. Padi-padi bukit tersebut terletak di lereng-lereng Gunung Ifugao dan berada di
ketinggian 5.000 kaki dpl. Luasnya mencakup 4.000 mil² serta diusahakan secara tradisional tanpa
penggunaan pupuk. Ia dinyatakan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO (Badan PBB untuk Pendidikan,
Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan) pada tahun 1995.

Pada 1998 ekonomi Filipina, sebuah campuran dari pertanian, industri ringan, dan jasa
pendukung; mengalami kemunduran sebagai akibat dari krisis finansial Asia dan cuaca yang buruk.
Pertumbuhan jatuh ke 0,6% pada 1998 dari 5% pada 1997, tetapi kembali ke sekitar 3% pada 1999, dan
4% pada 2000. Pemerintah telah menjanjikan untuk terus mereformasi ekonominya untuk membantu
Filipina setanding dengan perkembangan negara industri Asia Timur. Hutang besar ("public debt" sekitar
77% dari PDB), menghambat perbaikan situasi ekonomi. Alokasi dana untuk hutang lebih tinggi dari
pada untuk Departemen Pendidikan dan militer digabungkan.

Strategi yang dilakukan termasuk peningkatan infrastruktur, merombak sistem pajak untuk
menambah pendapatan pemerintah, juga deregulasi dan penswastaan ekonomi, dan meningkatkan
integrasi perdagangan di wilayah sekitar. Prospek masa depan sangat tergantung dari performa ekonomi
dari dua partner dagang utama, Amerika Serikat dan Jepang, dan administrasi yang lebih tepercaya dan
kebijakan pemerintah yang konsisten.
Politik

Indonesia menjalankan pemerintahan republik presidensial multipartai yang demokratis. Seperti


juga di negara-negara demokrasi lainnya, sistem politik di Indonesia didasarkan pada Trias Politika yaitu
kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif. Kekuasaan legislatif dipegang oleh sebuah lembaga
bernama Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

MPR pernah menjadi lembaga tertinggi negara unikameral, namun setelah amandemen ke-4
MPR bukanlah lembaga tertinggi lagi, dan komposisi keanggotaannya juga berubah. MPR setelah
amandemen UUD 1945, yaitu sejak 2004 menjelma menjadi lembaga bikameral yang terdiri dari 560
anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang merupakan wakil rakyat melalui Partai Politik, ditambah
dengan 132 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang merupakan wakil provinsi dari jalur
independen.[25] Anggota DPR dan DPD dipilih melalui pemilu dan dilantik untuk masa jabatan lima tahun.
Sebelumnya, anggota MPR adalah seluruh anggota DPR ditambah utusan golongan dan TNI/Polri. MPR
saat ini diketuai oleh Taufiq Kiemas. DPR saat ini diketuai oleh Marzuki Alie, sedangkan DPD saat ini
diketuai oleh Irman Gusman.

Lembaga eksekutif berpusat pada presiden, wakil presiden, dan kabinet. Kabinet di Indonesia
adalah Kabinet Presidensial sehingga para menteri bertanggung jawab kepada presiden dan tidak
mewakili partai politik yang ada di parlemen. Meskipun demikian, Presiden saat ini yakni Susilo
Bambang Yudhoyono yang diusung oleh Partai Demokrat juga menunjuk sejumlah pemimpin Partai
Politik untuk duduk di kabinetnya. Tujuannya untuk menjaga stabilitas pemerintahan mengingat kuatnya
posisi lembaga legislatif di Indonesia. Namun pos-pos penting dan strategis umumnya diisi oleh menteri
tanpa portofolio partai (berasal dari seseorang yang dianggap ahli dalam bidangnya).

Lembaga Yudikatif sejak masa reformasi dan adanya amandemen UUD 1945 dijalankan oleh
Mahkamah Agung, Komisi Yudisial, dan Mahkamah Konstitusi, termasuk pengaturan administrasi para
hakim. Meskipun demikian keberadaan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tetap dipertahankan.

Ekonomi

Pada masa pemerintahan Orde Lama, Indonesia tidak seutuhnya mengadaptasi sistem ekonomi
kapitalis, namun juga memadukannya dengan nasionalisme ekonomi. Pemerintah yang belum
berpengalaman, masih ikut campur tangan ke dalam beberapa kegiatan produksi yang berpengaruh bagi
masyarakat banyak. Hal tersebut, ditambah pula kemelut politik, mengakibatkan terjadinya
ketidakstabilan pada ekonomi negara.[37]

Pemerintahaan Orde Baru segera menerapkan disiplin ekonomi yang bertujuan menekan inflasi,
menstabilkan mata uang, penjadualan ulang hutang luar negeri, dan berusaha menarik bantuan dan
investasi asing.[37] Pada era tahun 1970-an harga minyak bumi yang meningkat menyebabkan
melonjaknya nilai ekspor, dan memicu tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata yang tinggi sebesar 7%
antara tahun 1968 sampai 1981.[37] Reformasi ekonomi lebih lanjut menjelang akhir tahun 1980-an,
antara lain berupa deregulasi sektor keuangan dan pelemahan nilai rupiah yang terkendali, [37]
selanjutnya mengalirkan investasi asing ke Indonesia khususnya pada industri-industri berorientasi
ekspor pada antara tahun 1989 sampai 1997 [38] Ekonomi Indonesia mengalami kemunduran pada akhir
tahun 1990-an akibat krisis ekonomi yang melanda sebagian besar Asia pada saat itu,[39] yang disertai
pula berakhirnya masa Orde Baru dengan pengunduran diri Presiden Soeharto tanggal 21 Mei 1998.

Saat ini ekonomi Indonesia telah cukup stabil. Pertumbuhan PDB Indonesia tahun 2004 dan
2005 melebihi 5% dan diperkirakan akan terus berlanjut. [40] Namun demikian, dampak pertumbuhan itu
belum cukup besar dalam mempengaruhi tingkat pengangguran, yaitu sebesar 9,75%. [41][42] Perkiraan
tahun 2006, sebanyak 17,8% masyarakat hidup di bawah garis kemiskinan, dan terdapat 49,0%
masyarakat yang hidup dengan penghasilan kurang dari AS$ 2 per hari. [43]

Indonesia mempunyai sumber daya alam yang besar di luar Jawa, termasuk minyak mentah, gas
alam, timah, tembaga, dan emas. Indonesia pengekspor gas alam terbesar kedua di dunia, meski akhir-
akhir ini ia telah mulai menjadi pengimpor bersih minyak mentah. Hasil pertanian yang utama termasuk
beras, teh, kopi, rempah-rempah, dan karet.[44] Sektor jasa adalah penyumbang terbesar PDB, yang
mencapai 45,3% untuk PDB 2005. Sedangkan sektor industri menyumbang 40,7%, dan sektor pertanian
menyumbang 14,0%.[45] Meskipun demikian, sektor pertanian mempekerjakan lebih banyak orang
daripada sektor-sektor lainnya, yaitu 44,3% dari 95 juta orang tenaga kerja. Sektor jasa mempekerjakan
36,9%, dan sisanya sektor industri sebesar 18,8%. [46]

Rekan perdagangan terbesar Indonesia adalah Jepang, Amerika Serikat, dan negara-negara
jirannya yaitu Malaysia, Singapura dan Australia.

Meski kaya akan sumber daya alam dan manusia, Indonesia masih menghadapi masalah besar
dalam bidang kemiskinan yang sebagian besar disebabkan oleh korupsi yang merajalela dalam
pemerintahan. Lembaga Transparency International menempatkan Indonesia sebagai peringkat ke-143
dari 180 negara dalam Indeks Persepsi Korupsi, yang dikeluarkannya pada tahun 2007. [47]

You might also like