You are on page 1of 4

Negara Federasi

Negara federal atau negara serikat adalah suatau negara yang terdiri atas beberapa
negara bagian, tetapi setiap negara bagian tersebut tidak berdaulat. Yang berdaulat adalah
gabungan dari negara-negara bagian itu. Di sini negara-negara bagian mempunyai
kekuasaan untuk membuat dan memiliki undang-undang dasar sendiri, kepala negara
sendiri, dewan perwakilan sendiri, dan dewan menteri (kabinet) sendiri. Sementara itu
untuk urusan Angkatan Perang dan keuangan, mereka tidak memiliki kekuasaan sendiri,
urusan ini lazimnya ada di tangan negara federal.

Menurut C.F.Strong negara serikat/federal adalah suatu negara dimana terdapat 2


(dua) atau lebih negara atau lebih yang sederajat, bersatu karena tujuan-tujuan tertentu
yang sama.

Dalam bentuk negara Federal, setiap negara bagian bebas untuk melakukan
tindakan-tindakan ke dalam, selama tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar
Negara Federal. Tindakan ke luar khususnya hubunga dengan negara-negara lain, hanya
dapat dilakukan melalui atau oleh pemerintahan Federal. Salah satu contoh negara
Federal kekinian yaitu Amerika Serikat dan Malaysia.

Jika dicermati secara seksama, local goverment di negara Federal ini hampir
memiliki kesamaan dengan negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, di balik itu
tentunya terdapat perbedaan. Persamaan diantara keduanya, misalnya satu sama lain
memiliki hak untuk mengurus kepentingannya masing-masing dan hanya pemerintah
pusat atau federal lah yang dapat bertindak ke luar. Sedangkan perbedaannya terletak
pada asal-usul hak mengurus rumah tangga sendiri. Pada negara bagian merupakan hak
aslinya, sementara pada daerah otonom hak itu diperoleh dari pemerintah pusat.

Apabila ditinjau dari sudut kenegaraan dan sudut hukum, perbedaan antara negara
Federal dengan negara kesatuan yang didesentralisi sesungguhnya hanya perbedaan nisbi
(relatif) saja. Berkaitan dengan ini Hans Kelsen mengemukakan bahwa perbedaan antara
negara federal dengan negara kesatuan yang didesentralisir itu hanyalah perbedaan pada
tingkatan desentralisasi (“only the degree of decentralization distinguishes a unitary state
divided into autonomous provinces from federal state” ).

Dicey mengemukakan bahwa “a federal state is a political contrivance intended to


reconcile national unity and power with the maintenance of state rights.”

Dalam negara federal, negara-negara yang bergabung atau yang disebut negara
bagian mempunyai kedudukan yang kuat, namun sebagian dari kekuasaannya diserahkan
kepada negara federal. Kekuasaan yang ada pada negara federal dibatasi oleh kekuasaan
yang terdapat pada negara-negara yang bergabung, ini berarti adanya perbedaan antara
kekuasaan pemerintahan federal dan pemerintahan negara-negara bagian yang sangat
rentan terhadap timbulnya konflik antara keduanya. Untuk menghindarinya, pembagian
kekuasaan antara keduanya harus diatur secara tegas dan jelas yang dituangkan dalam
sebuah konstitusi. Sehingga konstitusi dalam suatu negara federal dapat disamakan
dengan perjanjian atau bersifat seabgai perjanjian (treaty) yang harus ditaati oleh negara-
negara bagian.

Jadi ciri atau sifat negara federal adalah :


- adanya supremasi konstitusi yang menjadikan federasi itu terwujud
- adanya pembagian kekuasaan antara negara federal dan negara-negara bagian;
- adanya suatu lembaga yang diberi wewenang untuk menyelesaikan suatu
perselisihan antara pemerintah federal dan pemerintah negara-negara bagian.

Sementara itu, Prof. Mr. R. Kranenburg, seperti dikutip Prof. Miriam Budiardjo,
secara umum membedakan negara Federal dengan negara Kesatuan, khususnya ditinjau
dari sudut hukum positif, yakni:

1. Negara bagian suatu federasi memiliki “povoir constituant”, yakni


wewenang membentuk undang-undang dasar sendiri dalam rangka batas-batas
konstitusi negara Federal, sedangkan dalam negara kesatuan organisasi negara-
negara bagian (yaitu pemerintah daerah) secara garis besarnya telah ditetapkan
oleh pembentuk undang-undang pusat.

2. Dalam negara Federal, wewenang membentuk undang-undang pusat


untuk mengatur hal-hal tertentu telah terperinci satu per satu dalam konstitusi
federal, sedangkan dalam negara kesatuan, wewenang pembentukan undang-
undang pusat ditetapkan dalam suatu rumusan umum dan wewenag
pembentukan undang-undang rendahan (lokal) tergantung pada badan
pembentuk undang-undang pusat tersebut.

Dalam buku Federal Goverment, K.C. Wheare mengatakan bahwa prinsip negara
Federal yaitu bahwa kekuasaan dibagi sedemikian rupa sehingga pemerintah Federal dan
pemerintah negara bagian dalam bidang-bidang tertentu bebas satu sama lain. Misalnya
dalam soal hubungan luar negeri dan soal mencetak uang, pemerintah federal sama sekali
bebas dari campur tangan dari pemerintah negara bagian; sedangkan soal kebudayaan,
kesehatan, dan sebagainya, pemerintah negara bagian misalnya bebas dari campur tangan
dari pemerintah Federal.

Berikut ciri-ciri lain dari penyelenggaraan Local Goverment di negara Federal :


1. Pembagian kekuasaan
Ciri khas pemerintahan federal adalah pembagian kekuasaan dalam
pemerintahan baik pemerintahan nasional, kesatuan konstituante atau Negara
bagian---- Propinsi, kabupaten atau kota, sebagaimana pembagian tersebut telah
ditetapkan dalam undang – undang. Negara bagian memiliki kekuatan
menjalankan hukum sesuai dengan pembagian, mematuhi dan mengelolanya,
bahkan pemerintahan federal memiliki kekuasaan atau kekuatan yang sama
dalam pemerintahan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam undang- undang.
Ada dua metode pendistribusian kekuasaan diantara nasional dan
kabupaten/kota/Negara bagian. Dibeberapa Negara, kekuasaan pemerintahan
dialokasikan kepada nasional dengan jumlah yg pasti, sedangkan selebihnya
diberikan kepada Negara bagian. Prinsip ini di ikuti oleh Amerika, Russia dan
Switzerland. Sedangkan dibeberapa Negara yang lain kebalikan dari yang
Diatas, dan metode ini berlaku di Negara Canada dan india.

2. Pembagian kedaulatan
Ahli hukum seperti AUSTIN menyatakan bahwa kedaulatan tidak bisa dibagi,
namun bisa dilokasikan.tetapi ini tidak berlaku atas Negara federal. Dinegara
federal kedaulatan dibagi atas dua baik pusat dan daerah. Disana tidak ada satu
kedaulatan, namun banyak kedaulatan yang akan berlaku.

3. Keunggulan undang- undang


Keunggulan undang- undang adalah keistimewaan yang sangat penting dari
federasi. Ia menyatakan secara tidak langsung bahwa hukum-hukum dibuat
untuk autoritas didalam Negara dan mungkin menerangkan ultra Vires jika
terjadi konflik dengan undang- undang.

4. Pengadilan federal
Berlakunya lebih dari satu kekuasaan pusat dan keunggulan undang- undang
didalam Negara federal, maka perlu didirikan beberapa kekuasaan seperti
mahkamah tertinggi dimana bertugas untuk menterjemahkan undang- undang
dan memutuskan konflik yurisdiksi diantara pusat dan daerah.

5. Ciri- ciri keistimewaan yang lain


Masyarakat didalam Negara federal juga memiliki rangkap dua
kewarganegaraan begitu juga dengan perwakilan.

Mengenai cara membagi kekuasaan antara negara federal dengan negara-negara


bagian, terdapat 2 (dua) cara yaitu :

1. kekuasaan yang diserahkan oleh negara-negara bagian kepada negara federal


ditetapkan secara limitatif dalam konstitusi negara federal. Disini terjadi
perkuatan kedudukan negara federal dibandingkan dengan negara-negara
bagian, contoh Kanada yang oleh C.F. Strong disebut sebagai less federal; dan

2. kekuasaan yang diserahkan kepada pemerintah negara-negara bagian dan


kekuasaan lainnya (the reserve power) ada pada negara federal, ditetapkan
secara llimitatif dalam konstitusi. Disini terjadi perkuatan kedudukan negara-
negara bagian dibandingkan dengan negara federal dan diharapkan terjadi
pengawasan terhadap kekuasaan pemerintah federal dalam hubungannya dengan
kekuasaan negara-negara bagian (to check the power of the federal authority as
against the federating units).

Dengan adanya pembagian kekuasaan antara negara federal dan negara-negara


bagian ini mengandung arti bahwa Lembaga Perwakilan Rakyat masing-masing tidak
menjadi lebih tinggi dari yang lain, karena telah diikat oleh konstitusi yang merupakan
treaty. Siapa yang menilai adanya pelanggaran terhadap konstitusi? Di Amerika Serikat,
perselisihan mengenai hal tersebut diserahkan kepada kekuasaan Mahkamah Agung,
sedangkan di Swiss diserahkan kepada Lembaga Perwakilan Rakyat Federal (The Federal
Assembly).

You might also like