Professional Documents
Culture Documents
Linux sangat menantang untuk dicoba. Namun tidak tega juga kalau Windows mendadak
ditendang dari hard disk. Jadi bagusnya pakai dual boot saja, dan untuk itu kuncinya ada di
partisi harddisk.
Dual boot adalah konfigurasi dimana anda dapat memasang dua (atau lebih) sistem operasi
pada satu komputer. Pada satu saat, anda dapat memakai salah satu, tapi tidak dua-duanya.
Kalau anda mau pakai Windows, boot dengan Windows, dan tidak bisa kerja Linux. Kalau
mau ganti Linux, shutdown dan reboot si komputer, nanti pilih boot dengan Linux.
Harddisk bisa dibagi menjadi 4 partisi utama, nama partisinya hda1 - hda4.
Salah satu partisi utama (hda2 .. hda3) bisa dibuat menjadi extended-partition. Dalam
extended partition anda bisa buat beberapa partisi lagi, namanya hda5, hda6 dst.
Kalau di-Linux, banyak pilihan format. Yang terkenal adalah EXT3, ReiserFS atau JFS.
Semuanya oke, pilih saja salah satu. Linux me-mount partisi ke suatu direktori / (root), /usr,
/home, dan lain-lain. Linux bisa di-taruh di partisi mana saja.
Biasanya saat anda beli komputer baru, harddisknya cuma punya satu partisi, semuanya
drive C: buat windows. Jadi anda harus membuat partisi buat Linux dulu. Linux bisa pakai 1
partisi, tapi biar jalan bagus, minimal perlu 3 partisi. Kemudian karena biasanya data akan
kita pakai dari Linux maupun Windows, bagusnya ditaruh di partisi tersendiri yang bisa
diakses dari Windows maupun Linux.
Maka partisi saya sarankan adalah sbb:
hda1 = Windows C: 2 GB cukup untuk Windows dengan aplikasi Office standard.
hda2 = Extended harus dibuat, gunakan semua sisa harddisk. Partisi-partisi berikutnya
akan dibuat di dalam extended ini.
hda5 = Windows D: Buat data, misal 1 GB.
hda6 = Windows E: Buat program ekstra, games, dll. Misal 2 GB.
hda7 = Linux swap Rumus umum adalah 2 x jumlah_memori, atau maksimal 512 MB.
hda8 = Linux / Sekitar 800 MB. Dari pengalaman, kalau terlalu besar Linux akan lambat.
hda9 = Linux /usr Sekitar 2-3 GB untuk program-program utama Linux.
hda10 = Linux /opt Partisi pilihan untuk software optional, misal java.
Kalau anda sampai install ulang Linux, partisi ini bisa dibirkan utuh dan langsung dipakai.