You are on page 1of 3

Cara Aman Menggugurkan Kandungan

Oleh : kurnia agustan

Nrp : 207511062

Setelah mencari beberapa sumber informasi seputar bagaimana cara aman menggugurkan
kandungan, saya akhirnya menemukan sejumlah informasi terkait gugurin kandungan. Tentang
tata cara bagaimana menggugurkan kandungan saya sendiri tidak peroleh secara detail, selain
karena pengguguran kandungan (aborsi) merupakan tindakan yang tidak terpuji jika dilakukan
bukan karena indikasi medis, juga karena memang hampir tidak ada situs lain yang menyediakan
informasi seputar pengguguran kandungan secara aman.

Nah, menurut Wikipedia, gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah
berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin.
Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka
istilahnya adalah kelahiran prematur.

Dalam ilmu kedokteran, istilah-istilah ini digunakan untuk membedakan aborsi:

 Spontaneous abortion
 Induced abortion atau procured abortiono

 Therapeutic abortiono

 Eugenic abortion:

 Elective abortion

Dalam bahasa sehari-hari, istilah “keguguran” biasanya digunakan untuk spontaneous abortion,
sementara “aborsi” digunakan untuk induced abortion.

Dengan demikian, informasi seputar bagaimana cara menggugurkan kandungan kian


kabur..Tapi tenang saja, tim ahli kami akan segera menyiapkan artikel seputar Cara Aman
Menggugurkan Kandungan pada waktu lainnya!

Kesimpulan artikel 1 :

Dari paragraf pertama terdapat kata gugurin kandungan dengan penggunaan ragam
bahasa yang tidak baku.

Jadi dilihat dari ragam bahasanya : menggunakan bahasa fungsiolek. Karena pada istilah
aborsi, banyak digunakan bahasa yang belum di mengerti oleh masyarakat, Seperti istilah
Spontaneous abortion Induced abortion atau procured abortion, Therapeutic abortion, Eugenic
abortion, Elective abortion, Spontaneous abortion. Jadi untuk pengistilahan kata kata tersebut,
Dimungkinkan pengertian yang mudah dipahami dengan arti yang menjelaskan istilah istilah di
atas. Kemudian si penulis artikel disini hanya menyebutkan istilah istilah dan bukan merupakan
cara atau kiat kiat aman menggugurkan kandungan. Seharusnya si penulis hanya mencantumkan
sebuah tema yang tepat agar penggunaan tata bahasa dan penulisan yang baik dapat dirangkai
menjadi sebuah artikel berkelas.

Kala Cinta Datang Menggoda

"Jatuh cinta berjuta rasanya ...", begitu syair lagu ciptaan Titik Puspa. Konser Dewa, Atas Nama
Cinta, dihadiri ribuan penggemar mereka. Album terakhir mereka pun, Cintailah Cinta pun
terjual diatas 1 juta copy. Dan entah berapa banyak lagi lagu, kata, ungkapan, syair, puisi yang
berbau cinta begitu mengharu biru dunia ini.

Hmm..perasaan jatuh cinta memang sukar dijelaskan dan ditebak, karena penuh dengan gejolak.
Semua saran dan nasihat ditolak, bahkan nalar pun bisa terdepak oleh perasaan mabuk kepayang
yang membikin rasa melayang-layang. Itulah dahsyatnya perasaan yang satu ini. Gedubrak !!!

Apakah karena itu kita tak boleh mencintai dan dicintai? Uups...tentu saja boleh, karena cinta
adalah pemberian Allah SWT. Mencintai dan dicintai adalah karunia, sekaligus panggilan hidup
kita. Tak pernah merasakan jatuh cinta, bukanlah manusia, karena manusia pasti merasakan cinta
[QS Al Imran:14] Bahkan, cinta merupakan ruh kehidupan dan pilar untuk kelestarian ummat
manusia.

Islam juga gak phobi sama yang namanya cinta kok, bahkan Islam mengakui fenomena cinta
yang tersembunyi dalam jiwa manusia. Namun, bukan dalam komoditas rendah dan murah lho.
Artinya, tingkatan mencintai sesuatu itu ada batasnya. Jika cinta itu malah membawanya kepada
perbuatan yang melanggar syariat, nah...kore wa dame da!*

Hmm...cinta itu katanya jelmaan perasaan jiwa dan gejolak hati seseorang, wuis...puitis banget!
Nah, dalam Islam kalau kita merujuk QS: At Taubah 24, maka cinta dapat dibagi dalam 3
tingkatan, yaitu:

1. Cinta kepada Allah, Rasul-Nya dan jihad di jalan-Nya


2. Cinta kepada orangtua, istri, kerabat dan seterusnya
3. Cinta yang mengedepankan cinta harta, keluarga dan anak istri melebihi cinta kepada
Allah, Rasul dan jihad di jalan Allah.

Lalu gimana dong, kalau cinta itu datang, menghampiri dan menggoda di luar pernikahan? Nah
lho, puyeng deh kalo gini! Padahal cinta itu kan timbul memang dari sononya, muncul dari segi
zat atau bentuknya secara manusiawi wajar untuk dicintai. Normal aja kan, jika memandang
sesuatu yang indah, kita akan mengatakan bahwa itu memang indah, masa' sih dibilang jelek!

Menurut Imam Ibnu al-Jauzi, "Kecintaan, kasih sayang, dan ketertarikan terhadap sesuatu yang
indah dan memiliki kecocokan tidaklah merupakan hal yang tercela serta tak perlu dibuang.
Namun, cinta yang melewati batas ketertarikan dan kecintaan, maka ia akan menguasai akal
dan membelokkan pemiliknya kepada hal yang tidak sesuai dengan hikmah yang sesungguhnya,
hal seperti inilah yang tercela."

Waduh...gimana dong, lagi jatuh cinta nih! Problem...problem... mana masih kuliah, kerjaan
belon ada, masih numpang ama orangtua, wah...nih cinta kok gak pengertian ya!

Kalem dong, jangan blingsatan begitu. Emangnya jatuh cinta masalah kamu aja, ya...gak lagi!
Nabi Yusuf a.s. aja pernah jatuh cinta lho, bahkan kepada seseorang wanita yang telah menjadi
istri seseorang. Eits...protes deh! Iya deh, kalau bukan cinta, paling gak, tertarik dan terpesona,
boleh kan?

Buka deh surat Yusuf, romantika kisah beliau diceritakan dengan tuntas, awal, proses, konflik
hingga klimaks dan ending-nya. Nah lho...Nabi aja bisa punya 'konflik' seperti itu, apalagi kamu,
iya kan? Romantika cinta beliau bukan kacangan, atau pepesan kosong, namun apa yang dialami
beliau bisa menjadi pelajaran buat kita bagaimana kalau cinta itu demen banget menggoda kita.
Beliau sadar, dan mengerti betul bahwa itu terlarang, meski ada gejolak di hatinya [QS Yusuf:
24]

Kesimpulan artikel ke 2

Disini masih banyak seorang penulis menggunakan bahasa yang tidak baku seperti kata kata
yang sudah saya analisis dan diberi tanda garis miring dan garis bawah

Dan paragraf 4 masih ada kata fungsiolek pada kata kore wa dame da

Sang penganalisis hanya membantu untuk pengejaan kata yang kurang baik agar dapat di
perbaiki lebih baik dimasa yang akan datang.

You might also like