You are on page 1of 16

BAB IV

ANALISA DATA

4.1. Hasil Pengukuran Spesimen Tarik

Dalam pembuatan spesimen tarik, harus dilakukan dengan hati-hati agar

dimensi yang diinginkan dapat sesuai dengan yang diharapkan dan terdapat

keseragaman antara spesimen satu dengan yang lain. Hal ini bertujuan agar data

yang dianalisa dapat diakui kebenarannya. Setelah proses finishing selesai

dilakukan, maka sebelum dilakukan pengujian tarik harus dilakukan pengukuran

ketebalan spesimen (T), lebar spesimen (W), dan gauge length (Lo).

Gambar 4.1. Spesimen Sebelum Pengujian Tarik

Gambar 4.2. Spesimen Setelah Pengujian Tarik


Tabel 4.1. Data Pengukuran Spesimen sebelum Pengujian Tarik

N Jenis Lebar/W0 Tebal/T0 Luas/A0


Spesimen L0 (mm)
o Ayunan (mm) (mm) (mm2)
L1 19,04 9,78 186,21 60,00
L2 18,62 9,82 182,85 60,00
1 Lurus L3 18,80 9,86 185,37 60,00
Jumlah 56,46 29,46 554,43 180,00
Rata-Rata 18,82 9,82 184,81 60,00
Z1 19,00 9,85 187,15 60,00
Z2 19,05 9,92 188,98 60,00
2 Zig-Zag Z3 19,00 9,85 187,15 60,00
Jumlah 57,05 29,62 563,28 180,00
Rata-Rata 19,02 9,87 187,76 60,00
U1 19,01 9,84 187,06 60,00
U2 19,07 9,87 188,22 60,00
Bulan
3 U3 19,05 9,86 187,83 60,00
Sabit
Jumlah 57,13 29,57 563,11 180,00
Rata-Rata 19,04 9,86 187,70 60,00
O1 19,12 9,97 190,63 60,00
O2 19,03 9,83 187,06 60,00
4 Melingkar O3 19,02 9,85 187,35 60,00
Jumlah 57,17 29,65 565,04 180,00
Rata-Rata 19,06 9,88 188,35 60,00

Tabel 4.2. Data Pengukuran Spesimen setelah Pengujian Tarik

N Jenis Lebar/W1 Tebal/T1 Luas/A1


Spesimen L1 (mm)
o Ayunan (mm) (mm) (mm2)
L1 7,05 14,80 104,34 74,45
L2 7,00 14,80 103,60 73,20
1 Lurus L3 6,60 14,70 97,02 73,15
Jumlah 20,65 44,30 304,96 220,80
Rata-Rata 6,88 14,77 101,65 73,60
Z1 6,85 14,30 97,96 74,05
Z2 7,05 14,35 101,17 73,20
2 Zig-Zag Z3 7,45 14,40 107,28 75,00
Jumlah 21,35 43,05 306,40 222,25
Rata-Rata 7,12 14,35 102,13 74,08
U1 6,50 14,75 95,88 76,50
U2 6,80 14,60 99,28 74,00
Bulan
3 U3 6,95 14,55 101,12 72,25
Sabit
Jumlah 20,25 43,90 296,28 222,75
Rata-Rata 6,75 14,63 98,76 74,25
O1 7,05 14,00 98,70 73,00
O2 7,20 13,85 99,72 73,50
Melingka
4 O3 7,00 13,50 94,50 77,85
r
Jumlah 21,25 41,35 292,92 224,35
Rata-Rata 7,08 13,78 97,64 74,78
4.2. Hasil Pengujian Tarik

Setelah dilakukan pengujian tarik, maka akan terlihat jarum angka pada alat

uji tarik yang menunjukkan tegangan ultimate / beban maksimum (F. Ultimate)

dan sebuah grafik di kertas milimeter pada alat uji tarik untuk dapat melihat

tegangan luluh (F. Yield). Kedua data tersebut diolah dengan menggabungkan

data-data pengukuran spesimen sebelum dan sesudah pengujian tarik.

Hasil akhir dimaksudkan untuk mengetahui parameter kekuatan (Kekuatan

Tarik / Tensile Strength dan Kekuatan Luluh / Yield Strength) dan parameter

keliatan atau keuletan yang ditunjukkan dengan adanya persentase perpajangan /

Regangan (Elongation), dan persentase kontraksi / Reduksi Penampang.

Data-data hasil pengujian tarik dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Hasil Pengujian Tarik

F. F. Tensile Yield
N Jenis Spesime Reduksi
Ultimate Yield Strength Strength Elongation
o Ayunan n Penampang
(N) (N) (MPa) (MPa)
L1 88200 62500 473,66 335,64 24,08 43,97
L2 87800 63000 480,18 344,55 22,00 43,34
L3 87800 63500 473,65 342,56 21,92 47,66
1 Lurus 18900
Jumlah 263800 1427,49 1022,75 68,00 134,97
0
Rata-
87933 63000 475,83 340,92 22,67 44,99
Rata
Z1 89700 63500 479,29 339,30 23,42 47,66
Z2 88900 64500 470,43 341,31 22,00 46,47
Z3 89000 64000 475,55 341,97 25,00 42,68
2 Zig-Zag 19200
Jumlah 267600 1425,28 1022,58 70,42 136,80
0
Rata-
89200 64000 475,09 340,86 23,47 45,60
Rata
U1 87200 61000 466,16 326,10 27,50 48,75
U2 89000 64000 472,85 340,03 23,33 47,25
U3 89300 63500 475,42 338,07 20,42 46,16
Bulan
3 18850
Sabit Jumlah 265500 1414,44 1004,19 71,25 142,16
0
Rata-
88500 62833 471,48 334,73 23,75 47,39
Rata
O1 87300 62000 457,96 325,24 21,67 48,22
Melingka O2 88400 62000 472,56 331,44 22,50 46,69
4
r O3 86700 60500 462,78 322,93 29,75 49,56
Jumlah 262400 18450 1393,30 979,61 73,92 144,47
0
Rata-
87467 61500 464,43 326,54 24,64 48,16
Rata
Untuk memudahkan pembacaan pada Tabel 4.3. maka selajutnya data-data

tersebut dimasukkan ke dalam diagram batang seperti pada Gambar 4.3. – Gambar

4.6. di bawah ini :

4.2.1. Diagram Kekuatan Tarik (Tensile Strength / Ultimate Strength)

Kekuatan Tarik
490.00
Tensile Strength

480.00
470.00
460.00
(MPa)

450.00
440.00
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Pola Ayunan Pengelasan
(1 = Lurus, 2 = Ayunan Z, 3 = Ayunan U, 4 = Ayunan O)

Gambar 4.3. Diagram Kekuatan Tarik (Tensile Strength)

Nilai kekuatan tarik untuk kelompok Raw Material (Tanpa Ayunan)

adalah 475,83 MPa. Nilai kekuatan tarik untuk kelompok Ayunan Zig-Zag (pola

Z) adalah 475,09 MPa. Ini berarti mengalami penurunan sebesar 0,74 MPa dari

kelompok Raw Material. Nilai kekuatan tarik untuk kelompok Ayunan Bulan

Sabit (pola U) adalah 471,48 MPa. Ini berarti mengalami penurunan sebesar 4,35

MPa dari kelompok Raw Material. Nilai kekuatan tarik untuk kelompok Ayunan

Melingkar (pola O) adalah 464,43 MPa. Ini berarti mengalami penurunan sebesar

11,4 MPa dari kelompok Raw Material.

Dari data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ayunan zig-zag (pola Z)

adalah merupakan pola yang paling tinggi kekuatan tariknya daripada bentuk pola
yang lainnya. Hal ini terjadi karena bentuk pola ayunan zig-zag memiliki bentuk

pola ayunan yang hampir sama / mendekati dengan ayunan lurus (tanpa ayunan).

4.2.2. Diagram Kekuatan Luluh (Yield Strength)

Kekuatan Luluh
350.00
345.00
340.00
Yield Strength

335.00
330.00
325.00
(MPa)

320.00
315.00
310.00
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Pola Ayunan Pengelasan
(1 = Lurus, 2 = Ayunan Z, 3 = Ayunan U, 4 = Ayunan O)

Gambar 4.4. Diagram Kekuatan Luluh (Yield Strength)

Nilai kekuatan luluh untuk kelompok Raw Material (Tanpa Ayunan)

adalah 340,92 MPa. Nilai kekuatan tarik untuk kelompok Ayunan Zig-Zag (pola

Z) adalah 340,86 MPa. Ini berarti mengalami penurunan sebesar 0,06 MPa dari

kelompok Raw Material. Nilai kekuatan luluh untuk kelompok Ayunan Bulan

Sabit (pola U) adalah 334,73 MPa. Ini berarti mengalami penurunan sebesar 6,19

MPa dari kelompok Raw Material. Nilai kekuatan luluh untuk kelompok Ayunan

Melingkar (pola O) adalah 326,54 MPa. Ini berarti mengalami penurunan sebesar

14,38 MPa dari kelompok Raw Material.

Dari data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ayunan zig-zag (pola Z)

adalah merupakan pola yang paling tinggi kekuatan luluhnya daripada bentuk pola

yang lainnya. Sedangkan untuk kekuatan luluh terendah ada pada jenis pola

ayunan melingkar (pola O). Akan tetapi meskipun pola ayunan zig-zag (pola Z)
memiliki kekuatan luluh paling tinggi, namun nilainya masih di bawah dari yang

tanpa pola ayunan.

4.2.3. Diagram Regangan (Elongation)

Regangan
35.00
30.00
25.00
Elongation

20.00
15.00
10.00 Replikasi 1
(%)

Replikasi 2
5.00
0.00
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Pola Ayunan Pengelasan
(1 = Lurus, 2 = Ayunan Z, 3 = Ayunan U, 4 = Ayunan O)

Gambar 4.5. Diagram Regangan (Elongation)

Nilai Regangan (Elongation) untuk kelompok Raw Material (Tanpa

Ayunan) adalah 22,67 %. Nilai Regangan (Elongation) untuk kelompok Ayunan

Zig-Zag (pola Z) adalah 23,47 %. Ini berarti mengalami penambahan sebesar 0,8

% dari kelompok Raw Material. Nilai Regangan (Elongation) untuk kelompok

Ayunan Bulan Sabit (pola U) adalah 23,75 %. Ini berarti mengalami penambahan

sebesar 1,08 % dari kelompok Raw Material. Nilai Regangan (Elongation) untuk

kelompok Ayunan Melingkar (pola O) adalah 24,64 %. Ini berarti mengalami

penambahan sebesar 1,97% dari kelompok Raw Material.

Dari data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ayunan melingkar (pola

O) adalah merupakan pola yang paling tinggi regangannya daripada bentuk pola

yang lainnya. Sedangkan untuk regangan terendah ada pada jenis pola ayunan zig-
zag (pola Z). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai kekuatan tarik,

maka regangan (elongation) yang terjadi menimbulkan hal yang sebaliknya yaitu

semakin rendah nilai regangannya (elongation).

4.2.4. Diagram Reduksi Penampang (Reduction of Area)

Reduksi Penampang
52.00
50.00
Reduction of Area

48.00
46.00
44.00
Replikasi 1
42.00 Replikasi 2
40.00
(%)

38.00
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Pola Ayunan Pengelasan
(1 = Lurus, 2 = Ayunan Z, 3 = Ayunan U, 4 = Ayunan O)

Gambar 4.6. Diagram Reduksi Penampang (Reduction of Area)

Nilai Reduksi Penampang (Reduction of Area) untuk kelompok Raw

Material (Tanpa Ayunan) adalah 44,99 %. Nilai Reduksi Penampang (Reduction

of Area) untuk kelompok Ayunan Zig-Zag (pola Z) adalah 45,60 %. Ini berarti

mengalami penambahan sebesar 0,61 % dari kelompok Raw Material. Nilai

Reduksi Penampang (Reduction of Area) untuk kelompok Ayunan Bulan Sabit

(pola U) adalah 47,39 %. Ini berarti mengalami penambahan sebesar 2,4 % dari

kelompok Raw Material. Nilai Reduksi Penampang (Reduction of Area) untuk

kelompok Ayunan Melingkar (pola O) adalah 48,16 %. Ini berarti mengalami

penambahan sebesar 3,17 % dari kelompok Raw Material.


Dari data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ayunan melingkar (pola

O) adalah merupakan pola yang paling tinggi dalam mengalami reduksi

penampang daripada bentuk pola yang lainnya. Sedangkan untuk reduksi

penampang terendah ada pada jenis pola ayunan zig-zag (pola Z). Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai kekuatan tarik, maka reduksi

penampang yang terjadi menimbulkan hal yang sebaliknya yaitu semakin rendah.

4.3. Hasil Perhitungan Statistik Deviasi Pengujian Tarik

4.3.1. Statistik Deviasi untuk Pola Tanpa Ayunan (Pola L)

Tabel 4.4. Statistik Deviasi untuk PolaTanpa Ayunan (Pola L)

No. x x́ |x− x́| |x− x́|2


1 473,66 475,83 2,17 4,72
2 480,18 475,83 4,35 18,92
3 473,65 475,83 2,18 4,74
1427,4
  9     28,39
n=3

1) Mean x́

x́ =
∑x =
1427,49
= 475,83
n 3

2) Standar Deviasi (SD)

2
28,39
SD =
√ ∑ |x−x́| =
n−1 √ 2
= 2,66

3) Batas Pengukuran (x́±SD)

x́ + SD = 475,83 + 2,66 = 478,49

x́ - SD = 475,83 - 2,66 = 473,17

4) Batas Deviasi Rata-Rata (SDR)


SD 2,66
SDR = = = 1,54
√n √3
5) Kesalahan Relatif (KR)

SDR 1,54
KR = .100%= .100% = 0,32%
x́ 475,83

6) Ketelitian Pengukuran (KP)

KP = 100% - 0,32% = 99,68%

4.3.2. Statistik Deviasi untuk Pola Ayunan Zig-Zag (Pola Z)

Tabel 4.5. Statistik Deviasi untuk Pola Ayunan Zig-Zag (Pola Z)

No. x x́ |x− x́| |x− x́|2


1 479,29 475,09 4,20 17,65
2 470,43 475,09 4,66 21,74
3 475,55 475,09 0,46 0,21
1425,2
  8     39,61
n=3

1) Mean x́

x́ =
∑x =
1425,28
= 475,09
n 3

2) Standar Deviasi (SD)

2
39,61
SD =
√ ∑ |x−x́| =
n−1 √ 2
= 3,15

3) Batas Pengukuran (x́±SD)

x́ + SD = 475,09 + 3,15 = 478,24

x́ - SD = 475,09 - 3,15 = 471,95


4) Batas Deviasi Rata-Rata (SDR)

SD 3,15
SDR = = = 1,82
√n √3
5) Kesalahan Relatif (KR)

SDR 1,82
KR = .100%= .100% = 0,38%
x́ 475,09

6) Ketelitian Pengukuran (KP)

KP = 100% - 0,38% = 99,62%

4.3.3. Statistik Deviasi untuk Pola Ayunan Bulan Sabit (Pola U)

Tabel 4.6. Statistik Deviasi untuk Pola Ayunan Bulan Sabit (Pola U)

No. x x́ |x− x́| |x− x́|2


1 466,16 471,48 5,31 28,24
2 472,85 471,48 1,37 1,88
3 475,42 471,48 3,94 15,55
1414,4
  4     45,67
n=3

1) Mean x́

x́ =
∑x =
1414,44
= 471,48
n 3

2) Standar Deviasi (SD)

2
45,67
SD =
√ ∑ |x−x́| =
n−1 √ 2
= 3,38

3) Batas Pengukuran (x́±SD)


x́ + SD = 471,48 + 3,38 = 474,86

x́ - SD = 471,48 - 3,38 = 468,10

4) Batas Deviasi Rata-Rata (SDR)

SD 3,38
SDR = = = 1,95
√n √3
5) Kesalahan Relatif (KR)

SDR 1,95
KR = .100%= .100% = 0,41%
x́ 471,48

6) Ketelitian Pengukuran (KP)

KP = 100% - 0,41% = 99,59%

4.3.4. Statistik Deviasi untuk Pola Ayunan Melingkar (Pola O)

Tabel 4.7. Statistik Deviasi untuk Pola Ayunan Melingkar (Pola O)

No. x x́ |x− x́| |x− x́|2


1 457,96 464,43 6,47 41,87
2 472,56 464,43 8,13 66,07
3 462,78 464,43 1,66 2,75
1393,3
  0     110,69
n=3

1) Mean x́

x́ =
∑x =
1393,30
= 464,43
n 3

2) Standar Deviasi (SD)


2
110,69
SD =
√ ∑ |x−x́| =
n−1 √ 2
= 5,26

3) Batas Pengukuran (x́±SD)

x́ + SD = 464,43 + 5,26 = 469,70

x́ - SD = 464,43 - 5,26 = 459,17

4) Batas Deviasi Rata-Rata (SDR)

SD 5,26
SDR = = = 3,04
√n √3
5) Kesalahan Relatif (KR)

SDR 3,04
KR = .100%= .100% = 0,65%
x́ 464,43

6) Ketelitian Pengukuran (KP)

KP = 100% - 0,65% = 99,35%

Untuk memudahkan pembacaan pada perhitungan statistik deviasi di atas,

maka selajutnya data-data tersebut dimasukkan ke dalam tabel pada Tabel 4.8. di

bawah ini :

Tabel 4.8. Perhitungan Statistik Deviasi Pengujian Tarik

Jenis Ayunan x́ SD x́ +SD x́−SD SDR KR (%) KP (%)


1. Tanpa Ayunan 475,83 2,66 478,49 473,17 1,54 0,32 99,68
2. Ayunan Z 475,09 3,15 478,24 471,95 1,82 0,38 99,62
3. Ayunan U 471,48 3,38 474,86 468,10 1,95 0,41 99,59
4. Ayunan O 464,43 5,26 469,70 459,17 3,04 0,65 99,35
4.4. Hasil Perhitungan Statistik Anava Pengujian Tarik

Asumsi :

 H0 diterima dan H1 ditolak bila Fhitung < Ftabel.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa tidak terdapat pengaruh

antara ayunan pengelasan yang digunakan terhadap kekuatan tarik hasil

pengelasan pada pelat baja Mild Steel.

 H0 ditolak dan H1 diterima bila Fhitung > Ftabel.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa terdapat pengaruh antara

ayunan pengelasan yang digunakan terhadap kekuatan tarik hasil

pengelasan pada pelat baja Mild Steel.

Tabel 4.9. Hasil Kekuatan Tarik (Tensile Strength)

Ayunan Zig-Zag Ayunan Bulan Ayunan


Tanpa Ayunan (L) (Z) Sabit (U) Melingkar (O)
Y1 Y2 Y3 Y4
473,66 479,29 466,16 457,96
Tensile Strength
(MPa) 480,18 470,43 472,85 472,56
473,65 475,55 475,42 462,78

Tabel 4.10. Tabel Variabel Bebas

Variabel Bebas
2
Y1 Y 1 Y2 Y 22 Y3 Y 32 Y4 Y 42
473,66 224349,74 479,29 229723,39 466,16 217309,41 457,96 209730,89
480,18 230572,07 470,43 221304,49 472,85 223585,85 472,56 223316,04
473,65 224346,61 475,55 226151,96 475,42 226026,38 462,78 214163,13

Tabel 4.11. Tabel Penolong untuk mencari ∑n, ∑J dan ∑Y2

n1= 3 n2= 3 n3= 3 n4= 3 ∑n= 12


∑ Y1 = 1427,49 ∑ Y2 = 1425,28 ∑ Y3 = 1414,44 ∑ Y4= 1393,30 ∑J= 5660,51
∑(Y1)2 679268,4 ∑(Y2)2 677179,8 ∑(Y3)2 666921,6 ∑(Y4)2 647210,0 ∑Y2 2670579,9
= 2 = 4 = 5 = 6 = 6
1) Menghitung jumlah kuadrat rata-rata :
2 2
Ry =
[∑ J ] =
[ 5660,51 ]
∑n 12

= 2670111,43

2) Menghitung jumlah kuadrat antar kelompok :


2 2 2 2

Ay =
(∑ Y 1 ) (∑ Y 2 ) (∑ Y 3 ) (∑ Y 4 )
+ + + −Ry
n1 n2 n3 n4

( 1427,49 )2 ( 1425,28 )2 ( 1414,44 )2 ( 1393,30 )2


= + + + −2670111,43
3 3 3 3

= 244,18

3) Menghitung jumlah kuadrat dalam kelompok :

Dy = ∑Y2 – Ry – Ay

= 2670579,96 – 2670111,43 – 244,18

= 224,35

4) Menghitung derajat kebebasan antar kelompok :

dkA = k-1, dimana k = 4 (banyak kelompok)

= 4-1 = 3

5) Menghitung derajat kebebasan dalam kelompok :

dkD = n-k, dimana n = 12 (jumlah seluruh sampel)

= 12-3 = 8

6) Menghitung rata-rata kuadrat antar kelompok :

Ay 244,18
A = = = 81,39
dk A 3

7) Menghitung rata-rata kuadrat dalam kelompok :


Dy 224,35
D = = = 28,04
dk D 8

8) Mencari Fhitung :

A 81,39
Fhitung = = = 2,90
D 28,04

9) Mencari Ftabel :

Ftabel = 4,07 karena α = 0,05, dkA = 3, dan dkD = 8

Untuk memudahkan pembacaan pada perhitungan statistik ANAVA di atas,

maka selajutnya data-data tersebut dimasukkan ke dalam tabel pada Tabel 4.12. :

Tabel 4.12. Daftar Analisis Varian (ANAVA)

Sumber Variasi dk Jk KT Fhitung Ftabel


rata-rata 1 2670111,43 2670111,43
antar kelompok 3 244,18 81,39 2,90 4,07
dalam kelompok 8 224,35 28,04
total 12 2670579,96

Karena Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Jadi dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara ayunan pengelasan yang

digunakan terhadap kekuatan tarik hasil pengelasan pada pelat baja Mild Steel

Grade A. Dengan kata lain, tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap

perlakuan berbagai jenis pola ayunan pengelasan yang dilakukan dengan

perlakuan tanpa ayunan (ayunan lurus).

4.5. Hasil Foto Makro Etsa


Gambar 4.7.a. Foto Makro Etsa (Pola Tanpa Ayunan / Pola L)
Gambar 4.7.b Foto Makro Etsa (Pola Ayunan Zig-Zag / Pola Z)
Gambar 4.7.c. Foto Makro Etsa (Pola Ayunan Bulan Sabit / Pola U)
Gambar 4.7.d. Foto Makro Etsa (Pola Ayunan Melingkar / Pola O)

Dari gambar makro etsa di atas, dapat dilihat bahwa kelompok pengelasan

yang dilakukan proses pengayunan memiliki daerah HAZ (Heat Affective Zone)

yang lebih lebar daripada kelompok Raw Material atau kelompok yang tidak

dilakukan pengayunan pada saat proses pengelasan. Jika melihat data pengujian

tarik maka hal ini membuktikan bahwa semakin kecil daerah HAZnya maka

kekuatan tariknya akan semakin tinggi.

You might also like