Professional Documents
Culture Documents
MOKROSKOP
Biologi sering kali berkaitan dengan makhluk hidup yang mikroskopis, artinya tidak
dapat dilihat dengan mata normal. Untuk mengamatinya, perlu bantuan suatu alat yang disebut
mikroskop. Dengan mikroskop, suatu benda atau objek yang berukuran sangat kecil dapat dilihat
dengan jelas. Pada abad ke-17, Antoni
van Leeuwenhoek merancang sebuah
mikroskop. Mikroskop tersebut
merupakan mikroskop sederhana dengan
lensa tunggal (Gambar 6.3a). Adapun
pada pertengahan abad ke-17, Robert
Hooke membuat sebuah mikroskop yang
berbeda dengan Leeuwenhoek (Gambar
6.3b). Hooke mengamati struktur gabus
melalui mikroskopnya. Sejak saat itu,
perkembangan ilmu pengetahuan terus
meningkat dengan penemuan mikroskop
yang lebih maju.
1. Macam-Macam Mikroskop
Mikroskop cahaya menggunakan lensa dari kaca untuk memperbesar penampilan suatu
benda. Sumber cahaya mikroskop ini dapat berasal dari cahaya matahari atau cahaya lampu.
Mikroskop cahaya mampu memperbesar bayangan suatu benda sampai 1.000 kali ukuran benda
aslinya. Mikroskop cahaya yang sering digunakan dalam pengamatan di sekolah-sekolah
memiliki beberapa jenis. Terdapat tiga jenis mikroskop cahaya, yakni mikroskop monokuler,
mikroskop binokuler, dan mikroskop stereo.
b.
M
ikroskop Elektron
Mikroskop elektron mampu memperbesar bayangan suatu benda hingga ratusan ribu kali
ukuran benda aslinya. Mikroskop elekron tidak menggunakan cahaya untuk mendapatkan
bayangan benda, tetapi menggunakan berkas elektron.
2. Struktur Mikroskop
Pada dasarnya, sebuah mikroskop terdiri atas bagianbagian yang berkaitan dengan
pembesaran bayangan benda dan bagian-bagian lain yang mendukung penggunaan mikroskop.
Untuk lebih memahami penggunaannya, perhatikan Gambar 6.6 dan penjelasan mengenai
struktur mikroskop cahaya berikut.
Lensa objektif adalah lensa yang letaknya dekat dengan objek yang diamati. Bergantung
jenis mikroskopnya, lensa objektif dapat memperbesar objek dengan pembesaran yang bervariasi
antara 10× sampai 100×.
b. Lensa Okuler
Lensa okuler terletak di bagian atas mikroskop. Pada saat kita melihat benda dengan
mikroskop, mata kita menempel pada lensa okuler. Lensa okuler dapat memperbesar objek
antara 5× sampai 10×, bergantung jenis mikroskopnya. Karena mikroskop menggunakan dua
buah lensa, maka bayangan benda yang diamati dengan mikroskop pada dasarnya juga
mengalami pembesaran dua kali. Misalnya, kamu mengamati suatu benda menggunakan
mikroskop dengan pembesaran lensa okuler 5× dan kekuatan pembesaran lensa objektif 10×.
Artinya, ukuran benda yang kamu amati mengalami pembesaran 10× dan dibesarkan lagi 5×,
sehingga pembesaran yang terjadi adalah 50×.
c. Cermin
Sumber cahaya pada mikroskop cahaya dapat berupa cahaya lampu maupun cahaya
matahari. Pada mikroskop yang tidak menggunakan cahaya lampu, sumber cahaya diperoleh
dengan cara memantulkan cahaya matahari menggunakan sebuah cermin. Pada mikroskop yang
Pada beberapa mikroskop, terdapat kondensor dan diafragma yang berfungsi mengatur
kekuatan cahaya. Dengan mengatur kondensor dan diafragma, kamu dapat melihat objek yang
diamati dengan lebih baik.
e. Revolver
Revolver merupakan bagian yang dapat diputarkan untuk memilih lensa objektif yang
akan kita gunakan. Pada revolver melekat beberapa lensa objektif.
f. Tubus
Tubus merupakan bagian yang menghubungkan lensa objektif dengan lensa okuler.
Meja objek digunakan untuk menyimpan objek yang akan diamati. Pada meja objek juga
terdapat penjepit untuk menjepit objek gelas (tempat objek yang diamati). Meja objek ada yang
bisa digeser dan ada yang tidak, bergantung jenis mikroskopnya.
h. Lengan
Bagian ini digunakan untuk memegang dan memindahkan mikroskop. Selain itu, lengan
merupakan penyangga bagian optik.
i. Makrometer
Makrometer berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tubus. Jarak antara objek yang
diamati dengan lensa objektif dapat diatur menggunakan makrometer. Hal ini dilakukan untuk
menemukan objek yang akan kamu amati.
j. Mikrometer
Mikrometer juga berfungsi untuk menggerakkan tubus, namun gerakan yang dilakukan
lebih halus. Mikrometer terutama digunakan untuk menemukan fokus yang lebih jelas dari objek
yang diamati.
b. Letakkan mikroskop di atas meja di laboratorium dengan posisi berdiri yang kokoh. Pastikan
tidak ada bendabenda yang dapat menganggu posisi berdiri mikroskop.
d. Lihatlah melalui lensa okuler dan carilah cahaya yang paling terang dengan cara menggerak-
gerakkan cermin.
2). Setelah mendapatkan objek yang tipis, letakanlah objek tersebut di atas gelas objek
yang sebelumnya telah ditetesi air secukupnya.
3). Kemudian, tutuplah objek tersebut menggunakan gelas penutup (cover glass). Agar
tidak terdapat gelembung udara, letakkanlah cover glass perlahanlahan mulai dari
sudut 45°.
4). Setelah objek tertutup dengan baik, isaplah air yang meluap dengan menggunakan
kertas isap atau tisu.
f. Letakkan gelas objek yang telah diberi bahan atau objek yang akan kamu amati di atas meja
objek. Aturlah agar objek yang akan diamati tepat berada di atas lubang meja objek, kemudian
jepit dengan penjepit objeknya.
g. Dengan memutar revolver, pilihlah lensa objektif yang memiliki pembesaran lemah (misalnya
10×).
h. Putar makrometer secara perlahan untuk mengatur jarak lensa objektif dengan objek yang
akan diamati. Lakukan hingga kamu menemukan gambar objek yang diamati.
i. Putarlah mikrometer untuk mendapatkan fokus bayangan objek yang paling jelas.
Karim, Saeful dkk, 2009, Belajar IPA I : Membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk Kelas VII,
Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 135 – 143.