Professional Documents
Culture Documents
jbookmaker by:
http://jowo.jw.lt
Jilid I
l Wasiat (palsu) Syeh Ahmad: 01, 02
m Tanggapan Qardhawi
m Tanggapan Majlis Fatwa Kebangsaan Malaysia
l Saya mudah terangsang
l Khitan Wanita
l Bolehkah berduaan dengan tunangan?
l Hak isteri atas suami
l Bunga bank
l Hukum bekerja di bank
l Hukum mendengarkan nyanyian
l Hukum mengkoleksi patung
l Hukum menonton televisi
l Hukum fotografi
Jilid II
l Tentang kaidah "Kita bantu-membantu dalam masalah yang kita sepakati, dan
bersikap toleran dalam masalah yang kita perselisihkan"
l Hukum mempergunakan zakat untuk membangun masjid
l Menggunakan uang sumbangan (zakat) untuk keperluan Administrasi dan perkantora
n
l Zakat untuk membangun Islamic Center
l Peranan Hawa dalam pengusiran Adam dari surga
l Fitnah dan suara wanita
l Menyanggah penafsiran yang merendahkan wanita
l Bolehkah laki-laki memandang perempuan dan sebaliknya?
l Pergaulan lelaki dan perempuan
l Berjabat tangan antara laki-laki dengan perempuan
l Apa saja yang boleh dikerjakan wanita?
l Apakah memakai cadar itu bid'ah?
l Apakah memakai cadar itu wajib?
l Eutanasia
l Seputar masalah pencangkokan organ tubuh
l Pengguguran kandungan yang didasarkan pada diagnosis penyakit janin
l Bank susu
l Hukum mukhaddirat (narkotik)
l Hukum tanaman al-Qat
l Hak dan kewajiban keluarga si sakit dan teman-temannya
m Menjenguk Orang Sakit dan Hukumnya
m Keutamaan dan Pahala Menjenguk Orang Sakit
m Disyariatkan Menjenguk Setiap Orang Sakit
m Menjenguk Anak Kecil dan Orang yang Tidak Sadar
m Wanita Menjenguk Laki-laki yang Sakit
m Laki-laki Menjenguk Perempuan yang Sakit
m Menjenguk Orang Non-Muslim
m Menjenguk Ahli Maksiat
m Berapa Kali Menjenguk Orang Sakit?
m Mendoakan Si Sakit
m Menguatkan Harapan Sembuh Ketika Sakit
m Menjampi Si Sakit dan Syarat-syaratnya
m Menyuruh Si Sakit Berbuat Ma'ruf dan Mencegahnya dari yang Mungkar
m Mendonorkan Darah untuk Si Sakit
m Keutamaan Kesabaran Keluarga Si Sakit
m Penderita Sakit Jiwa
m Biaya Pengobatan Si Sakit
m Orang Sakit yang Mati Otaknya Dianggap Mati Menurut Syara'
m Melepas Peralatan dari Penderita yang Tidak Ada Harapan Sembuh
m Mengingatkan Penderita Agar Bertobat dan Berwasiat
m Rukhshah bagi Si Sakit untuk Mengeluarkan Deritanya
m Si Sakit Mengharapkan Kematian
m Berbaik Sangka kepada Allah Ta'ala
m Ketika Sekarat dan Mendekati Kematian
m Apa yang Harus Dilakukan Setelah Mati?
m Catatan kaki: 01, 02
l Hukum menggugurkan kandungan hasil pemerkosaan
l Jawaban singkat terhadap pertanyaan seputar masalah kedokteran
Fatwa-fatwa Kontemporer
KHITAN WANITA
Dr. Yusuf Qardhawi
PERTANYAAN
Bagaimana hukum Islam mengenai khitan bagi anak-anak
perempuan?
JAWABAN
Masalah ini diperselisihkan oleh para ulama bahkan oleh para
dokter sendiri, dan terjadi perdebatan panjang mengenai hal
ini di Mesir selama beberapa tahun.
Sebagian dokter ada yang menguatkan dan sebagian lagi
menentangnya, demikian pula dengan ulama, ada yang
menguatkan dan ada yang menentangnya. Barangkali pendapat
yang paling moderat, paling adil, paling rajih, dan paling
dekat kepada kenyataan dalam masalah ini ialah khitan
ringan, sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadits
- meskipun tidak sampai ke derajat sahih - bahwa Nabi saw.
pernah menyuruh seorang perempuan yang berprofesi mengkhitan
wanita ini, sabdanya:
"Sayatlah sedikit dan jangan kau sayat yang berlebihan,
karena hal itu akan mencerahkan wajah dan menyenangkan
suami."
Yang dimaksud dengan isymam ialah taqlil (menyedikitkan),
dan yang dimaksud dengan laa tantahiki ialah laa tasta'shili
(jangan kau potong sampai pangkalnya). Cara pemotongan
seperti yang dianjurkan itu akan menyenangkan suaminya dan
mencerahkan (menceriakan) wajahnya, maka inilah barangkali
yang lebih cocok.
Mengenai masalah ini, keadaan di masing-masing negara Islam
tidak sama. Artinya, ada yang melaksanakan khitan wanita dan
ada pula yang tidak. Namun bagaimanapun, bagi orang yang
memandang bahwa mengkhitan wanita itu lebih baik bagi
anak-anaknya, maka hendaklah ia melakukannya, dan saya
menyepakati pandangan ini, khususnya pada zaman kita
sekarang ini. Akan hal orang yang tidak melakukannya, maka
tidaklah ia berdosa, karena khitan itu tidak lebih dari
sekadar memuliakan wanita, sebagaimana kata para ulama dan
seperti yang disebutkan dalam beberapa atsar.
Adapun khitan bagi laki-laki, maka itu termasuk syi'ar
Islam, sehingga para ulama menetapkan bahwa apabila Imam
(kepala negara Islam) mengetahui warga negaranya tidak
berkhitan, maka wajiblah ia memeranginya sehingga mereka
kembali kepada aturan yang istimewa yang membedakan umat
Islam dari lainnya ini.
-----------------------
Fatwa-fatwa Kontemporer
Dr. Yusuf Qardhawi
Gema Insani Press
Jln. Kalibata Utara II No. 84 Jakarta 12740
Telp. (021) 7984391-7984392-7988593
Fax. (021) 7984388
ISBN 979-561-276-X
Fatwa-fatwa Kontemporer