You are on page 1of 4

TIU. 2.

Memahami dan Menjelaskan fisiologi penglihatan

Tik. 1 Proses penglihatan


A. Proses melihat
Cahaya masuk akan melawati media refraksi ( kornea, humor aquous, lensa, badan
vitreous ) dan diteruskan ke retina ( fokus ke fovea centralis ). Setelah diubah menjadi
impuls akan dikrim ke otak area 17 broadman lobus occipital melalui nevus optikum,
chiasma optikum, tractus optikum dan tractus geniculocalcarina ( radiation optica ) secara
berurutan.

B. Reflek kornea
Menggunakan nervus trigeminus cabang ophtalmika sebagai aferen dan nervus
facialis sebagai eferen. Digunakan untuk refleks mengedip.

C. Reflek pupil langsung


Cahaya yang masuk akan diteruskan ke retina, dimana impuls melalui nervus
optikus akan dikirim ke pretectal nuclei lalu colliculus superior et inferior dan setelah itu
menuju nucleus edinger westphal sebagai eferen pertama. Tugas myosis pupil akan
dilakukan oleh nervus occulomotorius.

Tik. 2 fisiologi penglihatan

1. Media Refraksi
Cahaya dari medium rapat ke renggang akan dibiaskan menuju garis normal
(hukum snelius 1). Sehingga media refraksi yaitu kornea, humor aquous, lensa, badan
vitreous akan membiaskan cahaya agar tepat jatuh ke fovea centralis.
Terdapat pula papil nervus opticus, yaitu bintik buta. Pada bagian ini tidak ada sel
batang ataupun kerucut, jadi cahaya bila jatuh ke titik ini tidak akan dapat dilihat.

2. Refraksi

A. Cembung ( convex ) bersifat konvergen yaitu mengumpulkan cahaya.


B. Cekung ( Konkaf ) bersifat divergen yaitu melebarkan cahaya
C. Myopi

Dimana bayangan fokus akan jatuh didepan retina. Sehingga menggunakan lensa cekung
untuk mengkoreksinya. ( rabun jauh )

D. Hipermetropi

Dimana bayangan fokus jatuh dibelakang retina. Sehingga menggunakan lensa cembung
sebagai koreksinya. ( rabun dekat )

E. Presbiopi
Dimana terjadi gangguan akomdosi karena berkurangnya elastisitas lensa akibat usia.
Dapat terjadi terjadi gangguan miopi dan hipermetropi
F. Astigmatisma

Pada astigmat berkas sinar tidak difokuskan pada satu titik dengan tajam pada retina
tetapi pada 2 garis titik api yang saling tegak lurus yang terjadi akiibat kelengkungan
retina.

3. Akomodasi lensa

A. teori hemholtz
Dimana zonula zinii kendor akibat kontraksi otot siliar sirkuler, mengakibatkan lensa
elastis menjadi cembung dan diater menjadi kecil.

B. Teori Thsemig
Dasarnya adalah bahwa nukleus lensa tidak dapat berubah bentuk adalah bagian lensa
superfisial atau korteks lensa. Pada waktu akomodasi terjadi tegangan zonula zinii
sehingga nukleus terjepit dan bagian superfisial di depan nukleus akan mencembung.

C. Proses akomodasi
- Melihat object dekat, pupil myosis, m. Siliaris konraksi, zonula zinii relaksasi, lensa
mencembung. Mata terjadi konvergensi.
- Melihat object jauh pupil midriasis, m. Siliaris relaksasi, zonula zinii kontraksi, lensa
mencekung.

4. Adaptasi gelap terang.


- Sel batang = bersifat schotopik, enzim schotopsin untuk melihat gelap terang.
- Sel kerucut – bersifat photophik, enzim photopsin untuk melihat warna.
- Berasal dari vitamin A yang membentuk 11-cis retinal lalu dibentuk rhodopsin.
Rhodopsin diproduksi ketika gelap, karena ketika terang akan dipakai. Saat terang butuh
20-30 menit untuk diproduksi kembali.
5. Jalur penglihatan

Penglihatan samping akan diterima bagian nasal mata, tengah akan diterima bagian
temporal. Lalu di chiasma optikum bagian nasal akan disilangkan, sedankan temporal
tidak.

Sherwood
Ganong
ilyas
Mystique.blogsome.com/images/myopia.gif
Jemari.files.wordpress.com/2009/02/250px-hypetropia.png

You might also like