Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Heru Angkoso
205.311.062
Pembimbing :
dr. Lopo Triyanto, Sp.B.Onk
Disusun Oleh :
Heru Angkoso
205.311.062
Pembimbing,
2
ILUSTRASI KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 56 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Kutayasa, Sumbang
Status : Menikah
3
sudah sebesar kepalan tangan atau dengan diameter sekitar 9-10cm. Dari dr.S
langsung dirujuk ke RSMS.
Pasien mengatakan tidak ada benjolan lain selain di leher. Pasien tidak
merasakan adanya benjolan pada dada, ketiak, perut, maupun pada paha ataupun
selangkangan baik besar maupu kecil.
Pasien mengatakan mengalami keluhan batuk-batuk dan sesak napas, suara
pasien sudah mulai berubah menjadi serak dan sulit menelan. Pasien tidak
mengeluh demam, tidak mengalami gangguan pendengaran dan tidak ada
gangguan penglihatan serta tidak ada gangguan pembauan. Pasien juga tidak
memiliki keluhan perut sebah, mual ataupun muntah, kencing lancar.
Pasien bekerja sebagai buruh, memiliki kebiasaan merokok, tidak punya
kebiasaan minum alkohol. Lingkungan rumah pasien juga tidak terpapar debu
atau bahan kimia industri. Riwayat tinggal di tepi pantai disangkal, riwayat
tetangga menderita penyakit yang serupa disangkal
4
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Kuantitatif : GCS : E4M6V5
Vital sign TD : 130/80 mmHg
N : 82 x/mnt
R : 20 x/mnt
S : 36,8 oC (aksila)
Orientasi Waktu : baik
Tempat : baik
Orang : baik
Kepala dan Leher
Kepala : Bentuk mesocephal, rambut pendek warna hitam, distribusi
merata, tidak ada tanda trauma
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, reflek cahaya +/+,
pupil isokor diameter 3 mm/3mm, tidak ada gangguan visus
Hidung : Fungsi hidung baik, tidak ada discharge, tidak ada deviasi
septumnasi
Telinga : Tidak ada gangguan pendengaran.
Leher : Terdapat benjolan di kanan dan kiri.
Thorax
Paru
Inspeksi : Simetris, datar, tidak ada pergerakan nafas yang
tertinggal
Palpasi : Vokal fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : SD Vesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
5
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus cordis teraba pada ICS V 2 jari medial LMC
sinistra, tidak kuat angkat
Perkusi : Batas kanan atas : ICS II LPS dextra
Batas kanan bawah : ICS IV LPS dextra
Batas kiri atas : ICS II LPS sinistra
Batas kiri bawah : ICS V LMC sinistra
Auskultasi : S1>S2 regular-regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : tampak datar
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : supel, tidak terdapat nyeri tekan, massa (-), hepar/lien tidak
teraba
Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
Extremitas
Tidak ada deformitas, tidak ada edema, tidak ada sianosis, akral hangat.
B. Status Lokalis
1. Regio Colli
Inspeksi :
Terdapat benjolan di leher sisi kanan dan sisi kiri, benjolan
terlihat ikut bergerak saat menelan. Warna benjolan sama
dengan warna kulit sekitarnya. Venektasi (-)
Palpasi :
Teraba benjolan di leher sisi kanan dan kiri, keras, immobile
(terfiksir), tidak nyeri jika ditekan, ikut bergerak ketika
6
menelan, batas tidak tegas dengan ukuran lebar 7cm, tinggi 4
cm , panjang 23 cm, permukaan rata.
2. Regio Axilla
Inspeksi :
Tidak terdapat benjolan di ketiak kanan dan kiri
Palpasi :
Tidak teraba benjolan di ketiak kanan dan kiri.
3. RESUME
a. Anamnesis
Berdasarkan anamnesis kita dapat mempelajari tumor doubling time dari
tumor mukosa bukal dengan menggunakan rumus :
Lama (Bulan) x 30 hari
Pembesaran
Pada kasus ini lamanya tumor adalah sekitar 2 bulan. Pembesarannya dari 1
cm sebesar melinjo hingga berdiameter 23 cm, jadi tumor duobling timenya
adalah:
2 bulan x 30 hari = 2,6
23
b. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Buruk
Vital sign : dalam batas normal
7
Status localis
1. Regio Colli
Inspeksi :
Terdapat benjolan di leher sisi kanan dan sisi kiri, benjolan
terlihat ikut bergerak saat menelan. Warna benjolan sama
dengan warna kulit sekitarnya. Venektasi (-)
Palpasi :
Teraba benjolan di leher sisi kanan dan kiri, keras, immobile
(terfiksir), tidak nyeri jika ditekan, ikut bergerak ketika
menelan, batas tidak tegas dengan ukuran lebar 7cm, tinggi 4
cm , panjang 23 cm, permukaan rata.
2. Regio Axilla
Inspeksi :
Tidak terdapat benjolan di ketiak kanan dan kiri
Palpasi :
Tidak teraba benjolan di ketiak kanan dan kiri.
5. DIAGNOSIS BANDING
Limfoma Hodgkin-Non
Hodgkin
Ca-Nasofaring
8
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG
DISARANKAN
- Tes Fungsi Tyroid (T3-T4, TSH)
- Foto rontgen leher dan thorax
- USG abdomen
- Istmolobektomi untuk pemeriksaan PA
X. PROGNOSIS
Dubia ad malam
5-years survival 45 - 47%
9
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Tiroid adalah kelenjar yang normalnya berlokasi dibagian tengah-depan dari
leher kita. Ada tiga bagian yaitu : lobus kanan, lobus kiri dan lobus intermedius
yang menghubungkan lobus kanan dan lobus kiri.
Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid berukuran kecil, dengan berat hanya
2-4 gram posisinya dileher depan bagian tengah dan tidak teraba. Sehingga pada
leher orang normal tidak tampak tonjolan atau massa yang mengganggu
pemandangan seperti apa yang kita lihat pada penderita gondok.
Tumor tiroid merupakan penyakit yang sering ditemukan, pada umumnya
berupa tumor jinak, sebagian kecil berupa karsinoma, jarang sekali dijumpai
sarkoma.
B. Etiologi
Penyebab kanker tiroid sampai saat ini masih belum jelas. Beberapa faktor
resiko yang telah diidentifikasi meliputi :
Radiasi eksternal pada leher atau kepala khususnya selama
masa kanak- kanak.
Predisposisi genetik (melibatkan faktor herediter), khususnya
pada kanker tiroid type medullar.
Jenis kelamin (laki-laki lebih sering terkena kanker tiroid
dibandingkan wanita).
D. Klasifikasi
Pada dasarnya neoplasma thyroid dapat bersifat benigna maupun maligna.
Benigna
Penampilan sebagai nodule soliter dari thyroid dengan sisa jaringan palpabel.
Secara Teoritis ada adenoma papiller tetapi kebanyakan adenoma follikuler.
10
Sangat sukar dibedakan dengan karsinoma. Oleh karena itu tindakan selalu
pembedahan karena berdasar morphologi sendiri.
Adenoma selalu tidak dapat dibedakan dengan karsinoma, diagnosis hanya
dikonformasikan histologi yang dapat menunjukkan invasi ke kapsula atau ke
pembuluh darah.
Karsinoma Thyroidea :
Karsinoma Thyroid sering hormone dependent misalnya pada TSH dimana
mengatur sekresi normal dari thyroid. Hormone dependens maximal pada Ca
Papiller dan praktis nol pada type anaplastik dan Follikuler bervariasi
responsinya.
2. Carcinoma Folliculer.
11
Biasa penderita lebih tua dan tumor lebih ganas dari pada type
papiller sering komplikasi dari adenoma benigna soliter atau
struma multinoduler.
Metastasis terutama dengan hematogen melalui venulae setelah
cel tumor melalui capsule.
Histologi - Cel ukuran medium teratur dalam berkas atau trabeculae dengan
daerah daerah folliculer teratur.
Karena mikroskopik cel teratur dalam bentuk aciner (cel columner
rendah atau cuboid) sewaktu waktu digambarkan sebagai juga
Carcinoma alveolar.
- Biasa komplikasi dari struma multinoduler.
3. Carcinoma Anaplastik.
- Biasanya penderita sudah tua
- Timbul dari kelenjar normal
- Penyebaran baik daengan lymphgen ataupun hematogen relative pada stadium
awal
- Histologi - ada 2 type - type small cell dan giant cell. Kedua type menunjukkan
gambaran pleomorphi tetapi type giant cell lebih ganas.
4. Carcinoma Meduller.
Ini berasal dari cel parafolliculer C (derivat dari corpus ultimo obranchial). dan
beberapa ragu ragu bahwa ini berasal dari jar. thyroid.
Ada 2 type - familial dan sporadis.
Type familial sering melibatkan dua lobs dan dapat berasal multifocal sebagai cel
parafoliculer pada jar interstitiale dari kelenjar thyroid.
Metastasis dengan lymphonodi dalam %-tage tinggi penderita dan
prognosis jelek. Type Sporadis biasanya unilobar dan kurang
malignant.
12
Histologi - menunjukkan karakter undiferentiated terdiri berkas berkas
cel bulat dan dapat menyerupai tumor carcinoid (dalam tract.
digestivus).
Karakteristik adanya amyloid baik makro dan mikroskopik.
Tumor juga menyebabkan kelainan biokhemis karena kenaikan
sekresi dari :
- Calcitonine (hypocalcaemia, osteoporosis , pembesaran parathyroid, dan sakit
tulang).
- 5-hydroxytryptamine seperti pada carcinoid (dengan manifestasi diarrhoea).
- ACTH (nampak Cushingoid).
Tindakan :
Type sporadis - total lobectomi ipsilateral lobus dan subtotal lobectomy dari
kontralteral lobus.
Type familial - Total thyroidectomy dan ipsilateral radical neck dissection dari
lymphonodi.
Prognosis terletak antara carcinoma folliculer dan anaplastik.
13
Pengelompokan direkomendasikan untuk karsinoma papilaris dan folikel,
karsinoma meduler dan anaplastik / tidak berdiferensiasi:
Papillary or Follicular 45 years and older and Medullary
Stage I T1 N0 M0
Stage II T2 N0 M0
Stage III T3 N0
M0
T1, T2, T3 N1a M0
Stage IVA T1, T2, T3 N1b M0
4a N0, N1 M0
Stage IVB T4b Any N M0
Stage IVC Any T Any N M1
F. Diagnosa Klinis 4
A. Anamnesis.
14
Anamnesis (keterangan riwayat penyakit) merupakan bagian penting dalam
menegakkan diagnosis. Pasien dengan nodul tiroid nontoksik baik jinak maupun
ganas, biasanya datang dengan keluhan kosmetik atau takut timbulnya keganasan.
Sebagian besar keganasan tiroid tidak menimbulkan keluhan, kecuali jenis
anaplastik yang sangat cepat membesar dalam beberapa minggu saja. Pasien
biasanya mengeluh adanya gejala penekanan pada jalan napas (sesak) atau pada
jalan makanan (sulit menelan). Pada nodul dengan adanya perdarahan atau
disertai infeksi, bisa menimbul keluhan nyeri. Keluhan lain pada keganasan tiroid
yang mungkin timbul adalah suara serak.
B. Pemeriksaan fisik.
Perlu dibedakan antara nodul tiroid jinak dan ganas. Yang jinak, dari riwayat
keluarga: nodul jinak, strumadifus, multinoduler. Pertumbuhannya relatif
besarnya tetap. Konsistensinya lunak, rata dan tidak terfiksir. Gejala penekanan
dan penyebarannya tidak ada.
Sedangkan yang ganas, dari riwayat keluarga: karsinoma medulare, nodul soliter,
Usia kurang dari 20 tahun atau di atas 60 tahun. Pria berisiko dua kali daripada
wanita dan riwayat terekspos radiasi leher. Pertumbuhannya cepat membesar.
Konsistensi, padat, keras, tidak rata dan terfiksir. Gejala penekanan, ada gangguan
menelan dan suara serak. Penyebarannya terjadi pembesaran kelenjar limfe leher.
G. Terapi
Operasi.
Pada Kanker Tiroid yang masih berdeferensiasi baik, tindakan tiroidektomi
(operasi pengambilan tiroid) total merupakan pilihan untuk mengangkat sebanyak
mungkin jaringan tumor. Pertimbangan dari tindakan ini antara lain 60-85% pasien
dengan kanker jenis papilare ditemukan di kedua lobus. 5-10% kekambuhan terjadi
15
pada lobus kontralateral, sesudah operasi unilateral. Terapi ablasi iodium radioaktif
menjadi lebih efektif.
Evaluasi.
Keberhasilan terapi yang dilakukan memerlukan evaluasi secara berkala, agar
dapat segera diketahui adanya kekambuhan atau penyebaran. Monitor standar untuk
hal ini adalah sintigrafi seluruh tubuh dan pemeriksaan tiroglobulin serum.
Pemeriksaan USG dan pencitraan lain seperti CT scan, rontgen dada dan MRI tidak
secara rutin diindikasikan.
Sintigrafi seluruh tubuh dilakukan 6-12 bulan setelah terapi ablasi pertama. Bila tidak
ditemukan abnormalitas, angka bebas kekambuhan dalam 10 tahun sebesar 90%.
Sensitifitas pemeriksaan tiroglobulin untuk mendeteksi kekambuhan atau penyebaran
sebesar 85-95%
16
KLASIFIKASI REGIO KGB LEHER
Klasifikasi regio dari kelenjar limfe leher menurut Sloan-Kettering Memorial
terbagi menjadi 6 level sesuai Table 1.
Level II
Level V Level I
Level IV
Level 3
Gambar 2. Kelompok kelenjar limfe leher dan kemungkinan letak lesi primernya
17
I Submental and submandibular nodes
18
DAFTAR PUSTAKA
19
11. American Association of Clinical Endocrinologists (2003). Thyroid
undercover [on-line]. Available:
http://www.aace.com/pub/tam2003/index.php.
20